BIOTEKNOLOGI PERTANIAN
ACARA III
BIOHERBISIDA
Disusun oleh:
LABORATORIUM AGRONOMI
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Gulma merupakan tumbuhan yang tidak dikehendaki kehadirannya karena dapat merugikan
masyarakat terutama kerugian yang dialami oleh petani. Pranasari (2012) melaporkan bahwa
produktivitas tanaman budidaya dan pendapatan dari petani menurun hingga 58 % apabila cara
pengendalian yang dilakukan kurang tepat. Menurut Elvrina dkk. (2015) prinsip pengendalian
gulma dapat dilakukan dengan kultur teknis, mekanik, biologi, kimia, serta terpadu.
Budidaya sebuah tanaman tentu saja penggunaan pestisida sangat dibutuhkan untuk
pengendalian hama. Baik hama berupa hewan maupun tanaman lain yang menjadi penggangu
tanaman yang sedang dibudidayakan. Pengendalian hamatumbuhan misalnya gulma pengganggu
yang sangat merugikan bagi para petani yaitu selain dapat memakan tempat tetapi juga mampu
mengurangi hasil panen karena persaingan unsur hara pada tanaman ini dilakukan dengan cara
mengaplikasikan pestisida dengan jenis herbisida. Herbisida merupakan suatu bahan xenobiotik
yang digunakan untuk mengontrol pertumbuhan dan reproduksi vegetasi yang tidak diinginkan.
Mekanisme resistensi herbisida dibagi menjadi tiga fase yaitu fase (1) perubahan struktural dari
situs target herbisida, (2) detoksifikasi metabolik (konjugasi) dan pergantian penyerapan, (3)
kompartementalisasi herbisida (Samuel et al., 2012).
Herbisida nabati merupakan bahan yang mudah dan cepat terurai menjadi bahan yang
tidak memiliki dampak buruk bagi lingkungan serta residunya mudah hilang sehingga dapat
membantu menjagan keseimbangan ekosistem dan biodiversitas organisme. Herbisida nabati
dapat dibuat dengan tumbuhan yang memiliki kandungan senyawa alelokimia. Senyawa
alelokimia yang diduga dapat menjadi racun tanaman sehingga dapat mengganggu pertumbuhan
tanaman diantaranya tanin, fenol, steroid dan lainnya. Salah satu tanaman yang dapat berpotensi
sebagai bahan utama herbisida nabati dan mengandung senyawa alelokimia adalah tanaman
kirinyuh (Chromolaena odorata L.). Kirinyuh atau Chromolaena odorata L. Merupakan tanaman
yang mempunyai kandungan tanin, steroid, fenol dan senyawa lain yang diduga mampu menjadi
pengganti herbisida kimiawi menjadi herbisida nabati untuk mengurangi dampat buruk
penggunaan herbisida kimiawi terhadap lingkungan dan kesehatan (Vaisakh & Pandey, 2012).
Dalam rangka mendukung gerakan pertanian organik di Indonesia, diperlukan
herbisida organik yang efektif berskala komersial. Salah satu yang dapat digunakan sebagai
herbisida alami yaitu daun cengkeh, daun cengkeh belum termanfaatkan secara maksimal dan
masih dianggaplimbah yang kurang berguna. Padahal daun cengkeh memiliki kandungan
minyak atsiri 1 -4%, yang dapat dimanfaatkan sehingga limbah tersebut memiliki nilai
ekonomis yang tinggi. walaupun belum ada yang meneliti mengenai hal ini, maka dalam
penelitian ini akan diteliti ekstrak dari daun cengkeh sebagai herbisida alami, dari daun
cengkeh yang hanya dibiarkan menjadi sampah dapat dipakai guna untuk membantu
memudahkan para petani untuk mendapatkan herbisida yang murah, mudah dijangkau dan
ramah linngkungan (Riadi, dkk, 2012).
Herbisida nabati merupakan tanaman yang dapat dimanfaatkan menjadi bahan
pengendalian gulma. Menurut penelitian Riskitavani dan Purwani (2013), tanaman yang
mengandung senyawa alkaloid, saponin, tannin, resin, triterpenoid dan flavonoid dapat
diindikasikan menjadi bioherbisida atau herbisida nabati karena tanaman yang mengandung
senyawa alkaloid, saponin, tannin, resin, triterpenoid dan flavonoid dapat memberikan
efek fitotoksisitas dan berat basa pada gulma rumput teki (Cyperus rotundus).
Tanaman kirinyuh (Chromolaena odorata L.) merupakan tanaman liar dan sangat mudah
ditemukan di sekitar kita, namun tanaman ini belum dimanfaatkan secara optimal sebagai bahan
pengendali biologi seperti antimikroba, antiparasit dan pestisida karena tanaman ini dianggap
sebagai pengganggu yang sulit diberantas. Tanaman kirinyuh (Chromolaena odorataL.)
mempunyai banyak manfaat untuk kehidupan karena memiliki senyawa – senyawa yang dapat
dimanfaatkan untuk berbagai aspek kehidupan. Senyawa-senyawa fenol, triterpenoid, palkaloid
dan steroid yang terdapat pada tumbuhan merupakan bahan aktif sebagai pengendali hama.
Senyawa ini menyebabkan adanya aktifitas biologi seperti toksik menghambat makan, antiparasit
dan pestisida
BAB III
METODOLOGI
Bahan :
1. Krinyuh : 1 kg
2. Air AC : 2 liter
3. Kertas saring whatman : 25 lembar
4. Benih sawi : 100 gram
Alat:
1. Pisau : 5 buah
2. Blender : 1 buah
3. Teletan : 5 buah
4. Saringan santan : 5 buah
5. Corong kaca : 5 buah
6. Gelas piala : 5 buah
7. Alat penggojok : 1 buah
8 Plastik transparan : 1 buah
9. Gunting : 2 buah
10. Gelas ukur volume 1000 ml : 1 buah
11. Pinset ujung bengkok : 5 buah
4.1 Hasil
Adapun hasil praktikum
4.2 Pembahasan
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada herbisida
nabati yang dibuat dari bahan daun tanaman krinyuh memiliki alelopati yang dapat
menghambat pertumbuhan dari tanaman terutama gulma. Herbisida nabati merupakan
bahan yang mudah dan cepat terurai menjadi bahan yang tidak memiliki dampak buruk
bagi lingkungan serta residunya mudah hilang sehingga dapat membantu menjaga
keseimbangan ekosistem dan biodiversitas organisme.
5.2 Saran
Diharapkan semuua praktikan dapat memperhatikan dengan baik seluruh kegiatan praktikum
ini supaya dapat mengetahui denggan jelas alur kegiatan praktikum ini.
DAFTAR PUSTAKA
Elvrina, Y., R. Linda, I. Lovadi. 2015. Potensi Alelopati Ekstrak Seresah Daun Mangga
(Mangifera indica (L.)) Terhadap Pertumbuhan Gulma Rumput Grinting (Cynodon
dactylon (L.)) Press. Jurnal Protobiont. Research, 1 (4) : 46 – 51
Pranasari. 2012. Pengendalian Gulma dengan Pengaturan Jarak Tanam dan Cara Penyiangan
Pada Pertanaman Kedelai. Prosiding Konferensi Himpunan Ilmu Gulma Indonesia
(editor : Darma Bakti et al). Ujung Pandang. 247 hal. 3-5 April 2012.
Riadi dkk. 2012. Mata Kuliah: Herbisida Dan Aplikasinya. Bahan Ajar. Fakultas Pertanian,
Universitas Hassanudin. Makassar
Riskitavani, D.V. dan Purwani, K.S. 2013. Studi Potensi Bioherbisida Ekstrak Daun Ketapang
(Terminalia catappa) terhadap Gulma Rumput Teki (Cyperus rotundus). Jurnal Sains dan
Seni Pomits. 2(2): 59-63.
Vaisakh, M N and Pandey. 2012. The Invasive Weed With Healing Propertis : A Review On
Chromolaena odorata. Departemen Of Pharmaceutical Science, (online) 3 (1): 80:83
Sukhhantar.2014. Hasil Akar dan Recerpina Pule Pandak (Rauvolfia serpentina B.) pada Media
Bawah Tegakkan Berpotensi Alelopati dengan Asupan Hara. Jurnal Biodiversitas. IX (3)
LAMPIRAN