Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN INDUSTRI


ACARA 5
PEMANENAN KELAPA SAWIT

Disusun oleh:

Shinta Fitria
E1J019080

PROGRAM STUDI
AGROEKOTEKNOLOGI JURUSAN
BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat kasih
dan rahmat-Nyalah saya dapat menyelesaikan laporan ini. Laporan ini bertujuan agar
Mahasiswa memahami tujuan dari Pemanenan Kelapa Sawit pada mata kuliah Teknologi
Produksi Tanaman Industri.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. “Tiada gading yang
tak retak,” Itulah kiranya kiasan yang pantas untuk menyebut laporan ini. Untuk itu, kritik dan
saran yang membangun selalu penulis harapkan dari pembaca maupun pendengar sekalian
demi kesempurnaan makalah ini kedepannya.
Semoga, laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca sekalian.

Bengkulu , 1 Mei 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
A.PENDAHULUAN...........................................................................................................1
a. Latar belakang.........................................................................................................1
b. Tujuan......................................................................................................................1

B. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................1

C. PELAKSANAAN PRAKTIKUM..................................................................................4
a. Waktu dan Tempat Praktikum................................................................................4
b. Bahan dan Alat.......................................................................................................4
c. Metode Pelaksanaan...............................................................................................4

D. HASIL.............................................................................................................................4

E. PEMBAHASAN.............................................................................................................5

F. KESIMPULAN...............................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................6

iii
A. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Kelapa sawit dapat hidup di tanah mineral, gambut, dan pasang surut. Tanah
sedikit mengandung unsur hara tetapi memiliki kadar air yang cukup tinggi. Sehingga
cocok untuk melakukan kebun kelapa sawit, karena kelapa sawit memiliki
kemampuan tumbuh yang baik dan memiliki daya adaptif yang cepat terhadap
lingkungan. Kondisi topografi pertanaman kelapa sawit sebaiknya tidak lebih dari
sekitar 15°. Kemampuan tanah dalam meyediakan hara mempunyai perbedaan yang
sangat menyolok dan tergantung pada jumlah hara yang tersedia, adanya proses
fiksasi dan mobilisasi, serta kemudahan hara tersedia untuk mencapai zona perakaran
tanaman (Lubis dan Agus, 2011)
Dalam budidaya kelapa sawit panen merupakan salah satu kegiatan penting
dan merupakan saat-saat yang ditunggu oleh pemilik kebun, karena saat panen adalah
indikator akan dimulainya pengembalian inventasi yang telah ditanamkan dalam
budidaya. Melalui pemanenan yang dikelola dengan baik akan diperoleh produksi
yang tinggi dengan mutu yang baik dan tanaman mampu bertahan dalam umur yang
panjang. Berbeda dengan tanaman semusim, pemanenan kelapa sawit hanya akan
mengambil bagian yang paling bernilai ekonomi tinggi yaitu tandan buah yang
menghasilkan minyak kelapa sawit dan inti kelapa sawit dan tetap membiarkan
tanaman berproduksi secara terus menerus sampi batas usia ekonomisnya habis.
Secara umum batas usia ekonomis kelapa sawit berkisar 25 tahun.
Kelapa sawit mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah
penyerbukan. Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60%
buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen. Ciri
tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh dari tandan yang
beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan yang
beratnya 10 kg atau lebih.

b. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk memahami cara panen tanaman kelapa sawit.

B. TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guinensis Jacq) berasal dari Nigeria, Afrika Barat.
Meskipun demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari Amerika Selatan

1
yaitu Brazil karena lebih banyak ditemukan spesies kelapa sawit di hutan Brazil
dibandingkan Afrika. Pada kenyataannya, tanaman kelapa sawit hidup subur diluar daerah
asalnya, seperti Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Papua Nugini. Tanaman kelapa sawit
memiliki arti penting bagi pembangunan perkebunan nasional. Selain mampu menciptakan
kesempatan kerja dan mengarah pada kesejahteraan masyarakat, kelapa sawit juga sumber
perolehan devisa negara dan Indonesia merupakan salah satu produsen utama minyak sawit
(Fauzi et al., 2008).
Dalam pelaksanaannya budidaya kelapa sawit dimulai dari pembukaan lahan. Daerah
yang akan dijadikan areal perkebunan perlu “dibuka” dahulu dengan cara menebang pohon
yang mengganggu serta membersihkan tunggultunggul, sisa-sisa tanaman rumput, dan alang-
alang. Pembersihan ini dilakukan agar sisa-sisa tanaman tidak menjadi sarang hama penyakit
yang dapat mengganggu nantinya (Suwarto, 2010).
Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah pemeliharan. Pemeliharaan tanaman
merupakan salah satu tindakan yang sangat penting yang menentukan masa produktif
tanaman. Pemeliharaan bukan hanya ditujukan pada tanaman tetapi juga pada media tumbuh.
Meskipun tanaman dirawat dengan baik, namun jika perawatan tanah diabaikan maka tidak
akan banyak memberi manfaat. Pemeliharaan tanaman kelapa sawit yang belum
menghasilkan dan yang sudah menghasilkan memiliki beberapa perbedaan. Kegiatan yang
perlu dilakukan di dalam pemeliharaan untuk tanaman belum menghasilkan (TBM) dan
tanaman menghasilkan (TM) berbeda. Pemeliharaan tanaman kelapa sawit yang belum
menghasilkan meliputti perawatan tanaman penutup tanah, perawatan piringan, pembukaan
pasar kontrol dan pasar pikul, pemupukan, penyisipan, serta kastrasi. Sedangkan
pemeliharaan tanaman kelapa sawit yang sudah menghasilkan, meliputi: pemupukan,
pemberantasaan gulma, penunasan, dan penjarangan tanaman (Suwarto, 2010).
Gulma di perkebunan kelapa sawit selain menimbulkan persaingan dengan tanaman
juga mengganggu kelancaran kegiatan kebun. Gulma di gawangan dapat menyulitkan
pemanenan, pengutipan brondolan dan mengurangi efektivitas pemupukan. Gulma di pasar
pikul dapan mengganggu pergerakan tenaga kerja. Kelancaran kegiatan yang terganggu dapat
mengurangi produktivitas tenaga kerja (PPKS, 2010).
Kerugian yang diakibatkan oleh gulma tidak terlihat secara langsung. Beberapa faktor
yang menyebabkan timbulnya kerugian akibat persaingan antara tanaman perkebunan dan
gulma antara lain pertumbuhan tanaman terhambat sehingga waktu mulai berproduksi lebih
lama, penurunan kuantitas dan kualitas hasil produksi tanaman, produktivitas kerja
terganggu, gulma dapat menjadi sarang hama dan penyakit, serta biaya pengendalian gulma

2
yang sangat mahal (Barus, 2003). Pengelolaan tanaman yang tepat merupakan kegiatan yang
penting untuk meningkatkan produksi kelapa sawit. Pengendalian gulma merupakan salah
satu kegiatan pengelolaan yang tidak kalah penting dibandingkan tindakan pengelolaan yang
lain, maka perlu dilakukan tindakan pengendalian gulma yang efektif dan efisien.
Panen merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengambil hasil produksi dari
tanaman kelapa sawit berupa TBS ( Tandan Buah Segar ) dengan kriteria matang panen yang
telah ditentukan oleh PT Karya Tanah Subur. Kegiatan panen yang kami lakukan di Afdeling
OE yang memiliki luas 930,87 ha dan dibagi dalam 25 blok. Untuk luasan panen di Afdeling
OE 891,80 ha dengan jumlah pokok 118.368 dan terdapat 3 variasi tahun tanam, yaitu tahun
tanam 1988, 1992 dan 2006. Alat yang dibutuhkan untuk memanen buah kelapa sawit adalah
egrek ( untuk tanaman yang tinggi ), dodos ( untuk tanaman yang pendek ), kapak, angkong,
gancu, tojok, batu asah, dan karung goni.
Panen pada tanaman kelapa sawit meliputi pekerjaan memotong tandan buah segar
(TBS) yang masak, memungut/mengumpulkan brondolan, pengangkutan buah dari pohon ke
tempat pengumpulan hasil (TPH) serta 2 pengangkutan buah dari TPH ke pabrik. Panen di
perkebunan kelapa sawit merupakan pekerjaan utama karena langsung menjadi sumber
pemasukan uang ke perusahaan melalui penjualan minyak kelapa sawit (MKS) dan inti
kelapa sawit (IKS). Oleh karena itu tugas utama personil di lapangan ialah mengambil buah
(TBS) dari pokok kelapa sawit dan mengantarnya ke pabrik sebanyak–banyaknya dengan
cara dan waktu yang tepat. Waktu dan cara pemanenan buah yang tepat akan mempengaruhi
kualitas produksi yaitu ekstraksi, sedangkan waktu pengiriman buah yang tepat akan
mempengaruhi kualitas produksi yaitu kandungan asam lemak bebas (ALB).
Panen merupakan salah satu faktor penting yang menentukan kualitas dan kuantitas
produksi. Tanaman kelapa sawit umumnya sudah di panen pada umur tiga tahun di kebun
(Sukamto , 2008). Menurut Sukamto, 2008. Panen merupakan kegiatan yang berurut yang
dimulai dari pemotongan TBS, pengutipan brondolan, pemotongan buah, pengangkutan
tandan buah segar (TBS) dan brondolan ketempat pengumpulan hasil (TPH), Pengangkutan
TBS, dan brondolan ke tempat pengumpulan hasil (TBS), pengankutan TBS dan brondolan
ke pabrik kelapa sawit (PKS). Adapun matang panen dan manajemen (rotasi dan sistem
panen).
Pasca panen merupakan pengankutan tandan buah segar (TBS) dari masingmasing
pohon yang telah dipanen ke tempat pengumpulan hasil (TPH) dan dari TPH ke pabrik
pengolahan kelapa sawit. Pengangkutan dari pohon ke TPH merupakan tugas pemanen atau

3
tim pemanen, sedangkan pengangkutan dari TPH ke pabrik dilakukan oleh petugas transport
(Mangoensoekarjo dan semangun, 2005).

C. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
a. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara pertama ini mengenai Persiapan Pembukaan Areal Tanaman
Industri dilakukan pada hari Sabtu, 28 Mei 2022 di Kebun Kelapa Sawit Pondok
Kubang Bengkulu Tengah, pukul 10.00 sampai dengan selesai.
b. Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang diperlukan untuk kegiatan ini meliputi batang pohon
sawit, sedangkan alat yang diperlukan adalah egrek dan dodos.
c. Metode pelaksanaan
Adapun metode pelaksanaan praktikum kali ini yaitu:
1. Pelepah yang menyangga (songgo) buah matang dipotong.
2. Tandan matang dipotong tangkainya.
3. Brondolan yang ada diketiak pelepah diambil/dikorek.
4. Tandan dibawa ke jalan pikul, brondolan di piringan dikumpulkan.
5. Pelepah disusun digawangan mati dan dipotong menjadi 3 bagian.
6. Setelah selesai pindah ke pohon berikutnya.

D. HASIL

4
E. PEMBAHASAN
Pemanenan merupakan kegiatan untuk melakukan pengambilan hasil dari tanaman,
pemanenan kelapa sawit merupakansalah satu kegiatan yang penting dalam teknik budidaya
tanaman kelapa sawit. Proses pemanenan merupakan indikator dalam pencapaian
produktivitas tanaman. Panen adalah suatu kegiatan pemotongan tandan buah dari pohon
hingga kepabrik. Keberhasilan panen didukung oleh pengetahuan pemanen tentang persiapan
panen,kriteria matamg panen, rotasi panen, sistem panen, dan sarana panen yang
keseluruhannya merupakan kombinasi yang saling mendukung dan melengkapi.
Persiapan panen akan memperlancar pelaksanaan panen, persiapan ini meliputi
kebutuhan tenaga kerja, peralatan panen, pengangkutan, pengetahuan tentang cara – cara
panen dan sarana panen. Parameter yang digunakan dalam menentukan kriteria matang panen
adalah perubahan warna tandan buah dan memberondolnya buah dari tandan. Teknik panen
merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk mendukung terjaganya kualitas panen.
Teknik panen terdiri atas alat kerja, ancak panen, kondisi areal, skill karyawan,
supervisi/pengawasan, administrasi potong buah, sistem premi dan denda potong buah
(Pardamean, 2018).
Teknik panen yang baik bertujuan untuk memperoleh jumlah minyak maksimum
dengan kualitas yang paling baik. Untuk mencapai jumlah minyak maksimum dengan
kualitas yang paling baik perlu kematangan buah yang optimum, selang panen yang tepat,
metode pengumpulan buah, dan pengangkutan hasil yang baik ke pabrik pengolahan buah
sawit. Aspek yang paling penting diperhatikan dalam panen dan pengangkutan buah adalah
hal-hal yang mempengaruhi kualitas akhir dari minyak sawit, khususnya menyangkut kadar
asam lemak bebas. Jadi, untuk mendapatkan hasil panen yang berkualitas tinggi sebaiknya
dibuat persiapan panen yang baik.

5
Tanaman kelapa sawit mulai berbunga dan membentuk buah setelah umur 2-3 tahun.
Buah akan menjadi masak sekitar 5-6 bulan setelah penyerbukan. Agar panen berjalan lancar,
tempat pengumpulan hasil (TPH) harus dipersiapkan dan jalan pengangkutan hasil (pasar
pikul) diperbaiki untuk memudahkan pengangkutan hasil panen dari kebun ke pabrik. Para
pemanen juga harus mempersiapkan peralatan yang akan digunakan. Pemanenan kelapa sawit
perlu memperhatikan beberapa ketentuan umum agar tandan buah segar (TBS) yang dipanen
sudah matang, sehingga minyak kelapa sawit yang dihasilkan bermutu baik.
Cara panen kelapa sawit dilakukan dengan kegiatan yaitu TBS yang dipanen adalah
yang telah memenuhi persyaratan kriteria matang panen yaitu 2 butir brondolan lepas per kg
TBS. dalam suatu keadaan tertentu apabila tampak bahwa sudah membrondol tetapi di
piringan tidak dijumpai brondolan, tandan tersebut dijolok dengan punggung egrek, dan
apabila bronjolan mudah jatuh, maka tandan itu harus dipotong. Buah yang telah selesai
dipotong diletakkan dipinggiran mengarah kepasar. Panenan harus dilakukan pada saat yang
tepat, sebab panenan yang dilakukan pada saat yang telah akan menentukan kualitas dan
kuantitas buah kelapa sawit. Proses pembentukan minyak didalam buah berlangsung selama
24 hari, yaitu pada waktu buah mulai masak, panenan yang dilakukan sebelum proses
pembentukan minyak selesai akan mengakibatkan hasil minyak kurang dari semestinya.
Sedangkan panenan sesudah proses pembentukan minyak selesai akan merugikan karena
banyak buah yang lepas dari tandan dan jatuh ketanah. Buah yang terlalu masak sebagian
kandungan minyaknya akan berubah menjadi asam lemak bebas yang akan mengakibatkan
rendahnya mutu minyak, dan buah yang terlalu masak juga akan mudah terserang hama atau
penyakit.

F. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambi dari praktikum ini adalah Untuk teknik panen yang
baik bertujuan untuk memperoleh jumlah minyak yang maksimum dengan kualitas yang
paling baik. Buah yang dipanen itu harus mencapai optimum kematangannya dengan selang
panen yang tepat, sesuai kriteria matangnya dan pengangkutan hasil yang baik ke pabrik
pengolahan buah sawit.

DAFTAR PUSTAKA
Barus, E. 2003. Pengendalian Gulma di Perkebunan, Efektivitas dan Efisiensi Aplikasi
Herbisida. Yogyakarta (ID): Kanisius

6
Broschat, T. K. (2011). Uptake and Distribution of Boron in Coconut and Paurotis Palms
(pp. 1–4). pp. 1–4. Florida.

Fauzi Y., EW Yustina, I Satyawibawa, RH Paeru . 2008. Kelapa Sawit Budidaya dan
Pemanfaatan Hasil dan Limbah Analisis Usaha dan Pemasaran. Jakarta (ID): Penebar
Swadaya.

Lubis, R.E. dan Widanarko, Agus. 2011. Buku Pintar Kelapa Sawit. Opi, Nofiandi;
Penyunting. Agro Media Pustaka. Jakarta.

Pahan, I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit: Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga
Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta. 412 hal.

Poeloengan, Z. M.L. Fadli, Winarna, S. Rahutomo, dan E.S. Sutarta. 2003. Permasalahan
Pemupukan pada Kelapa Sawit. Medan: Pusat Penelitian Kelapa Sawit.

PPKS,Pusat Penelitian Kelapa Sawit. 2010. Budi Daya Kelapa Sawit. Jakarta (ID): PT Balai
Pustaka.

Sastrosayono, S. 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Purwokerto. Agromedia Pustaka. 176 hal.

Setyamidjaja D. 2006. Kelapa Sawit: Teknik Budidaya, Panen dan Pengolahan. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius.

Suwarto dan Octavianty, Yuke. 2010. Budidaya Tanaman Perkebunan Unggulan. Jakarta:
Penebar Swadaya.

LAMPIRAN

7
8

Anda mungkin juga menyukai