oleh:
Mochamad Al Khausar
NIM : A42160351
Untuk memberantas hama yang merusak tanaman, para petani biasanya menggunakan
pestisida yang disemprotkan ke tanaman tersebut. Tapi kebanyakan petani mencari pestisida
yang bersifat kimia yang membahayakan lingkungan sekitarnya. Pemanfaatan tumbuhan untuk
pestisida nabati seharusnya mendapatkan perhatian serius dalam pemanfaatannya daripada
pestisida kimia karena disamping lebih mudah didapatkan dan lebih murah juga ramah
lingkungan. Penggunaan pestisida sintesis yang berlebihan akan menimbulkan berbagai dampak
negatif terhadap lingkungan diantaranya adalah dapat meracuni manusia dan hewan domestik,
meracuni organisme yang berguna, misalnya musuh alami hama, lebah dan serangga yang
membantu penyerbukan, mencemari lingkungan dengan segala akibatnya, termasuk residu
pestisida. Pestisida yang bersifat kimia sangat membahayakan karena mengandung DDT
(Dichloro Diphenyl Trichloroethane) yang mengandung sifat apolar dan sifat DDT yang stabil
dan persisten. Banyak sekali tanaman yang dapat digunakan sebagai pestisida alami untuk
membasmi hama tumbuhan. Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk dijadikan
sebagai pestisida alami adalah tanaman umbi gadung .
Tanaman umbi gadung tergolong umbi-umbian yang populer walaupun kurang mendapat
perhatian. Sebagian besar petani sudah mengetahui manfaat dari umbi gadung, selain sebagai
pestisida nabati umbi gadung juga dapat diolah menjadi keripik. Petani beranggapan bahwa
mengolah umbi gadung menjadi bahan makanan yang siap dikonsumsi tidak ekonomis karena
proses pengolahan umbi gadung memerlukan 4 waktu yang cukup lama. Umbi ini sangat
memungkinkan untuk dijadikan sebagai pestisida alami karna mengadung zat yang bersifat racun
bagi serangga, ulat, cacing (nematoda) bahkan juga tikus
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa membuat pestisida nabati berbahan dasar umbi gadung.
2. Mahasiswa mencari kandungan yang terkandung dalam umbi gadung.
3. Mahasiswa mencari manfaat umbi gadung sebagai bahan dasar pestisida
1.3 Manfaat
Menurut Adil (2010), umbi gadung mentah mengandung alkaloid yang dapat digunakan
sebagai bahan racun hewan atau obat luka, sehingga dapat digunakan sebagai pestisida nabati.
Selain mengadung dioskorin, kandungan kimia lainya adalah saponin, amilim, CaC2O4,
antidotum, besi, kalsium, lemak, garam, fosfat, protein dan vitamin B1. Umbi gadung juga
mengandung asam sianida yang juga bersifat racun. Menurut Pambayun (2007), asam sianida
merupakan racun bagi semua mahkluk hidup karena dapat menghambat pernapasan juga dapat
mengakibatkan perkembangan sel yang tidak sempurna. Bagian dari tanaman gadung yang
dimanfaatkan sebagai pestisida nabati adalah umbi gadung.
BAB 3. METODELOGI
Pada praktikum Pertanian Organik dengan acara “Pembuatan Pestisida Nabati dari Ubi
Gadung” dilaksanakan pada :
Alat : Bahan :
o Blender o Umbi gadung
o Timba o Serai (3 batang)
o Jurigen/botol o Bawang putih (3 siung)
o Saringan o Kunyit (1 rimpang)
o Kain saring o Air (3 liter)
o Gayung
o Pisau
o Timbangan
No Gambar Keterangan
Bahan yang telah tercampur rata kemudian di tuangkan kedalam timba bertutup. Hal ini
di lakukan untuk mengurangi kemungkinan kontaminasi, selain itu, proses ini berlangsung secara
aerob sehingga timba harus di tutup dengan rapat. Kemudian larutan pesnab di diamkan kurang
lebih selama 24 jam. Pada hari berikutnya larutan umbi gadung di panen dengan cara menyaring
larutan umbi gadung, kemudian di tuangkan kedalam botol agro menggunakan saringan dan
corong. Kemudian botol agro tsb ditutup hingga rapat dan di beri segel.
larutan umbi gadung memiliki zat beracun yaitu dioskorin. Dioskorin adalah salah satu
alkaloid yang bersifat racun bagi serangga, ulat, cacing (nematoda), bahkan juga tikus, (Richana,
2012). Dioskorin yang disemprotkan terhadap hama mempengaruhi sistem syaraf dan
mengganggu metabolisme tubuh hama. Larutan yang disemprotkan terhadap tanaman tersebut
juga menjadi antifidan. Antifidan yaitu mencegah serangga memakan tanaman yang telah
disemprot, sehingga mengurangi selera makan dan mengganggu metabolisme hama terhadap
tanaman yang telah disemprotkan larutan umbi gadung. Hal tersebut menjadikan kondisi hama
semakin tidak stabil. Hama semakin lemah dan tidak dapat bereaksi seperti biasanya sampai
hama tersebut mati.
BAB 5.PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari Praktikum yang telah di lakukan dapat di tarik beberapa kesimpulan yaitu:
1. Pestisida nabati merupakan pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan yang
dapat digunakan untuk mengendalikan serangan hama.
2. larutan umbi gadung memiliki zat beracun yaitu dioskorin.Dioskorin adalah salah satu
alkaloid yang bersifat racun bagi serangga, ulat, cacing (nematoda), bahkan juga tikus,
3. untuk mendapatkan keuntungan harga produksi harus diatas Rp, 3.375 per botol.
5.2 Saran
Penggunaan pestisida sintesis yang berlebihan akan berdampak negatif terhadap
lingkungan diantaranya adalah dapat meracuni manusia dan hewan domestik, meracuni
organisme yang berguna, misalnya musuh alami hama, lebah dan serangga yang membantu
penyerbukan, mencemari lingkungan dengan segala akibatnya, termasuk residu pestisida.
Sedangkan jika kita memakai pestisida alami akan meminimalisir hal tersebut walaupun proses
kerja pestisida nabati cukup memakan waktu yang lama dan harus diaplikasikan berulang-ulang.
Pestisida umbi gadung mudah larut oleh air sehingga tidak membahayakan bagi tanaman pangan
seperti sayuran, buah-buahan, obat-obatan herbal karena akan hilang pada tahap pencucian.
DAFTAR PUSTAKA
Adil, W. H. 2010. Gadung, Manfaat dan Perbanyakannya secara In Vitro. 19 September 2015.
http://pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi/wr326106. pdf.
Harijono, T.A. Sari & M. Erryana. 2008. Detoksifikasi Umbi Gadung (Discorea hispida Dennst)
dengan Pemanasan Terbatas dalam Pengolahan Tepung Gadung. J. Teknologi Pertanian
9(2): 75-82. Malang.
Kardinan, A. 2005. Pestisida Nabati: Ramuan dan Aplikasi. Penerbit Swadaya. Jakarta.
Pambayun, R. 2007. Kiat Sukses Teknologi Pengolahan Umbi Gadung. Ardana Media.
Yogyakarta.
Pracaya. 2008. Hama & Penyakit, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.