Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN

PENERAPAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PPHT) SKALA


LUAS
TANAMAN PADI
TAHUN ANGGARAN 2021

UPTD BALAI PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN


PANGAN DAN HORTIKULTURA
DINAS TANAMAN PANGAN DAN PANGAN DAN
HORTIKULTURA
PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
TAHUN ANGGARAN 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
berkah dan rahmat-Nya sehingga Laporan Kegiatan Penerapan
Pengendalian Hama Terpadu (PPHT) Skala Luas Tanaman Padi Tahun
Anggaran 2021 dapat diselesaikan.
Tujuan kegiatan PPHT Skala Luas Tanaman Padi ini adalah untuk
menumbuhkan prakarsa, motivasi, dan kemampuan petani/ kelompok tani
dalam mengelola agroekosistem serta melaksanakan pengendalian OPT
sesuai prinsip PHT secara bersama-sama dalam satu hamparan dan
menerapkan prinsip PHT skala luas (hamparan) dalam upaya
pengamanan pertanaman dari serangan OPT.
Dalam Laporan ini disajikan hasil pelaksanaan PPHT, kendala, dan
evaluasi nya. Kepada semua pihak yang telah ikut membantu menyusun
laporan ini diucapkan terima kasih. Kritik dan saran demi perbaikan
terhadap kekurangan-kekurangan yang ada sangat kami harapkan.

Bandar Lampung, Agustus 2021


Kepala UPTD Balai Proteksi
Tanaman
Pangan dan Hortikultura
Provinsi Lampung,

Ir. Bagiyo Warsito


NIP. 19640228 199103 1 005
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Usaha tani tanaman pangan khususnya padi merupakan


komoditas utama yang menjadi sumber mata pencaharian sebagian
besar petani di Indonesia. Komoditas tersebut berperan penting dalam
menggerakkan perekonomian di pedesaan.
Kebutuhan beras dari waktu ke waktu cenderung meningkat.
Beras sampai saat ini masih menjadi sumber pangan pokok bagi
sebagian penduduk Indonesia dan dunia. Pemenuhan kebutuhan
komoditas tersebut perlu terus diupayakan dengan produksi yang tinggi
dan aman dari gangguan OPT, untuk mewujudkan ketahanan pangan
nasional.
Perlindungan tanaman sebagai bagian integral dari sistem
budidaya tanaman menjadi pilar penting pengamanan produksi
tanaman pangan, Undang-Undang Republik Indonesia No. 12 Tahun
1992 tentang sistem Budidaya Tanaman, Pasal 20 mengamanatkan
bahwa perlindungan tanaman dilaksanakan dengan sistem
Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dan pelaksanaannya mejadi
tanggungjawab masyarakat dan pemerintah. Apabila terjadi eksplosi
serangan OPT dan petani/masyarakat tidak mampu lagi mengatasinya,
maka pengendalian OPT menjadi tanggung jawab Pemerintah bersama
masyarakat.
Keberhasilan perlindungan tanaman sangat dipengaruhi oleh
pengetahuan, pemahaman, dan penerapan Sistem PHT oleh petani.
Sistem PHT mengedepankan pengelolaan agroekosistem dan teknologi
pengendalian OPT berbasis sumber daya alam yang ramah
lingkungan, diantaranya penggunaan agens pengendali hayati (APH),
pestisida nabati, dan teknologi pengendalian spesifik lokasi. Penerapan
dan pemasyarakatan Sistem PHT telah dikembangkan sejak awal

3
tahun 1990 melalui Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu
(SLPHT) yang dibiayai Program Nasional PHT.
SLPHT merupakan salah satu wadah pemberdayaan petani
melalui metode partisipatoris untuk melatih petani menyampaikan
pendapat dan ide-idenya secara aktif sehingga petani mampu
menyelesaikan permasalahan dan membuat keputusan terkait
pengelolaan agroekosistemnya. Berdasarkan hasil evaluasi, SLPHT
terbukti mampu meningkatkan pengetahuan bertani para petani,
menurunkan intensitas serangan OPT, menurunkan frekuensi
penggunaan pestisida kimia, meningkatkan produktivitas, dan
meningkatkan penghasilan petani. Pelaksanaan program SLPHT juga
menghasilkan petani-petani maju yang menjadi pionir atau pelopor
tumbuh kembangnya kelembagaan PHT di masyarakat.
Capaian positif dalam pelaksanaan SLPHT perlu dilanjutkan dan
dikembangkan agar memberikan dampak yang signifikan terhadap
peningkatan produksi komoditas padi secara nasional. Salah satu
bentuk pendekatan pengembangan SLPHT adalah melalui penerapan
dan pengembangan PHT pada skala yang luas (hamparan) tanpa
batas wilayah administratif.
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan menindaklanjuti upaya
pengembangan PHT tersebut melalui kegiatan Penerapan PHT (PPHT)
Skala Luas tanaman padi pada komoditas. Kegiatan ini diharapkan
mampu memberikan kontribusi nyata dalam upaya peningkatan
produksi tanaman pangan, khususnya padi.

B. Tujuan

Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia Revisi 2021


merupakan penyesuaian Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas
Serealia TA. 2021 yang disusun pada situasi pandemi Covid-19 sebagai
panduan/acuan bagi pelaksana kegiatan dalam melaksanakan kegiatan
tersebut.

4
II. RUANG LINGKUP PELAKSANAAN PENERAPAN PHT SKALA LUAS
TANAMAN PADI

A. Pengertian

Penerapan PHT Skala Luas Serealia Revisi 2021 merupakan kegiatan


pemberdayaan petani untuk menerapkan prinsip-prinsip PHT dalam budidaya
tanaman padi dan jagung pada satu hamparan luas tanpa dibatasi wilayah
administrasi dalam situasi Pandemi Covid-19.

B. Keluaran

1. Tumbuhnya prakarsa, motivasi dan kemampuan kelompok tani untuk


mengelola agroekosistem dan melaksanakan pengendalian OPT
sesuai dengan prinsip PHT.

2. Terlaksananya penerapan prinsip PHT pada skala luas untuk


mengamankan pertanaman padi dari gangguan OPT sehingga
tercapai peningkatan produksi.

C. Sasaran
1. Petani/kelompok tani mampu mengelola agroekosistem dan
mengendalikan OPT sesuai prinsip PHT.
2. Prinsip PHT diterapkan oleh petani secara luas.

D. Pelaksana Kegiatan

Kegiatan PPHT Skala Luas Serealia Revisi 2021 dilaksanakan oleh


kelompok tani/gabungan kelompok tani pelaksana kegiatan dengan
pendampingan dan pembinaan oleh petugas pendamping (POPT, PL/Kepala
UPTD), Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, Laboratorium Pengamatan Hama
dan Penyakit (LPHP), Dinas Pertanian Provinsi/BPTPH, dan Direktorat
Perlindungan Tanaman Pangan. Kelompok tani pelaksana kegiatan adalah
kelompok tani atau gabungan kelompok tani yang memiliki keabsahan
(pengukuhan) dari instansi berwenang yang direkomendasikan oleh Dinas
Pertanian.

5
E. Pembiayaan

1. Pembiayaan kegiatan PPHT Skala Luas Serealia berasal


dari Dana Dekonsentrasi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2021
2. Fasilitasi bahan dan/atau sarana pendukung penerapan PHT,
diberikan dalam bentuk Bantuan Pemerintah (Banpem) melalui
mekanisme transfer uang ke rekening kelompok tani/gabungan
kelompok tani. Banpem tersebut termasuk dalam Akun Belanja
Barang Lainnya untuk Diserahkan kepada Masyarakat/Pemerintah
Daerah
3. Penerima Banpem adalah kelompok tani/gabungan kelompok tani
yang terpilih melalui identifikasi calon petani dan calon lokasi (CPCL),
untuk selanjutnya ditetapkan melalui Keputusan Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) dan disahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran
(KPA).

6
III. TATA LAKSANA PENERAPAN PHT SKALA LUAS
TANAMAN PADI

A. Peserta

Peserta Penerapan PHT Skala Luas tanaman padi adalah kelompok


tani atau gabungan kelompok tani dengan kriteria sebagai berikut:
1. Memiliki anggota berjumlah paling sedikit 25 orang.
2. Berasal dari satu atau lebih kelompok tani/gapoktan dalam satu
hamparan.
3. Memiliki 5 orang Petani Pengamat atau petani yang mampu
menjadi Petani Pengamat.

B. Lokasi, Waktu, dan Jenis Kegiatan

Lokasi Penerapan PHT Skala Luas tanaman padi adalah


hamparan seluas paling sedikit 25 ha tanpa batas wilayah administratif.
Hamparan dibagi menjadi 5 (lima) sub hamparan secara proporsional.
Kegiatan dilaksanakan selama satu musim tanam, mulai dari
masa pra tanam sampai dengan panen. Pelaksanaannya dibagi menjadi
2 (dua) tahapan yaitu:
1. Kegiatan Pra Tanam
Kegiatan pra tanam dilaksanakan dalam bentuk Pertemuan
Koordinasi. Pertemuan Koordinasi dilakukan untuk
mensosialisasikan kegiatan sehingga dapat diterima oleh
masyarakat serta memperoleh dukungan dari aparat pemerintah
dan tokoh masyarakat setempat. Selain itu, diharapkan dapat
dibahas tentang penelusuran budidaya dan rencana aksi oleh
kelompok tani pelaksana kegiatan.
2. Kegiatan Pasca Tanam
Kegiatan pasca tanam berisi kegiatan Pertemuan Pembahasan
Agroekosistem yang diawali dengan pengamatan agroekosistem
oleh petani pengamat. Pertemuan Pembahasan Agroekosistem

7
dilaksanakan sebanyak 3 kali. Dalam setiap kegiatan, kelompok
tani didampingi oleh petugas pendamping yaitu POPT atau
PPL/Kepala UPTD.

C. Tahapan Kegiatan
Operasional kegiatan PPHT Skala Luas Padi Revisi 2021 dalam
pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi perkembangan saat ini
terkaithimbauan pemerintah atas kejadian Pandemi Covid 19 agar dalam
melakukan aktivitas kegiatanmengikuti protokol kesehatan antara lain
aturan Jaga Jarak (Physical Distancing), pemakaian masker
kain/kesehatan, rajin cuci tangan, dan meminimalkan jumlah interaksi
(menghindari kerumunan).

Tahapan kegiatan PPHT Skala Luas Serealia Revisi 2021


dilaksanakan dengan uraian sebagai berikut:
1. Kegiatan Pra Tanam
Pertemuan Koordinasi dilakukan antara aparat pemerintah, tokoh
masyarakat, petugas pendamping dan perwakilan kelompok tani
pelaksana kegiatan.
Pertemuan dilanjutkan dengan persiapan kelompok tani untuk
merancang budidaya tanaman yang tahan/toleran terhadap serangan
OPT. Strategi pengelolaan OPT didasarkan pada permasalahan yang
dihadapi dan potensi wilayah masing-masing pelaksana kegiatan.
Kegiatan ini menghasilkan rancangan bersama penerapan teknik
budidaya tanaman, seperti: teknik pengolahan tanah, pola tanam,
sistem tanam, jarak tanam, penggunaan varietas dan sarana produksi
lainnya yang ramah lingkungan. Rancangan bersifat lokal spesifik
disesuaikan dengan kondisi lapangan.
Pertemuan Koordinasi hanya difasilitasi 1 kali dengan jumlah peserta
kegiatan tersebut tidak melebihi dari 10 orang. Jika kegiatan ini tidak
memungkinkan dilaksanakan karena pertimbangan protokol
kesehatan, diupayakan dilakukan dalam bentuk komunikasi online
atau komunikasi alternatif lainnya sesuai kondisi setempat.

8
2. Kegiatan Pasca Tanam
a. Pengamatan Agroekosistem
Pengamatan agroekosistem dilakukan oleh Petani Pengamat yang
ditunjuk oleh petugas pendamping atau atas kesepakatan anggota
kelompok tani pelaksana kegiatan.
Pengamatan agroekosistem dilakukan berdasarkan fase
pertumbuhan tanaman yaitu pada fase vegetatif awal, vegetatif
akhir, dan generatif awal. Selain dari itu, pengamatan agrokosistem
dalam periode mingguan dilakukan secara swadaya.
Pengamatan agroekosistem dilakukan oleh lima orang Petani
Pengamat, masing-masing pada satu sub hamparan.
Metode pengamatan sub hamparan pada tanaman padi mengacu
pada Petunjuk Teknis Pemantauan dan Pengamatan serta
Pelaporan Organisme Pengganggu Tumbuhan dan Dampak
Perubahan Iklim, sebagaimana tercantum dalam Keputusan
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 55/Hk.310/C/8/2015.
Dalam ketentuan tersebut terdapat beberapa model pengamatan
antara lain model diagonal terpanjang, model zig zag, dan model
huruf U.
Model diagonal terpanjang merupakan salah satu metode
pengamatan yang digunakan dalam pengamatan mingguan sub
hamparan. Metode ini dilakukan dengan menetapkan 3 (tiga) unit
sampel/contoh yang berada pada diagonal terpanjang. Pada setiap
unit contoh diamati 10 rumpun/tanaman contoh seperti terlihat pada
Gambar 1. Akan tetapi, apabila terjadi kecenderungan peningkatan
serangan OPT, jumlah unit contoh dapat ditambah dan disesuaikan
dengan kondisi pertanaman. Faktor-faktor yang diamati meliputi:
jumlah anakan/kondisi tanaman, intensitas serangan, populasi OPT
dan musuh alami, serta faktor lingkungan abiotik dan biotik lainnya.
Hasil pengamatan mingguan dianalisis setiap minggu oleh petani
pengamat. Penentuan unit sampel/contoh seperti terlihat pada
gambar 1 di bawah ini.

9
10 rumpun/Unit Contoh

10 rumpun/Unit Contoh

10 rumpun/Unit Contoh

Subhamparan

Gambar 1. Sebaran Unit Contoh pada Sub hamparan

Keterangan : Satuan unit contoh padi : rumpun

b. Evaluasi Hasil Pengamatan


Pertemuan Pembahasan dilaksanakan sebanyak 3 kali yaitu
ada masa vegetatif awal, vegetatif akhir, dan generatif awal.
Namun apabila terjadi permasalahan yang bersifat insidental
dan berpotensi mengganggu pencapaian produksi, maka
interval waktu pertemuan dapat disesuaikan waktunya.
Beberapa permasalahan tersebut antara lain: populasi OPT di
atas ambang ekonomi (ambang pengendalian), adanya potensi
peningkatan serangan OPT, terjadi ledakan populasi OPT, dll.
pertemuan ini melibatkan Petani Pengamat dan perwakilan
kelompok tani. Dalam pelaksanaannya didampingi oleh petugas
pendamping (POPT atau PPL/Kepala UPTD setempat).
Agenda Pertemuan Pembahasan meliputi:
1) Evaluasi Hasil Pengamatan
Kegiatan ini dilakukan untuk membahas dan menganalisis
hasil pengamatan hamparan. Kegiatan diawali dengan
pemaparan hasil pengamatan oleh petani pengamat. Dalam
kegiatan analisis ini petugas pendamping berperan dalam
menumbuhkan sikap kritis petani dalam berdiskusi untuk
merespon dinamika permasalahan yang terjadi di lapangan.
2) Pengambilan Keputusan
Kegiatan ini merupakan kesepakatan pengambilan keputusan
secara musyawarah yang berisi rencana tindak lanjut petani
hamparan. Hasil dari pembahasan dan analisis kegiatan
sebelumnya menjadi dasar pengambilan keputusan.

10
3) Bimbingan Teknis
Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan kapasitas petani
dalam melakukan pengendalian OPT berdasarkan prinsip-
prinsip PHT.
Materi/topik yang dibahas berdasarkan kebutuhan
pengetahuan utama petani dan kondisi pertumbuhan tanaman
di lapangan. Beberapa topik yang dapat diambil diantaranya :
- Pengenalan agroekosistem
- Pengenalan hama dan penyakit
- Pengenalan musuh alami
- Metode pengamatan OPT
- Perbanyakan APH / pestisida nabati /PGPR / MoL, dll.
- Biodiversitas / tanaman refugia
- Aplikasi pestisida secara 6 tepat
- Kalibrasi dan pemeliharaan sarana pengendalian
- Residu pestisida dan dampaknya
- Analisis usaha tani
- dst.
Kegiatan Pertemuan Pembahasan hanya difasilitasi 3 kali
pertemuan. Namun apabila diperlukan pertemuan tambahan
dapat dilaksanakan secara swadaya.
Jumlah peserta dalam kegiatan tersebut tidak melebihi 10
orang. Dari jumlah tersebut terdapat perwakilan petani
pengamat, petani hamparan, dan petugas pendamping.Jika
kegiatan ini tidak memungkinkan dilaksanakan karena
pertimbangan protokol kesehatan, diupayakan dilakukan dalam
bentuk komunikasi online atau komunikasi
alternatif lainnya sesuai kondisi setempat.
Kegiatan Hari Lapangan Petani atau Farmer Field Day (FFD)
yang dilakukan pasca panen berupa ekspose hasil-hasil
kegiatan, pameran, serta pertemuan rencana tindak lanjut tidak
dapat dimuat dalam Petunjuk Teknis PPHT Skala Luas Serealia
Tahun 2021 revisi ini terkait protokol kesehatan yang
menganjurkan untuk menghindari
adanya kerumunan orang.

11
D. Jenis dan Penyaluran Bantuan Pemerintah
1.Jenis Bantuan

Fasilitasi Banpem dalam Kegiatan PPHT Skala Luas Serealia


Revisi 2021 dibelanjakan untuk penyediaan bahan pupuk organik,
bahan APH / pestisida nabati / PGPR / MoL, benih atau bibit
tanaman refugia.
Penanaman tanaman refugia merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan biodiversitas (keanekaragaman hayati) dalam suatu
agroekosistem. Tanaman refugia difungsikan sebagai tempat
singgah, tempat berlindung dan sumber pakan alternatif bagi
musuh alami.
Penanaman refugia diutamakan pada lokasi? lokasi yang tidak
terganggu pada saat olah tanah dan panen, misalnya di
pematang, sepanjang jalur irigasi dan/atau di pinggir jalan dekat
lahan usaha tani. Tanaman refugia yang ditanam berupa tanaman
berbunga seperti bunga matahari (Helianthus annuus), kenikir
(Cosmos caudatus), bunga tahi ayam/Marigold (Tagetes sp.),
bunga jengger ayam (Celosia cristata), kembang kertas (Zinnia
sp.), wijen (Sesamum sp.) dll., atau kombinasi tanaman berbunga
tersebut.

2. Penyaluran Bantuan Pemerintah

Penyaluran Banpem mengacu pada Keputusan Direktur Jenderal


Tanaman Pangan Nomor 220/HK.310/12/2019 tentang
Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah Program Peningkatan
Produksi, Produktivitas, dan Mutu Hasil Tanaman Pangan Tahun
Anggaran 2020.

12
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PPHT skala luas padi sawah tahun anggaran 2021 yang dilaksanakan
di Desa Bhakti Negara Kecamatan Baradatu Kabupaten Wa Kanan dari
bulan April sampai dengan Agustus 2021.
Pada pelaksanaan kegiatan PPHT skala Luas padi sawah seluas 25
Ha di Kelompok tani Bhakti Tani Desa Bhakti Negara Kecamatan
Baradatu Kabupaten Way Kanan memberi perlakuan aplikasi pupuk
organik kompos dengan dosis 1 Ton/Ha dengan tujuan untuk memperbaiki
tekstur tanah, aplikasi agens hayati metharizium dan corinei bakterisida
dalam pengendalian OPT di lahan kegiatan PPHT skala luas padi sawah.
Penanaman tanaman refugia di areal kegiatan PPHT skala luas padi
sawah untuk tempat hidup musuh alami dan parasitoid sebagai
pengendalian alami OPT hama.
Pengamatan selama kegiatan pelaksanaan PPHT Skala luas padi
sawah dilaksanakan 1 minggu sekali sebanyak 12 minggu (1 musim
tanam) dengan item pengamatan :
Populasi dan intensitas OPT, populasi musuh alami, tinggi tanaman,
keadaan pertama dan keadaan lingkungan di areal tanaman padi sawah
lokasi kegiatan PPHT skala luas padi sawah, oleh petani pengamat di
dampingi petugas lapang yaitu Pengendali Organisme Pengganggu
Tumbuhan (POPT) dan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL)
Dengan perlakuan – perlakuan yang dilaksanakan pada kegiatan
PPHT skala luas padi sawah berdampak sangat baik untuk meningkatkan
produksi dan menekan serangan OPT

13
Tabel 1. Perbandingan serangan OPT di lokasi PPHT Skala Luas Padi
Sawah pada saat kegiatan dengan musim tanam yang sama Tahun
sebelumnya

Kabupaten/ Serangan OPT (Ha)


Kecamatan/ Kelompok tani
Tahun 2020 Tahun 2021
Desa
PWay Kanan Bhakti Tani WBC 6 Ha (Intensitas 10- WBC 0,25 Ha (Intensitas dan
Baradatu 25% dan puso 2 Ha. Tikus 2 puso tida ada. Tikus 0,25 Ha
Bhakti Negara
Ha (Intensitas 20%) (Intensitas 10%) penggerek
penggerek batang 3 Ha dan batang 1 Ha dan
Xhantomonas 5 Ha, Neck Xhantomonas 2 Ha, Neck
blast 2 Ha ( Semua kriteria blast 1 Ha ( Semua kriteria
ringan) ringan)tidak

Dari tabel di atas, jika dibandingkan serangan OPT di musim yang sama
tahun sebelumnya dengan waktu pelaksanaan PPHT tampak bahwa serangan
OPT di lokasi PPHT menurun dibandingkan musim tanam tahun sebelumnya,
serangan OPT walaupun ada populasinya tetapi masih di bawah ambang
kendali, sedangkan yang sudah ada serangan luasan nya menurun
dibandingkan tahun sebelumnya dan masih dalam kriteria serangan ringan.
Dengan pengamatan teratur, penggunaan agens hayati, dan pengurangan
penggunaan pestisida kecuali di atas apabila serangan sudah di atas ambang
kendali, secara keseluruhan di lokasi PPHT OPT dapat terkendali.
Jika dilihat dari produktivitasnya di lokasi PPHT di musim sebelumnya
adalah sebagai berikut:

14
Tabel 2. Perbandingan Produktivitas Padi Sawah di lokasi PPHT Skala Luas
Padi Sawah pada saat kegiatan dengan musim tanam yang sama
Tahun sebelumnya

Kabupaten/ Produktivitas (Ton/ha)

Kecamatan/ Kelompok tani MT yang sama Tahun


MT pada saat Kegiatan
sblumnya
Desa
Way Kanan Bhakti Tani 6,5 6,0
Baradatu
Bhakti Negara

Untuk produktivitas tanaman dalam kegiatan PPHT ini meningkat


berkisar yaitu 6,5 ton/Ha sedangkan pada musim yang sama tahun
sebelumnya 6,0 ton/Ha. Hal ini membuktikan bahwa penambahan pupuk
organik, penggunaan agens hayati dan PGPR, dan perlakuan lain yang
sesuai PHT bisa meningkatkan produktivitas. Pada musim sebelumnya
belum semua petakan menambahkan pupuk organik atau walaupun sudah
menggunakan tetapi jumlah nya masih sedikit sekali, selain itu sebagian
besar juga belum menggunakan agens hayati, PGPR, penanaman refugia,
dll.
Kendala dan permasalahan yang dihadapi di masing-masing unit PPHT
beragam, solusi dan rekomendasi terkait permasalahan tersebut adalah
sebagai berikut:

15
Tabel 3. Permasalahan dan Solusi Selama Kegiatan PPHT Skala Luas

Tanaman Padi Sawah TA. 2021 dan Rekomendasi Kegiatan untuk Tahun

berikut nya:

Kabupaten/ Rekomendasi untuk Kegiatan


Kecamatan/ Kelompok tani Permasalahan Solusi
Tahun berikutnya
Desa
Bhakti Tani Penggunaan pestisida Memberikan pemahaman Menghimbau kepada petani

kimia yang masih tinggi kepada petani peserta untuk menggunakan agens

dan tidak kegiatan PPHT untuk tidak pengendali hayati dalam

Way Kanan direkomendasikan untuk menggunakan pestisida kimia pengendalian OPT

pengendalian OPT jika serangan atau populasi

OPT masih di bawah ambang

kendali
Baradatu
Bhakti Negara

Walaupun masih ada kendala/permasalahan yang timbul selama kegiatan

PPHT, namun manfaat kegiatan PPHT yang dirasakan oleh petani adalah:

1. Menggalakkan petani untuk menggunakan agens hayati sebagai bahan

pengendali OPT karena mereka sudah praktek langsung cara

perbanyakannya dan relatif mudah untuk tingkat petani.

2. Menyadarkan petani untuk mengurangi ketergantungan pada pestisida

kimia.

3. Petani menjadi lebih tertarik untuk selalu menggunakan pupuk

organik/kompos dan agens hayati karena mereka bisa praktek dan melihat

16
langsung manfaat penggunaan bahan-bahan tersebut bagi tanaman dan

lingkungan sekitar tanaman.

4. Petani bisa merasakan sendiri manfaat refugia yang di tanam di lahan

sawah mereka sehingga mendorong mereka untuk terus memelihara/

menanamnya.

5. Petani sudah mulai memanfaatkan limbah hasil panen dan kotoran ternak

sebagai kompos yang selama ini belum digunakan .

17
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. PPHT Skala Luas Padi Tahun Anggaran 2021 yang dilaksanakan di


kelompok tani Bhakti Tani desa Bhakti Negara Kabupaten Way Kanan
berlangsung dari April s.d Agustus 2021
2. Pelaksanaan PPHT sudah sesuai dengan petunjuk teknis yang ada.
3. Perbandingan serangan OPT saat pelaksanaan kegiatan PPHT secara
keseluruhan menurun dibandingkan dengan musim yang sama tahun
sebelumnya.
4. Produktivitas tanaman dalam kegiatan PPHT ini meningkat dimana pada
musim gadu ini produktivitas nya 6,5 ton/Ha sedangkan pada musim yang
sama tahun sebelumnya 6,0 ton/Ha.
5. Walaupun masih ada kendala/permasalahan yang timbul selama kegiatan
PPHT, namun manfaat kegiatan PPHT yang dirasakan oleh petani.

B. Saran

Perlu adanya monitoring/evaluasi pasca kegiatan PPHT di masing-


masing lokasi agar pada musim-musim tanam berikutnya petani tetap
menerapkan PHT di pertanaman nya.

18
Gambar 1. Pertemuan petani peserta program PPHT Padi Sawah Desa
Bhakti Negara Kecamatan Baradatu Kabupaten way Kanan T.A
2021

19
Gambar 2. Kegiatan Pembagian pupuk organik program PPHT Padi Sawah
Desa Bhakti Negara Kecamatan Baradatu Kabupaten Way
Kanan T.A 2021.

20
Gambar 3. Kegiata pembuatan agen hayati program PPHT Padi Sawah Desa
Bhakti Negara Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan T.A 2021

21
Gambar 4. Kegiatan pengamatan rutin program PPHT Padi Sawah Desa
Bhakti negara Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan 2

22

Anda mungkin juga menyukai