Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BUDIDAYA TANAMAN KELAPA SAWIT

Dosen Pengampu: Catarina  Hariyani, S.IP, M. Si

OLEH:
M. Khoirul Umam
NIM : A210023

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN (STIPER)


BELITANG
2022

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahiim
Alhamndulillahirrabbil Alamin
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam. Itulah pujian yang kami
panjatkan atas kehadirat Maha besar-Nya Allah SWT karena atas limpahan
rahmat, karunia dan inayah-Nya kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “Budidaya Tanaman Kelapa Sawit” dalam rangka memenuhi salah
satu syarat tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Kami menyadari penulisan makalah ini masih begitu banyak kekurangan dan
kelemahan maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari teman-teman mahasiswa, dosen dan pembaca sekalian.

OKU Timur, 02 Januari 2022


Penulis

M. Khoirul Umam

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1


A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2


A. Pengertian Kelapa Sawit ...................................................................... 2
B. Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit .............................................. 3
1. Iklim .............................................................................................. 3
2. Tanah ............................................................................................ 3
C. Teknik Budidaya Tanaman Kelapa Sawit .......................................... 4
1. Pembibitan .................................................................................... 4
2. Persiapan Lahan ............................................................................ 5
3. Pengolhan Tanah ........................................................................... 6
4. Pembuatan Jalan, Parit, dan Teras ................................................ 6
5. Penanaman .................................................................................... 7
6. Hama dan Penyakit ...................................................................... 8
7. Panen ............................................................................................. 9

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 10


A. Kesimpulan ......................................................................................... 10
B. Saran ................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tanaman kelapa sawit memiliki nama latin (Elaeis guineensis Jacq) saat ini
merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang menduduki posisi penting
disektor pertanian umumnya, dan sektor perkebunan khususnya, hal ini
disebabkan karena dari sekian banyak tanaman yang menghasilkan minyak atau
lemak, kelapa sawit yang menghasilkan nilai ekonomi terbesar per hektarnya di
dunia. Melihat pentingnya tanaman kelapa sawit dewasa ini dan masa yang akan
datang, seiring dengan meningkatnya kebutuhan penduduk dunia akan minyak
sawit, maka perlu dipikirkan usaha peningkatan kualitas dan kuantitas produksi
kelapasawit secara tepat agar sasaran yang diinginkan dapat tercapai. Salah satu
diantaranya adalah pengendalian hama dan penyakit.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah teknologi budidaya
tanaman kelapa sawit ini yaitu :
1. Bagaimana syarat tumbuh tanaman kelapa sawit ?
2. Bagaimana teknik budidaya tanaman kelapa sawit ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah teknologi budidaya tanaman kelapa
sawit ini yaitu :
1. Untuk mengetahui syarat tumbuh tanaman kelapa sawit
2. Untuk mengetahui teknik budidaya tanaman kelapa sawit

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kelapa Sawit


Tanaman Kelapa sawit berakar serabut yang terdiri atas akar primer, skunder,
tertier dan kuartier. Akar-akar primer pada umumnya tumbuh ke bawah,
sedangkan akar skunder, tertier dan kuartier arah tumbuhnya mendatar dan ke
bawah. Akar kuartier berfungsi menyerap unsur hara dan air dari dalam tanah.
Akar-akar kelapa sawit banyak berkembang di lapisan tanah atas sampai
kedalaman sekitar 1 meter dan semakin ke bawah semakin sedikit.
Tanaman kelapa sawit umumnya memiliki batang yang tidak bercabang. Pada
pertumbuhan awal setelah fase muda (seedling) terjadi pembentukan batang yang
melebar tanpa terjadi pemanjangan internodia (ruas). Titik tumbuh batang kelapa
sawit terletak di pucuk batang, terbenam di dalam tajuk daun. Di batang terdapat
pangkal pelepah-pelepah daun yang melekat kukuh. Pertumbuhan awal daun
berikutnya akan membentuk sudut. Daun pupus yang tumbuh keluar masih
melekat dengan daun lainnya. Arah pertumbuhan daun pupus tegak lurus ke atas
dan berwarna kuning. Anak daun (leaf let) pada daun normal berjumlah 80-120
lembar.
Tanaman kelapa sawit berumur tiga tahun sudah mulai dewasa dan mulai
mengeluarkan bunga jantan atau bunga betina. Bunga jantan berbentuk lonjong
memanjang, sedangkan bunga betina agak bulat. Tanaman kelapa sawit
mengadakan penyerbukan bersilang (cross pollination). Artinya bunga betina dari
pohon yang satu dibuahi oleh bunga jantan dari pohon yang lainnya dengan
perantaan angin dan atau serangga penyerbuk.
Tandan buah tumbuh di ketiak daun. Semakin tua umur kelapa sawit,
pertumbuhan daunnya semakin sedikit, sehingga buah terbentuk semakin
menurun. Hal ini disebabkan semakin tua umur tanaman, ukuran buah kelapa
sawit akan semakin besar. Kadar minyak yang dihasilkannya pun akan semakin
tinggi. Berat tandan buah kelapa sawit bervariasi, dari beberapa ons hingga 30 kg.

2
B. Syarat Tumbuh
Sebagai tanaman yang dibudidayakan, tanaman kelapa sawit memerlukan
kondisi lingkungan yang baik atau cocok, agar mampu tumbuh subur dan dapat
berproduksi secara maksimal. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan kelapa sawit antara lain keadaan iklim dan tanah. Selain itu, faktor
yang juga dapat mempengaruhi pertumbuhan kelapa sawit adalah faktor genetis,
perlakuan budidaya, dan penerapan teknologi.
1. Iklim
 Penyinaran matahari 
Lama penyinaran matahari yang baik untuk kelapa sawit adalah 7-5 jam per
hari.pertumbuhan kelapa sawit di Sumatera Utara terkanal baik karena berkat
iklim yang sesuai yaitu lama penyinaran matahari yang tinggi dan curah hujan
yang cukup. Umumnya turun pada sore atau malam hari.
 Suhu 
Suhu merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan hasil kelapa sawit.
Suhu rata-rata tahunan daerah-daerah pertanaman kelapa sawit berada antara
25-27 0C, yang menghasilkan banyak tandan. Variasi suhu yang baik jangan
terlalu tinggi. Semakin besar variasi suhu semakin rendah hasil yang
diperoleh. Suhu, dingin dapat membuat tandan bunga mengalami merata
sepanjang tahun.  
 Curah hujan dan kelembaban
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan di daerah tropik, dataran rendah
yang panas, dan lembab. Curah hujan yang baik adalah 2.500-3.000 mm per
tahun yang turun merata sepanjang tahun. Daerah pertanaman yang ideal
untuk bertanam kelapa sawit adalah dataran rendah yakni antara 200-400
meter di atas permukaan laut. Pada ketinggian tempat lebih 500 meter di atas
permukaan laut, pertumbuhan kelapa sawit ini akan terhambat dan
produksinya pun akan rendah.
2. Tanah 
Pertumbuhan dan produksi kelapa sawit dalam banyak hal bergantung pada
karakter lingkungan fisik tempat pertanaman kelapa sawit itu dibudidayakan.

3
Jenis tanah yang baik untuk bertanam kelapa sawit adalah tanah latosol,
podsolik merah kuning, hidromorf kelabu, aluvial, dan organosol/gambut
tipis. Kesesuaian tanah untuk bercocok tanam kelapa sawit ditentukan oleh
dua hal, yaitu sifat-sifat fisis dan kimia tanah. 

C. Teknik Budidaya Tanaman Kelapa Sawit 


1. Pembibitan
Merupakan produk yang dihasilkan dari suatu proses pengadaan bahan
tanaman yang dapat berpengaruh terhadap pencapaian hasil produksi pada masa
selanjutnya. Pembibitan merupakan langkah awal dari seluruh rangkaian kegiatan
budidaya tanaman kelapa sawit. Melalui tahap pembibitan sesuai standar teknis
diharapkan dapat dihasilkan bibit yang baik dan berkualitas. Bibit kelapa sawit
yang baik adalah bibit yang memiliki kekuatan dan penampilan tumbuh yang
optimal serta berkemampuan dalam menghadapi kondisi cekaman lingkungan
pada saat pelaksanaan penanaman (transplanting). Menurut Setyamidjaja, (2006),
untuk menghasilkan bibit yang baik dan berkualitas seperti tersebut di atas,
diperlukan pedoman kerja yang dapat menjadi acuan, sekaligus kontrol selama
pelaksanaan di lapang. Untuk itu berikut ini disampaikan tahapan pembibitan,
mulai dari persiapan, pembibitan awal dan pembibitan utama. 
1) Pemilihan Lokasi 
Penentuan lokasi pembibitan perlu memperhatikan beberapa persyaratan
sebagai berikut: 
 Lokasi Pembibitan mempunyai jalan yang mudah dijangkau dan
mempunyai kondisi baik.
 Areal harus jauh dari sumber hama dan penyakit, serta mempunyai
sanitasi yang baik. 
 Dekat dengan tenaga kerja lapangan sehingga memudahkan dalam
pengawasan. 
 Dekat dengan tempat pengambilan media tanam untuk pembibitan.
Drainase baik, sehingga pada musim hujan tidak tergenang air. 

4
 Dekat dengan sumber air dan air tersedia cukup untuk penyiraman,
dengan kualitas yang memenuhi syarat. 
 Areal diusahakan mempunyai topografi datar dan berada di tengah-
tengah Kebun.
 Areal pembibitan harus terletak sedekat mungkin dengan daerah yang
direncanakan untuk ditanami dengan memperhitungkan biaya
pengangkutan bibit 
2) Media Tanam 
Media tanam yang digunakan seharusnya adalah tanah yang berkualitas
baik, misalnya tanah bagian atas (top soil) pada ketebalan 10-20 cm. Tanah
yang digunakan harus memiliki struktur yang baik, gembur, serta bebas
kontaminasi (hama dan penyakit, pelarut, residu dan bahan kimia). Bila tanah
yang akan digunakan kurang gembur dapat dicampur pasir dengan
perbandingan pasir : tanah = 3 : 1 (kadar pasir tidak melebihi 60%). Sebelum
dimasukkan ke dalam polybag, campuran tanah dan pasir diayak dengan
ayakan kasar berdiameter 2 cm. Proses pengayakan bertujuan untuk
membebaskan media tanam dari sisa-sisa kayu, batuan kecil dan material
lainnya. 
3) Pemeliharaan (pada pembibitan) 
Bibit yang yang telah ditanam di prenursery atau nursery perlu dipelihara
dengan baik agar pertumbuhannya sehat dan subur, sehingga bibit akan dapat
dipindahkan ke lapang sesuai dengan umur dan saat tanam yang tepat. 
Pemeliharaan bibit meliputi : 
 Penyiraman 
 Penyiangan 
 Pengawasan dan seleksi 
 Pemupukan 

2. Persiapan Lahan 
Pembukaan lahan merupakan salah satu tahapan kegiatan dalam budidaya
Kelapa Sawit yang sudah ditentukan jadwalnya berdasarkan tahapan pekerjaan

5
yang akan dilakukan sesuai dengan jenis lahannya (areal) hutan, areal alang-alang,
areal gambut. Supaya areal tersebut dapat ditanami Kelapa sawit maka areal
tersebut harus bersih dari vegetasi atau semak belukar yang akan mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan tanaman pokok. Sedangkan untuk memudahkan
dalam pengelolaan tanaman Kelapa sawit dibutuhkan suatu perencanaan tata
ruang kebun yang direncanakan pada saat pembukaan lahan dan sebelum
penanaman Kelapa sawit. 
Pembukaan Lahan, Dilakukan dengan cara membuat jalan rintisan untuk
pengukuran, membuat petak- petak hektaran(blok),menebang pohon berdiameter
lebih dari 3 inch menggunakan chainsaw. Batang pohon yang sudah di tebang,
dipotong menjadi ukuran yang lebih kecil dan di tumpuk agar lebih mudah kering.
Untuk rencana peremajaan, semua dahan dan ranting dari pohon yang sudah di
tebang di potong sepanjang 5 meter lalu di tumpuk menurut barisan yang teratur.
Tanggul atau sisa pohon bekas penebangan liar yang letaknya bertepatan dengan
lubang tanaman harus di bongkar

3. Pengolahan Tanah
Pengolah tanah dilakukan dengan cara membersihkan lahan dari gulma
menggunakan traktor dengan dua rotasi yang berurutan berupa pembajakan dan
penggarukan, arahnya tegak lurus atau paling tidak sedikit menyilang. Sementara
itu, interval antara rotasi minimum dilakukan dalam dua minggu.

4. Pembuatan Jalan, Parit, dan Teras


Pembuatan Jalan dilakukan dengan cara mengorek, menimbun, mengeraskan
bagian lapangan, membuat bentang, dan membuat parit di sebelah kiri-kanan
jalan. Jalan utama dan jalan produksi dibuat dengan bulldozer dan atau grader.
Jalan sepanjang 1 km dibuat dalam waktu 40-80 jam kerja dengan pemakaian
bahan bakar 80 liter/jam kerja. Selanjutnya, jalan di padatkan dengan
menggunakan alat pemadat (bomag). Pekerjaan ini umumnya dilakukan pada
akhir musim hujan. Pembuatan parit dikerjakan dengan menggali tanah sesuai
ukuran dasar. Tanah galiannya di buang ke tempat tertentu.Saluran air di daerah
berbukit berupa saluran kebun dan saluran utama yang menyalurkan air ke saluran

6
drainase alam (sungai). Saluran kebun di buat setiap 16 baris tanaman kelapa
sawit dan di buat menurut kontur lahan. Saluran utama di buat dengan lebar
bagian atas 150 cm, lebar bagian bawah 80 cm. saluran kebun di buat dengan
lebar bagian atas 90 cm, lebar bagian bawah 60 cm, dan kedalaman 60 cm. Teras
individu di buat menggunakan mal berbentuk tapak kuda dengan muka teras
menhadap kearah lereng bukit. Ukuran teras 3 m x 3 m, jarak antara ajir tanaman
dan tepi muka teras selebar 1,25 m.

5. Penanaman
 Penentuan Pola Tanaman
Pola tanam menggunakan sistem monokultur. Tanaman penutup tanah
(legume cover crop LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting
karena dapat memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah,
mencegah erosi, mempertahankan kelembaban tanah dan menekan
pertumbuhan tanaman pengganggu (gulma). Penanaman tanaman kacang-
kacangan sebaiknya dilaksanakan segera setelah persiapan lahan selesai.
 Pembuatan Lubang Tanam
Pembuatan lubang dilakukan secara mekanis. Lubang tanam disiapkan 2 – 4
minggu sebelum tanam, sebaiknya paling lambat 4 minggu. Ukuran lubang
berkisar antara 60 dan 90 cm dengan kedalaman 60 cm, tergantung kondisi
tanah. Jika tanah gembur dan subur, cukup 60 x 60 x 60 cm, tetapi kalau
tanahnya lebih padat atau berliat dan kurang subur, sebaiknya ukuran lubang
lebih besar. Jarak tanam yang direkondisikan adalah 9x9x9 m sisitem persegi
panjang. Penggalian lubang dilakukan pada titik ajir sedemikian rupa
sehingga ajir berada tepat ditengah lubang tanam. Buat tanda batas
penggalian dengan tongkat berukuran tadi sebelum ajir dicabut untuk
penggalian lubang. Setelah lubang selesai, ajir harus dikembalikan pada
posisi tepat di tengah lubang. Tanah galian dipilah dua yaitu lapisan atas (top
soil) dan lapisan bawah (sub soil) serta meletakkannnya terpisah pada sisi
lubang yang berbeda (kiri-kanan atau utara-selatan) dalam arah yang
konsisten.

7
 Cara Penanaman
Penanaman pada awal musim hujan yaitu bulan Oktober dan bulan
November, setelah hujan turun dengan teratur. Sehari sebelum tanam, siram
bibit pada polibag. Lepaskan plastik polybag hati-hati dan masukkan bibit ke
dalam lubang. Taburkan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dalam
pupuk kandang selama + 1 minggu di sekitar perakaran tanaman. Segera
ditimbun dengan galian tanah atas. Siramkan POC NASA secara merata
dengan dosis ± 5-10 ml/ liter air setiap pohon atau semprot (dosis 3-4
tutup/tangki). Lalu gunakan 1 botol SUPER NASA yang diencerkan dalam 2
liter (2000 ml) air. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi
untuk penyiraman setiap pohon.

6. Hama dan Penyakit


1. Hama
 Hama Tungau 
Penyebabnya tungau merah (Oligonychus). Bagian diserang adalah daun.
Gejala terlihat pada daun menjadi mengkilap dan berwarna bronz.
Pengendalian dapat dilakukan dengan cara Semprot Pestisida atau Natural
BVR. 
 Ulat Setora 
Penyebabnya adalah (Setora nitens). Bagian yang diserang adalah daun.
Gejala yang terlihat pada daun dimakan sehingga tersisa lidinya saja.
Pengendalian dengan cara penyemprotan dengan Pestisida 
2. Penyakit
 Root Blast 
Penyebab dari penyakit ini yaitu (Rhizoctonia lamellifera) dan (Phythium
Sp). Bagian diserang akar. Gejala dapat dilihat dari bibit di persemaian mati
mendadak, tanaman dewasa layu dan mati, terjadi pembusukan akar.
Pengendalian dengan cara pembuatan persemaian yang baik, pemberian air
irigasi di musim kemarau, penggunaan bibit berumur lebih dari 11 bulan.

8
 Garis Kuning
Penyebab dari penyakit ini yaitu (Fusarium oxysporum). Bagian diserang
daun. Gejala terdapat bulatan oval berwarna kuning pucat mengelilingi warna
coklat pada daun, daun mengering. Pengendalian dengan cara inokulasi
penyakit pada bibit dan tanaman muda. 
 Dry Basal Rot 
Penyebab penyakit ini yaitu (Ceratocyctis paradoxa). Bagian diserang batang.
Gejala terdapat pada pelepah mudah patah, daun membusuk dan kering; daun
muda mati dan kering. Pengendalian dengan menanam bibit yang telah
diinokulasi penyakit 

7. Panen 
Dalam budidaya kelapa sawit panen merupakan salah satu kegiatan penting
dan merupakan saat-saat yang ditunggu oleh pemilik kebun, karena saat panen
adalah indikator akan dimulainya pengembalian inventasi yang telah ditanamkan
dalam budidaya. Melalui pemanenan yang dikelola dengan baik akan diperoleh
produksi yang tinggi dengan mutu yang baik dan tanaman mampu bertahan dalam
umur yang panjang. Berbeda dengan tanaman semusim, pemanenan kelapa sawit
hanya akan mengambil bagian yang paling bernilai ekonomi tinggi yaitu tandan
buah yang menghasilkan minyak kelapa sawit dan inti kelapa sawit dan tetap
membiarkan tanaman berproduksi secara terus menerus sampi batas usia
ekonomisnya habis. Secara umum batas usia ekonomis kelapa sawit berkisar 25
tahun.
Kelapa sawit mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah
penyerbukan. Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya
60% buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen.
Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh dari
tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas
dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih. 

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat saya simpulkan bahwa kelapa sawit adalah tanaman
penghasil minyak nabati yang dapat menjadi andalan dimasa depan karena
berbagai kegunaannya bagi kebutuhan manusia. Kelapa sawit termasuk tanaman
daerah tropis yang umumnya dapat tumbuh di daerah antara 120º Lintang Utara
120º Lintang Selatan. Curah hujan optimal yang dikehendaki antara 2.000-2.500
mm per tahun dengan pembagian yang merata sepanjang tahun. Lama penyinaran
matahari yang optimum antara 5-7 jam per hari dan suhu optimum berkisar 240-
380C.
Tanaman kelapa sawit mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan
setelah penyerbukan. Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan,
sedikitnya 60% buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah
matang panen. Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang
lepas/jatuh dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10
buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih. Tanaman dengan
umur kurang dari 10 tahun, jumlah brondolan kuran lebih 10 butir dan tanaman
dengan umur lebih 10 tahun, jumlah brondolan sekitar 15-20 butir. Tanaman
kelapa sawit akan menghasilkan tandan buah segar (TBS) yang dapat dipanen
pada saat tanaman berumur 3 atau 4 tahun.

B. Saran
Melihat pentingnya tanaman kelapa sawit dewasa ini dan masa yang akan
datang seiring dengan meningkatnya kebutuhan penduduk dunia akan minyak
sawit, maka perlu dipikirkan teknologi produksi sebagai usaha peningkatan
kualitas dan kuantitas produksi kelapa sawit.

10
DAFTAR PUSTAKA

Setyamidjaja dan Djoehana. 1991. Budidaya Kelapa sawit. Kanisius. Yogyakarta 

Pahan, I. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta.

Perangin-angin, S.A. 2006. Pengendalian Gulma di Kebun Kelapa Sawit (Elaeis


guinensis Jacq.) Kawan Batu Estate, PT. Teguh Sempurna, Minamas
Plantation, Kalimantan Tengah.

Zaman, F.F.S.B. 2006. Manajemen Pengendalian Hama dan penyakit pada


Tanaman Belum Mengahasilkan di Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis
guinensis Jacq.) Sumatera barat.

Sastrosayono, S., 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Setyamidjaja, D. 2006. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta. 62 Hal.

Sunarko, 2008. Petunjuk Praktis Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit.


Agromedia Pustaka, Jakarta.

Anonim. 2012. Makalah teknik budidaya kelapa sawit. http://www.blogspot.com .


(Diakses, 25 Nopember 2015)

Sulesman. 2014. Makalah budidaya tanaman kelapa sawit.


http://.blogspot.co.id/.html (diakses, 25 Nopember 2015)

11

Anda mungkin juga menyukai