Anda di halaman 1dari 16

EVALUASI PELAKSANAAN PENYULUHAN PERTANIAN

“Pengendalian Hama lalat Buah dengan Perangkap Petrogenol”

OLEH :
AYU SARTIKA PUTRI, S.P.

BALAI PENYULUHAN PERTANIAN (BPP) KECAMATAN UJANMAS


DINAS TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PETERNAKAN
KABUPATEN MUARA ENIM
TAHUN 2021

KATA PENGANTAR
Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa Laporan Evaluasi Desa Bagelen ini
dapat disusun secara sistematis dan terselesaikan. Evaluasi penyuluhan ini
diharapkan akan dapat dijadikan panduan bagi Penyuluh Pertanian dalam
melaksanakan tugas dan kegiatan dilapangan agar berjalan sesuai dengan yang
diharapkan, sehingga dapat mencapai sasaran dan tujuan penyuluhan.Penyusun
menyampaikan ucapan terimakasih kepada kelompok tani Petani Baru Desa
Ujanmas Baru Kecamatan Ujanamas yang telah banyak membantu dan
berpartisipasi aktif dalam rangka penyusunan rencana penyuluhan dan evaluasi
penyuluhan pertanian ini.

Penyusun menyadari bahwa Evaluasi ini belum baik dan sempurna


sebagaimana layaknya, hal ini disebabkan karena kekuatan saran faktor
penghambat lebih besar dari pada faktor pendorong, untuk itu informasi, dan
kritik lainya yang bersifat membangun sangat katni harapkan untuk perbaikan
dimasa lalu sekarang dan akan datang.Akhirnya kepada dinas instansi yang terkait
dan semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan Evaluasi
Penyuluhan Tahun 2021 ini kami mengucapkan terima kasih.

Ujanmas Baru, April 2021


Penyuluh Pertanian Lapangan

Ayu Sartika Putri, SP


PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Evaluasi pada dasarnya adalah mengukur dan menilai perubahan-


perubahan tingkah laku yang terjadi. Dengan mengetahui hasil penilaian atau
evaluasi, maka pihak yang dievaluasi misalnya kelompok dan anggotanya dapat
mengetahui kekuatan dan kelemahannya. Kelompok dan anggota kelompok
tersebut akan mengetahui bahwa model tingkah laku yang diinginkan itu telah
meningkat baik setahap atau dua tahap.Dalam penyuluhan pertanian, evaluasi
bertujuan untuk memperoleh informasi yang relevan tentang sejauh mana tujuan
program penyuluhan pertanian di suatu wilayah dapat dicapai dan menafsirkan
informasi atau data yang didapat sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan yang
kemudian digunakan untuk mengambil keputusan dan pertimbangan-
pertimbangan terhadap program penyuluhan yang dilakukan.
Berdasarkan hasil identifikasi potensi wilayah Desa Ujanmas Baru
Kecamatan Ujanmas diketahui bahwa terdapat beberapa masalah yang tertuang
dalam programa Desa Ujanamas Baru. Setelah dilakukan perangkingan terhadap
skala prioritas masalah yang ada disimpulkan bahwa serangan lalat buah pada
tanaman hoertikultura di Desa Ujanmas Baru merupakan salah satu masalah yang
harus segera diatasi. Serangan hama lalat buah dapat menyebabkan kerusakan
sehingga kualitas buah dan sayuran yang dihasilkan menjadi berkuran. Petani di
Desa Ujanmas Baru selama ini banyak yang tidak mengendalikan pengendalian
dan setengah diantaranya menggunakan pestisida kimia.

Penggunaan pestisida kimia pada tanaman buah dan sayuran yang langsung
dikonsumsi oleh masyarakat akan lebih baik jika dikurangi karena efek jangka
panjang yang akan ditimbulkan lainnya.Pengendalian hama lalat buah pada
tanaman horrtikultura dengan perangkap petrogenol merupakan salah satu cara
dari beberapa cara pengendalian hama lalat buah. Prinsip dari pengendalian ini
adalah dengan menggring lalat buah ke dalam perangkap berpestisida dengan
menambahkan atraktan. Sehingga dalam kegiatan penyuluhan pertanian materi
yang dipilih untuk disampaikan berjudul Strateki Pengendalian Hama Lalat Buah
Dengan Perangkap Petrogenol

Evaluasi Pelaksanaan Penyuluhan / 1


Penentuan materi juga berdasarkan RKTP yang telah disusun sebelumnya.
Materi penyuluhan yang disampaikan telah dikaji terlebih dahulu, yang mana
dalam pemilihan materi tersebut telah didiskusikan terlebih dengan Ketua
Gapoktan Desa Ujanamas Baru, PPL, dan petani.

1.2 Tujuan Evaluasi

1. Untuk mengetahui perubahan pengetahuan petani tentang pengendalian


hama lalat buah dengan perangkap petrogenol.
2. Mendekripsikan perubahan pengetahuan petani tentang pengendalian
hama lalat buah dengan perangkap petrogenol.
3. Untuk menilai keefektifan penyuluhan yang telah dilaksanakan.

1.3 Manfaat Evaluasi

1. Menentukan tingkat perubahan perilaku petani setelah penyuluhan tentang


pengendalian hama lalat buah dengan perangkap petrogenol.
2. Perbaikan programa, sarana, prosedur, pengorganisasian petani, dan
pelaksanaan penyuluhan tentangpengendalian hama lalat buah.
3. Penyempurnaan kebijaksanaan penyuluhan tentang pengendalian hama.

Evaluasi Pelaksanaan Penyuluhan / 2


II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyuluhan Pertanian


Menurut UU No. 16 Tahun 2006 dalam Mardikanto (2008), pengertian
penyuluhan Pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku
usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya
dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya
lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha,
pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam
pelestarian fungsi lingkungan hidup. Proses belajar bersama dalam penyuluhan,
sebenarnya tidak hanya diartikan sebagai kegiatan belajar secara insidental untuk
memecahkan masalah yang sedang dihadapi, tetapi yang lebih penting dari itu
adalah penumbuhan dan pengembangan semangat belajar seumur hidup secara
mandiri dan berkelanjutan.

2.2 Evaluasi Penyuluhan Pertanian


Evaluasi adalah suatu kegiatan untuk menentukan seberapa jauh suatu hal
itu berharga, bermutu dan bernilai. Jadi dalam evaluasi ada dua unsur utama yaitu
menilai dan mengukur. Evaluasi penyuluhan pertanian adalah upaya penilaian
terhadap suatu kegiatan, melalui pengumpulan dan penganalisisan informasi dan
fakta-fakta secara sistematis mengenai perencanaan, pelaksanaan hasil dan
dampak kegiatan tersebut, untuk menilai hasil relevansi, efektivitas dan efisiensi
pencapaian hasil kegiatan.
Evaluasi Penyuluhan Pertanian Adalah kegiatan untuk menilai efektifitas
dan efisiensi suatu kegiatan dengan menggunakan indikator-indikator tujuan yang
telah ditetapkan. Evaluasi ini dilakukan secara sistematik dan objektif serta terdiri
dari evaluasi sebelum kegiatan dimulai, saat kegiatan berlangsung, dan sesudah
kegiatan selesai. Evaluasi penyuluhan pertanian merupakan upaya penilaian
terhadap suatu kegiatan, melalui pengumpulan dan penganalisisan informasi atau
fakta-fakta secara sistematis mengenai perencanaan, pelaksanaan, hasil dan
dampak kegiatan tersebut, untuk menilai hasil relevansi, evektivitas dan efisiensi
pencapaian hasil kegiatan. (Deptan, 1995).

Evaluasi Pelaksanaan Penyuluhan / 3


Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Pengolahan dan analisis data dilakukan
oleh petugas penyuluh yang bertugas diwilayah BPP yang bersangkutan. Evaluasi
adalah alat manajemen yang berorientasi pada tindakan dan proses. Informasi
yang dikumpulkan kemudian dianalisis sehingga relevansi dan efek serta
konsentrasinya ditentukan sesistematis dan seobjektif mungkin (Van den Ban dan
Hawkins, 1999).
Evaluasi harus dilakukan berdasarkan data atau fakta, bukan berdasarkan
intuisi seseorang dan menggunakan pedoman-pedoman tertentu. Hasil evaluasi
harus secara jelas memberikan gambaran tentang perubahan perilaku yang terjadi
di masyarakat sasaran, baik mengenai pengetahuan, sikap, dan
keterampilannya.Prinsip-prinsip evaluasi yang merupakan acuan dasar dalam
melaksanakan evaluasi penyuluhan pertanian adalah sebagai berikut:
1. Evaluasi harus berdasarkan fakta.
2. Evaluasi penyuluhan merupakan bagian integral dari proses kegiatan atau
program penyuluhan.
3. Evaluasi hanya dapat dilakukan dalam hubungannya dengan tujuan dari
program penyuluhan bersangkutan.
4. Evaluasi penyuluhan pertanian harus menggunakan alat ukur yang
berbeda, untuk mengukur tujuan evaluasi yang berbeda pula.
5. Evaluasi penyuluhan pertanian perlu dilakukan terhadap hasil-hasil
kuantitatif dan kualitatif.
6. Evaluasi penyuluhan pertanian harus dilakukan terhadap metode
penyuluhan yang digunakan.
7. Evaluasi perlu di pertimbangkan dengan teliti.

2.3 Lalat Buah


Gejala awal serangan lalat buah ditunjukkan dengan adanya noda hitam
berukuran kecil. Bintik kecil yang berwama hitam tersebut merupakan bekas
tusukan ovipositor lalat buah betina (Siwi et al., 2006) Larva yang baru menetas
langsung memakan daging buah, larva menggunakan alat mulutnya yang berupa
kait tajam untuk mengorek daging buah sambil mengeluarkan enzim perusak yang

Evaluasi Pelaksanaan Penyuluhan / 4


fungsinya untuk melunakkan daging buah sehingga mudah di sedot dan dicerna
oleh larva lalat buah (Putra, 1997). Akibat serangan larva tersebut buah menjadi
busuk dan gugur sebelum waktunya selain itu larva membuat lubang pada buah
sehingga mempermudah masuknya bakteri (Siwi et al., 2006).
Lalat buah hidup secara simbiosis mutualisme dengan bakteri, sehingga
ketika lalat buah meletakkan telur pada buah, bakteri pembusuk menyebabkan
daging buah menjadi busuk. Sesudah telur menetas, larva mengorek daging buah
sambil mengeluarkan enzim perusak yang berfungsi melunakkan daging buah
sehingga mudah diisap dan dicerna oleh larva lalat buah. Enzim yang dikeluarkan
larva diketahui dapat mempercepat pembusukan, selain bakteri pembusuk yang
mempercepat aktivitas pembusukan buah (Putra, 1997).
Hama lalat buah menggunakan sejumlah isyarat visual ataupun isyarat
kimia untuk menemukan inangnya. Kesesuaian isyarat visual maupun kimia
menentukan ketertarikan lalat buah terhadap inangnya. Akan tetapi serangannya
cenderung tidak diperhatikan oleh petani mengingat nilai ekonomi dari buah
pepaya sendiri cukup rendah padahal komposisi lalat buah yang menyerang
sekitar 65,11 % (Syahfari dan Mujiyanto,2013). Lalat buah meletakkan telurnya
dengan menusukkan ovipositor ke dalam buah, kemudian larva menetas dan
berkembang di dalam buah. Kerusakan yang diakibatkan hama ini menyebabkan
gugurnya buah sebelum mencapai kematangan yang diinginkan, sehingga
produksi, baik kualitas maupun kuantitasnya menurun. Kehilangan hasil yang
diakibatkan oleh serangan hama lalat buah bervariasi antara 30-100% bergantung
pada kondisi lingkungan dan kerentanan jenis buah yang diserangnya (Dhillon et
al. 2005).

2.4 Pengendalian Hama Lalat Buah


Alternatif pengendalian di Indonesia yang mempunyai prospek untuk
dikembangkan adalah penggunaan atraktan White dan Hancock (1997) . Atraktan
adalah substansi kimia yang dapat memikat lalat buah kelamin jantan yang nanti
akan masuk ke dalam perangkap modifkasi dimana dinding bagian dalam
perangkap telah diolesi nsektisida kontak sehinga lalat buah yang terperangkap
akan mati di dalam perangkap. Metode pengendalian demikian dikenal sebagai

Evaluasi Pelaksanaan Penyuluhan / 5


teknik pengendalian serangga jantan (male anihilation technique). Pengunaan
senyawa atraktan dan perangkap dalam pengendalian lalat buah adalah satu hal
yang tak dapat dipisahkan, dengan kata lain perangkap dan atraktan adalah
komponen yang saling melengkapi sehinga mendapat hasil tangkapan (Setiawan,
2011).
Setiap lalat buah dari genus Bactrocera hanya akan tertarik pada
senyawasenyawam atraktan yaitu Methyl Eugenol, Cue-lure dan Trimedlure serta
akan menunjukkan respon secara normal hanya pada serangga jantan. Laporan
hasil penelitan bahwa penggunaan Methyl Eugenol terhadap populasi B. papayae
sangat efektif terhadap hasil tangkapan (Siwi, S.S., Hidayat P., Suputa. 2006.).
Methyl Eugenol 800 g/l merupakan senyawa pemikat serangga terutama lalat
buah. Methyl Eugenol ini memiliki sifat mudah menguap serta dapat
menimbulkan aroma wangi. Lalat buah dewasa biasanya tertarik pada senyawa
aromatik yang terdapat pada bagian tanaman termasuk buahnya (Patty, 2012).
Beberapa senyawa kimia yang biasanya digunakan sebagai atraktan antara lain :
3,4-dimethoxy allibenzene atau Methyl Eugenol (ME), 1(pecetoxyphenyl)- butan
3 one atau Cuelure (CL) dan t-butyl 4 (atau 5) chloro-2 methylcyclohexanoate
atau Trimedlure (Patty, 2012).

Evaluasi Pelaksanaan Penyuluhan / 6


III. METODELOGI PENYULUHAN

3.1 Waktu dan Tempat


Penyuluhan pertanian telah dilaksanakan pada Jumat, 11 April 2021 pukul
14.00-15.00 WIB, bertempat di Rumah Ketua Kelompok Tani Petani Baru Desa
Ujanmas Baru Kecamatan Ujanmas.

3.2. Sasaran
Sasaran dalam kegiatan penyuluhan pertanian adalah Poktan Petani Baru
Desa Ujanmas Baru Kecamatan Ujanmas.

3.3. Materi
Penyuluhan Materi penyuluhan pertanian yang disampaikan adalah
Strategi Pengendalian Hama Lalat Buah dengan Perangkap Petrogenol. Materi ini
diangkat karena berdasarkan perangkingan terhadap skala prioritas masalah dalam
Indentifikasi Potensi Wilayah; serangan hama lalat buah pada tanaman
hortikultura di Desa Ujanmas Baru merupakan salah satu masalah yang harus
segera diatasi.

3.4. Metode Penyuluhan


Metode penyuluhan yang digunakan adalah ceramah, diskusi, pemutaran
video, dan demostrasi pembuatan perangkap petrogenol. Metode ini dipilih karena
tujuan dari penyuluhan pertanian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan
petani (aspek kognitif) dalam mengendalikan hama lalat buah.

3.5. Media
Media penyuluhan yang digunakan dalam penyuluhan pertanian ini adalah
folder dan video. Folder yang dibagikan saat kegiatan penyuluhan diharapkan
dapat mempermudah petani dalam menerima materi penyuluhan yang
disampaikan. Sedangkan pemutaran video dipilih sebagai media penyuluhan agar
dapat penyampaian materi menjadi lebih efektif. Folder dapat dibawa pulang oleh
petani agar dapat menjadi media belajar dan dapat dibuka berulang-ulang.

Evaluasi Pelaksanaan Penyuluhan / 7


3.6 Evaluasi
Untuk menilai sejauh mana tingkat keberhasilan penyuluhan pertanian
maka perlu persiapkan instrument evaluasi dalam bentuk blanko soal yang
dibagikan setelah penyampaian materi penyuluhan. Berikut soal pre dan post test.

➢ Soal Pre Test dan Post Test


1. Berikut merupakan ciri serangan hama lalat buah adalah....
a. Terdapat kerusakan pada akar tanaman
b. Buah menjadi lebih cepat matang
c. Buah menguning, busuk kemudian akan rontok
d. Terdapat bercak kuning pada daun

2. Berikut bukan merupakan upaya dalam meminimalisir penyebaran hama lalat


buah adalah....
a. Membungkus buah yang masih muda
b. Mengasapi pohon
c. Rutin melakukan pengapuran
d. Membuat perangkap petrogenol

3. Berikut efek buruk dari pengendalian hama lalat buah dengan pestisida kimia,
kecuali....
a. Mencemari Lingkungan
b. Menyebabkan Kekebalan Pada Hama
c. Murah
d. Dalam jangka panjang menimbulkan efek negatif bagi kesehatan

4. Senyawa yang digunakan pada perangkap lalat buah adalah....


a. Minyak Tanah
b. Minyak Goreng
c. Metyil Eugenol
d. Metana

5. Cara kerja petrogenol adalah.....


a. Menimbulkan bau yang mengundang hama betina di sekitar pertanaman untuk
masuk ke dalam perangkap yang sudah di modifikasi.
b. Menarik perhatian lalat buah dengan warna
c. Menangkap lalat buah dengan perekat
d. Mengusir lalat buah dengan bau

6. Jenis lalat yang terperangkap dalam perangkap petrogenol adalah....


a. Lalat betna
b. Lalat jantan
c. Semua lalat
d. Lalat penggerek

Evaluasi Pelaksanaan Penyuluhan / 8


7. Alat dan bahan yang digunakan untuk membuat perangkap petrogenol
adalah.....
a. Minyak tanah, jerigen dan korek api
b. Botol bekas, cat kuning dan lem
c. Botol bekas, petrogenol, tali dan kapas
d. Sapu lidi dan korek api

8. Daya jangkau perangkap petrogenol adalah..


a. 15-20 meter
b. 100 meter
c. 10 meter
d. 3-5 meter

9. Pengendalian hama lalat buah dengan perengkap petrogenol merupakan


pengendalian secara....
a. Fisika
b. Mekanik
c. Terpadu
d. Tradisional

10. Keuntungan pengendalian hama lalat buah dengan perangkap petrogenol


adalah....
a. Lebih murah, ramah lingkungan dan tidak menimbulkan efek negatif
bagi kesehatan
b. Aman dan cepat
c. Aman dan nyaman
d. Lebih tahan terhadap kondisi lingkungan

Soal yang dibuat dalam lembar evaluasi terdiri dari sepuluh soal utama.
Untuk menentukan sejauh mana tingkat keberhasilan penyuluhan maka ditentukan
indikator keberhasil sebagai berikut:
Tabel 1. Indikator Rata-Rata Keberhasilan terhadap Penilaian Lembar Evaluasi
No. Jumlah Jawaban yang Benar Indikator Keberhasilan
1. 90-100 Sangat Paham
2. 70-89 Paham
3. 50-69 Kurang Paham
4. 0-49 Tidak Paham

Evaluasi Pelaksanaan Penyuluhan / 9


Kunci Jawaban Kuisioner Pre Tes dan Pos Tes Evaluasi Pelaksanaan Penyuluhan
Nomor Soal Kunci Jawaban Skor
1. C 10
2. C 10
3. C 10
4. C 10
5. A 10
6. B 10
7. C 10
8. A 10
9. B 10
10. A 10
Jumlah: 100

Evaluasi Pelaksanaan Penyuluhan / 10


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Dari hasil Pre-Test dan Post-Test yang dilakukan pada 10 responden
pada Gapoktan Jaya Bersama Desa Ujanmas Baru Kecamatan Ujanmas
Kabupaten Muara Enim dengan menggunakan 10 instrumen pertanyaan yang
berkaitan dengan pengendalian hama lalat buah dengan perangkap petrogenol
diperoleh hasil sebagai berikut:

Hasil Rekapitulasi Hasil Pre Tes dan Post Tes Evaluasi


a. Hasil Pre Tes Dari kegiatan Pre Tes yang dilakukan diperoleh data sebagai
berikut:
Nomor Responden Jumlah Benar Skor
1. 6 60
2. 4 40
3. 7 70
4. 8 80
5. 6 60
6. 6 60
7. 6 60
8. 3 30
9. 4 40
10. 5 50
Nilai rata-rata 55

b. Hasil Post Tes Dari kegiatan Pre Tes yang dilakukan diperoleh data sebagai
berikut:
Nomor Responden Jumlah Benar Skor
1. 9 90
2. 7 70
3. 9 90
4. 10 100
5. 10 100
6. 7 70
7. 10 100
8. 8 80
9. 8 80
10. 8 80
Nilai rata-rata 86

Evaluasi Pelaksanaan Penyuluhan / 11


4.2 Pembahasan
Dari data diatas menunjukan bahwa pengetahuan petani setelah dilakukan
penyuluhan tentang Strategi pengendalian hama tikus dengan pemanfaatan RUBUHA
pengetahuan petani meningkat menjadi 86 dengan kriteria paham. Pembahasan Dari
evaluasi pelaksanaan penyuluhan yang dilakukan terdapat peningkatan pengetahuan
petani tentang manfaat pemupukan berimbang sebagai berikut:
• Berdasarkan Pre Tes rata-rata pengetahuan petani tentang pengendalian hama
lalat buah dengan perangkap petrogenol 55
• Setelah dilaksanakan penyuluhan pengetahuan petani tentang tentang
pengendalian hama lalat buah dengan perangkap petrogenol menjadi 86

Rumus yang digunakan untuk menghitung peningkatan pengetahuan sebelum


dan setelah penyuluhan adalah sebagai berikut:
=( Nilai rata-rata Post Tes - Nilai rata-rata Pre tes)/nilai rata-rata Pre test x 100%
= 86 %-55%x 100%
55 %
= 56,36 %
Jadi, peningkatan pengetahuan petani sebesar 56,36%

120

100

80

60 Sebelum Penyuluhan
Setelah Penyuluhan
40

20

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Evaluasi Pelaksanaan Penyuluhan / 12


V. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil evaluasi penyuluhan pertanian pengendalian hama lalat buah


dengan perangkap petrogenol dapat diambil kesimpulan:
1. Telah terjadi perubahan pengetahuan petani mengenai Pengendalian Hama
Lalat Buah dengan Perangkap Petrogenol dari 55% menjadi 86%.
Sehingga peningkatan pengetahuan petani mengenai manfaat pemupukan
berimbang sebesar 56,36%
2. Adanya peningkatan dari aspek pengetahuan disebabkan karena cara
penyampaian materi penyuluhan yang dilakukan adalah dengan cara
ceramah, diskusi, dan demonstrasi sehingga petani dapat menanyakan
secara langsung hal-hal yang belum diketahui atau masih diragukan

5.2 Saran
1. Perlu dilakukan penyuluhan yang intensif dan kreatif dengan materi
pengendalian hama lalat buah kepada pelaku utama yang dapat
memotivasi petani
2. Diperlukan metode lain yang cukup kreatif sehingga nantinya tidak hanya
pengetahuan yang dirubah tetapi juga mampu meningkatkan pengetahuan
dan kemauan petani untuk pengendalian hama lalat buah dengan
perangkap petrogenol

Evaluasi Pelaksanaan Penyuluhan / 13


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2016. Evaluasi Penyuluhan Pertanian. Online http://


subhansubhan318.blogspot.co.id/2015/02/blog-post.html . Diakses pada Tanggal
7 November 2020

Van den Ban, A.W. dan H.S. Hawkins. 1999. Penyuluhan Pertanian. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius.

Evaluasi Pelaksanaan Penyuluhan / 14

Anda mungkin juga menyukai