Anda di halaman 1dari 47

45

BAB IV

METODE PENYULUHAN KEHUTANAN

I. Tujuan Instruksional

A. Tujuan Pembelajaran Umum :

Menjelaskan metode-metode yang dapat dipakai seorang Penyuluh

Kehutanan di dalam menyuluh, minimal kekurangan dan kelebihan dari

media yang digunakan

B. Tujuan Pembelajaran khusus :

1. Prinsip-prinsip metode Penyuluhan Kehutanan

2. Pendekatan-pendekatan untuk memilih metode penyuluhan.

3. Ragam Metode Penyuluhan Kehutanan

4. Kelebihan dan kekurangan ragam metode Penyuluhan Kehutanan

II. Proses Pembelajaran

Pada pembelajaran ini akan dipakai metode diskusi dan studi kasus

dengan fokus mahasiswa diharapkan memahami berbagai metode yang biasa

dipakai dalam penyuluhan kehutanan

Pada tahap pertama :

a. Dosen meminta mahasiswa mengungkap secara ringkas satu metode

penyuluhan, sesuai dengan penugasan sebelumnya.

b. Dosen memberikan pembahasan pendukung


46

c. Dosen merangkum hasil eksplorasi mahasiswa tersebut dengan

memaparkan point-point pentingnya

d. Dosen mengumpulkan hasil tugas individu sesuai dengan penugasan

sebelumnya

Pada Tahap kedua :

a. Dosen memfasilitasi mahasiswa untuk mendiskusikan berbagai metode

penyuluhan kehutanan.

b. Dosen mencatat keaktifan dari mahasiswa, utamanya intensitas

memberikan pertanyaan dan tanggapan.

Pada Tahap Ketiga :

a. Dosen memberikan evaluasi terhadap hasil diskusi dan memberikan

penjelasan lebih detail sehubungan topik yang dibahas

b. Dosen memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah dan meminta

mahasiswa untuk menyimak bahan pelajaran untuk pertemuan berikutnya.


47

BAHAN PEMBELAJARAN

METODE PENYULUHAN KEHUTANAN

Penyuluhan kehutanan memiliki kegiatan tertentu agar tujuan yang

diinginkannya (perbaikan-perbaikan teknologi, cara kerja dan tingkat

kehidupan masyarakat tani hutan) dapat tercapai. Kegiatan itu harus

dilaksanakan secara teratur dan terarah, sehingga masyarakat tani hutan dapat

menolong dirinya sendiri mengubah dan memperbaiki tingkat pemikiran,

tingkat kerja dan tingkat kesejahteraan hidupnya. Salah satu tugas yang

menjadi tanggung jawab setiap penyuluh kehutanan adalah

mengkomunikasikan inovasi, dalam arti mengubah perilaku masyarakat

sasaran agar tahu, mau dan mampu menerapkan inovasi demi tercapainya

perbaikan mutu hidupnya.

Perlu diingat bahwa sasaran penyuluhan sangatlah beragam, baik

mengenai karakteristik individunya, beragam lingkungan fisik dan sosialnya

dan beragam pula kebutuhan-kebutuhannya, motivasi, serta tujuan yang

diinginkannya. Dengan demikian, tidak ada satu metode yang selalu tepat

untuk diterapkan dalam setiap kegiatan penyuluhan kehutanan. Karena itulah

dalam melakukan penyuluhan kehutanan harus senantiasa dipikirkan metode

yang akan digunakan, bahkan dalam kondisi tertentu kegiatan penyuluhan

kehutanan harus dilaksanakan dengan menerapkan beragam metode sekaligus

yang saling menunjang dan melengkapi.

Karena itu, dalam setiap pelaksanaan penyuluhan kehutanan, penyuluh

kehutanan harus memahami dan mampu memilih metode penyuluhan

kehutanan yang paling baik sebagai salah satu cara yang terpilih untuk

tercapainya tujuan penyuluhan kehutanan yang dilaksanakannya.


48

A. PRINSIP-PRINSIP METODE PENYULUHAN KEHUTANAN

Satu hal yang harus diperhatikan oleh setiap penyuluh kehutanan

sebelum menerapkan suatu metode penyuluhan adalah, ia perlu memahami

prinsip-prinsip metode penyuluhan kehutanan yang dapat dijadikannya

sebagai landasan memilih metode yang tepat.

Beberapa prinsip metode penyuluhan kehutanan yang perlu

diperhatikan oleh seorang penyuluh kehutanan adalah :

1. Pengembangan untuk berfikir kreatif

Melalui penyuluhan kehutanan, bukanlah dimaksudkan agar

masyarakat sasaran selalu menggantungkan diri kepada petunjuk, nasehat,

atau bimbingan penyuluhnya. Tetapi sebaliknya, melalui penyuluhan harus

mampu dihasilkan masyarakat tani hutan yang dengan upayanya sendiri

mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya dalam memanfaatkan hutan,

serta mampu mengembangkan kreativitasnya untuk memanfaatkan setiap

potensi dan peluang yang diketahuinya untuk terus-menerus dapat

memperbaiki mutu hidupnya. Menurut Kartasapoetra (1993), pada setiap

kegiatan penyuluhan, seorang penyuluh harus mampu memilih metode

yang sejauh mungkin dapat mengembangkan daya nalar dan kreativitas

masyarakat sasarannya.

2. Tempat yang paling baik adalah ditempat kegiatan sasaran

Dapat dipastikan bahwa, setiap individu sangat mencintai profesinya,

karena itu tidak suka diganggu (untuk meninggalkan kegiatan rutinnya)

serta selalu berperilaku sesuai dengan pengalamannya sendiri dan

kenyataan-kenyataan yang dihadapi sehari-hari.


49

Oleh sebab itu, dalam banyak kasus kegiatan penyuluhan kehutanan

sebaiknya dilaksanakan dengan menerapkan metode-metode yang dapat

dilaksanakan dilingkungan pekerjaan (kegiatan) sasarannya. Hal tersebut

dimaksudkan agar:

a) Tidak mengganggu (menyita waktu) kegiatan rutinnya.

b) Penyuluh kehutanan dapat memahami betul keadaan sasaran, termasuk

masalah-masalah yang dihadapi dan potensi serta peluang yang dapat

dimanfaatkan untuk perbaikan mutu hidup mereka.

c) Kepada sasaran dapat ditunjukkan contoh-contoh nyata tentang masalah

dan potensi serta peluang yang dapat ditemukan di lingkungan

pekerjaannya sendiri, sehingga mudah dipahami dan diresapi serta

diingat oleh petani.

3. Setiap individu terikat dengan lingkungan sosialnya.

Sebagai makhluk sosial, setiap individu akan selalu berperilaku sesuai

dengan kondisi lingkungan sosialnya, setidak-tidaknya akan selalu

berusaha menyesuaikan diri dengan perilaku orang-orang disekitarnya.

Karena itu, kegiatan penyuluhan kehutanan akan lebih efisien jika

diterapkan hanya kepada warga masyarakat tani hutan, terutama yang

diakui oleh lingkungannya sebagai panutan yang baik.

4. Ciptakan hubungan yang akrab dengan sasaran

Kegiatan penyuluhan adalah upaya mengubah perilaku orang lain

secara persuasif dengan menerapkan sistem pendidikan. Hubungan

pribadi yang akrab antara penyuluh dengan sasarannya, akan

memperlancar kegiatan penyuluhan itu sendiri.

Keakraban hubungan antara penyuluh dan sasaran ini menjadi sangat

penting, karena dengan keakraban ini akan tercipta suatu keterbukaan

mengemukakan masalah dan menyampaikan pendapat. Disamping itu,

saran-saran yang disampaikan penyuluh kehutanan dapat diterima


50

dengan senang hati seperti layaknya saran seorang sahabat tanpa ada

prasangka atau merasa dipaksa.

5. Memberikan sesuatu untuk terjadinya perubahan

Kegiatan penyuluhan adalah upaya untuk mengubah perilaku sasaran,

baik pengetahuan, sikapnya atau keterampilannya. Dengan demikian,

metode yang diterapkan harus mampu merangsang sasaran untuk selalu

siap (dalam arti sikap dan fikiran) dengan sukahati atas kesadaran

ataupun pertimbangan nalarnya sendiri melakukan perubahan-

perubahan demi perbaikan mutu hidupnya sendiri, keluarga dan

masyarakatnya.

B. PENDEKATAN-PENDEKATAN UNTUK MEMILIH


METODE PENYULUHAN KEHUTANAN

Kegiatan penyuluhan kehutanan pada umumnya terbagi atas dua

bagian yakni penyuluhan kehutanan perorangan dan penyuluhan

kehutanan massal, dalam prakteknya selalu menggunakan metode-

metode pendekatan.

Bertolak dari pemahaman tentang pengertian penyuluhan sebagai

proses komunikasi dan proses perubahan perilaku melalui pendidikan,

menurut Mardikanto (1993) pemilihan metode penyuluhan kehutanan

dapat dilakukan dengan melakukan pendekatan-pendekatan sebagai

berikut:

a) Metode Penyuluhan dan Proses Komunikasi

Untuk memilih metode berkomunikasi yang efektif, ada tiga

cara yang dapat diterapkan dalam pemilihan metode penyuluhan

kehutanan yaitu didasarkan pada media yang digunakan, sifat

hubungan antara penyuluh dan sasarannya, pendekatan psiko-sosial


51

dan pendekatan psiko-sosial yang dikaitkan dengan tahapan

adopsinya.

1) Metode penyuluhan kehutanan menurut media yang digunakan.

Berdasarkan media yang digunakan, metode penyuluhan

kehutanan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:

a. Media lisan, baik yang disampaikan secara langsung (melalui

percakapan, tatap muka atau radio komunikasi antar penduduk),

maupun secara tidak langsung (lewat radio, kaset, dll).

b. Media cetak, baik berupa gambar dan atau tulisan (foto, majalah

pedesaan, selebaran, poster, dll) yang dibagi-bagikan, disebarkan

atau dipasang di tempat-tempat strategis yang mudah dijumpai

oleh sasarannya (di jalan, pasar).

c. Media terproyeksi, berupa gambar dan atau tulisan lewat slide,

pertunjukkan film. Kegiatan penyuluhan melalui media ini

merupakan metode penyuluhan yang paling dimengerti karena

ada unsur hiburannya. Biasanya Depatemen Kehutanan

mengirimkan mobil unit kegiatan penyuluhan yang dilengkapi

dengan perangkat audio visual yang cukup modern dan

diperlengkapi dengan beberapa judul film hiburan selain dari film

mengenai penyuluhan yang akan ditayangkan

2) Metode penyuluhan menurut hubungan penyuluh dan

sasarannya

Berdasarkan hubungan penyuluh kesasarannya, metode

penyuluhan dibedakan atas dua macam yaitu:

a. Komunikasi langsung (percakapan atau tatap muka) yang

memungkinkan penyuluh dapat berkomunikasi langsung dalam

waktu yang relative singkat.

b. Komunikasi tak langsung baik melalui perantara orang lain

lewat surat yang tidak memungkinkan penyuluh dapat


52

menerima respon dari sasarannya dalam waktu yang relative

singkat.

c. Metode penyuluhan kehutanan menurut keadaan psiko-sosial

sasarannya.

Seperti halnya dengan metode penyuluhan berdasarkan media

yang digunakan metode penyuluhan menurut keadaan psiko-sosial

sasarannya juga dibedakan kedalam tiga hal yaitu:

a. Pendekatan perorangan, artinya penyuluh kehutanan

berkomunikasi secara orang seorang dengan setiap sasarannya,

misalnya melalui kunjungan ke rumah, kunjungan ke tempat

kegiatan petani, dll.

b. Pendekatan kelompok, manakala penyuluh kehutanan

berkomunikasi dengan sekelompok sasaran pada waktu yang

sama, seperti pada pertemuan di lapangan, penyelenggaraan

latihan dan lain-lain

c. Pendekatan massal, jika penyuluh berkomunikasi secara tak

langsung atau langsung dengan sejumlah sasaran yang sangat

banyak, bahkan mugkin tersebar tempat tinggalnya, misalnya

penyuluhan lewat TV, penyebaran selebaran dan lain-lain.

b) Metode Penyuluhan Dalam Pendidikan Non Formal

Salah satu ciri utama yang membedakan antara pendidikan

formal dan pendidikan non formal adalah; penyelenggaraan

pendidikan non formal (seperti halnya penyuluhan kehutanan) dapat

diselenggarakan kapan saja dan di mana saja. Dengan demikian,

metode yang diterapkan di dalam pelaksanaan penyuluhan kehutanan

dapat menerapkan metode pendidikan formal (ceramah, diskusi,

belajar mandiri) atau metode yang tidak pernah diterapkan dalam


53

system pendidikan formal seperti: pameran, kunjungan ke rumah

(anjangsana), dan lain-lain.

Ciri lain, kegiatan non formal (termasuk penyuluhan

kehutanan) selalu diprogramkan sesuai dengan kebutuhan sasaran.

Artinya, berbeda dengan pendidikan formal yang telah memiliki

program yang dibakukan, sehingga setiap warga belajarnya harus

mengikuti atau menyesuaikan diri dengan program pendidikan

tersebut. Setiap kegiatan pendidikan non formal ( kegiatan penyuluhan

kehutanan) harus selalu menyesuaikan dengan kebutuhan sasarannya,

dengan demikian metode penyuluhan yang akan dipilih harus selalu

disesuaikan dengan; karakteristik sasarannya sumber daya yang

tersedia atau yang dapat dimanfaatkan serta keadaan lingkungan

(termasuk tempat dan waktu) diselenggarakannya kegiatan

penyuluhan kehutanan tersebut.

c) Metode Penyuluhan Dalam Pendidikan Orang Dewasa

Pendidikan di dalam kegiatan penyuluhan kehutanan adalah

merupakan proses penyadaran menuju kepada pembebasan. Oleh

sebab itu proses pendidikan harus dibebaskan dari upaya-upaya

menciptakan ketergantungan atau bentuk-bentuk penindasan “baru”.

Artinya melalui pendidikan sasaran didik harus diberi kesempatan

seluas-luasnya menyampaikan pengalaman dan mengembangkan

daya nalarnya, sehingga dalam proses pendidikan tersebut kedudukan

pendidik dan yang dididik sama derajatnya.

Selaras dengan itu, salah satu ciri utama dari pendidikan orang

dewasa adalah; keberhasilan pendidik tidak tergantung kepada

seberapa materi yang diajarkan atau seberapa jauh tingkat pemahaman

warga terdidik terhadap materi yang diajarkan tetapi lebih dicirikan


54

pada seberapa jauh program pendidikan tersebut mampu

mengembangkan dialog baik antara pendidik dan yang dididik

maupun sesama peserta didik. Dengan demikian metode diskusi

umumnya lebih baik dibanding dengan metode kuliah atau ceramah.

Harus selalu diingat bahwa sasaran pendidikan orang dewasa

adalah orang-orang dewasa yang disamping telah memiliki

pengalaman perasaan dan harga diri (yang tidak mudah dan tidak

ingin digurui), mereka umumnya juga memiliki banyak kegiatan (tidak

memiliki banyak waktu untuk belajar) merupakan pribadi-pribadi

yang umumnya telah mengalami kemunduran baik semangat belajar

maupun kemampuan fisiknya. Oleh karena itu pemilihan metode

pendidikan orang dewasa harus selalu mempertimbangkan:

1) Waktu penyelenggaraan yang tidak terlalu mengganggu kegiatan

atau pekerjaan pokoknya.

2) Waktu penyelenggaraan sesingkat mungkin

3) Lebih banyak menggunakan alat peraga

Hal lain yang juga harus diperhatikan dalam metode pedidikan

orang dewasa (termasuk penyuluhan kehutanan) adalah; program

pendidikan harus lebih banyak mengacu kepada pemecahan yang

sedang dan akan dihadapi dibanding dengan upaya menambah

pengalaman belajar baik yang berupa pengetahuan, sikap maupun

keterampilan-keterampilan baru. Berkaitan dengan hal itu ada dua hal

yang harus ditekankan yaitu; menata pengalaman masa lampau yang

telah dimilikinya dengan cara "baru" dan memberikan pengalaman

baru (pengetahuan, sikap dan keterampilan)


55

C. RAGAM METODE PENYULUHAN KEHUTANAN

Ragam metode peyuluhan kehutanan dapat dibedakan menurut ;

media yang digunakan, hubungan penyuluh dan sasaran serta

pendekatan psikologi yang dilakukan penyuluhnya. Ragam metode

penyuluhan kehutanan cukup banyak, tinggal bagaimana seorang

penyuluh kehutanan dapat menganalisis masalah yang dihadapi

masyarakat tani hutan, kondisi social ekonominya dan masalah-masalah

lain yang berhubungan dengan pemanfaatan hutan oleh masyarakat.

Sehubungan dengan itu, Mardikanto (1982) merangkum metode yang

dapat diterapkan dalam kegiatan penyuluhan seperti yang tercantum

pada tabel berikut :

Tabel Ragam Metode Penyuluhan Kehutanan


Ragam metode Hubungan Penyuluh Pendekatan
No Media yang digunakan
Penyuluhan dan sasaran Psiko-sosial

1 Kontak tani Lisan, media cetak Langsung Perorangan

2 Surat menyurat Media cetak Tak langsung Perorangan

Anjang karya,
Perorangan
3 anjang sana, Lisan, media cetak Langsung
Kelompok
karyawisata

Demonstrasi Lisan,media cetak,


4 Langsung Kelompok
(cara,hasil) terproyeksi

Pertemuan
Lisan,media cetak
5 (kuliah,ceramah, langsung Kelompok
terproyeksi
diskusi)

Lisan,media cetak
6 Kelompencapir Tak langsung Kelompok
terproyeksi

Pertemuan Lisan,media cetak


7 Langsung Massal
umum terproyeksi

Lesan,media cetak
8 Pameran langsung Massal
terproyeksi

9 Pertunjukan/san Lisan Tak langsung Massal


56

Ragam metode Hubungan Penyuluh Pendekatan


No Media yang digunakan
Penyuluhan dan sasaran Psiko-sosial

diwara

10 Radio/kaset Lisan Tak langsung Massal

11 Televisi, Film Terproyeksi Tak langsung Massal

12 Media cetak Media cetak Tak langsung Massal

Lisan,media cetak Langsung Massal


13 Kampanye
terproyeksi Tak langsung kelompok

Sumber: Mardikanto (1982)

a) Metode Individu kunci, Kontak Tani Hutan, Kelompok tani Hutan,

Himpunan tani

Individu kunci adalah individu yang maju (inovatif), termasuk

dalam golongan "penerap dini" yang atas dasar kesadarannya bersedia

(tanpa menuntut upah) bekerja sama sebagai rekan sekerja penyuluh

kehutanan untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan kehutanan bagi

warga masyarakat sekitar (terutama dilingkungan sosial-nya sendiri).

Sebagai individu yang inovatif, ia tertarik untuk melakukan

pembaharuan dan menerapkan setiap inovasi yang telah teruji

berhasil/bermanfaat yang sesuai dengan kondisi fisik dan sosial

budaya setempat. Disamping itu, ia memiliki rasa tanggung jawab

sosial yang tinggi, dinamis dan selalu merasa terpanggil untuk

menggerakkan warga masyarakat untuk melakukan perubahan-

perubahan dalam segala aspek kehidupan mereka, demi perbaikan

mutu hidup (kesejahteraan) setiap individu masyarakat secara

keseluruhan. Karena itu, seringkali mereka menjadi pemimpin

lembaga-lembaga sosial (kelompok atau organisasi) dan diakui

masyarakat sebagai panutan yang baik.


57

Metode penyuluhan individu kunci, adalah metode yang

menggunakan individu-individu kunci sebagai sasaran utama

penyuluhan. Artinya, di dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan,

penyuluh selalu melakukan kontak pribadi secara berkelanjutan

dengan individu-individu kecil tersebut untuk kemudian selaras

dengan karakteristik individu kunci seperti yang dikemukanan di atas,

mereka diharapkan dapat meneruskan kegiatan penyuluhan tersebut

kepada seluruh warga masyarakatnya sebagai penyuluh "sukarela"

Metode seperti ini sangat efisien karena :

1) Penyuluh tidak perlu berhadapan langsung dengan seluruh warga

masyarakat, sehingga sangat menghemat waktu dan biaya yang

seringkali merupakan kendala untuk melaksanakan kegiatan

penyuluhan

2) Penyuluhan kepada masyarakat lebih efektif karena dilakukan

sendiri oleh individu kunci yang sudah dikenal, diakui dan

dipanuti oleh masyarakat setempat. Bahkan penyuluhan kehutanan

seperti ini lebih efektif dibanding jika dilaksanakan sendiri oleh

penyuluhnya, terutama di lingkungan masyarakat yang masih

sering belum dapat menerima atau mempercayai orang luar yang

berasal dari luar lingkungan sosial setempat.

Sayangnya, untuk menemukan individu kunci seperti itu tidaklah

mudah, disamping itu, sebagai tokoh informal, individu-individu

kunci tidak selalu mendapat tanggapan/pengakuan yang baik dari

pejabat/tokoh formal setempat.

Untuk mengatasi hal tersebut, penyuluh kehutanan dapat

menempuh cara sebagai berikut:

1) Menanyakan kepada warga setempat, tentang siapa yang

dianggap/diakui oleh sebagian besar masyarakat sebagai panutan

yang baik (dengan menggunakan teknik sosiogram).


58

2) Konsultasikan individu-individu terpilih tersebut dengan

pejabat/tokoh formal setempat untuk menentukan individu-

individu kunci yang akan dijadikan rekan sekerja penyuluh.

Kontak Tani Hutan

Anggota kelompok tani hutan biasanya merupakan petani

pemilik lahan garapan atau penggarap lahan orang lain,

pengalamannya dalam berusaha tani telah banyak, dinamis dan

mempunyai pandangan yang positif terhadap teknologi pemanfaatan

hutan yang baru karana keinginannya untuk mencapai peningkatan

dalam produksinya memanfaatkan lahan dan hutan. Seorang kontak

tani mempunyai pengaruh positif di lingkungan

perkampungan/pedesaannya. Diketahui demikian aktif membantu

pemerintah dalam hal penyuluhan kehutanan dan dapat bekerjasama

dengan baik dengan para penyuluh kehutanan. Produktivitas usaha

taninya memuaskan, memiliki sifat keterbukaan, banyak membantu

para petani dalam memecahkan berbagi masalah yang dihadapinya.

Terdiri dari sekumpulan petani (biasanya terdiri dari 15 orang)

yang mempunyai kepentingan bersama dalam usaha tani.

Organisasinya bersifat non formal, namun demikian dapat dikatakan

kuat karena dilandasi oleh kesadaran bersama dan azas kekeluargaaan.

Biasanya menjadi motor dalam kelompok ini adalah kontak tani hutan

yang hubungannya dengan para anggota kelompok itu demikian erat

dan luwes dan atas dasar kewajaran. Kelompok tani hutan terbentuk

atas dasar kesadaran, jadi tidak secara terpaksa. Kelompok ini

menghendaki terwujudnya pemanfaatan hutan dengan cara bijaksana,

terutama memanfaatkan lahan untuk kegiatan pertanian, misalnya

dengan system Agroforestry, usaha tanu yang optimal dan keluarga


59

tani yang sejahtera dalam pengembangan hidupnya. Para anggotanya

terbina agar berpandangan sama, berminat yang sama dan kegiatan

atas dasar kekeluargaan, karena itu pihak koperasi selalu memandang

kelompok sebagai cikal bakal terbentuknya Koperasi Unit Desa yang

tangguh. Selain itu, kelompok ini juga berfungsi sebagai wadah

terpeliharanya dan berkembangnya pengetahuan dan keterampilan

serta kegotongroyongan. Fungsi tersebut dapat dijabarkan dengan

kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1) Pengadaan saran produksi (saprodi) yang murah dengan cara

melakukan pembelian secara bersama (massal).

2) Pengadaan bibit tanaman yang resisten untuk kepentingan para

anggotanya dengan jalan mengusahakan kebun bibit bersama.

3) Mengusahakan kegiatan pemberantasan/pengendalian

hama/penyakit tanaman secara terpadu.

4) Guna kepentingan bersama berusaha memperbaiki prasarana-

prasarana yang menunjang usaha taninya (saluran air, terasering

lahan, penanggulangan erosi, perbaikan jalan setapak, dll)

5) Guna memantapkan cara bertani, menyelenggarakan demonstrasi

cara bercocok tanam dengan mengkombinasikan tanaman hutan

dan tanaman pertanian (Agroforestry), cara mengatasi

hama/penyakit tanaman yang dilakukannya bersama penyuluh

kehutanan.

6) Mengadakan pengolahan hasil secara bersama agar terwujud

kualitas yang baik dan seragam dan kemudian mengusahakan pula

pemasarannya secara bersama agar terwujud harga yang baik dan

seragam.

Bila dihubungankan fungsi penyuluh kehutanan dengan kontak

tani dan kelompok tani hutan, maka hubungan tersebut dapat

dijabarkan sebagai berikut:


60

1) Penyuluh kehutanan berfungsi sebagai pengarah, pembimbing dan

penasehat serta memberi materi guna kegitan kelompok.

Kontak tani hutan dan kelompok tani hutan berfungsi sebagai

motor atau penggerak kelompok tersebut dengan mengembangkan

pengaruhnya.

Himpunan Tani

Kalau kelompk tani merupakan organisasi petani yang non formal, maka

Himpunan Tani merupakan organisasi para petani yang formal, beranggaran

dasar dan berpengurus yang layak. Para anggotanya terdiri dari kelompok-

kelompok petani yang ada di pedesaan atau di sekitar areal hutan/pertanian.

Kalau ditinjau dari ruang lingkupnya jelas lebih luas dibandingkan dengan

kelompok tani hutan, sedangkan dalam kegiatannya dapat dikatakan tidak jauh

berbeda atau sama yaitu sebagai media masyarakat tani yang berkembang

dengan dinamis, sebagai alat untuk mewujudkan perubahan-perubahan baru

yang maju dilingkungan para petani dan sebagai wadah penyatuan aspirasi

yang sehat sesuai dengan keinginan atau hati nurani para petani. Para

anggotanya sangat terbuka dan tertarik untuk melaksanakan materi

penyuluhan kehutanan. Manajemen usaha tani sejak bercocok tanam hingga

pemasaran hasil-hasilnya yang lebih baik dan lebih menguntungkan bagi

kepentingan para petani dalam lingkungan pedesaan atau disekitar areal hutan.

Surat kabar, radio dan televisi, majalah tentang kehutanan, pampler,

leaflet dan poster adalah merupakan media mati dalam kegiatan penyuluhan

kehutanan. Radio yang dimiliki sebagian besar petani merupakan media

penyuluhan kehutanan yang sangat menarik. Para masyarakat tani akan sangat

tertarik oleh siaran pedesaan tergantung pada pengelola siaran pedesaan

tersebut. Barangkali sudah perlu dipikirkan bahwa radio swasta nasional

diharuskan pula membuat reportase mengenai pembangunan dipedesaan atau

membuat program siaran pedesaan sendiri disamping program komersil yang


61

disiarkannya. Koran masuk desa sangat membantu para petani(yang sudah

bisa membaca) untuk berhubungan dengan cakrawala lingkungan luar

sehingga kemajuan-kemajuan di luar lingkungannya dapat ditiru atau

dikembangkan didaerah mereka.

b) Surat Menyurat

Metode surat-menyurat, adalah metode penyuluhan yang dilakukan

oleh penyuluh melalui pengiriman barang cetakan(gambar, leaflet, booklet,

buletin, majalah dan lain-lain), kepada sasarannya, baik perorangan (individu-

individu kunci, anggota masyarakat biasa) maupun kelompok. Karena itu,

metode karyawisata seringkali juga merupakan bagian dari pelaksanaan

metode pertemuan yang disamping merupakan acara selingan untuk

menghibur (mengurangi kejenuhan), juga untuk menambah pengalaman yang

menunjang materi yang telah disampaikan agar proses adopsi(mencoba dan

menerima) dapat lebih cepat dicapai. Di samping itu, karyawisata juga

dimaksudkan untuk menumbuhkan imajinasi dan merangsang daya pikir

kreatif pada diri sasarannya, berdasarkan pengalaman-pengalaman yang

diperolehnya untuk berswakarsa, swakrya dan swadaya mencoba kegiatan-

kegiatan baru yang belum pernah dialami dan dilakukannya.

Sehubungan dengan itu, objek-objek yang akan dikunjungi hendaknya

dipilih yang memiliki kaitan erat dengan materi penyuluhan kehutanan atau

masalah-masalah dan potensi serta peluang-peluang yang sedang dan akan

dihadapi oleh sasarannya.

Beberapa sasaran (objek)karyawisata yang dipilih dapat berupa:

1) Individu atau kelompok yang memiliki kesamaan kondisi

(sumberdaya alam, kemampuan ekonomi dan kemudahan-

kemudahan) seperti yang dimiliki sasaran (peserta karyawisata), tetapi

telah melakukan kegiatan-kegiatan dan mencapai prestasi (produksi,

Pendapatan, kesejahteraan) yang lebih baik dengan menerapkan

inovasi-inovasi yang belum atau sedang disuluhkan.


62

2) Lembaga-lembaga penelitian atau pusat-pusat informasi yang

diharapkan dapat memberikan pengalaman-pengalaman baru,

menunjukkan alternatif-alternatif

c) Karyawisata

Metode karyawisata, sebenarnya tidak banyak berbeda dengan metode

kunjungan (anjangsana dan anjangkarya) bedanya adalah:

1) Penyuluh dengan mengajak sasaran penyuluhannya (perorangan atau

kelompok) mengunjungi objek tertentu yang sudah direncanakan/dipilih.

Jadi sasaran penyuluhan adalah yang diajak bukannya yang dikunjungi.

2) Dalam karyawisata, kegiatan penyuluhan dibarengi dengan upaya

menghibur sasaran penyuluhannya.

Metode karyawisata ini, dimaksudkan untuk menambah wawasan

(sikap dan pengetahuan) sasran penyuluhan untuk melakukan studi banding

antara pengalaman-pengalaman yang sudah dimilikinya dengan

pengalaman-pengalaman yang akan diperoleh setelah mengunjungi objek-

objek yang dituju.

Didalam kegiatan karyawisata, para peserta dirangsang untuk

melakukan pengamatan, berwawancara, tukar pikiran, berlatih keterampilan

tertentu, atau menimba pengalaman, sehingga jika kembali dari karyawisata

mereka semakin terdorong untuk mencoba pengalaman-pengalaman baru

yang diperolehnya. Oleh sebab itu, sangat efektif untuk tahapan sebelum

mencoba, khususnya pada tahapan minat dan menilai ditujukan terutama

untuk mempengaruhi minat dan pengetahuan pesertanya.

Metode karyawisata ini, seringkali dikaitkan dengan pelaksanaan

kegiatan penyuluhan kehutanan yang menggunakan metode lain (biasanya

metode pertemuan yang berupa kursus atau pelatihan) baik yang sedang,

telah atau akan dilaksanakan.

Metode ini sangat berguna untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

sebagai tindak lanjut dari metode kunjungan. Banyaknya surat yang datang
63

merupakan indikasi bahwa petani mempunyai minat. Karena itu diusahakan

semua surat untuk dijawab, dan penyuluh kehutanan harus mempunyai

kantor yang defenitif dan alamat yang jelas dan mudah diketahui.

Dalam melaksanakan metode ini, bila tidak dikombinasikan dengan

metode lain, hanya akan menambah pengetahuan petani saja, menggugah

kesadaran, minat dan menilai sampai mencoba, sedang untuk menambah

keterampilan seringkali kurang efektif. Karena itulah kegiatan penyuluhan

kehutanan dengan metode ini perlu dikombinasikan dengan metode lain

misalnya melalui media kelompencapir.

d) Kunjungan (Anjangsana dan Anjang Karya)

Baik metode anjangkarya maupun anjangsana, keduanya merupakan

metode kunjungan, yaitu penyuluhan yang dilaksanakan oleh seorang

penyuluh kehutanan dengan melakukan kunjungan kepada sasarannya

dengan perorangan atau kelompok, baik dirumah/tempat tinggal

(anjangsana) ataupun di tempat-tempat mereka biasa melakukan kegiatan

sehari-hari (anjangkarya).

Metode ini sangat efektif dan akan lebih efisien jika diterapkan untuk

sasaran yang setidak-tidaknya sudah pada tahap “menilai” untuk

mempengaruhi pikiran dan keterampilannya.

Untuk lebih meningkatkan efektivitas dan efesiensinya, metode

kunjungan ini dikaitkan dengan metode surat-menyurat, media cetak dan

kelompencapir. (peluang baru, atau cara-cara pemecahan masalah yang

sedang atau akan dihadapi sasaran demi perbaikan mutu hidup mereka.

3) Pusat-pusat pelatihan yang dapat memberikan pengalaman-pengalaman

baru (pengetahuan dan keterampilan).

4) Produsen sarana produksi, produsen alat/mesin, serta industri pengolahan

hasil produk yang sesuai dengan kegiatan sasaran (peserta karyawisata)

yang diharapkan dapat merangsang kreativitas bagi tumbuhnya usaha-


64

usaha baru, menambah pengetahuan dan keterampilan baru serta

meningkatkan pemahaman tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan

kegiatannya sehari-hari.

5) Pusat-pusat kegiatan (pabrik hamparan lahan) yang sesuai dengan

kegiatan yang dilaksanakan sasaran sehari-hari, dengan maksud untuk

memberikan pengalaman-pengalaman baru, baik mengenai apa yang

sebaiknya dan harus dilakukan, pengelolaan usaha, etos kerja dan lain-

lain.

Sebagai suatu metode penyuluhan kehutanan, kegiatan karyawisata

seringkali sangat efektif, tetapi memerlukan biaya yang sangat besar dan

memerlukan waktu khusus bagi pesertanya untuk harus meninggalkan

pekerjaan rutinnya yang seringkali sangat sulit dilakukan. Dilain pihak,

kegiatan karyawisata seringkali lebih menonjolkan kegiatan “wisatanya”. Jika

ternyata kurang dapat memberikan hiburan bagi peserta, seringkali peserta

kurang berminat untuk tidak memanfaatkan objek-objek yang dikunjungi

sebagai sumber pengalaman dan bahan kajian banding. Sebaliknya, jika

terlalu banyak memberikan hiburan, yang mengendap dalam benak dan

perasaan peserta hanyalah wisatanya.

e) Demonstrasi

Istilah demonstrasi dalam bahasa sehari-hari seringkali rancu dengan

istilah pameran, karena antara kedua istilah tersebut mengandung pengertian

yang serupa yaitu menunjukkan, mempertontonkan atau menonjolkan

sesuatu dengan maksud menarik perhatian orang yang melihatnya. Akan

tetapi didalam pengertian metode penyuluhan kehutanan, pameran lebih

berkonotasi pada kata “display” atau menunjukkan dan memamerkan

sesuatu yang belum pernah atau jarang dipertunjukkan kepada khayalak

umum, sedang demonstrasi lebih sesuai dengan asal katanya yang berarti

menunjukkan, membuktikan atau memperagakan sesuatu senyata-nyatanya

agar orang lain mempercayainya.


65

Metode demonstrasi, seringkali dipandang sebagai metode yang paling

efektif, karena metode seperti ini sesuai dengan kata pepatah “dengan

melihat kita menjadi percaya”. Artinya, di dalam kegiatan penyuluhan

kehutanan, kepada sasaran kegiatan penyuluhan kehutanan perlu

ditunjukkan bukti-bukti yang nyata yang dapat dilihat dengan mata kepala

mereka sendiri, agar mereka mempercayai segala sesuatu yang disuluhkan.

Bila mereka sudah percaya, mereka pasti lebih cepat terdorong untuk

mencoba dan menerapkannya. Oleh sebab itu, metode demonstrasi hampir

selalu diterapkan oleh setiap penyuluh, meskipun sebenarnya metode ini

lebih tepat diterapkan setidak-tidaknya pada tahapan minat dan menilai,

karena memerlukan biaya yang relatif mahal.

Di dalam praktik penyuluhan kehutanan, metode demonstrasi ini

diterapkan dengan maksud membuktikan keunggulan sesuatu inovasi yang

diperkenalkan atau menunjukkan cara kerja yang benar yang seharusnya

dikerjakan. Karena itu, metode demonstrasi dibedakan dalam 3 metode yaitu:

1) Demonstrasi cara, yang lebih menonjolkan pada upaya menunjukkan

(dalam pengertian melatih) kepada sasaran penyuluhan kehutanan

tentang cara kerja yang benar, seperti; cara membuat persemaian, cara

membuat terasering, upaya mengendalikan erosi dan lain-lain.

2) Demonstrasi hasil, yang lebih menonjolkan pada upaya menunjukkan

(dalam pengertian membuktikan) kepada sasaran penyululuhan

kehutanan tentang keunggulan inovasi yang ditawarkan. Misalnya

memberikan gambaran (berupa foto, slide, atau pemutaran film) tentang

keuntungan yang diperoleh bila mengusahakan lahan dengan teknik

agroforestry.

3) Demonstrasi cara dan hasil, baik untuk menunjukkan/melatih cara kerja

yang benar sekaligus menunjukkan/membuktikan keunggulan inovasi

yang ditawarkan.
66

Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam metode demonstrasi ini

adalah:

1. Untuk demonstrasi cara:

a) Perubahan yang didemonstrasikan harus dilandasi oleh alasan yang

dapat dipertanggung jawabkan dengan didukung oleh data atau

informasi yang dapat dipercaya.

b) Perubahan yang didemonstrasikan harus dapat dilaksanakan oleh

sasaran, sesuai dengan sumber daya yang tersedia dan pengetahuan

serta keterampilan yang dimiliki.

c) Perubahan yang ditawarkan harus ditindak lanjuti dengan kegiatan

pelatihan yang memadai.

2. Untuk demonstrasi hasil:

a) Inovasi yang didemonstrasikan harus mampu bersaing dengan yang

digantikan atau yang telah dipraktekkan oleh sasaran penyuluhan

kehutanan, baik ditinjau dari segi teknis (produk, mutu, pelaksanaan

kegiatan), ekonomis (biaya, pendapatan/keuntungan, manfaat dan

resiko), serta dapat diterima oleh nilai sosial budaya setempat.

b) Memiliki peluang dan harapan keberhasilan yang tinggi jika diterapkan.

c) Tidak menimbulkan masalah-masalah baru, baik secara teknis, ekonomis

maupun sosial budaya.

Disamping itu, baik demonstrasi cara maupun demonstrasi hasil harus tetap

memegang prinsip:

1) sasaran penyuluhan kehutanan tetap diberi kebebasan untuk

memilih/menerapkan inovasi atau cara-cara yang diyakininya lebih baik

(sesuai dengan kondisinya masing-masing).

2) Setiap perubahan atau inovasi yang ditawarkan harus memberikan

manfaat atau nilai tambah, baik secara teknis, ekonomis maupun sosial

budaya.
67

3) Demonstrasi harus dilaksanakan dengan penuh kejujuran, sehingga

dapat dihindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dikemudian

hari, jika inovasi/perubahan yang ditawarkan itu diterapkan/diadopsi

oleh masyarakat sasaran penyuluhan kehutanan.

Meskipun metode demonstrasi ini merupakan metode yang efektif,

bukan berarti bahwa metode demonstrasi ini mudah dilaksanakan. Sebab,

disamping memerlukan biaya yang relatif besar, pelaksanaan demonstrasi ini

menuntut banyak persyaratan yang seringkali sulit dipenuhi.

Beberapa persyaratan penyelenggaraan demonstrasi yang harus

diperhatikan adalah:

1) Lokasi penyelenggaraan harus strategis (mudah dilihat) oleh masyarakat

umum, yang diharapkan sebagai sasaran penyuluhannya. Jika diterapkan

untuk penyuluhan kehutanan, maka persyaratan teknis (keadaan lahan,

indeks bonita, jenis komoditi) harus benar-benar mewakili kondisi lahan

pada umumnya sehingga dapat ditiru oleh sebagian besar masyarakat tani

hutan.

2) Harus dilaksanakan oleh demonstrator yang telah terpilih, dalam artian:

a) Sebagai demonstrator harus warga masyarakat setempat, sehingga

memberikan harapan bahwa inovasi/cara kerja yang didemon-strasikan

pasti dapat diterapkan oleh warga masyarakat setempat pula.

b) Lebih diharapkan, demonstratornya merupakan individu-individu kunci

yang selain dipercaya masyarakat setempat sebagai panutannya, juga

akan dengan sukarela menyuluhkan kegiatan yang didemon-strasikan

itu kepada masyarakat setempat.

c) Memiliki kemampuan (pengetahuan, keterampilan dan sumberdaya)

yang mewakili rata-rata kemampuan masyarakat setempat.

3) Demonstrasi harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan tidak boleh

gagal atau justru memberikan hasil yang lebih buruk dibanding

kebiasaan-kebiasaan yang telah dilaksanakan oleh warga setempat.


68

Demonstrasi yang tidak berhail, justru akan menumbuhkan

ketidakpercayaan masyarakat sasaran kepada kegiatan-kegiatan yang

diupayakan penyuluh di masa-masa yang akan datang. Jika hal tersebut

terjadi, akan sangat sulit bagi penyuluh yang bersangkutan untuk

mengembalikan simpati/kepercayaan masyarakatnya.

Disamping beberapa persyaratan yang di dalam praktik relatif sulit

dipenuhi itu, untuk meningkatkan efektivitas metode demonstrasi perlu

dilaksanakan pula program-program ikutan atau dibarengi dengan

penerapan metode penyuluhan kehutanan yang lain yang akan menunjang

atau memanfaatkan kegiatan yang didemonstrasikan itu. Program-program

ikutan atau metode lain yang perlu dipersiapkan adalah:

1. Kegiatan persiapan yang berupa :

a) perencanaan operasional, baik yang menyangkut; organisasi,

perlengkapan, sarana maupun sumberdaya (termasuk dana) yang

diperlukan.

b) Latihan operasional bagi petugas yang diperlukan.

c) Latihan bagi calon demonstrator.

2. Program ikutan atau metode penyuluhan kehutanan lain yang berupa:

a) Penyebaran informasi tentang penyelenggaraan demostrasi tersebut

kepada masyarakat umum, baik secara lisan (perorangan, lewat

pertemuan), media cetak (pembuatan poster, palcard, leaflet maupun

selebaran), ataupun lewat radio/TV

b) Penyelenggaraan latihan/kursus yang memanfaatkan demonstrasi

tersebut, termasuk juga mengajak warga masyarakat (perorangan atau

kelompok ) melihat demonstrasi

c) Mengadakan pertemuan, kelompok diskusi dan lain-lain, baik untuk

menunjang peyelenggaraan demonstrasi ataupun memanfaatkannya

sebagai bahan diskusi.

3. Program lanjutan yang berupa;


69

a) Pengorganisasian masyarakat sasaran untuk memanfaatkan atau

mengembangkan hasil- hasil demonstrasi

b) Pengembangan penyelenggaraan demonstrasi-demonstrasi yang lain.

Untuk penyuluhan kehutanan,penerapan metode demonstrasi ini sering

dikaitkan dengan tujuan pengujian lokal (petak pengalaman ).Artinya,

mengamati hasil-hasil pengujian lokal yang diselenggarakan, setiap penyuluh

dapat memanfaatkan petak-petak pengalaman yang dinilainya baik untuk

dikembangkan sebagai media demonstrasi.

Di samping itu,di dalam penyuluhan kehutanan dikenal adanya

beragam metode demonstrasi yang masing-masing memiliki ciri yang

berbeda, baik materi,luas/volume kegiatan ,maupun tujuan khusus yang

ingin dicapai (lihat tabel)

Tabel Ragam Metode Demonstrasi Dalam Penyuluhan Kehutanan.

Tahapan Pelaksanaan
No. Luas (ha) Maresi dan tujuan kegiatan
Demonstrasi Kegiatan
Mengenalkan cara-cara atau
Kontak tani dan penerapan inovasi khusus
1 Demplot 0.1
keluarganya (pembuatan teras,teknik
Agroforestry dll)
Seperti demplot, tetapi
Kelompok tani sekaligus mengambangkan
2 Demfarm 3-5 dan tokoh kerja sama petani dalam
informal kelompok yang
bersangkutan.
Seperti demfarm, tetapi
Gabungan
mencakup kegiatan usaha
kelompok tani
3 Dem Area 25-100 tani yang lebih luas dan
dan pimpinan
mengembangkan kerjasama
formal
antar kelompok tani
Semua pihak Seperti dem area, tetapi
yang terkait menyangkut juga
4 Dem Unit 600-1000 dalam pengadaan penyaluran
pembangunan sarana
kehutanan di produksi,kredit,penguasaan
70

Tahapan Pelaksanaan
No. Luas (ha) Maresi dan tujuan kegiatan
Demonstrasi Kegiatan
wilayah dan pengolahan serta
setempat pemasaran produknya
dengan didukung oleh
partisipasi semua pihak.

f. Metode Pertemuan kelompok

Termasuk dalam metode pertemuan kelompok adalah : Ceramah,

kuliah, diskusi dan kursus atau pelatihan.

1. Ceramah

Metode ceramah umumnya diselenggarakan di dalam suatu tempat

dengan suasana yang cukup menunjang terselenggaranya suasana

pembicaraan yang komunikatif. Ruangan yang tersedia relative cukup luas

dengan kapasitas tampung 50-500 orang. Pada kegiatan pertemuan dengan

metode ceramah, penyuluh kehutanan sebaiknya hanya menyampaikan

pokok-pokok pikiran yang akan disampaikannya (tidak usah terlalu

mendetail) dan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada sasaran

penyuluhan kehutanan untuk menyampaikan tanggapan terhadap hal-hal

yang disampaikan, dengan catatan hal-hal yang disampaikan yang berupa

pokok pikiran tadi dikuasai penjelasannya secara mendetail oleh penyuluh.

Karena jumlah sasaran penyuluhan kehutanan dalam kegiatan ini

relative besar, diperlukan beberapa alat Bantu yang menunjang kelancaran

pertemuan baik berupa materi tertulis maupun gambaran yang terproyeksi

yang memiliki ukuran yang cukup besar. Unit mobil van penyuluhan

kehutanan dari pihak kanwil kehutanan yasng dilengkapi dengan

seperangkat peralatan proyeksi dapat digunakan dalam kegiatan ini.

Koordinasi yang baik antar pihak kehutanan di daerah dengan di

propinsi diperlukan untuk memperlancar kegiatan penyuluhan kehutanan.


71

Jika peralatan tersebut tidak tersedia, penyuluh kehutanan harus pandai

membaca situasi dan berusaha untuk menarik perhatian para hadirin untuk

memperhatikan materi yang disuluhkannya. Kurang terampilnya penyuluh

dan tidak adanya peralatan pembantu akan membuat sasaran penyuluhan

kehutanan tidak memperhatikan materi yang disampaikan (mereka bahkan

mengantuk atau bercakap-cakap).

Waktu ideal untuk penyelenggaraan penyuluhan kehutanan dengan

metode ceramah ini maksimum 1 sampai 2 jam.

2. Kuliah

Metode kuliah tidak jauh bebeda dengan metode ceramah, penyuluh

relative mendominasi kesempatan bebicara dan menggunakan alat peraga.

Perbedaannya adalah:

a) Pada umumnya diselenggarakan di dalam ruangan tertutup.

b) Jumlah sasaran relative terbatas (maksimum 50 orang).

c) Sasaran penyuluhan kehutanan relatif memiliki kesempatan yang lebih

banyak untuk menyampaikan tanggapan dan meminta penjelasan

kepada penyuluhnya.

Karena itu, metode kuliah lebih efektif untuk mempengaruhi tingkat

pengetahuan (dan sedikit keterampilan) sasaran pada tahapan minat dan

menilai. Berbeda dengan metode ceramah yang hanya sedikit memberikan

kesempatan kepada sasaran untuk menyampaikan tanggapan dan meminta

penjelasan kepada penyuluhnya.

Dalam penerapan metode ini seorang penyuluh harus benar-benar

memiliki persiapan yang baik yang berkaitan dengan keterampilan

berkomunikasi, penguasaan materi penyuluhan kehutanan, maupun sikap

terhadap sasarannya.

Sebaiknya penyuluh dapat berperan seperti seorang pedagang obat yang

ingin mengobral habis dagangannya tanpa memiliki rasa khawatir obatnya

laku atau tidak. Obat yang tidak laku walaupun telah banyak mengeluarkan
72

energi untuk “pote-pote” bukanlah kerugian, bahkan sebaliknya, semakin

banyak memperoleh pengalaman baru tentang metode apa yang digunakan

selanjutnya (setelah mempelajari situasi) untuk membuat obat laku keras.

3. Diskusi

Metode diskusi telah memberikan kesempatan yasng seluas-luasnya

kepada sasaran untuk menyampaikan tanggapan, pendapat, ataupun saran.

Berbeda dengan metode ceramah dan kuliah, peran penyuluh dalam metode

ini relative kecil. Kehadiran penyuluh lebih banyak sebagai fasilitator atau

nara sumber dan bukan semata-mata sebagai informan.

Sebagai metode penyuluhan kehutanan atau pendidikan orang dewasa,

metode ini dinilai paling sesuai, karena dalam metode ini setiap orang dinilai

memiliki derajat yang sama, sehingga sama pula hak mereka untuk

menyampaikan pendapatnya. Metode ini juga sangat efektif untuk bertukar

informasi dan menggali pengetahuan serta pengalaman yang dimiliki oleh

masing-masing pesertanya. Karena itu sangat efektif untuk meningkatkan

pengetahuan, sikap, bahkan (jika dilaksanakan dilapangan atau dengan

bantuan peralatan tertentu) juga dapat meningkatkan keterampilan sasaran,

sehingga metode ini sangat efektif untuk sasaran pada tahap menilai dan

mencoba. Sedangkan untuk tahapan sadar dan minat dinilai kurang efisien

karena hanya menjangkau sasaran yang relative terbatas.

Sebaiknya acara diskusi diselenggarakan pada waktu-waktu tertentu

secara teratur. Para ketua kelompok tani hutan dan petani terkemuka dapat

dikumpulkan untuk memantapkan dan memecahkan masalah tertentu yang

ada hubungannya dengan kegiatan dalam usaha memanfaatkan hutan.

Usaha menghidupkan kelompencapir kehutanan di pedesaan, acara

diskusi merupakan media yang efektif. Dengan memasukkan materi

penyuluhan kehutanan kedalam acara diskusi, petani yang ikut serta akan

lebih cepat untuk mengerti dan diharapakan nantinya mereka dapat

melakukan sendiri apa yang telah didiskusikan bersama.


73

Topik diskusi sebenaranya dapat berasal dari adanya media penyuluhan

kehutanan yang lain. Misalnya dari siaran radio yang merupakan media

massal, acara diskusinya merupakan media untuk metode penyuluhan

kehutanan kelompok.

Hasil diskusi dalam penyuluhan kehutanan harus berupa perumusan

dari hasil beberapa pemikiran para petani untuk kemudian dilaksanakan

bersama. Jadi bukan perumusan jawaban yang sifatnya teori, yang terpenting,

perumusan untuk kegiatan praktis di lapangan. Para petani secara bersama-

sama atau masing-masing akan seragam melaksanakan apa yang dihasilkan

dalam diskusi.

Dalam melaksanakan acara diskusi, seorang penyuluh kehutanan tidak

perlu terlalu banyak berbicara dan memegang kendali diskusi. Seorang petani

yang dianggap senior, memiliki pengetahuan dan kemampuan yang

memadai sebaiknya ditunjuk untuk memimpin diskusi. Penyuluh dapat

memasukkan materi untuk dimasukkan oleh peserta, penyuluh bertugas

membimbing atau bertugas mengawasi jalannya diskusi. Pada awal diskusi,

penyuluh dapat memberi contoh bagaimana memimpin diskusi dan

selanjutnya petani yang ditunjuk sebagai pemimpin kemudian memimpin

diskusi.

Untuk menyelenggarakan suatu diskusi yang baik, perlu diingat lima

unsur yang harus dipahami dan dipatuhi oleh setiap peserta diskusi yaitu :

a) Ada materi tertentu yang akan didiskusikan dan semua percakapan harus

selalu mengacu pada materi yang didiskusikan itu.

b) Diskusi harus berlangsung secara terpimpin, artinya ada pemimpin

diskusi yang mengarahkan percakapan dan mengatur lalulintas

pembicaraan masing-masing peserta satu persatu secara bergantian tanpa

adanya keterpimpinan, diskusi akan mengarah kepada keributan-

keributan sehingga tidak efisien serta seringkali menjadi tidak efektif

untuk mendiskusikan materi yang harus didiskusikan itu.


74

c) Pemimpin diskusi harus dapat bersikap sebagai, pengarah dan penasehat

untuk memperjelas tujuan diskusi. Disamping itu harus dapat bertindak

sebagai juru damai serta mampu memupuk suasana bermusyawarah.

d) Diskusi harus berlangsung dalam suasana tidak resmi, sehingga mampu

mengembangkan suasana yang santai dan memberikan iklim yang

memungkinkan semua peserta berani dengan bebas dan tenteram atau

tidak canggung menyampaikan pendapat-pendapatnya.

e) Semua anggota harus menghargai serta mentaati keputusan kelompok,

meskipun sebenarnya dia belum dapat menerimanya.

Sehubungan dengan itu, didalam pelaksanaan diskusi perlu diperhatikan :

a) Tempat duduk peserta sebaiknya melingkar, sehingga masing-masing

dapat memandang anggota/peserta yang lain dengan bebas, tidak

terhalang oleh peserta lainnya. Hal ini dimaksudkan agar masing-

masing dapat saling memperhatikan, untuk meningkatkan perhatian

peserta terhadap jalannya diskusi serta mengurangi situasi yang tidak

diharapkan (misalnya, peserta bercakap-cakap sendiri, atau sementara

orang lain berbicara ada yang mengantuk).

b) Setiap anggota harus melayani kelompok dan berupaya mencapai

kesepakatan untuk pengambilan keputusan kelompok. Sebaliknya,

kelompok harus mau memperhatikan dan memahami kebutuhan,

pendapat dan perasaan masing-masing anggotanya. Sehingga,

keputusan yang diambil benar-benar dapat diterima dan ditaati oleh

seluruh anggotanya, termasuk yang semula tidak dapat menetujuinya.

Diskusi memiliki beberapa kebaikan yaitu :

a) Meningkatkan partisipasi petani dalam memecahkan masalah mereka

sendiri.

b) Mempertinggi partisipasi kelompok tani hutan terhadap suatu masalah

kegiatan pemanfaatan hutan secara bersama.


75

c) Meningkatkan kegiatan gotong- royong petani dalam mengerjakan suatu

kegiatan.

d) Memberi kesempatan kepada setiap petani untuk mengemukakan

masalahnya.

4. Kursus

Kursus pada masyarakat tani hutan sebenarnya marupakan system

penyuluhan kehutanan yang dapat digunakan beberapa media dan metode

penyuluhan kehutanan. Kursus tani hutan merupakan system pendidikan

pemanfaatan hutan dan lahan disekitarnya untuk masyarakat yang berdiam

di sekitar hutan dalam usaha membantu dan membimbing keluarga tani

menyangkut cara kerja dan teknik pemanfaatan lahan dan hutan dengan baik.

Dalam penyuluhan kehutanan yang ampuh untuk meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan peserta.

Kursus tani hutan dapat juga dianggap sebagai alat untuk mempertebal

pengertian dan kesadaran petani dalam usaha memperbaiki

kesejahteraannya.

Dengan kata lain, tujuan kursus tani hutan adalah meningkatkan

pengertian, pengetahuan, kecakapan dan kegiatan petani dalam rangka

memanfaatkan lahan dan hutan untuk kesejahteraannya.

Hal yang penting dalam kegiatan kursus tani hutan ini adalah, bukan

terletak dalam penyampaian sesuatu hal atau cara-cara memanfaatkan hutan,

tetapi terletak dalam segi praktis dari apa yang disampaikan, dengan

demikian petani harus dibawa dalam kegiatan mempraktikkan langsung

tentang apa yang harus diterimanya. Disini pelajaran meragakan atau praktik

keterampilan merupakan cara terpenting.

Karena itu, di dalam pelaksanaan kursus, kepada masyarakat sasaran

perlu diberikan:
76

a) Materi dasar, yaitu pengalaman belajar yang harus diketahui yang

merupakan dasar atau landasan bagi pemahaman materi inti.

b) Materi inti, yaitu pengalaman belajar yang harus dipahami untuk dapat

melaksanakan tugas sesuai dengan peran yang akan diterima, atau agar

mampu memenuhi kebutuhan atau memecahkan masalah-masalah yang

akan dihadapi sesuai dengan tujuan kursus yang bersangkutan.

c) Materi penunjang, yaitu pengalaman belajar yang perlu diketahui untuk

memperlancar pelaksanaan tugas atau mempercepat pemecahan masalah

atau pemenuhan kebutuhan yang akan dirasakan.

Tujuan kursus tidak hanya membekali sasaran dengan pengalaman

belajar yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah atau memenuhi

kebutuhan yang sudah dirasakan, tetapi seringkali justru lebih banyak

membekali pengalaman belajar yang akan dapat digunakan sasaran untuk

melaksanakan tugas-tugas atau peran yang akan diterimanya, serta

membekali pengalaman yang berguna bagi pemecahan masalah atau

pemenuhan kebutuhan di masa mendatang yang mungkin belum dirasakan.

Penyelenggaraan kursus tidak dapat dilaksanakan oleh seorang

penyuluh saja, artinya kursus ini harus dirumuskan antara penyuluh,

pemerintahan setempat, para tokoh masyarakat tani dan beberapa petugas

kehutanan yang ada hubungannya dengan penyelenggaraan kursus tani.

Tenaga pengajar dapat diambil pula dari petugas instansi kecamatan atau

dari petani yang berpengalaman.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah :

a) Tujuan harus dirumiskan dengan jelas

b) Tempat penyelenggaraan harus tetap, misalnya mengambil tempat di

Balai Desa atau Balai Penyuluhan Kehutanan.

c) Tenaga pengajar harus ada dan tetap yang setiap saat mau dating sesuai

dengan jadwal yang sudah ditentukan.


77

d) Fasilitas yang diperlukan harus dilengkapi, terutama alat peraga dan areal

peraktek atau lokasi praktik.

e) Jadwal pelajaran harus teratur dan terarah.

f) Waktu kursus diatur sedemikian rupa sehingga petani pengikut kursus

mau datang pada waktunya. Misalnya diadakan pada saat sesudah selesai

menebar benih pada lahan yang diusahakannya, seminggu sekali atau dua

minggu sekali.

g) Materi yang diberikan harus diatur urutannya sesuai dengan kebutuhan

petani setempat. Misalnya kurang baik atau tidak tepat jika kepada petani

yang mengusahakan tanaman kemiri tetapi yang dikursuskan adalah

materi tentang budidaya Jambu Mente di lahan krisis, padahal lahan

mereka tidak krisis dan bukan tanaman jambu mente yang diusahakan.

h) Sifat kursus tidak dipaksakan, sifatnya sukarela.

i) Lamanya kursus harus ditetapkan atas dasar perubahan pada setiap

peserta dan disesuaikan dengan kesibukan petani. Misalnya setelah

penanaman hingga menjelang musim panen.

j) Dapat diadakan semacam perangsang, misalnya waktu penutupasn

dilakukan secara resmi yang dihadiri oleh Kepala Dinas Perhutanan dan

Konservasi Tanah setempat atau kepala wilayah Kecamatan. Sebelum

penutupan sebaiknya diadakan karyawisata atau ketempat lain yang

berhubungan denga kegiatan kursus yang diselenggarakan.

Kedudukan seorang penyuluh kehutanan dalam acara ini dapat

berperan sebagai pengajar, ikut aktif sebagai tenaga pengajar, sebagai

penasehat, ia dapat memberikan petunjuk bagaimana caranya

menyelenggarakan kursus dan juga berperan sebagai pemimpin, artinya

dapat saja disamping sebagai tenaga pengajar juga berperan sebagai panitia

penyelenggara bersama-sama dengan petani.


78

Beberapa hal yang diperhatikan didalam penyelenggaraan penyuluhan

kehutanan dengan penerapan metode kursus adalah pemilihan tenaga

pengajar, pelatih dan fasilitator. Mereka harus memiliki kualifikasi :

a) Kepakaran atau menguasai ilmu yang diajarkan.

b) Memiliki cukup pengalaman mengajar/melatih, sebab seorang pakar

bukan jaminan sebagai pengajar/pelatih yang handal.

c) Memiliki pengalaman dalam profesi yang selaras dengan materi yang

diajarkan, agar memiliki wawasan yang luas dan mendalam di dalam

menjelaskan dan memberikan contoh-contoh tentang aplikasi

pengetahuan atau keterampilan yang diajarkan.

Evaluasi terhadap tingkat keberhasilan penyelenggaraan kursus dapat

diadakan selama kursus berlangsung, pada saat kursus atau sesudah kursus

berakhir. Evaluasi didasarkan pada :

a) Pengetahuan peserta.

b) Kecakapan/keterampilan.

c) Kerajinan dan semangat.

d) Perubahan yang terjadi pada kehidupan mereka sesudah kursus.

Penyelenggara kursus harus pula dievaluasi menyangkut persentase

kehadiran mengajar, fasilitas yang sudah direncanakan, materi yang

diberikan, penggunaan waktu dan kegiatan lain yang ada hubungannya

dengan penyelenggaraan kursus.

g. Kelompok Pendengar, Pembaca dan Pemirsa atau kelompencapir

Kelompencapir sebenarnya merupakan kelompok yang secara rutin

memburu informasi dari media massa (radio, TV, media cetak) yang

dinilainya bermanfaat bagi pemenuhan atau untuk memecahkan masalah-

masalah yang sedang dihadapinya dan mendiskusikannya dalam pertemuan

berkala yang telah mereka sepakati bersama. Dengan demikian

kelompencapir sebenarnya adalah kelompok diskusi, tetapi sumber informasi

yang dimanfaatkan tidak bersumber atau berasal dari penyuluh kehutanan,


79

melainkan dari media massa. Karena itu, kehadiran penyuluh kehutanan

tidak merupakan keharusan mutlak. Penyuluh kehutanan, hanya bertindak

sebagai fasilitator atau narasumber untuk memperjelas informasi yang

dibahas, serta memberikan arahan tentang segala sesuatu yang dinilainya

penting bagi perbaikan mutu hidup seluruh warga kelompok yang

bersangkutan. Karena itu, kehadiran penyuluh kehutanan dapat juga diganti

atau disertai oleh nara sumber lain yang sesuai dengan materi yang akan

didiskusikan.

Seperti halnya metode dikusi, metode kelompencapir sangat efektif

untuk mempengaruhi sikap, pengetahuan atau bahkan keterampilan

anggotanya, pada tahapan sadar, minat, menilai atau juga mencoba.

Untuk memperoleh informasi yang akan didiskusikan, pada umumnya

tidak seluruh anggota harus berburu informasi, tetapi dapat menugaskan

beberapa orang yang melaksanakan tugas “piket” untuk mengumpulkan

informasi yang penting-penting dari mendengarkan radio, menonton televisi

dan membaca majalah atau media massa lainnya.

Mengingat mahalnya biaya pengumpulan informasi (terutama media

cetak), kelompok ini dapat berlangganan sendiri atau memanfaatkan media

massa yang telah dimiliki oleh anggotanya sendiri. Berlangganan koran

masuk desa dapat diusahakan pembayaran rekeningnya dengan sistim arisan

atau dengan mengumpulkan dana dari anggota kelompok secara berkala.

h. Pertemuam Umum

Metode pertemuam umum sebenarnya tidak banyak berbeda dengan

metode pertemuam kelompok. Bedanya adalah :

1. Pada umumnya diselenggarakan di tempat terbuka, sehingga dapat

menampung jumlah peserta yang jauh lebih besar dibanding pertemuan

kelompok.
80

2. Karena jumlah peserta sangat banyak, kepada sasaran sama sekali tidak

ada kesempatan untuk menyampaikan pendapat pribadinya sendiri.

Karena itu metode pertemuan umum hanya efektif untuk

mempengaruhi sikap dan pengetahuan sasaran guna membangkitkan

kesadaran dan minat sasaran penyuluhan kehutanan.

Sebagai metode penyuluhan kehutanan, dalam menyelenggarakan

pertemuan umum harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Harus menarik perhatian masyarakat luas. Untuk itu, dapat ditempuh

melalui beberapa cara, yaitu :

a) Pembicara harus orang yang sudah dikenal baik dan dirindukan

kehadirannya atau suaranya oleh masyarakat sasaran, atau yang sama

sekali belum dikenal tetapi menimbulkan keinginan masyarakat untuk

menghadirinya. Misalnya orang asing (tenaga ahli dari luar negeri)

b) Dibarengi dengan pertunjukan-pertunjukan atau dikaitkan dengan

kegiatan lain yang menarik perhatian masyarakat luas

c) Memerlukan publikasi seluas-luasnya, terutama sekitar satu minggu

sebelum acara tersebut diselenggarakan.

2. Pembicara harus memiliki kualifikasi yang baik sebagai : ahli berpidato

(orator) propaganda atau bahkan sebagai penggerak massa atau bahkan

sebagai agitator yang mampu membangkitkan semangat dan minat

masyarakat sasaranya.

3. Dilaksanakan pada waktu dan tempat yang sesuai

Sehubungan dengan itu, penyelenggaraan pertemuan umum seringkali

menghadapi kendala yang menyangkut pembiayaan, baik yang harus

disediakan oleh penyuluh kehutanan maupun yang harus dikorbankan oleh

warga masyarakat sasarannya (terutama yang berasal dari tempat yang jauh

dan kesulitan sarana perhubungan/pengangkutan) baik pengorbanan dalam

bentuk uang ataupun waktu untuk meninggalkan pekerjaan rutinnya.

Disamping itu, metode ini memiliki beberapa kelemahan yaitu :


81

1. Keterbatasan materi penyuluhan kehutanan yang dapat diberikan dan

diterima oleh masyarakat sasarannya.

2. Karena jumlah pengunjung yang sangat besar, apalagi jika pengeras suara

kurang baik, materi yang disampaikan tidak jelas diterima dan dipahami

sasaran. Sehingga seringkali menyebabkan kegagalan komunikasi.

3. Peserta kurang memperhatikan materi yang disampaikan, baik karena

gangguan orang-orang disekitarnya atau karena dia sendiri kelelahan

selama perjalanan dan atau selama menunggu acara tersebut (apalagi jika

harus berdiri di terik matahari atau terkena guyuran hujan).

4. Jika dibarengi dengan pertunjukan, mungkin masyarakat sasaran lebih

memperhatikan hiburannya dan acara penyuluhan kehutanan (pidato-

pidato) dianggap membosankan atau bahkan dianggap mengganggu

kesenangannya.

i. Pameran

Pameran merupakan media penyuluhan kehutanan pertanian yang

digunakan sebagai pelaksanaan dari metode penyuluhan kehutanan massal.

Sifat pengunjungnya heterogen, tidak terbatas hanya kepada petani, tetapi

juga orang yang bukan petani. Di dalam pameran akan dijumpai berbagai

macam visual aid (perlengkapan visual) yang digunakan secara tunggal atau

kombinasi.

Tujuan dari pameran pembangunan hutan adalah :

1. Memperlihatkan fakta dengan dasar memberi informasi kepada

pengunjung.

2. Memperlihatkan suatu acara, artinya mengejar bagaimana cara

mengerjakannya. Misalnya, bagaimana cara membuat teras secara

sederhana, memilih benih tanaman kehutanan yang baik, menghitung

umur pohon dan sebagainya.


82

3. Memajukan suatu usaha, artinya menarik dan mengajak para pengunjung

untuk ikut serta melaksanakan atau mencontoh apa yang dilihatnya.

4. Memperkenalkan hasil-hasil usaha, memperlihatkan hasil yang dicapai,

yang kuantitas dan kualitasnya baik.

5. Mengenalkan sesuatu yang baru atau yang selama ini belum banyak

diketahui oleh masyarakat luas.

6. Menjelaskan sesuatu (produk atau cara) yang sudah dikenal dan

diterapkan oleh masyarakat luas, tetapi masih memerlukan penjelasan

lebih lanjut agar mereka lebih menyukai atau dapat melaksanakan dengan

baik atau lebih terampil.

7. Membanding-bandingkan keunggulan suatu produk atau teknologi

dengan produk/teknologi lainnya yang sudah dikenal oleh masyarakat

luas, atau bahkan yang pada saat bersamaan di pamerkan.

Oleh sebab itu, sebagai metode penyuluhan kehutanan dengan

pendekatan massal, metode pameran sangat efektif (dan lebih efektif

dibandingkan metode pertemuan umum) untuk mempengaruhi sikap,

pengetahuan dan keterampilan sasaran dalam tahapan : kesadaran, minat dan

nilai atau bahkan mencoba.

Agar pameran lebih menarik dan lebih besar pengaruhnya terhadap

perubahan masyarakat tani hutan, artinya dapat mengakibatkan perubahan

yang baik dan terarah terhadap masyarakat pengunjung, sifat pameran harus

1. Menggugah hati para pengunjung, dengan melihat dan bertanya

diharapkan merangsang untuk melaksanakan apa yang dilihat dan

didengarnya.

2. membangkitkan pikiran pengunjung ; dengan adanya rangsangan akan

sesuatau yang baru dan baik, maka dasar pemikiran yang melihat dan

bertanya akan berubah sesuai dengan jalan pikiran yang termakna dalam

materi yang dipamerkan.


83

3. Menolong pelaksanaan, artinya sepulangnya dari pameran, karena ada

rangsangan dan perubahan pemikiran, maka dapat berikabat berubahnya

tatacara kerja pengunjung, khususnya masyarakat tani hutan sesuai

dengan yang dilihat dan dijelaskan dalam pameran.

Efektifitas penggunaan metode tersebut, tidak hanya terletak pada cara

penyampaian pesan yang dapat dilakukan dengan berbagai cara (lisan, media

cetak dan demonstrasi) yang menarik, tetapi dalam kesempatan tersebut

sasaran dapat :

1. Berkomunikasi lansung dengan penyuluh kehutanan (petugas pameran)

untuk memperoleh penjelasan-penjelasan yang lebih rinci

2. Mengamati peragaan yang didemonstrasikan.

3. Mencoba sendiri segala sesuatau yang diperagakan.

Ditinjau dari penyelenggaraannya pameran dapat dilaksanakan secara

incidental atau dikaitkan dengan even-even tertentu (seperti kunjungan

pejabat, peringatan hari-hari bersejarah), maupun diselenggarakan secara

menetap di sutau tempat khusus yang disediakan untuk keperluan pameran

(seperti museum, ruang pamer, taman liburan, gelanggang wisata dll).

Disamping itu, dilihat dari penyelenggaraannya, pameran dapat

diselenggarakan disuatu tempat yang menetap atau bahkan diselenggarakan

melalui pameran keliling.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyelenggarakan

pemeran pembangunan kehutanan adalah :

1. Tempat harus dipilih sedemikian rupa agar terjangkau oleh semua

masyarakat dari segala jurusan. Misalnya dapat diselenggarakan disekitar

kantor kecamatan atau dilapangan yang cukup luas dipinggir jalan poros

kabupaten.

2. Waktu penyelenggaraan sebaiknya bersamaan dengan hari-hari besar.

3. Lamanya pameran tidak terlalu lama agar tidak membosankan.

Disamping itu harus diperhatikan pula keadaan objek yang dipamerkan,


84

harus banyak mengetengahkan objek yang ada hubungannya dengan

kegiatan petani dalam memanfaatkan lahan/hutan.

4. Suasana dalam pameran harus menarik : Pemasangan dekorasi dan

penetapan masing-masing objek harus teratur sedemikian rupa sehingga

enak dipandang dan para pengunjung yang memasuki pameran dapat

merasakan suasana hutan yang menyejukkan.

5. Jika terdapat objek berupa foto atau gambar, sebaiknya berupa foto atau

gambar yang menunjukkan suatu kegiatan. Pemasangan harus bervaiasi,

enak dipandang dan tidak terlalu tinggi ataupun terlalu rendah, sebaiknya

setinggi mata.

6. Agar lebih menarik sebaiknya disamping menonjolkan objek kehutaan

juga dapat diputar film yang diputar menjelang setiap akhir pameran atau

pertunjukan yang lain yang menarik perhatian masyarakat setempat

7. Petugas yang menjaga atau yang menghadapi setiap objek harus menurut

bidang masing-masing, memahami, menguasai dan dapat menjelaskan

secara baik. Artinya setiap petugas dapat memberikan pelayanan yang

baik dan mengesankan.

Meskipun sebagai metode penyuluhan kehutanan dan pendekatan

massal dinilai sangat efektif, tetapi penyelenggaran pameran juga memiliki

kelemahan-kelemahan terutama yang menyangkut :

1. Memerlukan biaya yang mahal, karena disamping harus baik juga harus

disajikan dengan lebih menarik agar tidak mengecewakan pengunjung.

2. Kurang efektif menjangkau sasaran, manakala banyak pengunjung yang

bukan sasaran (terlalu banyak anak-anak), sehingga justru mengganggu

pengunjung lain yang sungguh-sungguh ingin memperoleh informasi.

3. Adanya saran hiburan yang lebih menarik minat pengunjung, seringkali

menggangu efektifitas penyuluhan kehutanan terutama jika hiburan

tersebut menggunakan pengeras suara yang berlebihan.


85

Manfaat lain dari penarapan metode pameran ini adalah ; karena

pameran ini dapat diselenggarakan sebagai wujud pengharapan pemerintah

terhadap karya dan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan

nasional, sekaligus sebagai sarana hiburan bagi warga masyarakat luas yang

pada umumnya sangat langka atau tidak terjangkau oleh masyarakat lapisan

bawah, sehingga penyelenggaraan pameran itu sendiri dapat lebih

mendorong seluruh warga masyarakat untuk terus berpartisipasi dalam

pembangunan kehutanan, karena mereka juga merasa diperhatikan dan

diakui keberadaannya. Apalagi jika pameran ini diselenggarakan dalam

bentuk pameran atau dikaitkan dengan hari-hari penting seperti : peringatan

proklamasi kemerdekaan, hari krida kehutanan atau kebangkitan nasional.

Sebenarnya penyelenggaraan pameran tidak terbatas pada objek

kehutanan, tetapi juga dapat bersama-sama dengan objek lain misalnya

pertanian, penerangan dan instansi lain. Materi kehutanan yang ada

didalamnya hanya sebagian dari objek pameran. Jika dimaksudkan sebagai

kegiatan penyuluhan kehutanan maka prioritas utama harus ditekankan pada

bidang kehutanan.

j. Pertunjukan

Penyuluhan kehutanan dengan metode pertunjukan adalah kegiatan

penyuluhan kehutanan yang dikaitkan dengan penyelenggaraan suatu

pertunjukan (kesenian), baik yang dilaksanakan khusus untuk keperluan

penyuluhan kehutanan, ataupun yang dilaksanakan dengan menyampaikan

pesan-pesan yang ingin di suluhkan kepada sutradara atau

pemain/pemegang peran/pelakon agar disispkan dalam dialog atau adegan

yang akan dimainkan

Sebagai metode penyuluhan kehutanan, penerapan media pertunjukan

ini dapat sangat efektif, manakala penyampai pesan (pemain) memang benar-

benar memahami, menghayati dan memerankannya dengan baik, sehingga


86

tidak menimbulkan kesan mengada-ngada, dibuat-buat, atau menggurui

yang seringkali menimbulkan tanggapan yang kurang diharapkan.

Penyuluhan kehutanan dengan metode pertunjukan, juga tidak akan

efektif jika :

1. Pertunjukan itu sendiri tidak menarik untuk ditonton, baik ditinjau dari

pokok cerita yang dimainkan atrau peragaan yang ditunjukan oleh para

pemerannya. Sehingga pesan-pesan penyuluhan kehutanan yang

disampaikan juga menjadi tidak diperhatikan.

2. Cerita yang begitu memikat perasaan penonton untuk larut didalam

setiap adegan atau alur ceritanya, sehingga adanya pesan-pesan

penyuluhan kehutanan dianggap menggangu dan menimbulkan kesan

yang negative terhadap kegiatan penyuluhan kehutanan itu sendiri.

3. Penyampaian pesan oleh pemesan yang kurang baik, atau adanya

gangguan teknis pada saat pesan penyuluhan kehutanan itu disampaikan

(misalnya kerusakan pengeras suara, gangguan listrik dll).

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam penerapan metode pertunjukan

adalah pertunjukan tersebut harus menarik minat masyarakat sasaran untuk

hadir dan menikmatinya, yang dapat diusahakan melalui :

1. Macam pertunjukan yang dimainkan, harus disesuaikan dengan

minat/kesukaan sebagian besar sasaran penyuluhan kehutanan. Bagi

kebanyakan orang-orang tua atau tokoh-tokoh masyarakat, umumnya

lebih menyukai kesenian tradisional (sandiwara rakyat, lenong). Tetapi

kalangan remaja mungkin lebih menyukai kesenian popular (orkes, lawak)

dan kesenian kontemporer (teater).

2. Pengatur laku atau pemain juga harus yang sudah terkenal/disukai oleh

masyarakat sasaran.

3. Penggunaan teknologi yang menarik.

Kendala umum yang dihadapi penyuluh kehutanan untuk menerapkan

metode ini adalah, besarnya biaya pertunjukan yang harus disediakan.


87

Sehubungan dengan itu, penyuluh kehutanan tidak perlu mengadakan

pertunjukan khusus untuk penyuluhannya, tetapi cukup dengan

menyampaikan titipan pesan kepada sutradara atau pemain pada saat

pertunjukan.

Sebagai metode penyuluhan kehutanan, metode ini mampu digunakan

untuk mempengaruhi sikap, pengetahuan dan bahkan keterampilan-

keterampilan tertentu. Sehingga umumnya sangat efektif untuk menggugah

kesadaran, menumbuhkan minat, menilai atau bahkan bagi sasaran dalam

tahapan mencoba (meskipun sangat kecil manfaatnya).

k. Siaran Radio

Radio adalah media komunikasi cara lisan yang sifatnya tidak langsung.

Pemberi informasi tidak dapat dilihat atau tidak berhadapan yang diberi

informasi.

Melalui media radio dapat diselenggarakan siaran pedesaan yang

materi siarannya menyangkut penerangan dan pebjelasan mengenai suatu

teknik pemanfaatan lahan/hutan, dilengkapi dengan Tanya jawab.

Dengan siaran pedesaan diharapkan timbul berbagai kegiatan

kelompok, misalnya kelompencapir. Hubungan yang terjadi kemudian yang

asalnya satu arah menjadi dua arah. Pada langkah pertama sifatnya

pemberian informasi, sasaran hanya bersifat sebagai pendengar pada tahap

selanjutnya timbul kegiatan kelompok, dalam bentuk diskusi. Jika suatu

masalah yang disampaikan kurang jelas atau diinginkan adanya informasi

lain, akhirnya timbul kegiatan bertanya dari suatu kelompok. Penjelasan atas

suatu pertanyaan dari satu kelompok pendengar dapat diatur secara massal

oleh kelompok lain. Dengan demikian sifat pemberian informasi tetap bersifat

massal.

Kegiatan siaran pedesaan selanjutnya akan merupakan kegiatan Tanya

jawab. Kelompencapir dapat langsung mendengar jawabannya. Kegiatan


88

kelompoknya sendiri merupakan kegiatan media kelompok, Tetapi dasar

yang dujadikan materi kegiatan berasal dari media massal.

Pertama-tama yang harus diperhatikan dalam penyelenggaraan siaran

pedesaan menyangkut bahasa. Penggunaan bahasa harus sesuai dengan

bahasa yang digunakan sasaran.

Faktor kedua yang harus diperhatikan adalah masalah waktu. Seorang

penyuluh kehutanan harus betul-betul mengetahui kapan waktu senggang

yang dimiliki oleh anggota kelompencapir. Waktu-waktu senggang tersebut

diinventarisir sehingga dapat diketahui kapan petani berada di rumah. Waktu

tersebut kemudian dikonfermasikan kepada pihak yang menangani

penyiaran. Pembagian siaran sebaiknya diumumkan, agar petani tahu dan

akan meluangkan waktu untuk mendengar siaran.

Faktor ketiga menyangkut materi yang disampaikan. Apa yang

disampaikan harus mengandung unsure perbaikan, sesuai dengan kebutuhan

sasaran, kemampuan sasaran dan kegiatan sasaran. Sebaiknya berupa

informasi yang sedang popular dikalangan masyarakat tani pada saat itu.

Misalnya masyarakat tani hutan yang hidup di daerah pegunungan, prioritas

siaran pada tarap permulaan harus menyangkut cara membuat terasering,

kemudian bagaimana cara memanfaatkan lahan yang diterasering tersebut

dan seterusnya. Lebih jauh lagi dilanjutkan dengan pemberian informasi

tentang bagaimana meningkatkan pendapatan dengan penggunaan teknologi.

Atau dapat diselang-seling dengan pembuatan kajian tangan atau kiat-kiat

memanfaatkan limbah kayu menjadi barang kerajinan (memberi nilai tambah

pada limbah kayu atau limbah pertanian).

Kelemahan penggunaan metode siaran radio adalah :

1. Masyarakat sasaran (terutama yang tingkat pengetahuannya rendah)

relative sulit menangkap dan memahami pesan-pesan yang hanya

diterima melalui pendengarannya saja.

2. Sering sulit didengar bila terjadi gangguan (noise) selama penyiaran.


89

Kelemahan lain dari metode radio adalah kesilitan dalam merancang

program siaran yang sesuai dengan kebutuhan seluruh (sebagian besar)

masyarakat sasarannya, baik mengenai materi yang ingin disampaikan

maupun bentuk dan bahasa yang harus disajikan. Bahayanya, masyarakat

pendengar merasakan kesan pertama yang tidak menyenangkan (karena

materi penyuluhan kehutanan tidak sesuai dengan kebutuhan atau bentuk

dan bahasa yang tidak disukai) akan sulit membuat mereka untuk menyukai

acara penyuluhan kehutanan yang disampaikan lewat radio.

l. Siaran Televisi

Metode siaran televise sebenarnya tidak jauh berbeda dengan metode

siaran radio, hanya saja di sini dipakai televisi sebagai media komunikasi

yang digunakan oleh penyuluh kehutanan maupun masyarakat sasarannya.

Berbeda dengan siaran radio, penggunaan TV sebagai media

penyuluhan kehutanan memberikan kelebihan, karena masyarakat sasaran

tidak hanya mendengarkan suara penyuluh kehutanan, tetapi dapat pula

melihat dan memperhatikan segala peragaan yang ingin diungkapkan oleh

penyuluh kehutanan, baik melalui suara, gerakan-gerakan, maupun contoh-

contoh bahkan demonstrasi-demonstrasi atau percakapan. Dengan demikian,

penyuluh kehutanan dengan menggunakan metode siaran TV dapat pula

dinikmati oleh sasaran.

RANGKUMAN

1. Penyuluhan kehutanan memiliki kegiatan yang tertentu agar tujuan yang

diinginkannya (perbaikan-perbaikan teknologi, cara kerja dan tingkat

kehidupan masyarakat tani hutan) dapat tercapai.


90

2. Salah satu tugas yang menjadi tanggung jawab setiap penyuluh kehutanan

adalah mengkomunikasikan inovasi, dalam arti mengubah perilaku

masyarakat sasaran agar tahu, mau dan mampu menerapkan inovasi demi

tercapainya perbaikan mutu hidupnya.

3. Beberapa prinsip metode penyuluhan kehutanan yang perlu diperhatikan

oleh seorang penyuluh kehutanan adalah :

 Pengembangan untuk berfikir kreatif

 Tempat yang paling baik adalah ditempat kegiatan sasaran

 Setiap individu terikat dengan lingkungan sosialnya.

 Ciptakan hubungan yang akrab dengan sasaran

 Memberikan sesuatu untuk terjadinya perubahan

4. Pemilihan metode penyuluhan kehutanan dapat dilakukan dengan

melakukan pendekatan-pendekatan sebagai berikut:

 Metode Penyuluhan dan Proses Komunikasi

 Metode Penyuluhan Dalam Pendidikan Non Formal

 Metode Penyuluhan Dalam Pendidikan Orang Dewasa

5. Ragam metode peyuluhan kehutanan dapat dibedakan menurut ; media

yang digunakan, hubungan penyuluh dan sasaran serta pendekatan

psikologi yang dilakukan penyuluhnya.

PERTANYAAN UNTUK PENDALAMAN

1. Mengapa dalam kegiatan Penyuluhan Kehutanan perlu diterapkan beragam

metode!

2. Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip metode Penyuluhan Kehutanan!


91

3. Sebutkan dan Jelaskan pendekatan-pendekatan untuk memilih metode

Penyuluhan Kehutanan!

4. Sebutkan dan jelaskan ragam-ragam metode Penyuluhan Kehutanan!

5. Sebutkan dan jelaskan metode pada pertemuan kelompok!

Penugasan

Bacalah materi berikutnya untuk bahan diskusi minggu berikutnya

Anda mungkin juga menyukai