Anda di halaman 1dari 9

NASKAH SIARAN RADIO

Acara : Dialog Interaktif “Topik Kita”


Judul : Pengendalian Hama Dan Penyakit Menggunakan Pestisida
Nabati/Organik
Naskah : Panuju Subekti dan Ruth Naftaly Liberty
Bentuk : Dialog interaktif
Disiarkan : Radio
Hari/Tanggal : Senin, 8 Maret 2019
Waktu : pukul 20.00 – 21.00 wib
Tujuan : Tersebarnya informasi tentang Pestisida Nabati

Subjek Narasi
……………………….. Musik Pembuka ………………………….
Penyiar Assalamu’alaikum wr. wb.
Pendengar ……………. dimana saja anda berada, masih di ……… FM
Radio ………. Purworejo, paling dipercaya milik kita bersama.
Pada kesempatan kali ini kita kembali hadir di acara Dialog Interaktif
“Topik Kita”, yang pada siang ini mengangkat topik: “PENGENDALIAN
HAMA DAN PENYAKIT MENGGUNAKAN PESTISIDA
NABATI/ORGANIK”, dengan narasumber bapak Panuju Subekti dan
Ibu Ruth Naftaly dari Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Purworejo.
Untuk itu jangan keman-mana, tetaplah bersama kami di ….. FM, Radio
……. Purworejo.
……………… selingan musik/iklan …………………..
Penyiar Pendengar ………..,
Pada kesempatan kali ini kita akan mengupas tentang Pengendalian
Hama Dan Penyakit Menggunakan Pestisida Nabati/ORGANIK bersama
narasumber kita yang sudah hadir kali ini.
Mari kita sapa narasumber kita; Selamat malam Pak Panuju dan Ibu
Ruth
Narasumber Selamat malam Pak …. dan pendengar ……… semua, Assalamu’alaikum
wr.wb.
Penyiar Sebenarnya apa itu Pestisida Nabati/Organik?
Narasumber Pestisida Nabati/Organik atau Pesnab adalah pestisida yang bahan
aktifnya berasal dari tanaman atau tumbuhan dan bahan organik lainya
yang berkhasiat mengendalikan serangan hama pada tanaman. Pestisida
ini tidak meninggalkan residu yang berbahaya pada tanaman maupun
lingkungan serta dapat di buat dengan mudah menggunakan bahan
yang murah dan peralatan yang sederhana.
Penyiar Mengapa kita perlu menggunakan pestisida nabati?
Narasumber Dewasa ini, kesadaran manusia akan pentingnya kesehatan semakin
tinggi. Betapa tidak, bermacam-macam penyakit yang aneh

1
bermunculan semakin menyadarkan akan pentingnya makanan sehat
tanpa campuran bahan berbahaya.
Produksi pertanian saat ini yang ditawarkan pada masyarakat, tanpa
disadari terlalu tinggi bahan berbahaya yang terikutkan dalam produk,
berakibat berbahaya yang mengancam dalam jangka panjang. Untuk itu,
penting kesadaran mengantisipasi teknologi produksi dengan muatan
lokal yang lebih akrab lingkungan dan menjamin kesehatan jangka
panjang bagi masyarakat. Dan juga bagi para petani yang bersentuhan
langsung dengan pestisida dalam rangka pengendalian organisme
pengganggu tanaman. Apalagi pestisda nabati sangat mengedepankan
konsep pertanian ramah lingkungan.
Penyiar Apa yang dimaksud dengan konsep pertanian ramah lingkungan?
Narasumber Konsep pertanian ramah lingkungan adalah konsep pertanian yang
mengedepankan keamanan seluruh komponen yang ada pada
lingkungan ekosistem dimana pertanian ramah lingkungan
mengutamakan tanaman maupun lingkungan serta dapat dilaksanakan
dengan menggunakan bahan yang relatif murah dan peralatan yang
relatif sederhana tanpa meninggalkan dampak yang negatif bagi
lingkungan.
Penyiar Apa bedanya Pestisida Nabati atau Pesnab dengan Pestisida yang
beredar dipasaran?
Narasumber Walau sam-sama digunakan untuk mengendalikan organisme
pengganggu tanaman, bila dibandingkan dengan pestisida kimia,
pestisida nabati mempunyai beberapa kelebihan. Pertama, lebih ramah
terhadap alam, karena sifat material organik mudah terurai menjadi
bentuk lain. Sehingga dampak racunnya tidak menetap dalam waktu
yang lama di alam bebas. Kedua, residu pestisida organik tidak bertahan
lama pada tanaman, sehingga tanaman yang disemprot lebih aman
untuk dikonsumsi. Ketiga,dilihat dari sisi ekonomi penggunaan pestisida
organik memberikan nilai tambah pada produk yang dihasilkan.
Penyiar Apa saja yang dibutuhkan dalam pembuatan pesnab?
Narasumber Untuk membuat pestisida nabati (pesnab) diperlukan bahan-bahan
berupa bagian dari tumbuhan tertentu, misalnya daun, biji, buah, akar
dan lainnya. Bahan-bahan tersebut diolah menjadi berbagai macam
bentuk, antara lain : cairan berupa ekstrak dan minyak, serta bentuk
padat (tepung dan abu).
Bahan-bahan di atas umumnya dibuat dengan cara diblender, direbus
dan direndam sebelum disemprotkan. Untuk jenis biji direndam terlebih
dahulu kemudian ditumbuk/diblender. Sedangkan jenis daun dan umbi
dapat diblender dan diambil ekstraknya. Sebelum digunakan bahan-
bahan di atas dicampur dengan larutan sabun colek/sabun cair tipol
dan direndam semalam, setelah itu siap digunakan.
Penyiar Bagaimana contoh bentuk-bentuk hasil pengolahan pestisida nabati?
Narasumber Contoh bentuk-bentuk hasil pengolahan pestisida nabati antara lain
sebagai berikut : Bahan mentah yang berbentuk tepung (tepung nimba,
tepung kunyit, tepung jahe). Ekstrak tanaman/resin dengan mengambil
cairan metabolit sekunder dari bagian tanaman tertentu. (minyak nimba,
minyak krisan, minyak cengkeh, dll). Bagian tanaman dibakar untuk

2
diambil abunya dan dipakai sebagai insektisida misalnya : serai,
tembelekan (Lantana Cemara)), daun bambu dan lain-lain.
Penyiar Apa yang membuat pesnab ini efektif untuk mengendalikan OPT
Narasumber Bagian tumbuhan yang diambil untuk bahan pestisida organik biasanya
mengandung zat aktif dari kelompok metabolit sekunder seperti alkaloid,
terpenoid, fenolik dan zat-zat kimia lainnya. Bahan aktif ini bisa
mempengaruhi hama dengan berbagai cara seperti penghalau (repellent),
penghambat makan (anti feedant), penghambat pertumbuhan (growth
regulator), penarik (attractant) dan sebagai racun mematikan.
Penyiar Apa saja kelebihan dan kekurangan Pesnab?
Narasumber Kelebihan dari pestisida berbahan baku nabati antara lain :
1. Mengalami degradasi/penguraian yang cepat oleh sinar matahari.
2. Memiliki efek/pengaruh yang cepat, yaitu menghentikan nafsu
makan serangga walapun jarang menyebabkan kematian.
3. Toksitasnya umumnya rendah terhadap hewan dan relatif lebih aman
pada manusia atau dengan kata lain residu pestisida nabati tidak
bertahan lama pada tanaman, sehingga tanaman yang disemprot
lebih aman untuk dikonsumsi.
4. Memiliki spektrum pengendalian yang luas (racun lambung dan
syaraf) dan bersifat selektif.
5. Dapat diandalkan untuk mengatasi OPT yang telah kebal pada
pestisida sintetis.
6. Phitotoksitas rendah, yaitu tidak meracuni dan merusak tanaman.
7. Dilihat dari sisi ekonomi penggunaan pestisida organik memberikan
nilai tambah pada produk yang dihasilkan. Produk pangan non-
pestisida harganya lebih baik dibanding produk konvensional.
8. Selain itu, pembuatan pestisida organik bisa dilakukan sendiri oleh
petani sehingga menghemat pengeluaran biaya produksi.
9. Penggunaan pestisida organik yang diintegrasikan dengan konsep
pengendalian hama terpadu tidak akan menyebabkan resistensi pada
hama.

Sedangkan kelemahan penggunaan pestsida nabati sebagai berikut :


1. Cepat terurai dan aplikasinya harus lebih sering.
2. Daya racunnya rendah (tidak langsung mematikan serangga/
memiliki efek lambat).
3. Kapasitas produksinya masih rendah dan belum dapat dilakukan
dalam jumlah massal (bahan tanaman untuk pestisida nabati belum
banyak dibudidayakan secara khusus).
4. Pestisida nabati tidak bisa disimpan dalam jangka lama. Setelah
dibuat harus segera diaplikasikan sehingga kita harus membuatnya
setiapkali akan melakukan penyemprotan.
5. Dari sisi efektifitas, hasil penyemprotan pestisida organik tidak
secepat pestisida kimia sintetis. Perlu waktu dan frekuensi
penyemprotan yang lebih sering untuk membuatnya efektif.
Penyiar Dalam kesempatan ini dapatkah dibagikan resep untuk
mengendalikan ulat pemakan daun ?

3
Narasumber Siapkan bahan-bahan yang diperlukan antara lain, air kelapa 2 liter, ragi
tape 1 butir, bawang putih 4 ons, deterjen 0,5 ons dan kapur tohor 4
ons. Langkah pertama adalah tumbuk bawang putih hingga halus.
Kemudian larutkan deterjen kedalam air kelapa dan aduk hingga
merata. Setelah itu, masukan hasil tumbukan bawang putih, ragi tape
dan kapur tohor. Saring campuran tersebut dengan kain halus. Langkah
terakhir, fermentasikan cairan selama 20 hari dalam wadah tertutup.
Pestisida organik pengusir ulat daun siap digunakan.

Cara penggunaan, encerkan larutan pestisida organik sebanyak 500 ml


dengan 10 liter air bersih. Aduk hingga rata dan masukkan dalam tangki
penyemprot. Frekuensi penggunaan sebanyak 2 kali seminggu, lakukan
terus sampai serangan ulat menurun sampai taraf aman.
Penyiar Saya pernah dengar kita bisa menggunakan tanaman Sirsak adalah
tanaman dengan khasiat yang sangat banyak apakah juga dapat
digunakan sebagai pesnab?
Narasumber Untuk mengendalikan Walang Sangit, WBC, ulat, thrips kita dapat
menggunakan bahan tanaman Sirsak

Cara membuat ekstrak:


 Untuk mengendalikan hama walang sangit: 50 lembar daun sirsak
diremas-remas dicampur dalam 1 ons tembakau, direndam dalam 1
liter air selama 24 jam. Air rendaman disaring dan dilarutkan dalam
28 liter air kemudian disemprotkan.
 Untuk pengendalian ulat dan thrips: 50-100 lembar daun sirsak
ditumbuk halus lalu ditambahkan 5 liter air dan 15 gram detergen
yang diaduk rata dan direndam selama 24 jam. Satu liter larutan
kemudian diencerkan dengan 10-15 liter air, lalu siap untuk
disemprotkan.
Penyiar Bagaimana dengan bahan yang ada di dapur? Adakah yang dapat
digunakan sebagai pesnab?
Narasumber Tentu saja ada, contohnya:

Lengkuas dan Jahe


Bahan aktif: Minyak atsiri, flavonoid, fenol, terpenoid.
Bagian yang digunakan: Rimpang
OPT sasaran: ulat grayak kedelai
Cara membuat ekstrak: Lengkuas dan jahe ditumbuk atau diparut,
kemudian diperas untuk diambil sarinya. Kemudian campurkan dengan
air secukupnya untuk disemprotkan pada areal tanaman yang terserang.

Cabai
Bahan aktif: Minyak Atsiri, piperin
Bagian yang digunakan: buah
OPT Sasaran: Tikus dengan cara mengurangi nafsu makannya
Cara membuat: tumbuk halus cabai atau gunakan blender lalu rendam
dalam air selama semalam. Saring dan langsung semprotkan pada
tanaman yang terserang.

4
Bawang putih
Bagian yang digunakan: umbi bawang putih
OPT sasaran: Ulat, hama pengisap, nematoda, bakteri, antraknos,
embun tepung
Bahan dan Alat : 85 gram bawang putih, 50 ml minyak sayur, 10 ml
deterjen/sabun, 950 ml air, Alat penyaring, Botol
Cara membuat: Campurkan bawang putih dengan minyak sayur.
Biarkan selama 24 jam. Tambahkan air dan sabun. Aduk hingga rata.
Simpan dalam botol paling lama 3 hari. Untuk menggunakannya
campurkan larutan dengan air dengan perbandingan 1 : 19 atau 50 ml
larutan dengan 950 ml air. Kocok sebelum digunakan. Semprotkan ke
seluruh bagian tanaman yang terserang OPT pada pagi hari.

Serai Wangi
Bahan aktif: sitronella, geranisol, sitral, nerol, metil heptenon dan
diptena
Bagian yang digunakan: daun dan batang
OPT sasaran: serangga,
Cara membuat: secara tradisional dapat digunakan minyak atsirinya dari
serai wangi dengan cara menggosok ke kulit untuk mengusir nyamuk,
untuk mengendalikan hama gudang dapat digunakan abu hasil
pembakaran daun untuk mengusir serangga atau nyamuk. Tanaman ini
juga dapat membantu mengusir hama serangga dengan menanam di
sudut pekarangan.

Brotowali untuk Mengendalikan Hama Ulat


Bahan : 200 gr batang brotowali, 1 liter air, deterjen secukupnya
Cara membuat : Batang brotowali dirajang/ditumbuk halus dan
direndam dengan air 1 malam, saring dan tambahkan deterjen
Cara aplikasi : Semprotkan ketanaman, untuk merendam benih sebelum
ditanam

Cabai Merah dan Daun Mimba untuk Mengendalikan Hama Ulat


Bahan : 20 buah cabai, 2 kg daun mimba, 20 liter air. 1 sendok makan
deterjen
Cara membuat : Lumatkan cabai dan daun mimba, rendam selama 24
jam. Saring dan tambahkan deterjen
Cara aplikasi : Tambahkan 20 liter air, aduk rata dan semprotkan
ketanaman

Cabai Merah dan Biji Mimba untuk Mengendalikan Hama Ulat


Bahan : 15 buah cabai merah, 200 gram biji mimba kering, 4 liter air,
deterjen secukupnya
Cara membuat : Lumatkan cabai dan biji mimba, rendam selama 24 jam.
Kemudian disaring
Cara aplikasi : Tambahkan deterjen secukupnya dan semprotkan ke

5
tanaman

Biji Duku untuk Mengendalikan Hama Ulat


Bahan : 500 gr biji duku, 20 liter air, deterjen
Cara membuat : Lumatkan biji duku, rendam selama 24 jam, kemudian
disaring
Cara aplikasi : Tambahkan deterjen secukupnya dan semprotkan
ketanaman

Rimpang Kunyit untuk Mengendalikan Hama Ulat


Bahan : 250 gram kunyit yang sudah tua, 1 liter urun ternak, deterjen
secukupnya
Cara membuat : Kuntit diparut atau ditumbuk hingga lumat, campurkan
dengan urin ternak dan diaduk rata kemudian disaring
Cara aplikasi : Tambahkan 5 liter air bersih dan deterjen secukupnya
kemudian diseprotkan ketanaman

Cabai Rawit untuk Mengendalikan Hama Ulat


Bahan : 20 gram cabai rawit, alkohol 1 liter
Cara membuat : Cabai rawit ditumbuk hingga halus dan dicampurkan
dengan alkohol. Biarkan selama 2 minggu, kemudian disaring
Cara aplikasi : Campurkan larutan tersebut dengan air, perbandingan
100 ml larutan per 10 liter air. Semprotkan ketanaman

Cabai Rawit untuk Mengendalikan Hama Ulat


Bahan : 50 gram cabai rawit, 120 gram garam, air 1 lter
Cara membuat : Lumatkan cabai rawit, garam digiling halus. Rendam
dengan air selama kurang lebih 5 jam
Cara aplikasi : Larutkan dengan 16 liter air dan semprotkan ketanaman

Jahe untuk Mengendalikan Hama Ulat


Bahan : 100 gram jahe segar, 50 gram cabai, 5 siung bawang putih, 10
liter air, deterjen secukupnya
Cara membuat : Semua bahan dihaluskan hingga lumat, rendam dengan
air kurang lebih 1-2 jam. Saring sebelum digunakan
Cara aplikasi : Tambahkan deterjen secukupnya kemudian semprotkan
ke tanaman

Gadung untuk Mengendalikan Hama Ulat


Bahan : 500 gram umbi gadung, 10 liter air bersih dan deterjen
secukupnya
Cara membuat : Umbi gadung diblender atau ditumbuk halus kemudian
diperas. Tambahkan air dan deterjen secukupnya
Cara aplikasi : Semprotkan pada tanaman

Gadung dan Daun Mimba untuk Mengendalikan Hama Ulat


Bahan : 1 kg umbi gadung, 1 kg daun mimba, 20 liter air dan deterjen

6
secukupnya
Cara membuat : Semua bahan dihaluskan/dilumatkan, rendam dengan
air selama 24 jam. Kemudian disaring
Cara aplikasi : Tambahkan deterjen secukupnya dan semprotkan
ketanaman

Biji Jarak untuk Mengendalikan Hama Ulat


Bahan : 1 kg biji jarak segar, air 5 liter dan deterjen secukupnya
Cara membuat : Biji jarak dilumatkan/ditumbuk halus, rendam dengan
air selama 24 jam. saring sebelum digunakan
Cara aplikasi : Camprkan dengan air, perbandingan 1 : 5 tambahkan
deterjen secukupnya dan semprotkan ketanaman

Buah Mengkudu dan Tembakau untuk Mengendalikan Hama Ulat


Bahan : 1 kg buah mengkudu matang, 1 kg daun nangka, air dingin 4
liter, air mendidih 1 liter, 500 gram tembakau dan deterjen
Cara membuat : Buah mengkudu dan daun nangka dilumatkan rendam
dengan 4 liter air kurang lebih 1 jam, sebelumnya tembakau direndam
dengan air panas selama 1 malam. Campurkan semua larutan tersebut
dan aduk rata. saring sebelum digunakan
Cara aplikasi : Tambahkan larutan tersebut dengan 20 liter air dan
deterjen secukupnya, kemudian semprotkan ketanaman
Penyiar Kalau dari jenis sayur-sayuran atau daun-daunan?
Narasumber Daun Pepaya untuk Mengendalikan Hama Ulat dan Penghisap
Bahan : 1 kg daun pepaya segar, 20 liter air bersih dan 30 gr deterjen
Cara membuat : rajang dan lumatkan daun pepaya kemudian direndam
selama 24 jam/semalaman. Saring dengan kain halus sebelum
digunakan
Cara aplikasi : Tambahkan deterjen secukupnya dan semprotkan ke
tanaman

Daun Nimba (Azadirachta indica A. Juss)


Senyawa aktif yang dikandung mimba adalah azadirachtin, meliantriol
dan salanin seperti bawang dan rasanya sangat pahit. Berbentuk tepung
dari daun,atau cairan iminyak dari biji/buah. Efektif untuk mencegah
makan bagi serangga dan mencegah serangga mendekati tanaman
(repellent) dan bersifat sistemik.
Mimba juga dapat membuat serangga mandul, karena dapat menggangu
hormon produksi dan pertumuhan serangga.
Mimba mempunyai spektrum yang luas, efektif untuk mengendalikan
serangga bertubuh lunak ( 200 spesies) antara lain : belalang, thrips,
ulat, wereng, kupu-kupu putih, dll.
Disamping itu mampu mengendalikan jamur (fungisida) pada tahap
preventif, menyebabkan spora jamur gagal berkecambah. Jamur yang
dikendalikan antara lain penyebab ; embun tepung, penyakit busuk,
cacar daun/kudis, karat daun dan bercak daun. Dan mencegah bakteri
pada embun tepung (powdery mildew).

7
Ekstrak mimba sebaiknya disemprotkan pada tahap awal dari
perkembangan serangga, yaitu disemprotkan pada daun dan juga dapat
disiramkan pada akar tanaman untuk diserap akar atau mengendalikan
hama dalam tanah.

Daun Nimba mengandung Azadirachtin, salanin, nimbinen, dan


meliantrol. Efektif mengendalikan ulat, hama penghisap, jamur, bakteri,
nematoda dll.
Cara pembuatan :
Tumbuk halus 200-300 gr biji nimba: rendam dengan 10 liter air
semalam, aduk rata dan saring, siap disemprotkan ke tanaman.
Tumbuk halus 1 kg daun nimba kering bisa juga dengan daun segar
rendam dalam 10 liter air semalam, aduk rata, saring, dan siap untuk di
semprotkan ke tanaman.

Daun Tembakau Nikotin bertindak sebagai racun kontak untuk hama


seperti ; ulat perusak daun, aphids, thrips, dan kutu daun serta sebagai
pengendali jamur (fungisida).
untuk Mengendalikan Hama Ulat
Bahan : 250 gram tembakau kering, bawang putih 2 siung, air panas 1
liter dan deterjen secukupnya
Cara membuat : Lumatkan bawang putih, bersama tembakau direndam
dengan air panas selama 1 malam. Kemudian disaring
Cara aplikasi : Campurkan larutan dengan air, perbandingan 1 : 10.
Kemudian semprotkan ketanaman

Daun Pacar Cina untuk Mengendalikan Hama Ulat


Bahan : 100 gram daun pacar cina segar, 1 liter air mendidih dan
deterjen secukupnya
Cara membuat : Lumatkan daun pacar cina, rendam dengan air panas
hingga dingin
Cara aplikasi : Campurkan larutan dengan 10 liter air dan deterjen
secukupnya, kemudian disemprotkan ketanaman

Daun Srikaya untuk Mengendalikan Hama Ulat


Bahan : 500 gram daun srikaya segar, 500 gram biji srikaya, 5 liter air
dan deterjen secukupnya
Cara membuat : Lumatkan daun dan biji srikaya, kemudian rebus
hingga mendidih dengan 5 liter air sampai air tersisa 4 liter saja.
Kemudian disaring sebelum digunakan
Cara aplikasi : Campurkan larutan dengan 10 liter air, tambahkan
deterjen secukupnya dan semprotkan ketanaman

Daun Tomat untuk Mengendalikan Hama Ulat


Bahan : 500 gram daun dan batang tomat, 250 gram tembakau, air 5
liter dan deterjen secukupnya
Cara membuat : Lumatkan daun tomat kemudian rendam dengan air 4

8
liter, tembakau direndam dengan 1 liter air panas. Rendam kedua bahan
selama 24 jam dalam wadah terpisah. Saring dan satukan kedua larutan
kemudian diaduk supaya tercampur rata.
Cara aplikasi : Campurkan 5 liter larutan dengan 20 liter air, tambahkan
deterjen secukupnya kemudian semprotkan ketanaman
Penyiar Sebelum sampai ke penghujung acara, adakah pesan-pesan yang akan
disampaikan Bapak Panuju ?
Narasumber Saya berharap informasi yang kami berikan dapat memberi solusi bagi
pengendalian organisme pengganggu tanaman yang ramah lingkungan
Demikian yang dapat saya sampaikan, jika ada salah dan khilaf saya
mohon maaf yang sebesar-besarnya, selamat malam dan
Wassalamu’alaikum wr.wb.

Purworejo, 16 Januari 2019

Anda mungkin juga menyukai