KELAPA SAWIT
Disusun oleh :
Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung
proses pembuatan makalah yang telah saya buat. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi pembaca untuk mengetahui manfaat tumbuhan kelapa sawi
ii
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN4
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Penulisan 5
D. Manfaat Penulisan 5
BAB II PEMBAHASAN 6
A. Pengertian Kelapa Sawit 6
B. Budidaya Kelapa Sawit 8
C. Keunggulan dan Manfaat 9
D. Pemasaran Minyak Kelapa Sawit 10
BAB III PENUTUP 12
A. Kesimpulan 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelapa sawit adalah tumbuhan perkebunan yang berguna sebagai
penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar.
Perkebunan kelapa sawit dapat menghasilkan keuntungan besar sehingga
banyak hutan dan perkebunan lama seperti kebun karet, kebun buah-
buahan dan lainnya dikonversikan menjadi perkebunan kelapa sawit.
Penyebaran kelapa sawit di Indonesia berada pada pulau Sumatra,
Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Papua, dan beberapa pulau tertentu di
Indonesia. Buah kelapa sawit digunakan sebagai bahan mentah minyak
goreng, margarine, sabun , kosmetik, industri farmasi. Bagian yang paling
populer untuk diolah dari kelapa sawit adalah buah. Bagian daging dari
buah kelapa sawit menghasilkan minyak mentah yang diolah menjadi
bahan baku minyak goreng. Sisa pengolahannya digunakan sebagai bahan
campuran makanan ternak dan difermentasikan menjadi kompos.
Sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting
peranannya di dalam perekonomian diberbagai negara berkembang
termasuk Indonesia. Produksi pertanian hanya dapat diperoleh jika
persyaratan yang dibutuhkan dapat dipenuhi, yaitu tanah, tenaga kerja,
modal dan skill. Indonesia sebagai negara yang banyak mempunyai
perkebunan kelapa sawit sehingga banyak persaingan investor di dunia
pasar, yang dapat dilihat tidak konstanya harga kelapa sawit/ harga kelapa
sawit berubahubah sesuai dengan standar dan hukum Indonesia.
Mengingat besarnya dampak harga kelapa sawit terhadap perekonomian
Indonesia, dibutuhkan suatu metode yang baik untuk dapat mengetahui/
memprediksikan harga kelapa sawit. Alasan dipilihnya harga kelapa sawit
dalam penuliasan ini, yaitu harga kelapa sawit merupakan harga yang
sedang berkembang dengan pesat serta tidak konstan terutama di
Indonesia. Harga kelapa sawit juga mempengaruhi para investor, tenaga
kerja, dan devisa negara Indonesia.
4
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu kelapa sawit ?
2. Apa saja keunggulan dan manfaat kelapa sawit ?
3. Mengapa budidaya kelapa sawit perlu dilakukan dengan baik?
4. Bagaimana pemasaran produk yang dihasilkan ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana cara membudidaya kelapa sawit.
2. Untuk mengetahui keunggulan dan manfaat tanaman kelapa sawit
3. Untuk mengetahui bagaimana pemasaran produk yang dihasilkan.
D. Manfaat Penulisan
1. Memberikan wawasan tentang tumbuhan kelapa sawit
2. Dapat mencoba menanam kelapa sawit serta memasarkannya.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
bertanah Podzolik. Kemiringan lahan kebun kelapa sawit sebaiknya tidak lebih
dari 15°. Jika kemiringan lahan sudah melebihi 15° maka diperlukan tindakan
konservasi tanah berupa pembuatan terasan,tapak kuda, rorak dan parit kaki bukit.
Kesesuaian lahan
Lahan yang sesuai untuk kelapa sawit dapat berupa hutan primer dan
sekunder,semak belukar, bekas perkebunan komoditas lain (karet, kelapa, kakao),
padang alang alang, atau bahkan bekas kebun tanaman pangan (jagung, singkong,
padigogo), serta kebun kelapa sawit tua (peremajaan). Teknik pembukaan lahan
dapat dilakukan secara manual, mekanis, kimia atau kombinasi, tergantung
keadaan vegetasinya.
a) Ketinggian Tempat
Tanaman kelapa sawit bisa tumbuh dan berbuah hingga ketinggian tempat
1000 mdpl. Namun, untuk produktivitas optimalnya di ketinggian400m
dpl.
b) Topografi
Baik di kemiringan lereng 0°-12° atau 21%. Lahan yang kemiringannya
13°-25° masih bisa ditanami kelapa sawit, tetapi petumbuhannya kurang
baik. Untuk lahan yang kemiringannya >25° sebaiknya tidak dipilih karena
menyulitkan dalam pengangkutan buah saat panen dan beresiko terjadi
erosi.
c) Drainase
Kelapa sawit memerlukan oksigen sehingga tidak menyukai daerah yang
tergenang. Drainase yang jelek dapat menghambat kelancaran penyerapan
unsur haradan proses nitrifikasi , sehingga tanaman akan kekurangan unsur
nitrogen (N).
d) Tanah
Kelapa sawit dapat tumbuh di tanah podsolik, latosol, hidromorfik
kelabu,regosol, andosol, dan alluvial. Tanah gambut juga dapat di tanami
kelapa sawit asalkan ketebalan gambutnya tidak lebih dari satu meter dan
sudah tua (saphrik). Sifat tanah yang perlu di perhatikan untuk budi daya
kelapa sawit adalah sebagai berikut :
Sifat Fisik Tanah : Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh baik di tanah
yangbertekstur lempung berpasir, tanah liat berat, tanah gambut
memiliki ketebalan tanahlebih dari 75 cm, dan berstruktur kuat.
Sifat Kimia Tanah : Untuk mendapatkan produksi yang tinggi
dibutuhkankandungan unsur hara yang tinggi dan pH tanah
bereaksi dengan asam dengan kisarannilai 4,0- 6,0 dan ber pH
optimum 5,0-5,5.
7
Kesesuaian iklim
Sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis (15° LU – 15° LS).
Curah hujan optimal untuk tanaman kelapa sawit adalah 1250-
2500 mm/tahun. Kelapa sawit lebih toleran
dengan curah hujan yang tinggi
dibandingkan dengan jenis tanaman lainnya. Jumlah bulan
kering lebih dari 3 bulan
merupakan faktor pembatas berat. Adanya bulan kering yang
panjang dan curahhujan yang rendah akan menyebabkan terjadinya defisit air. Ke
adaan angin tidak terlalu berpengaruh karena kelapa sawit lebih tahan terhadap
angin kencang dibandingkan tanaman lainnya.
8
yang dibutuhkan supaya BEP setelah panen. Masa BEP yang sebenarnya sendiri
saat umur 7 th. Setelah umur 7 tahun dimana hasil yang didapat untuk tiap HA
juga naik sedang biaya produksi untuk pupuk, pemangkasan daun, penyemprotan
relative sama dengan sebelum 4 th. Biaya yang naik adalah biaya ongkos panen
dan ongkos transportasi (biaya untuk mengangkut hasil panen) sampai pabrik.
Dalam keadaan yang optimal, produktivitas kelapa sawit dapat mencapai 20-25
ton TBS/ha/tahun atau sekitar 4-5 ton minyak sawit.
9
(3) Dalam proses produksi maupun pengolahan juga mampu menciptakan
kesempatan kerja dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sampai pertengahan tahun 1970 an minyak kelapa merupakan pemasok
utama dalam kebutuhan minyak nabati dalam negeri. Baik minyak goreng
maupun industri pangan lainnya lebih banyak menggunakan minyak kelapa dari
pada minyak sawit. Produksi kelapa yang cenderung menurun selam 20 tahun
terakhir ini menyebabkan pasokannya tidak terjamin, sehingga timbul krisis
minyak kelapa pada awal tahun 1970. Di sisi lain, produksi minyak kelapa sawit
cenderung meningkat sehingga kedudukan minyak kelapa digantikan oleh kelapa
sawit, terutama dalam industri minyak goreng. Dari segi perolehan devisa, selama
beberapa tahun terkhir ini kondisinya kurang baik. Volume ekspor selama dekade
terakhir ini memang selalu meningkat, akan tetapi peningkatannya tidak selalu
diikuti oleh peningkatan dalam nilainya. Hal ini terjdi karena adanya fluktuasi
harga di pasaran Internasional.
Margin Pemasaran
Analisis margin pemasaran digunakan untuk mengetahui distribusi biaya
dari aktivitas pemasaran dan keuntungan dari setiap lembaga perantara
dengan kata lain analisis margin pemasaran dilakukan dengan mengetahui
tingkat kompetisi dari para pelaku pemasaran yang terlibat dalam
pemasaran/distribusi.
10
Secara matematis margin pemasaran dihitung dengan formulasi sebaga
berikut :
MP = Pr – Pf
Keterangan:
MP = Margin Pemasaran (Rp/kg)
Pr = Harga ditingkat PKS (Rp/kg)
Pf = Harga ditingkat petani (Rp/kg)
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada umumnya tanaman kelapa sawit tumbuh pada lahan
semak belukar dengan ketinggian 1-500 mdpl dengan kelembaban
80-90% dan kecepatan angin 5-6 km/jamuntuk membantu proses
penyerbukan. Sawit membutuhkan iklim dengan curah hujanstabil,
2000-2500 mm setahun. Pola curah hujan tahunan memengaruhi
perilakupembungaan dan produksi buah sawit.Tanaman kelapa
sawit memerlukan penyinaran antara 5-7 jam/hari. Temperatur
optimal untuk pertumbuhan kelapa sawit 24°C – 28°C.Kelapa
sawit dapat tumbuh pada jenis tanah Podzolik, Latosol,
Hidromorfik Kelabu,Alluvial atau Regosol, tanah gambut saprik,
dataran pantai dan muara sungai. Produksi kelapa sawit lebih tinggi
jika di tanam di daerah bertanah Podzolik jika dibandingkan dengan
tanah berpasir dan gambut. Kemiringan lahan kebun kelapa sawit
sebaiknya tidak lebih dari 15°.
Jika kemiringan lahan sudah melebihi 15° maka diperlukan
tindakan konservasi tanah berupa pembuatan terasan, tapak kuda,
rorak dan parit kaki bukit.Tanaman kelapa sawit mulai berbuah
setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah penyerbukan. Dapat
dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60%buah
telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang
panen. Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang
lepas/jatuh dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau
sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan yangberatnya 10 kg
atau lebih.
Tanaman dengan umur kurang dari 10 tahun, jumlah
brondolan kuran lebih 10 butir dan tanaman dengan umur lebih 10
tahun, jumlah brondolan sekitar 15-20 butir. Tanaman kelapa sawit
akan menghasilkan tandan buahsegar (TBS) yang dapat
dipanen pada saat tanaman berumur 3 atau 4 tahun. Pemanenan
pertama dilakukan setelah 4 tahun dengan hasil produksi 0,5ton/ha
perbulannya. ). Per kilo 1700 rb. Hasil akan naik seiring dengan
umur tanaman, dapat diperkirakan pada Tahun ke 6 – 10 adalah 1,2
ton – 1,5 ton per HA tiap bulan dan tahunke 11 – 15 adalah 1,6 ton
– 2,5 ton per HA tiap bulan
12
DAFTAR PUSTAKA
https://paktanidigital.com/artikel/manfaat-kelapa-sawit/#.Xq5N9hQzbIU
Diakses pada tanggal 03 April 2020
https://media.neliti.com/media/publications/97062-ID-analisis-saluran-
pemasaran-tandan-buah-s.pdf
Diakses pada tanggal 03 April 2020
Pratama, Ardiansyah. Eliza. Ermi Tety dkk. 2016. Analisis Saluran Pemasaran
Tandan Buah Segar(TBS) Kelapa Sawit pada Petani Swadaya di Desa
Simpang Kelayang Kecamatan Kelayang Kabupaten Indragiri Hulu. Jurnal Ilmiah
Pertanian.
https://id.wikipedia.org/wiki/Elaeis_(kelapa_sawit)
diakses pada tanggal 03 April 2020
xiii