Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyuluh pertanian, memegang peranan penting dalam
menggerakan pembangunan pedesaan. Penyuluh diharapkan mampu
menawarkan atau “memasarkan” inovasi sampai dengan inovasi tersebut
diadopsi oleh masyarakat tani. Penyuluhan pertanian sebagai bagian dari
sistem pembangunan pertanian mempunyai peranan yang sangat penting,
petani dan keluarganya dikembangkan kemampuannya, keswadayaannya
dan kemandiriannya agar mereka dapat mengelola usaha taninya secara
produktif, efektif, dan efisien sehingga mempunyai daya saing tinggi dan
dapat meningkatkan mutu hidup. Pengalaman menunjukan bahwa kegiatan
penyuluhan menjadi sangat mutlak, sebagai pemicu sekaligus pemacu atau
sering di sebut sebagai “ujung tombak” pembangunan pertanian.
Penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku
utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan
mengorganisasikan dirinya.Berdasarkan defenisi tersebut diatas, maka
penyuluhan pertanian mempunyai dua tujuan yang akan dicapai yaitu :
tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek.
Tujuan jangka pendek adalah menumbuhkan perubahan-
perubahan yang lebih terarah pada usaha tani yang meliputi: perubahan
pengetahuan, kecakapan, sikap dan tindakan petani keluarganya melalui
peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dengan berubahnya
perilaku petani dan keluarganya, diharapkan dapat mengelola usahataninya
dengan produktif, efektif dan efisien.
Tujuan jangka panjang yaitu meningkatkan taraf hidup dan
meningkatkan kesejahteraan petani yang diarahkan pada terwujudnya

Evaluasi Penyuluhan “Pemanfaatan Pekarangan” 1


perbaikan teknis bertani (better farming), perbaikan usahatani (better
business), dan perbaikan kehidupan petani dan masyarakatnya (better
living).
Kegiatan penyuluhan pertanian dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu
sumberdaya manusia dan sumberdaya alam. Pengembangan sumberdaya
manusia sangat ditentukan oleh faktor internal dan faktor ekternal. Faktor-
faktor tersebut akan menyebabkan perbedaan antara rencana yang akan
dicapai dengan hasil sangat nyata, sesuai kondisi yang mempengaruhinya.
Pembangunan pertanian melalui penyuluh pertanian diharapkan
mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya pelaku utama
dan pelaku usaha, untuk mengetahui seberapa besar tingkat efektivitas dan
out put dari dilaksanakannya kegiatan penyuluhan pertanian maka perlu
dilakukan evaluasi.
Evaluasi adalah suatu proses untuk menentukan relevansi, efisiensi,
efektivitas, dan dampak kegiatan-kegiatan proyek/program sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai secara sistematik dan obyektif. Manfaat
melakukan evaluasi adalah : menentukan tingkat perubahan perilaku petani
setelah penyuluhan dilaksanakan, perbaikan program, sarana, prosedur,
pengorganisasian petani dan pelaksanaan penyuluhan pertanian; dan
penyempurnaan kebijakan penyuluhan pertanian.
Evaluasi kegiatan penyuluhan pertanian adalah upaya penilaian atas
sesuatu kegiatan oleh evaluator, melalui pengumpulan dan penganalisaan
informasi secara sistematik mengenai perencanaan, pelaksanaan, hasil dan
dampak kegiatan untuk menilai relevansi, efektivitas, efisiensi pencapaian
hasil kegiatan, atau untuk perencanaan dan pengembangan selanjutnya
dari suatu kegiatan
Salah satu kegiatan yang digalakkan di Lembang Buntu Tallunglipu
adalah kegiatan pemanfaatanpekarangan yang bertujuan untuk

Evaluasi Penyuluhan “Pemanfaatan Pekarangan” 2


meningkatkan gizi keluarga, meningkatkan penghasilan rumah tangga,
untuk meningkatkan konsumsi aneka sumber pangan lokal, serta
melakukan pelestarian sumber daya genetik yang sangat bermanfaat bagi
generasi yang akan datang
Upaya pengembangan pekarangan ini semakin diperlukan,
mengingat terus berkurangnya lahan untuk pengembangan tanaman,
fluktuasi harga sayuran yang relatif tinggi.Lahan pekarangan mempunyai
potensi besar untuk dikembangkan dan dimanfaatkan guna memproduksi
sayuran segar. Meskipun demikian sebagian besar masyarakat sering
mengabaikan dan tidak menganggap lahan pekarangan sebagai potensi.
Hal ini menyebabkan masyarakat kurang memanfaatkan lahan pekarangan.
Untuk mengetahui tingkat pencapaian penyuluhanpemanfaatan
pekaranganserta mengetahui kinerja pelaksanaan penyuluhan, maka
dilakukan evaluasi penyuluhan pertanian pada kegiatan penyuluhan
pemanfaatan pekarangan.

B. Tujuan
Tujuan evaluasi penyuluhan ini adalah untuk mengetahui efektifitas
penyuluhan mengenai penerapanpemanfaatanpekarangan pada pelaku
utama di Lembang Buntu Tallunglipu.

C. Manfaat Evaluasi
Manfaat dari evaluasi ini adalah :
1. Menentukan tingkat perubahan perilaku pelaku utama setelah evaluasi
dan penyuluhan dilaksanakan;
2. Perbaikan program penyuluhan tentang pola pemanfaatan pekarangan;
3. Penyempurnaan pelaksanaan penyuluhan pertanian.

Evaluasi Penyuluhan “Pemanfaatan Pekarangan” 3


BAB II
LANDASAN TEORI

A. Evaluasi Penyuluhan Pertanian


Evaluasi adalah suatu proses sistematik untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dan efisiensi suatu program. Dalam konteks evaluasi di
lingkungan penyuluhan, terdapat tiga istilah yang memiliki arti berbeda
karena tingkat penggunaan yang berbeda, yaitu istilah pengukuran
(measurement), penilaian (evaluation) dan pengambilan keputusan (decision
making). Ketiga istilah ini berkaitan erat dan merupakan suatu rangkaian
aktivitas evaluasi dalam dunia Penyuluhan.
Pengukuran adalah suatu prosedur untuk mendapatkan informasi atau
data secara kuantitatif, dengan pemberian angka kepada suatu sifat atau
karakteristik tertentu kepada seseorang berdasarkan aturan tertentu.Hasil
pengukuran berupa data kuantitatif dalam bentuk angka-angka (skor).Oleh
karena itu, dalam pengukuran dibutuhkan adanya alat ukur (instrumen)
yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Penilaian adalah kegiatan untuk mengetahui apakah suatu program
telah berhasil dan efisien.Penilaian bersifat kualitatif untuk menentukan
apakah sesuatu (seseorang) tergolong kategori baik atau kurang, tepat atau
tidak tepat, dan kualitas lainnya.Penilaian pada dasarnya adalah pemberian
pertimbangan (judgement) terhadap skor atau angka-angka yang diperoleh
melalui pengukuran.
Pengambilan keputusan (kebijakan) adalah tindakan yang diambil oleh
seseorang atau lembaga berdasarkan data (informasi) yang telah diperoleh
dengan memasukkan berbagai pertimbangan.
Dalam perspektif critical event models, evaluasi merupakan bagian
yang tak terpisahkan dari seluruh tahapan siklus Penyuluhan. Pada konteks

Evaluasi Penyuluhan “Pemanfaatan Pekarangan” 4


ini evaluasi dilakukan terhadap setiap tahapan mulai dari analisis kebutuhan
Penyuluhan, pelaksanaan Penyuluhan sampai dengan setelah selesai
pelaksanaan atau pasca Penyuluhan.

B. Ruang Lingkup
Perkembangan konsep evaluasi yang ada pada saat ini
menunjukkan arah yang lebih luas. Konsep tersebut pada umumnya
berkisarpada pandangan sebagai berikut :
1. Evaluasi tidak hanya diarahkan kepada tujuan Penyuluhan yang
ditetapkan, tetapi juga terhadap tujuan-tujuan yang tersembunyi,
termasuk efek yang mungkin timbul
2. Evaluasi tidak hanya melalui pengukuran perilaku peserta Penyuluhan,
tetapi juga melakukan pengkajian terhadap komponen-komponen
Penyuluhan, baik masukkan – proses – keluaran
3. Evaluasi tidak hanya dimaksudkan untuk mengetahui tercapai tidaknya
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, tetapi juga untuk mengetahui
apakah tujuan-tujuan tersebut penting bagi peserta Penyuluhan dan
bagaimana peserta mencapainya
4. Mengingat luasnya tujuan dan obyek evaluasi, maka alat yang digunakan
dalam pengukuran sangat beraneka ragam, tidak hanya terbatas pada
tes, tetapi juga yang bukan tes.

C. PemanfaatanPekarangan
Era globalisasi untuk mengkonsumsi pangan merupakan proses yang
beresiko sehingga jaminan keamanan pangan menjadi sangat penting.
Untuk menjamin kemanan pangan serta mendapatkan pangan yang sehat
dengan mengkonsumsi pangan lokal yang diproduksi dengan cara yang
benar. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati

Evaluasi Penyuluhan “Pemanfaatan Pekarangan” 5


produk Pertanian, Perkebunan, kehutanan, perikanan, perairan dan air baik
yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan
atau minuman bagi konsumsi manusia. Termasuk bahan tambahan pangan,
bahan baku pangan dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses
penyimpanan, pengolahan atau pembuatan makanan dan minuman. Upaya
untuk mendapatkan pangan yang aman yaitu dengan mengembangkan
kawasan rumah pangan lestari dengan berkebun sendiri atau pemanfaatan
lahan pekarangan dengan menerapkan prinsip Go Pangan Lokal.
Pemanfaatan lahan pekarangan untuk ditanami tanaman
kebutuhankeluarga sudah dilakukan masyarakat sejak lama dan terus
berlangsung hingga sekarang namun belum dirancang dengan baik dan
sistematis.
Pekarangan adalah sebidang tanah darat yang terletak langsung di
sekitar rumah dengan batas-batas yang jelas (baik pagar hidup maupun
yang lain) dan masih mempunyai hubungandengan pemiliknya.
Pekarangan memiliki potensi yang besar sebagai penunjang berbagai
kebutuhan hidup sehari-hari pemiliknya. Banyak tanaman perkarangan
memiliki kandungan karbohidrad yang cukup tinggi, sehingga dapat
digunakan sebagai tambahan atau pengganti makanan pokok. Dengan
terjadinya pergeseran orientasi pengusahaan penggunaan pekarangan
kearah komersialisasi menyebabkan banyak hasil tanaman pekarangan
dijual untuk menambah pendapatan guna memenuhi kebutuhan
masyarakat yang pendapatan perekonomiannya masih rendah. Adanya
kecenderungan peningkatan pendapatan dari pekarangan sehingga
semakin besar peranannya dalam perekonomian masyarakat. Pendapatan
yang diperoleh tidak lepas dari jenis usaha yang dikembangkan pada lahan
pekarangan tersebut dan juga berkaitan dengan penggunaan sumber
dayanya seperti tenaga kerja dan modal baik berupa barang maupun uang.

Evaluasi Penyuluhan “Pemanfaatan Pekarangan” 6


Pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan dalam satu
kawasan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga,
meningkatkan pendapatan keluarga dan meningkatkan kesejahteraan
melalui partisipasi masyarakat.
Adapun tujuan pengembangan PemanfaatanPekarangan adalah :
1. Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga melalui optimalisasi
pemanfaatan pekarangan secara lestari,
2. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam pemanfaatan lahan
pekarangan untuk budidaya tanaman pangan, buah, sayuran, tanaman
obat, ternak, ikan, pengolahan hasil dan kompos,
3. Mengembangkan sumber benih untuk menjaga keberlanjutan
pemanfaatan pekarangan,
4. Melestarikan tanaman pangan lokal untuk masa depan,
5. Mengembangkan ekonomi produktif keluarga, sehingga mampu
meningkatkan kesejahteraan dan menciptakan lingkungan hijau, bersih
dan sehat secara mandiri.

Evaluasi Penyuluhan “Pemanfaatan Pekarangan” 7


BAB III.
METODE EVALUASI

A. Waktu dan Tempat


1. Lokasi
Lokasi pelaksanaan Evaluasi Penyuluhan Pertanian terhadap Pemanfaatan
Pekarangan dilaksanakan di Lembang Buntu Tallunglipu, Kecamatan
Tallunglipu, Kabupaten Toraja Utara.
2. Waktu
Kegiatan Evaluasi Penyuluhan Pertanian ini dilaksanakan pada bulan
November 2019.

B. Penentuan Responden
Populasi adalah keseluruhan subjek yang akan dievaluasi. Pengambilan
sampel dilakukan secara acak. Dalam kegiatan evaluasi penyuluhan
pertanian sampel yang akan dievaluasi adalah anggota kelompok tani yang
pernah mendapatkan materi penyuluhan pertanian tentang pemanfaatan
pekarangan. Adapun kelompok tani yang disampel adalah KWT Strowberi
dengan jumlah sampel sebanyak 20 orang.

C. Metode Evaluasi
Evaluasi penyuluhan dilaksanakan dengan metode evaluasi formatif
yaitu evaluasi yang dilaksanakan setelah kegiatan penyuluhan dilaksanakan
dengan mengukur hasil perubahan perilaku yang terjadi sebagai akibat
adanya penyuluhan. Metode pengumpulan data evaluasi dilaksanakan
dengan memadukan metode wawancara dan menggunakan kuisioner,
dipilihnya metode wawancara dan kuesioner dalam pengumpulan data

Evaluasi Penyuluhan “Pemanfaatan Pekarangan” 8


karena metode ini paling sederhana, namun lebih teliti karena pertanyaan
yang diajukan telah dipersiapkan terlebih dahulu dalam kuesioner.

D. Instrument
Instrumen adalah suatu alat yang memenuhi persyaratan
akademis, sehingga dapat dipergunakan sebagai alat ukur atau
pengumpulan data mengenai suatu variabel.
Instrument yang digunakan pada kegiatan evaluasi ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengukur pencapaian tujuan penyuluhan digunakan
instrument test tertutup (benar – salah 5 soal) yang terkait dengan
substansi materi penyuluhan. Evalusi ini dilakukan sebelum dan
sesudah penyuluhan(soal terlampir)
2. Untuk mengukur dan menilai kinerja pelaksanaan penyuluhan yang
menyangkut materi penyuluhan, metode penyuluhan, penguasaan
materi, cara menyampaikan materi, penggunaan media.
3. Instrument yang digunakan berupa kuesioner(Kuesioner terlampir)

E. Analisis Data
Analisis adalah cara mengolah data sehingga menjadi informasi yang
mudah dibaca dan dimengerti dan dapat bermanfaat untuk menjawab
masalah-masalah yang akan di evaluasi. Analisis diskriptif kuantitatif
digunakan untuk menganalisis variabel yang ada secara deskriptif dengan
menghitung distribusi frekuensi berbentuk tabel.
1. Pembobotan
Tingkat Kinerja hasil penyuluhan diberi bobot dengan menggunakan
skala likert sebagai berikut:
 Jawaban Sangat Baik diberi bobot 5

Evaluasi Penyuluhan “Pemanfaatan Pekarangan” 9


 Jawaban Baik diberi bobot 4
 Jawaban Cukup Baik diberi bobot 3
 Jawaban KurangBaik diberi bobot 2
 Jawaban Tidak Baik diberi bobot 1

2. Kategori
Untuk mengetahui tingkat kriteria tersebut, selanjutnya skor yang
diperoleh (dalam %) dengan analisis deskriptif persentase dikonsultasikan
dengan tabel kriteria.
Tabel 1. Kriteria Analisis Deskriptif Persentase untuk Tingkat Kinerja
Hasil Penyuluhan adalah sebagai berikut :

Tingkat Penerapan Kategori


87,5% - 100 % Sangat Baik
75% - 87,5 % Baik
62,5% - 75% Cukup Baik
50% - 62,5% Kurang Baik
< 50 % Tidak Baik

Evaluasi Penyuluhan “Pemanfaatan Pekarangan” 10


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pencapaian Tujuan Penyuluhan


Tujuan penyuluhan adalah untuk meningkatkan pengetahuan
responden tentang pemanfaatan pekarangan. Untuk itu dilakukan evaluasi
awal dan akhir untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden sebelum
dan sesudah penyuluhan.
Tabel 2. Hasil Analisis Data Pencapaian Tujuan Penyuluhan

Evaluasi Awal Evaluasi Akhir


Jumlah Jawaban yang Benar Jumlah Jawaban yang Benar
Peserta B/S Bobot Total B/S Bobot Total
nilai nilai
1 3 20 60 4 20 80
2 3 20 60 4 20 80
3 2 20 40 3 20 60
4 2 20 40 4 20 80
5 2 20 40 4 20 80
6 3 20 60 5 20 100
7 4 20 80 5 20 100
8 2 20 40 4 20 80
9 2 20 40 4 20 80
10 1 20 20 4 20 80
11 3 20 60 5 20 100
12 4 20 80 5 20 100
13 2 20 40 4 20 80
14 2 20 40 4 20 80
15 2 20 40 4 20 80
16 2 20 40 4 20 80
17 2 20 40 4 20 80
18 1 20 20 4 20 80
19 1 20 20 4 20 80
20 4 20 80 5 20 100
Total 940 1680
Rata-rata 47 84
Sumber : Data Olahan Hasil Kuisioner, 2019

Evaluasi Penyuluhan “Pemanfaatan Pekarangan” 11


Hasil analisis data evaluasi awal dan akhir diperoleh hasil sebagai
berikut :
Tabel 3. Hasil analisis data Evaluasi Awal dan Akhir

Rata-rata Tingkat Pengetahuan


No Evaluasi
Responden
1 Awal 47
2 Akhir 84

.....................................................Berdasarkan hasil analisis data tersebut diatas menunjukkan


tingkat pengetahuan responden sebelum penyuluhan hanya sebesar 47%
dan setelah penyuluhan mengalami peningkatan menjadi 84%. Hal ini berarti
tujuan penyuluhan telah tercapai, yaitu petani memahami tentang
pemanfaatan pekarangan setelah pelaksanaaan penyuluhan.
B. Hasil Analisis Data Evaluasi Kinerja Penyuluh
Hasil Evaluasi kinerja penyuluh oleh responden pada kegiatan
penyuluhan pemanfaatan pekarangan disajikan pada tabel 4 berikut ini :
Tabel 4. Evaluasi Kinerja Penyuluh

Jawaban Bapak/Ibu
4No Total Tingkat
Pertanyaan SB B CB KB TB
Skor Kinerja
5 4 3 2 1
1 Bagaimana Penilaian 12 8 2 98 98
bapak/ibu terhadap isi
pesan/materi penyuluhan.?
2 Bagaimana penilaian 8 12 88 88
bapak/ibu terhadap cara
penyampaian penyuluhan
3 Bagaimana penilaian 2 8 10 72 72
bapak/ibu terhadap alat
bantu/sarana penyuluhan
4 Bagaimana Penilaian 8 8 4 84 84
bapak/ibu terhadap
penguasaan isi pesan /materi
penyuluhan oleh penyuluh.?

Evaluasi Penyuluhan “Pemanfaatan Pekarangan” 12


5 Bagaimana Penilaian 5 10 5 80 80
bapak/ibu terhadap penyuluh
dalam menggunakan alat
bantu/ sarana penyuluhan.?
Rata-Rata 84,4 84,4
Sumber : Data Sekunder, 2019

Skor Tertinggi = Jumlah Responden x Nilai Tertinggi


= 20 x 5 = 100
Total Skor
Tingkat Kinerja = x 100%
Skor Tertinggi
422
Rata-Rata Tingkat Kinerja Pelaksanaan Penyuluhan : x 100% = 84,4%
5

Tabel 5. Pencapai Kinerja Penyuluh

No Atribut Tingkat Kinerja Kategori


Penguasaan Materi
1 98 Sangat Baik
Penyuluhan
2 Metode Penyuluhan 88 Sangat Baik
Alat dan Bahan Penyuluhan
3 72 Cukup Baik
yang digunakan
Cara mencapaikan materi
4 84 Baik
penyuluhan
Keterampilan penyuluh
menyampaikan materi
5 penyuluhan 80 Baik

Rata-Rata 84,4 % Baik

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh tingkat kinerja pelaksanaan


penyuluhan sebesar 84,4%. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan penyuluhan
terlaksana dengan baik.Dengan demikian tidak terdapat atribut yang tingkat
kinerjanya kurang.

Evaluasi Penyuluhan “Pemanfaatan Pekarangan” 13


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil evaluasi penyuluhan mengenai “Pemanfaatan
Pekarangan” yang telah dilaksanakan pada KWT Strowberi, Lembang Buntu
Tallunglipu, Kecamatan Tallunglipu dapat disimpulkan:
 Pencapaian tujuan penyuluhan mengenai pemanfaatan pekarangan
menunjukkan adanyapersentase pengetahuan responden dalam
memanfaatkan pekarangan, yaitu sebesar 84%. Hal ini menunjukkan
adanya perubahan perilaku pelaku utama setelah dilaksanakannya
penyuluhan.
 Tingkat kinerja penyuluh dalam penyampaian materi pada penyuluhan
mengenai pemanfaatan pekarangan adalah sebesar 84,4%.Hal ini
menunjukkan kinerja pelaksanaan penyuluhan berlangsung dengan baik.

B. Saran
Pelaksanaan penyuluhan kedepannya hendaknya lebih sering dilakukan
dengan mengulang materi penyuluhan yang disampaikan sehingga
penyampaian pesan penyuluhan kepada pelaku utama lebih meningkat
pencapaiannya.

Evaluasi Penyuluhan “Pemanfaatan Pekarangan” 14


DAFTAR PUSTAKA

Arifin B. 2001. Pengelolaan Sumberdaya Alam Indonesia (Perspektif


ekonomi, etika, praksis kebijakan.

Mardikanto T. 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. Surakarta: UNS Press


Rukminto I. 2003, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan
Intervensi Komunitas, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia

Syahyuti. 2006. Konsep Penting dalam Pembangunan Pedesaan dan


Pertanian. Jakarta: Kementrian Pertanian

Surjono A. 2008, Paradigma, Model, Pendekatan Pembangunan, dan


Pemberdayaan Masyarakat di Era Otonomi Daerah. Malang:
Lembaga Penerbitan dan Dokumentasi FIA-UNIBRAW

Sugandhy, A dan Hakiam, R. 2009. Prinsip Dasar kebijakan Pembangunan


Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan. Jakarta: Bumi Aksara.

Evaluasi Penyuluhan “Pemanfaatan Pekarangan” 15


Lampiran 1. Instrumen Evaluasi pencapaian Tujuan

NO SOAL BOBOT
Benar – Salah (B-S)
1. Pekarangan adalah sebidang tanah darat yang 20
terletak langsung di sekitar rumah dengan batas-
batas yang jelas (baik pagar hidup maupun yang
lain) dan masih mempunyai hubungan dengan
pemiliknya. 20
2. Salah satu manfaat pola pekarangan sebagai
sumber pangan dan apotik hidup 20
3. Sayuran hanya dapat ditanam di lahan yang
berbentuk bedengan 20
4. Pemanfaatan Pola Pekarangan dapat memenuhi
kebutuhan pangan dan gizi keluarga. 20
5. Penanaman sayuran di lahan pekarangan tidak
mampu meningkatkan ekonomi petani

Untuk mengetahui kemampuan afektif, dibuat kuisioner dengan skala likert

JAWABAN RESPONDEN
NO PERTANYAAN
SS S R TS STS
1. Menanam sayuran dipekarangan
mudahdilaksanakan
2. Benih sayuran mudah diperoleh
3. Budidaya sayuran dengan sistem
vertikultur dan penanaman di polybag
mudah dilaksanakan
Pemanfaatan pekarangan untuk

Evaluasi Penyuluhan “Pemanfaatan Pekarangan” 16


4. mendukung produksi Sayuran, toga
dan sumber makanan bergizi untuk
keluarga.
Penanaman sayuran di pekarangan
5. merupakan awal untuk penanaman
sayuran organik

Evaluasi Penyuluhan “Pemanfaatan Pekarangan” 17


Lampiran 2. Instrumen Evaluasi Kinerja Penyuluhan
Evalusi ini ditujukan untuk menilai kinerja pelaksanaan penyuluhan pertanian,
mohon kepada bapak/ibu untuk mengisi kuesioner ini secara jujur dan objektif.
Petunjuk pengisian
Berilah tanda silang (x) pada kolom penilaian sesuai dengan pertanyaan pada
kalom pertanyaan,
Keterangan :
SB= Sangat Baik, B= Baik, C= Cukup Baik, KB= Kurang Baik, TB= Tidak baik

Jawaban Bapak/Ibu
No
Pertanyaan SB B CB KB TB
5 4 3 2 1
1 Bagaimana Penilaian bapak/ibu
terhadap isi pesan (materi)
penyuluhan.?
2 Bagaimana penilaian bapak/ibu
terhadap cara penyampaian
penyuluhan
3 Bagaimana penilaian bapak/ibu
terhadap alat bantu/sarana
penyuluhan
4 Bagaimana Penilaian bapak/ibu
terhadap penguasaan isi pesan
(materi) penyuluhan oleh peyuluh.?
5 Bagaimana Penilaian bapak/ibu
terhadap penyuluh dalam
menggunakan alat bantu/ sarana
penyuluhan.?

Evaluasi Penyuluhan “Pemanfaatan Pekarangan” 18


Lampiran 3. Blangko Identitas Responden

IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama Responden :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Pendidikan :
5. Jumlah Anggota Keluarga :
6. Luas Lahan :
7. Alamat :
8. Kelompok Tani :

Evaluasi Penyuluhan “Pemanfaatan Pekarangan” 19

Anda mungkin juga menyukai