Oleh
Rahma Agustina
2014211031
Agribisnis termasuk serangkaian kegiatan yang terkait dengan upaya peningkatan nilai
tambah kekayaan sumber daya alam hayati, yang dulu lebih berorientasi kepada bentuk
pertanian primer atau usaha tani dengan fokus produksi. Agribisnis terdiri dari lima
subsistem yang termasuk suatu kesatuan mata rantai yang saling bekerja sama dan
saling mendukung serta saling mempengaruhi satu sama lain. Kelima subsistem
tersebut antara lain subsistem pengadaan sarana produksi pertanian, subsistem produksi
usaha tani, subsistem pengolahan dan industri hasil pertanian, subsistem hasil
pemasaran hasil pertanian dan pengolahannya, serta subsistem kelembagaan penunjang
kegiatan agribisnis.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui subsistem agrisbisnis hulu komoditi jagung di Kabupaten Way
Kanan
2. Untuk mengetahui subsistem agribisnis hilir komoditi jagung di Kabupaten Way
Kanan
II. PEMBAHASAN
Pengadaan dan distribusi input merupakan sistem kegiatan industri dan perdagangan
yang menghasilkan saprodi (sarana produksi) pertanian berupa pupuk, pestisida, alat
mesin pertanian, dan benih. Jumlah toko saprotan di Kabupaten Way Kanan sudah
mencukupi untuk petani membeli saprotan. Petani tidak kesulitan untuk membeli
saprotan karena selain membeli, petani mendapatkan bantuan benih dan subsidi pupuk
dari pemerintah. Tentunya hal tersebut menjadi kekuatan subsistem agribisnis karena
petani dimudahkan dalam mencari dan memilih input produksi bagi usahatani jagung
hibrida.
2.1.1 Benih
Benih merk BISI 18 cocok ditanam di Desa Cihaur, sedangkan yang cocok
ditanam di Desa Nunuk Baru adalah NK 212. Kedua benih tersebut paling banyak
diminati karena benih merk tersebut kuat terhadap kekeringan, tahan hama dan
penyakit, hasil panen jagung hibrida berat dan besar, cepat kering ketika dijemur,
dan tahan busuk ketika musim hujan. Selain membeli benih sendiri, petani Desa
Cihaur dan Desa Nunuk Baru pernah mendapat bantuan benih dari pemerintah
melalui kelompok tani. Hal ini menjadi bentuk kekuatan karena petani bisa
mendapatkan input produksi dengan mudah.
Kebutuhan benih 15-20 kg/ha, bergantung pada ukuran dan bobot biji. Sebelum
tanam, benih dicampur dengan fungisida saromil dan insektisida marshal,
masing-masing dengan takaran 5,0 g dan 100 g/5 kg benih. Caranya, masukkan
benih ke dalam plastik yang telah berisi benih > 5 kg, kemudian benih dibasahi
agar pestisida dapat menempel. Setelah benih diperciki air secukupnya, kemudian
masukkan satu bungkus saromil + satu bungkus marshal, lalu dikocok. Jika
langsung ditanam, benih tidak perlu dikeringkan, tapi kalau disimpan, benih
dijemur terlebih dahulu. Pada lahan datar, baris tanaman dibuat searah dengan
arah sinar matahari, tetapi pada lahan miring disesuaikan dengan kontur lereng.
Jarak tanam adalah 75 cm di antara baris, dan 20 cm dalam baris, satu biji tiap
lubang. Pada saat tanam dianjurkan menggunakan tali untuk mengatur jarak
tanam agar benih ditanam dengan jarak yang seragam.
2.1.2 Pupuk
Takaran dan waktu pemberian pupuk untuk percobaan jagung adalah:
1. Saat tanam: 100 kg urea, 200 kg SP36, dan 50 kg KCl/ha.
2. Umur 25-30 hari: 150 kg urea dan 50 kg KCl/ha.
3. Umur 45-50 hari: 150 kg urea/ha.
Pupuk pertama diberikan pada saat tanaman berumur 7-10 HST pada lubang
pupuk yang telah dipersiapkan sebelumnya, kemudian ditutup dengan tanah.
Pemberian pupuk kedua dilakukan setelah penyiangan pertama dan
pembumbunan, sedangkan pupuk ketiga diberikan pada saat tanaman menjelang
berbunga. Cara yang sama juga dilakukan pada saat pemberian pupuk susulan, di
mana pupuk dimasukkan pada lubang pupuk yang berjarak 5-7 cm dari tanaman.
Setiap selesai memupuk, lubang pupuk ditutup kembali dengan tanah agar pupuk
tidak menguap.
2.1.3 Pestisida
Untuk mencegah serangan lalat bibit, ke setiap lubang tanam dimasukkan
insektisida carbofuran dengan takaran 10 kg/ha atau 3-4 butir/lubang. Penyiangan
pertama segera dilakukan jika ada gulma. Pembumbunan dilakukan bersamaan
dengan penyiangan kedua, setelah pemupukan kedua. Pengaturan tata air sesuai
dengan anjuran budidaya setempat. Masa krisis tanaman terhadap ketersediaan air
adalah di awal pertumbuhan dan pada saat tanaman menjelang berbunga sampai
fase pengisian biji. Jika terdapat gejala serangan hama, terutama penggerek
batang, aplikasikan insektisida carbofuran melalui pucuk dengan takaran 3-4
butir/pucuk tanaman. Tanaman yang mengalami serangan berat disemprot dengan
insektisida dengan dosis sesuai anjuran. Sebelum tanaman berbunga dilakukan
seleksi, tanaman yang tertular penyakit segera dibuang.
2.2.1 Pengolahan/Agroindustri
Pembangunan ekonomi menitikberatkan pada bidang pertanian dan industri yang
berbasis pertanian atau biasa disebut agroindustri. Dalam sistem agribisnis,
agroindustri adalah salah satu subsistem yang bersama-sama subsistem lain
membentuk agribisnis. Dengan demikian pembangunan agroindustri tidak dapat
dilepaskan dari pembangunan agribisnis secara keseluruhan. Pembangunan
agroindustri akan dapat meningkatkan produksi, harga hasil pertanian,
pendapatan petani, serta menghasilkan nilai tambah hasil pertanian (Masyhuri,
1994 dalam Zulkifli, 2012:1).
2.2.2 Pemasaran
Dari aspek peluang pasar tanaman jagung mempunyai prospek yang cerah untuk
diusahakan, karena permintaan konsumen dalam negeri dan peluang ekspor yang
terus meningkat. Disamping itu juga prospek pasar produksi jagung semakin baik,
karena didukung oleh adanya kesadaran gizi dan diversifikasi bahan makanan
pada masyarakat. Demikian juga untuk keperluan bahan baku industri rumah
tangga seperti emping jagung, wingko jagung dan produk jagung olahan lainnya
dan untuk keperluan bahan baku pakan ternak. Petani yang telah melakukan
kemitraan usaha dengan perusahaan mitra pemasaran produk jagung dilakukan
melalui kelompok tani atau koperasi, perusahaan mitra, pabrik pengolahan dan
konsumen. Masalah yang dihadapi petani dalam pemasaran produksi adalah
belum dapat menjual langsung kepada pedagang besar atau pedagang lainnya di
kota provinsi. Petani umumnya menjual hasil jagung hanya ke pedagang
pengumpul atau ke pasar (pedagang penyalur kota atau pengecer di pasar
umum). Dengan demikian, harga yang diterima petani relatif rendah. Keadaan ini
kurang menguntungkan bagi petani, sebab tidak adanya jaminan harga yang
layak.
III. KESIMPULAN
2. Subsistem agribisnis hilir adalah suatu subsistem agribisnis yang terdiri atas dua
macam kegiatan, yaitu pengolahan komoditas primer dan pemasaran komoditas
primer atau produk olahan. Kegiatan pengolahan komoditas primer adalah
memperoduksi produk olahan baik produk setengah jadi maupun barang jadi yang
siap dikonsumsi konsumen dengan menggunakan bahan baku komoditas primer.
Kegiatan ini juga sering disebut agroindustri. Contoh kegiatan pengolahan primer
yang menghasilkan produk adalah pabrik tepung terigu, maezena, tapioka, dan
sebagainya. Sedangkan contoh kegiatan komoditas primer yang menghasilkan barang
jadi adalah pabrik makanan dan minuman sari buah atau sirup. Kegiaan pemasaran
mulai berlangsung dari pengumpulan komoditas primer sampai pengeceran kepada
konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Maulidah, Silvana. 2013. Modul Kuliah Ruang Lingkup dan Profil Agribisnis.
Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya: Malang.
Sabhira Zhafira, 2012. Nilai dan Manfaat Analisis Kelayakan Usaha Agroindustri:
Jakarta