Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
berkah dan rahmat-Nya sehingga Laporan Kegiatan Penerapan
Pengendalian Hama Terpadu (PPHT) Skala Luas Tanaman Padi Tahun
Anggaran 2021 dapat diselesaikan.
Tujuan kegiatan PPHT Skala Luas Tanaman Padi ini adalah untuk
menumbuhkan prakarsa, motivasi, dan kemampuan petani/ kelompok tani
dalam mengelola agroekosistem serta melaksanakan pengendalian OPT
sesuai prinsip PHT secara bersama-sama dalam satu hamparan dan
menerapkan prinsip PHT skala luas (hamparan) dalam upaya
pengamanan pertanaman dari serangan OPT.
Dalam Laporan ini disajikan hasil pelaksanaan PPHT, kendala, dan
evaluasi nya. Kepada semua pihak yang telah ikut membantu menyusun
laporan ini diucapkan terima kasih. Kritik dan saran demi perbaikan
terhadap kekurangan-kekurangan yang ada sangat kami harapkan.
A. Latar Belakang
3
tahun 1990 melalui Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu
(SLPHT) yang dibiayai Program Nasional PHT.
SLPHT merupakan salah satu wadah pemberdayaan petani
melalui metode partisipatoris untuk melatih petani menyampaikan
pendapat dan ide-idenya secara aktif sehingga petani mampu
menyelesaikan permasalahan dan membuat keputusan terkait
pengelolaan agroekosistemnya. Berdasarkan hasil evaluasi, SLPHT
terbukti mampu meningkatkan pengetahuan bertani para petani,
menurunkan intensitas serangan OPT, menurunkan frekuensi
penggunaan pestisida kimia, meningkatkan produktivitas, dan
meningkatkan penghasilan petani. Pelaksanaan program SLPHT juga
menghasilkan petani-petani maju yang menjadi pionir atau pelopor
tumbuh kembangnya kelembagaan PHT di masyarakat.
Capaian positif dalam pelaksanaan SLPHT perlu dilanjutkan dan
dikembangkan agar memberikan dampak yang signifikan terhadap
peningkatan produksi komoditas padi secara nasional. Salah satu
bentuk pendekatan pengembangan SLPHT adalah melalui penerapan
dan pengembangan PHT pada skala yang luas (hamparan) tanpa
batas wilayah administratif.
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan menindaklanjuti upaya
pengembangan PHT tersebut melalui kegiatan Penerapan PHT (PPHT)
Skala Luas tanaman padi pada komoditas. Kegiatan ini diharapkan
mampu memberikan kontribusi nyata dalam upaya peningkatan
produksi tanaman pangan, khususnya padi.
B. Tujuan
4
II. RUANG LINGKUP PELAKSANAAN PENERAPAN PHT SKALA LUAS
TANAMAN PADI
A. Pengertian
B. Keluaran
C. Sasaran
1. Petani/kelompok tani mampu mengelola agroekosistem dan
mengendalikan OPT sesuai prinsip PHT.
2. Prinsip PHT diterapkan oleh petani secara luas.
D. Pelaksana Kegiatan
5
E. Pembiayaan
6
III. TATA LAKSANA PENERAPAN PHT SKALA LUAS
TANAMAN PADI
A. Peserta
7
dilaksanakan sebanyak 3 kali. Dalam setiap kegiatan, kelompok
tani didampingi oleh petugas pendamping yaitu POPT atau
PPL/Kepala UPTD.
C. Tahapan Kegiatan
Operasional kegiatan PPHT Skala Luas Padi Revisi 2021 dalam
pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi perkembangan saat ini
terkaithimbauan pemerintah atas kejadian Pandemi Covid 19 agar dalam
melakukan aktivitas kegiatanmengikuti protokol kesehatan antara lain
aturan Jaga Jarak (Physical Distancing), pemakaian masker
kain/kesehatan, rajin cuci tangan, dan meminimalkan jumlah interaksi
(menghindari kerumunan).
8
2. Kegiatan Pasca Tanam
a. Pengamatan Agroekosistem
Pengamatan agroekosistem dilakukan oleh Petani Pengamat yang
ditunjuk oleh petugas pendamping atau atas kesepakatan anggota
kelompok tani pelaksana kegiatan.
Pengamatan agroekosistem dilakukan berdasarkan fase
pertumbuhan tanaman yaitu pada fase vegetatif awal, vegetatif
akhir, dan generatif awal. Selain dari itu, pengamatan agrokosistem
dalam periode mingguan dilakukan secara swadaya.
Pengamatan agroekosistem dilakukan oleh lima orang Petani
Pengamat, masing-masing pada satu sub hamparan.
Metode pengamatan sub hamparan pada tanaman padi mengacu
pada Petunjuk Teknis Pemantauan dan Pengamatan serta
Pelaporan Organisme Pengganggu Tumbuhan dan Dampak
Perubahan Iklim, sebagaimana tercantum dalam Keputusan
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 55/Hk.310/C/8/2015.
Dalam ketentuan tersebut terdapat beberapa model pengamatan
antara lain model diagonal terpanjang, model zig zag, dan model
huruf U.
Model diagonal terpanjang merupakan salah satu metode
pengamatan yang digunakan dalam pengamatan mingguan sub
hamparan. Metode ini dilakukan dengan menetapkan 3 (tiga) unit
sampel/contoh yang berada pada diagonal terpanjang. Pada setiap
unit contoh diamati 10 rumpun/tanaman contoh seperti terlihat pada
Gambar 1. Akan tetapi, apabila terjadi kecenderungan peningkatan
serangan OPT, jumlah unit contoh dapat ditambah dan disesuaikan
dengan kondisi pertanaman. Faktor-faktor yang diamati meliputi:
jumlah anakan/kondisi tanaman, intensitas serangan, populasi OPT
dan musuh alami, serta faktor lingkungan abiotik dan biotik lainnya.
Hasil pengamatan mingguan dianalisis setiap minggu oleh petani
pengamat. Penentuan unit sampel/contoh seperti terlihat pada
gambar 1 di bawah ini.
9
10 rumpun/Unit Contoh
10 rumpun/Unit Contoh
10 rumpun/Unit Contoh
Subhamparan
10
3) Bimbingan Teknis
Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan kapasitas petani
dalam melakukan pengendalian OPT berdasarkan prinsip-
prinsip PHT.
Materi/topik yang dibahas berdasarkan kebutuhan
pengetahuan utama petani dan kondisi pertumbuhan tanaman
di lapangan. Beberapa topik yang dapat diambil diantaranya :
- Pengenalan agroekosistem
- Pengenalan hama dan penyakit
- Pengenalan musuh alami
- Metode pengamatan OPT
- Perbanyakan APH / pestisida nabati /PGPR / MoL, dll.
- Biodiversitas / tanaman refugia
- Aplikasi pestisida secara 6 tepat
- Kalibrasi dan pemeliharaan sarana pengendalian
- Residu pestisida dan dampaknya
- Analisis usaha tani
- dst.
Kegiatan Pertemuan Pembahasan hanya difasilitasi 3 kali
pertemuan. Namun apabila diperlukan pertemuan tambahan
dapat dilaksanakan secara swadaya.
Jumlah peserta dalam kegiatan tersebut tidak melebihi 10
orang. Dari jumlah tersebut terdapat perwakilan petani
pengamat, petani hamparan, dan petugas pendamping.Jika
kegiatan ini tidak memungkinkan dilaksanakan karena
pertimbangan protokol kesehatan, diupayakan dilakukan dalam
bentuk komunikasi online atau komunikasi
alternatif lainnya sesuai kondisi setempat.
Kegiatan Hari Lapangan Petani atau Farmer Field Day (FFD)
yang dilakukan pasca panen berupa ekspose hasil-hasil
kegiatan, pameran, serta pertemuan rencana tindak lanjut tidak
dapat dimuat dalam Petunjuk Teknis PPHT Skala Luas Serealia
Tahun 2021 revisi ini terkait protokol kesehatan yang
menganjurkan untuk menghindari
adanya kerumunan orang.
11
D. Jenis dan Penyaluran Bantuan Pemerintah
1.Jenis Bantuan
12
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
PPHT skala luas padi sawah tahun anggaran 2021 yang dilaksanakan
di Desa Bhakti Negara Kecamatan Baradatu Kabupaten Wa Kanan dari
bulan April sampai dengan Agustus 2021.
Pada pelaksanaan kegiatan PPHT skala Luas padi sawah seluas 25
Ha di Kelompok tani Bhakti Tani Desa Bhakti Negara Kecamatan
Baradatu Kabupaten Way Kanan memberi perlakuan aplikasi pupuk
organik kompos dengan dosis 1 Ton/Ha dengan tujuan untuk memperbaiki
tekstur tanah, aplikasi agens hayati metharizium dan corinei bakterisida
dalam pengendalian OPT di lahan kegiatan PPHT skala luas padi sawah.
Penanaman tanaman refugia di areal kegiatan PPHT skala luas padi
sawah untuk tempat hidup musuh alami dan parasitoid sebagai
pengendalian alami OPT hama.
Pengamatan selama kegiatan pelaksanaan PPHT Skala luas padi
sawah dilaksanakan 1 minggu sekali sebanyak 12 minggu (1 musim
tanam) dengan item pengamatan :
Populasi dan intensitas OPT, populasi musuh alami, tinggi tanaman,
keadaan pertama dan keadaan lingkungan di areal tanaman padi sawah
lokasi kegiatan PPHT skala luas padi sawah, oleh petani pengamat di
dampingi petugas lapang yaitu Pengendali Organisme Pengganggu
Tumbuhan (POPT) dan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL)
Dengan perlakuan – perlakuan yang dilaksanakan pada kegiatan
PPHT skala luas padi sawah berdampak sangat baik untuk meningkatkan
produksi dan menekan serangan OPT
13
Tabel 1. Perbandingan serangan OPT di lokasi PPHT Skala Luas Padi
Sawah pada saat kegiatan dengan musim tanam yang sama Tahun
sebelumnya
Dari tabel di atas, jika dibandingkan serangan OPT di musim yang sama
tahun sebelumnya dengan waktu pelaksanaan PPHT tampak bahwa serangan
OPT di lokasi PPHT menurun dibandingkan musim tanam tahun sebelumnya,
serangan OPT walaupun ada populasinya tetapi masih di bawah ambang
kendali, sedangkan yang sudah ada serangan luasan nya menurun
dibandingkan tahun sebelumnya dan masih dalam kriteria serangan ringan.
Dengan pengamatan teratur, penggunaan agens hayati, dan pengurangan
penggunaan pestisida kecuali di atas apabila serangan sudah di atas ambang
kendali, secara keseluruhan di lokasi PPHT OPT dapat terkendali.
Jika dilihat dari produktivitasnya di lokasi PPHT di musim sebelumnya
adalah sebagai berikut:
14
Tabel 2. Perbandingan Produktivitas Padi Sawah di lokasi PPHT Skala Luas
Padi Sawah pada saat kegiatan dengan musim tanam yang sama
Tahun sebelumnya
15
Tabel 3. Permasalahan dan Solusi Selama Kegiatan PPHT Skala Luas
Tanaman Padi Sawah TA. 2021 dan Rekomendasi Kegiatan untuk Tahun
berikut nya:
kimia yang masih tinggi kepada petani peserta untuk menggunakan agens
kendali
Baradatu
Bhakti Negara
PPHT, namun manfaat kegiatan PPHT yang dirasakan oleh petani adalah:
kimia.
organik/kompos dan agens hayati karena mereka bisa praktek dan melihat
16
langsung manfaat penggunaan bahan-bahan tersebut bagi tanaman dan
menanamnya.
5. Petani sudah mulai memanfaatkan limbah hasil panen dan kotoran ternak
17
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
18
Gambar 1. Pertemuan petani peserta program PPHT Padi Sawah Desa
Bhakti Negara Kecamatan Baradatu Kabupaten way Kanan T.A
2021
19
Gambar 2. Kegiatan Pembagian pupuk organik program PPHT Padi Sawah
Desa Bhakti Negara Kecamatan Baradatu Kabupaten Way
Kanan T.A 2021.
20
Gambar 3. Kegiata pembuatan agen hayati program PPHT Padi Sawah Desa
Bhakti Negara Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan T.A 2021
21
Gambar 4. Kegiatan pengamatan rutin program PPHT Padi Sawah Desa
Bhakti negara Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan 2
22