Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

PENGANTAR ILMU PERTANIAN

DOSEN

Prof. Dr. Ir. Melinda Noer, M.Sc.

(196410311989032001)

DISUSUN OLEH:

YUKE ALFADHEL ZEGA

(1910252032)

UNIVERSITAS ANDALAS
FAKULTAS PERTANIAN

PROTEKSI TANAMAN

2019/2020
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Agroindustri dapat menjadi salah satu pilihan strategis menghadapi masalah dalam upaya
peningkatan perekonomian masyarakat di pedesaan serta mampu menciptakan kesempatan
kerja bagi masyarakat yang hidup di pedesaan. Agroindustri merupakan usaha untuk
meningkatkan efisiensi sektor industri hingga menjadi kegiatan yang sangat produktif melalui
proses modernisasi industri. Modernisasi di sektor industri dalam skala internasional dapat
meningkatkan penerimaan nilai tambah sehingga pendapatan ekspor akan lebih besar
(Saragih,2004).

Sumber daya alam Indonesia belum banyak memberikan kontribusi bagi kesejahteraan
rakyat Indonesia. Bahan baku pertanian baik yang berupa hasil pertanian sendiri,
hasil perikanan dan perkebunan merupakan modal besar untuk mengembangkan
negara ini menjadi negara yang memiliki kekuatan untuk berkompetisi di perdagangan global.
Berdasarkan data yang ada, ternyata produk pertanian memberikan kontribusi bagi
perkembangan perekonomian negara, sehingga sangatlah tepat jika dilakukan pengembangan
agroindustri modern dan profesional di Indonesia saat ini.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. PENGERTIAN AGROINDUSTRI

2. PENTINGNYA AGROINDUSTRI

3. RUANG LINGKUP AGROINDUSTRI


BAB 2
PEMBAHASAN

1.2.1 PENGERTIAN AGROINDUSTRI

Agroindustri berasal dari dua kata agricultural dan industry yang berarti suatu industri yang
menggunakan hasil pertanian sebagai bahan baku utamanya atau suatu industri yang
menghasilkan suatu produk yang digunakan sebagai sarana atau input dalam usaha pertanian.
Defi nisi agroindustri dapat dijabarkan sebagai kegiatan industri yang memanfaatkan hasil
pertanian sebagai bahan baku, merancang, dan menyediakan peralatan serta jasa untuk
kegiatan tersebut, dengan demikian agroindustri meliputi industri pengolahan hasil pertanian,
industri yang memproduksi peralatan dan mesin pertanian, industri input pertanian (pupuk,
pestisida, herbisida dan lain-lain) dan industri jasa sektor pertanian. Apabila dilihat dari sistem
agribisnis, agroindustri merupakan bagian (subsistem) agribisnis yang memproses dan
mentranformasikan bahan-bahan hasil pertanian (bahan makanan, kayu dan serat) menjadi
barang-barang setengah jadi yang langsung dapat dikonsumsi dan barang atau bahan hasil
produksi industri yang digunakan dalam proses produksi seperti traktor, pupuk, pestisida, mesin
pertanian dan lain-lain. Dari batasan diatas, agroindustri merupakan sub sektor yang luas yang
meliputi industri hulu Dr. Ir. I Gusti Bagus Udayana, Msi sektor pertanian sampai dengan
industri hilir. Industri hulua dalah industri yang memproduksi alat-alat dan mesin pertanian
serta industri sarana produksi yang digunakan dalam proses budidaya pertanian,sedangkan
industri hilir merupakan industri yang mengolah hasil pertanian menjadi bahan baku atau
barang yang siap dikonsumsi atau merupakan industri pasca panen dan pengolahan hasil
pertanian. Dalam kerangka pembangunan pertanian, agroindustri merupakan penggerak utama
perkembangan sektor pertanian, terlebih dalam masa yang akan datang posisi pertanian
merupakan sektor andalan dalam pembangunan nasional sehingga peranan agroindustri akan
semakin besar. Dengan kata lain, dalam upaya mewujudkan sektor pertanian yang tangguh,
maju dan efi sien sehingga mampu menjadi leading sector dalam pembangunan nasional, harus
ditunjang melalui pengembangan agroindustri, menuju agroindustri yang tangguh, maju serta
efi sien dan efektif. Strategi pengembangan agroindustri yang dapat ditempuh harus
disesuaikan dengan karakteristik dan permasalahan agroindustri yang bersangkutan. Secara
umum permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan agroindustri adalah: (a) sifat produk
pertanian yang mudah rusak dan bulky sehingga diperlukan teknologi pengemasan dan
transportasi yang mampumengatasi masalah tersebut; (b) sebagian besar produk pertanian
bersifat musiman dan sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim sehingga aspek kontinuitas
produksi agroindustri menjadi tidak terjamin; (c) kualitas produk pertanian dan agroindustri
yang dihasilkan pada umumnya masih rendah sehingga mengalami kesulitan dalam persaingan
pasar baik didalam negeri maupun di pasar internasional; dan (d) sebagian besar industri
berskala kecil dengan teknologi yang rendah. Efek multiplier yang ditimbulkan dari
pengembangan agroindustri meliputi semua industri dari hulu sampai pada industri hilir.
Hal ini disebabkan karena karakteristik dari agroindustri yang memiliki kelebihan dibandingkan
dengan industri lainnya, antara lain: (a) memiliki keterkaitan yang kuat baik dengan industri
hulunya maupun ke industri hilir, (b) menggunakan sumberdaya alam yang ada dan dapat
diperbaharui, (c) mampu memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif baik di pasar
internasional maupun di pasar domestik, (d) dapat menampung tenaga kerja dalam jumlah
besar, (e) produk agroindustri pada umumnya bersifat cukup elastis sehingga dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat yang berdampak semakin luasnya pasar khususnya
pasar domestik. Jadi, secara garis besar agroindustri dapat digolongkan menjadi 4 (empat) yang
meliputi: pertama, agroindustri pengolahan hasil pertanian; kedua, agroindustri yang
memproduksi peralatan dan mesin pertanian; ketiga, agroindustri input pertanian (pupuk,
pestisida, herbisida dan lain-lain) dan keempet, agroindustri jasa sektor pertanian (supporting
services). Agroindustri Pengolahan Hasil Pertanian. Agroindustri pengolahan hasil pertanian
merupakan bagian dari agroindustri, yang mengolah bahan baku yang bersumber dari tanaman,
binatang dan ikan. Pengolahan yang dimaksud meliputi pengolahan berupa proses
transpormasi dan pengawetan melalui perubahan fi sik atau kimiawi, penyimpanan,
pengepakan, dan distribusi. Pengolahan dapat berupa pengolahan sederhana seperti
pembersihan, pemilihan (grading), pengepakan atau dapat pula berupa pegolahan yang lebih
canggih, seperti penggilingan (milling), penepungan (powdering), ekstraksi dan penyulingan
(extraction), penggorengan (roasting), pemintalan (spinning), pengalengan (canning) dan proses
pabrikasi lainnya. Dengan perkataan lain, pengolahan adalah suatu operasi atau rentetan
operasi terhadap terhadap suatu bahan mentah untuk dirubah bentuknya dan atau
komposisinya. Dari defi nisi tersebut terlihat bahwa pelaku agroindustri pengolahan hasil
pertanian berada diantara petani yang memproduksi dengan konsumen atau pengguna hasil
agroindustri. Dengan demikian dari uraian diatas menunjukan bahwa Agroindustri pengolahan
hasil pertanian, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (a) dapat meningkatkan nilai tambah, (b)
menghasilkan produk yang dapat dipasarkan atau digunakan atau dimakan, (c) meningkatkan
daya saing, dan (d) menambah pendapatan dan keuntungan bagi produsen.

1.2.2 PENTINGNYA AGROINDUSTRI

Agroindustri sebagai salah satu sektor yang mampu meningkatkan pendapatan para pelaku
agrobisnis, mampu meningkatkan perolehan devisa dan mampu mendorong munculnya
industri baru yang lain. Sehingga agroindustri merupakan salah satu hal yang mampu
meningkatkan pembangunan nasional. Pengembangan agroindustri merupakan suatu upaya
yang sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggap dapat membantu
pembangunan sektor ekonomi dan kesejahteraan dari masyarakat seperti :
a) Menarik dan mendorong munculnya industri baru di sektor pertanian
b) Meningkatkan penerimaan devisa
c) Menciptakan lapangan kerja
d) Memperbaiki pembagian pendapatan
e) Menciptakan sektor pertanian yang tangguh dan unggul
Sebagai motor penggerak pembangunan pertanian, agrobisnis dan agroindustri akan
memainkan peranan penting dalam kegiatan pembangunan, baik dalam sasaran pemerataan
pembangunan, pertimbuhan ekonomi dan stabilitas nasional. Dengan melihat dan tanggap
terhadap potensi yang ada, diharapkan pelaku bisnis dapat melihat peluang yang tinggi dan
kesempatan yang besar untuk meningkatkan dan melaksanakan pembangunan dalam pertanian
di Indonesia yang menjadi komoditas eksport. Mengingat jenis industri pertanian yang dapat
dikembangkan di pedesaan memiliki peluang yang besar, maka perlu diprioritaskan
pertumbuhan agroindustri yang mampu menangkap efek ganda yang tinggi, baik bagi
pembangunan nasional maupun pembangunan ekonomi daerah pada umumnya, khususnya
pembangunan perekonomian masayarakat pedesaan. Berbagai peluang yang ada untuk
menumbuhkan wawasan agrobisnis dan agroindustri di pedesaan ini antara lain mencakup
berbagai aspek, seperti: lingkungan strategis, permintaan, sumber daya, dan teknologi. Untuk
itu semua tentunya tidak terlepas betapa besarnya peranan swasta, khususnya perbankkan
sebagai sumber permodalan dalam pembangunan agroindustri. Bangsa Indonesia masih akin
tetap bergantung pada agroindustri, miscount bukan menjadikannya sebagai sumber devisa
utama. Bidang ini harus mendapat perhatian bersama, karena meupakan hal sangat utama.
Agroindustri dapat kita kembangkan dengan menggunakan teknologi canggih yang sejajar
dengan pengembangan sumber daya manusianya. Negara Indonesia harus mampu
meningkatkan agraindustri tersebut karena secara alamiah sangat potensial dengan keadaan
alam yang dimilikinya. Karena itu, perlu meningkatkan efesiensi dan produktivitas pertanian
dengan memanfaatkan ilmu dan teknologi seoptimal mungkin untuk dapat menunjang
pelaksanaan pembangunan tersebut.

1.2.3 RUANG LINGKUP AGROINDUSTRI

Setelah mengetahui pengertian dari agroindustri, maka kita dapat mengetahui bahwa
penerapan agroindustri sangat luas di bidang industri. Akan tetapi, apakah Anda dapat
membedakan industri mana yang termasuk dalam ranah agroindustri dan industri yang seperti
apa yang tidak termasuk dalam ranah ini? Pengetahuan mengenai ruang lingkup agroindustri
sangat penting dalam menentukan jenis industri yang termasuk dalam ranah agroindustri.
Agroindustri merupakan sub sektor yang luas yang meliputi industri hulu sektor
pertanian sampai dengan industri hilir. Agroindustri hulu, yakni subsektor industri yang
menghasilkan sarana produksi pertanian. industri ini yaitu hanya industri yang menghasilkan
produksi yang berhubungan langsung dengan kebutuhan proses produksi pertanian, misalnya
industry pupuk, pestisida. Agroindustri hilir, yakni subsektor industri yang mengolah hasil-hasil
pertanian, misalnya industri crumb rubber yang mengolah lateks menjadi karet remah, industri
pengolahan daun teh menjadi teh siap seduh, industri pengolahan gandum menjadi tepung.
Untuk lebih spesifiknya lagi, secara garis besar agroindustri dapat digolongkan menjadi empat
golongan, antara lain:
a) Industri peralatan dan mesin-mesin pertanian (IPMP)
• Mesin budidaya pertanian, yang mencangkup alat dan mesin pengolahan lahan (cangkul,
bajak, traktor)
• Mesin pengolahan hasil pertanian, yang meliputi alat dan mesin pengolahan berbagai
komoditas pertanian, misalnya mesin perontok gabah, mesin penggilingan padi, mesin
pengering dan lain sebagainya.
b) Industri pengolahan hasil pertanian (IPHP)
Agroindustri pengolahan hasil pertanian merupakan bagian dari agroindustri, yang mengolah
bahan baku pangan, non pangan dan perhutanan, seperti:
• Pengolahan pangan/hasil tanaman pangan
• Pengolahan hasil tanaman perkebunan
• Pengolahan hasil perikanan/perairan
• Pengolahan hasil ternak
• Pengolahan hasil hutan
• Pengolahan limbah hasil pertanian
Pengolahan yang dimaksud meliputi pengolahan berupa proses transformasi dan pengawetan
melalui perubahan fisik atau kimiawi, penyimpanan, pengepakan, dan distribusi. Pengolahan
dapat berupa pengolahan sederhana seperti pembersihan, pemilihan (grading), pengepakan
atau dapat pula berupa pegolahan yang lebih canggih, seperti penggilingan (milling),
penepungan (powdering), ekstraksi dan penyulingan (extraction), penggorengan (roasting),
pemintalan (spinning), pengalengan (canning) dan proses pabrikasi lainnya.
c) Industri input pertanian
Misalnya pengolahan pupuk, pengolahan pestisida, pengolahan herbisida, dll
d) Industri jasa sektor pertanian (IJSP)
• Komunikasi, menyangkut teknologi perangkat lunak yang melibatkan
penggunaan komputer serta alat komunikasi modern lainya.
• Perdagangan, yang mencakup kegiatan pengangkutan, pengemasan serta penyimpanan
baik bahan baku maupun produk hasil industri pengolahan pertanian.
• Konsultasi, meliputi kegiatan perencanaan, pengelolaan, pengawasan mutu serta evaluasi
dan penilaian proyek.
DAFTAR PUSTAKA

http://yernisa.blogspot.com/2015/06/manajemen-agroindustri.html

https://kupdf.net/download/makalah-agroindustri_59c1969808bbc51511687035_pdf

https://ejournal.upi.edu/index.php/gea/article/viewFile/1723/1173

Anda mungkin juga menyukai