Anda di halaman 1dari 8

EVALUASI DAMPAK BOKASHI JERAMI

I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sebagaimana diketahui bahwa umumnya petani dalam melakukan pemupun
organik tanaman padi mereka menggunakan pupuk an organik seperti pupuk urea,
SP-36 , KCl, dan NPK yang harganya relatif mahal dan jarang diimbangi dengan pupuk
organik. Petani menjadi ketergantungan terhadap produk kimia tersebut. Padahal tanpa
diimbangi pemakaian unsur hayati maka lama kelamaan lahan kita bisa rusak. Jika
mengunakan pupuk kimia terutama bila kebanyakan maka akan memutuskan siklus hara
tanah tersebut terutama akan mematikan organisme tanah, jadinya memang subur saat
awal tetapi jadi tidak subur dimasa akan datang. Oleh karena itu apabila kita buat
sendiri pupuk organik atau bokashi produksi tanaman tetap tinggi, biaya berkurang, dan
yang paling penting lahan kita tetap terjaga kesuburannya..
Desa Gonggang adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Poncol Kabupaten
Magetan, dengan batas administrasi disebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten
Wonogiri Propinsi Jawa Tengah, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten
Karanganyar Propinsi Jawa Tengah, sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan
Plaosan, sedangkan sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Parang dan Kecamatan
Ngariboyo. Luas Wilayah Desa Gonggang adalah 10.87 Km2, dengan luas areal sawah
adalah sebesar 182 ha merupakan salah satu sentra produksi padi di Kecamatan Poncol.
Mengapa harus bokashi jerami? Karena bahan pembuatnya yaitu jerami selalu
tersedia, mudah didapat, biaya murah, dan belum dilaksanakan di kelompok tani di
Desa Gonggang. Oleh karena itu penting adanya perencanaan kegiatan evaluasi dampak
setidaknya di wilayah Gonggang dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian yang
dilakukan oleh penyuluh pertanian lapangan.

2. Tujuan
Tujuan dari dilaksanakannya evaluasi dampak di Desa Gonggang Kecamatan
Poncol Kabupaten Magetan ini adalah untuk membantu penyuluh, apa yang harus kita
lakukan di wilayah binaan selanjutnya setelah kita laksanakana penyuluhan pertanian
terhadap petani dalam hal ini tentang membuat bokashi jerami

3. Sasaran
Sasaran evaluasi dampak pelaksanaan penyuluhan pertanian pada laporan ini
adalah salah seorang petani dari kelompok Tani Candi yang ada di desa Gonggang Kec.
Poncol Kabupaten Magetan
II. TINJAUAN PUSTAKA
1. Evaluasi Dampak
a. Pengertian
Evaluasi dampak adalah kegiatan menilai perubahan-perubahan dalam kondisi
kehidupan kelompok sasaran, yang diakibatkan oleh program/proyek dan
merupakan hasi kegiatan-kegiatan program/proyek. Dalam konteks ini dapat
diuraikan bahwa kegiatan evaluasi dampak adalah kegiatan menilai perubahan
kondisi kehidupan kelompok sasaran sebagai akibat dari adanya program/proyek,
sehingga dapat diketahui apakah proyek itu efektif atau tidak. Evaluasi dampak pada
umumnya dilaksanakan setelah kegiatan berakhir.
b. Persyaratan Pokok
Ada dua persyaratan pokok untuk melakukan evaluasi dampak, yaitu: Tujuan
proyek dan sasaran. Tujuan dan sasaran harus dirumuskan dengan jelas agar
evaluator dapat merumuskan kriteria pencapaiannya, jika tidak dirumuskan dengan
jelas, meka evaluator harus merumuskan semua kegiatan yang telah dilaksankan
sepenuhnya.
c. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan evaluasi dampak adalah untuk mengatahui apakah semua input telah
diberikan sesuai rencana dan jadwal ataukah tidak? Kemudian apakah tujuan dan
sasaran kegiatan telah tercapai ataukah tidak?
Kegunaan evaluasi dampak adalah untuk mengetahui relevansi, efektifitas,
efisiensi dan manfaat program serta menyempurnakan perencanaan dan pelaksanaan
program.
d. Cara Melakukan Evaluasi Dampak
Evaluasi dampak dapat dilakukan melalui: studi lanjut pasca program,
menggunakan ekspert (tenaga ahli), evaluasi oleh peserta dan evaluasi oleh
pengelola/manajer.

2. Bokashi Jerami
a. Pengertian
Bokashi berasal dari bahasa Jepang yang berarti “bahan organik yang telah
difermentasikan”. Bokashi adalah hasil fermentasi bahan-bahan organik seperti
sekam, serbuk gergaji, jerami, kotoran hewan dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut
difermentasi kan dengan bantuan mikroorganisme yang mempercept proses
fermentasi. Campuran mikroorganisme yang digunakan untuk mempercepat
fermentasi dikenal sebagai effective microorganism (EM).
b. Manfaat Bokashi
1) Sebagai pupuk organik yang siap pakai dalam waktu singkat.
2) Mengandung unsur hara makro dan mikro sehingga memudahkan pertumbuhan
akar tanaman, menyimpan air tanah lebih lama.
3) Tanah menjadi gembur, aerasi tanah bagus
4) Memperbaiki kehidupan organisme dalam tanah
5) Harga murah dan ramah lingkungan
c. Bahan
1) Jerami dipotong sepanjang 5-10cm (200 kg )
2) Dedak 10 kg
3) sekam 200 kg
4) Gula pasir 5 sendok makan
5) EM4 (20 sendok makan)
6) Air secukupnya
d. Cara Pembuatan
1) Larutkan EM4 dan gula kedalam air
2) Campur jerami, sekam, dan dedak sampai merata
3) Siram adonan dengan larutan EM4 sampai kandungan air adonan 50% atau bila
dikepal air tidak menetas dari adonan, dan apabila kepalan dilepas adonan akan
megar.
4) Adonan diletakkan diatas lantai kering dengan ketinggian 15-30 cm kemudian
ditutup dengan karung goni.
5) Suhu adonan dicek setiap 5 jam sekali. Pertahankan suhu 40-50oC, bila suhu
lebih karung penutup dibuka lalu adonan dibolak-balik kemudian ditutup lagi.
6) Setelah lebih kurang seminggu-3 minggu bokashi selesai terfermentasi dan dapat
digunakan sebagai pupuk
Bokashi dapat disebar dipermukaan tanah dengan dosis 3-4 genggam/meter
persegi. Pada tanah yang kurang subur dapat diberikan lebih banyak, kemudian
tanah dicangkul/dibajak untuk mencampurkan bokashi

3. Produksi
Kegiatan produksi sangat berperan penting dalam kegiatan ekonomi karena
menyangkut kebutuhan manusia. Tanpa adanya produksi persediaan konsumsi akan
menjadi langka dan masyarakat akan mengalami kesulitan dalam memenuhi
kebutuhannya. Oleh sebab itu, manusia harus berusaha memproduksi barang dan jasa
agar alat pemuas kebutuhannya terpenuhi.
a. Pengertian Produksi
Setiap hari manusia selalu menggunakan barang untuk memenuhi
kebutuhanya. Barang-barang tersebut tidak akan tersedia apabila tidak ada yang
menghasilkanya. Contoh: Di daerah pedesaan para petani mengolah sawah atau
ladangnya untuk menghasilkan barang-barang hasil pertanian seperti padi, jagung,
keledai, tebu, dll. Contoh kegiatan diatas disebut Produksi. Jadi, produksi adalah
kegiatan menghasilkan barang atau jasa.
Menurut ilmu ekonomi, produksi tidak terbatas pada kegiatan menghasilkan
barang atau jasa, tetapi juga kegiatan yang sifatnya menambah nilai atau kegunaan
barang yang sudah ada menjadi lebih tinggi nilainya. Perhatikan contoh berikut.
Tukang kayu yang mengecat kursi hasil buatanya. Pedagang yang membeli sepeda
bekas lalu ia bersihkan, perbaiki, dan dicat kembali lalu dijual. Berdasarkan uraian
di atas, produksi menurut ilmu ekonomi adalah setiap kegiatan yang dilakukan
manusia untuk menghasilkan/menaikan nilai kegunaan barang/jasa.
b. Tujuan Produksi
Tujuan kegiatan produksi, antara lain:
1) Menghasilkan/menciptakan suatu barang.
2) Menambah serta meningkatkan nilai guna barang yang sudah ada.
3) Memenuhi kebutuhan manusia.
4) Memperoleh tambahan penghasil untuk mendapatkan alat pemuas lainya.

4. Metode Kajian Evaluasi


Model Evaluasi
Model evaluasi yang digunakan adalah model before and after evaluation yang
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemauan penggunaan bokashi berdampak
pada peningkatan produksi, dengan membandingkan kegiatan sebelum pelatihan
pembuatan bokashi dan setelah pelatihan pembuatan bokashi.
a. Waktu dan Tempat
Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan Mei dilaksanakan di Kelompok Tani Candi
Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan.
b. Subjek Evaluasi
Subjek evaluasi dampak ini fokus pada kegiatan pelatihan pembuatan bokashi
dengan variabel yang diteliti adalah tingkat difusi inovasi dan pengaruh pelatihan
pembuatan bokashi terhadap produksi padi
c. Teknik Pengukuran dan Instrumen
1) Teknik Pengambilan data
Data Primer yaitu dilakukan dengan teknik wawancara langsung pada petani
responden dalam evaluasi dampak pelaksanaan penyuluhan pertanian.
2) Instrumen Pengambilan Data
Instrumen yang digunakan adalah kuesioner atau :
a) Pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur pengetahuan .
Pertanyaan untuk mengukur tahu atau tidak tahu dan mengetahui atau tidak
mengetahui dengan pertanyaan yang cukup pendek tentang bokashi jerami.
b) Pertanyaan untuk mengukur pengertian. Pengertian lebih
luas atau mendalam dari pengetahuan, pengertian mengacu pada kemampuan
intelektualitas seseorang.
 Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan menggunakan
angket untuk yang diisi oleh petani sampel. Sampel menggunakan metode purposive
sampling.
 Prosedur Rancangan
Kegiatan ini adalah melakukan penilaian terhadap kemampuan petani dalam
pengetahuan petani tentang bokashi Jerami.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil dan Kajian Evaluasi Dampak
Salah satu metode evaluasi adalah metode Before and After Evaluation yaitu suatu
bentuk evaluasi yang didasarkan pada perbandingan antara sebelum program
dilaksanakan dan setelah program dilaksanakan. Beberapa data yang memiliki
perubahan terkait dengan produktivitas dan inovasi pada kelompok tani Candi.
Hasil dari analisa data yang dilakukan dapat digambarkan pada tabel di bawah ini:
Data rekapitulasi jawaban responden terhadap dampak Pelatihan Pembuatan Bokashi Jerami
sebelum ada Pelatihan Pembuatan Bokashi Jerami
Jawaban Persentase (%)
No Pertanyaan
ya tidak Ya Tidak
Apakah bapak mengetahui apa yang dimaksud 2 8 20 80
1.
dengan bokashi jerami?
Apakah bapak mengetahui manfaat dari bokashi 2 8 20 80
2.
jerami untuk tanaman padi?
Mengertikah bapak perbedaan antara bokashi jerami - 10 0 100
3.
dengan pupuk organik?
Apakah bapak mengetahui bahwa bokashi jerami bisa 6 4 60 40
4. membuat tekstur tanah gembur sehingga dapat
menyuburkan tanaman?
Apakah bapak mengetahui bahwa dengan pemakaian 3 7 30 70
5. bokashi jerami dapat mengurangi pemakaian pupuk
anorganik pada tanaman padi?
Apakah bapak pernah melihat ada petani yang sudah 1 9 10 90
6.
menggunakan bokashi jerami di desa bapak?
Apakah bapak mau menggunakan bokashi jerami di 7 3 70 30
7.
lahan /sawah masing-masing?
Apakah kandungan unsur hara yang terkandung 1 9 10 90
8. dalam bokashi jerami cukup untuk menunjang
pertumbuhan tanaman padi?

Data rekapitulasi jawaban responden terhadap dampak Pelatihan Pembuatan Bokashi Jerami
setelah ada Pelatihan Pembuatan Bokashi Jerami
Jawaban Persentase (%)
No Pertanyaan
ya tidak Ya Tidak
Apakah bapak mengetahui apa yang dimaksud 9 1 90 10
1.
dengan bokashi jerami?
Apakah bapak mengetahui manfaat dari bokashi 10 - 100 0
2.
jerami untuk tanaman padi?
Mengertikah bapak perbedaan antara bokashi jerami 7 3 70 30
3.
dengan pupuk organik?
Apakah bapak mengetahui bahwa bokashi jerami bisa 10 - 100 0
4. membuat tekstur tanah gembur sehingga dapat
menyuburkan tanaman?
Apakah bapak mengetahui bahwa dengan pemakaian 10 - 100 0
5. bokashi jerami dapat mengurangi pemakaian pupuk
anorganik pada tanaman padi?
Apakah bapak pernah melihat ada petani yang sudah 1 9 10 90
6.
menggunakan bokashi jerami di desa bapak?
Apakah bapak mau menggunakan bokashi jerami di 10 - 100 0
7.
lahan /sawah masing-masing?
Apakah kandungan unsur hara yang terkandung 7 3 70 30
8. dalam bokashi jerami cukup untuk menunjang
pertumbuhan tanaman padi?

Data diatas menunjukan jawaban responden terhadap kuisioner yang diberikan ada
perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pelaksanaan Pelatihan Pembuatan
Bokashi Jerami. Pengertian petani terhadap bokhasi jerami meningkat setelah dilakukannya
pelatihan yang semula 20% meningkat menjadi 90%. Pengetahuan petani tentang manfaat dari
bokhasi jerami meningkat dari 80% menjadi 100%. Pengetahuan petani tentang perbedaan antara
bokhasi jerami dengan pupuk organik meningkat dari 0% menjadi 70%. Pengetahuan petani
tentang efek penggunaan bokashi terhadap tekstur tanah meningkat dari 60% menjadi 100%.
Pengetahuan petani tentang penggunaan bokashi jerami dapat mengurangi pemakaian pupuk
organic meningkat dari 30% menjadi 100%. Keterangan petani tentang penggunaan bokashi di
wilayah masing masing tetap. Hal ini dikarenakan butuh waktu dalam penyebaran informasi dan
kemauan petani lain dalam penggunaan bokashi jerami. Pada umumnya petani baru percaya
setelah ada bukti. Kemauan penggunaan bokashi jerami meningkat setelah pelaksanaan Pelatihan
Pembuatan Bokashi Jerami dari semula 70% meningkat menjadi 100%. Pengertian petani
terhadap kandungan unsur hara yang terkandung dalam bokashi jerami cukup untuk menunjang
pertumbuhan tanaman padi juga meningkat dari 10% menjadi 70%.

IV. KESIMPULAN
Dari hasil analisa evaluasi dampak SL-PTT terhadap peningkatan produksi dan difusi
inovasi dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Evaluasi berdampak positif pada kemauan petani dalam penggunaan Bokashi
Jerami di Kelompok Tani Candi Desa Gonggang.
2. Terjadi peningkatan yang cukup signifikan terhadap tingkat pengetahuan dan
kesadaran petani dalam penggunaan Bokashi Jerami di Kelompok Tani Candi Desa
Gonggang.
3. Penyebaran informasi dan kemauan petani lain dalam penggunaan bokashi jerami
belum ada dikarenakan banyak petani yang baru percaya setelah ada bukti keberhasilan.

Poncol, 16 Juni 2014


Penyuluh Pertanian

SAYOGO PAMUNGKAS. S.TP.


19820506 201101 1 009

Anda mungkin juga menyukai