Anda di halaman 1dari 27

METODE DAN TEKNIK PENYULUHAN

http://efriyana58.blogspot.com/2013/03/metode-danteknik-penyuluhan.html
Metode adalah cara penyampaian suatu materi kepada sasaran melalui media tertentu agar
materi tersebut diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan teknik adalah keputusankeputusan yang dibuat penyampai atau sumber dalam memilih dan menata simbol beserta isi
pesan, penentuan cara dan frekuensi pesan serta menentukan bentuk penyajian.
Tujuan dalam pemilihan metode penyuluhan adalah agar penyuluh dalam melakukan
penyuluhan berhasil guna serta perubahan yang dikehendaki penyuluh dapat berdaya guna.
Tanpa pemilihan metode yang tepat, maka penyuluhan akan kurang berarti bahkan dapat
gagal dalam melakukan perubahan pada sasaran. Contoh = Metode Anjangsana Individu kita
pakai metode ceramah
Dalam penyuluhan tujuan yang ingin dicapai adalah agar sasaran dapat bertani lebih baik
(better farming), bertani yang menguntungkan (better business), hidup lebih sejahtera (better
living), membentuk masyarakat yang lebih sejahtera (better comunity) dan lingkungan yang
terjamin kelestariannya (better environment).
Untuk mencapai tujuan tersebut perlu diperhatikan metode yang tepat berkaitan dengan
indera manusia.
Hasil peneliian Socony Vacuum Oil Co menyebutkan bahwa materi yang diterima oleh
manusia akan melalui indera;
penglihatan

=83 %

pendengaran

=11 %

penciuman

= 3,5 %

Peraba

= 1,5%

Pengecap

=1%

Contoh = teori dan praktek harus jalan agar lebih paham jgn hny teori saja

Hasil tersebut memberikan gambaran bahwa penglihatan terhadap benda yang menjadi obyek
penyuluhan

sangat berarti. Praktek pembuatan criping pisang akan lebih berdaya guna

dibandingkan ceramah membuat criping pisang.


Tahapan adopsi inovasi yaitu;
1. Tahap sadar, seseorang sadar bahwa ada ide baru, ada teknologi baru dan mereka
merasa perlu untuk mempelajarinya.
2. Tahap minat, mereka setelah ada kesadaran untuk mempelajari kemudia ada minat
untuk mempelajari dengan mencari informasi keberbagai sumber.
3. Tahap menilai, mereka mulai memperhitungkan untung-rugi menerapkan ide atau
teknologi baru tersebut.
4. Tahap

mencoba,

karena

dalam

tahap

menilai

ternyata

kesimpulannya

menguntungkan, maka dilanjutkan dengan mencoba pada skala kecil untuk


meyakinkan penerapan ide tersebut karena proses mengalami.
5. Tahap menerapkan, mereka akhirnya menerapkan ide atau teknologi baru yang telah
dicoba dan yakin akan hasil yang lebih menguntungkan. Penerapan ini dilakukan
untuk setiap usahataninya sampai ada ide baru yang menggantikannya.

Penggolongan penyuluhan pertanian perlu dilakukan agar mempermudah penyuluh melihat


dan memilih dalam penerapan sehubungan dengan pemilihan metode penyuluhan.
Penggolongsn tersebut adalah sebagai berikut;
1. Berdasarkan jumlah sasaran
Penggolongan berdasarkan jumlah sasaran dibagi menjadi tiga,
a. individu,
b. kelompok dan
c. massal.

Penyuluhan secara individu berarti penyuluh dalam memberikan penyuluhan


berhubungan langsung/tak langsung dengan satu atau dua orang sasaran. Penyuluhan secara
individu misalnya dengan kunjungan penyuluh ke rumah atau tempat usahatani, surat,
telepon, dan sebagainya. Sedangkan secara kelompok berarti penyuluh

menyampaikan

materi kepada kelompok. Pengertian kelompok adalah sasaran terorganisasi dengan jumlah 3
sampai jumlah tertentu yang diketahui jumlahnya.Terjadi interaksi atau umpan balik antara
penyampai dengan sasaran dengan baik. Contoh metode ini adalah kursus tani, pertemuan
kelompok, demontrasi, temukarya dan sebagainya. Sedangkan penyuluhan secara massal
adalah penyampaian materi dengan jumlah sasasaran banyak yang tidak dapat diketahui
jumlahnya dan tidak terjadi umpan balik antara penyampai dengan sasaran. Misalnya
pemutaran film di lapangan, penyebaran/penempelan poster di papan pengumuman, siaran
radio dan sebagainya. Kita tidak tahu jumlah orang yang telah membaca poster, orang yang
mendengarkan radio, dan sebagainya. Demikian pula kita tidak mendapatkan umpan balik
dari orang yang telah mendengarkan radio, membaca poster dan sebagainya. Antar
pengelompokan ini sebenarnya mempunyai keruntutan kegiatan, yaitu dari penyelenggaraan
secara massal ditindaklanjuti secara kelompok dan selanjutnya secara individu.
Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat adopsi, pendekatan sasaran dan
metode adalah sebagai berikut :
1). Tingkat adopsi Sadar, pendekatan sasaran adalah massal, maka metode yang dipilih adalah
siaran radio, pemutaran film, TV, folder, dsb.
2). Tingkat adopsi minat dan menilai, pendekatan adalah kelompok, sedangkan metode yang
dipilih adalah diskusi kelompok, kursus tani, temu karya, dan sebagainya
3). Tingkat adopsi mencoba dan menerapkan, pendekatan individu, sedangkan metode yang
dipilih adalah kunjungan kerumah, telepon, surat dsb.
Gambaran umum ini akan membantu menentukan metode atas dasar tingkat adopsi dan
tingkat pendekatan sasaran.
Demontrasi cara harus memperhatikan :

1. Pengertiannya
2. Untung dan ruginya
3. Hambatanya
4. Dukungan
5. Alat/bahan
6. Cara tanam
7. Lahan
8. Gabah

2. Berdasarkan indera
Pembagian ini dikelompok menjadi indera penglihatan dan pendengaran serta
gabungan keduanya. Pengelompokan ini memang relatif kurang banyak digunakan oleh
penyuluh, dan lebih banyak menggunakan pengelompok jumlah sasaran.

3. Berdasarkan teknik komunikasi


Penggolongan berdasarkan teknik berkomunikasi dibagi menjadi dua yaitu langsung
dan tidak langsung. Langsung berarti penyuluh bertatap muka langsung dengan sasaran,
misalnya pada pertemuan kelompok, temu usaha dan sebagainya. Penyuluhan secara tidak
langsung adalah bila antara penyuluh dengan sasaran tidak bertatap muka, misalnya
penyuluhan melalui siaran radio, TV, media cetak dan sebagainya.

Pemilihan metode penyuluhan perlu dipertimbangkan agar tujuan yang akan dicapai
berhasil, artinya berdaya guna dan berhasil guna yang tinggi. Dasar pertimbangan tersebut
adalah;
1. Keadaan sasaran
2. Kemampuan penyuluh
3. Keadaan daerah atau wilayah
4. Biaya dan sarana
5. Kebijakan pemerintah
6. Materi

1.

Keadaan sasaran
Keadaan sasaran perlu diketahui terlebih dahulu menyangkut tingkat pendidikan,
tingkat ketrampilan, sikap, dan keadaan sosial budaya. Tingkat pendidikan biasanya dilihat
pendidikan formal (SD, SLTP, dsb) sehingga akan menggambarkan tingkat pengetahuan
sasaran. Semakin tinggi pendidikan seseorang akan semakin tinggi pula tingkat pengetahuan
dan tingkat wawasan,

yang akan membawa konskeunsi semakin tinggi pula tingkat

penguasaan emosionalnya. Dengan demikian bila tingkat pendidikan sudah tinggi, metode
penyuluhan apaun yang dipakai tidak masalah. Namun bila tingkat pendidikan rendah,
metode yang dipakai harus menyesuaikan agar sasaran mudah memahami. Tingkat
ketrampilan sasaran akan menggambarkan tingkat pengalaman, sehingga akan diketahui
tingkat kegiatan khususnya praktek yang telah diikuti. Hal ini penting kaitannya dengan
metode yang memakai praktek, sehingga akan mudah melakukan bila sasaran sudah biasa
dengan praktek. Bagi sasaran yang belum pernah praktek, akan merasa canggung atau sulit
melakukan praktek.
Sikap sasaran akan menentukan mendukung atau tidak mendukung kegiatan
penyuluhan. Hal ini penting karena akan menentukan kelancaran kegiatan penyuluhan. Bila

sasaran mendukung, kegiatan akan lancar bahkan bila ada kesulitan sasaran dengan ringan
akan membantu.Tetapi bila ada yang tidak mendukung, maka hal yang mudah kadangkadang akan menjadi sulit.
Sosial budaya akan menggambarkan kebiasaan sasaran dalam hidup sehari-hari dilihat
dari banyak sisi antara lain keadaan sosial akan menggambarkan kelembagaan/organisasi
yang ada, klasifikasi masyarakat, tingkat ekonomi, jenis pekerjaan, penerapan kepercayaan,
perilaku yang berkaitan dengan adat istiadat dan sebagainya.
2.

Kemampuan penyuluh
Kemampuan penyuluh akan menentukan tingkat keberhasilan dalam penyuluhan,
karena menyangkut tingakat penguasaan materi, keahlian penerapan metode, pemilihan
media, penguasaan sasaran, kepandaian berkomunikasi, dan sebagainya. Karena Penyuluh
adalah sebagai penyampai materi, maka dituntut menguasai banyak hal seperti diatas.
Penyuluh mempunyai peran yang strategis yaitu sebagai fasilitator, organisator, dinamisator
dan sebagainya. Sebagai fasilitator penyuluh harus mampu berperan memberi pelayanan
sebagai jembatan antara sasaran dengan pihak lain yang dikehendaki. Sasaran mempeunyai
kepentingan dengan pihak lain, namun belum mampu melakukan karena terbatasnya
informasi, jaringan, kolega dan sebagainya sehingga penyuluh menjembatani dengan
membuka jalan agar sasaran dapat berhubungan dengan pihak lain. Sebagai dinamisator,
penyuluh berperan agar sasaran bersifat dinamis artinya selalu mengikuti perkembangan
keadaan yang ada sehingga kelompok sasaran atas peran penyuluh tetap berkeinginan maju.
Semakin tambah hari, maka banyak hal yang berubah atau ada perkembangan misalnya
masalah telekomonikasi, informasi pasar, sarana, kebijakan, politik, hukum dan sebagainya
yang perlu diketahui oleh sasaran. Sebagai organisator, penyuluh adalah mitra kelompok tani
yang telah terhimpun dalam organisasi. Penyuluh berperan membentuk dan membesarkan
organisasi.misalnya masalah manajemen, administrasi kelompok, keanggotaan, keuangan,
kerjasama, dan sebagainya.
Uraian tersebut adalah semacam tuntutan yang harus dimiliki penyuluh, namun
berkaitan dengan metode yang akan ditetapkan harus melihat tingkat pendidikan, pelatihan

yang pernah diikuti, tingkat pengalaman, bidang yang ditekuni, usia, jenis kelamin,
transportasi, biaya, dan sebagainya.
Gambaran di lapangan bahwa kemampuan penyuluh beragam dan kondisi juga
berbeda-beda. Ketika ada kegiatan penyuluhan malam hari dengan tempat yang agak jauh
dengan medan yang relatif sulit dan biasanya berakhir larut malam, maka akan kurang tepat
bila yang memberikan penyuluhan adalah penyuluh putri. Contoh lain penyuluh yang masih
baru , memberikan penyuluhan pada pertemuan kelompok kontak tani yang mereka relatif
memiliki segudang pengalaman. Hal ini pernah terjadi sehingga penyuluh baru merasa
tidak nyaman dan sasaran juga kecewa karena mitranya kurang memadai. Ternyata
pengalaman atau jam terbang memberikan arti penting dalam proses di penyuluhan. Akan
sangat terlihat sewaktu diskusi, bagi penyuluh senior relatif mudah menguasai audien
sehingga pengelolaan sasaran ada ditangan penyuluh, tetapi bagi penyuluh baru sulit
mengelola sasaran. Namun demikian penyuluh baru tetap mencari pengalaman dengan
magang pada penyuluh senior.
Tingkat pendidikan dan pelatihan yang pernah diikuti akan membantu dalam
penguasaan materi, karena dalam proses penyuluhan penguasaan materi adalah kunci utama.
Tingkat pendidikan dan pelatihan yang memadai akan membuat percaya diri bagi penyuluh
dan mendukung suksesnya penyuluhan.
.
3.

Keadaan daerah atau wilayah


Keadaan daerah adalah sangat kompleks yang berkaiatan dengan penyuluhan yaitu
keadaan topografi, usahatani, musim, pasar, sarana, peralatan, dan sebagainya. Data-data
lapangan akan membantu penetapan metode penyuluhan sehingga akan lancar. Contoh
berkaitan dengan musim, akan dilakukan demontrasi penggunaan traktor pengolah tanah
sawah, sedangkan pada daerah yang bersangkutan kering pada musim kemarau. Oleh karena
itu demontrasi dapat dilakukan pada musim hujan. Penyuluhan dengan materi budidaya
tembakau, padahal daerah tersebut tidak cocok iklimnya.

Berkaitan dengan usahatani, petani adalah peternak burung puyuh, sedang materi
yang diberikan adalah cara mengatasi penyakit unggas atau cara membuat pakan burung
puyuh. Bila demikian akan berhasil dan dukungan sasaran tinggi.

4.

Biaya dan sarana


Biaya akan menentukan keberhasilan penyuluhan, karena setiap penyuluhan apapun
keadaannya pasti memerlukan biaya. Penyuluhan dengan praktek biasanya akan memerlukan
biaya yang tinggi, sedangkan dengan pertemuan kelompok dengan cara ceramah dan diskusi
relatif murah. Demikian juga sarana, dengan ceramah dan diskusi cukup dengan kertas koran
dan spidol serta lem. Tetapi demontrasi pembuatan criping pisang harus ada pisau, nampan,
wajan, kompor, minyak, pisang dan sebagainya. Oleh karena itu setiap menentukan metode
yang akan dipilih biaya dan sarana harus dipertimbangkan.

5.

Kebijakan pemerintah
Kebijakan pemerintah baik pusat ataupun daerah perlu disimak untuk ditindak lanjuti
dalam oprasional penyuluhan. Ketika pemerintah mempunyai kebijakan pengaturan musim
tanam berkaitan dengan ketersediaan air di musim kemarau, penyuluh dapat memberikan
informasi kebijakan ini kepada sasaran sehingga metode penyuluhan juga akan
menyesuaikan. Metode yang digunakan menjelaskan materi ini dapat ceramah dan diskusi,
atau cara lain yang memadai.

6.

Materi
Materi adalah kunci dalam keberhasilan penyuluhan, oleh karena

itu harus

dipertimbangkan tingkat kesulitan, keuntungan, kerumitan, kepraktisan, kesesuaian,


kesinambungan dan sebagainya. Bila materi ternyata sulit, penyuluh dapat merekayasa
menjadi mudah diterima petani. Contoh penggunaan urea briket bila disampaikan dengan

ceramah, sulit petani menerima. Oleh karena itu harus dengan praktek yaitu demontrasi cara.
Sisi lain bila materi memberikan keuntungan yang tidak memadai, maka berkaitan dengan
metode apapun yang digunakan akan tidak diterima.
Bila dalam penyuluhan penyuluh berkeinginan sasaran untuk sampai pada tingkat
mengetahui maka dengan metode ceramah, diskusi akan tercapai. Tetapi bila diharapkan
sasaran sampai pada tingkat terampil, maka dengan ceramah atau diskusi tidak akan tercapai
tujuannya. Sasaran akan terampil bila melakukan kegiatan nyata yaitu praktek. Metode yang
melakukan praktek harus didata kemudian atas dasar pertimbangan yang lain baru ditetapkan.
Materi penyuluhan yang dipilih harus sesuai dengan kebutuhan sasaran. Oleh karena
itu, agar memenuhi kebutuhan sasaran, materi penyuluhan yang dipilih harus mempunyai
minimal sepuluh syarat berikut:
1. Profitable, memberikan keuntungan yang nyata kepada sasaran.
2.

Complementer, dapat mengisi kegiatan-kegiatan komplementer dari kegiatan yang ada


sekarang.

3.

Compatibility, tidak boleh bertentangan dengan adat-istiadat dan kebudayaan masyarakat


sasaran.

4. Simplicity, sederhana, mudah dilaksanakan, tidak memerlukan skill yang terlalu tinggi.
5. Availability, pengetahuannya, biaya, sarana yang diperlukan dapat disediakan oleh sasaran.
6. Immediate aplicability, dapat dimanfaatkan dan segera memberikan hasil yang nyata.
7. In expensiveness, tidak memerlukan ongkos tambahan yang terlalu besar.
8. Law risk, tidak mempunyai risiko yang besar dalam penerapannya.
9. Spectaculer impact, dampak dari penerapannya menarik dan menonjol.
10. Expandible, dapat dilakukan dalam berbagai keadaan dan mudah diperluas dalam kondisi
yang berbeda-beda.

Inovasi yang selayaknya dianjurkan kepada sasaran penyuluhan pertanian hendaknya


memenuhi dua golongan persyaratan yaitu: 1) syarat utama dan 2) syarat tambahan.

1. Syarat Utama
a)

Ekonomis menguntungkan: Beberapa komponen pendukung aspek ekonomis yang


dinyatakan menguntungkan yaitu: 1) hasilnya cukup menonjol (spectacular impact), 2)
mengandung risiko yang rendah (low risk), misaInya tidak cepat busuk, dan 3) hanya
memerlukan ongkos tambahan yang kecil (in extensiveness).

b) Teknis memungkinkan: Secara teknis inovasi yang dianjurkan hendaknya memberi peluang
yang tinggi untuk dilaksanakan. Beberapa komponen pendukung aspek teknis yang memberi
peluang tinggi untuk dilaksanakan, yaitu: 1) mudah dipraktikkan (expandable), 2) cepat dapat
dimanfaatkan (immediate applicability), dan 3) sederhana (simplecity) yaitu tidak rumit dan
tidak memerlukan skill yang tinggi.
c)

Sosiologis dapat dipertanggungjawabkan: Dipandang dari aspek sosiologis, inovasi yang


dianjurkan hendaknya tidak bertentangan dengan norma-norma budaya yang hidup di
masyarakat dan tidak bertentangan dengan akidah agama yang dianut oleh sasaran
penyuluhan pertanian.

2. Syarat Tambahan
Terdapat dua syarat lain untuk memenuhi kategori pesan yang baik, yaitu:
a) Saling mengisi (complementer), yaitu mengisi atau menambah kegiatan-kegiatan yang biasa
dilaksanakan sehingga mengurangi kelemahan-kelemahan yang ada;
b) Tersedia (availability) yaitu teknologi tersebut masih dalam jangkauan petani.

Informasi yang diperoleh masih harus diuji terlebih dahulu minimal memenuhi hal-hal
sebagai berikut:
1) dapat dilaksanakan secara teknis ;
2) memiliki kelayakan atau keuntungan secara ekonomi;
3) dapat diterima oleh kondisi sosial atau adat-istiadat/agama/kepercayaan setempat;
4) tidak berpotensi merusak lingkungan sehingga mampu menciptakan better living, better
farming, better business, better community, dan better environment.
Bahan atau materi penyuluhan yang "siap pakai" adalah yang berasal dari:
1) praktik kerja petani lain dalam wilayah setempat yang telah menunjukkan hasil yang lebih
baik secara teknis dan atau ekonomis;
2) hasil demonstrasi atau pengujian lokal yang telah dilaksanakan di wilayah setempat;
3) praktik kerja usaha tani petani lain di wilayah lain yang mempunyai kondisi teknis, dan
sosial-ekonomi serupa.
Sehubungan dengan hasil pengujian yang akan dipakai sebagai bahan atau materi
penyuluhan, perlu diingat bahwa pengujian tersebut adalah merupakan pengujian yang telah
disesuaikan dengan kondisi lokal (local verification trials). Di samping itu, pengujianpengujian tersebut harus benar-benar dilaksanakan berdasarkan pertimbangan: tepat lokasi,
tepat waktu, dan tepat pengelolaannya. Selain dari hasil pengujian, saat ini materi penyuluhan
pertanian dapat diperoleh melalui berbagai sumber antara lain lembaga penelitian dan
pengembangan, internet, perguruan tinggi, TV/radio, koran, balai penyuluhan pertanian,
perpustakaan, ahli/pakar, petani, penyuluh, dan dinas-dinas terkait.
Berdasarkan UU Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan, materi penyuluhan pertanian yang dibuat harus berdasarkan
kebutuhan dan kepentingan pelaku utama dan pelaku usaha pertanian lainnya dengan

memperhatikan pemanfaatan dan pelestarian sumber daya pertanian. Selain itu, materi
penyuluhan pertanian yang berasal dari berbagai sumber yang akan disampaikan kepada
pelaku utama dan pelaku usaha pertanian lainnya harus diverifikasi terlebih dahulu oleh
instansi yang berwenang di bidang penyuluhan pertanian. Verifikasi materi penyuluhan
pertanian tersebut dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kerugian sosial ekonomi,
lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat. Materi penyuluhan pertanian yang belum
diverifikasi dilarang untuk disampaikan kepada petani dan pelaku usaha pertanian
lainnya. Materi penyuluhan yang bersifat teknologi tertentu (misalnya teknologi rekayasa
genetik, teknologi perbenihan, dan teknologi pengendalian hama/penyakit), yang akan
disampaikan kepada pelaku utama dan pelaku usaha harus mendapat rekomendasi dari
lembaga pemerintah (Pasal 28, UU SP3K).
Apabila penyuluh sengaja atau lalai dan tidak mengindahkan hal di atas, sehingga
menimbulkan kerusakan pada lingkungan hidup atau menganggu kesehatan dan ketentraman
batin masyarakat, sampai menimbulkan kerugian ekonomi, akan diberi sanksi berupa sanksi
administratif atau sanksi pidana (Pasal 35 dan 36 UU SP3K).

Metode Penyuluhan Pertanian


http://indaharitonangfakultaspertanianunpad.blogspot.com/2013/05/meto
de-penyuluhan-pertanian.html
Prinsip-prinsip Metode Penyuluhan Pertanian
Prinsip merupakan suatu pernyataan mengenai kebijaksanaan yang dijadikan sebagai
pedoman dalam pengambilan keputusan dan dilaksanakan secara konsisten. Dalam kegiatan
penyuluhan,
menilai

prinsip

bahwa

setiap

menurut

penyuluh

dalam

Leagans
melaksanakan

kegiatannya

(1961)
harus

berpegang teguh pada prinsip-prinsip yang sudah disepakati agar dapat melakukan
pekerjaannya dengan baik.
Mardikanto (1999) menyatakan bahwa merujuk pada pemahaman penyuluhan pertanian
sebagai proses pembelajaran, maka prinsip-prinsip dalam penyuluhan pertanian sebagai
berikut:
1.

Mengerjakan;

artinya

kegiatan

penyuluhan

harus

sebanyak

mungkin melibatkan

masyarakat untuk menerapkan sesuatu.


2. Akibat; artinya kegiatan pertanian harus memberikan dampak yang memberi pengaruh baik.
3. Asosiasi; artinya kegiatan penyuluhan harus saling terkait dengan kegiatan lainnya. Misalnya
apabila seorang petani berjalan di sawahnya kemudian melihat tanaman padinya terserang
hama, maka ia akan berupaya untuk melakukan tindakan pengendalian.
Lebih

lanjut

Dahama

dan

Bhatnagar

dalam

Mardikanto

(1999) mengemukakan

bahwa yang mencakup prinsip-prinsip penyuluhan pertanian:


1. Minat dan kebutuhan; artinya penyuluhan akan efektif jika selalu mengacu kepada minat dan
kebutuhan masyarakat, utamanya masyarakat tani.

2.

Organisasi masyarakat bawah; artinya penyuluhan akan efektif jika mampu melibatkan
organisasi masyarakat bawah dari setiap keluarga petani.

3.

Keraguan

budaya;

artinya

penyuluhan

harus

memperhatikan

adanya keragaman

budaya.
4. Perubahan budaya; artinya setiap penyuluhan akan mengakibatkan perubahan budaya.
5.

Kerjasama dan partisipasi; artinya penyuluhan hanya akan efektif jika menggerakkan
partisipasi masyarakat untuk selalu bekerjasama dalam melaksanakan program-program
penyuluhan yang telah dicanangkan.

6.

Demokrasi dalam penerapan ilmu; artinya dalam penyuluhan harus selalu memberikan
kesempatan kepada masyarakat untuk menawar setiap alternatif.

7. Belajar sambil bekerja; artinya dalam kegiatan penyuluhan pertanian harus diupayakan agar
masyarakat dapat belajar sambil berbuat, atau belajar dari pengalaman tentang segala sesuatu
yang ia kerjakan.
8.

Penggunaan

metode

yang

sesuai;

artinya

penyuluhan

harus

dilakukan

dengan penerapan metode yang selalu disesuaikan dengan kondisi lingkungan fisik,
kemampuan ekonomi, dan nilai sosial budaya.
9. Kepemimpinan; artinya penyuluh tidak melakukan kegiatan yang hanya bertujuan untuk
kepuasan sendiri, tetapi harus mampu mengembangkan kepemimpinan.
10. Spesialis yang terlatih; artinya penyuluh harus benar-benar orang yang telah mengikuti
latihan khusus tentang segala sesuatu yang sesuai dengan fungsinya sebagai penyuluh.
11. Segenap keluarga; artinya penyuluh harus memperhatikan keluarga sebagai satu kesatuan
dari unit sosial.
Selanjutnya, Mardikanto (2006) mengemukakan bahwa prinsip-prinsip dalam metode
penyuluhan pertanian, meliputi:
1. Upaya Pengembangan untuk berpikir kreatif:

Prinsip ini dimaksudkan bahwa melalui penyuluhan pertanian harus mampu menghasilkan
petani-petani

yang

mandiri,

mampu

mengatasi

permasalahan

yang dihadapi dan mampu mengembangkan kreativitasnya untuk memanfaatkan setiap


potensi dan peluang yang diketahui untuk memperbaiki mutu hidupnya.
2. Tempat yang paling baik adalah di tempat kegiatan sasaran:
Prinsip ini akan mendorong petani belajar pada situasi nyata sesuai permasalahan yang
dihadapi.
3. Setiap individu terkait dengan lingkungan sosialnya:
Prinsip ini mengingatkan kepada penyuluh bahwa keputusan-keputusan yang diambil petani
dilakukan berdasarkan lingkungan sosialnya.
4. Ciptakan hubungan yang akrab dengan sasaran:
Keakraban hubungan antara penyuluh dan sasaran memungkinkan terciptanya keterbukaan
sasaran dalam mengemukakan masalahnya.
5. Memberikan sesuatu untuk terjadinya perubahan.
Metoda yang diterapkan harus mampu merangsang sasaran untuk selalu siap (dalam arti sikap
dan pikiran) dan dengan sukahati melakukan perubahan-perubahan demi perbaikan mutu
hidupnya sendiri, keluarganya dan masyarakatnya.
Terjadinya perubahan context dan content pembangunan pertanian dalam era
reformasi,

mengakibatkan

terjadi

pula

perubahan

sasaran

dalam

penyuluhan

pertanian. Perubahan tersebut memberi pengaruh yang sangat besar karena saat ini tidak
hanya petani dijadikan sebagai sasaran utama (objek) kegiatan penyuluhan tapi melibatkan
pula stakeholder yaitu pelaku agrobisnis.

Jadi, penyuluhan pertanian merupakan suatu

upaya atau proses kegiatan yang dilakukan dalam rangka pemberdayaan masyarakat dan
petani. Secara khusus, penerapan penyuluhan pertanian dalam era disentralisasi (lokalita)
sebagaimana yang diamanatkan oleh UU Nomor 22 Tahun 1999 yang diperbaharui dengan
UU Nomor 32 Tahun 2004, Pusat Pengembangan Penyuluhan (Pusbangluh) Pertanian

mengeluarkan

kebijakan

tentang

pelaksanaan

penyuluhan

pertanian spesifik lokalita yang bersifat partisipatif yaitu, pendidikan nonformal bagi
petani dan masyarakat melalui upaya pemberdayaan dan kemampuan memecahkan masalah
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi wilayah masing-masing dengan prinsip kesetaraan dan
kemitraan, keterbukaan, kesetaraan kewenangan, dan tanggung jawab serta kerja sama, yang
ditujukan agar mereka berkembang menjadi dinamis dan berkemampuan untuk memperbaiki
kehidupan dan penghidupannya dengan kekuatan sendiri
Penggolongan Metode Penyuluhan Pertanian
Metode penyuluhan menurut keadaan psikososial sasarannya juga dibedakan menjadi 3 hal,
yaitu :
1. Penggolongan berdasarkan psikososial
2. Penggolongan berdasarkan teknik komunikasi
3. Penggolongan berdasarkan jumlah sasaran.
4. Penggolongan berdasarkan indera penerima.

1. Penggolongan berdasarkan psikososial

a.

Pendekatan massa.
Jika penyuluh berkomunikasi secara tak langsung atau langsung dengan sejumlah sasaran
yang sangat banyak bahkan mungkin tersebar tempat tinggalnya.Dengan metode ini penyuluh
pertanian tertuju kapada para petani umumnya di kampung-kampung dan di pedesaanpedesaan, agar mereka dapat mendengarkan penyuluhan pertanian. Dipandang dari segi
penyampaian informasi memang metode ini baik, akan tetapi dipandang dari keberhasilan
adalah kurang efektif karena pada dasarnya hanya dapat menimbulkan tahap kesadaran dan
tahap minat pada para petani pendengar penyuluhan, itupun kalau pendekatannya dapat

dilakukan dengan baik, dapat menarik perhatian para petani kepada suatu hal yang lebih
menguntungkan.
b. Pendekatan kelompok
Manakala penyuluh berkomunikasi dengan sekelompok sasaran pada waktu yang sama,
seperti pada pertemuan di lapangan, penyelenggaraan latihan. Pendekatan dilakukan terhadap
kelompok petani, di mana para petani ini diajak dan dibimbing serta diarahkan secara
berkelompok untuk melaksanakan sesuatu kagiatan yang tentunya lebih produktif atas dasar
kerja sama, dengan demikian dalam pelaksanaannya dapat secara berdiskusi. Dalam
pendekatan kelompok ini bertujuan juga agar penyuluh tidak terlalu terkuras tenaganya
pertama-tama dapat melakukan pendekatan perorangan kepada petani yang tergolong early
adopter (yang sering menjadi tempat bertanya dan yang dapat mempengaruhi para petani
lainnya) dan petani ini dapat menjadi kontak tani yang membantu menyebarkan pengetahuan
dan ketrampilan kepada para anggota kelompoknya.
c.

Metode-metode dengan pendekatan perorangan


Penyuluh berkomunikasi secara pribadi orang seorang dengan setiap sasarannya. Dalam
metode ini penyuluh melakukan hubungan atau pendekatan-pendekatan secara langsung
dengan sasaran yaitu seorang petani, biasanya dilakukan secara berdialog langsung,
melakukan kunjungan ke rumah petani, kunjungan ke sawah/ladang petani, angjangsana,
surat menyurat, hubungan telepon. Metode ini memang sangat efektif, petani dapat secara
langsung memecahkan apa yang menjadi masalahnya dengan bimbinga khusus dari
penyuluh, akan tetapi metode pendekatan ini banyak menyita waktu, sebaiknya dilakukan
ketika penyuluh dalam keadaan senggang, banyak waktu.
Tabel 1. Keuntungan dan Kerugian Metode Penyuluhan
Metode

Keuntungan

1. Penyuluhan perorangan

Waktu

efisien

Kerugian
lebih - Komunikasi tersamar
- Sifatnya lebih formal

Adanya persiapan - Pengaruhnya relatif sukar


yang mantap

- Relatif lebih mudah diukur


mengorganisasikan

2. Penyuluhan kelompok

Relatif

lebih - Masalah pengorganisasian

efisien,

pertanian Pendekatan
aktifitas
berkelompok
pembentukan
kelompok
-

Komunikator bersama

tidak tersamar

Kesulitan

pengorganisasian

dalam
aktivitas

diskusi
-

Memerlukan pembinaan

calon

pimpinan

kelompok

yang cakap dan dinamis


3. Penyuluhan massal

Tidak

resmi,

terlalu -

waktu

lebih

pertanian banyak

massal
-

- Biaya lebih besar


Penuh -

kepercayaan
-

Memakan

Bersifat kurang efisien

pengaruhnya

Langsung dapat

dirasakan

2. Penggolongan Berdasarkan Teknik komunikasi


Berdasarkan teknik komunikasi, metode penyuluhan pertanian digolongkan menjadi

1) komunikasi langsung (direct communication/face to face communication), contohnya:


obrolan di sawah, obrolan di balai desa, obrolan di rumah, telepon/HP, kursus tani,
demonstrasi karyawisata, dan pameran; dan
2)

komunikasi

tidak

langsung

(inderect

communication),

contohnya

publikasi

dalam bentuk cetakan, poster, siaran radio/TV, dan pertunjukan film. Jadi, dalam kegiatan
komunikasi tidak langsung, pesan disampaikan melalui perantara (medium atau media).
3. Penggolongan Berdasarkan Jumlah Sasaran
Berdasarkan jumlah sasaran yang dicapai, metode penyuluhan pertanian digolongkan menjadi
1) pendekatan perorangan, contohnya: kunjungan rumah, kunjungan usaha tani, suratmenyurat, dan hubungan telepon;
2) pendekatan kelompok, contohnya: diskusi kelompok, demonstrasi (cara atau hasil),
karyawisata, temu lapang, temu usaha, dan kursus tani;
3)

pendekatan massal, contohnya: pameran, pemutaran film, siaran pedesaan/TV,

pemasangan poster, pemasangan spanduk, dan penyebaran bahan bacaan (folder, leaflet,
liptan, brosur).
4. Penggolongan Berdasarkan Indera Penerima
Berdasarkan indera penerima, metode penyuluhan pertanian dapat digolongan menjadi
1) yang diterima olej indera penglihatan, contohnya: poster, film, dan pemutaran slide;
2) yang diterima oleh indera pendengaran, contohnya: siaran TV/radio, pidato, ceramah, dan
hubungan telepon;
3) yang diterima oleh beberap indera, contohnya: demonstrasi (cara atau hasil), siaran
TV/radio (interaktif), dan pameran.

Pemilihan Metoda Penyuluhan Pertanian


Tujuan memilih metode penyuluhan pertanian antara adalah:

1. Agar penyuluh pertanian dapat menetapkan suatu metode atau kombinasi beberapa metode
yang tepat dan berhasil guna.
2. Agar kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan untuk menimbulkan perubahan
yang dikehendaki, yaitu perubahan perilaku petani dan anggota keluarganya dapat berdaya
guna dan berhasil guna.
Pada umumnya, seseorang belajar melalui indera. Indera ini merupakan pintu gerbang
masuknya stimulus ke dalam diri seseorang yang belajar. Setiap indera akan mempunyai
pengaruh yang berbeda terhadap hasil belajar seseorang. Seperti salah satu hasil penelitian
yang dilakukan oleh Socony Vacuum Oil Co. Dalam Padmowihardjo (2000:6) yaitu: melalui
indera pengecap 1 persen, melalui indera peraba 1,5 persen, melalui indera penciuman 3,5
persen,

melalui indera pendengaran 11 persen dan melalui indera penglihat 83

persen.

Sedangkan

Hasmosoewignyo

dan

Garnadi (1962) dalam Kartasapoetra (1991:60) menyatakan bahwa, hasil penangkapan


dari mendengar saja 10 persen, melihat saja 50 persen, melihat, mendengar dan mengerjakan
sendiri (praktik) 90 persen. Jadi, dari fenomena tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam
kegiatan penyuluhan agar kegiatan tersebut berhasil, sebaiknya menggunakan lebih dari satu
indera penerima.
Dalam mempelajari sesuatu seseorang akan mengalami suatu proses penerapan (adoption)
yang merupakan proses mental yang dapat dilalui dalam lima tahapan, yaitu:
1.

Tahap
adanya

mengetahui
sesuatu

mempelajarinya.

ide

dan

menyadari

atau

Selanjutnya,

(awarness),

teknologi
ia

baru

mencoba

dimana
dan

seseorang

merasa

mengembangkan

menyadari

tergugah
ingatan

untuk
atau

pengetahuannya tentang ide atau teknologi baru tersebut.


2. Tahap minat (interesting), dimana seseorang yang sudah tergugah untuk mempelajari tentang
ide atau teknologi baru selanjutnya tumbuh minatnya, yaitubertanya ke sana ke mari atau
mengajukan respon, mengumpulkan keterangan- keterangan lebih lanjut dalam rangka
mengembangkan pengertiannya.

3.

Tahap menilai (evaluation), dimana seseorang yang telah tumbuh minatnya lalu bertanya
kepada dirinya sendiri dan melakukan penilaian secara subyektif tentang untung atau ruginya
kalau akan menerapkan ide atau teknologi baru yang dipelajarinya. Penilaian tersebut dia
lakukan berdasarkan pengertian-pengertian yang diperolehnya dari tahap berikutnya.

4.

Tahap mencoba (trial), dimana seseorang yang telah berhasil mencapai tahap
menilai, dan berkesimpulan bahwa ide atau teknologi baru yang dipelajarinya ternyata
menguntungkan, maka akan mencoba menerapkan ide atau teknologi baru tersebut dalam
skala kecil sehingga timbul keyakinannya karena telah mengalami sendiri.

5.

Tahap

menerapkan

(adoption),

dimana

seseorang

yang

telah

yakin

akan

menerapkan ide atau teknologi baru yang dipelajarinya dalam praktik nyata atau dalam usaha
skala yang sebenarnya.
Kemampuan seseorang dalam mempelajari sesuatu berbeda-beda.Demikian pula tahap
perkembangan mentalnya, keadaan lingkungan dan kesempatannya juga berbedabeda.Oleh karena itu, perlu dipilih metoda penyuluhan pertanian yang berdaya guna dan
berhasil guna.
Dalam pemilihan metoda penyuluhan pertanian, pertimbangan-pertimbangan yang harus
diambil didasarkan pada:
1. Karakteristk Sasaran
Agar pesan dapat sampai dengan baik kepada sasaran, maka perlu diperhatikan kondisi
sasaran.

Karakteristik sasaran yang perlu dipertimbang-kan dalam memilih metoda

penyuluhan pertanian, antara lain: 1) tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilan sasaran,
yaitu pengalaman bertani, pendidikan, dan tingkat adopsinya. Misalnya, apabila dalam suatu
wilayah kerja penyuluhan terdapat sejumlah sasaran yang tingkat pendidikannya sangat
rendah atau sebagian besar
buta huruf, tentunya tidak dapat menggunakan penyebaran bahan bacaan tulisan.
Selain itu, pengalaman (pengetahuan) dalam kegiatan usaha tani yang sudah lama akan
berbeda dengan petani yang masih tergolong pemula, demikian pula dengan tingkat

adopsinya. Dari tingkat penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan serta pengalaman,
yang dapat kita identifikasi ternyata sasaran berada pada tahap menilai; ini berarti bahwa
pendekatan yang kita harus gunakan adalah pendekatan kelompok, dengan alternatif yang
dapat dipilih antara lain, kombinasi antara kursus tani, pemberian bahan bacaan, ceramah dan
demonstrasi.Dapat pula dilakukan dengan kegiatan karyawisata atau diskusi kelompok.
2. Karakteristik Penyuluh
Sebagai mitra sasaran (petani), penyuluh pertanian sering disebut sebagai: fasilitator,
dinamisator,
pembelajaran.
kemampuan
berhasilguna.

organisator,

katalisator,

moderator

dalam

proses

Untuk dapat melakukan ini semua, penyuluh pertanian harus memiliki


menggunakan

metoda

penyuluhan

pertanian

yang

berdayaguna

dan

Di samping itu, penyuluh pertanian juga harus memiliki kemampuan

penguasaan teknologi atau

ide

baru

(inovasi)

yang

akan disuluhkan dalam arti

pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki perlu dipertimbangkan dalam memilih
metode penyuluhan pertanian yang tepat.
Saat ini, berdasarkan Peraturan Menteri PAN Nomor : PER/02/MENPAN/2/2008, penyuluh
pertanian terbagi dua yaitu: Penyuluh Ahli dan Penyuluh Terampil. Kriteria ini, disesuaikan
dengan pangkat/jabatan dan beban tugas yang akan diemban oleh penyuluh pertanian.
3. Karakteristik Daerah
Karakteristik daerah yang perlu dipertimbangkan adalah keadaan musim (agroklimat),
keadaan usaha tani, dan keadaan lapangan. Keadaan musim akan berpengaruh terhadap
metoda penyuluhan pertanian yang digunakan. Misalnya, pada musim kemarau yang panas
sekali dan tidak ada penanaman di lapagan, kita tidak dapat melakukan kegiatan demonstrasi
di lapangan, tapi sebaiknya dilakukan di rumah petani. Sebaliknya pada musim penghujan
di beberapa daerah lebih banyak kegiatan di lapangan. Jadi pemilihan metoda penyuluhan
pertanian harus disesuaikan dengan kondisi tersebut.
Keadaan usaha tani di suatu daerah akan turut mempengaruhi penetapan metoda penyuluhan
pertanian. Misalnya penyuluhan pada waktu pengolahan lahan akan berlainan dengan

penyuluhan pada saat panen dan pasca panen. Metoda penyuluhan pertanian hendaknya
dipilih sesuai dengan tahapan perkembangan usaha tani yang berada dalam rentang waktu
siklus usaha tani.
Keadaan lapangan juga perlu dipertimbangkan, misalnya dalam struktur wilayah perdesaan
ada yang pemukimananya tersebar dan ada yang terpusat.Ada yang mudah diakses dengan
menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat, dan ada yang hanya dapat ditempuh
dengan berjalan kaki sehingga mobilitasnya sangat sulit.Selain itu, keadaan topografi
(berbukit atau pegunungan).
4. Materi Penyuluhan
Materi penyuluhan sangat menentukan terhadap jenis metoda penyuluhan pertanian yang
akan

digunakan.

Misalnya,

penyuluhan

tentang

intensifikasi

pemanfaatan lahan pertanian sangat berbeda dengan penyuluhan intensifikasi ayam


buras, intensifikasi ternak potong, intensifikasi kedele atau intensifikasi padi (inivasi
teknis). Berlainan pula dengan materi pembentukan poktan dan gapoktan (menyangkut
inovasi sosial) serta penyuluhan tentang perkreditan dan kontrak kerja (inovasi ekonomi).
5. Sarana dan Biaya
Pertimbangan sarana dan biaya didasarkan atas bagaimana ketersediaanya sarana yang akan
digunakan sebagai alat bantu dan alat peraga penyuluhan pertanian. Sebagai contoh, disuatu
daerah yang tidak ada listrik, tentunya sulit melakukan penyuluhan dengan menggunakan
OHP (over head projector) .
Biaya diperlukan untuk mendanai kegiatan, misalnya dari segi efisiensinya; kursus tani lebih
mahal daripada pertemuan umum, namun lebih murah daripada melakukan kunjungan rumah
atau usaha tani. Jadi ketersediaan biaya akan sangat menentukan alternatif kombinasi
pemilihan metoda penyuluhan pertanian.

6. Kebijaksanaan Pemerintah

Penyuluhan pertanian adalah bagian dari pembangunan pertanian, dan pembangunan


pertanian merupakan bagian dari pembangunan nasional yang dilaksanakan pemerintah
bersama-sama dengan seluruh rakyat Indonesia.Dengan demikian, kegiatan penyuluhan
pertanian harus sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah baik pemerintah pusat maupun
daerah.

Misalnya, pada tahun 1997 digalakkan program pemerintah tentang ketahanan

pangan, dan tahun 2007 kita harus mengawal kebijakan pemerintah untuk mencapai
peningkatan 2 juta ton beras. Artinya, gerakan tersebut dapat dengan cepat dilakukan oleh
masyarakat sasaran dengan dukungan dari aparat terkait di semua tingkatan.

ALAT BANTU PENYULUHAN PERTANIAN


http://h0404055.wordpress.com/2010/04/03/alat-bantudan-alat-peraga-penyuluhan-pertanian/
Adalah alat-alat atau sarana penyuluhan yang diperlukan oleh seorang penyuluh guna
memperlancar proses mengajarnya selama kegiatan penyuluhan dilaksanakan.
Ragam alat bantu penyuluhan yang diperlukam setiap penyuluh :
1. Kurikulum
Memuat pernyataan tertulis tentang perencanaan pendidikan yang meliputi tujuan yang ingin
dicapai, kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan oleh pendidik, daftar mata pelajaran yang
akan disampaikan, dan rencana evaluasi yang akan dilaksanakan.
1. Lembar-lembar persiapan penyuluhan
Berupa lembar persiapan menyuluh (LPM), lembar persiapan latihan (LPL) dan lembar
persiapan kerja (LPK).
1. Papan penulis atau papan penempel
Papan penempel yang biasa digunakan di lapangan adalah papan yang dilapisi dengan kain
panel. Sedang di dalam ruang, digunakan papan bermagnit.
4. Alat tulis
Disarankan penyuluh membawa alat tulis yang beragam warna baik itu kapur berwarna,
pensil berwarna, bolpen dsb.
5. Sarana ruangan

Beragam alat bantu dalam ruangan : pengeras suara, penata cahaya (lampu), dan penata udara
(kipas angin atau AC).
6. Projector
Alat bantu penyuluhan yang berupa beragam projektor :
1. Overhead projektor, untuk memproyeksikan tulisan dan atau gambar yang ditulis pada
bahan tembus cahaya (plastik, transparancy sheet)
2. Solid projektor, semacam Overhead projektor tetapi untuk memproyeksikan bendabenda tembus cahaya.
3. Movie projektor, untuk memproyeksikan film dan film strip.
4. Slide projektor, untuk memproyeksikan gambar/tulisan yang direkam dan slide film.
ALAT PERAGA PENYULUHAN
Di dalam penyuluhan dikenal beragam alat peraga di antaranya adalah :
1. Benda
Alat peraga semacam ini terutama dimaksudkan untuk mempengaruhi pengetahuan dan
ketrampilan sasaran dalam tahapan minat, menilai dan mencoba. Ada beberapa macam alat
peraga berupa benda ini :
1. Sample atau contoh, yaitu benda atau barang asli yang dapat dibawa penyuluh untuk
dijelaskan kepada sasaran penyuluhannya. Misalnya, contoh benih, contoh pupuk dll.
2. Model atau tiruan, biasanya digunakan jika benda asli sulit didapat, volumenya bisa
terlalu besar untuk dibawa ke lokasi penyuluhan atau terlalu kecil untuk mudah
diamati oleh sasarannya tanpa peralatan khusus. Misal : contoh traktor, contoh bibit
penghijauan, lebah, ulat dll.
3. Specimen atau benda asli yang telah diawetkan karena benda asli sulit didapat. Dari
ketigaanya, benda aslilah yang paling baik.
2. Barang cetakan
Pamlet atau selebaran, yaitu barang cetakan berupa selembar kertas bergambar atau bertulisan
dan dibagi-bagikan secara langsung oleh penyuluh kepada sasaran, ke jalan raya atau
disebarkan dari udara melalui pesawat terbang atau helikopter. Alat peraga ini dimaksudkan
untuk menumbuhkan kesadaran sasarannya.
a. Leaflet atau folder
Perbedaan leaflet dengan pamflet adalah :
1)

Umumnya dibagikan langsung oleh penyuluhnya.

2)
Leaflet merupakan selembar kertas yang dilipat menjadi dua (4 halaman) sedang folder
dilipat menjadi 3 (6 halaman) atau lebih.
3)

Leaflet lebih banyak berisikan tulisan daripada gambar.

4) Ditujukan pada sasaran untuk mempengaruhi pengetahuan dan ketrampilannya pada


tahap minat, menilai dan mencoba.
5)

Brosur atau booklet

6) Merupakan barang cetakan yang berisikan gambar dan tulisan (lebih dominan) yang
berupa buku kecil setebal 10-25 halaman dan maksimal 50 halaman.
b.Placard dan poster
Keduanya merupakan barang cetakan dengan ukuran relatif besar yang ditempel ditembok,
pohon atau direntangkan di pinggir/tengah jalan. Placard lebih banyak berisi tulisan sedang
poster lebih banyak berisi gambar. Keduanya dimaksudkan untuk mempengaruhi
perasaan/sikap dan pengalaman sasaran pada tahapan sadar dan minat.
c. Flipchart atau peta singkap, adalah sekumpulan poster selebar kertas koran, yang
digabungkan menjadi satu.
d. Photo, dimaksudkan untuk mengenalkan inovasi atau menunjukkan bukti-bukti
keberhasilan/keunggulan satu inovasi yang ditawarkan.
e. Flanelghrap, merupakan alat peraga berbentuk potongan gambar atau tulisan yang
ditempelkan pada papan magnit atau kain flanel.
3. Gambar yang diproyeksikan
Transparancy sheet adalah lembaran mika (plastik) bergambar dan atau bertulisan yang
diproyeksikan ke layar dengan menggunakan overhead proyektor. Biasa digunakan di dalam
pertemuan kelompok di dalam ruangan .
a. Slide film, suatu hasil karya photografi yang berupa film positif yang diberi bingkai untuk
diproyeksikan di layar dengan menggunakan slide proyektor. Berupa gambar bisu(tidak
bersuara).
b. Film strip, seperti halnya slide film hanya saja masing-masing gambar tidak dipisahkan
dan diberi bingkai, tetapi menjadi suatu rangkaian yang tak terpisahkan dalam satu paket
penyuluhan yang utuh.
c. Movie film, obyek yang diproyeksikan tidak berujud bergambar gambar mati melainkan
berupa gambar bergerak. Selain itu sudah diisi dengan suara dubbing.
d. Video dan TV, seperti halnya dengan movie film, bedanya film positif yang dihasilkan
tersimpan dalam kotak kaset dan penyajiannya selalu dihubungkan dengan televisi sebagai
layarnya.
4. Lambang grafika
1. Grafik
2. Diagram

Lambang grafika ini tidak bisa digunakan untuk menjelaskan hubungan antar peubah
(variabel) tetapi hanya dapat digunakan untuk menjelaskan suatu benda atau peralatan
tertentu.
1. Bagan, shema atau chart
Di dalam praktek, dikenal beragam bagan atau shema yaitu :
1) Pictorial chart, yaitu gambar dari suatu sistem yang dilengkapi dengan rincian dari sub
sistem yang menyusunnya.
2) Tabula chart, digambarkan sebagai suatu tabel berisi keterangan tentang keadaan
masing-masing bagian (sub sistem) dari suatu sistem yang ingin dijelaskan.
3) Ginealogical chart, yaitu gambaran tentang hubungan antar sub sistem yang ingin
dijelaskan berdasar hubungan garis keturunan.
4) Flow chart, yaitu gambaran tentang hubungan antar sub sistem dari sistem yang ingin
dijelaskan berdasar alur kegiatan yang menjadi kewajiban dan tanggung jawab masingmasing sub sistem yang bersangkutan.
5) Organizational chart yaitu gambaran tentang struktur organisasi yang menunjukkan
saling berhubungan antar sub sistem dalam sistem yang ingin dijelaskan.
Progress chart, yaitu gambaran singkat tentang tingkat perkembangan yang dialami oleh
masing-masing sub sistem dalam sistem yang ingin dijelaskan.

Anda mungkin juga menyukai