1. a. Sektor pertanian merupakan sektor penting tapi tidak dijadikan sektor unggulan dalam
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hal tersebut terjadi karena pada sektor pertanian
hanya beberapa komoditas tertentu yang dapat berkembang, yaitu komoditas yang
dibutuhkan oleh banyak negara terutama negara dimana komoditas pertanian tersebut
sulit untuk dibudidayakan. Indonesia juga harus bersaing dengan negara-negara di Asia,
khususnya di Asia Tenggara untuk menghasilkan komoditas yang paling berkualitas
sehingga mendapatkan posisi ekspor pasar yang luas.
b. Kecenderungan pembangunan pertanian akhir-akhir ini menunjukkan bahwasanya
perkembangan sektor pertanian di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup
signifikan. Dikutip dari KOMPAS.com, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri
(Kadin) Rosan P Roeslani menilai, sektor agro industri masih memberikan sumbangan
pertumbuhan perekonomian nasional. Menurut dia, hal ini dilihat dari data Badan Pusat
Statistik (BPS) yang menunjukkan bahwa sektor pertanian tetap tumbuh positif di masa
Covid-19. Pada kuartal kedua dan ketiga 2020, subsektor tanaman pangan tumbuh
masing-masing 9,23 persen dan 7,14 persen. "Ini merupakan pertumbuhan tertinggi
selama tiga tahun terakhir. Secara keseluruhan, sektor pertanian, kehutanan dan
perikanan pada kuartal kedua dan tiga tetap tumbuh positif di tengah pandemi," kata
Rosan dalam kata sambutannya di acara virtual Jakarta Food Security Summit-5 yang
diselenggarakan KADIN, Rabu (18/11/2020).
Dikutip dari KONTAN.co.id, Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar bagi
pembangunan ekonomi, baik dalam kontribusi ekspornya maupun kontribusi
meningkatkan pendapatan masyarakat. ”Sektor pertanian juga berkontribusi dalam
penyediaan pangan functional food yang sangat penting bagi sebuah bangsa. Karena
dari pangan lah dapat mendorong tingkat kesehatan yang lebih baik, sehingga mampu
meningkatkan produktivitas bangsa dan negara kita,” tutur Presiden Jokowi, Kamis
(12/3) dikutip dari laman setkab.go.id.
c. Daniel (2004) menyebutkan bahwa faktor-faktor input produksi pertanian seperti tenaga
kerja, modal, lahan dan manajemen usaha mampu meningkatkan output produksi
pertanian. Masing-masing faktor mempunyai fungsi yang berbeda dan saling terkait
satu sama lain. Faktor-faktor tersebut kemudian dapat dipandang sebagai prinsip-
prinsip. Pada umumnya permasalahan prinsip yang ada sehingga pembangunan
pertanian tidak bisa berjalan seperti yang diharapkan antara lain adalah pada prinsip
tenaga kerja, dimana sektor pertanian kekurangan tenaga kerja umumnya para kawula
muda, tenaga kerja sektor pertanian didominasi oleh masyarakat lanjut usia sehingga
produktivitas kerja tidak maksimal. Kemudian pada prinsip lahan, dapat dilihat pada
masa saat ini lahan pertanian berkurang secara signifikan hal ini terjadi karena banyak
lahan pertanian yang diubah menjadi lahan permukiman, pabrik, hingga jalan.
d. Sektor pertanian dapat dioperasikan dengan prinsip Industri. Syarat yang perlu dipenuhi
antara lain adalah adanya lahan yang subur dan cukup luas, komoditas yang akan
dibudidayakan dapat tumbuh dengan baik sesuai dengan iklim daerah tersebut, modal,
sarana dan prasarana yang lengkap, serta kemudahan akses. Komoditas yang
mempunyai potensi tinggi antara lain adalah kopi, lada, teh, dan kelapa sawit.
2. a. Pengembangan sistem industri pertanian dapat dilakukan dengan pendekatan sistem,
yang dimaksud dengan pendekatan sistem dalam konteks ini adalah segala langkah
terstruktur dengan tujuan menghubungkan komponen-komponen dalam sistem industri
pertanian sehingga sistem dapat berjalan lebih baik dan kualitas produk meningkat.
b. Komponen sub-sistem yang harus dikembangkan dalam sistem industri pertanian antara
lain adalah sebagai berikut:
1. Sub-Sistem Biologi : Merupakan pengintegrasian pengetahuan baik pada
tanaman maupun hewan dan efek aktivitas biologis terhadap lingkungan fisik dan
kimia(misalnya iklim, tanah, dsb) serta terhadap aktivitas manusia(misalnya irigasi,
drainase, penggunaan pupuk, pengolahan tanah, inseminasi buatan, vaksin, dsb).
2. Sub-Sistem Kerja : Merupakan pengintegrasian pengetahuan pada pekerjaan dalam
aktivitas pertanian dan tentang bagaimana pekerjaan tersebut dapat diselesaikan
dengan baik oleh tenaga kerja serta keterampilan, alat, mesin, bangunan dan
peralatan yang lain dengan masukan energi dari berbagai sumber.
3. Sub-Sistem Ekonomi Produksi Pertanian : Merupakan pengintegrasian
pengetahuan pada harga produk yang akan dijual dan faktor-faktor produksi yang
harus disediakan oleh produsen, volume yang harus diproduksi dan yang dipakai,
biaya manajemen dan tenaga kerja, penerimaan dan pengeluaran, surplus bersih(net
surplus), rencana alternatif produksi, risiko dan ketidakpastian, serta semua
determinan yang mempengaruhi pendapatan dan sistem produksi secara detail.
4. Sub-Sistem Sosio-Ekonomis : Merupakan pengintegrasian pengetahuan tentang
pasar sebagai wahana penjualan produk pertanian(termasuk perdagangan
internasional), pasar untuk lahan pertanian dan hak atas lahan, tenaga kerja, mesin-
mesin pertanian, bahan bakar, pupuk dan faktor produksi lain seperti pajak, subsidi
dan pinjaman keuangan, penelitian dan pendidikan.
c. Keterkaitan elemen dalam sistem dapat digambarkan dalam suatu diagram alir, sebagai
berikut:
1. Sub-Sistem Biologi
Aliran Sub-Sistem Biologi dimulai dari Climate atau Iklim khususnya pada bagian
Atmosphere. Kemudian diikuti oleh peran elemen biotik maupun abiotik mulai dari tanaman,
hewan, tanah, bebatuan, yang dikelola oleh manusia menggunakan teknik pemupukan,
drainase, dan irigasi hingga produk/hasil dari sistem diterima dan diolah oleh manusia untuk
mencukupi kebutuhannya.
2. Sub-Sistem Kerja
Aliran Sub-Sistem Kerja dimulai dari Energi Manusia(berasal dari berbagai macam
pembangkit energi yang dikelola oleh manusia) sebagai sumber energi utama yang kemudian
digunakan untuk memberikan daya pada kegiatan pertanian. Kegiatan pertanian ini secara
langsung berkaitan dengan sub-sistem biologi yang mempengaruhi hasil pekerjaan pada
proses pertanian. Selanjutnya output/hasil dari pekerjaan tersebut(umumnya berupa bahan-
bahan mentah) akan diproses, disimpan, dan dialokasikan sebelum akhirnya di edarkan ke
pasar.
3. Sub-Sistem Ekonomi Produksi Pertanian
Aliran Sub-Sistem Ekonomi Produksi Pertanian dimulai dari perusahaan pertanian yang
menerapkan fungsi manajemen, mengelola tenaga kerja, mengelola aset dan net worth hingga
perusahaan menghasilkan aset-aset baru dan net worth yang lebih tinggi. Pencatatan neraca
keuangan dibagi per-accounting period yang mencakup penggunaan aset dan net worth,
pengeluaran perusahaan dalam pembelian bahan baku produksi, proses produksi, hingga
keuntungan yang digunakan untuk memperbanyak aset serta meningkatkan net worth.
4. Sub-Sistem Sosio-Ekonomis
d. Peranan pemerintah agar bisa secara efektif mampu mengendalikan harga antara lain
adalah dengan mengadakan bazar sembako murah, sidak pasar, mengadakan himbauan
kepada masyarakat untuk menggunakan produk dalam negeri, hingga menerapkan
kebijakan yang sesuai untuk menyeimbangkan harga pasar.
4. a. Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana harga barang secara umum
mengalami kenaikan secara terus menerus atau terjadi penurunan nilai uang dalam
negeri. Sedangkan deflasi merupakan suatu keadaan dimana terdapat peristiwa
penurunan harga barang umum secara terus menerus atau terjadi peningkatan nilai
uang. Pengaruh inflasi terhadap operasi sistem industri pertanian adalah harga
kebutuhan pokok hingga bahan baku industri yang tinggi sehingga dapat memicu
masyarakat untuk melakukan barter bahan makanan, contohnya seperti yang terjadi di
Venezuela pada bulan Maret tahun 2021 . Sedangkan deflasi berpengaruh pada kondisi
ekonomi petani dan industri pertanian, dimana harga pangan yang terlalu murah
menyebabkan keuntungan petani menjadi kecil sehingga banyak petani akan menjual
produk pangan dengan sangat murah untuk jumlah yang banyak. Petani yang memiliki
lahan tidak begitu luas akan terdampak karena keterbatasan jumlah produk yang dijual.
b. Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran dana saat ini dengan harapan
memperoleh hasil atau keuntungan di masa datang. Dilihat dari waktunya, investasi
dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu investasi jangka pendek dan investasi
jangka panjang. Investasi jangka pendek(satu tahun atau kurang), yaitu investasi pada
aktiva lancar(modal kerja), contohnya kas, piutang inventori, dan surat-surat berharga.
Sedangkan investasi jangka panjang(lebih dari satu tahun), yaitu investasi pada aset riil,
contohnya tanah, bangunan, peralatan kantor, kendaraan, aset riil lainnya, serta
investasi pada aset finansial seperti investasi pada saham dan obligasi.
Divestasi adalah kebalikan dari investasi, yaitu pengurangan jenis aset yang
dimiliki seseorang atau perusahaan dengan tujuan untuk menambah keuntungan bagi
orang atau perusahaan tersebut. Contohnya ketika seseorang yang berinvestasi di saham
menjual sejumlah lot saham saat harga tinggi. Divestasi yang dilakukan ini akan
menambah pendapatan investor tersebut.
c. Law of diminishing returns adalah sebuah hukum dalam ekonomi yang menjelaskan
tentang proporsi input yang tepat untuk mendapatkan output maksimal. Ketika input
yang kita miliki melebihi kapasitas produksi dari input, maka return(pendapatan) kita
akan semakin menurun. Terdapat tiga tingkat dalam teori ini, yaitu fase increasing
return(pendapatan yang meningkat), fase kedua dimana pendapatan tetap meningkat
tetapi pada intensitas yang lebih rendah, dan fase ketiga adalah diminishing returns.