Anda di halaman 1dari 27

BAB I.

METODE PENYULUHAN

A. Pengertian metode penyuluhan pertanian


Metode penyuluhan pertanian merupakan cara penyampaian materi penyuluhan
pertanian kepada pelaku utama dan pelaku usaha agar mereka mau dan mampu
menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar,
teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan
produktivitas, efisiensi usaha,pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan
kesadaran dalam melestarikan fungsi lingkungan hidup.
Metode penyuluhan pertanian erat kaitannya dengan metode belajar oranag
dewasa (andragogy). Penyuluh, yang menjalankan tugas utamanya sebagai
pendidik, pengajar dan pendorong, selalu berhubungan dengan sasaran penyuluhan
yang biasanya adalah para petani, peternak, dan nelayan dewasa. Menurut
Mardikanto (1993), sebagai suatu proses pendidikan, maka keberhasilan
penyuluhan sangat dipengaruhi oleh proses belajar yang dialami dan dilakukan oleh
sasaran penyuluhan. Dalam pelaksanaan penyuluhan, pemahaman proses belajar
pada orang dewasa serta prinsip-prinsip yang harus dipegang oleh seorang
penyuluh dalam menjalankan tugasnya menjadi sangat penting peranannya karena
dapat membantu penyuluh dalam mencapai tujuan penyuluhan yang telah
ditentukannya.
Menurut Van den Ban dan Hawkins (1999), pilihan seorang agen penyuluhan
terhadap satu metode atau teknik penyuluhan sangat tergantung kepada tujuan
khusus yang ingin dicapainya dan situasi kerjanya. Karena beragamnya metode
penyuluhan yang dapat digunakan dalam kegiatan penyuluhan, maka perlu diketahui
penggolongan metode penyuluhan menurut jumlah sasaran yang hendak dicapai.
Berdasarkan pendekatan sasaran yang ingin dicapai, penggolongan metode terbagi
menjadi tiga yakni metode berdasarkan pendekatan perorangan, kelompok, dan
massal.

B. Tujuan Pemilihan Metode Penyuluhan Pertanian


      Penggunaan panca indera tidak terlepas dari suatu proses belajar
mengajarseseorang karena panca indera tersebut selalu terlibat di dalamnya. Hal in

1
dinyatakan oleh Socony Vacum Oil Co. Yang di dalam penelitiannya
memperolehhasil sebagai berikut: 1% melalui indera pengecap, 1,5% melalui indera
peraba,3% melalui indera pencium, 11% melalui indera pendengar dan 83% melalui
indera penglihat.
            Dalam mempelajari sesuatu, seseorang akan mengalami suatu prosesuntuk
mengambil suatu keputusan yang berlangsung secara bertahap melaluiserangkaian
pengalaman mental fisikologis sebagai berikut:
1. Tahap sadar yaitu sasaran mulai sadar tentang adanya inovasi
yangditawarkan oleh penyuluh
2. Tahap minta yaitu tumbuhnya minat yang seringkali ditandai oleh
keinginanuntuk bertanya atau untuk mengetahui lebih banyak tentang segala
sesuatuyang berkaitan dengan inovasi yang ditawarkan oleh penyuluh.
3. Tahap menilai yaitu penilaian terhadap baik/buruk atau manfaat inovasi
yangtelah diketahui informasinya secara lebih lengkap.
4. Tahap mencoba yaitu tahap dimana sasaran mulai mencoba dalam skala
keciluntuk lebih meyakinkan penilaiannya, sebelum menerapkan untuk skala
yanglebih luas.
5. Tahap menerapkan yaitu sasaran dengan penuh keyakinan
berdasarkanpenilaian dan uji coba yang telah dilakukan/diamati sendiri.
Jadi tujuan pemilihan metode penyuluhan adalah:
1. agar penyuluhpertanian dapat menetapkan suatu metode atau kombinasi
beberapa metode yangtepat dan berhasil guna,
2. agar kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakanuntuk menimbulkan
perubahan yang dikehendaki yaitu perubahan perilaku petanidan anggota
keluarganya dapat berdayaguna dan berhasilguna.

C. Penggolongan metode Penyuluhan


Pada prinsipnya metoda penyuluhan dapat digolongkan sesuai dengan macam-
macam pendekatannya :
a). Penggolongan  dari Segi Komunikasi
Metoda penyuluhan dapat digolongkan kedalam 2 (dua) golongan yaitu :
1) Metoda-metoda yang langsung (direct Communication/face to face
Communication) dalam hal ini penyuluh langsung berhadapan muka
dengan sasaran Umpannya: obrolan ditempat peternakan, dirumah,
2
dibalai desa, di kantor, dalam kursus tani, dalam penyelenggaraan
suatu demonstrasi dan lain-lain.
2) Metoda-metoda yang tidak langsung (indirect Communication) dalam
hal ini penyuluh tidak langsung berhadapan secara tatap muka dengan
sasaran, tetapi dalam menyampaikan pesannya melalui perantara
(media)

b). Penggolongan  berdasarkan indera penerima


Adapun penggolongan metode berdasarkan indera penerima dibagi
menjadi tiga golongan yaitu:
1) Metode yang dilaksanakan dengan jalan memperhatikan. Pesan yang
diterima melalui indra penglihatan. Misalnya penempelan poster,
pemutaran film dan pemutaran slide.
2) Metode yang disampaikan melalui indra pendengaran. Misalnya siaran
pertanian melalui radio dan hubungan telephone serata alat-alat
audiotif lainnya.
3) Metode yang disampaikan, diterima oleh sasaran melalui beberapa
macam indra secara kombinasi. Misalnya:

a.      Demonstrasi hasil (dilihat, didengar, dan diraba)

b.      Demonstrasi cara (dilihat, didengar, dan diraba)

c.      Siaran melalui televisi (didengar dan dilihat)

D. Penggolongan Berdasarkan Pendekatan  Kepada Sasaran

a)    Metode berdasarkan pendekatan perorangan   


Dalam metode ini, penyuluh berhubungan secara langsung maupun tidak
langsung dengan sasarannya secara perorangan. Metode perorangan atau
personal approach menurut Kartasaputra (Setiana, 2005), sangat efektif
digunakan dalam penyuluhan karena sasaran dapat secara langsung
memecahkan masalahnya dengan bimbingan khusus dari penyuluh. Adapun
jika dilihat dari segi jumlah sasaran yang ingin dicapai, metode ini kurang
efektif karena terbatasnya jangkauan penyuluh untuk mengunjungi dan
membimbing sasaran secara individu. Metode pendekatan individu akan lebih
tepat digunakan dalam mendekati tokoh-tokoh masyarakat yang berpengaruh
ataupun pada golongan petani atau peternak yang menjadi panutan

3
masyarakat setempat. Menurut Van den Ban dan Hawkins (1999), metode
pendekatan perorangan pada hakikatnya adalah paling efektif dan intensif
dibanding metode lainnya, namun karena berbagai kelemahan di dalamnya,
maka pendekatan ini jarang diterapkan pada program-program penyuluhan
yang membutuhkan waktu yang relatif cepat. Dalam hal ini para penyuluh
berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan sasaran secara
perorangan.Contohnya :
1. Kunjungan ke rumah petani, ataupun petani berkunjung kerumah
penyuluh dan kekantor.
2. Surat menyurat secara perorangan.
3. Demonstrasi pilot.
4. Belajar perorangan, belajar praktek.
5. Hubungan telepon

b)      Metode berdasarkan pendekatan kelompok


Dalam metode pendekatan kelompok, penyuluh berhubungan dengan sasaran
penyuluhan secara kelompok. Metode pendekatan kelompok atau group
approach menurut Kartasaputra (Setiana, 2005) cukup efektif, dikarenakan
petani atau peternak dibimbing dan diarahkan secara kelompok untuk
melakukan sesuatu kegiatan yang lebih produktif atas dasar kerja sama.
Dalam pendekatan kelompok banyak manfaat yang dapat diambil, di samping
dari transfer teknologi informasi juga terjadinya tukar pendapat dan
pengalaman antar sasaran penyuluhan dalam kelompok yang bersangkutan.
Metode kelompok pada umumnya berdaya guna dan berhasil guna tinggi.
Metode ini lebih menguntungkan karena memungkinkan adanya umpan balik,
dan interaksi kelompok yang memberi kesempatan bertukar pengalaman
maupun pengaruh terhadap perilaku dan norma para anggotanya. Dalam hal
ini penyuluh berhubungan dengan kelompok sasaran Contohya :
1. pertemuan (contoh : di rumah, di saung, di balai desa, dan lain-lain.
2. Perlombaan.
3. Demonstrtasi cara/hasil.
4. Kursus tani.
5. Musyawarah/diskusi kelompok/temu karya.
6. Karyawisata.
4
7. Hari lapangan petani (farm field day). Ciri khusus metode kelompok :
a. Menjangkau lebih banyak sasaran
b. Penyatuan pengalaman petani
c. Memperkuat pembentukan sikap petani
d. Pertemuan dapat diulang
e. Keterlibatan petani bisa lebih aktif

c) Metode berdasarkan pendekatan massal


Metode pendekatan massal atau mass approach. Sesuai dengan namanya,
metode ini dapat menjangkau sasaran dengan jumlah yang cukup banyak.
Dipandang dari segi penyampaian informasi, metode ini cukup baik, namun
terbatas hanya dapat menimbulkan kesadaran dan keingintahuan semata. Hal
ini disebabkan karena pemberi dan penerima pesan cenderung mengalami
proses selektif saat menggunakan media massa sehingga pesan yang
diampaikan mengalami distorsi (Van den Ban dan Hawkins, 1999). Termasuk
dalam metode pendekatan massal antara lain adalah rapat umum, siaran radio,
kampanye, pemutaran film, penyebaran leaflet, folder atau poster, surat kabar,
dan lain sebagainya. dalam hal ini penyuluh menyampaikan pesannya secara
langsung maupun tidak langsung kepada sasaran dengan jumlah banyak
secara sekaligus.
Contohya :
1. Rapat (pertemuan umum)
2. Siaran pedesaan melalui Radio/TV
3. Pemuatan film/slide
4. Penyebaran bahan tulisan : (brosur, leaflet, folder, booklet dan
sebgainya)
5. Pemasangan Foster dan Spanduk
6. Pertunjukan Kesenian
Beragamnya metode penyuluhan bukan berarti kita harus memilih yang
paling baik dari sekian metode yang ada, tetapi bagaimana metode tersebut
cocok atau sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penyuluhan. Berikut
ini beberapa keuntungan dan kerugian dari ketiga metode tersebut (Setiana,
2005), yakni:

5
Tabel 1. Keuntungan dan kerugian metode penyuluhan perorangan, kelompok
dan massal
Metode Keuntungan Kerugian
Penyuluhan 1. Waktu lebih efisien 1. Komunikasi tersamar
perorangan
2. Adanya persiapan 2. Sifatnya lebih formal
yang mantap 3. Pengaruhnya relatif sukar
4. Relatif lebih mudah diukur
mengorganisasikan
Penyuluhan 1. Relatif lebih efisien, 1. Masalah pengorganisasian
kelompok
pertanian 2. Pendekatan aktifitas
berkelompok pembentukan kelompok
2. Komunikator tidak bersama
tersamar 3. Kesulitan dalam
pengorganisasian aktivitas
diskusi
4. Memerlukan pembinaan
calon pimpinan
kelompok yang cakap
dan dinamis
Penyuluhan 1. Tidak terlalu resmi, 1. Memakan waktu lebih
massal pertanian massal banyak Biaya lebih besar
2. Penuh kepercayaan 2. Bersifat kurang efisien
3. Langsung dapat pengaruhnya
dirasakan

BAB II.

6
METODE PENYULUHAN LAINNYA

a)      Metode Partisipatif


Metode penyuluhan pertanian partisipatif yaitu masyarakat berpartisipasi secara
interaktif, analisis-analisis dibuat secara bersama yang akhirnya membawa kepada
suatu rencana tindakan. Partisipasi disini menggunakan proses pembelajaran yang
sistematis dan terstruktur melibatkan metode-metode multidisiplin , dalam hal ini
kelompok ikut mengontrol keputusan lokal. Berdasarkan atas UU SP3K pasal 26
ayat 3, dikatakan bahwa "Penyuluhan dilakukan dengan menggunakan pendekatan
partisipatif melalui mekanisme kerja dan metode yang disesuaikan dengan
kebutuhan serta kondisi pelaku utama dan pelaku usaha".
Hal-hal yang berkaitan dengan penyusunan PRA antara lain penyuluhan
pertanian, metode, dan teknik penyuluhan seperti demplot, wawancara, anjangsana,
pendekatan kelompok dan pendekatan individu. Penyuluh partisipatif merupakan
pendekatan penyuluhan dari bawah ke atas (bottom up) untuk memberikan
kekuasaan kepada petani agar dapat mandiri, yaitu kekuasaan dalam peran,
keahlian, dan sumberdaya untuk mengkaji desanya sehingga tergali potensi yang
terkandung, yang dapat diaktualkan, termasuk permasalahan yang ditemukan
(Suwandi, 2006). Dengan pelatihan metode penyuluhan pertanian partisipatif, para
penyuluh pertanian akan termotivasi untuk menggali keberadaan sumber informasi
pertanian setempat yang mudah diakses oleh yang memerlukan, baik penyuluh
maupun petani. Pelatihan juga akan mendorong inisiatif positif para penyuluh
pertanian dan petani, melalui pendekatan partisipatif untuk mendapatkan solusi
permasalahan usahatani di lapangan (BBPP Lembang, 2009).
Tabel 2. Kelebihan dan kekurangan metode penyuluhan partisipatif
Kelebihan Kelemahan
 melibatkan  partisipasi penuh  Membutuhkan waktu yang
dari masyarakat relative lebih lama
 pendekatan penyuluhan dari  Pembicaraan dapat
bawah ke atas (bottom up) menyimpang dari arah
untuk memberikan kekuasaan pembelajaran yang telah
kepada petani agar dapat ditetapkan sebelumnya.
mandiri
 Mendorong inisiatif positif  para

7
penyuluh maupun petani
 Memebrikan motivasi bagi
penyuluh

b)      Metode penyuluhan berbasis ICT


Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM
Pertanian pada tahun 2010 melakukan model penyuluhan sebagai upaya
pemberdayaan masyarakat melalui cyber extension. Secara singkat dapat dikatakan
bahwa cyber extension merupakan sistem informasi penyuluhan pertanian melalui
media internet (berbasis TIK) yang dibangun untuk mendukung penyediaan materi
penyuluhan dan informasi pertanian bagi penyuluh dalam memfasilitasi proses
pembelajaran agribisnis pelaku utama dan pelaku usaha.
Sharma, Director Information Technology, Documentation & Publications
National Institute of Agricultural Extension Management India, memberikan istilah
tentang pemanfaatan TIK untuk penyuluhan pertanian dengan sebutan “cyber
extension” (Subejo, 2008). Cyber Extension merupakan sistem informasi penyuluhan
pertanian melalui media internet, untuk mendukung penyediaan materi penyuluhan
dan informasi pertanian bagi penyuluh dalam memfasilitasi  proses pembelajaran
agribisnis bagi pelaku utama dan pelaku usaha (Badan PPSDMP, Kementerian
Pertanian 2010). Menurut Sharma (2005) Cyber Extension adalah penyuluhan
melalui cyber space yaitu menggunakan kekuatan jaringan on-line, komunikasi
komputer dan multimedia interaktif digital untuk memfasilitasi penyebarluasan
teknologi pertanian. Elemen cyber extension adalah (1)E-mail; (2)
Penyuluhan/penyebaran informasi pertanian berbasis Web; (3) Sistem interaktif
dalam pengendalian hama dan penyakit; (4) Internet browsing untuk penyuluhan
pertanian; (5) Video Conferencing- Static, Mobile; (6) Kisan Call Centers;(7) Satelite
Communication Networks (Sharma, 2005)
Cyber Extension adalah program yang dikembangkan Badan Penyuluhan dan
Pengembangan SDM Pertanian, merupakan metode penyuluhan masa depan yang
dirancang dengan tujuan, sebagai berikut: (1) meningkatkan arus informasi dari
pusat sampai tingkat petani;  (2) meningkatkan penyediaan materi penyuluhan
pertanian bagi penyuluh; (3) meningkatkan akses petani dalam mendapatkan

8
informasi; dan (4) menyediakan peralatan komputer yang dapat mengakses
informasi Cyber Extension (Badan PPSDMP, 2010)

Tabel  3. Kelebihan dan kelemahan metode penyuluhan berbasis ICT


Kelebihan Kelemahan
 Pengembangan kelembagaan  Belum semua petani mau
penyuluhan dan mampu menerima
adanya teknologi
 Penguatan ketenagaan
 Informasi yang diterima
penyuluhan
tidak seluruhnya dapat
 Perbaikan penyelenggaraan
dimengerti
penyuluhan
 Penguatan dukungan teknologi
pada usaha tani/agribisnis di
tingkat petani
 Perbaikan pelayanan teknologi
dan informasi pertanian

 Studi Kasus

Rekomendasi Aplikasi TIK Dalam Mendukung Pembangunan Pertanian


Berkelanjutan .Studi yang telah dilakukan oleh ENRAP di Asia Pasifik (termasuk di
Indonesia) menemukan bahwa kesuksesan (efektivitas) intervensi aplikasi TIK
utamanya tergantung pada dampaknya terhadap mata pencaharian dan aset mata
pencaharian. Keberlanjutan (sustainability) suatu intervensi aplikasi TIK memiliki
mempunyai dua aspek penting, yaitu: kemampuan dalam melanjutkannya dalam
jangka panjang dan kemampuannya  untuk mengurangi sifat mudah terlukanya
(vulnerabilities) dari target beneficiaries. Adapun kesadaran dan komitmen
stakeholders, ketepatan relevansi isi, penggunaan bahasa lokal dan upaya
penyediaan akses terhadap intervensi TIK adalah faktor kritis lain yang penting bagi
keefektivan dan kesuksesan dari suatu intervensi aplikasi ICT yang ditargetkan bagi
kehidupan masyarakat perdesaan. Intervensi yang bersifat demand-driven dalam
fungsinya seperti halnya teknologi tepat guna (sesuai dengan yang dipilih atau
diinginkan pengguna) mempunyai prevalensi kesuksesan yang lebih tinggi (ENRAP
2009).Perkembangan TIK seperti komputer dan teknologi komunikasi, khususnya

9
internet dapat digunakan untuk menjembatani informasi dan pengetahuan yang
tersebar di antara yang menguasai informasi dan yang tidak. 
Akses terhadap komunikasi digital membantu meningkatkan akses terhadap
peluang pendidikan, meningkatkan transparansi dan efisiensi layanan pemerintah,
memperbesar partisipasi secara langsung dari ”used-to-be-silent-public”
(masyarakat yang tidak mampu berpendapat) dalam proses demokrasi,
meningkatkan peluang perdagangan dan pemasaran, memperbesar pemberdayaan
masyarakat dengan memberikan suara kepada kelompok yang semula tidak
bersuara (perempuan) dan kelompok yang mudah diserang, menciptakan jaringan
dan peluang pendapatan untuk wanita, akses terhadap informasi pengobatan untuk
masyarakat yang terisolasi dan meningkatkan peluang tenaga kerja (Servaes 2007).
Leeuwis (2004) menyatakan bahwa pesan dan teknologi (inovasi) pertanian
yang dipromosikan oleh agen penyuluhan sering tidak sesuai dan tidak mencukupi. 
Hal ini memberikan implikasi bahwa informasi yang ditujukan pada petani dan agen
penyuluh sangat terbatas karena beberapa faktor, di antaranya adalah: staf
universitas dari disiplin yang berbeda, peneliti yang terlibat, politisi, pengambil
kebijakan, agroindustri dan birokrat yang memainkan peranan dalam proses promosi
inovasi pertanian tersebut.  Konsekuensinya, inovasi  yang terpadu hanya dapat
diharapkan muncul ketika berbagai aktor (termasuk petani), yang dapat
mempengaruhi kecukupan pengetahuan dan teknologi, bekerjasama untuk
memperbaiki kinerja kolektif.  Untuk mewujudkan hal tersebut, perlu dilakukan upaya
untuk memperbaiki fungsi dari sistem pengetahuan dan informasi pertanian
(Agricultural Knowledge and Information System–AKIS).
Sistem pengetahuan dan informasi pertanian dapat berperan dalam
membantu petani dengan melibatkannya secara langsung dengan sejumlah besar
kesempatan, sehingga mampu memilih kesempatan yang sesuai dengan situasi dan
kondisi faktual di lapangan.  Peningkatan efektivitas jejaring pertukaran informasi
antarpelaku agribisnis terkait merupakan aspek penting untuk mewujudkan sistem
pengetahuan dan informasi pertanian.  Dengan dukungan implementasi TIK serta
peran aktif berbagai kelembagaan terkait upaya untuk mewujudkan jaringan
informasi inovasi bidang pertanian sampai di tingkat petani dapat diwujudkan. 
Keberhasilan proses knowledge sharing inovasi pertanian sangat bergantung pada
peran aktif dari berbagai institusi terkait yang memiliki fungsi menghasilkan inovasi
pertanian maupun yang memiliki fungsi untuk mengkomunikasikan inovasi pertanian.
10
Rekomendasi aplikasi TIK dalam mendukung pembangunan pertanian yang
berkelanjutan adalah aplikasi TIK yang mendorong terjadinya knowledge sharing
untuk meningkatkan fungsi sistem pengetahuan dan informasi pertanian. Dengan
demikian, aplikasi TIK tersebut dapat berperan dalam membantu petani dengan
melibatkannya secara langsung dengan sejumlah besar kesempatan, sehingga
mampu memilih kesempatan yang sesuai dengan situasi dan kondisi faktual di
lapangan. Peningkatan efektivitas jejaring pertukaran informasi antarpelaku
agribisnis terkait merupakan aspek penting untuk mewujudkan sistem pengetahuan
dan informasi pertanian.
Dengan dukungan TIK serta peran aktif berbagai kelembagaan pengetahuan
terkait pertanian dan kelembagaan-kelembagaan pendukung lainnya yang
berpotensi untuk bersinergi, upaya untuk mewujudkan jaringan informasi bidang
pertanian sampai di tingkat kelompok petani dapat diwujudkan. Keberhasilan proses
knowledge sharing inovasi pertanian sangat bergantung pada peran aktif dari
berbagai institusi terkait yang memiliki fungsi menghasilkan inovasi pertanian
maupun yang memiliki fungsi untuk memproses dan  mengkomunikasikan inovasi
pertanian berkelanjutan, khususnya penyuluh pertanian dan petani.
Berdasarkan permasalahan yang masih banyak dihadapi dalam implementasi
TIK untuk mendukung pembangunan pertanian, maka aplikasi TIK dapat dilakukan
secara bertahap sesuai dengan kondisi kesiapan sumber daya yang ada di daerah. 
Aplikasi TIK diarahkan untuk mendukung percepatan akses pelaku pembangunan
pertanian terhadap sumber informasi yang dibutuhkan sekaligus merupakan sarana
untuk mempercepat proses pertukaran informasi antarpihak-pihak terkait dalam
proses pembangunan pertanian berkelanjutan. 
Analisis :Metode penyuluhan berbasis TIK memang sangat bagus, namun jika
melihat kondisi petani yang ada dalam menjakau akses tersebut tentu mereka masih
lemah dalam mengakses TIK. Melihat keterbatasan tersebut maka aplikasi TIK perlu
dimodifikasikan dengan media konvensional. Artinya informasi yang diperoleh
malalui aplikasi teknologi informasi, misalnya internet dapat disederhanakan dan
dikemas kembali sesuai kebutuhan dan karakteristik pengguna akhir oleh penyuluh
pertanian atau fasilitator. 

BAB III.
METODE PENYULUH YANG AKAN DISAMPAIKAN
11
SECARA KOMBINASI

Pernakah Anda bertanya dalam dirinya bahwa untuk mencapai suatu tujuan
harus menggunakan ”cara atau alat”? Dan bagaimana pula efektivitas dan
efisiensidari keberagaman cara atau alat tersebut? Untuk mempermudah
mempelajari jenis-jenis metode penyuluhan pertanian, dilakukan penggolongan.
Banyak cara untuk menggolongkan yakni melalui : Metode yang disampaikan,
diterima oleh sasaran melalui beberapa macam indra secara kombinasi. Misalnya:
a.      Demonstrasi hasil (dilihat, didengar, dan diraba)
b.      Demonstrasi cara (dilihat, didengar, dan diraba)

c.      Siaran melalui televisi (didengar dan dilihat)

Demonstrasi merupakan suatu metode penyuluhan di lapangan untuk


memperlihatkan / membuktikan secara nyata tentang cara dan atau hasil penerapan teknologi
pertanian yang telah terbukti menguntungkan bagi petani-nelayan. Berdasarkan sasaran yang
akan dicapai demonstrasi dibedakan atas demostrasi usahatani perorangan (demplot),
demonstrasi usahatani kelompok (demfarm), demonstrasi usahatani gabungan kelompok (dem
area). Kegiatan tersebut mempunyai maksud :
a) Meyakinkan petani terhadap suatu cara yg lebih baik & menguntungkan
b) Menunjukkan hasil suatu cara baru
c) Memperlihatkan suatu keuntungan dari suatu anjuran
d) Memberi kesempatan kepada petani utk berperan aktif 
e) Memberi kesempatan kepada petani utk meningkatkan pengetahuan & ketrampilan
secaranyata

A. Demonstrasi hasil (dilihat, didengar, dan diraba)


Demonstrasi hasil adalah metode penyuluhan berupa kegiatan untuk
memperlihatkan secara nyata tentang hasil penerapan teknologi yang telah
terbukti menguntungkan bagi pelaku utama/pelaku usaha pertanian atau
teknologi lainnya yang sudah spesifik lokasi.
Tujuan dari demonstrasi hasil adalah untuk menunjukkan nilai cara baru yang
dianjurkan dan untuk memperlihatkan bahwa anjuran-anjuran itu cocok bagi
tempat tersebut serta menguntungkan. Teknik pelaksanaan dari kegiatan ini
adalah :

12
1) Materi yang dapat didemonstrasi-hasilkan adalah demonstrasi di
bidang pertanian tentang manfaat penggunaanvaretas unggul dan
demonstrasi usaha di bidang pertanian.
2) Demonstrasi hasil dilakukan oleh kelompok,dan atau seorang pelaku
utama/pelaku usaha demonstrator dengan bimbingan penyuluh
pertanian
3) Buatlah tanda-tanda yang jelas, mengenai apa yang didemostrasikan
dan batas-batas daerah demostrasi;
4) Batasi ruang lingkup demonstrasi hanya untuk meyakinkan kebenaran
dan kemantapan hasil suatu teknologi baru, jadi tidak untuk
menemukan hal-hal yang baru;
 Susun kalender kerja demonstrasi;
 Bantu demonstrasi dengan pencatatan peristiwa-peristiwa
seperlunya;
 Kunjungi demonstrasi secara teratur, untuk bimbingan dan
pengawasan;
 Buatlah petak dasar (check plot) untuk perbandingan, jika
memungkinkan;
 Susunlah catatan, bukti dan kesimpulan tentang demosntrasi
tersebut; Umumkan secara meluas hasil demosntrasi tersebut;
 Bicarakan hasil demontrasi ini dalam pertemuan-pertemuan; dan
bila demosntrasi gagal, supaya dianalisa sebab-sebabnya.

Manfaat dan hambatan dalam pelaksanaan demosntrasi hasil ini adalah :


1. Mempercepat proses adopsi dikalangan pelaku utama/pelaku usaha,
b) Memperoleh keterangan dan data yang nyata,
2. Memberi pengalaman kepada petugas/penyluh lapangan, mengenai
kebenaran cara-cara yang dianjurkannya, sehingga memperbesar
keyakinan kan tugasnya,
3. Memerlukan persiapan, pelaksanaan dan pengawasan yang teliti,
disamping relatif memerlukan biaya besar, dan
4. Memerlukan ketelitian dalam memilih demonstrator, disamping
bimbingan yang terus menerus.

13
Kegiatan demonstrasi hasil dapat dilaksanakan di semua tingkatan mulai
tingkat kelompok pelaku utama, tingkat Desa, tingkat Kecamatan, tingkat
Kabupaten, tingkat Provinsi sampai di tingkat Nasional.

B. Demonstrasi cara (dilihat, didengar, dan diraba)


Demonstrasi Cara adalah metode penyuluhan perikanan berupa kegiatan untuk
memperlihatkan secara nyata tentang cara penerapan teknologi pertanian yang
telah terbukti menguntungkan bagi pelaku utama/pelaku usaha pertanian.
Tujuan dari demonstrasi cara adalah untuk meyakinkan orang bahwa suatu cara
kerja tertentu yang dianjurkan itu bermanfaat dan mudah dilakukan. Contoh dari
demonstrasi cara adalah demonstrasi pembuatan Persemaian kering uintuk
vatrietas unggul, demonstrasi cara penebaran benih, lokasi demonstrasi
biasanya berada di daerah yang mudah dikunjungi pelaku utama/pelaku usaha.

Teknik pelaksanaan dari metode ini adalah : 


1. Siapkan materi yang akan disampaikan, materi yang dapat
didemonstrasikan. Materi ini ditetapkan berdasarkan masalah yang dihadapi
pelaku utama; Contoh materi dalam demonstrasi cara adalah:
 Teknik Persiapan Pengolahan
 Teknik Persiapan persemaian
 Menyedia media persemaian
 Perawatan persemaian
 Pencabutan bibit dan pengangkutan bibit kelahan pertanaman
 Tehnik pengendalihan hama penyakit
2. Tempat, alat dan bahan untuk demonstrasi dipersiapkan sebelumnya dan
diperiksa supaya tidak gagal pada waktunya;
3. Beritakan mengenai tempat, waktu dan maksud demonstrasi seluas
mungkin, dapat melalui ketua kelompok, papan pengumuman;
4. Tempat diatur sebaik mungkin sehingga semua hadirin dapat melihat,
bertanya dan berdiskusi;
5. Berikan kesempatan pada hadirin untuk mencoba sendiri;
6. Berikan bahan-bahan penunjang yang bersangkutan
7. Setelah selesai demosntrasi mintakan komentar dari para ketua kelompok
berkenaan dengan penerapan cara baru seperti yang didemonstrasikan

14
C. Penyuluhan melalui siaran televisi (didengar dan dilihat)
Siaran Televisi untuk kegiatan Penyuluhan,Komunikasi massa (mass
communication) adalah komunikasi yang dilakukan melalui media massa modern
meliputi surat kabar, siaran radio dan televisi yang ditujukan kepada umum. Pada
dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak
dan elektronik). Setiap media massa secara tipikal melayani kebutuhan yang
berbeda. Meskipun seluruh media kemungkinan hanya dimanfaatkan sebagai
sarana hiburan dan relaksasi, akan tetapi salah satu media seperti televisi, mungkin
melayani seluruh kebutuhan khalayaknya dalam derajat tertentu. Media massa
memiliki fungsi sebagai saluran informasi, saluran pendidikan, dan saluran hiburan,
Media massa tidak hanya dapat menambahkan ilmu pengetahuan, namun juga
mempengaruhi sikap seseorang, perilaku, bahkan pada tataran yang lebih jauh efek
media massa dapat mempengaruhi sistem-sistem sosial maupun sistem budaya
masyarakat.
Secara umum, media massa dapat memberikan efek kognitif, afektif, dan konatif
atau behaviour. Ada juga pembagian efek menjadi dua yakni efek primer
(keterdedahan, perhatian, dan pemahaman) dan efek sekunder. Efek sekunder
terbagi menjadi perubahan kognitif (pengetahuan dan sikap) dan perubahan
perilaku. Ada juga yang menambahkan dimensi efek yang lain yaitu:
 langsung atau kondisional,
 spesifik-isi atau umum-menyebar,
 perubahan atau stabilisasi,
 kumulatif atau non-kumulatif,
 jangka pendek atau jangka panjang,
 mikro atau makro,
 efek prososial atau antisosial.
TELEVISI UNTUK PENYULUHAN Kaitan media massa seperti televisi yang
telah dinyatakan dapat mempengaruhi pola pikir, sikap, maupun perilaku, baik
kiranya untuk dimanfaatkan sebaik mungkin dalam lingkup penyuluhan. Penyuluhan
merupakan sistem pendidikan non-formal untuk mengubah perilaku
petani/pembelajar agar sesuai dengan yang dikehendaki atau direncanakan.
Tujuannya secara jangka pendek adalah untuk mengubah perilaku
petani/pembelajar, yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap mentalnya.
15
Sedangkan secara jangka panjang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup petani.
Penyuluhan pertanian menitikberatkan pada aspek kegiatan pendidikan pada petani
yang dalam praktiknya juga menggunakan cara-cara lainnya seperti peniruan,
pembujukan dan lain-lain.
Kegiatan penyuluhan biasanya diadakan dalam bentuk diskusi, temu lapang
dan sebagainya. Dengan mengambil media massa berupa televisi, kegiatan
penyuluhan dapat disiarkan melalui televisi. Sehingga para pemangku kepentingan
dengan mudah dapat mengambil manfaat lebih mudah dan efisien. Televisi
merupakan salah satu saluran komunikasi yang relatif populer. Penyampaian
informasi melalui siaran televisi diduga cukup efektif dalam menambah wawasan
serta diduga mampu mempengaruhi sikap khalayak.
Dewasa ini televisi boleh dikatakan telah mendominasi hampir semua waktu
luang setiap orang. Televisi begitu banyak menyita perhatian tanpa mengenal usia,
pekerjaan, dan pendidikan. Hal ini karena televisi memiliki sejumlah kelebihan
terutama kemampuannya dalam menyatukan antara fungsi audio dan visual,
ditambah dengan kemampuannya dalam memainkan warna. Penonton leluasa
menentukan saluran mana yang mereka senangi. Televisi tidak hanya digunakan
untuk kepentingan di bidang politik, ekonomi, hiburan, namun juga dapat digunakan
sebagai saluran (media) komunikasi pada sistem penyuluhan pertanian
Melalui siaran televisi, kegiatan penyuluhan pertanian tidak harus selalu
dihadiri secara langsung oleh penyuluh dalam kegiatan penyampaian materi
penyuluhan. Dalam hal ini, tentu materi penyuluhan disisipkan pada acara hiburan
yang digemari oleh petani atau bisa juga ditampilkan secara utuh sebagai materi
penyuluhan pertanian. Peranan televisi dalam kegiatan penyuluhan sebagai fungsi
media (media pendidikan) secara umum, adalah sebagai berikut:
 memperjelas penyajian materi penyuluhan agar tidak terlalu bersifat
verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka),
 mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera,
 penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat
mengatasi sifat pasif petani/pembelajar, dan
 memberikan rangsangan yang sama, dapat menyamakan pengalaman
dan persepsi terhadap isi materi.
BAB IV
METODE PENYELUHAN MELALUAI
16
KESENIAN DAERAH

Metode adalah cara yang sistematis untuk mencapai suatu tujuan yang telah
direncakan. Setiap orang “belajar” lebih banyak melalui cara yang berbeda-beda
sesuai dengan kemampuan dalam menangkap pesan yang diterimanya, ada yang
cukup dengan mendengar saja, atau melihat dan juga ada yang harus
mempraktikkan dan kemudian mendistribusikannya. Namun dilain pihak,
penggunaan kombinasi dari berbagai metode penyuluhan akan banyak membantu
mempercepat proses perubahan.
Penelitian menunjukkan bahwa lebih banyak metode  penyuluhan yang akan
digunakan, akan lebih banyak perubahan yang terjadi dalam diri individu. Kombinasi
metode penggunaan metode komunikasi (baca: penyuluhan) juga dilakukan pada
“kelompencapir”. Dalam operrasional di lapangan, kelompencapir menggunakan
bernagai cara/metode komunikasi yaitu metode komunikasi banyak tahap (multi step
of communication) yaitu arus komunikasi mengalir dari media masyarakat kepada
pemuka masyarakat, dari pemuka masyarakat secara “tatap muka” disalurkan
kepada anggota kelompencapir melalui diskusi-diskusi kelompok tentang topik yang
dibahas oleh media massa, dan selanjutnya disebarkan kepada khalayak secara
bersilang dan menyeluruh.
Metode komunikasi semacam ini di manmanfaatkan sebagai strategi untuk
mempercepat perubahan dalam proses pembaharuan seperti yang dilakukan oleh
All India Radio. All Radio India berhasil melakukan eksperimen dengan beberapa
strategi komunikasi, menggunakan saluran-saluran tradisional maupun mass media.
Penggunaan komunikasi antar pribadi maupun peragaan metode telah berhasil
mengubah sikap dan mengajarkan beberapa teknik (lihat Depari dan Mc Andrew,
dalam Peranan Komunikasi Massa dalm Pem-bangunan, 1978).
Pengalaman penelitiaan di negara- negar berkembang menunjukkan bahwa
ada hubungan yang erat antara tahapan adopsi seseorang dengan pendekatan yang
harus dilakukan, karena ada perbedaan kecapatan seseorang dalam mempelajari
sesuatu. Sekelompok orang mungkin telah sampai pada tahap mencoba sesuatu hal
yang baru sehingga mereka ingin mempraktikkannya. Teteapi dilain pihak bisa
terjadi, hanya sampai pada tahap ,menyadari dan atau berniat. Dengan demikian,
melihat kasus ini: penggunaan kombinasi berbagai metode penyuluhan akan lebih
efektif.
17
Meminjam pendapat Mounder dalam Suriatna (1987) menggolonggakan
metode penyluhan menjadi 3 (tiga) golongan berdasarkan jumlah sasaran yang
dapat di capai:

A. Metode berdasarkan pendekatan perseorangan. Dalam metode ini, penyuluh


berhub ungan dengan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
sasaran secara pororangan. Yang termasuk ke dalam metode ini adalah:

1. Anjangsana
2. Surat-menyurat
3. Kontak informal
4. Undangan
5. Hubungan telepon
6. Magang
7. Metode berdasarkan pendekatan kelompok. Dalam hal ini, penyuluh
berhubungan denga sekelompok orang yang menyampaikan
pesannya. Beberapa metode pendekatan kelompok antara lain:

1. Ceramah dan diskusi


2. Rapat
3. Demonstrasi
4. Temu karya
5. Temu lapang
6. Sarasehan
7. Perlombaan
8. Pemutaran slide
9. Penyuluhan kelompok lainnya
10. Metode berdasarkan pendekatan massal. Metode ini dapat
menjangkau sasaran yang lebih luas (massa). Beberapa metode
yang termasuk dalam golongan itu, antara lain:

1. Rapat umum
2. Siaran melalui media massa
3. Pertunjukan kesenian rakayat (pertunra)
4. Penerbitan visua
5. Pemutaran film

18
Sedangkan para ahli yang lain menggolongkan metode berdasarkan teknik
komunikasi dan berdasarkan indra penerimaan sasaran. Berdasarkan teknik
komunikasi, metode penyuluhan dibai menjadi 2 golongan, yaitu:
1. Metode penyuluhan langsung. Artinya para petugas penyuluhan, langsung
bertatap muka dengan sasaran. Misalnya anjangsana, kontak personal,
demonstrasi, dll.

2. Metode penyuluhan tidak langsung. Dalam hal ini pesan yang disampaikan
tidak secara langsung dilakaukan oleh penyuluh teteapi melalui perantara
atau media. Misalnya pertunjukan film atau slide, siaran melalau radio atau
televisi dan penyebaran bahan tercetak.

B. Teknik Penyuluhan
Pengertian tentang teknik penyuluhan harus dikuasai oleh setiap petugas
penyuluhan dakam setiap kegiatannya, agar penyampaian materi penyuluhan
dapat efektif dalam menjangkau sasaran khalayak.
Didalam proses komunikasi, bahwa unsur “arus balik” merupakan aspek
yanjg sangat penting untuk mengukur sejauh mana pesan komunikasi
mendapatkan reaksi atau respon dari khalayak sasaran. Bila pesan
komunikasi kita memperoleh tanggapan dari khalayak, maka dapat dikatakan
bahwa apa yang kita samapaikan itu telah mencapai sasaran karena pesan
yang diterimanya dapat dimengerti dan dipahami. Menurut Effendy (1986),
bahwa sifak hakikat dari komunikasi adalah understanding atau memahami;
sehingga tak mungkin seseorang melakukan kegiatan tertentu tanpa terlebih
dahulu mengerti apa yang diterimanya.
Jadi pertama-tama harus diperhatikan  bahwa orang dijadikan sasaran
komunikasi itu memehami (to secure understanding). Jika sudah dapat dipastika ia
memahami; dapat diartikan ia menerima. Dalam kaitan ini Citrotroro (1982),
mengatakan mengerti diartikan sebagai “dapat menangkap secara reseptif apa
yang diterima” sedangkan yang dimaksud dengan memahami adalah “dapat
menangkap secara reflektif”, artinya seseorang dapat menerima pesan dapat
mengerti pesan yang diterimanya dan mengetahui hubungannya dengan hal-hal
lain.

19
Oleh karna itu, agar pesan dapat dipahami dan dimengerti komunikan, maka
diperlukan keterampilan dan atau keahlian tertentu didalam “mengelolah”
komunikasi. Dengan kata lain seseorang komunikator harus menguasai teknik-teknik
komunikasi dalam kegiatan penyuluhan.Istilah teknik berasal dari bahasa Yunani
“technikos” yang berarti keprigelan atau keterampilan. Keberhasilan dalam suatu
aktifitas penyuluhan sangat tergantung kepada teknik penyuluhan yang digunakan
oleh komunikator. Teknik penyuluhan pada intinya adalah penguasaan terhadap
teknik-teknik komunikasi didalam “menyampaikan dan menyajikan pernyataan-
pernyataan penyuluhan. Mengenai teknik komunikasi ini, Effendy (1986)
mengatakan bahwa teknik komunikasi yang bisa dilakukan pada umumnya ada tiga
yaiut:

1. Komunkasi informatif
2. Komunikasi persuasif
3. Komunikasi koersif
Sedang Susanto (1977), menambahkan dengan beberapa teknik komunikasi yang
lain, yaitu:
1. Teknik penggandaan situasi sedemikian rupa sehingga orang terpaksa
secara tidak langsung mengubah sikap (=compulsion technique).
2. Teknik dengan mengulang apa yang diharapkan akan masuk dalam bidang
bawah sadar seseorang sehingga ia mengubah sikap diri sesuai dengan apa
yang diulangi (=paervasion technicque).
Mengapa teknik dalam komunikasi diperlukan?. Pada dasarnya setiap
komunikasi ingin mencapai sasaran khalayak secara efektif. Artinya pesan yang
disebarluaskan tersebut dapat dipahami dan dimengerti oleh khalayak sasaran yang
pada gilirannya akan dapat menimbulkan reaksi dan atau respon mengikuti seperti
apa yang dianjurkan dari pihak komunikator.
Untuk itu,  agar pesan komunikasi dapat tanggapan dari khalayak, maka seseorang
komunikator harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Pesan yang disampaikan harus dirangcang dan disampaikan sedemikian rupa
sehingga dapat meneruh perhatian sasaran yang dimaksud.
2. Pesan harus menyesuaikan tanda-tanda yang tertuju kepada pengalaman
yang sama antara sumber dan sehingga sama-sama dapat dimengerti.

20
3. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi pihak sasaran dan
menyerahkan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan itu.
Oleh karena itu, seorang komunikator harus dapat menguasai teknika dan metode
yang akan digunakan agar dapat mencapai sasaran yang dimakasud. Dengan
demikain, bahwa usaha memberikan penyuluhan memerlukan beberapa teknik
komunikasi yang efektif,seperti yang dikemukakan oleh para ahli. Adapun teknik-
teknik yang digunakan dalam penyulhan yang selanjutnya dapat disebut sebagai
teknika penyuluhan adalah sebagai  berikut:

C. Teknik Komunikasi Informatif


Adalah proses penyampaian pesan yang sifatnnya “memberi tahu” atau
memberika penjelasan kepada orang lain. Komunikasi ini dapat dilakukan secara
lisan maupun tertulis, misalnya melalui papan pengumuman, pertemuan-pertemuan
kelompok dan juga media massa. Karena sifatnya yang informatif, maka arus
penyuluhan yang terjadi adalah searah (one way communication). Oleh karena itu
penggunaan teknik komunikasi informatif dalam kegiatan penyuluhan biasanya
harus bertujuan ingin menyampaikan sesuatu seperti keterangan-keterangan
tertentu yang dianggap penting diketahui oleh khalayak atau masyarakat luas.
Misalnya dalam hal ini seperti pemandu wisata memberikan keterangan tentang
sejarah sebuah candi tua, seorang ahli purbakala memberikan keterangan tentang
benda-benda purbakala kepada sejumlah orang peminatnya, seorang petugas
penyulahan memberikan keterangan tentang tata cara pembayaran PBB kepada
wajib pajak dan sebagainya.
Pendek kata dalam komunikasi ini, pihak komunikan dapat merasa “puas”
karena bertambahnya pengetahuan.teknik komunikasi semacam ini pada umumnya
hanya ingin menyentuh ranah kognisi dari khalayak. Effendy (1986), mengatakan
bahwa secara etimologis komunikasi berarti “pemberitahuan”. Jadi, jika seseorang
mengatakan sesuatu kepada orang lain dan orang itu mengerti dan karenanya
menjadi tahu, maka komunikasi terjadi. Sampai disitu komunikasi hanya bertaraf
informatif. Lain minsalnya jika apa yang dikatakan oleh orang tersebut bukan hanya
sekedar memberi tahu, teteapi mengandung tujuan agar orang yang dihadapinya itu
melakukan sesuatu kegiatan atau tindakan, maka tarafnya menjadi persuasif,
komunikasi yang mengandung persuasi.

21
D. Teknik Komunikasi Persuasi
Istilah “persuasi” atau dalam bahasa inggris “persuation” berasal dari kata latin
persuasio, yang secara harfiah berarti hal membujuk, hal mengajak atau
meyakinkan. Kenneth E. Andersen (dalam Effendy (1986) mendifinisikan persuasi
sebagai berikut:
“A prosses of interpersonal communication in which the communicator seeks
through the use of symbols to affect the cognitions of a receiver and thus effect a
voluntary change in attitude or action desired by the communicator”.
(Suatu proses komunikasi antarpersonal dimana komunikator berupaya dengan
menggunakan lambang-lambang untuk mempengaruhi kognisi penerima, jadi secara
sengaja mengubah sikap atau kegiatan seperti yagn diinginkan komunikator).
Sedang Merril dan Lowenstein (1973), mendifinisikan persuasi sebagai
berikut: “Persuatian, or changing people’s attitude and behavior through the spoken
and written word,constitutes one of the more interesting use of communications”.
Calr I Hovland dalam Sunaryo (1983) mengemukankan bahwa persuasi ialah “A
major effect of persuasive communication lies in stimulating the individual to think
both of his initial opinion and of the new opinion recommended in the
communication.”Selanjutnya Edwin P. Bettinghouse (dalam Effendy (1984)
memberikan batasan bahwa persuasi adalah:
“in order to be persusive in nature, a comunication on situation must involve a
conscious attempt by one individual to change the behavior of another behavior
individual or group of indivuduals through the transmission of some message”.
Dari definisi Bettinghouse tersebut bahwa suatu situasi komunikasi yang
mengandung upaya yang dilakukan dengan sadar untuk mengubah prilaku melalui
pesan yang disampaikan.
Dari beberapa pemaparan batasan persuasi, maka dalam persuasi mengandung
unsur-unsur:
1. Situasi upaya mempengaruhi,
2. Kognisi seseorang
3. Untuk mengubah sikap khalayak
4. Melalui pesan lisan dan tertulis
5. Dan dilakukan secara sadar
Dengan demikian, maka persuasi merupakan suatu tindakan psikologis yang
dilakukan secara sadar melalui media untuk tujuan perubahan sikap.Tidak saja
22
perubhan sikap, jenis dalam bukunya “Personality And Persuasivity”
menambahkan perubahan sikap menuju perubahan opini, perubahan persepsi,
perubahan perasaan dan perubahan tindakan.
Dalam kaitan tersebut, maka tindakan persuasi dapat dipandang sebagai
sebagai sebuah cara belajar, karena ingin mengubah beberapa prilaku khalayak
dengan memanfaatkan faktor-faktor internal psikologis khalayak. Teori belajar
persuasi sejajar dengan model Stimulus Respons (S-R) yang memandang
manusia sebagai suatu entitas pasif dari model SOR (Stimulus – Organisme –
Respon) yang memandang belajar persuasif sebagai suatu gabungan perolehan
pesan yang diterima indivudu dan mengatasi berbagai kekuatan-kekuatan dalam
individu yang bertindak berdasarkan pesan-pesan tersebut agar menghasilkan
akibat-akibat persuasif.
Wess dalam Malik (1993) memberikan contoh untuk itu adalah seorang pen
dengar radio bisa dikomdisikan untuk menanggapi sebuah produk yang diiklankan
setelah produk tersebut dihubungkan dengan kewibawaan sumber pesan.
Peada umumnya komunikasi persuasif bertujuan mengubah prilaku, kepercayaan
dan sikap seseorang dengan memanfaatkan data dan fakta psikologis maupun
sosiologi dari komunikan yang handek dipengaruhinya, sehingga bersedia
melakukan tindakan tertentu sesuai dengan keinginan komunikator.
Komunikasi persuasif ini dilakukan dengan secara langsung atau tatap muka, karena
komunikator mengharapkan tanggapan/respon khusus dari komunikan.
Adapun contoh untuk ini sorang penyuluh dalam kegiatan penyuluhan,
katakanlah misalnya penyuluhan tentang manfaat kegunaan bibit unggul tertentu
kepada petani, penyuluh tersebut menggunakan cara-cara pendekatan dengan
mendatangkan seorang “petani sukses” untuk menceritakan pengalamannya dalam
menggunakan bibit unggul yang akan diperkenlkannya itu. Kehadiran “petani
sukses” itu digunakan sebagai stimulus (S) agar menumbuhkan respon (R)
komunikannya yaitu yang mengikuti jejeak keberhasilan dari petani sukses tersebut.
Pemanfaatan “petani sukses” tersebut merupakan cara persuasif untuk mengadakan
sentuhan manusiawi langsung kepadan individu-invidu yang menjadi sasaran
komunikasi.
Menurut proses persusif itu pesan-pesan komunikasi akan efektif dalam
persuasi apabila memiliki kemampuan mengubah secara psikologis minat atau
perhatian individu dengan cara sedemikian rupa, sehingga individu akan
23
menanggapi pesan-pesan komunikasi sesuai dengan kehendak komunikator.
Dengan perkataan lain, kunci keberhasilan persuasi terletak pada kemampuan
mengubah struktur psikologis internal individu sehingga hubungan psikomotorik
antara proses internal yang laten (motivasi, sikap dan lain-lain) dengan prilaku yang
diwujudkan sesuai dengan kehendak komunikator.
Seperti dalam contoh di atas, bahwa mendatangkan “petani sukses”
merupakan tindakan terbuka dengan cara menumbuhkan keyakinan seseorang
(khalayak) terhadap penggunaan bibit unggul tertentu yagn dimanfaatkan oleh
petani tersebut (proses psikologis). Contoh lain adalah penyuluhan untuk
mempromosikan obat-obatan manjur (tindakan terbuka) dengan cara menumbuhkan
rasa takut terhadap penyakit (proses psikologis). Secara sederhana, model
psikodinamaik dari proses persuasi dapat digambarkan sebagai berikut:

24
BAB V.
METODE PENYULUHAN LEWAT KESENIAN
DAEARAH KETOPRAK

Ketoprak Mataram (bahasa Jawa: Kethoprak Mataram) adalah sejenis seni pentas
drama tradisional yang menggunakan iringan gamelan jawa yang berkembang di
wilayah Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sebagian Jawa Timur.
Ketoprak ini diyakini merupakan pengembangan dari Ketoprak Lesung, yang
[1]
dianggap sebagai awal mula terbentuknya kesenian ketoprak.
Salah satu ciri khas dari seni pertunjukan ini adalah penggunaan keprak. Keprak
dalam pertunjukan kethoprak adalah semacam kentongan dari kayu yang dipukul
oleh sutradara/penata adegan dalam setiap pergantian adegan. Ritme cepat dan
lambatnya suara keprak akan disesuaikan dengan adegan yang dimainkan, misal
untuk adegan perang maka suara keprak akan dipukul lebih cepat dan keras.
Ciri khas lainnya adalah penggunaan tembang macapat atau nyanyian yang
menyatu dengan kelangsungan adegan. Nyanyian tersebut biasanya dilakukan pada
beberapa adegan, antara lain: bage-binage atau saling salam antara raja dan
bawahannya, gandrung, adegan roman, tantang-tantangan atau saling menantang
saat akan dimulainya perang, atau adegan pembacaan surat.
Daftar isi
 1 Pembagian Adegan
 2 Cerita
 3 Ketoprak Tobong
 4 Tokoh Ketoprak Mataram
 5 Referensi

Pembagian Adegan

Dalam pertunjukan ketoprak biasanya terdapat beberapa jenis adegan, yakni;

 Jejer/Pasewakan, biasanya sebagai adegan pembuka, menggambarkan pertemuan


raja/pemimpin dengan para bawahannya. Penjelasan tentang permasalahan dalam cerita
biasanya disampaikan di adegan ini.
 Lawak/Humor (bahasa Jawa: Dagelan), merupakan adegan selingan, yang biasanya
diperankan oleh abdi/pengasuh putra/putri raja yang bercengkrama di taman. Bisa juga
dilakukan di suatu rumah di pedesaan.
 Perang
 Roman (bahasa Jawa: Gandrung), biasanya dilakukan pemeran utama putra dan putri,
terdapat dua jenis, yakni adegan saling mencinta atau adegan pemaksaan.

25
Cerita

Cerita ketoprak mataram dapat bersumber dari apa saja, baik fiksi, maupun kisah sejarah,
cerita panji, dongeng dan lainnya, yang bisa berasal dari dalam negeri ataupun luar negeri.
Beberapa kisah terkenal antara lain;

 Berlatarbelakang Kerajaan Singhasari atau Majapahit:


o Minakjinggo dan Damar Wulan
o Ken Arok
o Anusapati
o Ranggalawe
o Sri Huning
 Berlatarbelakang Kerajaan Demak, Pajang atau Mataram :
o Arya Penangsang
o Trunojoyo
o Ki Ageng Mangir Wanabaya
o Tumenggung Mayang/Rara Mangli
o Pangeran Timur
o Retno Dumilah
o Rara Hoyi
o Jaka Tingkir
 Berlatarbelakang Luar Negeri :
o Sampek Engtay
 Berlatarbelakang Dongeng/Legenda :
o Nyi Loro Kidul
o Dewi Sri
o Ande Ande Lumut

Ketoprak Tobong

Ketoprak Tobong atau Ketoprak Tonil merupakan pementasan ketoprak mataram secara
keliling atau berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat dalam kurun waktu tertentu.
Perpindahan tersebut bukan hanya dari sisi pemain, tapi juga dengan membawa seluruh
perlengkapan pentas, semisal kostum, dekorasi panggung, kursi, gamelan, sound system,
diesel, juga tobong, yaitu bangunan untuk pentas sekaligus menjadi tempat tempat tinggal
para pemainnya. [2]

Menurut sejarah, pada tahun 1924, grup ketoprak keliling muncul di Jogjakarta yaitu Langen
Budi Wanodya. Dan sejak saat itulah bermunculan grup-grup ketoprak keliling di berbagai
wilayah. Ketoprak keliling inilah yang kemudian menginspirasikan pembuatan tobong
ketoprak. [3]

Hal lain yang menarik dari pementasan grup ini adalah penggunaan Tonil. Tonil adalah
lukisan realis yang menjadi latar belakang pementasan ketoprak sesuai adegan. Lukisan pada
tonil menumbuhkan ingatan orang akan candi, kraton, hutan dan sebagainya. Tonil berupa
lukisan besar yang dapat digulung dan digelar dengan sistem roda (roll) dapat disusun urut-
urutannya sesuai dengan pengadeganan yang direncanakan sutradara ketoprak.[4]

26
Tokoh Ketoprak Mataram

 Handung Kussudyarsana, penulis naskah


 Widayat, pemain dan penulis naskah
 Marsidah, pemain
 Bondang Nusantara, sutradara dan penulis naskah
 Marwoto, dhagelan dan pemain

Referensi

1. ^ http://nationalgeographic.co.id/berita/2013/04/dari-surakarta-ke-yogyakarta-
untuk-jawa
2. ^ http://kethopraktobong.blogspot.co.id/2012/08/apa-itu-kethoprak-tobong.html
3. ^ http://langgamlangitsore.blogspot.co.id/2013/09/ketoprak-tobong-riwayatmu-
kini.html
4. ^ http://kabarinews.com/ketoprak-tobong-yang-kian-tersisih/65999

27

Anda mungkin juga menyukai