KELAPA SAWIT
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK IV
Bismillahirahmanirahiim
Alhamndulillahirrabbil Alamin
Segala puji bagi Allah swt Tuhan Semesta Alam. Itulah pujian yang kami
panjatkan atas kehadirat Maha besar-Nya Allah swt karena atas limpahan rahmat, karunia
dan inayah-Nya kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“budidaya tanaman kelapa sawit” dalam rangka memenuhi salah satu syarat kelulusan
mata kuliah teknologi produksi tanaman. Kami menyadari penulisan makalah ini masih
begitu banyak kekurangan dan kelemahan maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari teman-teman mahasiswa, dosen dan pembaca sekalian.
Palopo, 2023
kelompok IV
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Tanaman kelapa sawit memiliki nama latin (Elaeis guineensis Jacq) saat ini
merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang menduduki posisi penting disektor
pertanian umumnya, dan sektor perkebunan khususnya, hal ini disebabkan karena dari sekian
banyak tanaman yang menghasilkan minyak atau lemak, kelapa sawit yang menghasilkan
nilai ekonomi terbesar per hektarnya di dunia (Balai Informasi Pertanian, 1990). Melihat
pentingnya tanaman kelapa sawit dewasa ini dan masa yang akan datang, seiring dengan
meningkatnya kebutuhan penduduk dunia akan minyak sawit, maka perlu dipikirkan usaha
peningkatan kualitas dan kuantitas produksi kelapasawit secara tepat agar sasaran yang
diinginkan dapat tercapai. Salah satu diantaranya adalah pengendalian hama dan penyakit.
(Sastrosayono 2003).
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah teknologi budidaya tanaman kelapa sawit
ini yaitu :
3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah teknologi budidaya tanaman kelapa sawit ini yaitu :
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2. Syarat Tumbuh
a. Iklim
Penyinaran matahari
Lama penyinaran matahari yang baik untuk kelapa sawit adalah 7-5 jam per hari kelapa
sawit di Sumatera Utara terkanal baik karena berkat iklim yang sesuai yaitu lama
penyinaran matahari yang tinggi dan curah hujan yang cukup. Umumnya turun pada sore
atau malam hari.
Suhu
Suhu merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan hasil kelapa sawit. Suhu rata-rata
tahunan daerah-daerah pertanaman kelapa sawit berada antara 25-27 0C, yang
menghasilkan banyak tandan. Variasi suhu yang baik jangan terlalu tinggi. Semakin besar
variasi suhu semakin rendah hasil yang diperoleh. Suhu, dingin dapat membuat tandan
bunga mengalami merata sepanjang tahun.
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan di daerah tropik, dataran rendah yang panas,
dan lembab. Curah hujan yang baik adalah 2.500-3 mm per tahun yang turun merata
sepanjang tahun. Daerah pertanaman yang ideal untuk bertanam kelapa sawit adalah
dataran rendah yakni antara 200- meter di atas permukaan laut. Pada ketinggian tempat
lebih 500 meter di atas permukaan laut, pertumbuhan kelapa sawit ini akan terhambat dan
produksinya pun akan rendah.
3
b. Tanah
Pertumbuhan dan produksi kelapa sawit dalam banyak hal bergantung pada karakter
lingkungan fisik tempat pertanaman kelapa sawit itu dibudidayakan. Jenis tanah yang baik
untuk bertanam kelapa sawit adalah tanah latosol, podsolik merah kuning, hidromorf
kelabu, aluvial, dan organosol/gambut tipis. Kesesuaian tanah untuk bercocok tanam
kelapa sawit ditentukan oleh dua hal, yaitu sifat-sifat fisis dan kimia tanah.
4
o Areal diusahakan mempunyai topografi datar dan berada di tengah- tengah Kebun.
o Areal pembibitan harus terletak sedekat mungkin dengan daerah yang direncanakan
untuk ditanami dengan memperhitungkan biaya pengangkutan bibit.
b. Media Tanam
Media tanam yang digunakan seharusnya adalah tanah yang berkualitas baik,
misalnya tanah bagian atas (top soil) pada ketebalan 10-20 cm. Tanah yang digunakan
harus memiliki struktur yang baik, gembur, serta bebas kontaminasi (hama dan penyakit,
pelarut, residu dan bahan kimia). Bila tanah yang akan digunakan kurang gembur dapat
dicampur pasir dengan perbandingan pasir : tanah = 3 : 1 (kadar pasir tidak melebihi
60%). Sebelum dimasukkan ke dalam polybag, campuran tanah dan pasir diayak dengan
ayakan kasar berdiameter 2 cm. Proses pengayakan bertujuan untuk membebaskan media
tanam dari sisa-sisa kayu, batuan kecil dan material lainnya.
c. Pemeliharaan (pada pembibitan)
Bibit yang yang telah ditanam di prenursery atau nursery perlu dipelihara dengan
baik agar pertumbuhannya sehat dan subur, sehingga bibit akan dapat dipindahkan ke
lapang sesuai dengan umur dan saat tanam yang tepat.
Pemeliharaan bibit meliputi :
Penyiraman
Penyiangan
Pengawasan dan seleksi
Pemupukan
B. Persiapan Lahan
Pembukaan lahan merupakan salah satu tahapan kegiatan dalam budidaya Kelapa
Sawit yang sudah ditentukan jadwalnya berdasarkan tahapan pekerjaan yang akan
dilakukan sesuai dengan jenis lahannya (areal) hutan, areal alang-alang, areal gambut.
Supaya areal tersebut dapat ditanami Kelapa sawit maka areal tersebut harus bersih dari
vegetasi atau semak belukar yang akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan
tanaman pokok. Sedangkan untuk memudahkan dalam pengelolaan tanaman Kelapa
sawit dibutuhkan suatu perencanaan tata ruang kebun yang direncanakan pada saat
pembukaan lahan dan sebelum penanaman Kelapa sawit (Setyamidjaja, 2003).
Pembukaan Lahan, Dilakukan dengan cara membuat jalan rintisan untuk pengukuran,
5
membuat petak- petak hektaran(blok),menebang pohon berdiameter lebih dari 3 inch
menggunakan chainsaw. Batang pohon yang sudah di tebang, dipotong menjadi ukuran
yang lebih kecil dan di tumpuk agar lebih mudah kering. Untuk rencana peremajaan,
semua dahan dan ranting dari pohon yang sudah di tebang di potong sepanjang 5 meter
lalu di tumpuk menurut barisan yang teratur. Tanggul atau sisa pohon bekas penebangan
liar yang letaknya bertepatan dengan lubang tanaman harus di bongkar.
C. Pengolahan Tanah
Pengolah tanah dilakukan dengan cara membersihkan lahan dari gulma menggunakan
traktor dengan dua rotasi yang berurutan berupa pembajakan dan penggarukan, arahnya
tegak lurus atau paling tidak sedikit menyilang. Sementara itu, interval antara rotasi
minimum dilakukan dalam dua minggu.
D. Pembuatan Jalan, Parit, dan Teras
Pembuatan Jalan dilakukan dengan cara mengorek, menimbun, mengeraskan bagian
lapangan, membuat bentang, dan membuat parit di sebelah kiri-kanan jalan. Jalan utama
dan jalan produksi dibuat dengan bulldozer dan atau grader. Jalan sepanjang 1 km dibuat
dalam waktu 40-80 jam kerja dengan pemakaian bahan bakar 80 liter/jam kerja.
Selanjutnya, jalan di padatkan dengan menggunakan alat pemadat (bomag). Pekerjaan ini
umumnya dilakukan pada akhir musim hujan. Pembuatan parit dikerjakan dengan
menggali tanah sesuai ukuran dasar. Tanah galiannya di buang ke tempat tertentu air di
daerah berbukit berupa saluran kebun dan saluran utama yang menyalurkan air ke saluran
drainase alam (sungai). Saluran kebun di buat setiap 16 baris tanaman kelapa sawit dan di
buat menurut kontur lahan. Saluran utama di buat dengan lebar bagian atas 150 cm, lebar
bagian bawah 80 cm. saluran kebun di buat dengan lebar bagian atas 90 cm, lebar bagian
bawah 60 cm, dan kedalaman 60 cm. Teras individu di buat menggunakan mal berbentuk
tapak kuda dengan muka teras menhadap kearah lereng bukit. Ukuran teras 3 m x 3 m,
jarak antara ajir tanaman dan tepi muka teras selebar 1,25 m.
E. Penanaman
Penentuan,Pola,Tanaman
Pola tanam menggunakan sistem monokultur. Tanaman penutup tanah (legume cover
crop LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena dapat memperbaiki
6
sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi, mempertahankan kelembaban
tanah dan menekan pertumbuhan tanaman pengganggu (gulma). Penanaman tanaman
kacang-kacangan sebaiknya dilaksanakan segera setelah persiapan lahan selesai.
Pembuatan,Lubang,Tanam
Cara,Penanaman
Penanaman pada awal musim hujan yaitu bulan Oktober dan bulan November,
setelah hujan turun dengan teratur. Sehari sebelum tanam, siram bibit pada polibag.
Lepaskan plastik polybag hati-hati dan masukkan bibit ke dalam lubang. Taburkan
Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dalam pupuk kandang selama + 1 minggu
di sekitar perakaran tanaman. Segera ditimbun dengan galian tanah atas. Siramkan POC
NASA secara merata dengan dosis ± 5- 10 ml/ liter air setiap pohon atau semprot (dosis
3-4 tutup/tangki). Lalu gunakan 1 botol SUPER NASA yang diencerkan dalam 2 liter
(2000 ml) air. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk
penyiraman setiap pohon.
7
F. Hama dan Penyakit
a. Hama
Hama Tungau
Penyebabnya tungau merah (Oligonychus). Bagian diserang adalah daun. Gejala terlihat
pada daun menjadi mengkilap dan berwarna bronz. Pengendalian dapat dilakukan dengan
cara Semprot Pestisida atau Natural BVR.
Ulat Setora
Penyebabnya adalah (Setora nitens). Bagian yang diserang adalah daun. Gejala yang
terlihat pada daun dimakan sehingga tersisa lidinya saja. Pengendalian dengan cara
penyemprotan dengan Pestisida.
b. Penyakit
Root Blast
Penyebab dari penyakit ini yaitu (Rhizoctonia lamellifera) dan (Phythium Sp). Bagian
diserang akar. Gejala dapat dilihat dari bibit di persemaian mati mendadak, tanaman
dewasa layu dan mati, terjadi pembusukan akar. Pengendalian dengan cara pembuatan
persemaianyang baik, pemberian air irigasi di musim kemarau, penggunaan bibit berumur
lebih dari 11 bulan.
Garis Kuning
Penyebab dari penyakit ini yaitu (Fusarium oxysporum). Bagian diserang daun. Gejala
terdapat bulatan oval berwarna kuning pucat mengelilingi warna coklat pada daun, daun
mengering. Pengendalian dengan cara inokulasi penyakit pada bibit dan tanaman muda.
Penyebab penyakit ini yaitu (Ceratocyctis paradoxa). Bagian diserang batang. Gejala
terdapat pada pelepah mudah patah, daun membusuk dan kering; daun muda mati dan
kering. Pengendalian dengan menanam bibit yang telah diinokulasi penyakit.
8
G. Pemupukan
Hasil pemupukan yang terbaik akan didapat jika pemupukan dilaksanakan pada curah
hujan antara 100-250 mm per bulan. Pemupukan tetap dilaksanakan pada curah >250 mm
per bulan yaitu pada bulan November, Desember, Januari dan Mei dengan curah hujan
278, 562, 277 dan 356 mm per bulan. Hal ini sangat disayangkan karena pupuk yang
diaplikasikan pada bulan tersebut termasuk pupuk Urea dan MOP yang rentan terhadap
pencucian oleh air hujan. Pada bulan terkering yaitu bulan Maret 2014 dengan curah
hujan yang hanya 39 mm per bulan juga tetap dilakukan pemupukan untuk pupuk Urea,
Kieserit dan Dolomit. Untuk pupuk Urea sebaiknya tidak dilakukan pemupukan pada
bulan kering, karena pupuk Urea sangat cepat untuk menguap. Waktu pemupukan yang
tepat idealnya dilakukan saat menjelang musim hujan dan di akhir musim hujan, namun
pada Tabel menunjukkan kegiatan pemupukan dilaksanakan setiap bulan. Hal ini
disebabkan karena aplikasi pupuk di kebun tidak hanya menyesuaikan dengan curah
hujan, tetapi juga harus menyesuaikan dengan ketersediaan pupuk di gudang karena
sering kali suplier pupuk terlambat dalam mendistribusikan pupuk sampai ke kebun
dikarenakan kondisi cuaca yang tidak mendukung. Oleh karena itu konsep pemupukan
tepat waktu belum terlaksana dengan baik, hal ini perlu diperhatikan oleh perusahaan
mengingat biaya yang dibutuhkan untuk pemupukan sangat besar. Pemupukan yang tepat
waktu akan meningkatkan keefektifan penyerapan unsur hara dan efisiensi biaya.
H. Panen
Dalam budidaya kelapa sawit panen merupakan salah satu kegiatan penting dan
merupakan saat-saat yang ditunggu oleh pemilik kebun, karena saat panen adalah
indikator akan dimulainya pengembalian inventasi yang telah ditanamkan dalam
budidaya. Melalui pemanenan yang dikelola dengan baik akan diperoleh produksi yang
tinggi dengan mutu yang baik dan tanaman mampu bertahan dalam umur yang panjang.
Berbeda dengan tanaman semusim, pemanenan kelapa sawit hanya akan mengambil
bagian yang paling bernilai ekonomi tinggi yaitu tandan buah yang menghasilkan minyak
9
kelapa sawit dan inti kelapa sawit dan tetap membiarkan tanaman berproduksi secara
terus menerus sampi batas usia ekonomisnya habis. Secara umum batas usia ekonomis
kelapa sawit berkisar 25 tahun.
Kelapa sawit mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah
penyerbukan. Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60% buah
telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen. Ciri tandan
matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh dari tandan yang beratnya
kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10
kg atau lebih.
10
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat saya simpulkan bahwa kelapa sawit adalah tanaman
penghasil minyak nabati yang dapat menjadi andalan dimasa depan karena berbagai
kegunaannya bagi kebutuhan manusia. Kelapa sawit termasuk tanaman daerah tropis yang
umumnya dapat tumbuh di daerah antara 120º Lintang Utara 120º Lintang Selatan. Curah
hujan optimal yang dikehendaki antara 2- 2 mm per tahun dengan pembagian yang merata
sepanjang tahun. Lama penyinaran matahari yang optimum antara 5-7 jam per hari dan suhu
optimum berkisar 240-380C.
Tanaman kelapa sawit mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5, bulan setelah
penyerbukan. Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60% buah telah
matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen. Ciri tandan matang panen
adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg
atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih. Tanaman
dengan umur kurang dari 10 tahun, jumlah brondolan kuran lebih 10 butir dan tanaman
dengan umur lebih 10 tahun, jumlah brondolan sekitar 15-20 butir. Tanaman kelapa sawit
akan menghasilkan tandan buah segar (TBS) yang dapat dipanen pada saat tanaman berumur
3 atau 4 tahun.
2. Saran
Melihat pentingnya tanaman kelapa sawit dewasa ini dan masa yang akan datang
seiring dengan meningkatnya kebutuhan penduduk dunia akan minyak sawit, maka perlu
dipikirkan teknologi produksi sebagai usaha peningkatan kualitas dan kuantitas produksi
kelapa sawit.
11
DAFTAR PUSTAKA
guinensis Jacq.) Kawan Batu Estate, PT. Teguh Sempurna, Minamas Plantation,
Kalimantan Tengah.
Sunarko, 2008. Petunjuk Praktis Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit. Agromedia
Pustaka, Jakarta.
25 Nopember 2015)
12