i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................i
DAFTAR ISI....................................................i
BAB I. MASYARAKAT ADAT DAN
PERTANIAN...................................................1
I. A KARAKTERISTIK PETANI DI
MASYARAKAT ADAT.............................1
I. A. 1 Pola Pertanian tradisional /
Subsisten 1
I. A. 2 Transformasi Pola Pertanian.....4
I. A. 3 Pola Pertanian Masyarakat Adat
di Siberut5
I. B MASYARAKAT ADAT DAN
KEGIATAN BUDIDAYA PERTANIAN....8
I. B.1 Mengenal Kegiatan Budidaya. .8
i
I. B. 2 Manfaat Budidaya..................10
I. B. 3 Belajar Budidaya di Demplot
Pertanian 11
BAB II. BUDIDAYA TANAMAN SAYUR-
SAYURAN....................................................15
II. A PERSEMAIAN..............................15
II. A. 1 Memilih dan Menyiapkan Benih
dan Bibit 15
II. A. 2 Menyiapkan Tempat Persemaian
Benih 17
II. A. 3 Menyiapkan Wadah Tanam dan
Media Tanam.........................................18
II. B PINDAH TANAM.........................21
II.C. PERAWATAN TANAMAN.............28
II. D PANEN DAN PASCA PANEN.....35
BAB III. KIAT MENJADI PETANI SUKSES
DI MASYARAKAT ADAT..........................42
ii
iii
BAB I. MASYARAKAT ADAT DAN
PERTANIAN
I. A KARAKTERISTIK PETANI DI
MASYARAKAT ADAT
Page | 1
dijabarkan oleh Scott1, bahwa petani
tradisional memiliki kebudayaan,
pola sosial dan gaya hidup
tersendiri. Dalam pertanian
tradisional, petani masih
menerapkan pertanian subsisten
dimana lahan pertanian didominasi
tanaman pangan untuk mampu
mencukupi kebutuhan pangannya.
Pertanian subsisten merupakan satu
unit konsumsi dan unit produksi
sekaligus sehingga jumlah produksi
dan konsumsi cenderung sama
banyaknya.
Pertanian subsisten
umumnya hanya menggunakan
tanah dan tenaga kerja manusia
1
Scott, James C, 1981, Moral Ekonomi Petani;
Pergolakan dan subsistensi di Asia Tenggara,
Jakarta, LP3ES
Page | 2
sebagai modal. Dalam pertanian
subsisten, petani terkesan
menghindari resiko, mereka hanya
fokus untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari tanpa perencanaan untuk
meningkatkan hasil produktivitas
pertanian yang lebih tinggi.
Pertanian tradisional masih
menggunakan peralatan yang sangat
sederhana, dan mengandalkan
pengetahuan dan kearifan lokal
dalam kegiatan-kegiatan produksi.
Pengetahuan tersebut diperoleh
melalui proses belajar dari nenek
moyang terdahulu dan dari
pengalaman yang telah dilalui
petani itu sendiri sejak lama.
Page | 4
komersial dengan 3 tahap
perkembangan2, yaitu :
2
ibid
Page | 5
3. Tahap ketiga, adalah
pertanian modern yang
berorientasi komersiil/pasar
dengan penggunaan
teknologi, modal dan
produktivitas yang sangat
tinggi.
Perkembangan
pembangunan di Siberut telah
menyebabkan orientasi pertanian
mulai beralih ke arah komersil atau
pasar. Salah satunya ditandai
Page | 8
dengan mulai berkembangnya
pertanian hortikultura atau budidaya
tanaman kebun yang didominasi
sayur-sayuran dan buah-buahan.
Seiring berkembangnya
infrastruktur dan pasar sebagai
pusat ekonomi, pertanian
hortikultura dengan masa panen
yang relatif singkat dapat menjadi
salah satu solusi bagi peningkatan
ekonomi masyarakat.
Page | 9
I. B.1 Mengenal Kegiatan Budidaya
Kegiatan budidaya
merupakan bagian penting dalam
usaha pertanian. Menurut KBBI,
budidaya adalah usaha yang
bermanfaat dan memberi hasil.
Budidaya adalah suatu usaha yang
dilakukan dengan terencana untuk
memelihara dan
mengembangbiakkan suatu tanaman
tertentu agar tetap terjaga
kelestariannya dan bisa
mendapatkan hasil yang bermanfaat
serta berguna untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia.
I. B. 2 Manfaat Budidaya
Budidaya tanaman bertujuan
untuk membesarkan tanaman
hingga menghasilkan dan memanen
3
PP RI No.18 Tahun 2010 tentang Usaha Budidaya
Tanaman.
Page | 11
bagian tanaman yang bernilai
ekonomi. Dengan kegiatan
budidaya petani bisa
memperdagangkan hasil produksi
dari budidayanya agar bisa
memperoleh keuntungan. Petani
akan mendapat keuntungan dari sisi
ekonomi dengan menjual hasil
produksi. Sekaligus petani juga
mendapat keuntungan konsumsi
karena hasil panen bisa dijadikan
bahan pangan.
I. B. 3 Belajar Budidaya di
Demplot Pertanian
Kegiatan budidaya
merupakan hal yang baru dalam
sistem pertanian tradisional
masyarakat adat di Siberut. Salah
satu cara untuk belajar dan memulai
kegiatan budidaya tanaman bisa
dilakukan dengan membuat demplot
pertanian. Demplot atau
Demonstrasi Plot adalah suatu
metode penyuluhan pertanian
Page | 13
kepada petani, dengan cara
membuat lahan percontohan yang
luasannya berkisar antara 0,1 s/d 1
ha. Demplot adalah salah satu
metode penyuluhan yang efektif,
karena dengan metode ini petani
dapat melihat, mempelajari, dan
mengerjakan kegiatan budidaya
hingga melihat hasilnya secara
langsung.
Di Desa Madobag, YCMM
memfasilitasi 2 kelompok
komunitas adat dalam proses
belajar budidaya tanaman dengan
membuat demplot pertanian.
Masing-masing kelompok membuat
satu demplot tanaman hortikultura
jenis sayur-sayuran seperti cabai,
terong, timun, dan kacang panjang.
Dengan belajar budidaya di
demplot, setiap anggota kelompok
diharapkan dapat tertarik mencoba
teknik dan teknologi yang
Page | 14
dipelajarinya di lahan masing-
masing. Sehingga dapat
memberikan hasil panen yang lebih
tinggi dibandingkan dengan cara
bertani yang biasa.
Page | 15
Page | 16
BAB II. BUDIDAYA TANAMAN
SAYUR-SAYURAN
II. A PERSEMAIAN
Persemaian merupakan
kegiatan dimana benih ditanam di
suatu media yang bertujuan agar
benih bisa tumbuh maksimal dan
terlindung dari hama penyakit yang
mengganggu. Ada beberapa jenis
sayuran yang sebaiknya 4disemai
terlebih dahulu, antara lain cabai,
terung, tomat, seledri, selada, dan
bawang daun.
Page | 17
II. A. 1 Memilih dan Menyiapkan
Benih dan Bibit
Benih adalah tanaman atau
bagian tanaman yang digunakan
untuk memperbanyak dan atau
mengembangbiakkan tanaman4.
Benih adalah biji yang telah
mengalami perlakuan khusus
sehingga dapat dijadikan sarana
dalam memperbanyak tanaman.
Sedangkan bibit adalah benih yang
telah berkecambah. Langkah awal
dalam melakukan budidaya
tanaman adalah dengan memilih
dan menyiapkan benih yang baik.
Page | 22
biji, dan diletakkan di atas papan
kayu atau bambu dan sejenisnya
untuk mengantispasi datangnya
hama seperti semut dan keong.
Benih yang disemai nantinya tidak
perlu dipindah tanam tetapi
langsung disusun di bedengan sebab
akar tanaman dapat menembus daun
pisang. Daun pisang dengan
sendirinya akan membusuk dan
menjadi pupuk alami bagi tanaman.
Page | 23
II. B PINDAH TANAM
Benih biasanya akan mulai
tumbuh menjadi bibit dan bisa
dipindah tanam dalam kurun waktu
2 s/d 3 minggu. Benih cabai
misalnya, 14 hari pasca disemai
atau ketika sudah tumbuh empat
lembar daun sudah bisa dipindah
tanam. Jika karena suatu alasan
seperti musim tanam yang belum
pas sehingga terlambat dipindah
tanam (benih sudah ketuaan) masih
tetap bisa dilakukan. Caranya
dengan menggunakan teknik
pangkas batang dan daun, agar daun
baru bisa tumbuh lagi, setelah itu
baru dipindah tanam.
Page | 24
Ketika benih telah disemai,
petani sembari menyiapkan lahan
untuk pindah tanam. Langkah awal
adalah melakukan penilaian
terhadap kondisi atau karakteristik
tanah. Tanah yang cocok dijadikan
lahan bercocok tanam tanaman
muda adalah tanah yang subur,
gembur, mengandung banyak
humus dan tidak terlalu
basah.Mengenali karakteristik tanah
sebenarnya dapat dilakukan dengan
kasat mata. Tanah subur umumnya
berwarna kehitam-hitaman. Namun
secara ilmiah, ada alat khusus dalam
teknologi pertanian untuk
mengetahui kesuburan tanah.
Berdasarkan pengalaman
dan pengetahuan lokal masyarakat
adat Mentawai, pindah tanam atau
penanaman sebaiknya dilakukan
pada musim hujan. Mereka masih
meyakini dan mempraktekkan
Page | 29
pengetahuan lokal lainnya bahwa
masa terbaik untuk menanam adalah
pada saat bulan mati. Berdasarkan
pengalaman, tanaman akan tumbuh
subur dan berbuah dengan baik,
berlaku bagi semua jenis tanaman
terutama tanaman tua. Oleh karena
itu perlu mengatur rentang waktu
penyemaian benih hingga masa
pindah tanam (2 s/d 4 minggu)
dengan menyesuaikan musim/cuaca
dan kalender bulan (bulan mati).
Bisa dibuat kalender waktu/musim.
Page | 31
agar tanah bisa leboih kering dan
berkurang kadar keasaman tanah.
Page | 32
anggota kelompok kewalahan
membersihkan tanaman dari rumput
karena luasnya lahan. Penyiangan
rumput selesai di satu sisi/bagian, di
sisi/bagian lain sudah tumbuh
kembali. namun jika pekerjaan
menyiangi rumput ini bisa
dilakukan bersama –sama oleh
anggota kelompok maka tidak akan
ada kendala. Jika hanya satu dua
orang saja yang bekerja maka
pekerjaan menyiangi rumput ini
bisa saja harus dilakukan setiap
hari.
2. Penyiraman. Tanaman juga harus
rutin disiram dua kali dalam sehari
(pagi dan sore) terlebih pada musim
kemarau. Penyiraman tanaman bisa
tidak terlalu sulit jika lokasi kebun
dekat dengan sumber air. Jika
Page | 33
memiliki modal, petani juga bisa
menggunakan teknologi alat
penyemprot air. Namun jika tidak
ada, bisa menggunakan peralatan
sederhana dari botol plastik
kemasan air mineral yang tutupnya
sudah dilubangi untuk jalan keluar
air dari dalam botol.
3. Pengendalian hama dan penyakit
tanaman. Dilakukan untuk mengusir
atau mencegah munculnya hama
dan penyakit yang merusak
tanaman. Misalnya hama pada
tanaman cabai yaitu kutu daun.
Tanaman cabai dapat terganggu
pertumbuhannya pada musim
kemarau atau saat cuaca yang
terlalu panas, daunnya menjadi
keriting. Salah satu cara
mengatasinya dengan menggunakan
Page | 34
daun sirsak dan daun pepaya yang
dicincang atau lebih baik lagi
ditumbuk halus, (jika ada blender
dapat dibelender, atau dihaluskan
dengan gigiok) lalu dicampur
dengan air dicampur sedikit cairan
sabun pembersih piring sebagai
perekat. 3 lembar daun sirsak, 1
lembar daun pepaya, setengah
sendok teh cairan pencuci piring,
dicampur ke dalam 5 liter air.
Ramuan ini dimasukkan ke dalam
botol bekas parfum atau botol
semprot lainnya, disemprotkan ke
daun cabai satu atau dua kali dalam
satu minggu.
Di musim hujan, hama yang sering
mengganggu adalah ulat yang
berasal dari dalam tanah yang
basah. Oleh sebab itulah penting
Page | 35
membuat bandar atau parit di
sekeliling kebun/lahan agar air tidak
tergenang.
4. Pemupukan. Pemupukan bisa
dilakukan setelah dua minggu pasca
pindah tanam dan dilakukan secara
rutin satu kali dalam dua minggu.
Bertanam tanaman muda seperti
sayur-sayuran membutuhkan
perawatan intensif dan seringkali
dikerjakan dengan non organik agar
lebih praktis. Misalnya penggunaan
bahan kimia untuk pupuk dan
pestisida. Sehingga ada sedikit
kesulitan untuk mengarahkan ke
pertanian organik. Penggunaan
bahan-bahan kimia bisa
mengundang hama, tanaman
menjadi ketergantungan, tidak akan
Page | 36
tumbuh jika tidak diberi asupan
bahan kimia yang sama.
Bahan-bahan alami banyak tersedia
di lingkungan sekitar. Petani bisa
membuat dan menggunakan pupuk
organik dari kotoran sapi, jika di
sekitar banyak ternak sapi. Cara
membuatnya dengan menjemur
kotoran sapi di bawah sinar
matahari langsung selama dua hari
agar kandungan airnya berkurang.
Setelah itu pindahkan ke lokasi
yang terlindung dari sinar matahari
atau buat semacam atap pelindung
tanpa dinding agar sirkulasi udara
lancar. Setelah dua bulan, kotoran
sapi telah menajdi pupuk kandang
dan siap digunakan. Pupuk kandang
bisa juga dibuat berbentuk cair
Page | 37
untuk disiramkan ke sekitar batang
tanaman, satu kali dalam satu bulan.
Selain pupuk kandang petani bisa
membuat dan menggunakan
kompos dari batang pisang, serbuk
kayu, abu-abu bekas pembakaran
sampah organik seperti batang dan
daun pohon. Caranya batang pisang
dan serbuk kayu yang sudah
membusuk atau dicincang-cincang
halus. Penggunaan kompos yang
baik dan tepat bisa menjamin
pertumbuhkembangan tanaman
tanpa perlu pestisida lagi.Semakin
intensif melakukan perawatan
tanaman akan semakin baik dan
maksimal hasil yang didapatkan.
Tanaman sayur-sayuran atau
holtikultura sebaiknya di tanam di
pekarangan atau di lokasi yang
Page | 38
mudah diakses agar perawatan
dapat dilakukan lebih intensif.
Page | 40
dapat dipanen pertama kali pada
umur 70-75 hari setelah tanam,
sedangkan di dataran tinggi lebih
lambat yaitu umur 4-5 bulan setelah
tanam. Sedangkan sayur-sayuran
lain rata-rata siap panen pada umur
45 sampe 60 hari setelah tanam.
4. Waktu panen yang baik pada
tanaman cabai adalah pada pagi hari
sebab tanaman belum banyak
mengalami penguapan. Petik buah
beserta tangkainya supaya buah
tidak cepat busuk dan lakukan
dengan hati-hati agar tidak ada
cabang atau ranting yang patah.
5. Apabila tanaman cabai dirawat
dengan baik, jeda waktu panen
berkisar 3-5 hari sekali dengan
masa panen berkisar 1-2 bulan
setelah pemanenan yang pertama.
Page | 41
Hal-hal yang harus dilakukan pada
penanganan pasca panen adalah :
Page | 43
dibenihkan kembali bisa
disesuaikan dengan kebutuhan bibit
di masa tanam berikutnya agar tidak
perlu membeli benih.
8. Setelah panen, sebaiknya tanah
ditanami dengan jenis tanaman yang
berbeda. Misalnya setelah panen
cabai tanah diolah atau
digemburkan kembali dan ditanami
dengan kacang tanah, kacang-
kacangan atau tanaman muda
lainnya yang berbeda karakter. Jika
tetap ingin menanam jenis tanaman
yang sama dan di lokasi yang sama
harus dilakukan pengolahan tanah
kembali karena tanah sudah
didominasi oleh akar-akar tanaman.
Page | 44
Page | 45
BAB III. KIAT MENJADI PETANI
SUKSES DI MASYARAKAT ADAT
http://pustaka.setjen.pertanian.go.id/index-berita/tips
-menjadi-petani-sukses
Page | 46
masa kini dan yang akan datang atas
jenis produk pertanian tertentu.
2. Menentukan jenis tanaman yang
akan dibudidayakan atas
pertimbangan di atas.
3. Memilih lahan yang tepat untuk
tanaman budidaya dengan
mempertimbangkan topografi, jenis
tanah, kondisi lingkungan, dan
iklim.
4. Berinovasi dan memanfaatkan
teknologi tepat guna dan ramah
lingkungan untuk meningkatkan
hasil produksi.
5. Menyesuaikan hasil panen dengan
pasar potensial dengan kriteria
pembeli (siapa, berapa banyak calon
pembeli, bagaimana
menegosiasikan harga, kapan
Page | 47
permintaan terhadap produk
cenderung meningkat, dll.
6. Mencari informasi tentang budidaya
dan pemasaran dari petani yang
telah berpengalaman.
7. Menumbuhkan rasa bangga menjadi
petani untuk meningkatkan
semangat.
Page | 48