Anda di halaman 1dari 28

KERANGKA ACUAN KERJA

PEKERJAAN JASA KONSULTAN DESAIN & SUPERVISI


PROYEK UPLAND, Loan IsDB No. IDN 1024

A. Latar belakang Proyek


Pengembangan pertanian di lahan kering dan /atau dataran tinggi di Indonesia selama ini
masih mendapat perhatian terbatas. Hal ini karena lahan kering dan /atau dataran tinggi
memiliki kesuburan rendah, lereng curam, dan jeluk/kedalaman tanah dangkal (shallow soil
depths), yang sebagian besar ditemukan di daerah pegunungan dan berbukit. Kondisi ini
menyebabkan lahan peka terhadap erosi, terutama jika ditanami untuk tanaman semusim.
Kendala lain yang dihadapi yaitu keterbatasan air di lahan kering sehingga menyebabkan
kegiatan budidaya pertanian tidak dapat dilakukan sepanjang tahun.
Meskipun terdapat banyak kendala seperti tersebut di atas sebetulnya lahan di dataran
tinggi memiliki potensi besar untuk pengembangan pertanian seperti tanaman pangan
(sawah), hortikultura (buah, sayuran), dan perkebunan karena kondisi agroklimat yang
mendukung. Beberapa tanaman hortikultura seperti kentang, bawang, manggis dll serta
tanaman perkebunan seperti kopi sangat cocok dikembangkan di daerah/lahan yang
mempunyai ketinggian cukup bahkan sampai lebih dari 1.000 m di atas muka laut (1.000 m
dpl)
Pendekatan sistem pertanian terpadu menjadi tantangan dan harus dikembangkan untuk
peningkatan produktivitas yang berkelanjutan, dengan komoditi bukan hanya pada
produksi tanaman pangan dataran tinggi, yang cenderung merupakan kegiatan berisiko
tinggi yang membutuhkan input tinggi, namun merupakan sistem pertanian terpadu
dengan komoditi tanaman tahunan baik tanaman hortikultura maupun tanaman
perkebunan dan ternak. Produk pertanian tersebut tidak hanya untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri namun juga untuk diekspor, sehingga dipilih jenis tanaman yang
mempunyai pasar internasional, seperti manggis dan mangga. Melalui Pembangunan

Term of Reference of Desaign and Supervision Cnsultants, Proyek Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu di Daerah Dataran Tinggi.
Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian
1
Pertanian Dataran Tinggi Terpadu, diharapkan dapat memberikan beberapa keuntungan
dalam pencapaian program Kedaulatan Pangan di Indonesia.
Sesuai kebijakan pemerintah untuk mengurangi kesenjangan ekonomi dan pembangunan,
mempromosikan produk pertanian bernilai tinggi dan ketahanan pangan serta
meningkatkan kesejahteraan petani, maka pertanian dataran tinggi perlu mendapat
perhatian dalam program pembangunan pertanian. Paradigma baru dalam pembangunan
pertanian perlu diterapkan di daerah tersebut, guna mengatasi keterbatasan fisik,
lingkungan, sosial dan kelembagaan seperti pembangunan jalan usahatani, pemilihan
metoda irigasi yang sesuai, pertanian inovatif termasuk penggunaan mekanisasi, penerapan
praktik konservasi tanah dan air, serta pendekatan agribisnis tanaman-ternak secara
terpadu.
Melalui konsep proyek yang disusun secara holistic dan terintegrasi pada skala aktifitas
usaha tani, yang dimulai dari fase penyiapan lahan dan air, aktifitas budidaya, kegiatan
penanganan pasca penen serta pemasaran (dari mulai fase on-farm sampai fase off-farm)
diharapkan mampu menyerap tenaga kerja petani, meningkatkan nilai tambah
petani/masyarakat melalui pembentukan kelembagaan di tingkat petani maupun daerah
secara professional.
Dalam rangka merealisasikan rancangan kegiatan tersebut, pemerintah Indonesia melalui
Kementerian Pertanian telah mendapat pinjaman dari Islamic Development Bank (IsDB)
dan International Fund for Agricultural Development (IFAD) untuk membiayai proyek
The Development of Integrated Farming System at Upland Areas Project (UPLAND
Project).
Proyek UPLAND terdiri atas 4 komponen utama antara lain adalah : (i) peningkatan
produktivitas dan pembentukan ketahanan pertanian; (ii) pengembangan agribisnis dan
fasilitasi peningkatan pendapatan masyarakat; (iii) penguatan sistem kelembagaan; (iv)
manajemen proyek.

Term of Reference of Desaign and Supervision Cnsultants, Proyek Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu di Daerah Dataran Tinggi.
Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian
2
Komponen 1 : Peningkatan Produktivitas dan Pembentukan Ketahanan Pertanian.
Komponen ini memiliki dua sub-komponen yang dirancang untuk peningkatan
produktivitas da pembentukan ketahanan rumah tangga pertanian di daerah dataran tinggi.
Sub-komponen pada komponen 1 terdiri dari : (i) Pengembangan Lahan dan Infrastruktur;
(ii) Produksi dan Pengelolaan Pertanian. Komponen 1 akan dilaksanakan oleh Unit
Pelaksana Proyek Kabupaten (PIU) dan dikoordinasikan oleh Unit Pengelola Proyek tingkat
Pusat (NPMU) dengan didukung oleh konsultan desain dan supervisi ( Design and
Supevision Consultant) serta Tenaga Ahli Teknis Individual.
1.1. Pengembangan Lahan dan Infrastuktur. Kegiatan pengembangan lahan dilaksanakan
dengan mengacu kepada teknik konservasi lahan dan air untuk mengurangi risiko erosi
dan tanah longsor karena kegiatan budidaya. Kegiatan ini akan disesuaikan dengan
spesifik lokasi berdasarkan topografi, jenis tanah, iklim dan komoditas yang akan
dikembangkan. Sub-Komponen pengembangan lahan dilakukan melalui teknik
konservasi lahan dan air mencakup pekerjaan penyiapan lahan dalam rangka kegiatan
budidaya tanaman, terasering, penggunaan stabilisator bio-engineering tanah seperti
mulsa dan penanaman tanaman pencegah erosi serta pembangunan jalan produksi dan
jalan usaha tani. Proyek juga akan membangun infrastuktur irigasi seperti rehabilitasi
dan/atau pembangunan jaringan irigasi, sistem irigasi tetes (drip irrigation) dan
sprinkler, kolam penampungan air, sumur dangkal, bendungan kecil, dam parit,
embung, pompanisasi dan pipanisasi. Proyek berada di 198 desa dengan luas lahan
pertanian seluas 13.355 ha yang melibatkan 24.757 orang masyarakat/petani dan
tergabung dalam 653 kelompok tani. Pelaksanaan pekerjaan infrastuktur akan
dilakukan dengan melibatkan partisipasi kelompok tani/gabungan kelompok tani atau
dilakukan kontraktor swasta, tergantung pada sifat pekerjaannya. Proses pengadaan
kontraktor swasta dilakukan melalui tender nasional.
1.2. Produksi dan Pengelolaan Pertanian. Dalam kegiatan pengembangan komoditas di
masing-masing kabupaten, seluruh petani akan mendapatkan pelatihan budidaya

Term of Reference of Desaign and Supervision Cnsultants, Proyek Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu di Daerah Dataran Tinggi.
Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian
3
tanaman dan mendapatkan dukungan teknis dalam peningkatan produksi dan
pengelolaan budidaya pertanian secara keseluruhan. Petani dalam melaksanakan
kegiatannya akan dibantu oleh tenaga penyuluh serta tenaga fasilitator. Kegiatan
pelatihan dan bantuan teknis terdiri dari Sekolah Lapang dengan serangkaian pelatihan
budidaya tanaman, teknik pertanian berkelanjutan (Good Agricultural Practices/GAP)
pada setiap komoditi yang dikembangkan, pengelolaan lahan, pemupukan, pengelolaan
air, pengendalian hama terpadu (PHT), pemanfaatan dan pengelolaan peralatan
pertanian berkelanjutan, teknik pemangkasan (untuk tanaman buah) dan kegiatan
panen dan pascapanen yang optimal di tingkat usahatani dan desa. Selain itu akan
dilaksanakan kegiatan demplot sebagai bentuk edukasi melalui kegiatan praktek
langsung di lapangan.
Untuk menunjang kegiatan budidaya tanaman, pada tahun pertama proyek akan
memfasilitasi satu kali investasi (one-time investment) untuk memfasilitasi
peningkatan produktivitas pertanian melalui penyediaan input pertanian seperti
bibit/benih berkualitas baik serta pupuk dan pestisida. Pada tahun selanjutnya petani
akan dapat meminjam modal usahatani melalui kredit keuangan mikro yang dananya
disediakan oleh proyek dengan mekanisme penyalurannya dilakukan oleh Bank yang
ditunjuk oleh Pemerintah Daerah.
Dalam pengembangan pertanian di dataran tinggi, penggunaan alat dan mesin
pertanian menjadi salah satu target yang akan digunakan. Jenis dan jumlah alat dan
mesin pertanian akan dipilih berdasarkan luas areal dan komoditas yang
dikembangkan. Alat dan mesin pertanian terdiri dari alat dan mesin pertanian untuk
pengolan lahan, penanaman, budidaya, pengendalian hama dan penyakit, pengendalian
gulma, panen, pasca panen serta sarana transportasi.
Melalui proyek ini akan dilakukan bantuan alat dan mesin pertanian kepada kelompok
tani, sebelumnya petani akan dilatih dalam pengoperasian dan pemeliharaan alsintan
Selain itu petani muda akan diberikan pelatihan pengelolaan alsintan melalui jasa sewa

Term of Reference of Desaign and Supervision Cnsultants, Proyek Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu di Daerah Dataran Tinggi.
Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian
4
(UPJA). Pemuda yang sudah terlatih dapat dipekerjakan oleh kelompok tani maupun
gabungan kelompok tani untuk mengawasi atau mengoperasikan alsintan yang dimiliki
poktan maupun gapoktan.
Komponen 2 : Pengembangan Agribisnis dan Fasilitasi Peningkatan Pendapatan Masyarakat
Komponen ini menitik beratkan kepada pendampingan terhadap pengembangan usaha
serta akses pasar. Dalam komponen ini terdapat 4 sub-komponen sebagai : (i).
Pengembangan Kelembagaan Petani; (ii). Dukungan Infrastruktur Pemasaran; (iii).
Penguatan Jaringan Pemasaran dan Kemitraan; (iv). Akses kepada Layanan Keuangan.
2.1. Pengembangan Kelembagaan Petani. Kelompok tani akan didorong untuk membentuk
gabungan kelompok tani yang selanjutnya dapat berperan menjadi Kelompok Usaha
Bersama (KUBE) yang pembentukannya berdasarkan pada lokasi yang saling
berdekatan. KUBE sekaligus memiliki fungsi sebagai Usaha Pelayanan Jasa Alsintan
(UPJA) dan penampungan hasil panen dari tiap kelompok tani. Hasil panen yang
ditampung akan disortir ditingkat KUBE untuk dilakukan pengolahan dan pemasaran
oleh lembaga profesional ditingkat kabupaten. Lembaga professional tersebut dapat
berupa Badan Usaha Milik Rakyat, Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) atau
Koperasi. Dalam pelaksanaannya, kegiatan penguatan kelembagaan ini didampingi dan
dibina oleh Dinas Pertanian Kabupaten. Kegiatan ini difokuskan pada pemberian
pelatihan dan peningkatan kapasitas petani kecil dalam mengembangkan usaha
pertanian secara profesional yang berorinetasi kepada model agribisnis. Para petani
akan dipandu dalam peningkatan pemahaman tentang produk yang menjadi
permintaan pasar dan dilatih dalam menghasilkan produk berkualitas. Proyek akan
memfasilitasi pembentukan kerjasama serta networking dengan pihak swasta (private
sector) seperti eksportir utama, pedagang besar dan pengecer untuk sharing
pengetahuan dan informasi kepada petani tentang permintaan pasar serta kualitas
produk yang diharapkan. Kelompok-kelompok petani akan diberikan pelatihan praktis
dalam sortasi, packaging, serta pengolahan hasil panen.

Term of Reference of Desaign and Supervision Cnsultants, Proyek Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu di Daerah Dataran Tinggi.
Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian
5
Pengembangan kelembagaan pengelolaan pertanian/peternakan di wilayah dataran
tinggi, dibangun melalui pembentukan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) di tingkat
budidaya dan kelembagaan profesional di tingkat kabupaten yang menaungi beberapa
KUBE di tingkat processing hasil pertanian. Pembentukan KUBE diutamakan pada
skala ekonomi lahan minimal tiap luasan 100 ha, namun disesuaikan dengan
ketersediaan lahan di daerah. KUBE sekaligus memiliki fungsi sebagai Usaha Pelayanan
Jasa Alsintan (UPJA) dan penampungan hasil panen dari tiap kelompok tani,
selanjutnya hasil panen yang ditampung dan disortir ditingkat KUBE untuk selanjutnya
dilakukan pengolahan dan pemasaran oleh lembaga profesional ditingkat kabupaten,
sebagai Badan Usaha Milik Rakyat. Dalam pelaksanaannya, kegiatan penguatan
kelembagaan ini didampingi dan dibina oleh Dinas Pertanian Kabupaten.
Penguatan kelembagaan petani terdiri dari pelatihan petani dan petugas serta fasilitasi
manajemen organisasi kelompok tani. Dalam upaya peningkatan kapasitas staf pusat,
provinsi dan kabupaten, akan dilaksanakan pelatihan, kursus singkat dan studi banding
terhadap aspek pengelolaan air dan sistem pengelolaan pertanian modern.
2.2. Dukungan Infrastruktur Pemasaran. Dalam upaya pengembangan pengelolaan hasil
pertanian secara profesional, melalui program ini akan difasilitasi dengan infrastruktur
dan sarana pemasaran mencakup gudang, fasilitas penyimpanan, sortasi produk serta
pengemasan dan peralatan fasilitas pengolahan. Untuk menyiapkan mata rantai
pengelolaan komoditas, proyek ini juga akan membangun gudang multi guna untuk
mendukung kegiatan pasca panen dan pengolahan hasil, termasuk fasilitas pendingin
dan penyimpanan/pergudangan. Untuk sub sektor peternakan akan dibangun kandang
ternak komunal, rumah potong hewan dan instalasi penanganan limbah. Semua
penyediaan alat dan mesin pertanian ini akan dilakukan memperhatikan jenis
komoditas, tipologi lahan dan kebutuhan petani yang tertuang dalam Rencana Usulan
Kelompok (RUK). Di tingkat kelompok tani akan disediakan fasilitas dan peralatan
untuk melakukan pengumpulan hasil pertanian, pengeringan serta sortasi awal. Di

Term of Reference of Desaign and Supervision Cnsultants, Proyek Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu di Daerah Dataran Tinggi.
Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian
6
tingkat KUBE akan disediakan fasilitas dan peralatan yang digunakan untuk
penanganan pasca panen serta pengemasan sedangkan fasilitas dan peralatan untuk
sortasi akhir, prosesing, penyimpanan dan distribusi produk segar dan/atau olahan
dilakukan di tingkat kabupaten (BLUD). Untuk beberapa kabupaten KUBE akan
menangani seluruh proses pasca panen sampai dengan pemasaran.
Di tingkat KUBE akan dibantu sarana pergudangan untuk melakukan kegiatan
pengumpulan hasil panen dan pemilahan/sortasi hasil panen, serta penyediaan alsintan
untuk kegiatan budidaya pertanian. Di tingkat kelembagaan profesional (tingkat
kabupaten) akan disediakan sarana pengolahan dan pengemasan hasil pertanian yang
sudah melalui tahapan sortasi di tingkat KUBE. Selanjutnya lembaga profesional di
tingkat kabupaten yang dibantu oleh Pemerintah Daerah setempat akan mencarikan
informasi produk pertanian yang memiliki nilai jual (peluang pasar) tinggi serta
menghubungkan dengan calon konsumen. Infrastruktur pada tingkat ini akan dikelola
dan dibina oleh Pemerintah Daerah.
Modal awal kelembagaan profesional di tingkat kabupaten berasal dari penyisihan hasil
panen dari tiap anggota kelompok tani yang disepakati, serta dukungan dari pemerintah
daerah setempat. Pada tingkat KUBE, pengelolaan modal awal didapat dari kegiatan
Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) yang besarnya disepakati antar KUBE dan
kelompok tani. Selain itu proyek akan menyediakan fasilitas keuangan mikro yang
mekanismenya ditentukan kemudian.
Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Pertanian Kabupaten diharapkan untuk
mengawasi infrastruktur bantuan proyek, serta mendampingi pelaksanaan kegiatan
tersebut. Kriteria kelayakan kelompok penerima bantuan akan dilaksanakan melalui
penyaringan yaitu diutamakan kelompok yang memiliki komitmen untuk
meningkatkan nilai skala usaha pertaniannya.
2.3. Penguatan Jaringan Pemasaran dan Kemitraan. Dalam rangka penguatan jaringan
pemasaran dan kemitraan ditingkat kelembagaan profesional akan dibantu konsultan

Term of Reference of Desaign and Supervision Cnsultants, Proyek Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu di Daerah Dataran Tinggi.
Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian
7
pendamping yang akan membantu membangun jaringan pasar dan pembuatan rencana
kegiatan pemasaran (market action plan). Rencana ini mempertimbangkan masukkan
dari kelompok tani, gapoktan dan pemerintah setempat terhadap peluang pemasaran
komoditas yang ditetapkan. Dokumen rencana kegiatan pemasaran akan di evaluasi
secara berkala terhadap kondisi dinamika pasar dan performa kinerja kelembagaan
profesional di tingkat kabupaten. Pada tahap awal kegiatan akan dilakukan studi dan
diskusi dengan petani mengenai harapan dari kelompok tani terkait pemasaran, jenis
pemasaran dan penyusunan rantai bisnis, kegiatan ini akan difasilitasi oleh tenaga ahli
teknis individual. Bantuan teknis ini dilakukan untuk upaya peningkatan kesiapan
pasar dan peningkatan kualitas produk yang akan dijual.
2.4. Akses Kepada Layanan Keuangan. Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pada
komponen 2, selain memanfaatkan modal awal dari penyisihan hasil produksi pertanian
dari kelompok tani, dan bantuan modal awal dari pemerintah daerah, melaui proyek
ini juga akan dikembangkan program pembiayaan mikro syariah. Penyaluran dana
pembiayaan kredit mikro akan dilakukan oleh Bank Pembangunan Daerah setempat
yang mekanismenya diatur oleh Surat Keputusan Bupati.
Komponen 3 : Penguatan Sistem Kelembagaan
Komponen kegiatan ini dibagi menjadi 4 sub-komponen : (i). peningkatan kapasitas
pegawai pemerintah ; (ii). kolaborasi kegiatan dengan hasil penelitian.
3.1. Penguatan Kapasitas Pegawai Pemerintah. Penguatan kapasitas pegawai pemerintah
pusat, provinsi dan kabupaten akan dilaksanakan melalui kegiatan pelatihan, kursus
singkat dan studi banding terhadap aspek pengelolaan air dan sistem pertanian
modern. Pelatihan untuk tenaga penyuluh akan dilaksanakan di tiap kabupaten dan
kecamatan dan diharapkan dapat membantu petani dalam pembinaan dan
pendampingan kegiatan budidaya, pengolahan hasil maupun pemasaran hasil
pertanian.
3.2. Kolaborasi dengan Penelitian. Dalam rangka meningkatkan produktifitas dan teknik
pengelolaan pertanian, melalui proyek ini akan dialokasikan dana untuk kegiatan
Term of Reference of Desaign and Supervision Cnsultants, Proyek Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu di Daerah Dataran Tinggi.
Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian
8
demonstrasi plot dengan bimbingan tenaga penyuluh pertanian dan fasilitator.
Kegiatan ini dikolaborasikan dengan kajian sesuai kebutuhan masing-masing
komoditas. Kegiatan ini meliputi teknik konservasi lahan dan air, adaptasi perubahan
iklim dan mitigasi kerusakan lingkungan serta pengembangan sistem informasi pasar.
Komponen 4 : Manajemen Proyek.
Kementerian Pertanian (MoA) melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana
Pertanian adalah instansi pelaksana proyek yang akan bertindak sebagai Unit Manajemen
Proyek (PMU). Fungsi utama PMU adalah mengatur kebijakan mengenai pelaksanaan
proyek dan bertanggung jawab atas pelaksanaan proyek dari mulai perencanaan,
pelaksanaan, administrasi, pemantauan dan pelaporan kegiatan proyek. Pelaksana harian
proyek diketuai oleh Manajer Proyek yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur
Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Dalam melaksanakan pekerjaannya PMU
dibantu oleh Project Management Consultant (PMC) yang bertugas memberikan masukan
manajerial kepada PMU, Design and Supervision Consultant (DSC) yang bertugas
mendesain dan melakukan pengawasan terhadap pembangunan infrakstuktur, serta
Agricultural Support Consultant (ASC) yang bertugas membantu PIU dalam kegiatan
budidaya dan pelatihan kepada petani.

B. Tujuan, Sasaran, Tugas dan Keluaran Konsultan


1) Tujuan penugasan konsultan desain dan supervise untuk membantu PMU dalam
merencanakan/membuat Detail Engineering Design (DED) kegiatan infrastuktur lahan
dan air serta melakukan supervise dalam pelaksanaan kegiatan.
2) Sasaran penugasan konsultan adalah membantu PMU proyek UPLAND dalam mencapai
indikator kinerja sebagaimana tercantum pada Annex 1 Logical Framework dari Project
Design Report IFAD.
3) Sedangkan tujuan yang diharapkan dari pekerjaan konsultan desain dan supervise
adalah sebagai berikut :
 Menjabarkan konsep proyek ke dalam bentuk desain proyek yang terintegrasi antar
komponen kegiatan;
 Membuat desain/DED kegiatan pengembangan lahan dan air;

Term of Reference of Desaign and Supervision Cnsultants, Proyek Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu di Daerah Dataran Tinggi.
Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian
9
 Membuat desain/DED kegiatan pengelolaan pasca panen;
 Menghitung biaya yang diperlukan untuk setiap jenis kegiatan;
 Pengawasan pelaksanaan kegiatan fisik di lapangan;
4) Keluaran yang dihasilkan dari konsultan desain dan supervisi adalah :
 Gambar Detail Engineering Desaign kegiatan konstruksi di 14 kabupaten;
 Owner Estimate (OE/HPS) kegiatan konstruksi di 14 kabupaten;
 Peta Sebaran Prasarana Sarana terkait dengan pelaksanaan proyek;
 Laporan Kemajuan kegiatan pengembangan lahan dan air serta kegiatan
pengelolaan pasca panen di 14 kabupaten.
 Laporan Pendahuluan, Bulanan, Triwulan, Tahunan dan Laporan Akhir;
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan konsultan desain dan supervise adalah untuk membantu Ditjen
Prasarana dan Sarana Pertanian dalam melaksanakan proyek UPLAND yang meliputi :
 Membuat desain system irigasi di tiap lokasi proyek beserta RAB-nya;
 Membuat desain jalan usahatani di tiap lokasi proyek beserta RAB-nya;
 Membuat desain bangunan gudang/gedung di tiap lokasi proyek beserta RAB-nya;
 Melakukan supervisi dan pengawasan pelaksanaan kegiatan konstruksi di tiap lokasi
proyek;
 Membuat laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan fisik dalam rangka penghitungan
jumlah pembayaran yang harus diberikan kepada pihak pelaksanan fisik;
 Mengkaji dokumen tender dan proses tender (kegiatan pra-kontrak) telah mematuhi
peraturan IsDB/IFAD dan Pemerintah Indonesia;
 Melakukan pengawasan lapangan terhadap kinerja kontraktor dalam melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan kontrak kerja yang sudah dibuat;
 Mengecek kecukupan material/bahan bangunan, peralatan, dan tenaga kerja yang
disediakan oleh kontraktor, metode kerja kontraktor dan tingkat kemajuan kerja

Term of Reference of Desaign and Supervision Cnsultants, Proyek Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu di Daerah Dataran Tinggi.
Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian
10
kontraktor. Jika diperlukan DSC berkoordinasi dengan PIU dapat mengambil tindakan
yang tepat untuk mempercepat kemajuan pekerjaan konstruksi;
 Memberikan saran alternatif jika kemajuan fisik dan/atau keuangan proyek tidak sesuai
dengan target yang telah ditetapkan;
 Bekerjasama dengan tenaga ahli pengadaan konsultan dari Project Management
Consultants untuk menyiapkan dokumen tender;
D. Lokasi Proyek, Jenis Kegiatan Fisik & Volume.
Proyek akan berlokasi di 14 kabupaten pada 7 (tujuh) propinsi, yaitu : kabupaten Lebak
provinsi Banten; kabupaten Subang, Tasikmalaya, Garut dan Cirebon provinsi Jawa Barat;
kabupaten Banjarnegara, Purbalingga dan Magelang provinsi Jawa Tengah, kabupaten
Malang dan Sumenep provinsi Jawa Timur; kabupaten Lombok Timur dan Sumbawa
provinsi Nusa Tenggara Barat; kabuapten Minahasa Selatan provinsi Sulawesi Utara; dan
kabupaten Gorontalo provinsi Gorontalo. Lokasi proyek serta luas area dan jenis komoditas
yang dikembangkan seperti terlihat pada Tabel 1. Sedangkan jenis kegiatan fisik yang akan
dilaksankan serta volumenya pada setiap kabupaten terlihat pada Tabel 2
Tabel 1 : Lokasi Proyek, Luas Area dan Jenis Komoditas
Jumlah Luas Area Project UPLAND (ha)
No. Kabupaten Komoditi yang dikembangkan
Kecamatan Desa Poktan Anggota Baru Eksisting Total
1 Banjarnegara 5 27 37 1,800 392 392 Kopi; kambing/domba (600 ekor)
2 Cirebon 14 43 77 2,250 535 1,000 1,535 Mangga Gedong Gincu
3 Garut 1 5 10 1,200 200 200 Bibit Kentang
4 Gorontalo 1 1 16 70 20 20 Pisang Gape
5 Lebak 3 8 23 830 330 120 450 Manggis
6 Lombok Timur 7 24 92 3,500 - 1,640 1,640 Bawang Putih
7 Magelang 5 32 94 5,900 - 2,000 2,000 Padi Organik
8 Malang 2 3 12 1,100 80 220 300 Bawang Merah
9 Minahasa Selatan 1 10 118 2,700 - 2,000 2,000 Kentang
10 Purbalingga 1 12 18 700 - Kambing (1.500 ekor)
11 Subang 7 30 79 3,750 1,504 500 2,004 Manggis
12 Sumbawa 13 26 59 3,200 - 3,000 3,000 Bawang Merah
13 Sumenep 1 3 80 1,500 160 160 Bawang Merah
14 Tasikmalaya 1 4 8 1,500 500 500 Padi Organik
TOTAL 62 228 723 30,000 3,721 10,480 14,201
Catatan : di kabupaten Gorontalo sementara akan dilaksanakan demplot pisang seluas 20 ha diikuti oleh 26 petani dari 6 poktan
Term of Reference of Desaign and Supervision Cnsultants, Proyek Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu di Daerah Dataran Tinggi.
Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian
11
Tabel 2 : Jenis Kegiatan Fisik dan Volume.
Activity Unit Banjarnegra Cirebon Garut Gorontalo Lebak Lotim Magelang Malang Mins el Purbalingga Subang Sumbawa Sumenep Tas ikmalaya TOTAL
Land and Infras tructure Development
1 Irrigation system (incl.pump, pipe & tanks) ha 392 300 692
2 Access & farm roads km 50 120 24 5 38 50 30 30 30 18 50 100 10 10 565
3 Land Terracing ha 587 65 330 1640 600 500 160 3882
4 Farm Ponds Unit 5 2 20 2 4 24 2 4 8 71
5 Farm Ponds (2 x 3 x 1,5 m) Unit 5 40 45
6 Deep Well unit 100 50 150
7 Irrigation (incl. pipes) ha 1100 1100
8 Sprinkler Irrigation System(incl. pipe) ha 200 150 350
9 Shallow Well Unit 20 20 1000 1040
10 Retention basin ha 200 200
11 Water resevoir and Pipe Unit 2 2
12 Small Dams Unit 8 13 20 41
13 Solar Pumps package 4 16 20
14 Drip Irrigation ha 330 1500 1830
15 Rehabilitation of Tertiary System ha 2000 500 2500
16 Pumping & pipe irrigation km 4 50 80 3 137
17 Feeding production Building Unit 1 1
18 Water Filter Tub m2 1000 1000

Building & Storage


1 Central Warehouse - KUBE unit 5 5
2 KUBE Warehouse unit 7 7 6 3 10 10 30 4 77
3 Central Warehouse - BLUD unit 1 1 1 3 1 7
4 Screen Houses unit 2 2
5 Cool storage room for seed unit 2 2
6 Primary Commodity Centre unit 1 1 1 1 4
7 Processing Facility Warehouse (BLUD) unit 1 1 2
8 Refrigerated Coolrooms unit 1 1
9 Drying Floor (Hanging Shelf) unit 7 3 9 8 27
10 Machinery sheds - equipment, O&M, storage /c
unit 3 2 5
11 Cooperation Collection Warehouse unit 3 3
12 Organic Centre Building unit 1 1
13 Central Chilled Warehouse unit 1 1
14 Storage & Processing Warehouse unit 2 2
15 BLUD Collection Centres unit 2 2

Term of Reference of Desaign and Supervision Cnsultants, Proyek Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu di Daerah Dataran Tinggi. Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian
12
E. Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan
Konsultan Desain dan Supervisi akan dikontrak oleh PMU dan akan bekerja untuk
membantu PMU serta PIU di 14 kabupaten.
Kegiatan konsultan desain dan supervise dibagi menjadi 2 tahap yaitu :
Tahap I : Kegiatan Desain Prasarana Lahan dan Irigasi.
Tenaga ahli yang diperlukan sebanyak 3 orang yaitu Ketua Tim (Team Leader), tenaga ahli
sipil dan tenaga ahli irigasi dengan lokasi penugasan di Pusat (PMU). Sedangkan tenaga yang
ditempatkan di setiap kabupaten terdiri dari asisten tenaga ahli irigasi dan asiten tenaga ahli
sipil serta tenaga surveyor yang terdiri dari 37 tenaga juru ukur, 74 tenaga asisten juru ukur,
37 tenaga pembawa alat ukur serta 37 orang tenaga juru gambar, rincian jumlah orang bulan
seperti pada Tabel 3. Dalam pelaksanaan kegiatannya Ketua Tim bertugas dan bertanggung
jawab untuk mengkoordinasikan semua tenaga ahli baik yang berada di Pusat maupun di
Kabupaten. Konsultan desain bertugas membantu PMU dalam membuat detail engineering
desain (DED) semua kegiatan infrastruktur serta membuat Owner Estimate (OE/HPS) di
setiap kabupaten. Dalam pelaksanaan kegiatan pembuatan DED, tenaga ahli agar
berkoordinasi dengan instansi Dinas Pertanian kabupaten, instansi terkait lainnya serta
petani maupun kelompok tani guna mengetahui lokasi kegiatan infrastruktur yang akan di
desain. Disamping itu konsultan agar berkoordinasi dengan PMU guna mendapatkan lokasi
dan koordinat kegiatan infrastruktur di setiap kabupaten yang disusun oleh konsultan
preparation and appraisal project yang dikontrak langsung oleh IsDB. Khusus untuk
kabupaten rawan gempa seperti Lebak, Tasikmalaya, Garut, Lombok Timur, and Minahasa
Selatan maka desain bangunan agar dibuat tahan gempa.

Masa kerja tenaga konsultan dalam pelaksanaan kegiatan desain adalah sbb :
 Tenaga ahli (3 orang), masing-masing selama 5 bulan
 Asisten tenaga ahli (22 orang), masing-masing selama 4 bulan
 Surveyor (37 tim), masing-masing selama 3 bulan
 Juru Gambar (37 orang), masing-masing selama 3 bulan

Term of Reference of Desaign and Supervision Cnsultants, Proyek Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu di Daerah Dataran Tinggi.
Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian
13
Tabel 3 : Jumlah Orang Bulan (Man Month) pada Kegiatan Desain
Jumlah man month (MM)
No Lokasi Team Civil Water and Ass. Civil Ass. Water Surveyor
Leader Engineer Irrigation Expert Engineer and Irrigation Juru Ukur Ass. Juru Ukur Tk Angkut Alat Juru Gambar
1 Pusat 5 5 5
Wilayah 1
a Cirebon 4 4 15 30 15 15
b Subang 4 4 21 42 21 21
c Lebak 4 4 6 12 6 6
Wilayah 2
a Tasikmalaya 4 4 6 12 6 6
b Garut 4 4 3 6 3 3
Wilayah 3
a Banjarnegara
4 4 6 12 6 6
b Purbalingga
c Magelang 4 4 21 42 21 21
Wilayah 4
a Malang
4 4 3 6 3 3
b Sumenep
Wilayah 5
a Lombok Timur 4 4 15 30 15 15
b Sumbawa 4 4 6 12 6 6
Wilayah 6
a Minahasa Selatan
4 4 9 18 9 9
b Gorontalo
Jumlah 5 5 5 44 44 111 222 111 111

Tahap 2 : Kegiatan Supervisi Konstruksi Prasarana Lahan & Air


Setelah selesai kegiatan desain, konsultan bertugas untuk menjadi pengawas/supervisor
kegiatan konstruksi prasarana lahan dan air serta pembangunan gudang/gedung.
Pelaksanaan kegiatan konstruksi di setiap kabupaten tidak sama, dilaksanakan selama 2-3
tahun anggaran yaitu mulai dari TA 2021 s/d 2023, disesuaikan Annual Work Plan (AWP),
sehingga penugasan tenaga konsultan harus menyesuaikan dengan kegiatan konstruksi di
masing-masing kabupaten.
Tenaga ahli yang diperlukan pada kegiatan supervisi sebagian berkantor di kantor pusat
Kementerian Pertanian yang terdiri dari seorang ketua tim dengan didampingi seorang
tenaga supervisor engineer dan sebagian berkantor di kabupaten yang meliputi tenaga site
engineer, quality & quantity enginer serta tenaga inspector,
Tugas konsultan supervisi membantu PIU dalam melakukan supervisi dan pengawasan
pelaksanaan kegiatan konstruksi prasarana lahan dan air serta pembangunan

Term of Reference of Desaign and Supervision Cnsultants, Proyek Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu di Daerah Dataran Tinggi.
Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian
14
gudang/gedung serta memberikan laporan kemajuan fisiknya secara real time karena data
tersebut digunakan untuk mendukung pembayaran bagi pelaksana fisik maupun sebagai
pendukung dalam permohonan penyaluran dana hibah.
Masa kerja tenaga konsultan dalam pelaksanaan kegiatan supervisi adalah sbb :
 Tenaga ahli di pusat (2 orang ), selama 50 orang bulan (man month)
 Tenaga ahli di kabupaten (12 orang), selama 280 orang bulan (man month)
 Tenaga Inspector di kabupaten (54 orang), sebanyak 433,5 orang bulan (man month)
Segera setelah tenaga ahli dimobilisasi, perusahaan penyedia jasa konsultansi harus
menyerahkan Laporan Pendahuluan yang menguraikan susunan tenaga ahli, program dan
jadwal kerja, serta saran untuk pelaksanaan kegiatan di lapangan. Laporan Pendahuluan
akan dibahas oleh PMU dan Tim Teknis serta PIU guna mendapatkan masukan.
Tabel 4 : Jumlah Orang Bulan (Man Month) pada Kegiatan Supervisi

Jumlah man month (MM)


No Lokas i Supervis ion Quality &
Ketua Tim Site Engineer Ins pector
Engineer Quantity Engineer
1 Pusat 25 25
Wilayah 1 24 24
a Cirebon 46,5
b Subang 44,5
c Lebak 27,5
Wilayah 2 24 24
a Tasikmalaya 22,5
b Garut 16
Wilayah 3 24 24
a Banjarnegara
24
b Purbalingga
c Magelang 39
Wilayah 4 16 24
a Malang 16
b Sumenep 33
Wilayah 5 24 24
a Lombok Timur 55,5
b Sumbawa 74
Wilayah 6 24 24
a Minahasa Selatan 31
b Gorontalo 4
Jumlah 25 25 136 144 433,5

Term of Reference of Desaign and Supervision Cnsultants, Proyek Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu di Daerah Dataran Tinggi.
Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian
15
F. Kualifikasi Tenaga Ahli.
Dalam pelaksanaan kegiatan konsultan desain dan supervisi dibutuhkan beberapa Tenaga
Ahli, dengan kualifikasi sebagai berikut :
I. Kegiatan Desain
a) Di Tingkat Pusat
1) Ketua Tim (1 orang)
Ketua Tim (Team Leader) dengan persyaratan minimal Sarjana S2 Teknik jurusan
teknik sipil dengan pengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun atau S1 bidang
teknik sipil dengan pengalaman kerja minimal 10 (sepuluh) tahun, di bidang desain
sipil. Tenaga ahli irigasi harus memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) ahli irigasi
(212)/sumber daya air (211) atau ahli teknik bangunan gedung (201) dengan
klasifikasi Madya.
Tugas Ketua Tim, yaitu :
 Melakukan koordinasi dengan PMU dan PIU terhadap kemajuan pelaksanaan
kegiatan desain serta memberikan solusi terhadap masalah yang terjadi;
 Mengkompilasi laporan hasil DED kegiatan pembangunan infrastruktur lahan
dan air irigasi serta bangunan gedung/gudang;
 Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan desain serta menyiapkan rencana kerja
bersama tenaga ahli dan asisten tenaga ahli;
 Menyusun Laporan Pendahuluan, Bulanan dan Laporan Akhir bersama tim;

2) Tenaga Ahli Irigasi (1 orang).


Tenaga Ahli Irigasi, dengan persyaratan minimal Sarjana S1 Teknik jurusan teknik
sipil dengan pengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun di bidang irigasi. Tenaga
ahli irigasi harus memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) sebagai ahli teknik irigasi
(212)/sumber daya air (211) dengan klasifikasi Muda.
Tugas Tenaga Ahli Irigasi, yaitu :

Term of Reference of Desaign and Supervision Cnsultants, Proyek Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu di Daerah Dataran Tinggi.
Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian
16
 Membuat pedoman analisa pengelolaan air irigasi berdasarkan potensi sumber air
di masing-masing lokasi proyek.
 Mereview hasil DED yang dilaksanakan oleh asisten tenaga ahli dimasing-masing
lokasi proyek.
 Mengkompilasi laporan hasil DED kegiatan pembangunan infrastruktur air
irigasi;
 Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan desain infrastruktur air irigasi bersama
asisten tenaga ahli irigasi di kabupaten;
 Membantu tim leader dalam menyusun Laporan Pendahuluan, Bulanan dan
Laporan Akhir;

3) Tenaga Ahli Sipil (1 orang).


Tenaga ahli sipil, dengan persyaratan minimal Sarjana S1 Teknik jurusan teknik sipil
berpengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun di bidang teknik sipil. Tenaga ahli
sipil harus memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) ahli teknik bangunan gedung (201)
dengan klasifikasi Muda.
Tugas Tenaga Ahli Sipil, yaitu :
 Membuat pedoman analisa konstruksi bangunan pengelolaan pascapanen,
infrastruktur lahan dan bangunan lainnya;
 Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan desain prasarana lahan dan bangunan
gedung/gudang bersama asisten tenaga ahli sipil di kabupaten;
 Mereview hasil DED yang dilaksanakan oleh asisten tenaga ahli sipil;
 Membuat laporan hasil DED kegiatan infrastruktur bangunan pengelolaan
pascapanen, infrastruktur lahan dan bangunan lainnya;
 Membantu tim leader dalam menyusun Laporan Pendahuluan, Bulanan dan
Laporan Akhir;

Term of Reference of Desaign and Supervision Cnsultants, Proyek Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu di Daerah Dataran Tinggi.
Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian
17
b) Di Tingkat Kabupaten.
1) Asisten Tenaga Ahli Irigasi.
Asisten Tenaga Ahli Irigasi merangkap sebagai koordinator di tingkat wilayah,
dengan persyaratan minimal Sarjana S1 Teknik jurusan teknik sipil berpengalaman
sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di bidang irigasi. Tenaga ahli irigasi harus
memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) sebagai ahli teknik irigasi (212)/sumber daya air
(211) dengan klasifikasi Muda.
Tugas Tenaga Ahli Irigasi, yaitu :
 Melakukan koordinasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten dalam pelaksanaan
desain kegiatan pengembangan lahan dan air;
 Menganalisa kebutuhan air irigasi untuk komoditas yang akan dibudidayakan;
 Menganalisa pengembangan sumber air irigasi alternative yang dapat
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air irigasi berdasarkan luasan dan jenis
komoditas yang akan dikembangkan;
 Menyusun DED kegiatan pembangunan infrastruktur air irigasi;
 Mengkompilasi hasil DED kegiatan pembangunan infrastruktur air irigasi,
infrastruktur lahan, bangunan pengelolaan pascapanen, dan bangunan lainnya di
tingkat wilayah.
 Melaporkan hasil DED kegiatan pembangunan infrastruktur air irigasi,
infrastruktur lahan, bangunan pengelolaan pascapanen, dan bangunan lainnya
kepada tim leader di tingkat Pusat
 Memberikan saran dan rekomendasi teknis terhadap permasalahan ditinggkat
lapangan atau pekerjaan yang tidak sesuai dengan target yang telah ditetapkan;

2) Asisten Tenaga Ahli Sipil.


Asisten Tenaga Ahli Sipil, dengan persyaratan minimal Sarjana S1 Teknik jurusan
teknik sipil berpengalaman sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di bidang teknik sipil.

Term of Reference of Desaign and Supervision Cnsultants, Proyek Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu di Daerah Dataran Tinggi.
Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian
18
Tenaga ahli teknik sipil harus memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) ahli teknik
bangunan gedung (201) dengan klasifikasi Muda.
Tugas Tenaga Ahli Sipil, yaitu :
 Melakukan koordinasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten dalam pelaksanaan
desain kegiatan pengembangan infrastruktur lahan, bangunan pengelolaan
pascapanen, dan bangunan lainnya;
 Menganalisa konstruksi bangunan pengelolaan pascapanen, infrastruktur lahan
dan bangunan lainnya;
 Menganalisa potensi pengembangan infrastruktur lahan pertanian, pengelolaan
pascapanen dan bangunan lainnya;
 Menyusun DED kegiatan pembangunan pengelolaan pascapanen, infrastruktur
lahan dan bangunan lainnya
 Menyusun dan melaporkan hasil DED kegiatan infrastruktur lahan, bangunan
pengelolaan pascapanen, dan bangunan lainnya kepada koordinator tim ditingkat
wilayah.
3) Juru ukur (37 orang) dengan pendidikan SMK atau sederajat memiliki sertifikat
ketrampilan (SKT) juru ukur/teknisi survei pemetaan dengan pengalaman paling
sedikit 1 tahun. Tugas juru ukur adalah melakukan kegiatan pengukuran kegiatan
pengembangan lahan dan prasarana irigasi.
4) Juru gambar (37 orang) dengan pendidikan SMK atau sederajat memiliki sertifikat
ketrampilan (SKT) juru gambar/draftman sipil, dengan pengalaman paling sedikit 1
tahun. Tugas juru gambar adalah mengambar hasil pengukuran kegiatan lahan dan
prasaran irigasi untuk selanjutnya dibuat desainnya.
II. Kegiatan Supervisi Konstruksi
a) Di Tingkat Pusat
1) Ketua Tim (1 orang)

Term of Reference of Desaign and Supervision Cnsultants, Proyek Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu di Daerah Dataran Tinggi.
Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian
19
Ketua Tim (Team Leader) dengan persyaratan minimal Sarjana S2 Teknik jurusan
teknik sipil dengan pengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun atau S1 bidang
teknik sipil dengan pengalaman kerja minimal 10 (sepuluh) tahun, di bidang supervisi
kegiatan sipil. Ketua Tim harus memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) ahli irigasi
(212)/sumber daya air (211) atau ahli teknik bangunan gedung (201) dengan
klasifikasi Madya.
Tugas Ketua Tim, yaitu :
 Melakukan koordinasi dengan PMU dan PIU terhadap kemajuan pelaksanaan
kegiatan pembangunan prasarana lahan dan air serta bangunan gedung/gudang
serta memberikan solusi terhadap masalah yang terjadi;
 Mengkompilasi laporan hasil kegiatan pembangunan infrastruktur lahan dan air
irigasi serta bangunan gedung/gudang;
 Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan supervisi serta menyiapkan rencana
kerja bersama tenaga ahli di pusat maupun di kabupaten;
 Menyusun Laporan Pendahuluan, Bulanan dan Laporan Akhir bersama anggota
tim;

2) Supervision Engineer (1 orang), dengan persyaratan minimal Sarjana S1 Teknik


jurusan teknik sipil dengan pengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima), di bidang
supervisi kegiatan sipil. Tenaga ahli supervise teknis harus memiliki memiliki
Sertifikat Keahlian (SKA) ahli teknik irigasi (212)/teknik sumber daya air (211) atau
ahli teknik bangunan gedung (201) dengan klasifikasi Muda.
Tugas Supervision Engineer, yaitu :
 Melakukan supervise ke lapangan terhadap pelaksanaan pembangunan prasarana
lahan dan air serta pembangunan gedung/gudang;
 Memonitor dan melakukan rekapitulasi kemajuan pekasanaan kegiatan fisik dan
menyampaikan kepada Team Leader sebagai bahan laporan;

Term of Reference of Desaign and Supervision Cnsultants, Proyek Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu di Daerah Dataran Tinggi.
Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian
20
 Berkoordinasi dengan Site Engineer dalam penyelesaian masalah keterlambatan
pelaksanaan kegiatan di lapangan;

b) Di Tingkat Kabupaten/Wilayah.
1) Site Engineer (6 orang), dengan persyaratan minimal Sarjana S1 Teknik jurusan
teknik sipil dengan pengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima), di bidang supervisi
kegiatan sipil. Site Engineer harus memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) ahli teknik
irigasi (212)/teknik sumber daya air (211) atau ahli teknik bangunan gedung (201)
dengan klasifikasi Muda.
Tugas Site Engineer, yaitu :
 Melakukan pengawasan secara teratur dan memeriksa pekerjaan di semua lokasi
kegiatan pembangunan prasarana lahan dan air serta pembangunan
gedung/gudang sedang dilaksanakan;
 Membuat rekomendasi kepada PIU untuk menerima atau menolak pekerjaan dan
material pembangunan prasarana lahan dan air serta pembangunan
gedung/gudang;
 Mencatat kemajuan pembangunan prasarana lahan dan air serta pembangunan
gedung/gudang setiap hari yang dicapai oleh kontraktor pada lembar kemajuan
pekerjaan (progress schedule) yang telah disepakati;
 Memonitor secara seksama kemajuan dari semua pekerjaan pembangunan
prasarana lahan dan air serta pembangunan gedung/gudang dan segera
melaporkan kepada PIU bila kemajuan pekerjaan ketinggalan lebih dari 10 % dan
hal itu benar-benar berpengaruh terhadap jadwal penyelesaian yang
direncanakan. Dalam hal demikian membuat rekomendasi secara tertulis cara
untuk mengejar ketinggalan tersebut;

Term of Reference of Desaign and Supervision Cnsultants, Proyek Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu di Daerah Dataran Tinggi.
Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian
21
 Memberi rekomendasi kepada PIU menyangkut mutu dan jumlah pekerjaan
pembangunan prasarana lahan dan air serta pembangunan gedung/gudang yang
telah selesai dikerjakan oleh kontraktor;
 Menyusun dan mengirimkan laporan progress pelaksanaan fisik, dan
menyerahkannya kepada PIU sebagai bahan penyusunan dokumen penyaluran
dana hibah;
 Menyusun dan mengirimkan laporan kemajuan pelaksanaan fisik kepada team
leader di Pusat;
 Berkoordinasi dengan tenaga inspector dalam melakukan pengawasan kegiatan di
lapangan dan agar tenaga inspector membuat catatan harian kemajuan kegiatan
yang diawasinya;
 Berkoordinasi dengan tenaga Quality & Quantity Engineer dalam melakukan
pengawasan mutu material dan hsil pekerjaan;
 Bekerjasama dengan Quality & Quantity Engineer serta tenaga inspector
menyusun laporan kemajuan fisik mingguan dan bulanan dan dilaporkan ke PIU
serta Team Leader;

2) Quality & Quantity Engineer (6 orang), dengan persyaratan minimal Sarjana S1


Teknik jurusan teknik sipil dengan pengalaman sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun,
di bidang supervisi kegiatan sipil. Tenaga Quality & Quantity Engineer harus
memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) ahli irigasi (212)/sumber daya air (211) atau ahli
teknik bangunan gedung (201) dengan klasifikasi Muda.
Tugas Quality & Quantity Engineer, yaitu :
 Mengawasi mutu material dan mutu hasil pelaksanaan oleh kontraktor agar
memenuhi persyaratan/ketentuan dalam dokumen kontrak;
 Melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap mutu bahan dan mutu
pekerjaan;

Term of Reference of Desaign and Supervision Cnsultants, Proyek Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu di Daerah Dataran Tinggi.
Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian
22
 Melakukan pengawasan agar kontraktor melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan spesifikasi/gambar dan menerapkan teknik pelaksanaan konstruksi
yang tepat/cocok dengan keadaan lapangan;
3) Inspector (pengawas lapangan/54 orang) berpendidikan SMK atau sederajat dengan
sertifikat keahlian (SKT) pengawas bangunan/bangunan irigasi/bangunan saluran
irigasi, dengan pengalaman kerja paling sedikit 1 tahun. Tugas inspector yaitu
mengawasi kegiatan konstruksi sesuai spesifikasi dan mencatat kemajuannya
perkerjaan sehari-hari.

Term of Reference of Desaign and Supervision Cnsultants, Proyek Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu di Daerah Dataran Tinggi.
Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian
23
G. Jadwal Pelaksanaan
Jadwal Pekerjaan Jasa Konsultan Desain & Supervisi dari tahun 2020 s/d 2023.

2020 2021 2022 2023


No Posisi Jumlah Waktu Desain Supervisi
Jl Ag Sp Ok Nv Ds Jn Fb Mr Ap Me Jn Jl Ag Sp Ok Nv Ds Jn Fb Mr Ap Me Jn Jl Ag Sp Ok Nv Ds Jn Fb Mr Ap Me Jn Jl Ag Sp Ok Nv Ds
Pekerjaan Desain
A Pusat
1 Team Leader 1 Orang 5 Bulan
2 Civil Engineer 1 Orang 5 Bulan
3 Water and Irrigation Expert 1 Orang 5 Bulan

B Kabupaten
Tenaga Asisten
1. Asisten Tenaga Ahli Teknik Sipil 11 Orang 44 MM
2. Asisten Tenaga Ahli Irigasi 11 Orang 44 MM
Surveyor
1. Juru Ukur 37 Orang 111 MM
2. Asisten Juru Ukur 74 Orang 222 MM
3. Tukang Pembawa Alat Ukur 37 Orang 111 MM
4. Juru Gambar 37 Orang 111 MM

Pekerjaan Konstruksi
A Pusat
1. Team Leader 1 Orang 25 MM
2. Supervision Engineer 1 Orang 25 MM

B Wilayah
1. Site Engineer 6 Orang 136 MM
2. Quantity & Quality Engineer 6 Orang 144 MM
3. Inspector 54 Orang 434 MM

Term of Reference of Desaign and Supervision Cnsultants, Proyek Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu di Daerah Dataran Tinggi. Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian
Pertanian
24
H. Kualifikasi Perusahaan:
1) Peserta Pelelngan adalah Perusahaan/Badan Usaha yang harus memiliki Surat
Izin/Dokumen Usaha:
 Surat Keputusan Pengesahan Akte Pendirian dan Perubahannya, dari Kementerian
Hukum dan HAM;
 Surat Izin Tempat Usaha (SITU)/Surat Keterangan Domisili;
 Sertifikasi Bidang Usaha (SBU) Kode RE 103 Jasa Desain Rekayasa untuk Pekerjaan Teknik
Sipil Air dan RE 203 Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi Teknik Sipil Air Kualifikasi B;

 Tanda Daftar Perusahaan (TDP);


 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
 Nomor Pokok Pengusaha Kena Pajak (NPPKP);
 Bukti Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan dan Bukti iuran BPJS Ketenagakerjaan 3
(bulan terakhir pada saat seleksi dimulai);
 Menyampaikan struktur organisasi perusahaan dibuktikan dengan bukti potong pajak
PPh 21 tahun terakhir atau tiga bulan terakhir;
 Akta Otentik Kuasa Direktur, apabila menggunakan Kuasa Direktur. Peserta wajib
melampirkan Akta Pendirian dan Perubahannya yang telah disahkan oleh
Kementerian Hukum dan HAM secara lengkap, yang menunjukan kewenangan
Pemberi Kuasa;
 Akta Otentik Kerjasama Operasi (KSO), apabila menggunakan bentuk KSO, yang
menunjukan secara memadai Hak dan Kewajiban Para Pihak;
2) Peserta Perusahaan/Badan Usaha harus memiliki Sertifikasi ISO 9001:2015;
3) Peserta Perusahaan/Badan Usaha harus memiliki Dokumen Keuangan:

Term of Reference of Desaign and Supervision Cnsultants, Proyek Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu di Daerah Dataran Tinggi.
Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian
25
 Laporan Keuangan yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk tahun

2018. KAP tersebut dapat diverifikasi pada direktori KAP dan AP tahun 2018 dari
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI-www.iapi.or.id);
 Bukti Laporan SPT Tahunan PPh Badan Tahun terakhir;

 Minimal 1(satu) Rekening Bank pada Bank Pemerintah/Swasta yang dapat

menunjukkan Kinerja Arus Kas dari bisnis utama dalam bentuk Print-Out Rekening
Bank dengan rata-rata selisih Positif antara Cash Inflow dengan Cash Outflow
perbulannya;
4) Memiliki pengalaman dengan melampirkan bukti Dokumen Kontrak dan Berita Acara
Serah Terima Pekerjaan, dengan perincian:
 Memiliki 3 (tiga) Kontrak Jasa Konsultansi di lingkungan Pemerintah/Swasta dalam
kurun waktu 1 (satu) tahun terakhir, termasuk Pengalaman Sub Kontrak;
 Memiliki 4 (empat) Kontrak Jasa Konsultansi serupa (jasa desain rekayasa untuk
pekerjaan teknik sipil air dan jasa pengawas pekerjaan konstruksi teknik sipil air)

berdasarkan Jenis Pekerjaan, Metodologi, Teknologi, atau Karakteristik, Lainnya yang


bisa menggambarkan kesamaan paling kurang dalam kurun waktu 10 (sepuluh) tahun
terakhir, termasuk Pengalaman Sub Kontrak;
 Memiliki 4 (empat) Kontrak Jasa Konsultansi dengan Nilai Tertinggi dalam kurun
waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir paling kurang sama dengan 50% nilai total HPS.
Penilaian kualifikasi perusahaan untuk kualifikasi administrasi dan keuangan (butir 1-3)
dilakukan dengan system gugur, sedangkan untuk penilaian kualifikasi teknis (butir 4)
dilakukan dengan system nilai sbb :

Term of Reference of Desaign and Supervision Cnsultants, Proyek Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu di Daerah Dataran Tinggi.
Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian
26
No Materi Evaluasi Nilai Maksimum

a Memiliki 3 (tiga) Kontrak Jasa Konsultansi di lingkungan 25


Pemerintah/Swasta dalam kurun waktu 1 (satu) tahun terakhir,
termasuk Sub Kontrak
b Memiliki 4 (empat) Kontrak Jasa Konsultansi serupa desain dan 50
supervisi Lainnya yang bisa menggambarkan kesamaan paling kurang
dalam kurun waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir, termasuk Sub
Kontrak
c Memiliki 4 (empat) Kontrak Jasa Konsultansi dengan Nilai Tertinggi 25
dalam kurun waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir paling kurang sama
dengan 50% nilai total HPS
Ambang batas (nilai minimal) kelulusan kualifikasi : 70

I. Evaluasi Teknis dan Penawaran Harga (dengan sistem nilai)


a. Evaluasi Teknis.
1 Pengalaman Perusahaan : (a + b), dengan rincian sbb : Nilai maksimum 10
a. Pengalaman memberikan Jasa Konsultansi serupa berdasarkan Jenis
Pekerjaan, Metodologi, Teknologi, atau Karakteristik Lainnya yang bisa
menggambarkan kesamaan paling kurang dalam kurun waktu 10 Nilai maksimum 5,0
(sepuluh) tahun terakhir, termasuk Pengalaman Sub Kontrak,
dibuktikan dengan 4 (empat) kontrak
b. Pengalaman bekerja di kabuapaten lokasi proyek UPLAND, dibuktikan Nilai maksimum 5,0
dengan 1 (satu) atau beberapa kontrak
2 Pendekatan dan Metodologi : (a + b + c), dengan rincian sbb : Nilai maksimum 30
a. Pendekatan Teknis dan Metodologi Nilai maksimum 10,0
b. Rencana Kerja, Organisasi & Penggunaan Tenaga Ahli Nilai maksimum 10,0
c. Inovasi atas Kerangka Acuan Kerja dalam rangka meningkatkan Kualitas Nilai maksimum 10,0
Keluaran
3 Kualifikasi Tenaga Ahli : (a + b + c + d), dengan rincian sbb : Nilai maksimum 60
a. Tenaga Ahli kegiatan desain (5 orang) Nilai maksimum 30,0
b. Tenaga Ahli kegiatan supervisi (5 orang) Nilai maksimum 30,0
Total Nilai 1 s/d 3 Maksimum 100,0

b. Evaluasi Penawaran Harga/Biaya


1 Melakukan koreksi aritmatik
2 Memberikan Nilai Penawaran Harga berdasarkan perbandingan Nilai maksimum 100,0
proporsional dengan penawar lainnya, penawaran harga terendah mendapat
nilai maksimum

Perbandingan Bobot Nilai Teknis dan Nilai Harga/Biaya adalah 0,80 : 0,20

Term of Reference of Desaign and Supervision Cnsultants, Proyek Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu di Daerah Dataran Tinggi.
Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian
27
J. Organisasi Proyek.
K/L/D/I : Kementerian Pertanian
Satker/SKPD : Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian
PPK/PMU : Ir. Farakka Sari, M.Sc

K. Jenis dan Jumlah Laporan


Laporan yang harus dibuat adalah :
1) Kegiatan Desain.
 Laporan Pendahuluan, memuat rencana kerja, dibuat sebanyak 10 (sepuluh)
eksemplar, dalam 2 (dua) bahasa Indonesia dan bahasa Inggris;
 Laporan Akhir, dibuat sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar, dalam 2 (dua) bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris;
 Gambar Detail Engineering Design (DED) setiap kabupate/kegiatan, dibuat sebanyak
10 (sepuluh) eksemplar;
2) Kegiatan Supervisi.
 Laporan Pendahuluan, memuat rencana kerja, dibuat sebanyak 10 (sepuluh)
eksemplar, dalam 2 (dua) bahasa Indonesia dan bahasa Inggris;
 Laporan bulanan kemajuan pelaksanaan kegiatan konstruksi;
 Laporan Akhir, dibuat sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar, dalam 2 (dua) bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris setelah selesai dibahas;

L. Pembiayaan
Biaya untuk melaksanakan kegiatan pekerjaan Jasa Konsultan Desain dan Supervisi sebesar
Rp 33.600.000.000,- (tiga puluh tiga milyar enam ratus juta rupiah), dari Loan Islamic
Development Bank (IsDB) No. IDN 1024.

Term of Reference of Desaign and Supervision Cnsultants, Proyek Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu di Daerah Dataran Tinggi.
Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian
28

Anda mungkin juga menyukai