Anda di halaman 1dari 2

1. Ulat Penggulung Daun (Erionata thrax L.

)
Penyebabnya adalah ulat Erionata thrax. Larva yang baru menetas memakan daun pisang
dengan membuat gulungan daun. Seluruh siklus hidupnya terjadi di dalam gulungan
daun. Daun terpotong-potong karena tergulung dan jika dibiarkan tanaman akan menjadi
gundul. Cara pengendaliannya adalah secara fisik, telur, ulat dan daun yang terkumpul
kemudian dilenyapkan, selain itu dilakukan dengan memangkas daun yang terserang
kemudian dibakar. Secara teknis daun pisang muda dirobek-robek agar ulat tidak bisa
menggulung daun dan secara kimia dilakukan dengan penyemprotan insektisida beracun
kontak maupun beracun perut yang dilakukan saat telur baru saja menetas misalnya
Diazinon 60 EC, Bayrusil 250 EC sesuai dengan dosis yang tertera pada kemasan.Dapat
juga digunakan insektisida yang bersifat sistemik akan lebih efektif mengingat ulat daun
ini tersembunyi dalam gulungan daun.
2. Penggerek Bonggol (Cosmopolites sordidus Germar).
Larva penggerek bonggol membuat terowongan pada bonggol pisang yang merupakan
tempat masuknya bibit penyakit lain seperti Fusarium. Kerusakan berakibat lemahnya
sistem perakaran dan transportasi makanan terhenti. Gejala serangan terlihat daun
menguning dan ukuran tandan berkurang sehingga produksi menurun. Cara
Pengendaliannya yaitu dengan sanitasi lingkungan, menangkap kumbang dewasa dengan
perangkap yang terbuat dari bonggol pisang, menggunakan musuh alami dan insektisida
berbahan aktif karbofuran dan monokrotofos dengan dosis seperti tertera pada kemasan.
3. Penggerek batang (Odoiporus longicolis (Oliv)
Kerusakan akibat hama ini ditandai dengan adanya lubang disepanjang batang semu.
Cara pengendaliannya yaitu : dengan sanitasi kebun, menggunakan musuh alami Plaesius
javanicus dan penggunaan insektisida berbahan aktif Carbofuran.
4. Thrips (Chaetanaphotrips signipennis)
Hama ini menyerang bunga dan buah muda, akibatnya terdapat binti8k-bintik dan
goresan pada kulit buah yang telah tua. Cara pengendaliannya yaitu dengan membungkus
tandan buah saat bunga akan mekar dan penyaputan tangkai tandan dengan insektisida
berbahan aktif monocrotophos.
5. Burik pada Buah (Nacolea octasema)
Serangan hama yang menyebabkan burik buah menyebabkan perkembangan buah
menjadi terhambat, menimbulkan kudis pada buah sehingga menurunkan kualitas buah.
Hama ini meletakkan telurnya diantara pelepah bunga dan segera setelah bunga muncul
dari tanaman pisang. Hama langsung menggerek pelepah bunga dan bakal buah, terutama
saat buah masih dilindungi oleh pelepah buah. Cara pengendaliannya yaitu dengan
membungkus tandan buah saat bunga akan mekar.
6. Uret
Penyebabnya adalah hama uret, gejala serangan tampak pada batang yang berlubang
hingga ke umbi bagian bawah. Gejala ini bisa tampak pada anakan pisang dan bibit yang
masih muda. Pengendalian dilakukan dengan mencelupkan bibit pisang ke dalam larutan
insektisida selama 15 menit.
7. Nematoda
Penyebabnya adalah hama Nematoda Radopholus similis, gejala serangan yang nampak
tanaman menjadi kerdil, akar tampak berbintik-bintik gelap, buah menjadi sedikit dan
kecil-kecil. Pengendalian untuk mencegah nematoda ini diusahakan agar di sekitar
tanaman pisang terdapat cacing gelang karena cacing ini bisa menghambat perkembangan
nematoda. Dapat digunakan Furadan 3G yang dibenamkan di sekitar tanaman pisang.
8. Kudis Buah Pisang
Penyebabnya adalah ngengat Nicoleia octamena . Gejala yang nampak seperti ada tato
atau kudis sehingga kualitas buah turun karena kulit menjadi kasar, bentuk dan ukuran
buah menjadi tidak sempurna. Pengendalian dengan cara penyemprotan insektisida pada
jantung pisang yang telah terbuka seludangnya. Jenis insektisida yang efektif adalah
Nogos 50 EC atau Basudin 60 EC. (siti hafsah husas, PP Pusbangluhtan)

Anda mungkin juga menyukai