Provinsi jambi
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
Laporan tentang mesin dan alat pemanenan budidaya tanaman kelapa sawit. Atas
dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
Ibu Dr Ir Aryunis M.P .selaku dosen pembimbing mata kuliah mekanisasi pertanian.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
Zulpa indra
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
ii
4.4. Agroekosistem Budidaya .................................................................. 13
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Dodos ....................................................................................................... 8
2. Egrek........................................................................................................ 8
3. Agroekosistem Budidaya ..................................................................... 13
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Produk akhir yang diharapkan dari budidaya kelapa sawit yaitu ton TBS (
Tandan Buah Segar ) yang tinggi. Untuk memperoleh hasil tersebut, maka harus
dilakuakan persiapan dan teknik panen yang benar sesuai umur dan keadaan tanaman di
lapangan.Kegiatan panen dilaksanakan pada tanaman muda,dewasa dan juga tanaman
tua hingga tanaman berumur ± 25 tahun.
1
2. Bagaimana teknik pemanenan yang dilakukan pada tanaman sawit
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman kelapa sawit termasuk tanaman multiguna. Tanaman kelapa sawit kini
perkebunan kelapa sawit masih mempunyai prospek harga, ekspor, dan pengembangan
produk (Suwarto dan Octavianty, 2010). Kelapa sawit (Elaeis guinensis jacq.) adalah
salah satu dari beberapa palma yang menghasilkan minyak untuk tujuan komersil.
Minyak sawit selain digunakan sebagai minyak makan, dapat juga digunakan untuk
industri sabun, lilin, dan dalam pembuatan lembaran-lembaran timah serta industri
Kelapa sawit merupakan salah satu penyumbang besar devisa Indonesia. Luas
perkebunan kelapa sawit di Indonesia pada tahun 2008 mencapai 7,3 juta hektar dengan
rata-rata hasil produksi 3,27 juta ton/hektar (Fauzi dkk, 2012), sedangkan pada tahun
2012 luas perkebunan kelapa sawit mencapai 9 juta hektar (Direktorat Jenderal
Perkebunan, 2013). Keuntungan lain yang didapat dari perkebunan kelapa sawit adalah
Dengan meninjau potensi tersebut perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan hasil
minyak kelapa sawit yang berasal dari buah kelapa sawit. Salah satu usaha yang
3
dilakukan adalah meningkatkan efisiensi dan mengurangi masalah panen perkebunan
kelapa sawit.
4
BAB III
METODE
3.2 Tempat :
Alat dan bahan yang digunakan untuk pratikum pengolahan lahan budidaya
tanaman sawit
Alat : - Engrek
-Dodos
- Handpone
- Kertas Jilid
5
BAB IV
4.1 . Hasil.
Panen merupakan suatu kegiatan tahap akhir yang dilakukan pada setiap
perusahaan tanaman budidaya kelapa sawit. Selain bahan tanaman dan pemeliharaan
tanaman, panen juga salah satu faktor yang penting dalam pencapaian produktivitas
tanaman kelapa sawit. Pengelolaan tanaman yang sudah baku (standar) dan potensi
produksi pada pohon tinggi, tidak ada artinya jika panen tidak dilaksanakan secara
optimal. Hasil panen langsung menjadi sumber pemasukan uang bagi perusahaan
melalui penjualan minyak kelapa sawit dan inti kelapa sawit. Teknik panen
merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk mendukung terjaganya kualitas
panen. Teknik panen terdiri atas alat kerja, ancak panen, kondisi areal, skill karyawa n,
supervisi/pengawasan, administrasi potong buah, sistem premi dan denda potong buah
(Pardamean, 2018). Jika dihubungkan dengan pendapat tersebut maka sama seperti yang
dilakukan pada perusahaan kebun kelapa sawit PT. Velindo Aneka Tani yang
mengeluarkan aturan manajemen (standar operasional panen) dalam pelaksanaan
pemanenan kelapa sawit yaitu diantaranya penentuan pengadaan alat panen, kriteria
matang panen, kerapatan panen, rotasi panen, penyediaan tenaga kerja, pengangkutan
panen dan pengawasan panen pada setiap Divisi yang termasuk didalamnya Divisi A.
6
4.2. Alat Perlengkapan
Panen Alat pelengkapan panen harus disiapkan dengan baik agar dapat berjalan
dengan lancar. Alat-alat kerja untuk potong buah yang akan digunakan berbeda
berdasarkan tinggi tanaman (Pahan, 2010). Penggolongan alat kerja tersebut dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu alat untuk memotong TBS, alat untuk bongkar muat TBS dan
alat untuk membawa TBS ke TPH. Perlengkapan panen yang digunakan Tani yaitu
meliputi : dodos, egrek, gancu, angkong, karung goni, tojok dan truk.
Dalam kegiatan panen Tanaman Kelapa Sawit, hal utama yang paling di butuhkan
oleh para pemanen yaitu: Alat kerja yang sering digunakan pada kegiatan panen adalah :
1. Dodos
2. tojok
3. Engrek
4. keranjang
5. Goni untuk tempat mengumpulkan brondolan
6. APD ( Alat Pelindung Diri ) seperti helm, sepatu boot, sarung tanagan dsb.
Alat yang digunakan dalam pemanenan tandan sawit tidak selalu sama, tetapi
berbeda menurut umur tanaman kelapa sawit. Adapun pembagian alat panen adalah
sebagai berikut :
ð Dodos kecil (8 cm) : umur tanaman 3-4 tahun
ð Dodos besar (14 cm) : umur tanaman 4-8 tahun
ð Egrek Fiber 1 batang (6 m) : umur tanaman 9-15 tahun
ð Egrek Fiber 2 batang (12 m) : umur tanaman 16-20 tahun
7
4.2.1 Dodos
4.2.2 Engrek
8
Kelebihan alat dodos dan engrek
Ramah lingkungan
tidak memerlukan biaya operasional untuk menggunakan
dapat mengerjakan dalam semua kondisi lahan
Mudah di bawah
Perawatan alat lebih mudah
Harganya lebih relatif murah\
4.3. Pembahasan
9
tepat, metode pengumpulan buah, dan pengangkutan hasil yang baik ke pabrik
pengolahan buah sawit.
Aspek yang paling penting diperhatikan dalam panen dan pengangkutan buah
adalah hal-hal yang mempengaruhi kualitas akhir dari minyak sawit, khususnya
menyangkut kadar asam lemak bebas. Jadi, untuk mendapatkan hasil panen yang
berkualitas tinggi sebaiknya dibuat persiapan panen yang baik.
Tanaman kelapa sawit mulai berbunga dan membentuk buah setelah umur 2-3
tahun. Buah akan menjadi masak sekitar 5-6 bulan setelah penyerbukan. Agar panen
berjalan lancar, tempat pengumpulan hasil (TPH) harus dipersiapkan dan jalan
pengangkutan hasil (pasar pikul) diperbaiki untuk memudahkan pengangkutan hasil
panen dari kebun ke pabrik. Para pemanen juga harus mempersiapkan peralatan yang
akan digunakan. Pemanenan kelapa sawit perlu memperhatikan beberapa ketentuan
umum agar tandan buah segar (TBS) yang dipanen sudah matang, sehingga minyak
kelapa sawit yang dihasilkan bermutu baik.
Sebelum tanaman memasuki masa panen, perlu dilakukan persiapan panen
yang berguna untuk mendapatkan hasil dari produksi tanaman yang maksimal.
Persiapan panen biasanya dilakukan pada saat tanaman memasuki masa TBM
akhir. Kegiatan yang perlu dilakukan dalam persiapan panen yaitu :
a) Kastrasi
Ablasi atau kastrasi adalah pekerjaan membuang bunga jantan maupun bunga
betina yang masih muda karena buah yang dihasilkan belum ekonomis dan untuk
memaksimalkan pertumbuhan vegetatif. Kastrasi dilakuakan sebanyak 5 rotasi yaitu
pada umur 15-20 / bulan. Kastrasi juga bertujuan untuk menjaga kebersihan tanaman
sehingga mengurangi kemungkinan serangan hama dan penyakit seperti Tirathaba,
Tikus dan Marasmius.
Pelaksanaan kastrasi:
- Semua bunga jantan dan betina sampai ketinggian 30 cm di atas tanah dibuang
- Pelepah jangan terpotong
- Bunga yang kecil dipatahkan dengan pengait
- Bunga yang besar dibuang dengan dodos
- Bunga dikumpulkan dan kalau sudah kering dibakar
10
b) Pruning / Tunas Pasir
Pruning atau pemangkasan adalah pembuangan pelepah- pelepah yang sudah
tidak produktif / pelepah kering pada tanaman kelapa sawit. Pruning / pemangkasan
merupakan termasuk dalam kegiatan persiapan panen.
Pruning perlu dilakukan untuk menjaga jumlah pelepah yang optimal yang berguna untuk
tempat munculnya bunga & pemasakan buah. Pruning dilakukan setelah dilakukan
kastrasi & tanaman sudah mulai memasuki tahap awal panen ( 6 bulan sebelum panen ).
Teknis pruning dilakukan dengan cara :
· Memangkas pelepah searah dengan arah spiral / letak alur pelepah.
· Supaya hasil dari pangkasan terlihat rapi.
· Memangkas pelepah yang tidak produktif, dengan ciri-ciri :
1. Pelepah yang sudah tua dan kering
2. Pelepah sudah tidak dijadikan pelepah songgo ( minimal songgo 2).
3. Memangkas pelepah secara mepet & tepat pada bagian bawah pangkal pelepah.
Pelepah harus dipangkas mepet dengan tujuan untuk mencegah tersangkutnya
brondolan pada pelepah.
4. Menyusun pelepah hasil sisa pangkasan di Gawangan Mati atau disusun di antara
pokok tanaman & dipotong menjadi 3 bagian.
c. Piringan
Piringan merupakan daerah yang berada di sekitar pokok kelapa sawit yang
berbentuk lingkaran. Pada setiap pokok kelapa sawit harus dibuat piringan dengan
Tujuan :
· Memudahkan dalam proses pemanenan.
· Memudahkan dalam pengutipan brondolan & perawatan tanaman
11
Dalam pembuatan piringan biasanya dilakukan secara manual terlebih dahulu
setelah itu dilakukan secara chemis. Dengan manual biasanya untuk membentuk
piringan pada pokok sesuai dengan diameter yang di tentukan,dengan membabat gulma
yang tumbuh di sekitar piringan dan menggaru nya menggunakan cangkul.
Lebar piringan menurut umur sawit :
Tanaman umur 2-6 bulan lebar piringan jari jari 60 cm
Tanaman umur 6-12 bulan lebar piringan jari jari 75 cm
Tanaman umur 12-24 bulan lebar piringan jari jari 100 cm
Tanaman umur 24-36 bulan lebar piringan jari jari 100-125 cm
Tanaman umur lebih dari 24 bulan laebar piringan jari jari 200 cm
d. Pasar pikul
Pasar pikul yaitu: Jalan / akses panen yang di buat diantara dua baris tanaman.
Pembuatan pasar pikul dilakukan pada persiapan panen, sehingga dapat memudahkan
didalam proses pemanenan, terutama pada proses pengangkutan TBS dari dalam blok
ke TPH. Lebar pasar pikul pada umumnya adalah 1,5 m.Pasar pikul dapat dibuat dengan
cara manual dan mekanik.Dengan cara manual menggunakan babat, sedangkan mekanik
dengan menggunakan alat misalnya: dengan rotor slasher.
e. Titi Panen
Titi panen merupakan titian yang di buat sebagai jalan untuk menyebrangi parit
dari jalan Collection menuju ke dalam blok. Titi panen ini hanya di gunakan pada
kondisi lahan yang antara TPH & pasar pikul terpisahkan oleh parit. Titi panen ini
biasanya digunakan pada kondisi lahan Low land, titi panen ini biasa di letakkan pada
setiap pasar pikul yang terpisahkan oleh parit.
f. TPH
Tempat pengumpulan hasil ( TPH ) yaitu: Tempat yang di gunakan untuk
meletakkan & menyusun buah hasil dari pemanenan. Tiap 1 ha biasanya terdapat 3 buah
TPH.Tujuan dari pembuatan TPH yaitu:
Ø Memudahkan dalam perhitungan jumlah janjang yang telah di panen.
Ø Mempermudah dalam proses pengangkutan buah.
12
Dalam pembuatan TPH dalam suatu blok dilakukan ketika tanaman akan
memasuki masa produksi. Pembuatan TPH dilakukan dengan cara : Meratakan tanah
yang akan di buat TPH, bentuk dari TPH yaitu: persegi dengan ukuran 3 x 3.
13
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Panen adalah suatu kegiatan pemungutan hasil pertanian yang telah cukup umur
dan udah saatnya untuk dipetik
5.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Perkebunan Dati I Provinsi Sulawesi Tenggara. 1992. Budi Daya Kelapa Sawit.
Jayapura: Balai Informasi Irian Jaya.
Fauzi, Y., Y. E. Widyastuti, I. Satyawibawa dan R. Hartono. 2004. Kelapa Sawit. Edisi
Revisi.
Kurniawan, Ilham, and Adolf Pieter Lontoh. 2018. “Manajemen Pemanenan Kelapa
Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Divisi 2 Bangun Koling Estate, Kotawaringin
Timur, Kalimantan Tengah.” Buletin Agrohorti 6(1): 151–61.
http://www.ipni.net/ppiweb/filelib.nsf/0/22489A10801FCE2748256B4A00183E48/$file
/OP%20HB%20Mat%20BI%20p1-8.pdf uk dodos dan gerakan menarik untuk
egrek (Fauzi dkk, 2012).
http://hendrasagio.blogspot.com/2010/10/blog-post.html.
http://rony-bujangjumendang.blogspot.com/2012/01/manajemen-panen-kelapa-
sawit-tujuan.html.
15