Anda di halaman 1dari 13

KARYA TULIS

CARA MENANAM SAWIT

Di susun oleh :
Nama : Selfi Natasyah
Kelas : IX.5

SMP NEGERI 1 MESUJI RAYA


KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR
TP. 2022/2023
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikanrahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil

menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “CARA MENANAM SAWIT” dengan

tepat waktunya. Karya ilmiah ini berisikan tentang informasi pengertian sawit,

kelebihan sawit, budidaya sawit, jeni-jenis sawit, dan manfaat sawit.

Kami menyadari bahwa karya ilmiah yang kami buat ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat

membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata,

kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telahberperan serta dalam

penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga AllahSWT senantiasa

meridhai segala usaha kita. Amin.

Sumbu Sari,10 Maret 2023

Peyusun
DAFTAR ISI

Kata pengantar

Daftar isi

Bab I. Pendahuluan

A. Latar belakang masalah

B. Rumusan masalah

C. Tujuan penulisan

Bab II. Pembahasan

2.1 Pengertian kelapa sawit

2.2 Syarat tumbuh kelapa sawit

2.3 Tehnik budidaya tanaman kelapa sawit

Bab III. Penutup

1. Kesimpulan

2. Saran
Bab I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Tanaman kelapa sawit memiliki nama latin (Elaeis guineensis Jacq)

saat ini merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang menduduki

posisi  penting disektor pertanian umumnya, dan sektor perkebunan khususnya,

hal ini disebabkan karena dari sekian banyak tanaman yang menghasilkan

minyak atau lemak, kelapa sawit yang menghasilkan nilai ekonomi terbesar per

hektarnya di dunia (Balai Informasi Pertanian, 1990).

Melihat pentingnya tanaman kelapa sawit dewasa ini dan masa yang

akan datang, seiring dengan meningkatnya kebutuhan  penduduk dunia akan

minyak sawit, maka perlu dipikirkan usaha peningkatan kualitas dan kuantitas

produksi kelapasawit secara tepat agar sasaran yang diinginkan dapat tercapai.

Salah satu diantaranya adalah pengendalian hama dan  penyakit

B. Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah teknologi budidaya

tanaman kelapa sawit ini adalah :

 Bagaimana syarat tumbuh tanaman kelapa sawit?

 Bagaimana tehnik budidaya tanaman kelapa sawit?

C. Tujuan penulisan

Adapun tujuan penulisan dari pembuatan karya ilmiah ini adalah :

 Untuk mengetahui syarat tumbuh tanaman kelapa sawit.

 Untuk mengetahui tehnik budidaya tanaman kelapa sawit.


Bab II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian kelapa sawit

  Tanaman Kelapa sawit berakar serabut yang terdiri atas akar primer,

skunder, tertier dan kuartier. Akar-akar primer pada umumnya tumbuh ke bawah,

sedangkan akar skunder, tertier dan kuartier arah tumbuhnya mendatar dan ke

bawah. Akar kuartier berfungsi menyerap unsur hara dan air dari dalam tanah.

Akar-akar kelapa sawit banyak berkembang di lapisan tanah atas sampai

kedalaman sekitar 1 meter dan semakin ke bawah semakin sedikit.

Tanaman kelapa sawit umumnya memiliki batang yang tidak bercabang.

Pada pertumbuhan awal setelah fase muda (seedling) terjadi pembentukan batang

yang melebar tanpa terjadi pemanjangan internodia (ruas). Titik tumbuh batang

kelapa sawit terletak di pucuk batang, terbenam di dalam tajuk daun. Di batang

terdapat pangkal pelepah-pelepah daun yang melekat kukuh (Sunarko, 2008).

Pertumbuhan awal daun berikutnya akan membentuk sudut. Daun pupus

yang tumbuh keluar masih melekat dengan daun lainnya. Arah pertumbuhan daun

pupus tegak lurus ke atas dan berwarna kuning. Anak daun (leaf let) pada daun

normal berjumlah 80-120 lembar (Setyamidjaja, 2006). Tanaman kelapa sawit

berumur tiga tahun sudah mulai dewasa dan mulai mengeluarkan bunga jantan

atau bunga betina. Bunga jantan berbentuk lonjong memanjang, sedangkan bunga

betina agak bulat.

Tanaman kelapa sawit mengadakan penyerbukan bersilang (cross

pollination). Artinya bunga betina dari  pohon yang satu dibuahi oleh bunga jantan

dari pohon yang lainnya dengan  perantaan angin dan atau serangga penyerbuk

(Sunarko, 2008). Tandan buah tumbuh di ketiak daun. Semakin tua umur kelapa

sawit,  pertumbuhan daunnya semakin sedikit, sehingga buah terbentuk semakin

menurun. Hal ini disebabkan semakin tua umur tanaman, ukuran buah kelapa
sawit akan semakin besar. Kadar minyak yang dihasilkannya pun akan semakin

tinggi. Berat tandan buah kelapa sawit bervariasi, dari beberapa ons hingga 30 kg.

(I Made Sirka dkk, budidaya kelapa sawit, Luwu Timur).

2.2 Syarat tumbuh kelapa sawit

Sebagai tanaman yang dibudidayakan, tanaman kelapa sawit memerlukan

kondisi lingkungan yang baik atau cocok, agar mampu tumbuh subur dan dapat

berproduksi secara maksimal. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

pertumbuhan kelapa sawit antara lain keadaan iklim dan tanah. Selain itu, factor

yang juga dapat mempengaruhi pertumbuhan kelapa sawit adalah faktor genetis,

perlakuan budidaya, dan penerapan teknologi.

a. Iklim

 Penyinaran matahari

Lama penyinaran matahari yang baik untuk kelapa sawit adalah 7-5 jam per

hari.pertumbuhan kelapa sawit di Sumatera Utara terkanal baik karena berkat

iklim yang sesuai yaitu lama penyinaran matahari yang tinggi dan curah hujan

yang cukup. Umumnya turun pada sore atau malam hari.

 Suhu

Suhu merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan hasil kelapa sawit.

Suhu rata-rata tahunan daerah-daerah pertanaman kelapa sawit berada

antara 25-27 0C, yang menghasilkan banyak tandan. Variasi suhu yang baik

jangan terlalu tinggi. Semakin besar variasi suhu semakin rendah hasil yang

diperoleh. Suhu, dingin dapat membuat tandan bunga mengalami merata

sepanjang tahun

 Curah hujan dan kelembaban

Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan di daerah tropik, dataran rendah

yang panas, dan lembab. Curah hujan yang baik adalah 2.500-3.000 mm per
tahun yang turun merata sepanjang tahun. Daerah pertanaman yang ideal

untuk bertanam kelapa sawit adalah dataran rendah yakni antara 200-400

meter di atas permukaan laut. Pada ketinggian tempat lebih 500 meter di atas

permukaan laut, pertumbuhan kelapa sawit ini akan terhambat dan

produksinya pun rendah.

b. Tanah

Pertumbuhan dan produksi kelapa sawit dalam banyak hal bergantung  pada

karakter lingkungan fisik tempat pertanaman kelapa sawit itu dibudidayakan

Jenis tanah yang baik untuk bertanam kelapa sawit adalah tanah latosol,

podsolik merah kuning, hidromorf kelabu, aluvial, dan organosol/gambut tipis.

Kesesuaian tanah untuk bercocok tanam kelapa sawit ditentukan oleh dua hal,

yaitu sifat-sifat fisis dan kimia tanah

2.3 Teknik Budidaya Tanaman Kelapa Sawit

A. Pembibitan

Pembibitan merupakan produk yang dihasilkan dari suatu proses

pengadaan bahan tanaman yang dapat berpengaruh terhadap pencapaian hasil

produksi pada masa selanjutnya. Pembibitan merupakan langkah awal dari seluruh

rangkaian kegiatan budidaya tanaman kelapa sawit. Melalui tahap pembibitan

sesuai standar teknis diharapkan dapat dihasilkan bibit yang baik dan berkualitas.

Bibit kelapa sawit yang baik adalah bibit yang memiliki kekuatan dan  penampilan

tumbuh yang optimal serta berkemampuan dalam menghadapi kondisi cekaman

lingkungan pada saat pelaksanaan penanaman (transplanting). Menurut

Setyamidjaja, (2006), untuk menghasilkan bibit yang  baik dan berkualitas seperti

tersebut di atas, diperlukan pedoman kerja yang dapat menjadi acuan, sekaligus

kontrol selama pelaksanaan di lapang. Untuk itu berikut ini disampaikan tahapan

pembibitan, mulai dari persiapan,  pembibitan awal dan pembibitan utama.

a. Pemilihan lokasi
Penentuan lokasi pembibitan perlu memperhatikan beberapa

persyaratan sebagai berikut:

 Lokasi Pembibitan mempunyai jalan yang mudah dijangkau dan

mempunyai kondisi baik.

 Areal harus jauh dari sumber hama dan penyakit, serta mempunyai

sanitasi yang baik.

 Dekat dengan tenaga kerja lapangan sehingga memudahkan dalam

pengawasan.

 Dekat dengan tempat pengambilan media tanam untuk pembibitan.

Drainase baik, sehingga pada musim hujan tidak tergenang air

 Dekat dengan sumber air dan air tersedia cukup untuk penyiraman,

dengan kualitas yang memenuhi syarat.

 Areal diusahakan mempunyai topografi datar dan berada di tengah-tengah

Kebun.

 Areal pembibitan harus terletak sedekat mungkin dengan daerah yang

direncanakan untuk ditanami dengan memperhitungkan biaya

pengangkutan bibit.

b. Media tanam

Media tanam yang digunakan seharusnya adalah tanah yang  berkualitas baik,

misalnya tanah bagian atas (top soil) pada ketebalan 10-20 cm. Tanah yang

digunakan harus memiliki struktur yang baik, gembur, serta  bebas

kontaminasi (hama dan penyakit, pelarut, residu dan bahan kimia). Bila tanah

yang akan digunakan kurang gembur dapat dicampur pasir dengan

perbandingan pasir : tanah = 3 : 1 (kadar pasir tidak melebihi 60%). Sebelum

dimasukkan ke dalam polybag, campuran tanah dan pasir diayak dengan

ayakan kasar berdiameter 2 cm. Proses pengayakan bertujuan untuk

membebaskan media tanam dari sisa-sisa kayu, batuan kecil dan material

lainnya
c. Pemeliharaan pada pembibitan

Media tanam yang digunakan seharusnya adalah tanah yang  berkualitas baik,

misalnya tanah bagian atas (top soil) pada ketebalan 10-20 cm. Tanah yang

digunakan harus memiliki struktur yang baik, gembur, serta  bebas kontaminasi

(hama dan penyakit, pelarut, residu dan bahan kimia). Bila tanah yang akan

digunakan kurang gembur dapat dicampur pasir dengan  perbandingan pasir :

tanah = 3 : 1 (kadar pasir tidak melebihi 60%). Sebelum dimasukkan ke dalam

polybag, campuran tanah dan pasir diayak dengan ayakan kasar berdiameter 2

cm. Proses pengayakan bertujuan untuk membebaskan media tanam dari sisa-

sisa kayu, batuan kecil dan material lainnya.

B. Persiapan Lahan

Pembukaan lahan merupakan salah satu tahapan kegiatan dalam budidaya

Kelapa Sawit yang sudah ditentukan jadwalnya berdasarkan tahapan pekerjaan

yang akan dilakukan sesuai dengan jenis lahannya (areal) hutan, areal alang-

alang, areal gambut. Supaya areal tersebut dapat ditanami Kelapa sawit maka

areal tersebut harus bersih dari vegetasi atau semak belukar yang akan

mengganggu  pertumbuhan dan perkembangan tanaman pokok. Sedangkan untuk

memudahkan dalam pengelolaan tanaman Kelapa sawit dibutuhkan suatu

perencanaan tata ruang kebun yang direncanakan pada saat pembukaan lahan

dan sebelum  penanaman Kelapa sawit (Setyamidjaja, 2003).

Pembukaan Lahan dilakukan dengan cara membuat jalan rintisan untuk

pengukuran, membuat petak- petak hektaran(blok),menebang pohon berdiameter

lebih dari 3 inch menggunakan chainsaw. Batang pohon yang sudah di tebang,

dipotong menjadi ukuran yang lebih kecil dan di tumpuk agar lebih mudah kering.

Untuk rencana peremajaan, semua dahan dan ranting dari pohon yang sudah di

tebang di potong sepanjang 5 meter lalu di tumpuk menurut barisan yang teratur.
Tanggul atau sisa pohon bekas penebangan liar yang letaknya bertepatan dengan

lubang tanaman harus di bongkar

C.Pengolahan tanah

Pengolahan tanah dilakukan dengan cara membersihkan lahan dari gulma

menggunakan traktor dengan dua rotasi yang berurutan berupa pembajakan dan

penggarukan, arahnya tegak lurus atau paling tidak sedikit menyilang. Sementara

itu, interval antara rotasi minimum dilakukan dalam dua minggu.

D. Pembuatan jalan, parit dan teras

Pembuatan Jalan dilakukan dengan cara mengorek, menimbun,

mengeraskan bagian lapangan, membuat bentang, dan membuat parit di sebelah

kiri-kanan jalan. Jalan utama dan jalan produksi dibuat dengan bulldozer dan atau

grader. Jalan sepanjang 1 km dibuat dalam waktu 40-80 jam kerja dengan

pemakaian bahan bakar 80 liter/jam kerja. Selanjutnya, jalan di padatkan dengan

menggunakan alat pemadat (bomag). Pekerjaan ini umumnya dilakukan pada

akhir musim hujan. Pembuatan parit dikerjakan dengan menggali tanah sesuai

ukuran dasar. Tanah galiannya di buang ke tempat tertentu.Saluran air di daerah

berbukit berupa saluran kebun dan saluran utama yang menyalurkan air ke saluran

drainase alam (sungai). Saluran kebun di buat setiap 16 baris tanaman kelapa  

sawit dan di buat menurut kontur lahan. Saluran utama di buat dengan lebar

bagian atas 150 cm, lebar bagian bawah 80 cm. saluran kebun di buat dengan

lebar bagian atas 90 cm, lebar bagian bawah 60 cm, dan kedalaman 60 cm. Teras

individu di buat menggunakan mal berbentuk tapak kuda dengan muka teras

menhadap kearah lereng bukit. Ukuran teras 3 m x 3 m, jarak antara ajir tanaman

dan tepi muka teras selebar 1,25 m.

E. Penanaman

o Penentuan pola tanaman


Pola tanam menggunakan sistem monokultur. Tanaman penutup tanah (legume

cover rop LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena dapat

memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi,

mempertahankan kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan tanaman

pengganggu (gulma). Penanaman tanaman kacang-kacangan sebaiknya

dilaksanakan segera setelah persiapan lahan selesai.

o Pembuatan lubang tanam

 Pembuatan lubang dilakukan secara mekanis. Lubang tanam disiapkan 2

sampai 4 minggu sebelum tanam, sebaiknya paling lambat 4 minggu. Ukuran

lobang  berkisar antara 60 dan 90 cm dengan kedalaman 60 cm, tergantung

kondisi tanah. Jika tanah gembur dan subur, cukup 60 x 60 x 60 cm, tetapi kalau

tanahnya lebih padat atau berliat dan kurang subur, sebaiknya ukuran lobang lebih

besar. .Jarak tanam yang direkondasikan adalah 9x9x9 m sistem persegi panjang.

Penggalian lubang dilakukan pada titik ajir sedemikian rupa sehingga ajir berada

tepat di tengah lubang tanam. Buat tanda batas penggalian dengan tongkat

berukuran tadi sebelum ajir dicabut untuk penggalian lubang. Setelah lubang

selesai, ajir harus dikembalikan pada posisi tepat di tengah lubang. Tanah galian

dipilah dua yaitu lapisan atas (top soil) dan lapisan bawah (sub soil) serta

meletakkannya terpisah pada sisi lubang yang berbeda (kiri sampai kanan atau

utara sampai selatan) dalam arah yang konsisten.

o Cara penanaman

Penanaman pada awal musim hujan yaitu bulan Oktober dan bulan  November,

setelah hujan turun dengan teratur. Sehari sebelum tanam, siram bibit  pada

polibag. Lepaskan plastik polybag hati-hati dan masukkan bibit ke dalam lubang.

Taburkan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dalam pupuk kandang

selama + 1 minggu di sekitar perakaran tanaman. Segera ditimbun dengan galian

tanah atas. Siramkan POC NASA secara merata dengan dosis ± 5-10 ml/ liter air

setiap pohon atau semprot (dosis 3-4 tutup/tangki). Lalu gunakan 1  botol SUPER
NASA yang diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air. Kemudian setiap 1 liter air diberi

10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.

F. Panen

Dalam budidaya kelapa sawit panen merupakan salah satu kegiatan

penting dan merupakan saat-saat yang ditunggu oleh pemilik kebun, karena saat

panen adalah indikator akan dimulainya pengembalian inventasi yang telah

ditanamkan dalam budidaya. Melalui pemanenan yang dikelola dengan baik akan

diperoleh produksi yang tinggi dengan mutu yang baik dan tanaman mampu

bertahan dalam umur yang panjang. Berbeda dengan tanaman semusim,

pemanenan kelapa sawit hanya akan mengambil bagian yang paling bernilai

ekonomi tinggi yaitu tandan buah yang menghasilkan minyak kelapa sawit dan inti

kelapa sawit dan tetap membiarkan tanaman berproduksi secara terus menerus

sampi batas usia ekonomisnya habis. Secara umum batas usia ekonomis kelapa

sawit berkisar 25 tahun.

Kelapa sawit mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah

penyerbukan. Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60%

buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen. Ciri

tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh dari tandan

yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari

tandan yang beratnya 10 kg atau lebih


BAB III

PENUTUP
 
1. Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat saya simpulkan bahwa kelapa sawit adalah

tanaman penghasil minyak nabati yang dapat menjadi andalan dimasa depan

karena berbagai kegunaannya bagi kebutuhan manusia. Kelapa sawit termasuk

tanaman daerah tropis yang umumnya dapat tumbuh di daerah antara 120º

Lintang Utara 120º Lintang Selatan. Curah hujan optimal yang dikehendaki antara

2.000-2.500 mm per tahun dengan pembagian yang merata sepanjang tahun.

Lama  penyinaran matahari yang optimum antara 5-7 jam per hari dan suhu

optimum  berkisar 240-380C.

Tanaman kelapa sawit mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5

bulan setelah penyerbukan. Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan,

sedikitnya 60% buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah

matang panen. Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang

lepas/jatuh dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10

buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih. Tanaman dengan

umur kurang dari 10 tahun, jumlah brondolan kuran lebih 10 butir dan tanaman

dengan umur lebih 10 tahun, jumlah brondolan sekitar 15-20 butir. Tanaman

kelapa sawit akan menghasilkan tandan buah segar (TBS) yang dapat dipanen

pada saat tanaman berumur 3 atau 4 tahun.

2. Saran

 Melihat pentingnya tanaman kelapa sawit dewasa ini dan masa yang akan datang

seiring dengan meningkatnya kebutuhan penduduk dunia akan minyak sawit,

maka perlu dipikirkan teknologi produksi sebagai usaha peningkatan kualitas dan

kuantitas produksi kelapa sawit

Anda mungkin juga menyukai