DI SENTRA PRODUKSI
IG.P. Sarasutha
Balai Penelitian Tanaman Serealia, Jl. Dr. Ratulangi No. 274 Maros 90514, Sulawesi Selatan
ABSTRAK
Peningkatan produksi jagung di Indonesia terus diupayakan pemerintah dalam rangka memenuhi kebutuhan
dalam negeri terutama untuk pangan dan pakan. Penggunaan benih jagung varietas unggul bersari bebas dan hibrida
telah meningkatkan produksi sebesar 11,62%, dari 8.245.902 ton pada tahun 1995 menjadi 9.204.036 ton pada
tahun 1999 dengan laju pertumbuhan 3,39%/tahun dalam kurun waktu 19951999. Pada dekade terakhir, penggunaan
varietas unggul terutama hibrida telah meningkat. Pada awal tahun 1995, areal pertanaman jagung hibrida baru
sekitar 7,50% dan pada tahun 1999 meningkat menjadi 24%. Kendala utama dalam memproduksi jagung di
Indonesia adalah penanganan pascapanen dan pemasaran hasil karena saat panen bersamaan dengan musim hujan.
Kondisi ini diperparah dengan keterbatasan fasilitas pengeringan posisi rebut-tawar petani pada saat menjual hasil
menjadi lemah. Fasilitas pengering mekanis sangat diperlukan petani terutama bila jagung tidak langsung dijual di
lapangan.
Kata kunci: Jagung, usaha tani, pemasaran, produksi
ABSTRACT
Farming and marketing management of maize at production center
Increasing maize production in Indonesia has been promoted by the government to meet domestic demand
especially for food and feed. The use of improved hybrid and open pollinated varieties has increased maize
production of 11.62%, from 8.25 in 1995 to 9.20 million ton in 1999 with the growth rate of 3.39% per year
during the period of 19951999. In the last decade, the use of improved varieties especially hybrid maize has been
increased. In the early 1995, about 7.50% of maize area were planted to these hybrids, while in 1999 it became
24%. One important constraint in producing maize is postharvest handling and grain marketing. This is
particularly critical during the wet season. This condition coupled with limited drying facilities weaken farmers
bargaining position in selling the grain. It is suggested that mechanical dryer facilities are necessary for farmers
who do not sell their maize directly in the field.
Keywords: Maize, farm management, marketing, production
potensi lahan cukup luas untuk pengembangan usaha tani jagung. Upaya ini mulai
dirintis pada MT 1996/97 (Sekretariat Badan
Pengendali Bimas, 1996) yang kemudian
dilanjutkan dengan program Gerakan
Mandiri Peningkatan Produksi Padi,
Kedelai, dan Jagung (Gema Palagung 2001)
pada MT 1998/99. Program Gema Palagung
2001 diaktualisasikan dalam Upaya Khusus
Peningkatan Ketahanan Pangan Nasional
(UPSUS PKPN) melalui pemberdayaan
masyarakat termasuk petani (Sumarno et al.,
1998).
Melalui upaya ini produksi secara
nasional mulai menunjukkan peningkatan,
meskipun masih belum mampu memenuhi
permintaan dalam negeri. Rata-rata
kebutuhan jagung dalam negeri selama
kurun waktu tujuh tahun (19901996) ada-
Ekspor (t)
Impor (t)
1995
1996
1997
1998
1999
79.000
21.819
14.399
604.559
80.957
1.300.000
616.888
1.098.013
298.236
591.056
Neraca (t)*
(1.221.000)
(595.069)
(1.083.614)
(306.323)
(510.099)
Tabel 2. Luas panen, produktivitas, dan produksi jagung di lima propinsi utama penghasil jagung di Indonesia, 1995
1999.
Uraian
1995
1996
1997
1998
1999
Laju
pertumbuhan
(%/tahun)
1.185.239
672.250
363.438
343.691
253.879
1.270.442
614.762
402.745
336.933
253.144
1.100.376
461.545
359.034
321.791
249.981
1.348.462
648.268
374.840
338.263
231.981
1.132.407
543.994
399.827
241.176
237.383
0,08
2,28
2,76
7,51
1,60
INDONESIA
3.648.629
3.737.921
3.360.479
3.847.813
3.456.357
0,83
Produktivitas (t/ha)
Jawa Timur
Jawa Tengah
Lampung
Sulawesi Selatan
Nusa Tenggara Timur
2,38
2,54
2,32
2,15
1,64
2,69
2,77
2,33
2,50
2,18
2,77
2,80
3,01
2,71
2,23
2,79
2,75
2,97
2,71
2,08
2,78
2,80
2,94
2,70
2,08
0,87
2,53
6,82
6,08
7,12
INDONESIA
2,26
2,49
2,61
2,64
2,66
4,23
Produksi (t)
Jawa Timur
Jawa Tengah
Lampung
Sulawesi Selatan
Nusa Tenggara Timur
2.820.868
1.707.516
843.177
738.935
416.362
3.417.489
1.702.890
938.395
842.332
551.855
3.048.041
1.292.325
1.080.691
872.070
557.457
3.765.141
1.781.846
1.111.832
916.585
483.793
3.150.869
1.525.281
1.176.489
652.223
493.535
4.39
0,23
8.79
1,55
5,59
INDONESIA
8.245.902
9.307.423
8.770.851
10.169.488
9.204.036
3,39
Sumber: Biro Pusat Statistik (1996, 1997, 1998, 1999); Pusat Data Pertanian (2000).
Tabel 3.
Minggu, bulan,
Harga tunai di
tahun
USA (US$/t)
II Desember 1996
II Januari 1997
I Februari 1997
II Februari 1997
I Maret 1997
II Maret 1997
III Maret 1997
I April 1997
III April 1997
I Mei 1997
II Mei 1997
III Maret 1998
III Mei 1998
III Juni 1998
III Juli 1998
III Agustus 1998
I September 1998
121.360
123.160
121.600
122.960
129.200
128.000
127.200
123.600
127.600
124.600
122.200
116.800
107.000
101.600
104.600
90.600
86.800
Harga indikasi di
pabrik pakan
(Rp/kg)
401.058
407.950
403.040
407.016
429.274
423.219
421.880
412.900
424.798
418.260
412.260
1.541.330
1.317.320
1.732.240
1.827.200
1.608.950
1.314.330
250
275
316
320
325
320
350
325
310
320
345
600
600
900
700
1.100
950
*Sinar Tani (rata-rata harga jagung di beberapa kota di Indonesia, tidak termasuk Jakarta).
Sumber: Badan Agribisnis (1998).
Propinsi
Varietas
Jawa
Timur
Lokal
Hibrida
Kenaikan
Lokal
Hibrida
Kenaikan
Lokal
Hibrida
Kenaikan
Lokal
Hibrida)
Kenaikan
Jawa
Tengah
Lampung
Sulawesi
Selatan
1.125.000
2.475.000
1.350.000
1.170.000
2.475.000
1.305.000
1.080.000
2.475.000
1.395.000
486.500
1.575.000
1.088.500
756.000
1.241.000
485.000
702.000
1.216.000
514.000
735.000
1.196.000
461.000
183.447
688.867
505.420
Pendapatan
usaha tani
(Rp/ha)
R/C
MBCR
369.000
1.234.000
865.000
468.000
1.259.000
791.000
345.000
1.279.000
934.000
303.053
886.133
583.080
1.49
1.99
1.67
2.04
1.47
2.06
2.65
2.29
1,78
1.54
2.03
1.16
Sumber: Sekretariat Badan Pengendali Bimas (1998); Margaretha et al. (1999b); Najamuddin
et al. (1998).
Jagung
Bersari bebas
Benih
Pupuk
Pestisida
Biaya garapan
dan pemeliharaan
Biaya panen
dan pascapanen
Jumlah
Hibrida
200.000
850.000
350.000
200.000
250.000
950.000
350.000
200.000
250.000
250.000
1.850.000
2.000.000
KINERJA PEMASARAN
JAGUNG
Suhariyanto (2001) menyatakan
bahwa sebagian besar rumah tangga
penghasil jagung (62,20%) tidak mengkonsumsi jagung, namun mereka menjualnya ke pasar (25%), pedagang besar
(32%), KUD (0,60%), dan lainnya (4,60%).
Ini mengindikasikan bahwa latar belakang
utama petani menanam jagung adalah
untuk mendapatkan uang tunai. Petani
yang tidak menjual hasil jagungnya
(37,80%) terdiri atas 19,10% petani yang
memiliki lahan kurang dari 0,50 ha, 8,60%
memiliki lahan antara 0,50 0,90 ha, dan
10,10% lebih dari 1 ha. Menurut
Suhariyanto (2001), data ini mengindikasikan bahwa sebagian rumah tangga petani
yang tidak menjual hasil jagungnya adalah
petani miskin yang memanfaatkan jagung
untuk konsumsi.
44
Jagung
pipilan
Pakan
ayam
Pedagang besar
(eskportir/antarpulau)
Konsumen
(Rumah tangga
dan/atau industri)
Jagung
pipilan
Jagung
pipilan
Jagung
pipilan
Pedagang pengumpul
(Desa/Kecamatan)
Pengecer komponen
pakan ternak
Kelompok
tani
Jagung
pipilan
Jagung
pipilan
Jagung
pipilan
Petani
Jagung
KESIMPULAN
Upaya peningkatan produksi jagung
perlu dilakukan secara terus menerus
melalui program peningkatan produksi
dan pemberdayaan pemasaran hasil untuk
mengurangi impor. Program perluasan
areal tanam, peningkatan IP, dan penggunaan varietas unggul, baik yang bersari
45
Tabel 6.
1997/98
Biaya (Rp/kg)
1998/99
683
650
5
30
5
27
67
5
30
5
60
100
2,50
10
2,50
35
50
15
35
50
15
45
60
5
195
200
117
160
250
a) dan b) berbeda sampelnya, sesuai dengan jalur pemasaran dan tahun di penelitian,
c)
terdapat beberapa pedagang besar di kota Sungguminasa dan Makassar.yang bertindak sebagai
eksportir dan pedagang antar pulau, d) pengecer pakan ayam.
DAFTAR PUSTAKA
Adnyana, M.O. dan K. Kariyasa. 1998. Sumber
pertumbuhan produksi dan tingkat keuntungan kompetitif usaha tani jagung
dalam agribisnis tanaman pangan. Prosiding
Semiloka Nasional Jagung. Ujung Pandang,
Maros, 1112 November 1997.
Baco, D., Djamaluddin, IG.P. Sarasutha, S.
Saenong, dan H. Palloge. 1996. Kesiapan
daerah Sulawesi Selatan dalam upaya
swasembada jagung dan kedelai. Pertemuan
Bimas se Indonesia di Jakarta, 30 September
1 Oktober 1996.
Baco, D. dan IG.P. Sarasutha. 1998. Pengaturan
pola tanam tahunan dengan peningkatan IP
di berbagai tipologi lahan. Makalah disajikan
pada Pertemuan Bimbingan Massal Penerapan Teknologi Indonesia di Bandung,
2830 Oktober 1998.
Baco, D., F. Kasim, M.Y. Maamun, dan
Zubachtirodin. 2000. Status dan hasil-hasil
penelitian dan pengembangan jagung.
Makalah Disajikan pada Seminar Hasil
Penelitian Tanaman Pangan Lahan Rawa.
Banjarmasin, 45 Juli 2000. Pusat Penelitian
46
47