PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Besarnya peranan sektor pertanian bukan saja dapat dilihat dari
kenyataan bahwa sebagian besar rakyat hidup dari usaha-usaha pertanian,
melainkan juga dari besarnya sumbangan sektor ini kepada pendapatan
nasional. Walaupun sejak orde baru besarnya sumbangan sektor pertanian
kepada produk domestik bruto secara relatif menurun sedikit demi sedikit,
tetapi secara absolut, menunjukkan kenaikan. Kenaikan secara absolute
disebabkan karena usaha-usaha pembangunan yang intensif dalam sektor
pertanian itu sendiri.
Menurut Soekartawi (2005) pembangunan pertanian masa depan
merupakan proses berkelanjutan, peningkatan, pendalaman, perluasan dan
pembaharuan pembangunan pertanian yang telah dilaksanakan
sebelumnya. Walaupun kontribusi relative sektor pertanian terhadap Produk
DomestikBruto (PDB) terus menerus, namun kontribusi absolutnya
meningkat. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi turunnya relatif
sektor pertanian tersebut dengan mencari beberapa peluang pertumbuhan
di sektor pertanian. Pertumbuhan di sektor ini yang relatif tinggi (lebih dari
5% pertahun) adalah di pertahankan bahkan ditingkatkan.
Pertanian modern (revolusi hijau) telah membawa kemajuan pesat
bagi pembangunan pertanian dan masyarakat. Program pembangunan
pertanian selama ini berhasil meningkatkan produksi pendapatan dan
kesejahteraan petani serta martabat bangsa. Pada kenyataanya terungkap
bahwa sistem pertanian modern telah membawa banyak konsekuensi yang
mengancam lingkungan, penggunaan pupuk kimia berlebih, pestisida serta
praktek pertanian modern lainnya yang dilakukan tidak bijak telah memiliki
efek besar bagi kerusakan lingkunan. Melihat fenomena diatas, maka cara
yang baik untuk mengatasi dampak kerusakan lingkungan akibat pertanian
modern adalah pertanian organik. Penggunaan pupuk organik dalam jangka
panjang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah
C. Manfaat Evaluasi
Manfaat dari evaluasi ini adalah :
1. Menentukan tingkat perubahan perilaku petani setelah evaluasi dan
penyuluhan dilaksanakan;
2. Perbaikan program penyuluhan tentang pemupukan organik untuk
petani;
3. Penyempurnaan kebijakan penyuluhan pertanian.
A. Pengertian Evaluasi
2. Waktu
Kegiatan Evaluasi Dampak Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian mengenai
Penggunaan Pupuk Organik pada Tanaman Sayuran dilaksanakan pada
bulan Juni 2020.
B. Metode Evaluasi
Evaluasi penyuluhan dilaksanakan dengan metode evaluasi formatif
yaitu evaluasi yang dilaksanakan setelah kegiatan penyuluhan dilaksanakan
dengan mengukur hasil perubahan perilaku yang terjadi sebagai akibat
adanya penyuluhan.
Metode pengumpulan data evaluasi dilaksanakan dengan memadukan
metode wawancara dan menggunakan kuisioner, dipilihnya metode
wawancara dan kuesioner dalam pengumpulan data karena metode ini
paling sederhana, namun lebih teliti karena pertanyaan yang diajukan telah
dipersiapkan terlebih dahulu dalam kuesioner. Kuesioner adalah daftar dari
sejumlah pertanyaan yang persiapkan untuk memperoleh data dari
rseponden dalam suatu kegiatan evaluasi atau penelitian, termasuk evaluasi
penyuluhan pertanian (Padmowihardjo, 1999).
Data yang dikumpulkan dalam evaluasi ini adalah berupa data primer
dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil
wawancara langsung dengan responden melalui kuesioner yang telah
disiapkan. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari instansi
C. Analisis Data
Analisis data merupakan proses dalam menyederhanakan data ke
bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.
Analisis data yang digunakan dalam evaluasi ini adalah analisis
diskriptif kuantitatif dan kualitatif. Analisis diskriptif kuantitatif digunakan
untuk menganalisis variabel yang ada secara deskriptif dengan menghitung
distribusi frekuensi berbentuk tabel yang meliputi pengetahuan, sikap dan
keterampilan responden terhadap penggunaan pupuk organik
Pengukuran perilaku petani dalam kegiatan evaluasi ini dilakukan pada
tingkat senyatanya, yaitu dalam kenyataan sehari- hari pelaksanaan
usahatani. Variabel dalam penelitian ini diukur pada tingkat ukuran ordinal,
dengan memberikan skor pada semua pertanyaan yang menyusun variabel.
Skor ini kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan skor gabungan
(Singarimbun). Pemberian skor tersebut diadakan dalam jenjang (3,2,1),
sehingga setiap responden ini diperoleh jumlah nilai skor. Dengan diberikan
suatu orde atau urutan tertentu dalam titik skala, responden dapat
diklasifikasikan dalam tingkatan penilaian rendah sampai tinggi (Van
Zanten).
Luas Lahan
No. Nama Alamat
Pekarangan (are)
1. ANTON SARURAN BATU LIMBONG 0,25
2. AGUSTINA LILING BATU LIMBONG 0,25
3. RANTE PABUTUNGAN BATU LIMBONG 0,25
4. DAUD MASSANDERAN BATU LIMBONG 0,25
5. YUSUF SALU BATU LIMBONG 0,25
6. EDWANTO TANAN BATU LIMBONG 0,20
7. BOKKO BATU LIMBONG 0,20
8. PITER KAMBUNO BATU LIMBONG 0,20
9. DOMINIKUS DEDA BATU LIMBONG 0,20
10. ARIS GANDI BATU LIMBONG 0,20
11. DENGEN RUKUA BATU LIMBONG 0,20
12. MARLIANIS ROMBE TODING BATU LIMBONG 0,20
13. LANGI BATU LIMBONG 0,20
14. NAOMI ROMBE BATU LIMBONG 0,20
15. LAMBA BATU LIMBONG 0,20
16. FREDERIKA ROMBE BATU LIMBONG 0,20
17. NETE KARANGAN BATU LIMBONG 0,20
18. LIMBONG BUA BATU LIMBONG 0,20
Evaluasi Dampak Penyuluhan Pertanian 12
“Penggunaan Pupuk Organik pada Tanaman Sayuran”
Luas Lahan
No. Nama Alamat
Pekarangan (are)
D. Perilaku Petani
Perilaku merupakan suatu bentuk hasil pengetahuan dan sikap
kemudian akan membentuk suatu tindakan yang menunjukkan perilaku
individu. Bentuk perilaku tersebut bersumber dari pengaruh lingkungan
eksternal dan internal. Perilaku yang dimiliki masing-masing individu
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan evaluasi dampak
penyuluhan penggunaan pupuk organik pada tanaman sayuran, adalah sebagai
berikut :
1. Hasil evaluasi program penyuluhan penggunaan pupuk organik tercapai,
yaitu seluruh responden menggunakan pupuk organik untuk meningkatkan
produksi usahataninya, utamanya pada budidaya sayuran.
2. Tingkat pengetahuan petani responden mengenai teknik pembuatan dan
penerapan yang tepat pupuk organik masih rendah, akibat masih kurangnya
penyuluhan yang diberikan pada kelompok tani.
B. Saran
1. Perlu dilakukan penyuluhan yang terus menerus agar petani lebih
paham manfaat, teknik pembuatan, dan cara pengaplikasikan pupuk
organik yang tepat serta bagaimana mengelolah lahan pertanian
dengan baik.
2. Pengadaan demplot pertanian organik perlu dilakukan untuk
mempercepat diseminasi teknologi.
Agsriyani, Dwi, dkk. 2013. Analisis Perilaku Kerja Petani Sayur Di Kelurahan
Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru. Skripsi Jurusan
Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau.
1. Nama Petani :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Pendidikan :
5. Jumlah Anggota Keluarga :
6. Luas Lahan :
7. Alamat :
8. Kelompok Tani :
Kuisioner Responden
a. Pemupukan susulan diberikan dalam bentuk cair atau padat, dinilai atas
kategori :
1) Selalu memberikan (3)
2) Kadang-kadang memberikan (2)
3) Tidak pernah memberikan (1)
4. Panen dan pasca panen meliputi alat yang digunakan saat panen proses
pencucian sayur yang diukur dari :
Pengetahuan
1. Apakah saudara mengetahui pupuk organik
a. Tahu
b. Kurang Tahu
c. Tidak tahu