TUGAS 3

SOSIOLOGI PEDESAAN/SOSI4303

NAMA : FAHRI HAMDANI NUR AMALUL HADY PUTRA

NIM : 042243313
ASAL : UPBJJ-UT JEMBER

1. System ekonomi pertanian terbagi pada era yang berbeda, yakni era cocok tanam
yang sangat bersahaja, era pertanian pra-kapitalistik, dan era pertanian
kapitalistik.Jelaskan perbedaan dari masing-masing era tersebut? Selanjutnya lakukan
analisis sistem ekonomi pertanian di daerah saudara termasuk pada era yang mana dan
jelaskan alasannya
JAWAB :
a. Era cocok tanam yang sangat bersahaja yaitu merujuk pada kepraktisan
penggunaan lahan untuk bercocok tanam, terutama dalam penggunaan
peralatan sederhana dan teknik pertanian yang mudah dilakukan. Era ini
biasanya terkait dengan masa lalu, di mana masyarakat masih bergantung pada
pertanian sebagai sumber penghidupan dan belum menggunakan mesin atau
teknologi modern. Dalam era ini, masyarakat mengalami tantangan dalam
memanfaatkan lahan dengan sumber daya alami yang terbatas, sehingga
mereka harus mencari cara yang paling efektif dan efisien untuk
mengoptimalkan hasil panen. Oleh karena itu, era cocok tanam yang sangat
bersahaja melibatkan penggunaan teknologi dan peralatan yang sederhana,
serta penerapan cara-cara yang ramah lingkungan dan berkelanjutan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat akan bahan pangan dan bahan bakar.

b. Era pertanian pra-kapitalistik adalah masa di mana sistem pertanian masih

didominasi oleh produksi untuk kebutuhan sendiri dan lingkungan sekitar,
bukan untuk tujuan komersial atau profit. Pada masa itu, masyarkat
memproduksi makanan dan produk pertanian secara mandiri dan tidak ada
atau sangat sedikit terdapat perdagangan yang dilakukan. Selain itu, era ini
juga ditandai oleh penggunaan teknologi dan peralatan yang sangat sederhana,
seperti cangkul, sabit, dan hewan ternak, serta tanpa pengaruh dari sistem
ekonomi kapitalis. Di era ini, tanah dan sumber daya alam dianggap sebagai
warisan bersama dan bertanggung jawab atas pemeliharaan dan
pemanfaatannya dengan cara yang berkelanjutan. Meskipun era pertanian pra-
kapitalistik dianggap sebagai masa lalu, namun nilai-nilai berkelanjutan dan
keberlanjutan dipandang penting untuk dijaga dalam pembangunan pertanian
modern.
 c. Era pertanian kapitalistik adalah masa di mana produksi pertanian dipandang
sebagai industri yang berorientasi pada profit atau keuntungan. Pada masa ini,
pertanian didorong oleh logika pasar, kompetisi bisnis, serta unsur-unsur
ekonomi dan finansial lainnya. Seluruh aspek proses produksi, mulai dari
penggunaan bibit, pupuk, teknologi, sistem manajemen, dan bahkan
pemasaran, dikendalikan oleh pasar atau pemodal yang mengincar
keuntungan. Oleh karena itu, era pertanian kapitalistik ditandai oleh
penggunaan teknologi yang canggih serta peralatan modern, seperti mesin
traktor, pestisida, dan pupuk nitrogen, dengan tujuan untuk meningkatkan
efisiensi dan produktivitas. Di era ini, tanaman dan hewan ternak dibiakkan
dan dihasilkan secara massal untuk memenuhi kebutuhan pasar, terutama
dalam skala internasional. Sistem pertanian kapitalistik sering kali dikritik
karena mengabaikan keberlanjutan dan berkontribusi pada berbagai masalah
lingkungan dan sosial, seperti degradasi tanah, kehilangan keanekaragaman
hayati, dan ketidakadilan sosial.

Perbedaan utama ketiga era pertanian yang telah disebutkan adalah :

1) Era Pertanian Pra-Kapitalistik:
a. Orientasi pada produksi atau pemenuhan kebutuhan sendiri dan
lingkungan sekitar.
b. Penggunaan teknologi dan peralatan pertanian yang sederhana dan
terbatas.
c. Tanah, sumber daya alam dan lingkungan dianggap sebagai milik
bersama.
d. Sistem produksi didasarkan pada prinsip keberlanjutan dan pelestarian
lingkungan.

2) Era Cocok Tanam yang Sangat Bersahaja:

a. Penggunaan lahan dan peralatan bercocok tanam yang lebih efektif dan
efisien.
b. Meski produksi diarahkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
setempat, namun sudah terdapat perdagangan yang cukup signifikan.
c. Cenderung menggunakan teknologi sederhana dan berkelanjutan.
d. Lingkungan dan keseimbangan alam masih menjadi perhatian utama
dalam penggunaan lahan dan sumber daya.

3) Era Pertanian Kapitalistik:

a. Produksi pertanian digerakkan oleh prinsip keuntungan dan pasar.
b. Penggunaan teknologi dan peralatan pertanian modern serta canggih.
c. Penekanan pada produktivitas dan efisiensi dengan tujuan untuk
meningkatkan profit dan bersaing di pasar global.
d. Tanah dan sumber daya alam dilihat sebagai alat penghasil uang, dan
lingkungan sering kali diabaikan dalam pencapaian keuntungan.

Dalam ringkasan, era pertanian pra-kapitalistik dan cocok tanam yang sangat
bersahaja lebih menekankan pada prinsip keberlanjutan dan keseimbangan dengan
lingkungan sekitar, sedangkan era pertanian kapitalistik cenderung menggunakan
 pendekatan ekonomi yang lebih kuat, meskipun kadang juga mengabaikan
keberlanjutan lingkungan dan sosial.

Sistem ekonomi pertanian di Kabupaten Jember, Indonesia, cenderung termasuk

dalam sistem pertanian kapitalistik. Terdapat beberapa alasan pengklasifikasian ini, di
antaranya:

Orientasi pada profit: Mayoritas petani di Kabupaten Jember menghasilkan produk

pertanian untuk dijual ke pasar lokal maupun nasional. Karena itu, mereka harus
mempertimbangkan kondisi pasar untuk dapat mengetahui produk mana yang
memiliki potensi untuk meningkatkan keuntungan mereka.

Investasi pada teknologi modern: Petani di Jember saat ini cenderung menggunakan
teknologi dan peralatan pertanian modern, seperti mesin traktor, pestisida, dan pupuk
nitrogen, untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam menghasilkan produk
pertanian. Hal ini bertujuan untuk memperbesar skala produksi dan mencapai target
keuntungan.

Adopsi prinsip agribisnis: Banyak petani di Kabupaten Jember yang kini

memperlakukan pertanian sebagai bisnis dan mengoperasikannya dengan mengadopsi
prinsip-prinsip agribisnis. Mereka lebih fokus pada peningkatan volume produksi,
efisiensi biaya, serta meningkatkan kualitas produk agar dapat memperoleh
keuntungan yang lebih besar.

Namun, meskipun sistem pertanian kapitalistik semakin populer di Kabupaten

Jember, masih terdapat banyak petani yang mengadopsi prinsip berkelanjutan dalam
pengelolaan lahan dan sumber daya alam. Mereka cenderung lebih
mempertimbangkan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan serta menanam
tanaman yang sesuai dengan kondisi agroekologi setempat. Sehingga, meskipun kian
bertumbuhnya sistem pertanian yang berorientasi pada profit di Kabupaten Jember,
aspek keberlanjutan dan lingkungan tetap menjadi perhatian penting bagi petani dan
para pemangku kepentingan lainnya.

2. Globalisasi dimaknai sebagai proses mengglobalnya sistem kapitalisme, hal ini tentu
saja sangat mempengaruhi sistem ekonomi, tak terkecuali sistem ekonomi pertanian.
Jelaskan pengaruh globalisasi terhadap system perekonomian desa di daerah saudara
(sebutkan daerahnya)!
JAWAB :

Globalisasi secara umum diartikan sebagai proses integrasi atau penyebaran nilai-nilai
dan budaya kapitalisme ke seluruh dunia. Proses ini sangat mempengaruhi
perkembangan sistem ekonomi di seluruh dunia termasuk di pedesaan seperti Desa
Bangsalsari di Kabupaten Jember.
Pengaruh globalisasi terhadap sistem perekonomian di Desa Bangsalsari terdiri dari
beberapa hal, di antaranya:
 a. Ketergantungan terhadap pasar global: Dengan semakin terbukanya akses
pasar global, maka petani di Desa Bangsalsari juga mulai tergantung pada
pasar global untuk menjual produk pertaniannya. Hal ini merupakan salah satu
dampak dari globalisasi yang mempengaruhi pola ekonomi di desa tersebut.

b. Persaingan yang ketat: Seiring dengan semakin banyaknya produk yang

tersedia di pasar, maka persaingan antar petani juga semakin ketat. Mereka
dituntut untuk meningkatkan kualitas, jumlah, dan efisiensi dalam
menghasilkan produk pertanian agar dapat bersaing di pasar global.

c. Teknologi modern: Globalisasi juga berkontribusi pada adopsi teknologi

modern di sektor pertanian Desa Bangsalsari, salah satunya dengan
mengenalkan teknologi pertanian yang lebih efektif, seperti penggunaan
pupuk organik, sistem irigasi yang modern serta mendukung penggunaan
mesin-mesin pertanian.

Referensi : BMP SOSIOLOGI PERDESAAN SOSI4303