Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Besarnya peranan sektor pertanian bukan saja dapat dilihat dari
kenyataan bahwa sebagian besar rakyat hidup dari usaha-usaha pertanian,
melainkan juga dari besarnya sumbangan sektor ini kepada pendapatan
nasional. Walaupun sejak orde baru besarnya sumbangan sektor pertanian
kepada produk domestik bruto secara relatif menurun sedikit demi sedikit,
tetapi secara absolut, menunjukkan kenaikan. Kenaikan secara absolute
disebabkan karena usaha-usaha pembangunan yang intensif dalam sektor
pertanian itu sendiri.
Menurut Soekartawi (2005) pembangunan pertanian masa depan
merupakan proses berkelanjutan, peningkatan, pendalaman, perluasan dan
pembaharuan pembangunan pertanian yang telah dilaksanakan
sebelumnya. Walaupun kontribusi relative sektor pertanian terhadap Produk
DomestikBruto (PDB) terus menerus, namun kontribusi absolutnya
meningkat. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi turunnya relatif
sektor pertanian tersebut dengan mencari beberapa peluang pertumbuhan
di sektor pertanian. Pertumbuhan di sektor ini yang relatif tinggi (lebih dari
5% pertahun) adalah di pertahankan bahkan ditingkatkan.
Pertanian modern (revolusi hijau) telah membawa kemajuan pesat
bagi pembangunan pertanian dan masyarakat. Program pembangunan
pertanian selama ini berhasil meningkatkan produksi pendapatan dan
kesejahteraan petani serta martabat bangsa. Pada kenyataanya terungkap
bahwa sistem pertanian modern telah membawa banyak konsekuensi yang
mengancam lingkungan, penggunaan pupuk kimia berlebih, pestisida serta
praktek pertanian modern lainnya yang dilakukan tidak bijak telah memiliki
efek besar bagi kerusakan lingkunan. Melihat fenomena diatas, maka cara
yang baik untuk mengatasi dampak kerusakan lingkungan akibat pertanian
modern adalah pertanian organik. Penggunaan pupuk organik dalam jangka
panjang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah

Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian 1


“Penggunaan Pupuk Organik pada Tanaman Sayuran”
degradasi lahan. Sumber bahan untuk pupuk organik sangat
beranekaragam, dengan karakteristik fisik dan kandungan kimia yang
sangat beragam sehingga pengaruh dari penggunaan pupuk organik
terhadap lahan dan tanaman dapat bervariasi.
Pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian yang
mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia
sintetis. Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan produk-
produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan
produsen dan konsumennya serta tidak merusak lingkungan. Gaya hidup
sehat demikian telah melembaga secara internasional yang mensyaratkan
jaminan bahwa produk pertanian harus beratribut aman dikonsumsi (food
safety attributes), kandungan nutrisi tinggi (nutritional attributes) dan ramah
lingkungan (eco-labelling attributes). Preferensi konsumen seperti ini
menyebabkan permintaan produk pertanian organik dunia meningkat pesat
(Lutfi, 2012).
Pertanian organik dapat diartikan sebagai suatu sistem produksi
pertanaman yang berasaskan daur ulang hara secara hayati. Daur ulang
hara dapat melalui sarana limbah tanaman dan ternak, serta limbah lain
yang mampu memperbaiki status kesuburan dan struktur tanah. Penerapan
pertanian organik dalam budidaya tanaman juga sebagai upaya produksi
pangan yang sehat serta mengurangi pencemaran lingkungan akibat
pemakaian pupuk kimia. Praktik pertanian organik saat ini sangat gencar
dilakukan guna mendukung pertanian yang berkelanjutan dan ramah
lingkungan. Petani merupakan faktor utama keberhasilan program ini,
dimana perannya sebagai pelaku utama dalam budidaya tanaman.
Penyuluh pertanian, memegang peranan penting dalam menggerakan
pembangunan pedesaan. Penyuluh diharapkan mampu menawarkan atau
“memasarkan” inovasi sampai dengan inovasi tersebut diadopsi oleh
masyarakat tani. Penyuluhan pertanian sebagai bagian dari sistem
pembangunan pertanian mempunyai peranan yang sangat penting, petani
dan keluarganya dikembangkan kemampuannya, keswadayaannya dan
kemandiriannya agar mereka dapat mengelola usaha taninya secara

Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian 2


“Penggunaan Pupuk Organik pada Tanaman Sayuran”
produktif, efektif, dan efisien sehingga mempunyai daya saing tinggi dan
dapat meningkatkan mutu hidup. Pengalaman menunjukan bahwa kegiatan
penyuluhan menjadi sangat mutlak, sebagai pemicu sekaligus pemacu atau
sering di sebut sebagai “ujung tombak” pembangunan pertanian.
Pembangunan pertanian melalui penyuluh pertanian diharapkan
mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya pelaku utama
dan pelaku usaha. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat efektivitas dan
output dari dilaksanakannya kegiatan penyuluhan pertanian, maka perlu
dilakukan evaluasi.
Evaluasi merupakan suatu kegiatan yang penting, namun sering
dikesampingkan dan konotasinya negatif, karena dianggap mencari
kesalahan, kegagalan dan kelemahan dari suatu kegiatan penyuluhan
pertanian. Sebenarnya evaluasi harus dilihat dari segi manfaatnya sebagai
upaya memperbaiki dan penyempurnaan program/kegiatan penyuluhan
pertanian sehingga lebih efektif, efisien dan dapat mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Evaluasi penyuluhan pertanian dapat digunakan untuk
memperbaiki perencanaan kegiatan/program penyuluhan, dan kinerja
penyuluhan, mempertanggung jawabkan kegiatan yang dilaksanakan,
membandingkan antara kegiatan yang dicapai dengan tujuan yang telah
ditetapkan. Seorang Penyuluh Pertanian Ahli untuk dapat melakukan
kegiatan tersebut dengan benar harus merencanakan/menyusun instrumen
dan melaksanakannya dengan metoda ilmiah, untuk itu, maka tahapan-
tahapan yang dilakukan harus jelas, sistematis dan mengikuti kaidah berfikir
ilmiah.
Untuk mendapatkan hasil evaluasi yang dapat dipercaya perlu adanya
prinsip-prinsip sebagai landasan dalam pelaksanaan supervisi, monitoring,
evaluasi dan pelaporan penyuluhan pertanian yaitu berdasarkan fakta,
bagian integral dari proes penyuluhan, berhubungan dengan tujuan
program penyuluhan, menggunakan alat ukur yang sahih, dilakukan
terhadap proses dan hasil penyuluhan penyuluhan serta dilakukan terhadap
kuantitatif maupun kualitatif.

Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian 3


“Penggunaan Pupuk Organik pada Tanaman Sayuran”
B. Tujuan Evaluasi
Tujuan evaluasi yang dilaksanakan yaitu :
1. Mengetahui dampak pelaksanaan penyuluhan, metode, alat bantu,
penyelenggaraan dan perubahan perilaku sasaran
2. Mengetahui kelemahan selama pelaksanaan penyuluhan dan termasuk
hal-hal yang baik untuk dipertahankan
3. Memuat kerangka pedoman atau tindakan untuk memecahkan masalah
yang menyebabkan kegagalan kegiatan penyuluhan pertanian.

C. Manfaat Evaluasi
Manfaat dari evaluasi ini adalah :
1. Menentukan tingkat perubahan perilaku petani setelah evaluasi dan
penyuluhan dilaksanakan;
2. Perbaikan program penyuluhan tentang pemupukan organik untuk
petani;
3. Penyempurnaan kebijakan penyuluhan pertanian.

Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian 4


“Penggunaan Pupuk Organik pada Tanaman Sayuran”
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Evaluasi

Evaluasi merupakan upaya penilaian atas hasil suatu kegiatan melalui


pengumpulan dan penganalisaan informasi/data secara sistematis serta
mengikuti prosedur tertentu yang secara ilmu diakui kebenarannya.
Evaluasi bisa dilakukan terhadap perencanaan, pelaksanaan maupun pada
hasil serta dampak suatu kegiatan. Evaluasi pembinaan kelompok tani perlu
dilaksanakan secara teratur, baik awal, evaluasi proses, evaluasi akhir
maupun evaluasi dampak (DEPTAN, 2007).
Secara umum evaluasi adalah suatu proses sistematik untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dan efisiensi suatu program. Dalam
konteks evaluasi di lingkungan Penyuluhan, terdapat tiga istilah yang
memiliki arti berbeda karena tingkat penggunaan yang berbeda, yaitu istilah
pengukuran (measurement), penilaian (evaluation) dan pengambilan
keputusan (decision making). Ketiga istilah ini berkaitan erat dan merupakan
suatu rangkaian aktivitas evaluasi dalam dunia Penyuluhan.
Evaluasi merupakan suatu kegiatan yang penting bila dilihat dari segi
manfaat sebagai upaya memperbaiki dan penyempurnaan program atau
kegiatan penyuluhan pertanian sehingga lebih efektif, efisien dan dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi penyuluhan pertanian
dapat digunakan untuk memperbaiki perencanaan kegiatan atau program
penyuluhan dan kinerja penyuluh, mempertanggungjawabkan kegiatan
yang dilaksanakan, membandingkan antara kegiatan dan tujuan yang telah
ditetapkan (Erwin, 2012)
Effendy (2011) menjelaskan bahwa evaluasi dampak adalah kegiatan
menilai perubahan-perubahan dalam kondisi kehidupan kelompok sasaran
yang diakibatkan oleh program/proyek dan merupakan hasi kegiatan-
kegiatan program/proyek. Dalam konteks ini dapat diuraikan bahwa
kegiatan evaluasi dampak adalah kegiatan menilai perubahan kondisi

Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian 5


“Penggunaan Pupuk Organik pada Tanaman Sayuran”
kehidupan kelompok sasaran sebagai akibat dari adanya program/proyek,
sehingga dapat diketahui apakah proyek itu efektif atau tidak.
Adapun tujuan evaluasi adalah memperbaiki program/kegiatan yang
sedang berjalan maupun umpan balik untuk perbaikan program yang akan
datang dan pengambilan keputusan. Dalam tulisan ini tujuan evaluasi dibagi
menjadi tiga tujuan (Cerbea and Tepping, 1977; FAO, 1984, dalam Werimon
A., 1992), disamping itu tujuan dan manfaat bersifat implisit. Berikut
dijelaskan beberapa aspek atau cakupan tujuan evaluasi.
1. Tujuan Kegiatan (activity objective) :
a) Mengumpulkan data yang penting untuk perencanaan program
(keadaan umum daerah, sosial, teknis, ekonomis, budaya, masalah,
kebutuhan dan minat, sumber daya, faktor-faktor pendukung).
b) Mengetahui sasaran/tujuan program/kegiatan telah tercapai.
c) Mengetahui perubahan-perubahan yang telah terjadi sebagai akibat
intervensi program/kegiatan penyuluhan
d) Mengetahui strategi yang paling efektif untuk pencapaian tujuan
program.
e) Mengidentifikasi “strong dan weak points” dalam perencanaan dan
pelaksanaan program.
f) Mengetahui kemajuan pelaksanaan kegiatan.

2. Tujuan Managerial (managerial objective) :


a) Memberikan data/informasi sebagai dasar pertimbangan untuk
pengambilan keputusan.
b) Memperbaiki perencanaan dan pelaksanaan program
c) Berkomunikasi dengan masyarakat dan penyandang dana/stake
holder.
d) Menimbulkan rasa persatuan dan motivasi untuk bekerja lebih baik.

Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian 6


“Penggunaan Pupuk Organik pada Tanaman Sayuran”
3. Tujuan Program (Program objective)
Menilai efisiensi, efektifitas, dan manfaat dari program selain untuk
memenuhi beberapa tujuan tersebut di atas, alasan lain mengapa perlu
dilakukan evaluasi adalah karena mungkin:
1. Telah terjadi perubahan dalam sifat dari masalah
2. Telah terjadi perubahan struktur dan program dari lembaga-
lembaga terkait
3. Telah terjadi perubahan kebutuhan, aspirasi, dan harapan dari
masyarakat.

B. Penggunaan Pupuk Organik pada Tanaman Sayuran


Perilaku masyarakat menggunakan pupuk kimia memicu kekhawatiran
makin kritisnya lahan pertanian. Sebaliknya minimnya pemakaian pupuk
organik dimasa depan dapat berimplikasi berkurangya kesuburan tanah
serta tingginya potensi gagal panen. Pada sisi yang lain masyarakat masih
belum mengenal secara mendalam tentang pupuk organik. Padahal
manfaatnya di masa depan jauh lebih baik jika dibandingkan pemakaian
pupuk kimia (anorganik). Beberapa lahan produktif yang selama ini
menggunakan pupuk kimia produktivitasnya mulai menurun setiap
panennya. Kendati masih terjadi peningkatan namun masih lebih rendah
dibandingkan produksi sebelum ketergantungan pupuk kimia. Implikasi lain
yang timbul adalah tanaman menjadi mudah terserang penyakit karena
tanah yang tidak sehat. Karena itu, penggunaan pupuk organik diyakini
menjadi solusi terbaik untuk mengatasi masalah kesehatan lahan dan
ketahanan pangan yang sehat bagi masyarakat. Penggunaan pupuk organik
ini pada umumnya dilakukan pada suatu kawasan yang disengaja untuk
mengembangkan pertanian organik. Pertanian organik merupakan Suatu
sistem pertanian yang tidak menggunakan bahan kimia buatan (Prayogo,
dkk., 1999).
Penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebih membawa dampak
yang tidak baik bagi pertanian. Pada awal penggunaan pada tanah yang
masih alami akan menampakkan peningkatan hasil yang signifikan naik,

Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian 7


“Penggunaan Pupuk Organik pada Tanaman Sayuran”
tetapi lama-kelamaan dengan penambahan dosis yang pada akhirnya
mencapai batas tertentu justru tanah akan menjadi tidak subur, kehilangan
kelembabab dan unsur haranya. Demikian juga penggunaan obat
pemberantas hama pada awal penggunaan juga akan berhasil membunuh
hama, tetapi penggunaan yang terus menerus justru akan menjadikan hama
lebih kebal terhadap pestisida. Jadi penggunaan pupuk kimia buatan serta
pestisida yang berlebih dalam jangka panjang akan merusak ekologi.
Berubahnya ekosistem lahan, ternyata justru tidak baik bagi pertanian,
tetapi justru hasil produksi menurun. Melihat kenyataan ini, perlu adanya
sistem pertanian yang berkelanjutan yang menjamin terciptanya lingkungan
yang sehat dan ramah. Salah satunya sistem pertanian yang diperkenalkan
yaitu sistem pertanian organik. Sistem pertanian ini telah diatur dalam
peraturan menteri pertanian nomor 64/permentan/ot.140/5/2013 Tentang
Sistem pertanian organik. Peraturan yang dimaksudkan sebagai dasar
hukum dalam pelaksanaan sistem pertanian organik.
Sistem pertanian organik adalah sistem manajemen produksi yang
holistik untuk meningkatkan dan mengembangkan kesehatan
agroekosistem, termasuk keragaman hayati, siklus biologi, dan aktivitas
biologi tanah. Pertanian organik menekankan penerapan praktek-praktek
manajemen yang lebih mengutamakan penggunaan input dari limbah
kegiatan budidaya di lahan, dengan mempertimbangkan daya adaptasi
terhadap keadaan/kondisi setempat. Jika memungkinkan hal tersebut dapat
dicapai dengan penggunaan budaya, metoda biologi dan mekanik, yang
tidak menggunakan bahan sintesis untuk memenuhi kebutuhan khusus
dalam sistem. Peraturan ini dimaksudkan sebagai dasar hukum dalam
pelaksanaan sistem pertanian organik.
Sayuran merupakan salah satu komoditi hortikultura yang memiliki
potensi besar untuk menjaga ketahanan pangan bagi masyarakat. Potensi
tersebut meliputi nilai ekonomi, nutrisi, dan kemampuan menyerap tenaga
kerja yang banyak. Sayuran merupakan sumber pangan yang penting untuk
dikonsumsi masyarakat setiap hari karena kandungan protein, vitamin,
mineral dan serat yang dimiliki oleh sayuran sangat berguna bagi tubuh.

Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian 8


“Penggunaan Pupuk Organik pada Tanaman Sayuran”
Pada beberapa daerah, permintaan masyarakat terhadap beragam jenis
sayuran semakin tinggi seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat
akan pentingnya mengkonsumsi sayuran bagi kesehatan. Pola hidup sehat
merupakan salah satu tolok ukur yang menjadi gaya hidup kehidupan
masyarakat modern saat ini. Salah satu diantaranya ialah dengan
mengkonsumsi makanan yang sehat (tidak mengandung bahan kimia
sintetis dan pestisida). Preferensi masyarakat terhadap permintaan makanan
yang memiliki kriteria tersebut dari tahun ke tahun menunjukkan
peningkatan. Bahkan dalam skala internasional, peningkatan produk
makanan organik mengalami peningkatan 20% per tahun (Balitbang
Pertanian, 2005). Beberapa alasan mengapa konsumen memilih produk
organik, yaitu bebas bahan kimia; Lebih banyak nutrisi, kandungan gizi yang
tinggi, menjaga kelestarian lingkungan dan mengurangi polusi serta tidak
mengandung antibiotik (Parlyna & Munawaroh, 2011).
Sayuran organik adalah sayuran yang dibudidayakan secara alami
tanpa ada bantuan bahan kimia. Karena itu sayuran organik bebas dari
berbagai zat kimia. Bebas dari zat kimia berarti dari dibukanya lahan,
pemberian pupuk, pemillihan bibit, proses tanam, pemeliharaan dan
pembasmian hama sampai pengemasan pascapanen tidak menggunakan
zat kimia.
Pupuk yang diberikan untuk sayuran berasal dari pupuk organik, yang
dapat dibuat sendiri dari bahan-bahan dari alami, seperti jerami, batang
pohon pisang, dedaunan dan kotoran ternak. Pembasmian hama juga tidak
menggunakan pestisida dari bahan kimia. Tidak ada suntik hormon agar
cepat tumbuh, juga tidak ada pengawet ketika sayur dikemas untuk dijual.
Semuanya alami. Karena sayuran organik dibudidayakan secara alami, maka
sayuran tersebut mengandung berbagai keunggulan dibandingkan sayuran
non organik. Keunggulan tersebut terutama adalah aman dari residu bahan
kimia sehingga sangat menunjang kesehatan kita.

Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian 9


“Penggunaan Pupuk Organik pada Tanaman Sayuran”
BAB III
METODE EVALUASI

A. Waktu dan Tempat


1. Lokasi
Evaluasi Dampak Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian terhadap kegiatan
penggunaan pupuk organik pada tanaman sayuran dilaksanakan pada
Kelompok Tani Batualang, Lembang Batu Limbong, Kecamatan
Bangkelekila’, Kabupaten Toraja Utara.

2. Waktu
Kegiatan Evaluasi Dampak Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian mengenai
Penggunaan Pupuk Organik pada Tanaman Sayuran dilaksanakan pada
bulan Juni 2020.

B. Metode Evaluasi
Evaluasi penyuluhan dilaksanakan dengan metode evaluasi formatif
yaitu evaluasi yang dilaksanakan setelah kegiatan penyuluhan dilaksanakan
dengan mengukur hasil perubahan perilaku yang terjadi sebagai akibat
adanya penyuluhan.
Metode pengumpulan data evaluasi dilaksanakan dengan memadukan
metode wawancara dan menggunakan kuisioner, dipilihnya metode
wawancara dan kuesioner dalam pengumpulan data karena metode ini
paling sederhana, namun lebih teliti karena pertanyaan yang diajukan telah
dipersiapkan terlebih dahulu dalam kuesioner. Kuesioner adalah daftar dari
sejumlah pertanyaan yang persiapkan untuk memperoleh data dari
rseponden dalam suatu kegiatan evaluasi atau penelitian, termasuk evaluasi
penyuluhan pertanian (Padmowihardjo, 1999).
Data yang dikumpulkan dalam evaluasi ini adalah berupa data primer
dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil
wawancara langsung dengan responden melalui kuesioner yang telah
disiapkan. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari instansi

Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian 10


“Penggunaan Pupuk Organik pada Tanaman Sayuran”
terkait, baik instansi pemerintah maupun swasta yang sehubungan dengan
pelaksanaan evaluasi. Data sekunder lainnya hanya diperoleh dari buku-
buku, literature kepustakaan dan jurnal-jurnal yang berhubungan dengan
tema pelaksanaan evaluasi. Data sekunder ini merupakan data yang
diperoleh dari tempat di Lembang Batu Limbong, Kecamatan Bangkelekila’.

C. Analisis Data
Analisis data merupakan proses dalam menyederhanakan data ke
bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.
Analisis data yang digunakan dalam evaluasi ini adalah analisis
diskriptif kuantitatif dan kualitatif. Analisis diskriptif kuantitatif digunakan
untuk menganalisis variabel yang ada secara deskriptif dengan menghitung
distribusi frekuensi berbentuk tabel yang meliputi pengetahuan, sikap dan
keterampilan responden terhadap penggunaan pupuk organik
Pengukuran perilaku petani dalam kegiatan evaluasi ini dilakukan pada
tingkat senyatanya, yaitu dalam kenyataan sehari- hari pelaksanaan
usahatani. Variabel dalam penelitian ini diukur pada tingkat ukuran ordinal,
dengan memberikan skor pada semua pertanyaan yang menyusun variabel.
Skor ini kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan skor gabungan
(Singarimbun). Pemberian skor tersebut diadakan dalam jenjang (3,2,1),
sehingga setiap responden ini diperoleh jumlah nilai skor. Dengan diberikan
suatu orde atau urutan tertentu dalam titik skala, responden dapat
diklasifikasikan dalam tingkatan penilaian rendah sampai tinggi (Van
Zanten).

Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian 11


“Penggunaan Pupuk Organik pada Tanaman Sayuran”
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Identitas Responden


Pelaksanaan evaluasi dampak penyuluhan penggunaan pupuk organik
terhadap pertumbuhan tanaman sayuran ini mengambil sampel sebanyak
20 orang responden, dengan data responden sebagai berikut :

Tabel 1. Data Identitas Responden Evaluasi Dampak Penyuluhan


Pengunaan Pupuk Organik

Luas Lahan
No. Nama Alamat
Pekarangan (are)
1. ANTON SARURAN BATU LIMBONG 0,25
2. AGUSTINA LILING BATU LIMBONG 0,25
3. RANTE PABUTUNGAN BATU LIMBONG 0,25
4. DAUD MASSANDERAN BATU LIMBONG 0,25
5. YUSUF SALU BATU LIMBONG 0,25
6. EDWANTO TANAN BATU LIMBONG 0,20
7. BOKKO BATU LIMBONG 0,20
8. PITER KAMBUNO BATU LIMBONG 0,20
9. DOMINIKUS DEDA BATU LIMBONG 0,20
10. ARIS GANDI BATU LIMBONG 0,20
11. DENGEN RUKUA BATU LIMBONG 0,20
12. MARLIANIS ROMBE TODING BATU LIMBONG 0,20
13. LANGI BATU LIMBONG 0,20
14. NAOMI ROMBE BATU LIMBONG 0,20
15. LAMBA BATU LIMBONG 0,20
16. FREDERIKA ROMBE BATU LIMBONG 0,20
17. NETE KARANGAN BATU LIMBONG 0,20
18. LIMBONG BUA BATU LIMBONG 0,20
Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian 12
“Penggunaan Pupuk Organik pada Tanaman Sayuran”
Luas Lahan
No. Nama Alamat
Pekarangan (are)

19. YOHANIS TAMPANG BATU LIMBONG 0,20


20. MARIA KENDEK BATU LIMBONG 0,20

B. Pengetahuan Petani Sayur Dalam Penggunaan Pupuk Organik


Pengetahuan merupakan salah satu komponen perilaku petani yang
turut menjadi faktor dalam adopsi inovasi. Tingkat pengetahuan petani
mempengaruhi petani dalam mengadopsi teknologi baru dan
kelanggengan usahataninya. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa dalam
mengadopsi pembaharuan atau perubahan, petani memerlukan
pengetahuan mengenai aspek teoritis dan pengetahuan praktis. Sebagai
salah satu aspek dari perilaku, pengetahuan merupakan suatu kemampuan
individu (petani) untuk mengingat-ingat segala materi yang dipelajari dan
kemampuan untuk mengembangkan intelegensi (Soedijanto, 1978).
Pengetahuan merupakan tahap awal terjadinya persepsi yang
kemudian melahirkan sikap dan pada gilirannya melahirkan perbuatan atau
tindakan. Adanya pengetahuan yang baik tentang suatu hal, akan
mendorong terjadinya perubahan perilaku pada diri individu, dimana
pengetahuan tentang manfaat suatu hal akan menyebabkan seseorang
bersikap positif terhadap hal tersebut, demikian pula sebaliknya.
Dari pengalaman dan evaluasi menunjukkan bahwa perilaku yang
didasari pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak
didasari pengetahuan.
Pengukuran tingkat pengetahuan petani dilakukan dengan skala
likert, yang diukur melalui pertanyaan pengetahuan. Pertanyaan disusun
dalam bentuk pertanyaan terbuka, diman responden kemudian diminta
untuk menjawab setiap soal. Jika responden dapat menjawab dengan
benar/tahu = skor 3, jika hanya mampu menjawab sedikit / sebagian
dengan benar/kurang tahu = skor 2, jika tidak mampu menjawab atau
salah/tadak tahu = skor 1.

Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian 13


“Penggunaan Pupuk Organik pada Tanaman Sayuran”
Berikut tabel persentase pengetahuan petani tehadap penggunaan
pupuk organik :

Tabel 2. Persentase Petani yang mengetahui Pupuk Organik


Frekuensi Persentase
Kategori
(Orang) (%)
Tahu 20 100
Kurang Tahu -
Tidak Tahu - -
Total 20 100

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa seluruh petani responden memiliki


tingkat pengetahuan tentang pupuk 14organik yaitu sebesar 20 orang atau
(100%) dari seluruh responden.

Tabel 3. Persentase Petani yang mengetahui Kegunaan/Manfaat Pupuk


Organik Untuk Tanah dan Tanaman
Frekuensi
Kategori Persentase (%)
(Orang)
Tahu 20 100
Kurang Tahu
Tidak Tahu - -
Total 20 100

Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa seluruh petani responden


memiliki tingkat pengetahuan tentang kegunaan pupuk organik yaitu
sebesar 20 orang atau (100%) dari seluruh responden.

Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian 14


“Penggunaan Pupuk Organik pada Tanaman Sayuran”
Tabel 4. Persentase Petani yang mengetahui Pembuatan Pupuk
Organik
Frekuensi
Kategori Persentase (%)
(Orang)
Tahu 12 60
Kurang Tahu 3 15
Tidak Tahu 5 25
Total 20 100

Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa hanya 60 % responden yang


mengetahui cara pembuatan pupuk organik, sedangkan yang tidak tahu
sebesar 25 %. Responden yang menjawab kurang tahu sebesar 15 %.

Tabel 5. Persentase Petani yang mengetahui Pengaplikasian Pupuk


Organik Secara Tepat
Frekuensi
Kategori Persentase (%)
(Orang)
Tahu 7 35
Kurang Tahu 5 25
Tidak Tahu 8 40
Total 20 100

Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa hanya 35 % responden yang


mengetahui cara mengaplikasikan pupuk organik dengan tepat, sedangkan
yang tidak tahu sebesar 40 %. Responden yang menjawab kurang tahu
sebesar 25 %. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun petani mengetahui
manfaat pupuk organik tetapi mereka belum mengetahui teknik
penggunaan yang tepat supaya tanaman lebih produktif.

D. Perilaku Petani
Perilaku merupakan suatu bentuk hasil pengetahuan dan sikap
kemudian akan membentuk suatu tindakan yang menunjukkan perilaku
individu. Bentuk perilaku tersebut bersumber dari pengaruh lingkungan
eksternal dan internal. Perilaku yang dimiliki masing-masing individu

Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian 15


“Penggunaan Pupuk Organik pada Tanaman Sayuran”
berbeda-beda. Perilaku individu petani bergantung pada rangsangan
terhadap suatu teknologi pertanian.
Teknologi pertanian baru akan mempengaruhi cara berpikir petani,
sikap petani dan tindakan yang akan dilakukan petani. Pengukuran perilaku
petani sayur organik dalam pemanfaatan pupuk organik di KWT Rante Paku
dilakukan dengan berdasarkan skor.
Pengukuran perilaku petani menggunakan model skala likert, yang
diukur melalui 3 pertanyaan, dengan alternatif jawaban selalu = skor 3,
Jawaban kadang-kadang = skor 2, jawaban tidak tidak pernah = skor 1.

1. Memilih Benih Unggul


Benih unggul yang memenuhi syarat, antara lain daya tumbuhnya
cukup baik, harus murni, harus bebas dari hama dan penyakit. Benih yang
memenuhi syarat biasanya memiliki sertifikat dari badan benih nasional.
Persentase petani sampel yang menggunakan benih unggul dapat dilihat
dari Tabel 6.
Tabel 6. Persentase Petani yang menggunakan Benih Unggul
Kategori Frekuensi Persentase %
Selalu -
Kadang - kadang 20 100
Tidak pernah -
Total 20 100

Pada Tabel 5 menunjukkan bahwa 100 % petani sampel kadang-kadang


menggunakan benih unggul. Hal ini disebabkan karena pengetahuan petani
tentang benih unggul masih kurang, selain itu harga benih unggul relative
mahal bagi petani.
2. Pemilihan dan Penggunaan Pupuk Organik
Tabel 7. Persentase Petani yang Menggunakan Pupuk Organik
Kategori Frekuensi (Orang) Persentase %
Selalu 16 80
Kadang - kadang 4 20
Tidak pernah -
Total 20 100

Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian 16


“Penggunaan Pupuk Organik pada Tanaman Sayuran”
Hasil di lapangan menunjukkan bahwa sebesar 80 % responden atau
sebanyak 16 orang petani selalu memilih menggunakan pupuk organik.
Adapun pupuk organik yang responden gunakan adalah pupuk yang
berasal dari kotoran babi dan kerbau yang telah dikomposkan petani. Petani
memilih pupuk organik tersebut karena kandungan hara pada ternak cukup
tinggi dan memanfaatkan kotoran ternak hasil peternakan mereka di rumah
masing-masing. Petani juga menggunakan kompos dari limbah rumah
tangga seperti sampah dapur, pangkasan dedaunan atau rerumputan daun
tanaman sayur.

3. Sikap Petani Mendukung Penggunaan Pupuk Organik


Meningkatkan Produksi Tanaman
Tabel 8. Persentase Petani yang Mendukung Penggunaan Pupuk
Organik Meningkatkan Produksi Tanaman
Kategori Frekuensi (Orang) Persentase %
Setuju 20 100
Ragu-ragu -
Tidak setuju -
Total 20 100

Berdasarkan Tabel 8 menunjukkan bahwa seluruh petani responden (100%)


setuju mendukung penggunaan pupuk organik dapat meningkatkan
produksi tanaman sayuran yang mereka tanam. Hal ini terjadi karena
responden telah membuktikan sendiri pada usahatani sayuran mereka,
dimana mereka menggunakan pupuk organik dari kotoran ternak dan
limbah rumah tangga untuk meningkatkan produksi tanaman sayuran
mereka.

Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian 17


“Penggunaan Pupuk Organik pada Tanaman Sayuran”
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan evaluasi dampak
penyuluhan penggunaan pupuk organik pada tanaman sayuran, adalah sebagai
berikut :
1. Hasil evaluasi program penyuluhan penggunaan pupuk organik tercapai,
yaitu seluruh responden menggunakan pupuk organik untuk meningkatkan
produksi usahataninya, utamanya pada budidaya sayuran.
2. Tingkat pengetahuan petani responden mengenai teknik pembuatan dan
penerapan yang tepat pupuk organik masih rendah, akibat masih kurangnya
penyuluhan yang diberikan pada kelompok tani.

B. Saran
1. Perlu dilakukan penyuluhan yang terus menerus agar petani lebih
paham manfaat, teknik pembuatan, dan cara pengaplikasikan pupuk
organik yang tepat serta bagaimana mengelolah lahan pertanian
dengan baik.
2. Pengadaan demplot pertanian organik perlu dilakukan untuk
mempercepat diseminasi teknologi.

Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian 18


“Penggunaan Pupuk Organik pada Tanaman Sayuran”
DAFTAR PUSTAKA

Agsriyani, Dwi, dkk. 2013. Analisis Perilaku Kerja Petani Sayur Di Kelurahan
Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru. Skripsi Jurusan
Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau.

Azwar, S. 2005. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Penerbit Pustaka


Pelajar. Yogyakarta.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2005. Prospek Pertanian


Organik di Indonesia.

Bahrul Ulum. 2005. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Dan


Sikap Masyarakat Terhadap Penggunaan Pupuk Organik. Jurusan Sosial
Ekonomi. Fakultas Pertanian. Universitas Islam Negeri Jakarta.

Benyamin Bloom. 1908. Psikologo Pendidikan. Jakarta

Erwin, SP.Sumber Tulisan : Bahan Diklat Sertifikasi Penyuluh Pertanian Level


Supervisor Bapeltan Jambi 2012 dan sekian itulah artikel MENGEVALUASI
PELAKSANAAN PENYULUHAN PERTANIAN

Fuady, Ikhsan. 2011. Hubungan Perilaku Komunikasi Dengan Praktek


Budidaya Pertanian Organik. Skripsi. Insitut Pertanian Bogor.

Padmowihardjo S. 2002. Evaluasi Penyuluhan Pertanian, Universitas Terbuka


Jakarta

Werimon A. (1992) Diktat Monitoring dan Evaluasi APP Yogyakarta (tidak


diterbitkan).

Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian 19


“Penggunaan Pupuk Organik pada Tanaman Sayuran”
IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama Petani :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Pendidikan :
5. Jumlah Anggota Keluarga :
6. Luas Lahan :
7. Alamat :
8. Kelompok Tani :

Kuisioner Responden

1. Sarana produksi, merupakan input - input yang diperbolehkan dalam


pertanian organik. Sarana produksi tersebut meliputi penggunaan memilih
benih, memilih pupuk organik, menggunakan media tanah pembibitan,
penyediaan bahan pupuk organik dan alat - alat budidaya.

a. Memilih benih bermutu dari varietas unggul, diniai atas kategori :


1) Selalu memilih benih unggul (3)
2) Kadang ± kadang memilih benih unggul (2)
3) Tidak pernah memilih benih unggul (1)

b. Memilih pupuk organik yang baik, dinilai atas kategori :


1) Selalu Memilih (3)
2) Kadang ± kadang memilih (2)
3) Tidak pernah memlih (1)

c. Menggunakan media tanah pembibitan, dinilai atas kategori :

1) Selalu menggunakan (3)


2) Kadang ± kadang menggunakan (2)
3) Tidak pernah menggunakan

d. Penyediaan bahan pupuk organik, dinilai atas kategori:

1) Selalu menyediakan (3)


2) Kadang ± kadang menyediakan (2)
3) Tidak pernah menyediakan (1)

Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian 20


“Penggunaan Pupuk Organik pada Tanaman Sayuran”
e. Menggunakan alat-alat budidaya,dinilai atas kategori :

1) Selalu menggunakan (3)


2) Kadang-kadang menggunakan (2)
3) Tidak pernah menggunakan (1)

2. Pengolahan lahan dan pembibitan oleh petani sayur, diukur dari :

a. Pemberian pupuk organik dasar pada saat pengolahan, dinilai atas


kategori :
1) Selalu memberikan (3)
2) Kadang-kadang memberikan (2)
3) Tidak pernah memberikan (1)

3. Proses produksi merupakan tahapan yang diperlukan. Proses produksi


mencakup kegiatan penanaman, pemberian pupuk susulan dan
pengendalian organisme penggangu tanamanyang diukur dari :

a. Pemupukan susulan diberikan dalam bentuk cair atau padat, dinilai atas
kategori :
1) Selalu memberikan (3)
2) Kadang-kadang memberikan (2)
3) Tidak pernah memberikan (1)

4. Panen dan pasca panen meliputi alat yang digunakan saat panen proses
pencucian sayur yang diukur dari :

a. Melakukan pemanenan, dinilai atas kategori:


1) Selalu melakukan (3)
2) Kadang ± kadang melakukan (2)
3) Tidak pernah melakukan (1)

b. Melakukan proses pencucian sayur harus dilakukan dengan air bersih,


dinilai atas kategori :
1) Selalu melakukan (3)
2) Kadang ± kadang melakukan (2)
3) Tidak pernah melakukan (1)

Pengetahuan
1. Apakah saudara mengetahui pupuk organik
a. Tahu
b. Kurang Tahu
c. Tidak tahu

2. Apakah saudara mengetahui kegunaan pupuk orgaik


a. Tahu
b. Kurang Tahu
c. Tidak tahu

Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian 21


“Penggunaan Pupuk Organik pada Tanaman Sayuran”
3. Apakah saudara memahami fungsi pupuk organik dengan baik
a. Tahu
b. Kurang Tahu
c. Tidak tahu

4. Apakah saudara mengetahui diperlukan pupuk kandang yang matang atau


kompos sebagai pupuk dasar pada tanaman sayur organik
a. Tahu
b. Kurang Tahu
c. Tidak tahu

5. Apakah saudara mengetahui cara mengaplikasikan/menggunakan pupuk


organik secara tepat pada tanaman sayuran
a. Tahu
b. Kurang Tahu
c. Tidak tahu

6. Penggunaan pupuk organik pada tanaman sayuran mampu meningkatkan


produksi hasil panen
a. Setuju
b. Ragu-ragu
c. Tidak setuju

Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian 22


“Penggunaan Pupuk Organik pada Tanaman Sayuran”

Anda mungkin juga menyukai