SKRIPSI
Oleh:
WAHYU NURROBY
NPM: 1904290138
Program Studi: AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO
(Theobroma cacao L.) DENGAN PEMBERIAN PUPUK
KANDANG DAN LIMBAH INDUSTRI TEMPE
SKRIPSI
Oleh:
WAHYU NURROBY
NPM: 1904290138
Program Studi: AGROTEKNOLOGI
Komisi Praktium :
Disahkan Oleh:
Penanggung Jawab Praktikum
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
Pada Kesempatan Kali ini Penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih
Kepada:
1. Kedua Orang Tua yang telah memberikan dukungan baik moral maupun
material.
2. Ibu Assoc. Prof. Dr. Dafni Mawar Tarigan, S.P. M.Si. Selaku Dekan
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
3. Ibu Prof. Ir. Dr. Wan Arfiani Barus, M.P. Selaku Wakil Dekan I Fakultas
Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
4. Bapak Akbar Habib, S.P., M.P. Selaku Wakil Dekan II Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
5. Ibu Assoc. Prof. Ir. Efrida Lubis, M.P. selaku Dosen Penanggung Jawab
Sekaligus Asisten PraktikumPraktikum Budidaya Tanaman Kakao, Kelapa
dan Tebu.
6. Ibu Dr. Rini Sulistiani, S.P., M.P. Selaku Ketua Program Studi
Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera
Utara.
7. Ibu Aisar Novita, S.P., M.P. Selaku Sekretaris Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
8. Abang Dicky Zulkarnaen, S.P. selaku Asisten Praktikum Budidaya
Tanaman Kakao, Kelapa dan Tebu.
9. Abang Abdillah Ihza Mahendra, S.P. selaku Asisten Praktikum Budidaya
Tanaman Kakao, Kelapa dan Tebu.
i
10. Seluruh teman-teman stambuk 2019 seperjuangan terkhusus Agroteknologi
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis menerima saran dari pembaca untuk menyempurnakan proposal
ini.
Penulis
ii
RINGKASAN
iii
SUMMARY
The practicum was carried out in Sampali Village, Percut Sei Tuan
District, Deli Serdang Regency, with an altitude of ±25 meters above sea level in
October 2022. This study aims to determine the Growth Response of Cocoa Seeds
(Theobroma Cacao L.) By Providing Manure and Tempeh Industry Waste.
iv
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR LAMPIRAN v
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 2
Tujuan Penelitian 2
Kegunaan Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 4
Botani Tanaman Kakao (Theobroma Cacao L.) 4
Morfologi Tanaman Kakao (Theobroma Cacao L.) 4
Akar 4
Batang 5
Daun 5
Bunga 5
Buah 5
Biji 6
Syarat Tumbuh 6
Iklim 6
Tanah 7
Varietas Unggul Kakao 7
Pupuk Kandang 8
Limbah Industry Tahu 8
Kandungan Limbah Industry Tahu 9
Hipotesa Penelitian 9
BAHAN DAN METODE 11
Tempat dan Waktu 11
Bahan dan Alat 11
Metode Penelitian 11
v
Metode Analisis Data 12
Pelaksanaan Penelitian 12
Pembukaan Lahan 12
Persiapan Media Tanaam 12
Penyemaian 12
Pembuatan Naungan 12
Penananam 12
Aplikasi Ekstrak Limbah Tahu 13
Pemeliharaan 15
Penyiraman 15
Penyianngan 15
Penyisipan 15
Parameter Pengamatan 15
Tinggi Tanaman 15
Jumlah Daun 16
Luas Daun 16
Diameter 16
DAFTAR PUSTAKA 17
LAMPIRAN 19
vi
DAFTAR TABEL
i
DAFTAR GAMBAR
ii
PENDAHULUAN
Theobroma cacao adalah nama biologi yang diberikan pada pohon kakao
oleh Linnaeus pada tahun 1753. Tempat alamiah dari genus Theobroma adalah di
bagian hutan tropis dengan banyak curah hujan, tingkat kelembaban tinggi, dan
teduh. Buah kakao yang siap dipetik adalah buah kakao yang telah masak optimal
ditandai dengan perubahan warna kulit buah yang semula hijau menjadi kuning
(jenis Forestero) dan merah (jenis Criollo). Masaknya buah selain ditandai dengan
perubahan warna juga bunyi nyaring apabila dilakukan pengetukan buah. Pada
salah satu hal penting dalam menghasilkan bibit yang baik. Pemanfaatan urin
kelinci dan urin sapi diharapkan dapat menjadi pupuk alternatif untuk pembibitan
Percobaan Ciparanje fakultas Pertanian Unpad, dengan ordo Inceptisol dan tipe
adalah beberapa konsentrasi urin kelinci, konsentrasi urin sapi dan kombinasi urin
dengan pupuk anorganik. Urin kelinci dan urin sapi difermentasikan terlebih
urin sapi yang telah difermentasi terhadap luas daun, volume akar dan bobot
kering bibit kakao pada umur 16 mst. Penggunaan urin sapi dengan konsentrasi
2
tersedianya unsur hara dalam tanah. Untuk memenuhi kebutuhan unsur hara bagi
tanaman dilakukan dengan pemberian pupuk yang sesuai dengan dosis yang tepat
kakao dilakukan dengan penggunaan pupuk organik. Selain berguna bagi tanaman
yang sehat. Tanah yang sehat merupakan prakondisi bagi kesehatan tanaman,
organik dan pengaruh secara tidak langsung ketika suatu organisme tanah
Selama proses pembuatan tahu diperlukan air dalam jumlah yang cukup
banyak. Jumlah air yang diperlukan berkisar antara 10-30 kali berat kering kedelai
yang diolah dan hanya sedikit yang terikut dalam produk. Dengan demikian air
limbah yang dihasilkan dari industri tahu relatif banyak. Tanpa proses penanganan
dengan baik, limbah cair industri tahu dapat menyebabkan dampak negatif seperti
polusi air, penyakit, bau tidak sedap, meningkatkan pertumbuhan nyamuk, dan
badan air sehingga pemanfaatan limbah cair industri tahu sebagai pupuk organik
cair dapat berfungsi mengurangi pencemaran badan air (Desiana dkk., 2013).
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
1. Sebagai salah satu syarat untuk Praktikal Test Dan Praktikum Budidaya
Tanaman kakao (Theobroma cacao L.) berasal dari hutan hujan tropis di
Amerika Tengah dan Amerika Selatan bagian utara. Penduduk yang pertama kali
dan minuman adalah suku Indian Maya dan suku Atek (Aztec). Di Indonesia
tanaman kako diperkenalkan oleh orang Spanyol pada tahun 1560 di Minahasa
dan Sulawesi. Taksonomi tanaman kakao (Theobroma cacao L.) adalah : Divisi :
Akar
akar lateral tanaman kakao sebagain besar berkembang dekatt permukaan tanah,
yaitu pada jarak 0 hingga 30 cm. penyebaran akar yaitu meliputi 56% akar lateral
tumbuh pada bagian 0-10 cm, 26% pada bagian 11-20 cm, 14% pada bagian 21-
30 cm dan hanya 4% yang tumbuh dari bagian lebih dari 30 cm dari permukaan
tanah. Jangkauan jelajah akar lateral tanaman kakao ternyata dapat jauh diluar
Batang
Pada awal pertumbuhan tanaman kakao yang diperbanyak dengan biji akan
pertumbuhan cabang primer disebut jorquette, dengan ketinggian yang ideal 1,2-
1,5 meter dari permukaan tanah dan jorquette ini tidak terdapat pada kakao yang
Daun
Daun kakao termasuk daun tunggal (Folium Simplex) yang terdiri atas helai
daun dan tangkai daun (Siregar et al., 2010). Helai daun berbentuk bulat telur
lebar dapat mencapai 4 – 20 cm. Pangkal daun berbentuk runcing (acutus) dengan
Bunga
Bunga kakao tergolong bunga sempurna, terdiri dari kelopak daun (calyx)
bunga 1,5 cm. bunga disangga oleh tangkai bunga yang panjangnya 2-4 cm.
Tanaman kakao bersifat caulifflora, yaitu bunga tumbuh dan berkembang dari
bekas ketiak daun pada batang dan cabang. Tempat tumbuh bunga tersebut
semakin lama semakin membesar dan menebal atau biasa disebut dengan bantalan
Buah
Buah kakao berupa buah buni yang daging bijinya sangat lunak. Kulit
buahnya mempunyai sepuluh alur dan tebalnya 1-2 cm. bentuk, ukuran dan warna
buah kakao bermacam-macam serta panjangnya sekitar 10-30 cm. umumnya ada
6
tiga macam warna buah kakao, yaitu hijau muda sampai hijau tua waktu muda dan
menjadi kuning setelah masak, warna merah serta campuran antara merah dan
hijau. Buah ini akan masak 5-6 bulan setelah terjadinya penyerbukan
(Yuliatmoko, 2014).
Biji
untuk benih dengan waktu yang agak lama tidak memungkinkan. Biji ini
diselimuti oleh lapisan yang lunak dan manis. Pulp ini dapat menghambat
perkecambahan dan karenanya biji yang akan digunakan untuk menghindari dari
kerusakan biji dimana jika pulp ini tidak dibuang maka didalam penyimpanan
akan terjadi proses fermentasi sehingga dapat merusak biji (Yanti, 2016).
Syarat Tumbuh
Iklim
pencahayaan penuh. Tanaman kakao jika tidak diberi naungan atau pelindung
akan mengakibatkan batang kecil, dau anaman kakao ditanam pada daerah yang
berada pada 100 LU sampai dengan n sempit dan tanaman relative pendek.
penyebaran pertanaman kakao terletak pada daerah 70° LU sampai dengan 180°
LS dan cukup toleran pada daerah 200° LU sampai 200 LS. Daerah penanaman
kakao di Indonesia berada pada 50° LU sampai dengan 100° LS dan daerah ini
termasuk ideal jika disertai dengan ketinggian tidak lebih dari 800 m dari
Tanah
minimum 150 cm. Hal ini penting karena akar tunggang tanaman memerlukan
ruangan yang leluasa untuk pertumbuhannya agar akar tunggang tidak kerdil dan
bengkok.Tanah yang sesuai untuk tanaman kakao adalah tekstur geluh lempungan
(clay loam) yang merupakan perpaduan antara pasir 50%, debu 10-20%, dan
yang tinggi dan memiliki sirkulasi udara yang baik. Kakao memerlukan pH tanah
yang netral atau berkisar 5,6-6,8 agar dapat tumbuh dengan baik. Sifat ini khusus
berlaku untuk tanah atas (top soil), sedangkan tanah bawah (subsoil) keasaman
tanah sebaiknya netral, agak asam atau agak basa. Tanaman kakao membutuhkan
tanah berkadar bahan organik tinggi, yaitu diatas 3%. Kadar bahan organik yang
Criollo atau kakao mulia merupakan kelompok kakao dengan cita rasa yang
lebih lembut (milder flavour) dengan sedikit rasa kacang (nutty type). Citarasa ini
sangat cocok untuk pembuatan cokelat susu. Cokelat yang dibuat dari biji kakao
dari bahan tanam yang berbeda akan memiliki cita rasa yang berbeda pula
Forastero dikenal sebagai kakao curah atau kakao lindak. Forastero mampu
kuat, produksi tinggi, cepat berbuah dan tahan terhadap hama dan penyakit. Buah
dari varietas forastero ini berwarna hijau, tidak ada pigmen antosianin. Forastero
8
menghasilkan biji lebih kecil dan pipih dibandingkan biji Criollo dengan
sehingga terdapat jenis - jenis baru yang mutunya baik. Trinitario dapat
Calabacillo. Angoleta mempunyai ciri ciri kulit luar kasar, buah besar, biji bulat,
yang memiliki ciri – ciri kulit buah kasar, bentuk biji pipih, endosperm berwarna
ungu dan mutu superior. Kemudian Amelonado, yang mempunyai ciri – ciri kulit
sedikit halus, biji pipih dengan endosperm berwarna ungu (Susanto, 1994). Jenis
Trinitario berikutnya Calabacillo, yang mempunyai ciri - ciri buah bulat, kulit
buah sangat halus, alur-alurnya dangkal, endosperm berwarna ungu dan rasanya
Pupuk Kandang
diberikan suatu makanan yaitu berupa pupuk baik pupuk organik maupun
anorganik. Pemupukan bertujuan untuk mengganti unsur hara yang hilang dan
produksi dan mutu tanaman. Menurut Sarif (1986) dalam Rusmana et al. (2003)
ketersediaan unsur hara yang lengkap dan berimbang yang dapat diserap oleh
Pupuk kandang kambing adalah pupuk organik yang ramah lingkungan dan pupuk
9
kandang kambing ini mudah di dapat di daerah Sandaran Kabupaten Kutai Timur
karena masyarakat banyak yang memeliharanya dan harganya yang murah. Pupuk
kandang kambing ini dapat memperbaiki struktur dan tekstur tanah, memudahkan
daya serap tanah terhadap air, menaikkan kondisi kehidupan di dalam tanah dan
sebagai sumber zat makanan bagi tanaman dan juga mengandung unsur hara
Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari
suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri
menengah dan besar. Kehadiran limbah di suatu tempat tertentu tidak dikehendaki
Ca, Mg, dan C organik yang berpotensi untuk meningkatkan kesuburan tanah.
Berdasarkan analisis, bahan kering ampas tahu mengandung kadar air 2,69%,
protein kasar 27,09%, serat kasar 22,85%, lemak 7,37%, abu 35,02%, bahan
ekstrak tanpa nitrogen (BETN) 6,87%, Kalsium 0,5%, dan Fosfor 0,2%.
Hipotesa Penelitian
Sampali Jalan Dwikora Pasar VI Dusun XXV Desa Sampali Kecamatan Percut
permukaan laut..
Bahan yang digunakan pada Praktikum Budidaya Tanaman Kakao, Tebu dan
Kelapa adalah bibit tanaman kakao (Theobroma Cacao L.), kawat, bambu,
Alat yang digunakan pada Praktikum Budidaya Tanaman Kakao, Tebu dan
Kelapa adalah cangkul, pisau parang, gergaji, tang, martil, gembor, meteran, dan
alat tulis.
Metode Penelitian
efektivitas perlakuan pupuk kandang, yang kedua untuk melihat uji efektivitas
K1 = 10 gram/polybag
K2 = 15 gram/polybag
K3 = 20 gram/polybag
2. Faktor perlakuan pemberian Limbah Industry Tahu (T) dengan 4 taraf, yaitu:
T1 = 15 ml/ polybag
T2 = 30 ml/ polybag
T3 = 60 ml/ polybag
Metode analisis data untuk Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial adalah
sebagai berikut :
Yijk : Hasil pengamatan dari factor K pada taraf ke-j dan factor T pada taraf ke-
(KT)jk : Pengaruh interaksi perlakuan dari faktor K pada taraf ke-j dan faktor T
ɛjk : Pengaruh eror pada ulangan, faktor K pada taraf ke-j dan faktor T pada
Dari hasil penelitian ini dianalisis dengan ANOVA dan dilanjutkan dengan
UJi Beda Rataan menurut Duncan (DMRT). Model analisis data untuk rancangan
Pelaksanaan Penelitian
Pembukaan Lahan
dengan dimulai dari tahap survei atau pengukuran areal yang akan digunakan
kemudian dibuang.
tanah top soil yang ada pada areal lahan yang telah dicampur dengan pupuk
kandang sapi. Tanah yang telah dikumpulkan kemudian diisi kedalam polybag
yang telah disediakan dan diisi media tanam tanah tersebut sampai penuh, setelah
semua polybag telah terisi, kemudian siram menggunakan air media tanam
Penyemaian
bawah paranet, dengan berupa media tanam berupa tanah. Benih ditanam di atas
media tanam tersebut dengan kotiledon di bawah dengan tidak terlalu dalam.
Pembuatan Naungan
menyediakan bambu sebagai penyangga dengan ukuran 1,50 meter dan 1,0 meter
kemudian tanam bambu yang panjangnya 1,50 meter didepan dan 1,0 dibelakang,
Penanaman
polybag. Kegiatan ini sebaiknya dilakukan pada sore hari, karena pada sore
hingga pagi harinya tingkat penguapan yang terjadi sangat rendah. Dengan cara
buat lubang tancap menggunakan ujung jari kemudiaan bibit di tanam dengan cara
limbah tahu dengan baik, cara aplikasinya di siramkan ekstrak limbah tahu
Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman
Penyiraman dilakukan dua kali dalam 1 hari pada pagi dan sore hari.
Penyiangan
tanaman kakao dan gulma tidak berkompetisi mendapatkan unsur hara sehingga
Penyisipan
Penyisipan dilakukan pada benih kakao yang tidak tumbuh atau mati.
maksimal dan dilakukan dengan memindahkan benih yang baik pada media
tanam.
Tinggi Tanaman
16
Tinggi tanaman diukur mulai dari patok standart hingga titik tumbuh daun
dari umur 2 MST hingga 8 MST yaitu ketika masa vegetatif tanaman mulai
berakhir.
Jumlah Daun
Luas Daun
luas daun; P = panjang daun; L = lebar daun; dan k = konstanta (0,667). Daun
yang dapat di hitung adalah daun yang sudah terbuka sempurna dan memiliki
tulang daun yang kuat. Penghitungan luas daun hanya dilakukan dengan daun
sampel.
Diameter Batang
sekali.
17
18
Data pengamatan tinggi tanaman bibit kakao umur 4–10 MST beserta
ekstrak air cucian beras tidak bepengaruh nyata terhadap tinggi tanaman bibit
kakao umur 4-10 MST. Tidak ada interaksi kedua faktor terhadap parameter
tinggi tanaman bibit kakao umur 4-10 MST. Rataan tinggi tanaman bibit kakao
umur 10 MST dengan pemberian limbah tempe dan pupuk kandang sapi dapat
Hal ini diduga karena penetapan konsentrasi dan dosis dalam pemupukan sangat
19
penting dilakukan karena akan berpengaruh tidak baik pada pertumbuhan jika
tidak sesuai kebutuhan tanaman. Menurut Lakitan (2021) jika jaringan tumbuhan
mengandung unsur hara tertentu dengan konsentrasi lebih tinggi dari konsentrasi
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan maksimum, maka pada kondisi ini dikatakan
unsur hara dapat menyebabkan keracunan pada tumbuhan hal ini dapat dilihat dari
ekstrak air cucian beras tidak bepengaruh nyata terhadap diameter batang bibit
kakao umur 4-10 MST. Tidak ada interaksi kedua faktor terhadap parameter
diameter batang bibit kakao umur 4-10 MST. Rataan diameter batang bibit kakao
umur 10 MST dengan pemberian limbah tempe dan pupuk kandang sapi dapat
Tabel 2. Rataan diameter batang bibit kakao umur 10 MST dengan pemberian
limbah tempe dan pupuk kandang sapi
Pupuk Kandang Sapi
Limbah Tempe Rataan
K0 K1 K2 K3
T0 0.58 0.58 0.62 0.59 0.59
T1 0.59 0.59 0.62 0.57 0.59
T2 0.62 0.60 0.61 0.62 0.61
T3 0.59 0.60 0.60 0.60 0.60
Rataan 0.60 0.59 0.61 0.59
20
nyata. Hal ini diduga karena unsur hara yang terkandung pada pupuk organik
terhadap tanaman tidak secepat pengaruh pemberian pupuk kimia. Selain itu
terdapat pula faktor iklim yaitu tinggi nya curah hujan sehingga menyebabkan
pencucian terhadap fosfor dalam tanah. Menurut Nasaruddin (2020) bahwa fosfor
tersedia dalam tanah dari mineralisasi bahan organik yang dimanfaatkan mikroba
dan tanaman tumbuh, kemudian dapat dikembalikan dalam tanah dalam bentuk
fosfat organik, yang kemungkinan dapat hilang melalui pencucian dan aliran
Jumlah Daun
Data pengamatan jumlah daun bibit kakao umur 4–12 MST beserta sidik
berpengaruh tidak nyata pada parameter jumlah daun umur 4-10 MST.limbah
industri tempe bepengaruh nyata terhadap jumlah daun bibit kakao umur 8-10
MST. Tidak ada interaksi kedua faktor terhadap parameter jumlah daun bibit
kakao umur 4-10 MST. Rataan jumlah daun bibit kakao umur 10 MST dengan
pemberian limbah industri tempe dan pupuk kandang sapi dapat dilihat pada
Tabel 3.
21
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang tidak sama pada kolom yang
sama berbeda nyata pada taraf 5% pada uji beda rataan
Duncan (DMRT)
berbanding tidak berbeda nyata dengan perlakuan K1 dan K2, tetapi berbeda
nyata dengan K3. Untuk perlakuan K1 tidak berbeda nyata dengan K2, tetapi
berbeda nyata dengan K3, begitu juga K2 tidak berbeda nyata dengan K3.
bokashi kulit singkong dan ekstrak air cucian beras dengan jumlah daun bibit
ŷ = 11.40+ 0.843x
16,00
r = 0.90
Jumlah Daun
14,00
12,00
10,00
8,00
6,00
4,00
2,00
0,00
1 2
0,843x dimana nilai r = 0,90. Hal ini dikarenakan peran dari nitrogen yang
berperan penting dalam hal pembentukan hijau daun yang berguna sekali dalam
vegetatif unsur hara yang paling banyak berperan adalah nitrogen. Menurut
Data pengamatan luas daun bibit kakao umur 4–10 MST beserta sidik
industri tempe tidak bepengaruh nyata terhadap luas daun bibit kakao umur 4-10
MST. Tidak ada interaksi kedua faktor terhadap parameter luas daun bibit kakao
umur 4-10 MST. Rataan luas daun bibit kakao umur 10 MST dengan pemberian
limbah industri tempe dan pupuk kandang sapi dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Rataan luas daun bibit kakao umur 12 MST dengan limbah industri
tempe dan pupuk kandang sapi
Pupuk Kandang Sapi
Limbah Tempe Rataan
K0 K1 K2 K3
nyata. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya karena faktor
Sirait (2018) bahwa peningkatan luas daun merupakan salah satu bentuk adaptasi
terbuka.Pada penelitian ini intensitas cahaya cukup bagi tanaman sehingga kedua
Kesimpulan
1. Pemberian ekstrak air cucian beras dengan dosis 750 ml/polybeg berpengaruh
nyata terhadap jumlah daun bibit kakao pada umur 6 MST, 8 MST, dan 10
MST.
3. Tidak ada interaksi antara faktor pemberian limbah industri tempe dan pupuk
Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan dosis pupuk yang lebih tinggi
serta waktu penelitian yang lebih lama untuk mengetahui pengaruh pemberian
DAFTAR PUSTAKA
Andayani dan Sarido. 2013. Uji Empat Jenis Pupuk Kandang Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Cabai Keriting (Capsium annum L.).
Jurnal Agrifor. Vol. 12(1).
Andier, 2016. Pengaruh Media Simpan, Ruang Simpan dan Lama Penyimpanan
terhadap Viabilitas Benih Rhizophora stylosa Griff. Jurnal Silvikultur
Tropika 3 (1): 82-87.
Arifah, S. M. 2013. Aplikasi macam dan dosis pupuk kandang pada tanaman
kentang. Jurnal Gamma, 8(2).
Desiana, C., Banuwa, I. S., Evizal, R., dan Yusnaini, S. 2013. Pengaruh pupuk
organik cair urin sapi dan limbah tahu terhadap pertumbuhan bibit kakao
(Theobroma cacao L.). Jurnal Agrotek Tropika, 1(1).
Fitria, J., B. Badal dan D. P. Putra. 2015. Pengaruh Pemberian Pupuk Limbah
Cair Tahu terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai
(Glycine max L. Merril). Jurnal Research Ilmu Pertanian. 2 (1): 89-98.
Julianto, 2014. Penyakit Utama Kakao dan Pengendalian. Buku Pintar Budidaya
Kakao. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Agromedia Pustaka:
Jakarta. 226 Hal.
Rosniawaty, S., Sudirja, R., dan Afrianto, H. 2015. Pemanfaatan urin kelinci dan
urin sapi sebagai alternatif pupuk organik cairpada pembibitan kakao
(Theobroma cacao L.). Kultivasi, 14(1).
27
Yanti, A. 2016. . Efek Konsumsi Minuman Bubuk Kakao Lindak Bebas Lemak
terhadap Aktivitas Antioksidan. Jurnal Agroteknologi. Vol 09 No. 01.
Bentuk Daun : Helai daun bulat memanjang, ujung daun meruncing dan pangkal daun
meruncing serta tulang daun menyirip.
Keterangan:
: Tanpa Perlakuan
: Perlakuan Pupuk Kandang
: Perlakuan Limbah Tahu dan Tempe
30
Lampiran 3.Tinggi Tanaman Umur 4 MST (cm)
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
K0T0 14.85 14.70 11.50 41.05 13.68
K0T1 11.13 10.08 10.45 31.65 10.55
K0T2 12.13 10.05 12.43 34.60 11.53
K0T3 10.43 11.85 10.53 32.80 10.93
K1T0 13.08 9.78 10.55 33.40 11.13
K1T1 13.63 9.50 11.63 34.75 11.58
K1T2 12.58 12.55 14.05 39.18 13.06
K1T3 12.78 11.18 10.53 34.48 11.49
K2T0 11.15 14.35 11.40 36.90 12.30
K2T1 13.30 13.00 12.78 39.08 13.03
K2T2 11.68 9.05 13.25 33.98 11.33
K2T3 14.03 11.48 11.08 36.58 12.19
K3T0 12.08 9.43 11.75 33.25 11.08
K3T1 12.53 13.35 11.28 37.15 12.38
K3T2 11.98 10.68 13.85 36.50 12.17
K3T3 10.50 8.33 9.53 28.35 9.45
Total 197.80 179.33 186.55 563.68
Rataan 12.36 11.21 11.66 11.74
Lampiran 10. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman Umur 10 MST (cm)
SK DB JK KT F. Hit F. Tabel
0.05
Blok 2 5.74 2.87 1.09 tn
3.22
Perlakuan 15 41.47 2.76 1.05 tn
2.04
B 3 8.61 2.87 1.09 tn
2.92
B-Linier 1 0.00 0.00 0.00 tn
4.17
B-Kuadratik 1 5.35 5.35 2.04 tn
4.17
B-Kubik 1 3.26 3.26 1.24 tn 4.17
S 3 8.88 2.96 1.13 tn
2.92
S-Linier 1 8.84 8.84 3.36 tn
4.17
S-Kuadratik 1 0.02 0.02 0.01 tn
4.17
S-Kubik 1 0.01 0.01 0.01 tn
4.17
BxS 9 23.97 2.66 1.01 tn
2.21
Galat 30 78.88 2.63
Total 47 126.08
Keterangan tn : Tidak Nyata
KK : 9,79 %
34
Lampiran 11.Diameter Batang Umur 4 MST (mm)
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
K0T0 0.34 0.37 0.32 1.03 0.34
K0T1 0.32 0.36 0.34 1.02 0.34
K0T2 0.33 0.39 0.41 1.12 0.37
K0T3 0.34 0.35 0.33 1.02 0.34
K1T0 0.34 0.33 0.36 1.03 0.34
K1T1 0.33 0.34 0.35 1.01 0.34
K1T2 0.38 0.34 0.38 1.09 0.36
K1T3 0.33 0.34 0.33 0.99 0.33
K2T0 0.33 0.38 0.33 1.03 0.34
K2T1 0.32 0.34 0.34 1.00 0.33
K2T2 0.35 0.33 0.32 1.00 0.33
K2T3 0.34 0.39 0.36 1.08 0.36
K3T0 0.33 0.37 0.30 1.00 0.33
K3T1 0.36 0.34 0.33 1.02 0.34
K3T2 0.33 0.36 0.37 1.05 0.35
K3T3 0.33 0.37 0.33 1.03 0.34
Total 5.38 5.69 5.46 16.53
Rataan 0.34 0.36 0.34 0.34
Lampiran 12. Daftar Sidik Ragam Diameter Batang Umur 4 MST (mm)
SK DB JK KT F. Hit F. Tabel
0.05
Blok 2 0.00329 0.00165 3.75 tn
3.22
Perlakuan 15 0.00677 0.00045 1.03 tn 2.04
B 3 0.00040 0.00013 0.30 tn
2.92
B-Linier 1 0.00034 0.00034 0.78 tn
4.17
B-Kuadratik 1 0.00004 0.00004 0.09 tn
4.17
B-Kubik 1 0.00002 0.00002 0.04 tn
4.17
S 3 0.00220 0.00073 1.67 tn
2.92
S-Linier 1 0.00037 0.00037 0.84 tn
4.17
S-Kuadratik 1 0.00024 0.00024 0.55 tn
4.17
S-Kubik 1 0.00159 0.00159 3.61 tn
4.17
BxS 9 0.00417 0.00046 1.05 tn
2.21
Galat 30 0.01319 0.00044
Total 47 0.02
Keterangan tn: Tidak Nyata
KK : 6,09 %
35
Lampiran 14. Daftar Sidik Ragam Diameter Batang Umur 6 MST (mm)
SK DB JK KT F. Hit F. Tabel
0.05
Blok 2 0.0022 0.0011 2.87 tn
3.22
Perlakuan 15 0.0066 0.0004 1.16 tn
2.04
B 3 0.0006 0.0002 0.50 tn
2.92
B-Linier 1 0.0005 0.0005 1.27 tn
4.17
B-Kuadratik 1 0.0001 0.0001 0.23 tn
4.17
B-Kubik 1 0.0000 0.0000 0.00 tn 4.17
S 3 0.0024 0.0008 2.11 tn
2.92
S-Linier 1 0.0003 0.0003 0.72 tn
4.17
S-Kuadratik 1 0.0003 0.0003 0.73 tn
4.17
S-Kubik 1 0.0018 0.0018 4.87 *
4.17
BxS 9 0.0036 0.0004 1.07 tn
2.21
Galat 30 0.0113 0.0004
Total 47 0.02
Keterangan tn : Tidak Nyata
* : Nyata
KK : 4,98 %
36
Lampiran 16. Daftar Sidik Ragam Diameter Batang Umur 8 MST (mm)
SK DB JK KT F. Hit F. Tabel
0.05
Blok 2 0.00191 0.00096 2.55 tn 3.22
Perlakuan 15 0.00754 0.00050 1.34 tn
2.04
B 3 0.00042 0.00014 0.37 tn
2.92
B-Linier 1 0.00034 0.00034 0.92 tn
4.17
B-Kuadratik 1 0.00007 0.00007 0.18 tn
4.17
B-Kubik 1 0.00001 0.00001 0.02 tn
4.17
S 3 0.00280 0.00093 2.49 tn
2.92
S-Linier 1 0.00046 0.00046 1.23 tn
4.17
S-Kuadratik 1 0.00031 0.00031 0.83 tn
4.17
S-Kubik 1 0.00203 0.00203 5.40 *
4.17
BxS 9 0.00432 0.00048 1.28 tn
2.21
Galat 30 0.01126 0.00038
Total 47 0.02
Keterangan tn : Tidak Nyata
* : Nyata
KK : 4,40 %
37
Lampiran 17. Diameter Batang Umur 10 MST (mm)
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
K0T0 0.51 0.55 0.50 1.55 0.52
K0T1 0.50 0.53 0.51 1.54 0.51
K0T2 0.51 0.56 0.59 1.66 0.55
K0T3 0.52 0.59 0.51 1.61 0.54
K1T0 0.51 0.51 0.54 1.56 0.52
K1T1 0.53 0.52 0.52 1.56 0.52
K1T2 0.56 0.51 0.58 1.65 0.55
K1T3 0.51 0.51 0.51 1.52 0.51
K2T0 0.52 0.60 0.51 1.62 0.54
K2T1 0.50 0.55 0.52 1.57 0.52
K2T2 0.53 0.52 0.54 1.58 0.53
K2T3 0.51 0.58 0.54 1.62 0.54
K3T0 0.50 0.55 0.49 1.54 0.51
K3T1 0.53 0.52 0.51 1.56 0.52
K3T2 0.50 0.53 0.52 1.55 0.52
K3T3 0.51 0.54 0.51 1.56 0.52
Total 8.23 8.64 8.36 25.23
Rataan 0.51 0.54 0.52 0.53
Lampiran 18. Daftar Sidik Ragam Diameter Batang Umur 10 MST (mm)
SK DB JK KT F. Hit F. Tabel
0.05
Blok 2 0.0056 0.0028 4.63 *
3.22
Perlakuan 15 0.0088 0.0006 0.97 tn
2.04
B 3 0.0018 0.0006 0.99 tn
2.92
B-Linier 1 0.0007 0.0007 1.08 tn
4.17
B-Kuadratik 1 0.0003 0.0003 0.54 tn
4.17
B-Kubik 1 0.0008 0.0008 1.34 tn
4.17
S 3 0.0022 0.0007 1.22 tn
2.92
S-Linier 1 0.0004 0.0004 0.69 tn
4.17
S-Kuadratik 1 0.0002 0.0002 0.31 tn
4.17
S-Kubik 1 0.0016 0.0016 2.66 tn
4.17
BxS 9 0.0048 0.0005 0.88 tn
2.21
Galat 30 0.0181 0.0006
Total 47 0.03
Keterangan tn : Tidak Nyata
* :
Nyata KK :
4,67 %
38
42
43
43
44