Anda di halaman 1dari 11

KELOMPOK 4 AGROINDUSTRI

Anggota Kelompok : 1. Dwiky Reza Sihotang 1904290012


2. Hafiz Nur Khadafi Sipayung 1904290034
Kelas : Agroteknologi 1
Semester : 5 (Lima)
Mata Kuliah : Agroindustri
Dosen Pengampu : Misril Fuadi, S.P., M.Sc

TUGAS LATIHAN 1

Pengertian agroindustri adalah perusahaan industri yang memproses


hasil pertanian dari bahan nabati (yang berasal dari tanaman) atau hewani (yang
dihasilkan oleh hewan) menjadi produk dalam rangka meningkatkan nilai
tambahnya. Proses yang digunakan mencakup pengubahan dan pengawetan
melalui perlakuan fisik atau kimiawi, penyimpanan, pengemasan dan distribusi.

Agroindustri dapat diartikan juga suatu sistem terintegrasi yang


melibatkan sumberdaya hasil pertanian, manusia, ilmu dan teknologi, uang dan
informasi. Produk Agroindustri dapat berupa produk akhir yang siap dikonsumsi
ataupun sebagai produk bahan baku industri lainnya.

Ruang Lingkup Agroindustri

Agroindustri berasal dari kata agricultural dan industry yang berarti suatu
industri yang menghasilkan suatu produk dengan menggunakan hasil pertanian
sebagai bahan baku utamanya, maka agroindustri merupakan bagian (subsistem)
agribisnis. Agribisnis sendiri adalah kegiatan yang berhubungan dengan
penanganan komoditi pertanian yang mengacu kepada semua aktivitas mulai dari
pengadaan, prosesing, penyaluran sampai pada pemasaran produk yang dihasilkan
oleh suatu usaha tani atau agroindustri yang saling terkait satu sama lain.
Agroindustri di bagi 2, yaitu :

1. Agroindustri hulu yakni subsektor industri yang menghasilkan sarana


produksi pertanian, seperti Pupuk, pestisida, herbisida, dll.

2. Agroindustri hilir yaitu subsektor industri yang mengolah hasil-hasil


pertanian, seperti Minyak goreng, ikan kaleng, sayuran kaleng, abon ikan
asin, dsb.

TUGAS EVALUASI 1

1. Jelaskan apa itu Agroindustri, mengapa Agroindustri memiliki kaitan erat


dalam pertanian dan mengapa Agroindustri bisa dikatakan sebagai
penyelamat dalam membangkitkan ekonomi?

2. Mengapa Agroindustri dalam hal ini bidang Industri memiliki peranan dan
fungsi strategis dalam perekonomian suatu Negara?.Jelaskan menurut
saudara!

3. Menurut Saudara bagaimana seharusnya strategi peningkatan peran


Agroindustri dalam menunjang perenomian di Indonesia?

Jawab :

1. Agroindustri adalah perusahaan industri yang memproses hasil pertanian dari


bahan nabati (yang berasal dari tanaman) atau hewani (yang dihasilkan oleh
hewan) menjadi produk dalam rangka meningkatkan nilai tambahnya. Proses
yang digunakan mencakup pengubahan dan pengawetan melalui perlakuan fisik
atau kimiawi, penyimpanan, pengemasan dan distribusi.
Industri pertanian yang disebut juga agroindustri memiliki peran yang
cukup penting, yaitu meningkatkan nilai tambah komoditi pertanian, sebagai
penyedia lapangan kerja produktif, dan sebagai salah satu devisa negara.
Sektor pertanian memiliki keterkaitan yang erat dengan industri pengolahan.
Dengan pertanian sebagai pusatnya, agroindustri merupakan sebuah
sektor ekonomi yang meliputi semua perusahaan, agen dan institusi yang
menyediakan segala kebutuhan pertanian dan mengambil komoditas
dari pertanian untuk diolah dan didistribusikan kepada konsumen. Dengan
demikian dari uraian diatas menunjukan bahwa Agroindustri pengolahan
hasil pertanian, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (a) dapat meningkatkan nilai
tambah, (b) menghasilkan produk yang dapat dipasarkan atau digunakan atau
dimakan, (c) meningkatkan daya saing, dan (d) menambah pendapatan dan
keuntungan dalam bidang pertanian. agroindustri merupakan sebuah
sektor ekonomi yang meliputi semua perusahaan, agen dan institusi yang
menyediakan segala kebutuhan pertanian dan mengambil komoditas dari
pertanian untuk diolah dan didistribusikan kepada konsumen.

2. Agroindustri merupakan subsektor industri pengolahan nonmigas yang


mempunyai peranan penting dan strategis dalam perekonomian nasional, sehingga
kinerjanya harus dioptimalkan, bila dilihat dari kontribusi ekspor, industri agro
mempunyai peranan yang penting dalam nilai pengapalan industri pengolahan
non-migas. pada periode Januari-Agustus 2020, total nilai ekspor industri agro
mencapai USD29,27 miliar atau 35,36% terhadap ekspor industri pengolahan non-
migas sebesar USD82,76 miliar, Sedangkan nilai impor pada periode tersebut
mencapai USD9,87 miliar atau 13% terhadap impor industri pengolahan non-
migas (USD75,97 miliar). “Dari nilai tersebut, lebih dari 70% merupakan impor
bahan baku dan bahan penolong untuk memenuhi kebutuhan produksi industri
agro dalam negeri. kontribusi industri agro merupakan yang terbesar terhadap
Produk Domestik Bruto (PDB) industri pengolahan non-migas, yaitu 52,13% pada
Triwulan III-2020. Sedangkan, kontribusinya terhadap industri pengolahan non-
migas terkait sektor pertanian mencapai 43.92%. Pertumbuhan industri agro
selama periode 2015-2019 rata-rata sebesar 6,34%. Angka tersebut berada di atas
rata-rata pertumbuhan industri pengolahan non-migas pada periode tersebut
(4,69%). Industri makanan dan minuman memiliki rata-rata pertumbuhan lebih
tinggi, yaitu sebesar 8,16%. Sepanjang triwulan III tahun 2020, industri makanan
dan minuman juga tumbuh positif sebesar 0,66%. Selanjutnya, mendekatkan
sektor pertanian dan sektor industri agro kepada teknologi Industri 4.0,
meningkatkan efisiensi value chain dengan membangun jaringan cold-chain yang
lebih baik, serta meningkatkan produksi industri agro modern dengan inovasi
produk yang didukung insentif super deduction tax untuk research and
development (R&D).

3. Untuk meningkatkan kinerja sektor industri agro, Kemenperin perlu


membangun langkah-langkah strategis, antara lain penguatan kemampuan industri
agro secara menyeluruh dengan fokus pada perbaikan sektor hulu pertanian. juga
terus berupaya memperkuat daya saing produk industri agro dari segi kualitas,
harga, dan kemampuan delivery untuk memenuhi pasar ASEAN dan global,
meningkatkan SDM teknis dan teknologi industri agro untuk menguatkan
kemampuan produksi nasional di pasar global pertumbuhan dan share PDB
industri agro dapat ditingkatkan dengan memperbesar pasokan bahan baku dari
dalam negeri serta mengendalikan bahan baku impor. masih banyak bahan baku
dan bahan penolong industri agro yang diimpor. Sehingga, harapannya kerja sama
strategis antara Kemenperin dengan Kementan mampu meningkatkan pemenuhan
bahan baku industri, peningkatan nilai tambah di dalam negeri, dan peningkatan
daya saing industri nasional, khususnya dalam memasuki pasar ekspor
KELOMPOK 4 AGROINDUSTRI

Anggota Kelompok :1. Dwiky Reza Sihotang 1904290012


2. Hafiz Nur Khadafi Sipayung 1904290034
Kelas : Agroteknologi 1
Semester :5
Mata Kuliah : Agroindustri
Dosen Pengampu : Misril Fuadi, S.P., M.Sc

TUGAS LATIHAN 2

Pembangunan nasional sampai dengan saat ini adalah salah satu usaha
untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan masyarakat negara yang
dilakukan secara terus menerus, berlandaskan kemampuan nasional dengan
memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan
tantangan perkembangan global.
Dengan melihat minimnya ekonomi yang ada di Indonesia
membangkitkan kesadaran akan pentingnya usaha sektor pertanian agroindustri.
Pengembangan Agroindustri akan berdampak pada penciptaan kesempatan kerja
seluas-luasnya sekaligus pemerataan pembangunan. Strategi pengembangan
agroindustri yang akan ditempuh harus disesuaikan dengan karakteristik dan
permasalahan agroindustri yang bersangkutan. Secara umum permasalahan yang
dihadapi dalam pengembangan agroindustri adalah sifat produk pertanian yang
mudah rusak dan bulky sehingga diperlukan teknologi pengemasan dan
transportasi yang mampu mengatasi masalah tersebut, sebagian besar produk
pertanian bersifat musiman dan sangat dipengaruhi oleh aspek kontinuitas
produksi agroindustri menjadi tidak terjamin, kualitas produk pertanian dan
agroindustri yang dihasilkan pada umumnya masih rendah sehingga mengalami
kesulitan dalam persaingan pasar baik didalam negeri maupun dipasar
internasional dan sebagian besar industri berskala kecil dengan teknologi yang
rendah.
Aspek potensi agroindustri yaitu sumber daya alam dan sumber daya
manusia.
1. Potensi Sumberdaya Alam
Sumber daya alam adalah hal yang selalu menjadi bahan pokok sebuah
produk pertanian, dimana produk pertanian tidak habis ditinggal zaman. Maka
dari itu, peran individu ataupun peran kita semua temasuk yang menikmati hasil
olahan [roduk dari Agroindustri sangatlah harus menjaga apa yang ada didalam
sumbedaya alam. Peningkatan nilai ekonomi menjadi salah satu hal yang sampai
saat ini adalah penunjang, sumberdaya alam yang habis akan timbul kembali
dengan adanya perlakukan-perlakuan khusus dalam pelestarian lingkungan yang
harusnya kita ketahui tanpa ada kebijakan darimanapun. Agroindustri adalah nilai
tambah dari setiap pengolahan yang dihasilkan. Banyaknya komoditas pertanian
yang bisa dimanfaatkan menjadi olahan pasti yang bernilai jual tinggi.

2. Potensi Sumberdaya Manusia


Penggalian dan pemanfaatan potensi sumberdaya alam juga membutuhkan peran
dari manusia. Agroindustri yang dihasilkan dari sumberdaya alam yang ada tidak
terlepas dari peran sumberdaya manusia. Secara umum kebutuhan manusia akan
sebuah produk olahan yang dapat dihasilkan dari sumberdaya alam tidak terlepas
dari peran sumberdaya manusia tersebut. Proses, pengelolaan, perkembangan
yang cukup signifikan bisa menghasilkan sebuah nilai dan meningkatkan
pendapatan dalam sumberdaya manusia.

TUGAS EVALUASI 2
1. Jelaskan sudut pandang Agroindustri dan aspek dalam
pengembanganAgroindsutri!
2. Jelaskan evaluasi tentang pengembangan yang bisa dilihat dari Agroindustri di
Indonesia!
3. Mengapa bisa terciptanya perspektif tentang Agroindustri? Jelaskan!
JAWAB
1. Aspek Pengembangan Agroindustri, Ada beberapa tahap yang perlu
diperhatikan dalam pengembangan suatu proyek agroindustri. Tahapan-tahapan
tersebut antara lain tahapan pengujian. Tahapan pengujian digolongkan dalam
beberapa aspek antara lain:

A. Aspek pasar, Aspek pasar dan pemasaran melingkupi peluang pasar,


perkembangan pasar, penetapan pangsa pasar, dan langkah–langkah yang perlu
dilakukan dalam mengambil kebijakan yang diperlukan.

B. Aspek teknis,
Aspek teknis juga dikenal sebagai aspek produksi. Penilaian terhadap aspek ini
penting untuk dilakukan sebelum usaha ini dijalankan. Aspek teknis mencakup
lokasi proyek yang diusahakan, sumber bahan baku, jenis teknologi yang
digunakan, kapasitas produksi, dan jumlah investasi yang diperlukan serta
membuat rencana produksi selama umur ekonomis proyek. Secara keseluruhan
aspek teknis ini akan dinilai bekerja secara efisien atau tidak, karena pada
akhirnya efisiensilah yang akan menentukan salah satu faktor besar kecilnya laba
yang akan diperoleh agroindustri.

C. Aspek manajemen dan organisasi , Manajemen yang baik merupakan alat


untuk mencapai tujuan perusahaan. Kemudian tujuan perusahaan dapat terlaksana
dan tercapai jika ada tempat atau wadah untuk melakukan kegiatan
tersebut. Tempat atau wadah ini kita kenal dengan nama organisasiyang tergambar
dalam struktur organisasi perusahaan. Aspek oraganisasi dan manajemen
mancakup bentuk organisasi dan jumlah tenaga kerja, serta keahlian yang
diperlukan.
D. Aspek finansial, Aspek finansial mencakup perkiraan biaya operasional dan
pemeliharaan, kebutuhan modal kerja, sumber pembiayaan, prakiraan pendapatan,
perhitungan kriteria investasi secara jangka panjang, dan analisis sensitifitas, dan
secara jangka pendek BEP dan Laporan Rugi Laba.

E. Aspek Dampak Lingkungan Hidup, Aspek lingkungan merupakan aspek yang


sangat penting bagi suatu kegiatan usaha karena setiap usaha yang dijalankan akan
sangat besar dampaknya terhadap lingkungan di sekitarnya. Hidup, yakni
berkaitan dengan komponen lingkungan hidup yang harus di pertahankan dan di
jaga serta di lestarikan fungsinya seperti hutan lindung, sumber daya manusia,
keankeragaman hayati, dan kenyaman lingkungan.

2. Pengembangan Agroidustri di Indonesia terbukti mampu membentuk


pertumbuhan ekonomi nasional.Ditengahkrisis ekonomi yangmelanda Indonesiap
ada tahun 1997-1998, agroindustri ternyata menjadi sebuah aktivitas ekonomi yang
mampu berkontribusi secara positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Selama masa krisis, walaupun sektor lain mengalami kemunduran atau
pertumbuhan negatif, agroindustri mampu bertahan dalam jumlah unit usaha yang
beroperasi. Kelompok agroindustri yang tetap mengalami pertumbuhan antara lain
yang berbasis kelapa sawit, pengolahan ubi kayu dan industri pengolahan ikan.
Kelompok agroindustri ini dapat berkembang dalam keadaan krisis karena tidak
bergantung pada bahan baku dan bahan tambahan impor serta peluang pasar
ekspor yang besar. Sementara kelompok agroindustri yang tetap dapat bertahan
pada masa krisis adalah industri mi, pengolahan susu dan industri tembakauyang
disebabkan oleh peningkatan permintaan di dalam negeri dan sifat industri yang
padat karya.Kelompok agroindustri yang mengalami penurunan adalah
industri pakan ternak dan minuman ringan. Penurunan industri pakan ternak
disebabkan ketergantungan impor bahan baku (bungkil
kedelai, tepung ikan dan obat-obatan).Sementara penurunan pada
industri makanan ringan lebih disebabkan oleh penurunan daya
beli masyarakatsebagai akibat krisis ekonomi. Berdasarkan data
perkembangan ekspor tiga tahun setelah krisis moneter 1998-2000, terdapat
beberapa kecenderungan komoditas mengalami pertumbuhan yang positif antara
lain, minyak sawit dan turunannya, karet alam, hasil laut, bahan penyegar
seperti kakao, kopi dan teh, holtikultura serta makanan ringan/kering. Berdasarkan
potensi yang dimiliki, beberapa komoditas dan produk agroindustri yang dapat
dikembangkan pada masa mendatang antara lain, produk berbasis pati,
hasil hutan non kayu, kelapa dan turunannya, minyak atsiridan flavor alami,
bahan polimer non karet serta hasil laut non ikan. Dengan demikian, agroindustri
merupakan langkah strategis untuk meningkatkan nilai tambah hasil pertanian
melalui pemanfaatan dan penerapan teknologi, memperluas lapangan pekerjaan
serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada kenyataannya, perkembangan
nilai ekspor agroindustri masih relatif lambat dibandingkan dengan subsektor
industri lainnya. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
Kurang cepatnya pertumbuhan sektor pertanian sebagai unsur utama dalam
menunjang agroindustri, di pihak lain juga disebabkan oleh kurangnya
pertumbuhan sektor industri yang mendorong sektor pertanian.
Pemasaran produk agroindustri lebih dititik beratkan pada pemenuhan pasar
dalam negeri. Produk-produk agroindustri yang diekspor umumnya
berupa bahan mentah atau semi olah. Kurangnya penelitian yang mengkaji secara
mendalam dan menyeluruh berbagai aspek yang terkait dengan agroindustri secara
terpadu, mulai dari produksi bahan baku, pengolahan dan pemasaran serta sarana
dan prasarana, seperti penyediaan bibit, pengujian dan
pengembangan mutu, transportasi dan kelengkapan kelembagaan. Kurangnya
minat para investor untuk menanamkan modal pada bidang agroindustri.
Tantangan dan harapan bagi pengembangan agroindustri di Indonesia adalah
bagaimana meningkatkan keunggulan komparatif produk pertanian secara
kompetitif menjadi produk unggulan yang mampu bersaing di pasar dunia. Dalam
lingkup perdagangan, pengolahan hasil pertanian menjadi produk agroindustri
ditunjukkan untuk meningkatkan nilai tambah komoditas tersebut. Pengolahan
produk dapat meningkatkan nilai mutu suatu produk sehingga nilai jualnya tinggi
dengan meraup keuntungan yang tinggi pula. Semakin tinggi nilai produk olahan,
diharapkan devisa yang diterima oleh negara juga meningkat serta keuntungan
yang diperoleh oleh para pelaku agoindustri juga relatif tinggi. Untuk dapat terus
mendorong kemajuan agroindustri di Indonesia antara lain diperlukan:
Kebijakan-kebijakan serta insentif yang mendukung pengembangan agroindustri.
Langkah-langkah yang praktis dan nyata dalam memberdayakan para petani,
penerapan teknologi tepat guna serta kemampuan untuk memcahkan masalah-
masalah yang dihadapi.
Perhatian yang lebih besar pada penelitian dan pembangunan teknologi
pascapanen yang tepat serta pengalihan teknologi tersebut kepada sasaran
pengguna.
3. Berdiskusi mengenai pertanian di Indonesia tentu tidak akan luput dari masalah
yang berulang diberitakan dan dialami petani. Setiap tahun, kita selalu berjumpa
dengan berita dengan headline “Harga komoditas pertanian A anjlok”, “Hampir
80% komoditas pertanian B berasal dari sumber impor”, “petani buang hasil
panennya karena harga anjlok”, “Harga komoditas pertanian anjlok, warga pilih
jadi buruh” dan masih banyak lagi headline berita yang kerap dijumpai setiap
tahun. Apakah hal tersebut merupakan sebuah kewajaran? Padahal sejak dahulu
kita diberitahu oleh orang tua dan guru-guru kita bahwa Indonesia kita adalah
negara agraris, nagara dengan sumber daya alam yang kaya, namun demikian
masih sangat banyak warganya yang belum sejahtera. Terutama dari kalangan
petani, yang mungkin kini telah banyak yang beralih profesi.
Jika diringkaskan secara sederhana, terdapat 4 masalah pokok yang terjadi, yaitu:

1. Rendahnya Harga Komoditas Pertanian, petani tidak mendapatkan harga yang


sesuai, harga ditentukan oleh perantara dan tidak sesuai dengan biaya yang
dikeluarkan
2. Rantai Pasok untuk komoditas pertanian terlalu panjang, produk pertanian
melalui rantai pasok yang sangat panjang dan mengurangi harga yang
diperoleh petani hingga lebih dari 200%.
4. Dampak Industri, harga komoditas pertanian sebagian besar dikontrol oleh
industri yang menerima, hal tersebut mungkin akan merugikan bagi petani
yang tidak memiliki posisi tawar yang baik. Harga ditekan serendah-
rendahnya untuk meminimalkan biaya produksi. Pada akhirnya hanya sedikit
keuntungan yang diperoleh atau malah merugi. Dampak lain dari perluasan
industri adalah dampak lingkungan akibat penanganan limbah yang kurang
baik, hal ini secara jangka panjang dapat merusak lingkungan dan berimbas
pada daya dukung lingkungan untuk kegiatan pertanian.
5. Rendahnya Penghasilan Petani dan kesejahteraan petani yang tidak
merata, Berdasarkan hasil sensus pada tahun 2019, pendapatan bulanan rata-
rata petani Indonesia adalah Rp. 1 – 1,5 juta sedangkan Pengeluaran rata-rata
perorangan di Indonesia adalah Rp. 1.2 juta. Lalu bagaimana mereka akan
mengatur keuangannya agar cukup untuk memenuhi kebutuhan sandang,
pangan, hingga pendidikan anak-anaknya?. Jika dibiarkan banyak yang malah
terlibat dalam rantai pasok panjang tadi dan memilih menggunakan pinjaman
untuk dilunasi saat musim panen nanti.
Berbagai solusi telah dilakukan oleh berbagai pihak untuk sebagai respons dari
kepelikan masalah tadi. Salah satunya adalah hilirisasi komoditas pertanian yang
bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah komoditas Pertanian. Jika ditarik
kesimpulan sederhana, sektor pertanian ini adalah sektor ekonomi yang menjadi
penopang meskipun di era krisis seperti masalah pandemi Covid-19 yang sedang
kita dan seluruh dunia hadapi saat ini. Tidak hanya pasar ekspor, pasar lokal pun
meningkat. Semua orang membutuhkannya, selama kehidupan manusia masih
berlangsung, kita perlu pangan, kita perlu hasil pertanian. Tapi bagaimana jika
komoditas pertanian ini diekspor dalam bentuk barang jadi atau setengah jadi?
Tentu harganya akan lebih tinggi, peran yang diambil masyarakat kita juga akan
lebih banyak tidak hanya menyediakan komoditas mentah dari sektor hulu, namun
juga melakukan hilirisasi. Dampak langsungnya adalah, lebih banyak tenaga kerja
yang diserap. Konsekuensi lainnya ada? Ada, kualitaslah yang menjadi titik kritis
agar barang jadi kita diterima dipasar internasional.

Anda mungkin juga menyukai