Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH MEKANISASI PERTANIAN

“Alat dan Mesin Pemanenan Budidaya Perkebunan Sawit

Di Desa Simpang Rantau Gedang Kecamatan Mersam

Kabupaten Batang Hari

Provinsi jambi

Dosen Pengampu:

Dr. Ir. Aryunis, M.P

Disusun Oleh:

Zulpa indra (D1A019149)

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2021

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
Laporan tentang mesin dan alat pemanenan budidaya tanaman kelapa sawit. Atas
dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

Ibu Dr Ir Aryunis M.P .selaku dosen pembimbing mata kuliah mekanisasi pertanian.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

JAMBI, 5 MEI 2021

Penulis
Zulpa indra

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR....................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1


1.2. Identifikasi Masalah ........................................................................... 1
1.3.Tujuan Penulisan ................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 3

2.1. Kelapa Sawit ...................................................................................... 3

2.2. Panen Kelapa Sawit ........................................................................... 4

BAB III METODE ............................................................................................ 5

3.1. Hari dan Tanggal ................................................................................ 5

3.2. Tempat dan Waktu ............................................................................. 5

3.3. Alat dan Bahan ................................................................................... 5

3.4. Metode Pengambilan Sampel ............................................................ 5

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 6

4.1. Hasil ................................................................................................... 6

4.2. Alat Perlengkapan .............................................................................. 7

4.2.1. Dodos .......................................................................................... 8

4.2.2. Egrek .......................................................................................... 8

4.3. Pembahasan ....................................................................................... 9

4.3.1. Persiapan Panen ......................................................................... 9

ii
4.4. Agroekosistem Budidaya .................................................................. 13

BAB V PENUTUP ............................................................................................ 14

6.1. Kesimpulan ........................................................................................ 14

6.2. Saran ................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 15

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Dodos ....................................................................................................... 8
2. Egrek........................................................................................................ 8
3. Agroekosistem Budidaya ..................................................................... 13

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack) berasal dari Nigeria, Afrika
Barat. Meskipun demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari
Amerika Selatan yaitu Brazil karena lebih banyak ditemukan spesies kelapa sawit di
hutan Brazil dibandingkan dengan Afrika. Pada kenyataannya tanaman kelapa sawit
hidup subur di luar daerah asalnya, seperti Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Papua
Nugini. Bahkan mampu memberikan hasil produksi per hektar yang lebih tinggi. Bagi
Indonesia, tanaman kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan perkebunan
nasional. Selain mampu menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada
kesejahteraan masyarakat, juga sebagai sumber perolehan devisa negara. Indonesia
merupakan salah satu produsen utama minyak sawit.
Di Indonesia, tanaman kelapa sawit merupakan tanaman yang banyak
dikebunkan oleh perusahaan-perusahaan besar, baik pemerintah maupun swasta.
Bahkan masyarakat pun banyak bertanam kelapa sawit secara kecil-kecilan. Hal ini
menunjukkan bahwa tanaman kelapa sawit sangat cocok tumbuh di Indonesia. Jika
Indonesia ditargetkan untuk menjadi negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar di
dunia, tentu orang-orang yang mengelolanya, mulai dari pembibitan, penanaman sampai
ke teknik pengelolahan hasil panen harus berlaku profesional.

Produk akhir yang diharapkan dari budidaya kelapa sawit yaitu ton TBS (
Tandan Buah Segar ) yang tinggi. Untuk memperoleh hasil tersebut, maka harus
dilakuakan persiapan dan teknik panen yang benar sesuai umur dan keadaan tanaman di
lapangan.Kegiatan panen dilaksanakan pada tanaman muda,dewasa dan juga tanaman
tua hingga tanaman berumur ± 25 tahun.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dapat diidentifikasikan masalah yakni:

1
2. Bagaimana teknik pemanenan yang dilakukan pada tanaman sawit

1.3 Tujuan Penulisan


Sesuai dengan identifikasi masalah, maka tujuan penulisan adalah untuk
mengetahui apa saja alat untuk persiapan panen, dan bagaimana cara/teknik panen pada
tanaman kelapa sawit .

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit termasuk tanaman multiguna. Tanaman kelapa sawit kini

tersebar di berbagai daerah. Secara umum, dapat diindikasikan bahwa pengembangan

perkebunan kelapa sawit masih mempunyai prospek harga, ekspor, dan pengembangan

produk (Suwarto dan Octavianty, 2010). Kelapa sawit (Elaeis guinensis jacq.) adalah

salah satu dari beberapa palma yang menghasilkan minyak untuk tujuan komersil.

Minyak sawit selain digunakan sebagai minyak makan, dapat juga digunakan untuk

industri sabun, lilin, dan dalam pembuatan lembaran-lembaran timah serta industri

kosmetik (Dinas Perkebunan Dati I Irian Jaya, 1992).

Kelapa sawit merupakan salah satu penyumbang besar devisa Indonesia. Luas

perkebunan kelapa sawit di Indonesia pada tahun 2008 mencapai 7,3 juta hektar dengan

rata-rata hasil produksi 3,27 juta ton/hektar (Fauzi dkk, 2012), sedangkan pada tahun

2012 luas perkebunan kelapa sawit mencapai 9 juta hektar (Direktorat Jenderal

Perkebunan, 2013). Keuntungan lain yang didapat dari perkebunan kelapa sawit adalah

mampu menciptakan lapangan kerja yang mengarah pada kesejahteraan masyarakat.

Dengan meninjau potensi tersebut perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan hasil

minyak kelapa sawit yang berasal dari buah kelapa sawit. Salah satu usaha yang

3
dilakukan adalah meningkatkan efisiensi dan mengurangi masalah panen perkebunan

kelapa sawit.

2.2. Panen Kelapa sawit


Panen buah kelapa sawit di Indonesia masih dilakukan secara manual dan
mengandalkan tenaga manusia. Cara panen buah kelapa sawit dilakukan dengan
memotong tandan buah segar (TBS) dan memotong pelepah daun yang menghalangi
proses pemotongan TBS. Saat ini Indonesia menggunakan 2 jenis alat panen tradisional,
yaitu: dodos dan egrek. Dodos menggunakan pisau dengan bentuk chisel yang
disambung dengan pipa panjang, sedangkan egrek menggunakan pisau dengan bentuk
sickle atau arit yang disambung dengan pipa panjang. Dodos pada umumnya digunakan
untuk pohon kelapa sawit dengan 2 ketinggian 2 – 5 m, sedangkan egrek, digunakan
untuk pohon kelapa sawit dengan ketinggian 5 m atau lebih. Alat tradisional ini
membutuhkan tenaga yang besar dari pengguna karena untuk memotong TBS dilakukan
gerakan menusuk untuk dodos dan gerakan menarik untuk egrek (Fauzi dkk, 2012).

4
BAB III

METODE

3.1 Hari / Tangal :

Kamis dan Sabtu ,6 dan 8 mei 2021

3.2 Tempat :

Desa Simpang Rantau Gedang , Kecamatan Mersam , KabupatenBatang Hari ,


Provinsi Jambi

3.3 Alat Dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan untuk pratikum pengolahan lahan budidaya
tanaman sawit

Alat : - Engrek

-Dodos

- Handpone

Bahan : - Kertas HVS

- Kertas Jilid

3.4 metode pengambilan sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara pratikum mandiri dirumah dengan


mendatangi langsung agroekosistem budidaya sawt.

Dengan Cara kerja :

1. Siapkan bahan yang di perlukan dalam pratikum


2. Memperhatikan bagian bagian dari alat yang di gunakan
3. Melakukan pengambilan beberapa dekumentasi kegiatan pratikum

5
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 . Hasil.

Panen merupakan suatu kegiatan tahap akhir yang dilakukan pada setiap
perusahaan tanaman budidaya kelapa sawit. Selain bahan tanaman dan pemeliharaan
tanaman, panen juga salah satu faktor yang penting dalam pencapaian produktivitas
tanaman kelapa sawit. Pengelolaan tanaman yang sudah baku (standar) dan potensi
produksi pada pohon tinggi, tidak ada artinya jika panen tidak dilaksanakan secara
optimal. Hasil panen langsung menjadi sumber pemasukan uang bagi perusahaan

Peningkatan hasil produksi kelapa sawit dapat dilakukan melalui kegiatan


perluasan areal pertanaman, rehabilitasi kebun yang sudah ada atau intensifikasi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas kelapa sawit yaitu iklim, topografi,
kondisi tanah, bahan tanam, teknik budidaya tanaman, umur tanaman, jumlah populasi
per ha, sistem penyerbukan, sistem koordinasi panen, sistem pengamanan produksi serta
sistem premi panen (Kurniawan and Lontoh 2018)

melalui penjualan minyak kelapa sawit dan inti kelapa sawit. Teknik panen
merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk mendukung terjaganya kualitas
panen. Teknik panen terdiri atas alat kerja, ancak panen, kondisi areal, skill karyawa n,
supervisi/pengawasan, administrasi potong buah, sistem premi dan denda potong buah
(Pardamean, 2018). Jika dihubungkan dengan pendapat tersebut maka sama seperti yang
dilakukan pada perusahaan kebun kelapa sawit PT. Velindo Aneka Tani yang
mengeluarkan aturan manajemen (standar operasional panen) dalam pelaksanaan
pemanenan kelapa sawit yaitu diantaranya penentuan pengadaan alat panen, kriteria
matang panen, kerapatan panen, rotasi panen, penyediaan tenaga kerja, pengangkutan
panen dan pengawasan panen pada setiap Divisi yang termasuk didalamnya Divisi A.

6
4.2. Alat Perlengkapan

Panen Alat pelengkapan panen harus disiapkan dengan baik agar dapat berjalan
dengan lancar. Alat-alat kerja untuk potong buah yang akan digunakan berbeda
berdasarkan tinggi tanaman (Pahan, 2010). Penggolongan alat kerja tersebut dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu alat untuk memotong TBS, alat untuk bongkar muat TBS dan
alat untuk membawa TBS ke TPH. Perlengkapan panen yang digunakan Tani yaitu
meliputi : dodos, egrek, gancu, angkong, karung goni, tojok dan truk.

Dalam kegiatan panen Tanaman Kelapa Sawit, hal utama yang paling di butuhkan
oleh para pemanen yaitu: Alat kerja yang sering digunakan pada kegiatan panen adalah :

1. Dodos
2. tojok
3. Engrek
4. keranjang
5. Goni untuk tempat mengumpulkan brondolan
6. APD ( Alat Pelindung Diri ) seperti helm, sepatu boot, sarung tanagan dsb.
Alat yang digunakan dalam pemanenan tandan sawit tidak selalu sama, tetapi
berbeda menurut umur tanaman kelapa sawit. Adapun pembagian alat panen adalah
sebagai berikut :
ð Dodos kecil (8 cm) : umur tanaman 3-4 tahun
ð Dodos besar (14 cm) : umur tanaman 4-8 tahun
ð Egrek Fiber 1 batang (6 m) : umur tanaman 9-15 tahun
ð Egrek Fiber 2 batang (12 m) : umur tanaman 16-20 tahun

7
4.2.1 Dodos

4.2.2 Engrek

Adapun kelebihan dan kekurangan menggunakan dodos dan engrek yaitu

8
 Kelebihan alat dodos dan engrek

 Ramah lingkungan
 tidak memerlukan biaya operasional untuk menggunakan
 dapat mengerjakan dalam semua kondisi lahan
 Mudah di bawah
 Perawatan alat lebih mudah
 Harganya lebih relatif murah\

 Kekurangan dodos dan engrek

 Membutuhkan tenaga yang banyak Membutuhkan waktu yang lama


 Mudah rusak

 Inovasi Dodos dan Engrek

Inovasi untuk mengatasi permasalahan dalam pemanenan yang multi fungsi,


user friendly, efisien, dan ergonomis. Permasalahan desain dan dimensi yang tidak
sesuai dengan antropometri petani dapat dipecahkan karena dimensi panjang dodos dan
engrek dapat diatur dan disetel sesuai kebutuhan. Sehingga baik pengguna dengan
postur badan tinggi maupun pendek bisa mengatur panjang dodos dan engrekl sesuai
kebutuhan dan kenyamanannya. Multi fungsi dan efisien karena fungsi dodos dan
engrek bangunan dijadikan satu. Agar bisa mendapatkan fungsi lempak, maka
diperlukan sistem yang dapat mengatur sudut kontak antara tangkai dengan pisaul, dan
mampu untuk mengatur sudut kontaknya sendiri.

4.3. Pembahasan

4.3.1 Persiapan Panen


Teknik panen yang baik bertujuan untuk memperoleh jumlah minyak maksimum
dengan kualitas yang paling baik. Untuk mencapai jumlah minyak maksimum dengan
kualitas yang paling baik perlu kematangan buah yang optimum, selang panen yang

9
tepat, metode pengumpulan buah, dan pengangkutan hasil yang baik ke pabrik
pengolahan buah sawit.
Aspek yang paling penting diperhatikan dalam panen dan pengangkutan buah
adalah hal-hal yang mempengaruhi kualitas akhir dari minyak sawit, khususnya
menyangkut kadar asam lemak bebas. Jadi, untuk mendapatkan hasil panen yang
berkualitas tinggi sebaiknya dibuat persiapan panen yang baik.
Tanaman kelapa sawit mulai berbunga dan membentuk buah setelah umur 2-3
tahun. Buah akan menjadi masak sekitar 5-6 bulan setelah penyerbukan. Agar panen
berjalan lancar, tempat pengumpulan hasil (TPH) harus dipersiapkan dan jalan
pengangkutan hasil (pasar pikul) diperbaiki untuk memudahkan pengangkutan hasil
panen dari kebun ke pabrik. Para pemanen juga harus mempersiapkan peralatan yang
akan digunakan. Pemanenan kelapa sawit perlu memperhatikan beberapa ketentuan
umum agar tandan buah segar (TBS) yang dipanen sudah matang, sehingga minyak
kelapa sawit yang dihasilkan bermutu baik.
Sebelum tanaman memasuki masa panen, perlu dilakukan persiapan panen
yang berguna untuk mendapatkan hasil dari produksi tanaman yang maksimal.
Persiapan panen biasanya dilakukan pada saat tanaman memasuki masa TBM
akhir. Kegiatan yang perlu dilakukan dalam persiapan panen yaitu :
a) Kastrasi
Ablasi atau kastrasi adalah pekerjaan membuang bunga jantan maupun bunga
betina yang masih muda karena buah yang dihasilkan belum ekonomis dan untuk
memaksimalkan pertumbuhan vegetatif. Kastrasi dilakuakan sebanyak 5 rotasi yaitu
pada umur 15-20 / bulan. Kastrasi juga bertujuan untuk menjaga kebersihan tanaman
sehingga mengurangi kemungkinan serangan hama dan penyakit seperti Tirathaba,
Tikus dan Marasmius.
Pelaksanaan kastrasi:
- Semua bunga jantan dan betina sampai ketinggian 30 cm di atas tanah dibuang
- Pelepah jangan terpotong
- Bunga yang kecil dipatahkan dengan pengait
- Bunga yang besar dibuang dengan dodos
- Bunga dikumpulkan dan kalau sudah kering dibakar

10
b) Pruning / Tunas Pasir
Pruning atau pemangkasan adalah pembuangan pelepah- pelepah yang sudah
tidak produktif / pelepah kering pada tanaman kelapa sawit. Pruning / pemangkasan
merupakan termasuk dalam kegiatan persiapan panen.

Pruning atau pemangkasan dilakukan dengan tujuan untuk :


1. Memangkas pelepah yang sudah tidak produktif.
2. Mempermudah di dalam proses pemanenan serta pengutipan brondolan.
3. Mempertahankan jumlah pelepah setiap pokoknya minimal 56-64 pelepah.
4. Sanitasi ( Menjaga kebersihan ) tanaman agar tidak diserang oleh Hama & Penyakit.

Pruning perlu dilakukan untuk menjaga jumlah pelepah yang optimal yang berguna untuk
tempat munculnya bunga & pemasakan buah. Pruning dilakukan setelah dilakukan
kastrasi & tanaman sudah mulai memasuki tahap awal panen ( 6 bulan sebelum panen ).
Teknis pruning dilakukan dengan cara :
· Memangkas pelepah searah dengan arah spiral / letak alur pelepah.
· Supaya hasil dari pangkasan terlihat rapi.
· Memangkas pelepah yang tidak produktif, dengan ciri-ciri :
1. Pelepah yang sudah tua dan kering
2. Pelepah sudah tidak dijadikan pelepah songgo ( minimal songgo 2).
3. Memangkas pelepah secara mepet & tepat pada bagian bawah pangkal pelepah.
Pelepah harus dipangkas mepet dengan tujuan untuk mencegah tersangkutnya
brondolan pada pelepah.
4. Menyusun pelepah hasil sisa pangkasan di Gawangan Mati atau disusun di antara
pokok tanaman & dipotong menjadi 3 bagian.
c. Piringan
Piringan merupakan daerah yang berada di sekitar pokok kelapa sawit yang
berbentuk lingkaran. Pada setiap pokok kelapa sawit harus dibuat piringan dengan
Tujuan :
· Memudahkan dalam proses pemanenan.
· Memudahkan dalam pengutipan brondolan & perawatan tanaman

11
Dalam pembuatan piringan biasanya dilakukan secara manual terlebih dahulu
setelah itu dilakukan secara chemis. Dengan manual biasanya untuk membentuk
piringan pada pokok sesuai dengan diameter yang di tentukan,dengan membabat gulma
yang tumbuh di sekitar piringan dan menggaru nya menggunakan cangkul.
Lebar piringan menurut umur sawit :
 Tanaman umur 2-6 bulan lebar piringan jari jari 60 cm
 Tanaman umur 6-12 bulan lebar piringan jari jari 75 cm
 Tanaman umur 12-24 bulan lebar piringan jari jari 100 cm
 Tanaman umur 24-36 bulan lebar piringan jari jari 100-125 cm
 Tanaman umur lebih dari 24 bulan laebar piringan jari jari 200 cm

d. Pasar pikul
Pasar pikul yaitu: Jalan / akses panen yang di buat diantara dua baris tanaman.
Pembuatan pasar pikul dilakukan pada persiapan panen, sehingga dapat memudahkan
didalam proses pemanenan, terutama pada proses pengangkutan TBS dari dalam blok
ke TPH. Lebar pasar pikul pada umumnya adalah 1,5 m.Pasar pikul dapat dibuat dengan
cara manual dan mekanik.Dengan cara manual menggunakan babat, sedangkan mekanik
dengan menggunakan alat misalnya: dengan rotor slasher.

e. Titi Panen
Titi panen merupakan titian yang di buat sebagai jalan untuk menyebrangi parit
dari jalan Collection menuju ke dalam blok. Titi panen ini hanya di gunakan pada
kondisi lahan yang antara TPH & pasar pikul terpisahkan oleh parit. Titi panen ini
biasanya digunakan pada kondisi lahan Low land, titi panen ini biasa di letakkan pada
setiap pasar pikul yang terpisahkan oleh parit.
f. TPH
Tempat pengumpulan hasil ( TPH ) yaitu: Tempat yang di gunakan untuk
meletakkan & menyusun buah hasil dari pemanenan. Tiap 1 ha biasanya terdapat 3 buah
TPH.Tujuan dari pembuatan TPH yaitu:
Ø Memudahkan dalam perhitungan jumlah janjang yang telah di panen.
Ø Mempermudah dalam proses pengangkutan buah.

12
Dalam pembuatan TPH dalam suatu blok dilakukan ketika tanaman akan
memasuki masa produksi. Pembuatan TPH dilakukan dengan cara : Meratakan tanah
yang akan di buat TPH, bentuk dari TPH yaitu: persegi dengan ukuran 3 x 3.

4.4. Agroekosistem Budidaya

Agroekosistem yang ada didesa simpang rantau gedang , kecamatn mersam ,


kabupaten batanghari provinsi jambi.adalah ekosistem budidaya perkebunan kelapa
sawit dan perkebunan karet.
Agroekosistem monokultur pada budidaya sawit adalah sistem pola tanam yang ada
didesa simpang rantau gedang, kecamatan mersam , kabupaten batang hari , provinsi
jambi yang hanya terdiri dari satu jenis pada satu areal pertanaman. Pengelolaan
dengan sistem monokultur, menjadikan penggunaan lahan cukup efisien karena
memungkinkan kemudahan dalam perawatan dan proses menghasilkan buah. Budidaya
dengan sistem monokultur seperti yang ditemukan di lokasi penelitian tidak selalu
cocok untuk kondisi perkebunan rakyat karena dengan sistem tanam monokultur
mengundang resiko ekonomi. Alternatif untuk perkebunan rakyat sebaiknya adalah
sistem pertanian lahan kering yang berkelanjutan yang berbasis pada tanaman pohon
campuran dan diutamakan tanaman komersial. Jelas sistem ini menuju kepada konsep
agroforestri.

13
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Panen adalah suatu kegiatan pemungutan hasil pertanian yang telah cukup umur
dan udah saatnya untuk dipetik

 Penanganan panen sawit meliputi :


 Penentuan umur panen
 Cara panen
 Penangan pasca panen sawit meliputi :\
o Perhitungan Buah di TPH
o Pengangkutan buah dari TPH ke PKS
o Penumpukan dan pengumpulan

5.2 Saran

di indonesia sebagian besar adalah orang perkerja sebagai petani , maka di


perlunya penyampaian informasi yang lebih bisa dipahami oleh masyarakat dan di
berikan pelatihan yang berkelanjutan sehingga bentuk tujuan mekanisasi pertanian
memang benar-benar dapat dirasakan oleh pelaku tani tersebu

14
DAFTAR PUSTAKA

Dinas Perkebunan Dati I Provinsi Sulawesi Tenggara. 1992. Budi Daya Kelapa Sawit.
Jayapura: Balai Informasi Irian Jaya.
Fauzi, Y., Y. E. Widyastuti, I. Satyawibawa dan R. Hartono. 2004. Kelapa Sawit. Edisi
Revisi.
Kurniawan, Ilham, and Adolf Pieter Lontoh. 2018. “Manajemen Pemanenan Kelapa
Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Divisi 2 Bangun Koling Estate, Kotawaringin
Timur, Kalimantan Tengah.” Buletin Agrohorti 6(1): 151–61.

Suwarto dan Octavianty, Y. 2010. Budi Daya 12 Tanaman Perkebunan Unggulan.


Jakarta: Penebar Swadaya.

http://www.ipni.net/ppiweb/filelib.nsf/0/22489A10801FCE2748256B4A00183E48/$file
/OP%20HB%20Mat%20BI%20p1-8.pdf uk dodos dan gerakan menarik untuk
egrek (Fauzi dkk, 2012).
http://hendrasagio.blogspot.com/2010/10/blog-post.html.
http://rony-bujangjumendang.blogspot.com/2012/01/manajemen-panen-kelapa-
sawit-tujuan.html.

15

Anda mungkin juga menyukai