Anda di halaman 1dari 11

Nama : Katarina Kewa Goweng

NIM : 2003020109
Matkul: Manajemen Agribisnis
Hari/ Tanggal: Jumat, 19 Mei 2023

 Quiz 1
1. AGRIBISNIS PELUANG USAHA
1.1. Yang dimaksud dengan agribisnis yaitu adalah sebuah bisnis dengan basis
usaha pertanian maupun bidang lain. Tujuan dari agribisnis tersebut adalah untuk
mendukung pertanian, mulai dari sektor hulu hingga ke hilir. Artinya, pandangan
pokok dari bidang ini mengacu pada rantai sektor pangan atau food supply chain.
Sehingga, agribisnis juga dapat diartikan sebagai cara pandang ekonomi dalam
upaya penyediaan suatu pangan. Fungsi dan Manfaat dalam Memahami Agribisnis
 Dapat meningkatkan pendapatan dari produsen.
 Dapat menambah penyerapan tenaga kerja.
 Dapat menumbuhkan devisa negara.
 Dapat meningkatkan jumlah agroindustri.
 Mendukung tingkat keberhasilan pembangunan dalam bidang pertanian.
Untuk Indonesia sendiri, agribisnis bisa dilakukan dengan cara meningkatkan
penggunaan dari teknologi baru dan juga canggih, serta memberlakukan efisiensi
pada semua bidang guna menekan modal untuk produksi. Dengan begitu, melalui
sistem ini, sektor pertanian di Indonesia dapat menghasilkan keuntungan yang lebih
besar. Salah satu caranya adalah dengan cara memprioritaskan komoditas unggulan
yang ada di Indonesia. Peluang usaha dan contoh usaha agribisnis adalah :
1. Usaha Hidroponik
Contoh usaha agribisnis yang pertama adalah hidroponik, yaitu usaha budidaya
tanaman tanpa tanah sebagai medianya. Sebagai gantinya, tanaman akan digantung
dengan akar menyentuh/tenggelam menyentuh air. Agar tetap bergizi dan sehat,
tanaman hidroponik akan diberi nutrisi tiap hari.Usaha agribisnis ini sangat cocok
dibuka di kota-kota besar yang media tanahnya sedikit.
2. Menjual Bibit Unggul
Kedua, contoh usaha agribisnis adalah menjual bibit unggul. Anda tidak harus
menjadi petani untuk membuka agribisnis. Hanya dengan menjual bibit unggul yang
diperlukan petani, Anda bisa meraup keuntungan besar.
3. Budidaya Tanaman Hias
Ketiga, contoh usaha agribisnis adalah budidaya tanaman hias. Saat ini, banyak
orang ingin bercocok tanam dari rumah dengan memelihara tanaman hijau. Anda
bisa melihat peluang menjanjikan ini dengan menjual tanaman hias.
4. Usaha Terrarium
Keempat, contoh usaha agribisnis adalah bisnis terrarium. Terrarium merupakan
seni bercocok tanam tumbuhan hias dalam media terbatas berupa kaca atau plastik
transparan. Tujuan orang membeli terarium adalah koleksi, sehingga makin cantik
terarium buatan Anda, akan makin banyak orang menyukainya.
5. Budidaya Lele
Contoh kelima agribisnis adalah budidaya lele. Bisnis ternak lele merupakan
penerapan agribisnis yang mudah dilakukan di mana saja. Selain itu, menjalani
bisnis ini cukup mudah, karena lele tidak membutuhkan lahan luas dan perawatan
rumit untuk membudidayakannya.
6. Usaha Perah Susu
Contoh usaha agribisnis berikutnya adalah usaha perah susu. Jika Anda tinggal di
daerah dataran tinggi, maka beternak sapi perah merupakan peluang yang
menjanjikan, terutama jika Anda bisa menyediakan teknologi pengolahan tingkat
tinggi untuk meningkatkan kualitas dan harga susu.
7. Pengolahan Limbah Organik
Terakhir, contoh usaha agribisnis adalah pengolahan limbah organik. Petani
memerlukan pupuk organik. Orang bisa membuka peluang menjanjikan dengan
menjual pupuk organik melalui pengolahan limbah organik. Banyak sekali potensi
limbah sekitar yang bisa diolah menjadi pupuk organik, seperti daun mati, ampas
kopi, ampas tahu, buangan hewan, dan sebagainya.
1.2. Penerapan manajemen pada perusahaan agribisnis berbeda dengan
perusahaan non agribisnis berbeda seperti perencanaan dalam agribisnis harus
memperhatikan faktor musim, karakter alamiah dari komoditas, karakter dari lahan,
kemungkinan dari serangan hama dan penyakit, serta lain-lain. Hal ini yang tidak
ada di bisnis lain, sehingga perbedaan antara manajemen agribisnis dengan
manajemen bisnis yang lain adalah :
1) . Keanekaragaman jenis bisnis pada agribisnis yaitu dari produsen primer ke
para shipper, perantara, pedagang borongan, pengolah, pengepak,
penyimpanan, pengecer, jaringan, restoran dan seterusnya.
2) Jumlah agribisnis yang sangat banyak, sehingga rute perjalanan komoditas
dari produsen sampai konsumen.
3) Pendirian agribisnis dikelilingi oleh petani atau pengusaha pertanian.
4) Skala usaha agribisnis yang beragam, dari kecil, menengah dan besar.
5) Usaha agribisnis cenderung sebagai usaha keluarga dan pengelolaan banyak
secara tradisional.
6) Agribisnis, kebanyakan berbasis pedesaan.
7) Sifat produk yang umumnya cepat busuk, sehingga perlu pengelolaan dan
perhatian yang khusus dalam pengelolaannya
Skill yang perlu dimiliki dalam melakukan agribisnis adalah
• Pengetahuan Agribisnis
• Manajemen dan Kepemimpinan
• Analisis Perencanaan
• Keuangan dan Akuntansi
• Ketrampilan Komunikasi
• Ketrampilan Pemasaran
• Ketrampilan Teknologi
• Ketrampilan Negosiasi
• Ketekunan dan ketahanan
1.3. Peluang usaha agribisnis sedikit dimanfaatkan oleh masyarakat karena faktor
yang terjadi adalah keterbatasan lahan, masyarakat masih mengelolanya
menggunakan cara tradisional, dan keuntungan yang didapatkan tidak terlalu
banyak. Dan faktor lain adalah karena adannya faktor hama pada beberapa jenis
tanaman.
1.4. Prospek agribisnis di Indonesia terbilang menjanjikan, karena wilayah dan
bentang alam Indonesia cukup bersahabat. Di Indonesia banyak ditemukan tanah
subur, curah hujan dan iklim yang mendukung produktivitas pertanian. Terdapat
pula energi matahari yang membantu kegiatan pertanian, serta sarana irigasi yang
memadai.
Selain itu, perkembangan teknologi di bidang pertanian membuat prospek agribisnis
semakin besar. Dukungan alat-alat pertanian yang semakin canggih tersebut
mengakibatkan produktivitas pertanian berjalan secara efektif dan efisien.
1.5. Perbedaan agribisnis dan agrobisnis adalah Agroteknologi menitikberatkan
pada kajian pengetahuan teknologi produksi pertanian. Sehingga, kita akan
mempelajari tentang cara budidaya tanaman, baik itu tanaman hidroponik, tanaman
perkebunan dan sebagainya. Sedangkan, agribisnis berkaitan erat dengan
perencanaan produk pertanian.
1.6. Dampak Positif dan negative perubahan pertanian tradisional ke agribisnis
adalah :
 Dampak positifnya adalah mempercepat penggunaan alat,mengalihkan
fungsi alat tradisional ke modern,adanya anti hama,pupuk
anorganik,tanaman tidak mudah mati,banyaknya ilmu mengenai
pertanian,dan adanya pembibitan untuk mempercepat pembuahan negatif :
pengusir hama dapat mematikan hewan yg menguntungkan,adanya
pembuatan rumah kaca dari pada alami.
 Dampak negatifnya dalam perubahan sosial dari adanya teknologi pertanian
yaitu disini terjadi kurangnya intraksi sosial antar masyarakat hilangnya alat-
alat pembajak sawah yang masih tradisional seperti garu dan ani-ani karena
semua alat-alat itu sudah tergantikan dengan teknologi pertanian yang lebih
modern.
1.7. Contoh usaha agribisnis yang ada di wilayah kami adalah usaha ayam
potong, usaha tanaman hias.
1.8. Contoh usaha yang masih didominasi oleh produk impor adalah:
 Usaha Terrarium. Terrarium merupakan seni bercocok tanam tumbuhan hias
dalam media terbatas berupa kaca atau plastik transparan.
 Usaha Perah Susu, Contoh usaha agribisnis berikutnya adalah usaha perah
susu.
 Usaha Hidroponik, Contoh usaha agribisnis yang pertama adalah hidroponik,
yaitu usaha budidaya tanaman tanpa tanah sebagai medianya.
1.9.
2. Konsep Agroindustri
2.1. Alur kegiatan agroindustry adalah :
a) Alur pra-panen
1. Pemilihan varietas tanaman yang tepat dan pengaturan jadwal
penanaman.
2. Penyiapan lahan, termasuk pengolahan tanah, pemupukan, dan
pengendalian hama dan penyakit.
3. Pemilihan bibit atau ternak yang berkualitas tinggi
b) Perawatan tanaman ternak
1. Penyiraman, pemupukan, dan pengendalian hama dan penyakit secara
teratur
2. Pemangkasan dan pemeliharaan tanaman agar tumbuh dengan baik.
3. Pemberian vaksin, pakan yang tepat, dan pemeliharaan kandang bagi
ternak.
c) Pemantauan Pertumbuhan:
1. Memantau pertumbuhan tanaman atau hewan ternak untuk memastikan
bahwa mereka tumbuh dengan baik.
2. Pengaturan kondisi lingkungan yang sesuai, seperti suhu, kelembaban,
dan pencahayaan.
d) Pemanenan:
1. Menentukan waktu pemanenan yang tepat untuk tanaman atau
ternak.
2. Menggunakan metode pemanenan yang sesuai untuk meminimalkan
kerugian dan mempertahankan kualitas hasil.
3. Penggunaan alat dan teknik yang tepat untuk mempercepat proses
pemanenan
e) Penanganan Pasca-Panen:
1. Pengolahan awal hasil panen, seperti pemisahan biji, pemotongan, atau
pengupasan kulit.
2. Pengklasifikasian hasil panen berdasarkan ukuran, kualitas, dan tujuan
penggunaan.
3. Penyimpanan sementara hasil panen dalam kondisi yang optimal untuk
menjaga kualitasnya.
f) Pengolahan Hasil:
1. Pengolahan lanjutan hasil panen, seperti pengeringan, penggilingan,
penggorengan, atau fermentasi.
2. Penggunaan teknologi dan peralatan khusus untuk meningkatkan
nilai tambah hasil panen.
3. Pengemasan produk yang sesuai untuk menjaga kesegaran dan
memenuhi standar keamanan pangan.
g) Distribusi dan Pemasaran:
1. Distribusi produk agroindustri ke pasar lokal, regional, atau
internasional.
2. Pemasaran melalui saluran distribusi yang tepat, seperti agen, toko,
atau e-commerce.
3. Promosi produk untuk meningkatkan kesadaran konsumen dan
menarik minat pasar.
h) Pengelolaan Sisa Panen:
1. Pengolahan limbah atau sisa panen dengan metode yang ramah
lingkungan, seperti kompos atau pakan ternak.
2. Penerapan praktik pengelolaan limbah yang sesuai dengan peraturan
lingkungan
2.2. Tahapan dalam agroindustry, yaitu :
1. Produksi dan Pengolahan Bahan Baku: Tahapan ini melibatkan produksi
bahan baku pertanian, seperti tanaman, hewan ternak, atau hasil perikanan.
Pertanian dapat meliputi kegiatan seperti budidaya tanaman, peternakan, dan
perikanan. Bahan baku tersebut kemudian dipanen atau dipetik dan siap
untuk diproses lebih lanjut.

2. Pengolahan Primer: Tahap ini melibatkan pengolahan awal bahan baku


menjadi produk yang lebih mudah diolah dan dijual. Contohnya, padi dapat
diolah menjadi beras, buah-buahan bisa diolah menjadi jus, atau susu bisa
diolah menjadi keju.

3. Pengolahan Sekunder: Tahap ini melibatkan pengolahan produk dari tahap


sebelumnya menjadi produk jadi yang lebih kompleks dan bernilai tambah.
Misalnya, tepung terigu dapat diolah menjadi roti atau kue, atau susu dapat
diolah menjadi yogurt atau es krim.

4. Distribusi dan Pemasaran: Setelah produk jadi diproduksi, tahap ini


melibatkan distribusi produk ke pasar. Distribusi dapat melibatkan berbagai
tahapan seperti pengepakan, pengiriman, dan penyimpanan. Selain itu,
pemasaran juga penting untuk mempromosikan produk dan meningkatkan
penjualan.

5. Penjualan dan Konsumsi: Tahap ini melibatkan penjualan produk ke


konsumen akhir melalui berbagai saluran, seperti toko ritel, pasar
tradisional, atau penjualan online. Konsumen kemudian menggunakan atau
mengonsumsi produk tersebut sesuai kebutuhan.

6. Daur Ulang dan Pengelolaan Limbah: Dalam upaya keberlanjutan, tahapan


ini melibatkan pengelolaan limbah yang dihasilkan dari agroindustri, seperti
limbah organik atau limbah pengemasan. Limbah dapat didaur ulang atau
diproses dengan cara yang ramah lingkungan untuk mengurangi dampak
negatif terhadap lingkungan.

2.3. Agroindustri dengan agroteknologi adalah dua konsep yang berbeda dalam
konteks pertanian Agroindustri berfokus pada pengolahan dan pemasaran
produk pertanian, sementara agroteknologi berfokus pada penerapan teknologi
dalam produksi pertanian untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
2.4. Hal-hal yang dapat dicapai dari kegiatan agroindustry :
1. Peningkatan produksi dan produktifitas
2. Peningkatan nilai tambah dengan mengubah bahan baku pertanian menjadi
produk yang lebih bernilai
3. Agroindustri telah menghasilkan berbagai produk baru dan diversifikasi
produk pertanian
4. Peningkatan ekspor
5. Pengembangan teknologi pertanian
2.5. Contoh penerapan produk untuk agroindustry adalah :
1. Sensor dan Internet of Things (IoT): Sensor dan teknologi IoT dapat
digunakan untuk memantau lingkungan pertanian seperti suhu, kelembaban,
keasaman tanah, dan tingkat kelembaban udara. Data yang dikumpulkan
oleh sensor ini dapat digunakan untuk mengoptimalkan penggunaan sumber
daya seperti air dan pupuk serta memonitor pertumbuhan tanaman secara
real-time.

2. Drone: Drone digunakan dalam agroindustri untuk pemetaan lahan


pertanian, pemantauan pertumbuhan tanaman, dan pemberian pestisida
secara presisi. Dengan bantuan drone, petani dapat mengidentifikasi daerah
yang memerlukan perhatian lebih lanjut, seperti tanaman yang sakit atau
serangan hama.

3. Sistem Informasi Geografis (SIG): SIG digunakan untuk mengumpulkan


dan menganalisis data spasial seperti peta lahan, tekstur tanah, dan kondisi
iklim. Dengan menggunakan SIG, petani dapat membuat keputusan yang
lebih baik dalam perencanaan penanaman, pemupukan, dan irigasi.

4. Aplikasi Mobile: Aplikasi mobile dapat digunakan untuk memberikan


informasi dan petunjuk praktis kepada petani. Contohnya adalah aplikasi
yang memberikan informasi cuaca terkini, panduan budidaya tanaman, dan
manajemen inventori.

2.6. Faktor-faktor yang menyebabkan perkembangan nilai eksport agroindustry


masih relative lambat dibandingkan dengan subsector industry lainnya, :
1. Ketergantungan pada bahan baku: Agroindustri sering bergantung pada
pasokan bahan baku yang terkait dengan sektor pertanian. Faktor-faktor
seperti perubahan iklim, penyakit tanaman, dan bencana alam dapat
mempengaruhi ketersediaan dan kualitas bahan baku. Jika pasokan bahan
baku terganggu, produksi agroindustri dapat terhambat, yang pada
gilirannya mempengaruhi ekspor.

2. Rendahnya daya saing: Beberapa agroindustri mungkin menghadapi


tantangan dalam hal daya saing dengan produk serupa dari negara-negara
lain. Faktor-faktor seperti biaya produksi tinggi, kurangnya teknologi
modern, infrastruktur yang tidak memadai, dan kekurangan modal dapat
mempengaruhi daya saing agroindustri dalam pasar global. Hal ini dapat
membatasi pertumbuhan nilai ekspor.

3. Kurangnya diversifikasi produk: Agroindustri sering terkait dengan produk-


produk pertanian tertentu, seperti kopi, teh, kelapa sawit, atau kakao. Jika
agroindustri hanya fokus pada beberapa produk utama, hal ini dapat
membuatnya rentan terhadap fluktuasi harga komoditas dan permintaan
pasar. Diversifikasi produk dapat membantu menciptakan peluang baru dan
mengurangi risiko yang terkait dengan ketergantungan pada satu atau
beberapa produk.
4. Kurangnya inovasi dan penelitian: Inovasi teknologi dan penelitian yang
terkait dengan agroindustri dapat membantu meningkatkan efisiensi
produksi, kualitas produk, dan diversifikasi. Jika ada kurangnya investasi
dalam inovasi dan penelitian, agroindustri mungkin kesulitan dalam
mencapai pertumbuhan yang cepat dan memenuhi standar internasional
yang diperlukan untuk ekspor.

5. Kendala regulasi dan kebijakan: Regulasi dan kebijakan pemerintah yang


tidak menguntungkan atau kurangnya dukungan kebijakan untuk sektor
agroindustri dapat menjadi hambatan dalam meningkatkan nilai ekspor. Hal
ini termasuk kebijakan perdagangan yang tidak menguntungkan, regulasi
lingkungan yang ketat, birokrasi yang rumit, dan kurangnya insentif bagi
pelaku usaha di sektor agroindustri.

2.7. Tolak ukur yang diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan negara dalam
pembangunan dan pengembangan agroindustri secara tepat dengan
dukungan sumberdaya lain dan menjadi strategi arah kebijakan pemerintah,
1. Infrastruktur yang memadai: Untuk mendukung pertumbuhan agroindustri,
diperlukan infrastruktur yang memadai seperti jaringan transportasi yang
baik, aksesibilitas yang mudah ke pasar dan pelabuhan, sistem irigasi yang
andal, dan fasilitas penyimpanan dan pengolahan yang modern. Infrastruktur
yang baik akan memudahkan transportasi produk pertanian, mengurangi
kerugian pasca panen, dan meningkatkan efisiensi pasokan agroindustri.

2. Peningkatan teknologi: Penggunaan teknologi modern dalam agroindustri,


seperti penggunaan sensor, automatisasi, pengolahan data, dan sistem
informasi geografis (SIG), dapat meningkatkan efisiensi produksi,
mengurangi biaya, dan memperbaiki manajemen usaha. Penerapan teknologi
juga dapat membantu meningkatkan kualitas produk, inovasi, dan daya
saing agroindustri di pasar global.

3. Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM): Investasi dalam peningkatan


kualitas SDM melalui pendidikan dan pelatihan akan memainkan peran
penting dalam pengembangan agroindustri. Pemerintah perlu mendorong
program pelatihan dan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan
agroindustri, seperti pelatihan keterampilan keterampilan, manajemen
agribisnis, dan pengetahuan teknologi terkini. SDM yang berkualitas akan
membantu meningkatkan produktivitas, inovasi, dan daya saing sektor
agroindustri.

4. Dukungan keuangan dan kebijakan yang kondusif: Pemerintah perlu


menyediakan akses keuangan yang mudah bagi pelaku usaha agroindustri,
seperti kredit usaha mikro, kredit dengan suku bunga rendah, dan
pembiayaan untuk investasi dalam teknologi dan infrastruktur. Selain itu,
kebijakan yang kondusif seperti insentif fiskal, perlindungan hukum, dan
kebijakan stabilitas jangka panjang akan menciptakan lingkungan yang
mendukung pertumbuhan dan pengembangan agroindustri.
5. Penelitian dan pengembangan (litbang): Investasi dalam penelitian dan
pengembangan agroindustri akan membantu menghasilkan inovasi,
peningkatan kualitas produk, dan pengembangan varietas tanaman yang
unggul. Pemerintah perlu mendorong kolaborasi antara lembaga penelitian,
universitas, dan sektor swasta untuk menghasilkan pengetahuan baru dan
menerapkannya dalam praktik agroindustri.

6. Penguatan rantai pasokan: Penting untuk memperkuat rantai pasokan


agroindustri agar lebih efisien dan berkelanjutan

3.1. Manajemen Agribisnis


3.1. Manajemen agribisnis merupakan pengembangan fungsi dari sistem
agribisnis yang bersifat dinamis, mengoordinasikan sumber daya pertanian
dalam arti luas sehingga bisnis pertanian dapat memberikan manfaat dan
keuntungan bagi pelaku-pelaku yang terlibat, mulai dari subsistem hulu
sampai subsistem hilir.
3.2. Agribisnis kreatif semakin diminati masyarakat karena adanya
beberapa faktor penting. Beberapa alasan mengapa agribisnis kreatif
semakin popular adalah Inovasi dimana agribisnis kreatif mendorong
inovasi dalam sektor pertanian dan peternakan. Penggunaan teknologi
modern, metode baru dalam bercocok tanam, pengolahan makanan, dan
pemasaran produk pertanian memberikan peluang baru bagi para pelaku
usaha dan menarik minat masyarakat yang ingin terlibat dalam sektor ini.
Selain itu Nilai tambah, dimana Agribisnis kreatif memberikan nilai
tambah pada produk pertanian.
3.3. Aspek penting dalam manajemen agribsnis adalah
1. Penyusunan Visi dan Misi Bisnis.
Seperti yang sudah digambarkan dari pengertian suatu manajemen
agribisnis diatas, memutuskan untuk mengembangkan suatu bisnis
pertanian yang membutuhkan perencanaan visi dan misi yang matang
sebagai langkah utamanya. Hal ini juga mencakup sebuah analisis
terhadap SWOT (Strength, Weakness, Opportunitym Threats) terhadap
usaha yang dikembangkan. Tujuannya adalah untuk dapat menentukan
kearah mana bisnis akan bergerak dan bagaimana bisnis akan
dijalankan.
2. Rencana Pemasaran
Manajemen pemasaran dalam suatu bisnis pertanian perlu disusun
sebelum masuk ke rencana produksi. Tujuannya adalah untuk dapat
membuat bagan target atau sasaran dari produk yang bisnis seperti
produk apa yang dihasilkan, siapa yang akan membeli, kemana akan
dipasarkan dan pada kisaran berapa harganya. Hal inilah yang
menjadikan suatu manajemen agribisnis sangat penting karena tanpa
adanya rencana pemasaran yang baik bisa jadi produk yang dapat
dihasilkan tidak laku dipasaran. Padalah pada industri yang menjual
suatu produk pertanian sangat rentan dengan risiko mudah layu atau
sudah tak layak konsumsi.
4. Rencana Produksi
Dalam manajemen agribisnis, rencana suatu produksi adalah
penggunaan asset dan sarana perusahaan untuk menghasilkan produk.
Prinsip utama perencanaan suatu produksi dalam agribisnis adalah
market orientation yang berarti dapat memproduksi barang atau jasa
yang diperlukan pasar. Tujuannya adalah ketika barang tersebut
diproduksi, maka akan laku dipasar karena adanya suatu nilai guna.
5. Rencana Keuangan
Keuangan menjadi suatu faktor yang paling krusial dalam bisnis. Tak
bisa dipungkiri bahwa tujuan bisnis ini adalah untuk dapat
menghasilkan keuntungan dalam hal ini uang.
Manajemen agribisnis ini dibutuhkan untuk membuat suatu
perencanaan keuangan dan jika diperlukan biasanya dilakukan
bersama konsultan.
6. Rencana Sumber Daya
Agribisnis adalah suatu bisnis pertanian yang berarti membutuhkan
banyak sumber daya manusia dalam hal ini tenaga kerja untuk
membantu pengelolaannya. Sehingga dengan rekruitmen yang
banyak tersebut menjadi suatu pengeluaran terbesar perusahaan.
Melalui manajamen agribisnis yang mumpuni bisa membantu
menekan suatu kebutuhan sumber daya misalnya dengan
menggabungkan beberapa kegiatan dengan satu tanggung jawab.
3.4. Analisis benefit cost diaplikasikan untuk memasuki dunia agribisnis,
Cost benefit analysis adalah proses analisis estimasi keuntungan yang
akan didapatkan berdasarkan perhitungan biaya dan manfaat dalam
suatu proyek. Tujuan utama dari analisis ini adalah untuk memastikan
bahwa proyek tersebut bisa menghasilkan return of investment (ROI)
yang tinggi. Manfaat Cost Benefit Analysis perusahaan bisa berfokus
pada pengambilan keputusan berdasarkan data. kesempatan tinggi
untuk menemukan biaya dan manfaat tersembunyi. manajemen bisa
membuat keputusan bisnis dengan lebih mudah. memberikan
competitive advantage. memberikan kejelasan dalam situasi yang
tidak terduga.
3.5. Koperasi Agribisnis harus mengambil peran sebagai penggerak dan
pembuka pasar agribisnis untuk eksport. Karena kunci utama untuk
penumbuhan usaha agribisnis adalah penguasaan target pasar yang jelas,
kemampuan bersaing dari produk sejenis, mutu, harga, pelayanan dan
kontinyuitas suplai.
3.6. Model pengendalian yang mampu memajukan agribisnis adalah
Sumber daya energi alternatif terbarukan Menurut FAO (Food
Association Organization), energi dari rantai pangan pertanian
menyumbang 35 persen dari total emisi GRK (gas rumah kaca). Dengan
demikian, sumber energi terbarukan, seperti energi matahari, tenaga air,
dan ladang angin, harus digunakan untuk menggerakkan pertanian.
Dalam metode ini, panel surya berguna untuk menjalankan sistem
pemompaan dan pemanas. Petani juga dapat menggunakan pembangkit
listrik tenaga air dari sungai terdekat untuk berbagai mesin pertanian.
Untuk menemukan sumber daya alternatif terbaik untuk pertanian
mereka, petani disarankan untuk membandingkan tingkat energi
menggunakan situs perbandingan energi yang banyak tersedia di website
atau media online.
3.7. Skill yang dibutuhkan untuk menjadi manajemen agribisnis Keahlian
manajer agribisnis merupakan kombinasi dari soft skill dan technical
skill yang memungkinkan seorang manajer di industri ini untuk
mengawasi dan memperbaiki proses bisnis. Soft skill biasanya kualitas
interpersonal yang membantu seorang manajer berkomunikasi dengan
anggota tim, memimpin dengan memberi contoh dan memecahkan
masalah di tempat kerja. Keterampilan teknis seorang manajer agribisnis
seringkali berkaitan dengan pengetahuan dan keahlian khusus mereka
dalam tugas-tugas manajerial, seperti mengevaluasi kinerja, mengelola
perubahan, dan menyelesaikan konflik.
3.8. Diketahui : Pak Ranto punya tanah seluas 0,75 hektar, memerlukan
tenaga kerja pria = 50, wanita = 40 dan anak = 20 dengan upah per hari
kerja masing-masing Rp 10.000,00 ; Rp 6.000,00 dan Rp 3.000,00.
Apabila produksi padi per hektar adalah 6 ton gabah, harga gabah Rp
600,00 per kilogram, total input di luar tenaga kerja sebesar Rp
150.000,00 per 0,5 hektar, Ditanya : Berapa besar keuntungan Pak Ranto
 Penyelesaian
Untuk menghitung keuntungan Pak Ranto, kita perlu menghitung beberapa
faktor terlebih dahulu.

 Total biaya tenaga kerja:

Tenaga kerja pria: 50 x Rp 10.000,00 = Rp 500.000,00 per hari


Tenaga kerja wanita: 40 x Rp 6.000,00 = Rp 240.000,00 per hari
Tenaga kerja anak: 20 x Rp 3.000,00 = Rp 60.000,00 per hari
Total biaya tenaga kerja per hari = Rp 500.000,00 + Rp 240.000,00 + Rp
60.000,00 = Rp 800.000,00

 Total biaya input di luar tenaga kerja:

Total input per 0,5 hektar = Rp 150.000,00


Total input per 1 hektar = 2 x Rp 150.000,00 = Rp 300.000,00
Total input per 0,75 hektar = 0,75 x Rp 300.000,00 = Rp 225.000,00
Total produksi gabah:

Produksi per hektar = 6 ton


Produksi per 0,75 hektar = 0,75 x 6 ton = 4,5 ton
Total pendapatan dari penjualan gabah:

 Total pendapatan = total produksi x harga gabah


Total pendapatan = 4,5 ton x Rp 600,00 per kilogram x 1000 gram = Rp
2.700.000,00
Total biaya:
Total biaya = total biaya tenaga kerja + total biaya input di luar tenaga kerja
Total biaya = Rp 800.000,00 + Rp 225.000,00 = Rp 1.025.000,00
Keuntungan:

 Keuntungan = total pendapatan - total biaya


Keuntungan = Rp 2.700.000,00 - Rp 1.025.000,00 = Rp 1.675.000,00
Jadi, keuntungan Pak Ranto adalah Rp 1.675.000,00.

Anda mungkin juga menyukai