Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Optimalisasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia optimalisasi yaitu tertinggi, paling
baik, sempurna, terbaik, paling menguntungkan, Mengoptimalkan berarti menjadikan
sempurna, menjadikan paling tinggi, menjadikan maksimal, optimalisasi berarti
pengoptimalan. Sedangkan optimalisasi menurut Poerdwadarminta yaitu hasil yang
dicapai sesuai dengan keinginan, jadi optimalisasi merupakai pencapaian hasil sesuai
harapan secara efektif dan efesien. Berdasarkan pendapat diatas optimalisasi adalah suatu
upaya maksimal yang dilakukan agar mendapatkan hasil yang sesuai harapan. Fungsi
merupakan sekelompok aktivitas yang tergolong pada jenis yang sama berdasarkan
sifatnya, pelaksanaan ataupun pertimbangan lainnya. Fungsi menurut Moekijat yaitu
fungsi adalah sebagai suatu aspek khusus dari suatu tugas tertentu. Berdasarkan pendapat
diatas, fungsi adalah sebuah kegiatan yang sama dan sesuai dengan yang seharusnya
berdasarkan sifat dan pelaksanaanya.

Menurut Purwowidodo lahan mempunyai pengertian yairtu suatu lingkungan fisik yang
mencakup iklim, relief tanah, hidrologi, dan tumbuhan yang sampai pada batas tertentu
akan mempengaruhi kemampuan penggunaan lahan.

Berdasarkan pendapat diatas lahan merupakan suatu lingkungan yang berwujud meliputi
keadaan iklim, relief tanah, hidrologi, dan tanaman yang memberikan pengaruh pada
penggunaan lahan. Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang
dilakukan manusia mengahasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber
energi, serta untuk mengelola lingkungan hidup. Oleh karenanya sektor pertanian adalah
sektor yang paling dasar dalam perekonomian yang merupakan penopang kehidupan
produksi sektorsektor lainnya seperti subsektor perikanan, subsektor perkebunan,
subsektor perternakan. Menurut Mosher , pertanian adalah suatu bentuk produksi yang
khas, yangdidasarkan pada proses pertumbuhan tanaman dan hewan. Petani mengelola
danmerangsang pertumbuhan tanaman dan hewan dalam suatu usaha tani,
dimanakegiatan produksi merupakan bisnis, sehingga pengeluaran dan pendapatansangat
penting artinya.

Berdasarkan pendapat diatas pertanian adalah sebuah kegiatan yang melipui kegiatan
pengelolaan lahan pertanian baik itu bercocok tanam maupun pemanfaatan dari
tumbuhan dan hewan yang memberikan income menguntungkan dengan memperhatikan
pengeluaran dn pendapatan. Peningkatan berasal dari kata tingkat yang berarti jenjang
sedangkan pengertian perekonomian adalah suatu keadaan (kondisi) dalam mengatur
rumah tangga guna memenuhi kebutuhan hidup melalui kegiatan.Adapun kegiatan-
kegiatan tersebut diantaranya produksi, distribusi, konsumsi.8 Berdasarkan pendapat
diatas peningkatan adalah kenaikan, sedangkan perekonomian adalah sebuah kondisi
pengelolaan aktivitas dalam kebutuhan hidup seperti produksi, distribusi dan konsumsi.
Indonesia adalah Negara agraris, sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia salah
satunya dipengaruhi dari sektor pertanian. Karena sektor pertanian merupakan sektor
yang strategis dan berperan penting dalam perekonomian nasional dan kelangsungan
hidup masyarakat, terutama dalam sumbangan terhadap Prodak Domestik Bruto (PDB),
Penyedia lapangan kerja dan penyediaan pangan dalam negeri.

Namun sumber daya alam yang melimpah di sektor pertanian, belum menjamin
kesejahtraan para petani dikarenakan banyak hal, salah satunya pemampaatan lahan
pertanian yang belum optimal. Pemanfaatanlahan perlu disesxuaikan dengan kondisi
agroekologinya agar usaha pertanian tersebut dapat berkelanjutan. Dan agar dapat
mendukung suatu pemanfaatan sumberdaya lahan diperlukan pengetahuan mengenai sifat
lahan. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah pendekatan parametrik
(parametric approach). Pendekatan parametrik adalah sistem klasifikasi dan pembagian
lahan atas dasar pengaruh atau nilai ciri lahan tertentu dan kemudian mengkombinasikan
pengaruh-pengaruh tersebut untuk memperoleh kesesuaiannya.

Provinsi lampung adalah salah satu provinsi yang memiliki kontribusi dalam sektor
pertanian, bahkan menurut Arinal (Gubernur Lampung) dalam wawancara pada jum’at
tanggal 19 Juni 2020, Lampung berkontribusi nasional dalam sektor pertanian sebesar
3,96 persen. Sedangkan produksi nasional di sektor tersebut 54,6 juta ton. Saat ini,
Lampung menempati posisi peringkat 2 produksi padi se-Sumatra, dan peringkat 6 secara
nasional. Lampung memiliki luas lahan 390.327 hektar dan Kabupaten Tanggamus
menempati urutan terluas ke enam dari kabupaten lainnya dengan luas lahan sawah
irigasi seluas 20.713 hektar dan lahan sawah non irigasi seluas 2.367 hektar, sehingga
total luas lahan sawah di kabupaten Tanggamus yaitu 23.080 hektar.

Berdasarkan peraturan daerah Kabupaten Tanggamus No.6 Tahun 2017 tentang


perlindungan lahan pertanian Bab IV Tentang Pengembangan, bagian Kesatu: Optimasi
Lahan Pertanian Pangan BerkelanjutanPasal 10 Berbunyi: 1) Pemerintah Daerah
melakukan pengembangan terhadap Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
(PLP2B) melalui optimasi lahan pangan; 2) Optimasi lahan PLP2B sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi: a) Intensifikasi, b) Ekstensifikasi dan; c) Diversifikasi.

Namun demikian pelaksanaan optimalisasi lahan pertanian dalam peningkatan ekonomi


masyarakat tidak selalu berjalan maksimal, selain dari masalah iklim juga dipengaruhi
oleh masih ada petani yang belum mengikuti program optimalisasi lahan pertanian. Hal
ini sebagai mana hasil penelitian yang dilakukan oleh Zulkifli Basri menunjukan bahwa
1) Adanya peningkatan hasil pertanian pada petani yang mengikuti program optimalisasi
lahan sebesar 0,3 ton/hektar, dengan kata lain bahwa petani yang mengikuti program
optimalisasi lahan pertanian mengalami peningkatan keuntungan dari hasil produksi
pertanian dibandingkan dengan petani yang tidak mengikuti program. 2). Faktor iklim
menyebabkan indeks pertanaman yang dilakukan petani tidak mengalami peningkatan
100%.
Selain itu, hasil penelitian yang dilakukan oleh Nyoman Suardika dapat ditarik beberapa
kesimpulan, 1) meskipun optimalisasi lahan pertanian yang dilakukan petani mengalami
peningkatan hasil, namun petani perlu menerapkan kombinasi kegiatan usaha tani,
sehingga mendapatkan hasil maksimal. 2) Tidak adanya kesetabilan harga menyebabkan
petani mengalami kerugian. 3) Tidak adanya efesiensi dalam penggunaan sumber daya
manusia, sehingga biaya dalam proses produksi tinggi.

1.2 Rumusan Masalah

Dаri urаiаn lаtаr bеlаkаng pеmikirаn di аtаѕ, dapat dirumuѕkаn mаѕаlаh yаng ditеliti
dаlаm pеnеlitiаn ini yaitu Apa yang melatar belakangi kurangnya partisipasi anggota
kelompok tani dalam kegiatan optimalisasi fungsi lahan pertanian dalam peningkatan
ekonomi masyarakat di Desa Way Halom Kecamatan Talang Padang Kabupaten
Tanggamus

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai
berikut : Apa yang melatar belakangi kurangnya partisipasi anggota kelompok tani dalam
kegiatan optimalisasi fungsi lahan pertanian dalam peningkatan ekonomi masyarakat di
Desa Way Halom Kecamatan Talang Padang Kabupaten Tanggamus.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Optimalisasi Secara Konseptual


1. Pengertian Optimalisasi

Optimasi atau optimalisasi adalah proses pencarian solusi yang terbaik, tidak selalu keuntungan
yang paling tinggi yang bisa dicapai jika tujuan pengoptimalan adalah memaksimumkan keuntungan,
atau tidak selalu biaya yang paling kecil yang bisa ditekan jika tujuan pengoptimalan adalah
meminimumkan biaya.

Optimasi fungsi lahan pertanian adalah usaha meningkatkan pemanfaatan sumber daya lahan
yang sementara tidak diusahakan atau IP rendah menjadi lahan usaha tani yang lebih produktif,
melalui perbaikan fisik dan kimiawi tanah serta bantuan sarana dan prasarana lainnya dalam
menunjang peningkatan areal tanam dan atau indek pertanaman (IP).

2. Tujuan Optimalisasi Fungsi Lahan Pertanian

Sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Daerah nomor 06 tahun 2017 tujuan dari
kegiatan optimalisasi lahan dalam Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah
untuk melindungi kawasan lahan pertanian pangan secara berkelanjutan, menjamin tersedianya
pertanian pangan secara berkelanjutan, mewujudkan kemandirian, ketahanan dan kedaulatan
pangan, melindungi kepemilikan lahan pertanian, meningkatkan kemakmuran serta kesejahtraan
petani dan masyarakat, meningkatkan perlindungan dan pemberdayaan petani, meningkatkan
menyediakan lapangan kerja bagi kehidupan yang layak, mempertahankan keseimbangan
ekologis, serta mewujudkan refitalisasi pertanian.

3. Tahapan Optimalisasi Fungsi Lahan Pertanian


a. Pembuatan petunjuk pelaksanaan
Pembuatan petunjuk pelaksanaan dilakukan oleh dinas propinsi sebagai penjabaran
dari pedoman teknis yang dibuat oleh pusat sesuai dengan kondisi daerah.
b. Pembuatan petunjuk teknis
Pembuatan petunjuk teknis dilakukan oleh dinas Kab./Kota sebagai penjabaran dari
Pedoman petunjuk pelaksanaan yang dibuat oleh propinsi sesuai dengan kondisi riil di
lapangan.
c. Koordinasi
Koordinasi dilakukan dengan instansi terkait di kabupaten/kota termasuk dengan aparat
desa dan masyarakat luas, untuk memperoleh dukungan dan kemudahan dalam
pelaksanaan kegiatan.
d. Sosialisasi
Sosialisasi bertujuan agar masyarakat mengetahui dengan jelas tentang rencana
kegiatan yang akan dilaksanakan, sehingga masyarakat bersedia berpartisipasi dan
bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan tersebut.
e. Inventarisasi Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL)
Inventarisasi calon petani dan calon lokasi (CPCL) dilakukan oleh petugas Dinas lingkup
Pertanian Kabupaten/Kota (Tim Teknis) berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk
memperoleh calon lokasi dan calon petani pelaksana kegiatan optimasi lahan.
Inventarisasi calon lokasi meliputi faktor-faktor pembatas/ kritis yang menyebabkan
lahan sementara tidak diusahakan dan IP rendah antara lain : modal, tenaga kerja,
prasarana, lahan, titik koordinat dll. Diharapkan pada tahun yang akan datang CPCL
sudah dilakukan pada tahun sebelumnya dan dimasukkan dalam E-Proposal.
f. Penetapan Lokasi dan Petani Pelaksana
Penetapan lokasi dan petani pelaksana berdasarkan hasil inventarisasi CPCL yang
memenuhi standar teknis dan kriteria, yaitu dipilih calon lokasi yang paling ringan faktor
pembatasnya. Selanjutnya ditetapkan dengan Surat Keputusan (SK) Kepala Dinas
Lingkup Pertanian Kabupaten/ Kota.
g. Musyawarah Kelompok Tani (Rembug Desa)
Musyawarah kelompok tani (rembug desa) dimaksudkan untuk menyusun perencanaan
secara partisipatif sesuai aspirasi masyarakat, sehingga diharapkan mereka akan merasa
memiliki dan bersedia memelihara kelanjutannya. Dalam musyawarah kelompok tani
(Rembug Desa), petugas bertindak sebagai fasilitator. Hasil dari musyawarah kelompok
tani menjadi bahan dalam penyusunan Rencana Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK).
h. Pembuatan Rekening Kelompok
Rekening kelompok diperlukan untuk menerima transfer dana dalam rangka bantuan
sosial ini dari dana Tugas Pembantuan. Rekening kelompok yang dimaksud merupakan
rekening bersama antara ketua kelompok dengan Kepala Dinas kabupaten/kota, dalam
bentuk rekening tabungan pada Bank Pemerintah terdekat.
i. Rancangan Teknis Sederhana (RTS) Rancangan Teknis Sederhana digunakan sebagai
acuan dalam pelaksanaan kegiatan fisik di lapangan dan dibuat dengan memperhatikan
kondisi lapangan, kebutuhan lapangan, kecukupan dana, kesediaan bahan-bahan
setempat berdasarkan hasil musyawarah kelompok tani. Rancangan Teknis sederhana
dibuat oleh Dinas Lingkup Pertanian Kabupaten/Kota. Hasil rancangan teknis sederhana
terdiri dari :
1. Sket lokasi yang menggambarkan keberadaan calon lokasi optimasi lahan dan
digambar pada peta administratif desa.
2. Rancangan teknis sederhana dapat dibuat dalam bentuk gambar tanpa skala (sket),
terdiri dari :
a. Gambar rancangan yang memuat ;
1) Batas lokasi optimasi lahan dan batas kepemilikan lahan masing-masing
petani peserta.
2) Lokasi bidang olah, calon pembangunan infrastruktur pertanian (jalan
usahatani, perbaikan saluran, dll).
b. Rancangan teknis sederhana yang lebih detail berikut ukuran / dimensi di
gambar jelas tersendiri.
c. Lay out (tata letak) lubang pertanaman (tanaman perkebunan dan hortikultura
tahunan sesuai rencana komoditi yang dikembangkan).
3. Jenis pekerjaan yang akan dilakukan dan rencana anggaran biaya (RAB).
4. Daftar definitif petani dan luas pemilikan lahan.
j. Penyusunan RUKK
Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK), berdasarkan hasil musyawarah
kelompok tani dan hasil Rancangan Teknis sederhana, dilaksanakan secara bersama-
sama antara petani dan petugas untuk menentukan kegiatan definitif yang akan
dilaksanakan.
k. Transfer dana
Mekanisme transfer dana mengacu pada pedoman pengelolaan dana bantuan sosial
yang dikeluarkan oleh Ditjen. PSP.
1. Indikator kinerja optimalisasi fungsi lahan pertanian
1) Indikator Keluaran (Outputs) Dengan peningkatan Indeks Pertanaman (IP) yang
rendah
2) Indikator Hasil (Outcomes) Meningkatkan indeks pertanaman (IP) pada
kawasan pangan sebesar 150%
2. Indikator Manfaat (benevifits)
1) Membaiknya sarana dan prasarana pada kawasan tanaman pangan
2) Terwujudnya peningkatan pendapatan masyarakat petani
3) Terciptanya mekanisme kerja kelompok tani yang efektif dan efesien
3. Indikator Dampak (impacts)
1) Terciptanya kehidupan masyarakat yang lebih baik
2) Terciptanya sumber-sumber pertumbuhan ekonomi
3) Terwujudnya ketahanan pangan daerah dan nasional.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Optimasi Ekonomi
adalah kemungkinan penyelesaian terbaik dari masalah. Optimasi dalam hal ini
maksudnya kita harus mampu menentukan langkah bagaimana penyelesaian terbaik dari
setiap masalah. Dalam optimasi ekonomi ada 4 masalah pokok yang akan dibahas
1. Maksimalisasi Nilai Perusahaan
2. Metode Penyajian Hubungan Ekonomi
3. Hubungan Nilai ekonomi: nilai total, nila rata-rata, dan nilai manajerial
4. Sebagai ala pengambil keputusan

Pengambilan keputusan manajerial merupakan proses penentuan solusi terbaik dari


berbagai alternative solusi terhadap suatu masalah tertentu. Manajer menggunakan alat
ekonomi manajerial untuk membantu dalam proses menemukan keputusan tindakan yang
terbaik. Sedangkan Keputusan optimal (optimal decision) adalah tindakan yang memberikan
hasil yang paling konsisten dengan tujuan pengambil keputusan.

n TRt - TCt
Nilai perusahaan = ∑ ≈ Present value

t =1 (1 + r)t

Memaksimumkan persamaan merupakan pekerjaan yang kompleks sebab mencakup faktor-


faktor penentu penerimaan, biaya, & tingkat diskonto (discount rate) untuk setiap tahun pada
masa yang akan datang. Dalam pembuatan keputusan manajerial, hal-hal penting yang harus
diperhatikan adalah faktor yang mempengaruhi harga, kuantitas & saling keterkaitan antara
faktor-faktor tersebut, a.l produk yang dirancang perusahaan, pengolahan, penjualan,
strategi marketing yang digunakan, kebijakan harga yang ditetapkan, bentuk perekonomian
yang sedang dihadapi, serta sifat persaingan yang dihadapinya di pasar → hubungan
penerimaan yang mencakup permintaan & penawaran → kompleksitas dalam analisis
pengambilan keputusan.

3.2 METODE DALAM MENGGAMBARKAN HUBUNGAN EKONOMI

Hubungan ekonomi dapat digambarkan dalam bentuk persamaan, tabel, atau grafik.
Bila hubungannya sederhana, tabel atau grafik dapat mencukupi. Namun bila hubungannya
rumit, menggambarkan hubungan dalam bentuk persamaan mungkin diperlukan.
Menggambarkan hubungan ekonomi dalam bentuk persamaan juga berguna karena kita dapat
mempergunakan teknik yang kuat dari kalkulus deferensial dalam menentukan solusi optimum
dari suatu masalah (cara yang paling efisien untuk perusahaan atau organisasi lain untuk
mencapai tujuan atau sasarannya).

a. Hubungan Fungsi: Persamaan.

Hubungan antara kuantitas (Q) dan total pendapatan (TR) dapat diekspresikan sebagai berikut:

TR = f (Q) <=> TR = P x Q

Misalnya harga produk yang bersifat konstan adalah Rp 1.000,00 per unit, maka hubungan
antara kuantitas yang terjual dengan total pendapatan secara tepat dapat dinyatakan dalam suatu
fungsi sebagai berikut:

TR = 1.000 Q

b. Hubungan Fungsi: Tabel dan Grafik.

Berikut ini disajikan data yang menggambarkan hubungan fungsi dan digambarkan dalam
suatu grafik.

Tabel 2.1 Hubungan antara Total Pendapatan dan Kuantitas

Kuantitas Produk Total Pendapatan (TR) = 1.000 Q


10 Rp 10.000
20 20.000
30 30.000

40 40.000

50 50.000
60 60.000

70 70.000
80 80.000

90 90.000
100 100.000
3.3 Hubungan Biaya Total, Rata-Rata, Dan Marginal

Hubungan antara biaya total, rata-rata dan marginal merupakan konsep serta ukuran yang
sangat penting dalam optimasi. Pada dasarnya hubungan antara biaya total, rata-rata dan
marginal adalah sama, baik untuk biaya, penerimaan, produksi maupun laba.

 Tujuan analisis ini adalah menentukan nilai dari variabel-variabel independen yang bisa
mengoptimalkan fungsi tujuan dari para pembuat keputusan.

Dalam hal ini; Hubungan Marginal didefinisikan sebagai perubahan variabel dependen
dari suatu fungsi yang disebabkan oleh perubahan salah satu variabel independen sebesar
satu unit.
Dalam fungsi TR, penerimaan marginal (MR) adalah perubahan penerimaan total yang
disebabkan oleh perubahan satu unit barang yang terjual.

Oleh karena proses optimisasi mencakup analisis diferensi atau perubahan-perubahan,


maka konsep marginal ini menjadi sangat penting yaitu menganalisis suatu fungsi tujuan
dengan melihat perubahan berbagai variabel independen serta pengaruhnya terhadap variabel
dependen → menyelidiki pengaruh marginal dari perubahan variabel-variabel independen
tersebut terhadap variabel dependennya.
 Hubungan biaya Total, Rata-rata dan biaya Marginal Perusahaan

Q TC AC = TC / Q MQ = DTC / DQ
0 20 - -
1 140 140 120
2 160 80 20
3 180 60 20
4 240 60 60
5 480 96 240

TC = FC + VC;

AC = AFC + AVC;

MC = DTC/DQ

1. Hubungan antara nilai rata-rata dengan marginal

Hubungan antara nilai rata-rata dengan marginal juga penting dalam pembuatan keputusan
manajerial. Karena nilai marginal menunjukkan perubahan dari nilai total, maka jika nilai
marginal tersebut lebih besar dari nilai rata-rata, pasti nilai rata-rata tersebut sedang menaik.
Misalnya, jika 10 pekerja rata-rata menghasilkan 200 unit output perhari, dan pekerja ke 11
(tambahan) menghasilkan 250 unit, maka output rata-rata dari n pekerja meningkat.

2. Penggambaran hubungan antara nilai total, marginal dan rata-rata

Slope adalah suatu ukuran kemiringan sebuah garis, dan didefinisikan sebagai tingginya
kenaikan (penurunan) per unit sepanjang sumbu horisontal. Slope dari sebuah garis lurus yang
melalui titik asal ditentukan dengan pembagian koordinat Y pada setiap titik pada garis tersebut
dengan koordinat X yang cocok.

Hubungan geometris antara nilai total, marginal dan rata-rata terlihat pada kurva 2.2b laba
total naik dari titik asal menuju titik C. karena garis yang digambarkan bersinggungan dengan
kurva laba total menjadi lebih curam jika titik singgung tersebut mendekati titik C, maka laba
menaik sampai titik singgung tersebut.

Selain hubungan nilai total rata-rata dan total marginal, hubungan antara nilai marginal
dengan rata-rata juga ditunjukan pada gambar 2.2 b. Pada tingkat output yang rendah dimana
kurva laba marginal terletak di atas kurva laba rata-rata, maka kurva laba rata-rata sedang
menaik. Walaupun laba marginal mencapai titik maksimum pada output Q1 dan kemudian
menurun, tapi kurva laba rata-rata terus meningkat sepanjang kurva laba marginal masih di
atasnya.
3. Penurunan kurva total dari kurva marginal atau rata-rata

Penurunan laba total dari kurva laba rata-rata (b). Laba total adalah laba rata-rata dikalikan
jumlah output. Laba total yang sesuai dengan output Q1, misalnya adalah laba rata-rata (A)
dikalaikan output (Q1). Laba total tersebut sama dengan luas bidang segi empat OABQ1.

Hubungan yang sama terjadi antara laba marginal dengan laba total. Secara geometris, laba
total tersebut ditunjukan oleh daerah Y sampai kuantitas output yang ditentukan. Tingkat output
Q1 laba total sama dengan bidang bawah kurva laba marginal yaitu bidang OCQ1.

1) Hubungan Nilai Total Dengan Nilai Rata-rata

=> Nilai rata-rata adalah nilai total dibagi jumlah barang yang diproduksi atau terjual

2) Hubungan Nilai Total Dengan Nilai Marginal

=> jika nilai marginal positif, maka nilai total bersifat naik

=> jika nilai marginal negative, maka nilai total bersifat menurun

=> jika nilai marginal tidak positif dan tidak negative atau ( 0 ), maka nilai total bersifat tidak
naik dan tidak turun atau disebut stagnasi

3) Hubungan Nilai Rata-rata Dengan Nilai Marginal


=> jika nilai marginal > nilai rata-rata, maka nilai rata-rata tersebut sedang menaik (bersifat
naik)

=> jika nilai margina < nilai rata-rata, maka nilai rata-rata akan menurun

=> jika nilai marginal = nilai rata-rata, maka akan terjadi titik potong antara garis nilai rata-rata
dengan garis nilai marginal dan pada titik potong tersebut nilai rata-rata dalam keadaan
maksimum.

Grafik

1) Hubungan Nilai Total Dengan Nilai Rata-rata


=> pada setiap titik sepanjang kurva nilai total, nilai rata-rata yang cocok ditunjukkan
oleh kemiringan garis lurus yang ditarik dari titik 0 menuju titik tertentu. Perhatikan
grafik!

Grafik 1. Hubungan nilai total dengan nilai rata-rata

2) Hubungan Nilai Total Dengan Nilai Marginal


=> jika garis lurus yang menyinggung kurva nilai total bersifat positif, maka nilai total
meningkat
=> jika garis lurus yang menyinggung kurva nilai total bersifat negative, maka nilai total
menurun
=> jika garis lurus yang menyinggung kurva nilai total tidak positif dan tidak negative (setara
dengan 0), maka nilai total juga tidak mengalami penaikan dan penurunan. Perhatikan grafik
dibawah!
Grafik 2. Hubungan nilai total dengan nilai marginal

3) Hubungan Nilai Rata-rata Dengan Nilai Marginal


=> pada produksi / tingkat output yang terjual rendah, kurva nilai marginal selalu diatas kurva
nilai rata-rata (marginal > nilai total), artinya nilai rata-rata sedang naik
=> walaupun nilai marginal mencapai titik maksimum pada Q1 dan kemudian menurun, tetapi
kurva rata-rata terus meningkat
=> pada tingkat Q2, nilai marginal = nilai rata-rata, saat itu nilai rata-rata maksimum, setelah
melampaui Q2 laba marginal sudah dibawah nilai rata-rata, akibatnya nilai rata-rata menurun.
Perhatikan grafik!

Anda mungkin juga menyukai