Anda di halaman 1dari 56

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO

(Theobroma cacao L.) DENGAN PEMBERIAN PUPUK


KANDANG DAN LIMBAH INDUSTRI TEMPE

SKRIPSI
Oleh:
WAHYU NURROBY
NPM: 1904290138
Program Studi: AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO
(Theobroma cacao L.) DENGAN PEMBERIAN PUPUK
KANDANG DAN LIMBAH INDUSTRI TEMPE

SKRIPSI
Oleh:
WAHYU NURROBY
NPM: 1904290138
Program Studi: AGROTEKNOLOGI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Strata 1 (S1) Pada


Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Komisi Praktium :

Dicky Zulkarnaen, Tanjung , S.P. Abdillah Ihza Mahendra, S.P.


Assisten Praktikum Assisten Praktikum

Disahkan Oleh:
Penanggung Jawab Praktikum

Assoc. Prof. Ir. Efrida Lubis, M.P.


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan karunianya, sehinga penulis dapat menyelesaikan Proposal Praktikum

Budidaya Tanaman Kakao, Tebu dan Kelapa yang berjudul “Respon

Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma Cacao L.) Dengan Pemberian Pupuk

Kandang dan Limbah Industri Tempe”.

Pada Kesempatan Kali ini Penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih
Kepada:
1. Kedua Orang Tua yang telah memberikan dukungan baik moral maupun
material.
2. Ibu Assoc. Prof. Dr. Dafni Mawar Tarigan, S.P. M.Si. Selaku Dekan
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
3. Ibu Prof. Ir. Dr. Wan Arfiani Barus, M.P. Selaku Wakil Dekan I Fakultas
Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
4. Bapak Akbar Habib, S.P., M.P. Selaku Wakil Dekan II Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
5. Ibu Assoc. Prof. Ir. Efrida Lubis, M.P. selaku Dosen Penanggung Jawab
Sekaligus Asisten PraktikumPraktikum Budidaya Tanaman Kakao, Kelapa
dan Tebu.
6. Ibu Dr. Rini Sulistiani, S.P., M.P. Selaku Ketua Program Studi
Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera
Utara.
7. Ibu Aisar Novita, S.P., M.P. Selaku Sekretaris Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
8. Abang Dicky Zulkarnaen, S.P. selaku Asisten Praktikum Budidaya
Tanaman Kakao, Kelapa dan Tebu.
9. Abang Abdillah Ihza Mahendra, S.P. selaku Asisten Praktikum Budidaya
Tanaman Kakao, Kelapa dan Tebu.

i
10. Seluruh teman-teman stambuk 2019 seperjuangan terkhusus Agroteknologi

III atas bantuan dan dukungannya.

Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh

karena itu, penulis menerima saran dari pembaca untuk menyempurnakan proposal

ini.

Medan, November 2022

Penulis

ii
RINGKASAN

Wahyu Nur Roby “Respon Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma


Cacao L.) Dengan Pemberian Pupuk Kandang Dan Limbah Industri
Tempe”.Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Dengan
asisten praktikum yaitu Dicky Zulkarnaen, S.P dan Abdillah Ihza Mahendra, S.P
dengan dosen penanggung jawab Assoc. Prof. Ir. Efrida Lubis, M.P.

Praktikum dilaksanakan di Desa Sampali Kecamatan Percut Sei Tuan


Kabupaten Deli Serdang Ketinggian tempat ±25 mdpl pada bulan Oktober 2022.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Respon Pertumbuhan Bibit Kakao
(Theobroma Cacao L.) Dengan Pemberian Pupuk Kandang Dan Limbah Industri
Tempe

Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok


(RAK) Faktorial, terdiri atas dua factor yang diteliti, yaitu: 1. Faktor Limbah
Industri Tempe (T): T0: 0 ml, T1: 30 ml, T2: 60 ml, T3: 90 ml. 2. Faktor Pupuk
Kandang Sapi (K): K0: 0 g, K1: 10 g, K2: 15 g, K3: 30 g. Perubah pengamatan
yang diamati adalah tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, luas daun,.
Hasil penelitian menunjukkan apliksi limbah industri tempe 90 ml berpengaruh
terhadap jumlah daun (13,81). Pupuk kandang sapi tidak berpengaruh terhadap
seluruh parameter. Interaksi limbah industri tempe dan pupuk kandang sapi tidak
berpengaruh terhadap parameter.

iii
SUMMARY

Wahyu Nur Roby "Response to the Growth of Cocoa (Theobroma Cacao


L.) Seedlings by Providing Manure and Tempe Industrial Waste". Faculty of
Agriculture, Muhammadiyah University of North Sumatra. With practicum
assistants namely Dicky Zulkarnaen, S.P and Abdillah Ihza Mahendra, S.P with the
lecturer in charge of Assoc. Prof. Ir. Efrida Lubis, M.P.

The practicum was carried out in Sampali Village, Percut Sei Tuan
District, Deli Serdang Regency, with an altitude of ±25 meters above sea level in
October 2022. This study aims to determine the Growth Response of Cocoa Seeds
(Theobroma Cacao L.) By Providing Manure and Tempeh Industry Waste.

The study was conducted using a Factorial Randomized Block Design


(RBD), consisting of two factors studied, namely: 1. Tempe Industry Waste Factor
(T): T0: 0 ml, T1: 30 ml, T2: 60 ml, T3: 90 ml . 2. Cow manure factor (K): K0: 0 g,
K1: 10 g, K2: 15 g, K3: 30 g. The observed variables were plant height, stem
diameter, number of leaves, leaf area. The results showed that the application of 90
ml of tempe industrial waste had an effect on the number of leaves (13.81). Cow
manure has no effect on all parameters. The interaction between tempe industry
waste and cow manure has no effect on the parameters.

iv
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR LAMPIRAN v
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 2
Tujuan Penelitian 2
Kegunaan Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 4
Botani Tanaman Kakao (Theobroma Cacao L.) 4
Morfologi Tanaman Kakao (Theobroma Cacao L.) 4
Akar 4
Batang 5
Daun 5
Bunga 5
Buah 5
Biji 6
Syarat Tumbuh 6
Iklim 6
Tanah 7
Varietas Unggul Kakao 7
Pupuk Kandang 8
Limbah Industry Tahu 8
Kandungan Limbah Industry Tahu 9
Hipotesa Penelitian 9
BAHAN DAN METODE 11
Tempat dan Waktu 11
Bahan dan Alat 11
Metode Penelitian 11

v
Metode Analisis Data 12
Pelaksanaan Penelitian 12
Pembukaan Lahan 12
Persiapan Media Tanaam 12
Penyemaian 12
Pembuatan Naungan 12
Penananam 12
Aplikasi Ekstrak Limbah Tahu 13
Pemeliharaan 15
Penyiraman 15
Penyianngan 15
Penyisipan 15
Parameter Pengamatan 15
Tinggi Tanaman 15
Jumlah Daun 16
Luas Daun 16
Diameter 16
DAFTAR PUSTAKA 17
LAMPIRAN 19

vi
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1. Rataan Tinggi Tanaman Bibit Kakao Umur 10 MST dengan


Pemberian Limbah Tempe dan Pupuk Kandang Sapi 0

2. Rataan Jumlah Daun Bibit Kakao Umur 10 MST dengan


Pemberian Limbah Tempe dan Pupuk Kandang Sapi 0

3. Rataan Diameter Batang Bibit Kakao Umur 10 MST dengan


Pemberian Limbah Tempe dan Pupuk Kandang Sapi 0

4. Rataan Luas Daun Bibit Kakao Umur 10 MST dengan


Pemberian Limbah Tempe dan Pupuk Kandang Sapi 0

i
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1. Pemberian Pupuk Kandang Sapi dan Limbah Industri Tempe


Jumlah Daun Bibit Kakao umur 10 MST Grafik 0

ii
PENDAHULUAN

Theobroma cacao adalah nama biologi yang diberikan pada pohon kakao

oleh Linnaeus pada tahun 1753. Tempat alamiah dari genus Theobroma adalah di

bagian hutan tropis dengan banyak curah hujan, tingkat kelembaban tinggi, dan

teduh. Buah kakao yang siap dipetik adalah buah kakao yang telah masak optimal

ditandai dengan perubahan warna kulit buah yang semula hijau menjadi kuning

(jenis Forestero) dan merah (jenis Criollo). Masaknya buah selain ditandai dengan

perubahan warna juga bunyi nyaring apabila dilakukan pengetukan buah. Pada

kulit buah kakao terdapat senyawa tannin (Hermawan dkk., 2012).

Pembibitan merupakan awal dari pertumbuhan tanaman. Bibit yang baik

akan menghasilkan tanaman yang berproduksi baik pula. Pemupukan merupakan

salah satu hal penting dalam menghasilkan bibit yang baik. Pemanfaatan urin

kelinci dan urin sapi diharapkan dapat menjadi pupuk alternatif untuk pembibitan

kakao. Percobaan telah di laksanakan pada bulan April-Agustus 2013 di Kebun

Percobaan Ciparanje fakultas Pertanian Unpad, dengan ordo Inceptisol dan tipe

curah hujan menurut klasifikasi Schmidt Ferguson. Perlakuan yang digunakan

adalah beberapa konsentrasi urin kelinci, konsentrasi urin sapi dan kombinasi urin

dengan pupuk anorganik. Urin kelinci dan urin sapi difermentasikan terlebih

dahulu sebelum digunakan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah

Rancangan Acak Kelompok, terdapat 15 perlakuan yang di ulang 3 kali. Hasil

percobaan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan urin kelinci dan

urin sapi yang telah difermentasi terhadap luas daun, volume akar dan bobot

kering bibit kakao pada umur 16 mst. Penggunaan urin sapi dengan konsentrasi
2

25% dapat menyamai penggunaan pupuk anorganik pada pembibitan kakao

(Rosniawaty dkk., 2015).

Salah satu hambatan dalam pertumbuhan bibit kakao adalah kurang

tersedianya unsur hara dalam tanah. Untuk memenuhi kebutuhan unsur hara bagi

tanaman dilakukan dengan pemberian pupuk yang sesuai dengan dosis yang tepat

sehingga diharapkan pertumbuhan tanaman kakao dapat meningkat. Peningkatan

kakao dilakukan dengan penggunaan pupuk organik. Selain berguna bagi tanaman

pupuk organik juga berguna bagi kebersihan dan kelestarian lingkungan

(Andayani dan Sarido, 2013).

Aplikasi pupuk kandang ke dalam tanah akan menjamin kondisi tanah

yang sehat. Tanah yang sehat merupakan prakondisi bagi kesehatan tanaman,

dimana kesehatan tanaman dipengaruhi langsung oleh penyerapan senyawa

organik tertentu yang dibentuk ketika organisme tanah memineralisasi bahan

organik dan pengaruh secara tidak langsung ketika suatu organisme tanah

menekan perkembangan organisme lain yang bisa mengganggu pertumbuhan

tanaman, sehingga dapat mengoptimalkan ketersediaan unsur hara dan

menyeimbangkan arus unsur hara (Arifah, 2013).

Selama proses pembuatan tahu diperlukan air dalam jumlah yang cukup

banyak. Jumlah air yang diperlukan berkisar antara 10-30 kali berat kering kedelai

yang diolah dan hanya sedikit yang terikut dalam produk. Dengan demikian air

limbah yang dihasilkan dari industri tahu relatif banyak. Tanpa proses penanganan

dengan baik, limbah cair industri tahu dapat menyebabkan dampak negatif seperti

polusi air, penyakit, bau tidak sedap, meningkatkan pertumbuhan nyamuk, dan

menurunkan estetika lingkungan sekitar. Umumnya limbah cair industry tahu


3

yang dibuang ke lingkungan tanpa pengolahan dapat menimbulkan pencemaran

badan air sehingga pemanfaatan limbah cair industri tahu sebagai pupuk organik

cair dapat berfungsi mengurangi pencemaran badan air (Desiana dkk., 2013).

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui respon pertumbuhan bibit kakao (Theobroma cacao L.)

dengan pemberian pupuk kandang dan limbah industry tempe.

Kegunaan Penelitian

1. Sebagai salah satu syarat untuk Praktikal Test Dan Praktikum Budidaya

Tanaman Kakao, Tebu dan Kelapa. Pada Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Sumatera Utara

2. Sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan dan

dikembangkan untuk penelitian lebih lanjut mengenai penelitian ini.


TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.)

Tanaman kakao (Theobroma cacao L.) berasal dari hutan hujan tropis di

Amerika Tengah dan Amerika Selatan bagian utara. Penduduk yang pertama kali

mengusahakan tanaman kakao serta menggunakannya sebagai bahan makanan

dan minuman adalah suku Indian Maya dan suku Atek (Aztec). Di Indonesia

tanaman kako diperkenalkan oleh orang Spanyol pada tahun 1560 di Minahasa

dan Sulawesi. Taksonomi tanaman kakao (Theobroma cacao L.) adalah : Divisi :

Spermatophyta, Kelas : Dicotyledoneae, Ordo : Malvales, Famili : Sterculiceae,

Genus : Theobroma, Species : Theobroma cacao L.

(Saputro dan Helbawanto, 2020 ).

Morfologi Tanaman Kakao ( Theobroma cacao L)

Akar

Tanaman kakao mempunyai akar tunggang yang pertumbuhannya dapat

mencapai 8 meter kearah samping dan 15 meter kearah bawah. Perkembangan

akar lateral tanaman kakao sebagain besar berkembang dekatt permukaan tanah,

yaitu pada jarak 0 hingga 30 cm. penyebaran akar yaitu meliputi 56% akar lateral

tumbuh pada bagian 0-10 cm, 26% pada bagian 11-20 cm, 14% pada bagian 21-

30 cm dan hanya 4% yang tumbuh dari bagian lebih dari 30 cm dari permukaan

tanah. Jangkauan jelajah akar lateral tanaman kakao ternyata dapat jauh diluar

proyeksi tajuk. Ujung akar membentuk cabang-cabang kecil yang susunannya

tidak teratur (Fitria dan Putra, 2015 ).


5

Batang

Pada awal pertumbuhan tanaman kakao yang diperbanyak dengan biji akan

membentuk batang utama sebelum tumbuh cabang-cabang primer. Letak

pertumbuhan cabang primer disebut jorquette, dengan ketinggian yang ideal 1,2-

1,5 meter dari permukaan tanah dan jorquette ini tidak terdapat pada kakao yang

terdapat pada kakao yang diperbanyak secara vegetatif (Amin, 2021).

Daun

Daun kakao termasuk daun tunggal (Folium Simplex) yang terdiri atas helai

daun dan tangkai daun (Siregar et al., 2010). Helai daun berbentuk bulat telur

terbalik memanjang (obovatus), dengan panjang dapat mencapai 10 – 48 cm dan

lebar dapat mencapai 4 – 20 cm. Pangkal daun berbentuk runcing (acutus) dengan

ujung meruncing (acuminatus) (Hawalid dan Nurhuda, 2017).

Bunga

Bunga kakao tergolong bunga sempurna, terdiri dari kelopak daun (calyx)

sebanyak 5 lembar dan benang sari (androecium) berjumlah 10 helai. Diameter

bunga 1,5 cm. bunga disangga oleh tangkai bunga yang panjangnya 2-4 cm.

Tanaman kakao bersifat caulifflora, yaitu bunga tumbuh dan berkembang dari

bekas ketiak daun pada batang dan cabang. Tempat tumbuh bunga tersebut

semakin lama semakin membesar dan menebal atau biasa disebut dengan bantalan

bunga (Syahputra, 2014).

Buah

Buah kakao berupa buah buni yang daging bijinya sangat lunak. Kulit

buahnya mempunyai sepuluh alur dan tebalnya 1-2 cm. bentuk, ukuran dan warna

buah kakao bermacam-macam serta panjangnya sekitar 10-30 cm. umumnya ada
6

tiga macam warna buah kakao, yaitu hijau muda sampai hijau tua waktu muda dan

menjadi kuning setelah masak, warna merah serta campuran antara merah dan

hijau. Buah ini akan masak 5-6 bulan setelah terjadinya penyerbukan

(Yuliatmoko, 2014).

Biji

Biji kakao tidak mengalami masa dormansi sehingga penyimpanan biji

untuk benih dengan waktu yang agak lama tidak memungkinkan. Biji ini

diselimuti oleh lapisan yang lunak dan manis. Pulp ini dapat menghambat

perkecambahan dan karenanya biji yang akan digunakan untuk menghindari dari

kerusakan biji dimana jika pulp ini tidak dibuang maka didalam penyimpanan

akan terjadi proses fermentasi sehingga dapat merusak biji (Yanti, 2016).

Syarat Tumbuh

Iklim

Lingkungan hidup tanaman kakao adalah daerah hutan yang banyak

ditumbuhi pohon yang tinggi sehingga memberi naungan dan mengurangi

pencahayaan penuh. Tanaman kakao jika tidak diberi naungan atau pelindung

akan mengakibatkan batang kecil, dau anaman kakao ditanam pada daerah yang

berada pada 100 LU sampai dengan n sempit dan tanaman relative pendek.

Ditinjau dari wilayah penanamannya, t 100LS. Namun pada umumnya

penyebaran pertanaman kakao terletak pada daerah 70° LU sampai dengan 180°

LS dan cukup toleran pada daerah 200° LU sampai 200 LS. Daerah penanaman

kakao di Indonesia berada pada 50° LU sampai dengan 100° LS dan daerah ini

termasuk ideal jika disertai dengan ketinggian tidak lebih dari 800 m dari

permukaan laut (Julianto, 2014).


7

Tanah

Tanaman kakao menghendaki tanah yang subur dengan kedalaman

minimum 150 cm. Hal ini penting karena akar tunggang tanaman memerlukan

ruangan yang leluasa untuk pertumbuhannya agar akar tunggang tidak kerdil dan

bengkok.Tanah yang sesuai untuk tanaman kakao adalah tekstur geluh lempungan

(clay loam) yang merupakan perpaduan antara pasir 50%, debu 10-20%, dan

lempung 30-40%. Tekstur tanah demikian memiliki kemampuan menahan lengas

yang tinggi dan memiliki sirkulasi udara yang baik. Kakao memerlukan pH tanah

yang netral atau berkisar 5,6-6,8 agar dapat tumbuh dengan baik. Sifat ini khusus

berlaku untuk tanah atas (top soil), sedangkan tanah bawah (subsoil) keasaman

tanah sebaiknya netral, agak asam atau agak basa. Tanaman kakao membutuhkan

tanah berkadar bahan organik tinggi, yaitu diatas 3%. Kadar bahan organik yang

tinggi akan memperbaiki struktur tanah, biologi tanah, kemampuan penyerapan

(absorpsi) hara, dan daya simpan lengas tanah (Wahab, 2015).

Varietas Unggul Kakao

Criollo atau kakao mulia merupakan kelompok kakao dengan cita rasa yang

lebih lembut (milder flavour) dengan sedikit rasa kacang (nutty type). Citarasa ini

sangat cocok untuk pembuatan cokelat susu. Cokelat yang dibuat dari biji kakao

dari bahan tanam yang berbeda akan memiliki cita rasa yang berbeda pula

Forastero dikenal sebagai kakao curah atau kakao lindak. Forastero mampu

menghasilkan biji dengan kualitas sedang namun memiliki pertumbuhan yang

kuat, produksi tinggi, cepat berbuah dan tahan terhadap hama dan penyakit. Buah

dari varietas forastero ini berwarna hijau, tidak ada pigmen antosianin. Forastero
8

menghasilkan biji lebih kecil dan pipih dibandingkan biji Criollo dengan

endosperm berwarna ungu.

Trinitario merupakan hasil persilangan antara Forastero dan Criollo

sehingga terdapat jenis - jenis baru yang mutunya baik. Trinitario dapat

digolongkan menjadi empat jenis, yaitu Angoleta, Cundeamor, Amelonado dan

Calabacillo. Angoleta mempunyai ciri ciri kulit luar kasar, buah besar, biji bulat,

endosperm berwarna ungu dan bermutu superior. Selanjutnya yaitu Cundeamor,

yang memiliki ciri – ciri kulit buah kasar, bentuk biji pipih, endosperm berwarna

ungu dan mutu superior. Kemudian Amelonado, yang mempunyai ciri – ciri kulit

sedikit halus, biji pipih dengan endosperm berwarna ungu (Susanto, 1994). Jenis

Trinitario berikutnya Calabacillo, yang mempunyai ciri - ciri buah bulat, kulit

buah sangat halus, alur-alurnya dangkal, endosperm berwarna ungu dan rasanya

pahit (Aji, 2015).

Pupuk Kandang

Untuk mendapatkan pertumbuhan dan hasil yang baik tanaman harus

diberikan suatu makanan yaitu berupa pupuk baik pupuk organik maupun

anorganik. Pemupukan bertujuan untuk mengganti unsur hara yang hilang dan

menambah persediaan unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk meningkatkan

produksi dan mutu tanaman. Menurut Sarif (1986) dalam Rusmana et al. (2003)

ketersediaan unsur hara yang lengkap dan berimbang yang dapat diserap oleh

tanaman merupakan faktor yang menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman.

Upaya ynag dilakukan dalam meningkatkan kandungan nutrisi tanah guna

meningkatkan pertumbuhan bibit dengan cara penambahan pupuk kandang.

Pupuk kandang kambing adalah pupuk organik yang ramah lingkungan dan pupuk
9

kandang kambing ini mudah di dapat di daerah Sandaran Kabupaten Kutai Timur

karena masyarakat banyak yang memeliharanya dan harganya yang murah. Pupuk

kandang kambing ini dapat memperbaiki struktur dan tekstur tanah, memudahkan

daya serap tanah terhadap air, menaikkan kondisi kehidupan di dalam tanah dan

sebagai sumber zat makanan bagi tanaman dan juga mengandung unsur hara

makro dan unsur hara mikro ( Yulianus, 2019).

Limbah Industry Tempe

Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari

suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri

menengah dan besar. Kehadiran limbah di suatu tempat tertentu tidak dikehendaki

lingkungan, karena tidak memiliki nilai ekonomis, sehingga masyarakat kurang

menaruh perhatian terhadap limbah tersebut. Limbah tahu mengandung N, P, K,

Ca, Mg, dan C organik yang berpotensi untuk meningkatkan kesuburan tanah.

Berdasarkan analisis, bahan kering ampas tahu mengandung kadar air 2,69%,

protein kasar 27,09%, serat kasar 22,85%, lemak 7,37%, abu 35,02%, bahan

ekstrak tanpa nitrogen (BETN) 6,87%, Kalsium 0,5%, dan Fosfor 0,2%.

Kandungan-kandungan tersebut memiliki potensi untuk dapat meningkatkan

kesuburan tanah dan tanaman (Andiar, 2016).

Hipotesa Penelitian

1. Adanya perbedaan tumbuh kakao (Theobroma cacao L.) varietas criollo,

forastero dan trinitario.

2. Adanya pengaruh pemberian pupuk kandang terhadap 3 varietas kakao

(Theobroma cacao L.).


10

3. Adanya pengaruh pemberian limbah industri tahu/tempe terhadap

pertumbuhn 3 varietas kakao (Theobroma cacao L.).

4. Adanya interaksi perlakuan pupuk kandang dan limbah industri

tahu/tempe terhadap pertumbuhan kakao (Theobroma cacao L.).


BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu

Praktikum Budidaya Tanaman Hias ini dilaksanakan di Lahan Percobaan

Sampali Jalan Dwikora Pasar VI Dusun XXV Desa Sampali Kecamatan Percut

Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang dengan Ketinggian 21 meter di atas

permukaan laut..

Praktikum Budidaya Tanaman Kakao, Tebu dan Kelapa ini dilaksanakan

pada hari Selasa, 8 November 2022 pada pukul 09.50-11.00 WIB.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada Praktikum Budidaya Tanaman Kakao, Tebu dan

Kelapa adalah bibit tanaman kakao (Theobroma Cacao L.), kawat, bambu,

paranet, polybag dan pupuk kandang.

Alat yang digunakan pada Praktikum Budidaya Tanaman Kakao, Tebu dan

Kelapa adalah cangkul, pisau parang, gergaji, tang, martil, gembor, meteran, dan

alat tulis.

Metode Penelitian

Metode Analisis Data

Data hasil penelitian akan dianalisis pertama digunakan untuk melihat

efektivitas perlakuan pupuk kandang, yang kedua untuk melihat uji efektivitas

perlakuan pemberian limbah cair tahu.

Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancang Acak Kelompok (RAK)

Faktorial dengan dua faktor yang diteliti, yaitu :

1. Faktor perlakuan pemberian pupuk kandang (K) dengan 4 taraf, yaitu:


12

K0 = Tanpa perlakuan (Kontrol)

K1 = 10 gram/polybag

K2 = 15 gram/polybag

K3 = 20 gram/polybag

2. Faktor perlakuan pemberian Limbah Industry Tahu (T) dengan 4 taraf, yaitu:

T0 = Tanpa perlakuan (Kontrol)

T1 = 15 ml/ polybag

T2 = 30 ml/ polybag

T3 = 60 ml/ polybag

K0T0 K1T0 K2T0 K3T0

K0T1 K1T1 K2T1 K3T1

K0T2 K1T2 K2T2 K3T2

K0T3 K1T3 K2T3 K3T3

Jumlah kombinasi perlakuan : 16 Kombinasi

Jumlah Ulangan : 3 Ulangan

Jumlah Polybag Perplot : 4 Polybag

Jumlah Tanaman Sampel : 3 Sampel

Jumlah Seluruh Tanaman Sampel : 16 x 3 x 3 = 144

Jumlah Tanaman Keseluruhan : 16 x 3 x 4 = 192

Jumlah Tanaman Perpolybag : 1 tanaman

Metode Analisis Data


13

Metode analisis data untuk Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial adalah

sebagai berikut :

Yijk = µ + Tj + Kk + (KT)j + ɛjk

Yijk : Hasil pengamatan dari factor K pada taraf ke-j dan factor T pada taraf ke-

T dalam ulangan ke-i.

µ : Efek nilai tengah pengaruh ulangan ke-I (varietas kakao)

Tj : Pengaruh perlakuan faktor K pada taraf ke-j (Pupuk kandang)

Kk : Pengaruh perlakuan faktor T pada taraf ke-k (Limbah industry tahu)

(KT)jk : Pengaruh interaksi perlakuan dari faktor K pada taraf ke-j dan faktor T

pada taraf ke-k

ɛjk : Pengaruh eror pada ulangan, faktor K pada taraf ke-j dan faktor T pada

taraf ke-k sertaulangan ke-i.

Dari hasil penelitian ini dianalisis dengan ANOVA dan dilanjutkan dengan

UJi Beda Rataan menurut Duncan (DMRT). Model analisis data untuk rancangan

acak kelompok (RAK) faktorial.

Pelaksanaan Penelitian

Pembukaan Lahan

Sebelum melakukan penanaman sebaiknya dilakukan persiapan lahan

dengan dimulai dari tahap survei atau pengukuran areal yang akan digunakan

sebagai tempat penelitian. Tahap selanjutnya melakukan pembersihan gulma yang

tumbuh disekitar areal penanaman secara mekanis dan mengumpulkan gulma

kemudian dibuang.

Persiapan Media Tanam


14

Media tanam yang digunakan untuk pengisian kedalam polybag adalah

tanah top soil yang ada pada areal lahan yang telah dicampur dengan pupuk

kandang sapi. Tanah yang telah dikumpulkan kemudian diisi kedalam polybag

yang telah disediakan dan diisi media tanam tanah tersebut sampai penuh, setelah

semua polybag telah terisi, kemudian siram menggunakan air media tanam

tersebut sampai jenuh.

Penyemaian

Persemaian bibit kakao dilakukan di bawah naungan yang telah di buat di

bawah paranet, dengan berupa media tanam berupa tanah. Benih ditanam di atas

media tanam tersebut dengan kotiledon di bawah dengan tidak terlalu dalam.

Pembuatan Naungan

Setelah melakukan persiapan lahan tahapan selanjutnya pembuatan

naungan sebagai tempat pelindung bagi bibit tanaman kakao. Dengan

menyediakan bambu sebagai penyangga dengan ukuran 1,50 meter dan 1,0 meter

kemudian tanam bambu yang panjangnya 1,50 meter didepan dan 1,0 dibelakang,

setelah bambu berdiri kokoh maka ikatlah masing-masing bambu menggunakan

tali pelastik kemudian pasang paranet sebagai atap naungan.

Penanaman

Biji-biji yang telah berkecambah sepanjang 1-2 cm ditancapkan pada

polybag. Kegiatan ini sebaiknya dilakukan pada sore hari, karena pada sore

hingga pagi harinya tingkat penguapan yang terjadi sangat rendah. Dengan cara

buat lubang tancap menggunakan ujung jari kemudiaan bibit di tanam dengan cara

menancapkan setengah bagian biji, dengan posisi kecambah mengarah kebawah

dan selanjutnya akan tumbuh dan berkembang.


15

Aplikasi Ekstrak Limbah Tahu

Aplikasi limbah tahu dilakukan pada saat benih tanaman kakao

dipindahkan kedalam polybag setelah 1 minggu, apabila tanaman kakao telah

terlihat pertumbuhuannya dengan tujuan agar tanaman dapat menyerap ekstrak

limbah tahu dengan baik, cara aplikasinya di siramkan ekstrak limbah tahu

disekitar batang tanaman kakao dengan dosis yang telah ditentukan.

Pemeliharaan Tanaman

Penyiraman

Penyiraman dilakukan dua kali dalam 1 hari pada pagi dan sore hari.

Penyiraman dilakukan dengan tujuan agar tanaman kakao tidak kekurangan

asupan air dan tidak kekeringan.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan dengancara mencabut gulma-gulma yang tumbuh

disekitar polybag tanaman kakao. Penyiangan dilakukan dengan tujuan agar

tanaman kakao dan gulma tidak berkompetisi mendapatkan unsur hara sehingga

tanaman kakao menjadi kekurangan unsur hara.

Penyisipan

Penyisipan dilakukan pada benih kakao yang tidak tumbuh atau mati.

Penyisipan dilakukan dengan tujuan agar persentase tumbuh kakao tetap

maksimal dan dilakukan dengan memindahkan benih yang baik pada media

tanam.

Parameter Pengamatan Tanaman

Tinggi Tanaman
16

Tinggi tanaman diukur mulai dari patok standart hingga titik tumbuh daun

dengan menggunakan meteran. Pengukuran dilakukan dua minggu sekali, dimulai

dari umur 2 MST hingga 8 MST yaitu ketika masa vegetatif tanaman mulai

berakhir.

Jumlah Daun

Dihitung daun yang tumbuh pada setiap tanaman sampel. Pengukuran

dilakukan dua minggu sekali bersamaan dengan pengukuran tinggi tanaman.

Jumlah daun dihitung dari daun yang sudah berkembang sempurna.

Luas Daun

Luas daun dihitung dengan menggunakan leaf area meter. Pengukuran

dilakukan 2 minggu sekali hingga tanaman berumur 8 MST. Perhitungan luas

daun menggunakan metode panjang kali lebar (LD = P x L x k) yang mana LD =

luas daun; P = panjang daun; L = lebar daun; dan k = konstanta (0,667). Daun

yang dapat di hitung adalah daun yang sudah terbuka sempurna dan memiliki

tulang daun yang kuat. Penghitungan luas daun hanya dilakukan dengan daun

sampel.

Diameter Batang

Diameter batang di ukur dengan menggunkan jangka sorong setelah

tanaman berumur 2 MST sampai dengan 8 MST, pengukuran dilakukan 2 minggu

sekali.
17
18

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tinggi Tanaman (cm)

Data pengamatan tinggi tanaman bibit kakao umur 4–10 MST beserta

sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran

Berdasarkan hasil analisis of varians (ANOVA) dengan Rancangan Acak

Kelompok (RAK) menunjukkan bahwa pemberian bokashi kulit singkong dan

ekstrak air cucian beras tidak bepengaruh nyata terhadap tinggi tanaman bibit

kakao umur 4-10 MST. Tidak ada interaksi kedua faktor terhadap parameter

tinggi tanaman bibit kakao umur 4-10 MST. Rataan tinggi tanaman bibit kakao

umur 10 MST dengan pemberian limbah tempe dan pupuk kandang sapi dapat

dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Rataan tinggi tanaman bibit kakao umur 10 MST dengan


pemberian limbah tempe dan pupuk kandang sapi.
Pupuk Kandang Sapi
Limbah Tempe Rataan
K0 K1 K2 K3

T0 20.30 17.55 18.03 18.13 18.50

T1 18.99 18.03 19.13 18.66 18.70

T2 19.46 20.56 17.92 18.86 19.20

T3 17.91 19.18 19.60 17.27 18.49

Rataan 19.16 18.83 18.67 18.23

Pada Tabel 1 menunjukan bahwa kedua perlakuan tidak berpengaruh nyata.

Hal ini diduga karena penetapan konsentrasi dan dosis dalam pemupukan sangat
19

penting dilakukan karena akan berpengaruh tidak baik pada pertumbuhan jika

tidak sesuai kebutuhan tanaman. Menurut Lakitan (2021) jika jaringan tumbuhan

mengandung unsur hara tertentu dengan konsentrasi lebih tinggi dari konsentrasi

yang dibutuhkan untuk pertumbuhan maksimum, maka pada kondisi ini dikatakan

tumbuhan dalam kondisi konsumsi berlebihan.Pada konsentrasi terlalu tinggi,

unsur hara dapat menyebabkan keracunan pada tumbuhan hal ini dapat dilihat dari

terhambatnya pertumbuhan tanaman tersebut.

Diameter Batang (mm)

Data pengamatan diameter batangbibit kakao umur 4–10 MST beserta

sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran

Berdasarkan hasil analisis of varians (ANOVA) dengan Rancangan Acak

Kelompok (RAK) menunjukkan bahwa pemberian bokashi kulit singkong dan

ekstrak air cucian beras tidak bepengaruh nyata terhadap diameter batang bibit

kakao umur 4-10 MST. Tidak ada interaksi kedua faktor terhadap parameter

diameter batang bibit kakao umur 4-10 MST. Rataan diameter batang bibit kakao

umur 10 MST dengan pemberian limbah tempe dan pupuk kandang sapi dapat

dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rataan diameter batang bibit kakao umur 10 MST dengan pemberian
limbah tempe dan pupuk kandang sapi
Pupuk Kandang Sapi
Limbah Tempe Rataan
K0 K1 K2 K3
T0 0.58 0.58 0.62 0.59 0.59
T1 0.59 0.59 0.62 0.57 0.59
T2 0.62 0.60 0.61 0.62 0.61
T3 0.59 0.60 0.60 0.60 0.60
Rataan 0.60 0.59 0.61 0.59
20

Pada Tabel 2 menunjukan bahwa kedua perlakuan tidak berpengaruh

nyata. Hal ini diduga karena unsur hara yang terkandung pada pupuk organik

padat belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh bibit kakao dalam proses

pertumbuhannya. Sutedjo dan Kartasapoetra (2019) menjelaskan bahwa pupuk

organik berpengaruh secara perlahan terhadap tanaman dan respon pemberiannya

terhadap tanaman tidak secepat pengaruh pemberian pupuk kimia. Selain itu

terdapat pula faktor iklim yaitu tinggi nya curah hujan sehingga menyebabkan

pencucian terhadap fosfor dalam tanah. Menurut Nasaruddin (2020) bahwa fosfor

tersedia dalam tanah dari mineralisasi bahan organik yang dimanfaatkan mikroba

dan tanaman tumbuh, kemudian dapat dikembalikan dalam tanah dalam bentuk

fosfat organik, yang kemungkinan dapat hilang melalui pencucian dan aliran

permukaan (run off).

Jumlah Daun

Data pengamatan jumlah daun bibit kakao umur 4–12 MST beserta sidik

ragam dapat dilihat pada Lampiran

Berdasarkan hasil analisis of varians (ANOVA) dengan Rancangan Acak

Kelompok (RAK) menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang sapi

berpengaruh tidak nyata pada parameter jumlah daun umur 4-10 MST.limbah

industri tempe bepengaruh nyata terhadap jumlah daun bibit kakao umur 8-10

MST. Tidak ada interaksi kedua faktor terhadap parameter jumlah daun bibit

kakao umur 4-10 MST. Rataan jumlah daun bibit kakao umur 10 MST dengan

pemberian limbah industri tempe dan pupuk kandang sapi dapat dilihat pada

Tabel 3.
21

Tabel 3. Rataan jumlah daun bibit kakao umur 10 MST dengan


pemberian limbah industri tempe dan pupuk kandang sapi.
Pupuk Kandang Sapi
Limbah Tempe Rataan
K0 K1 K2 K3

T0 11.67 11.83 11.33 11.42 11.56b

T1 11.92 11.75 11.75 11.83 11.81b

T2 13.33 23.25 13.75 13.67 13.50ab

T3 13.75 14.00 13.92 13.58 13.81a

Rataan 12.67 12.71 12.69 12.63

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang tidak sama pada kolom yang
sama berbeda nyata pada taraf 5% pada uji beda rataan
Duncan (DMRT)

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa jumlah daun berupa perlakuan

berbanding tidak berbeda nyata dengan perlakuan K1 dan K2, tetapi berbeda

nyata dengan K3. Untuk perlakuan K1 tidak berbeda nyata dengan K2, tetapi

berbeda nyata dengan K3, begitu juga K2 tidak berbeda nyata dengan K3.

Dengan menggunakan analisis regresi dan korelasi, hubungan pemberian

bokashi kulit singkong dan ekstrak air cucian beras dengan jumlah daun bibit

kakao umur 10 MST dapat dilihat pada Gambar 1:

ŷ = 11.40+ 0.843x
16,00
r = 0.90

0 250 500 750


22

Jumlah Daun
14,00
12,00
10,00
8,00
6,00
4,00
2,00
0,00
1 2

Limbah Industri Tempe


Gambar 1. Pemberian Pupuk Kandang Sapi dan Limbah Industri Tempe Jumlah
Daun Bibit Kakao umur 10 MST Grafik.
Pada Gambar 1 menunjukkan bahwa Jumlah daun bibit kakao umur 10

MST mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya dosis limbah industri

tempe yang menunjukkan hubungan linier positif dengan persamaan ŷ = 11,40 +

0,843x dimana nilai r = 0,90. Hal ini dikarenakan peran dari nitrogen yang

terkandung dalam ekstrak air cucian beras.Hikmah (2015) nitrogen memiliki

manfaat bagi tanaman yaitu memacu pertumbuhan dan pembentukan daun,

berperan penting dalam hal pembentukan hijau daun yang berguna sekali dalam

proses fotosintesis,dan dapat meningkatkan mutu tanaman penghasil daun daunan.

Pertumbuhan daun bagian dari pertumbuhan vegetatif. Pada pertumbuhan

vegetatif unsur hara yang paling banyak berperan adalah nitrogen. Menurut

Wijaya (2018), nitrogen mendorong pertumbuhan organ-organ yang

berkaitandengan fotosintesis yaitu daun, maka berpengaruh nyata terhadap

parameter jumlah daun pada penelitian ini.

Luas Daun (mm)


23

Data pengamatan luas daun bibit kakao umur 4–10 MST beserta sidik

ragam dapat dilihat pada Lampiran

Berdasarkan hasil analisis of varians (ANOVA) dengan Rancangan Acak

Kelompok (RAK) menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang dan limbah

industri tempe tidak bepengaruh nyata terhadap luas daun bibit kakao umur 4-10

MST. Tidak ada interaksi kedua faktor terhadap parameter luas daun bibit kakao

umur 4-10 MST. Rataan luas daun bibit kakao umur 10 MST dengan pemberian

limbah industri tempe dan pupuk kandang sapi dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Rataan luas daun bibit kakao umur 12 MST dengan limbah industri
tempe dan pupuk kandang sapi
Pupuk Kandang Sapi
Limbah Tempe Rataan
K0 K1 K2 K3

T0 2,39 2,37 2,41 2,37 2,39

T1 2,37 2,44 2,41 2,40 2,40

T2 2,42 2,43 2,42 2,36 2,41

T3 2,42 2,41 2,41 2,45 2,42

Rataan 2,40 2,41 2,41 2,39

Pada Tabel 4 menunjukan bahwa kedua perlakuan tidak berpengaruh

nyata. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya karena faktor

iklim lingkungan tempat dilakukan penelitian ini.Sesuai dengan pernyataan

Sirait (2018) bahwa peningkatan luas daun merupakan salah satu bentuk adaptasi

tanaman yang tumbuh pada kondisi naungan sebagai upaya memaksimalkan

penangkapan cahaya yang jumlahnya terbatas dibandingkan dengan pada kondisi

terbuka.Pada penelitian ini intensitas cahaya cukup bagi tanaman sehingga kedua

perlakuan tidak memberikan pengaruh terhadap parameter luas daun.


24
25

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Pemberian ekstrak air cucian beras dengan dosis 750 ml/polybeg berpengaruh

nyata terhadap jumlah daun bibit kakao pada umur 6 MST, 8 MST, dan 10

MST.

2. Pemberian Bokashi Kulit Singkong tidak berpengaruh nyata terhadap seluruh

parameter pertumbuhan bibit kakao yang diamati.

3. Tidak ada interaksi antara faktor pemberian limbah industri tempe dan pupuk

kandang sapi terhadap seluruh parameter yang diamati.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan dosis pupuk yang lebih tinggi

serta waktu penelitian yang lebih lama untuk mengetahui pengaruh pemberian

pupuk ekstrak air cucian beras terhadap pertumbuhan bibit kakao.


26

DAFTAR PUSTAKA

Aji, S. 2015. Pengaruh penyimpanan dan ekstrak rebung (Dendrocalamus asper


Backer) terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma cacao L.) pada
Media Gambut. Skripsi. Fakultas Pertanian dan Peternakan. Universitas
Isalm Negeri Riau.

Amin, A. 2021. Analisis Pengaruh Teknik Budidaya Tanaman terhadap Hasil


Panen Kakao (Theobroma cacao L.) di Kabupaten Luwu Timur. Skripsi.
Fakultas Pertanian. Universitas Hasanuddin Makassar.

Amir, N., H. Hawalid dan I. A. Nurhuda. 2017. Pengaruh Pupuk Kandang


terhadap Pertumbuhan Beberapa Varietas Bibit Tanaman Tebu
(Saccharum officinarum L.) di Polybag. 12 (2): 68-72.

Andayani dan Sarido. 2013. Uji Empat Jenis Pupuk Kandang Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Cabai Keriting (Capsium annum L.).
Jurnal Agrifor. Vol. 12(1).

Andier, 2016. Pengaruh Media Simpan, Ruang Simpan dan Lama Penyimpanan
terhadap Viabilitas Benih Rhizophora stylosa Griff. Jurnal Silvikultur
Tropika 3 (1): 82-87.

Arifah, S. M. 2013. Aplikasi macam dan dosis pupuk kandang pada tanaman
kentang. Jurnal Gamma, 8(2).

Desiana, C., Banuwa, I. S., Evizal, R., dan Yusnaini, S. 2013. Pengaruh pupuk
organik cair urin sapi dan limbah tahu terhadap pertumbuhan bibit kakao
(Theobroma cacao L.). Jurnal Agrotek Tropika, 1(1).

Fitria, J., B. Badal dan D. P. Putra. 2015. Pengaruh Pemberian Pupuk Limbah
Cair Tahu terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai
(Glycine max L. Merril). Jurnal Research Ilmu Pertanian. 2 (1): 89-98.

Hermawan, S., Nasution, Y. R. A., dan Hasibuan, R. 2012. Penentuan efisiensi


inhibisi korosi baja menggunakan ekstrak kulit buah kakao. Jurnal Teknik
Kimia USU, 1(2), 31-33.

Julianto, 2014. Penyakit Utama Kakao dan Pengendalian. Buku Pintar Budidaya
Kakao. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Agromedia Pustaka:
Jakarta. 226 Hal.

Rosniawaty, S., Sudirja, R., dan Afrianto, H. 2015. Pemanfaatan urin kelinci dan
urin sapi sebagai alternatif pupuk organik cairpada pembibitan kakao
(Theobroma cacao L.). Kultivasi, 14(1).
27

Saputro, W. A dan O. Helbawanti. 2020. Produktivitas Tanaman Kakao


berdasarkan Umur di Taman Teknologi Pertanian Nglanggeran. Jurnal
Paradigma Agribisnis. 3 (1): 7-15.

Sayo, F.,B.V. Polii., W. Tilaar., K. D. Augustine. 2020, Analisis Kandungan


Limbah Industri Tahu dan Tempe Rahayu di Kelurahan Uner Kecamatan
Kawangkoan Kabupaten Minahasa. Jurnal Nasional Sinta. 16 (2): 245- 252.

Syahputra, M. P. 2014. Pertumbuhan Bibit Tanaman Kakao


(Theobroma cacao L.) dengan Pemberian Pupuk Trichokompos Tandan
Kosong Kelapa Sawit. Skripsi. Fakultas Pertanian dan Peternakan.
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Wahab, A. 2017. Pengenalan dan Pengendalian Penyakit Busuk Buah Kakao


(Phytophthora palmivora Butler). Jurnal Informasi dan Teknologi.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tenggara.

Yanti, A. 2016. . Efek Konsumsi Minuman Bubuk Kakao Lindak Bebas Lemak
terhadap Aktivitas Antioksidan. Jurnal Agroteknologi. Vol 09 No. 01.

Yulaianus, 2019. Pengaruh Lama Penyimpanan dan Perlakuaan Benih terhadap


Peningkatan Vigor Benih Kakao Hibrida. Jurnal Pengkajiaan dan
Pengembangan Teknologi Pertanian 13 (1):73-48.

Yuliatmoko, W. 2007. Efek Konsumsi Minuman Bubuk Kakao Lindak Bebas


Lemak terhadap Aktivitas Antioksidan. Jurnal Agroteknologi. 2 (4) : 47-50.
28
LAMPIRAN

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.)

Asal : Amerika Selatan

Nama latin : Theobroma cacao L.

Jenis Tanaman : Tahunan

Tepi Daun : Hijau Cerah

Bentuk Daun : Helai daun bulat memanjang, ujung daun meruncing dan pangkal daun
meruncing serta tulang daun menyirip.

Tinggi Tanaman : 5 meter

Sistem Perakaran : Tunggang

Warna Batang : Coklat

Bunga : Bunga banci

Warna Bunga : putih dan kemerahan

Alat produksi : Biji

Panen : 5,5- 6 bulan sejak berbunga bewarna kuning atau merah

Potensi budidaya : Dataran rendah

Lampiran 2. Denah Plot Penelitian

Ulangan I Ulangan II Ulangan III


29

Keterangan:
: Tanpa Perlakuan
: Perlakuan Pupuk Kandang
: Perlakuan Limbah Tahu dan Tempe
30
Lampiran 3.Tinggi Tanaman Umur 4 MST (cm)
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
K0T0 14.85 14.70 11.50 41.05 13.68
K0T1 11.13 10.08 10.45 31.65 10.55
K0T2 12.13 10.05 12.43 34.60 11.53
K0T3 10.43 11.85 10.53 32.80 10.93
K1T0 13.08 9.78 10.55 33.40 11.13
K1T1 13.63 9.50 11.63 34.75 11.58
K1T2 12.58 12.55 14.05 39.18 13.06
K1T3 12.78 11.18 10.53 34.48 11.49
K2T0 11.15 14.35 11.40 36.90 12.30
K2T1 13.30 13.00 12.78 39.08 13.03
K2T2 11.68 9.05 13.25 33.98 11.33
K2T3 14.03 11.48 11.08 36.58 12.19
K3T0 12.08 9.43 11.75 33.25 11.08
K3T1 12.53 13.35 11.28 37.15 12.38
K3T2 11.98 10.68 13.85 36.50 12.17
K3T3 10.50 8.33 9.53 28.35 9.45
Total 197.80 179.33 186.55 563.68
Rataan 12.36 11.21 11.66 11.74

Lampiran 4. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman Umur 4 MST (cm)


SK DB JK KT F. Hit F. Tabel
0.05
Blok 2 10.84 5.42 2.98tn 3.22
Perlakuan 15 50.07 3.34 1.84tn 2.04
B 3 5.42 1.81 0.99tn 2.92
B-Linier 1 0.40 0.40 0.22 tn 4.17
B-Kuadratik 1 3.51 3.51 1.93tn 4.17
B-Kubik 1 1.51 1.51 0.83 tn 4.17
S 3 8.63 2.88 1.58tn 2.92
S-Linier 1 5.27 5.27 2.90tn 4.17
S-Kuadratik 1 2.11 2.11 1.16 tn 4.17
S-Kubik 1 1.24 1.24 0.68 tn 4.17
BxS 9 36.02 4.00 2.20 tn 2.21
Galat 30 54.56 1.82
Total 47 115.46
Keterangan tn : Tidak Nyata
KK : 11,4
31

Lampiran 5. Tinggi Tanaman Umur 6 MST (cm)


Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
K0T0 16.10 17.25 12.78 46.13 15.38
K0T1 12.43 13.38 11.73 37.53 12.51
K0T2 13.35 12.60 13.48 39.43 13.14
K0T3 11.55 15.20 11.83 38.58 12.86
K1T0 14.48 13.33 11.98 39.78 13.26
K1T1 14.93 11.80 12.93 39.65 13.22
K1T2 13.88 13.35 14.20 41.43 13.81
K1T3 14.08 12.35 11.58 38.00 12.67
K2T0 9.95 17.65 12.70 40.30 13.43
K2T1 14.73 15.95 15.88 46.55 15.52
K2T2 12.85 13.48 14.05 40.38 13.46
K2T3 15.08 14.28 12.35 41.70 13.90
K3T0 13.38 12.60 13.05 39.03 13.01
K3T1 13.83 16.65 12.58 43.05 14.35
K3T2 13.28 13.23 15.78 42.28 14.09
K3T3 11.85 11.63 10.83 34.30 11.43
Total 215.70 224.70 207.68 648.08
Rataan 13.48 14.04 12.98 13.50

Lampiran 6. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman Umur 6 MST (cm)


SK DB JK KT F. Hit F. Tabel
0.05
Blok 2 9.07 4.53 1.85tn 3.22
Perlakuan 15 47.36 3.16 1.29tn 2.04
B 3 5.77 1.92 0.78 tn 2.92
B-Linier 1 0.00 0.00 0.00tn 4.17
B-Kuadratik 1 1.16 1.16 0.48 tn 4.17
B-Kubik 1 4.60 4.60 1.88 tn 4.17
S 3 10.36 3.45 1.41 tn 2.92
S-Linier 1 7.08 7.08 2.89 tn 4.17
S-Kuadratik 1 3.24 3.24 1.32 tn 4.17
S-Kubik 1 0.03 0.03 0.01 tn 4.17
BxS 9 31.23 3.47 1.42 tn 2.21
Galat 30 73.49 2.45
Total 47 129.92
Keterangan tn : Tidak Nyata
KK : 11,59 %
32

Lampiran 7. Tinggi Tanaman Umur 8 MST (cm)


Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
K0T0 17.40 18.70 14.08 50.18 16.73
K0T1 13.73 14.25 13.03 41.00 13.67
K0T2 14.65 13.13 15.28 43.05 14.35
K0T3 12.85 15.38 13.13 41.35 13.78
K1T0 15.93 16.50 13.28 45.70 15.23
K1T1 16.23 13.25 14.23 43.70 14.57
K1T2 15.18 14.35 17.15 46.68 15.56
K1T3 15.38 14.50 12.88 42.75 14.25
K2T0 13.75 17.75 14.00 45.50 15.17
K2T1 14.78 17.13 15.98 47.88 15.96
K2T2 15.03 13.45 15.43 43.91 14.64
K2T3 16.38 15.68 13.65 45.70 15.23
K3T0 14.68 13.75 14.35 42.78 14.26
K3T1 15.13 17.65 13.88 46.65 15.55
K3T2 14.58 15.13 16.95 46.65 15.55
K3T3 13.15 13.73 12.13 39.00 13.00
Total 238.78 244.30 229.38 712.46
Rataan 14.92 15.27 14.34 14.84

Lampiran 8. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman Umur 8 MST (cm)


SK DB JK KT F. Hit F. Tabel
0.05
Blok 2 7.11 3.55 1.76 tn 3.22
Perlakuan 15 41.00 2.73 1.36 tn 2.04
B 3 3.32 1.11 0.55 tn 2.92
B-Linier 1 0.03 0.03 0.01 tn 4.17
B-Kuadratik 1 2.59 2.59 1.29 tn 4.17
B-Kubik 1 0.70 0.70 0.35 tn 4.17
S 3 10.76 3.59 1.78 tn 2.92
S-Linier 1 8.43 8.43 4.19* 4.17
S-Kuadratik 1 0.90 0.90 0.44 tn 4.17
S-Kubik 1 1.43 1.43 0.71 tn 4.17
BxS 9 26.91 2.99 1.48 tn 2.21
Galat 30 60.43 2.01
Total 47 108.54
Keterangan tn : Tidak Nyata
* : Nyata
KK :9,56 %
33

Lampiran 9. Tinggi Tanaman Umur 10 MST (cm)


Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
K0T0 19.23 19.73 15.88 54.83 18.28
K0T1 15.53 15.80 14.83 46.15 15.38
K0T2 16.45 14.20 17.08 47.73 15.91
K0T3 14.65 17.83 14.93 47.40 15.80
K1T0 17.60 18.25 15.08 50.93 16.98
K1T1 17.78 14.45 16.00 48.23 16.08
K1T2 16.98 15.50 18.30 50.78 16.93
K1T3 17.18 16.75 14.68 48.60 16.20
K2T0 15.55 20.80 15.80 52.15 17.38
K2T1 17.83 19.95 17.78 55.55 18.52
K2T2 16.83 14.80 17.15 48.78 16.26
K2T3 18.18 16.83 15.45 50.45 16.82
K3T0 16.48 14.93 16.15 47.55 15.85
K3T1 16.93 18.78 15.40 51.10 17.03
K3T2 16.38 14.55 18.75 49.68 16.56
K3T3 14.95 16.13 13.93 45.00 15.00
Total 268.48 269.25 257.15 794.88
Rataan 16.78 16.83 16.07 16.56

Lampiran 10. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman Umur 10 MST (cm)
SK DB JK KT F. Hit F. Tabel
0.05
Blok 2 5.74 2.87 1.09 tn
3.22
Perlakuan 15 41.47 2.76 1.05 tn
2.04
B 3 8.61 2.87 1.09 tn
2.92
B-Linier 1 0.00 0.00 0.00 tn
4.17
B-Kuadratik 1 5.35 5.35 2.04 tn
4.17
B-Kubik 1 3.26 3.26 1.24 tn 4.17
S 3 8.88 2.96 1.13 tn
2.92
S-Linier 1 8.84 8.84 3.36 tn
4.17
S-Kuadratik 1 0.02 0.02 0.01 tn
4.17
S-Kubik 1 0.01 0.01 0.01 tn
4.17
BxS 9 23.97 2.66 1.01 tn
2.21
Galat 30 78.88 2.63
Total 47 126.08
Keterangan tn : Tidak Nyata
KK : 9,79 %
34
Lampiran 11.Diameter Batang Umur 4 MST (mm)
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
K0T0 0.34 0.37 0.32 1.03 0.34
K0T1 0.32 0.36 0.34 1.02 0.34
K0T2 0.33 0.39 0.41 1.12 0.37
K0T3 0.34 0.35 0.33 1.02 0.34
K1T0 0.34 0.33 0.36 1.03 0.34
K1T1 0.33 0.34 0.35 1.01 0.34
K1T2 0.38 0.34 0.38 1.09 0.36
K1T3 0.33 0.34 0.33 0.99 0.33
K2T0 0.33 0.38 0.33 1.03 0.34
K2T1 0.32 0.34 0.34 1.00 0.33
K2T2 0.35 0.33 0.32 1.00 0.33
K2T3 0.34 0.39 0.36 1.08 0.36
K3T0 0.33 0.37 0.30 1.00 0.33
K3T1 0.36 0.34 0.33 1.02 0.34
K3T2 0.33 0.36 0.37 1.05 0.35
K3T3 0.33 0.37 0.33 1.03 0.34
Total 5.38 5.69 5.46 16.53
Rataan 0.34 0.36 0.34 0.34

Lampiran 12. Daftar Sidik Ragam Diameter Batang Umur 4 MST (mm)
SK DB JK KT F. Hit F. Tabel
0.05
Blok 2 0.00329 0.00165 3.75 tn
3.22
Perlakuan 15 0.00677 0.00045 1.03 tn 2.04
B 3 0.00040 0.00013 0.30 tn
2.92
B-Linier 1 0.00034 0.00034 0.78 tn
4.17
B-Kuadratik 1 0.00004 0.00004 0.09 tn
4.17
B-Kubik 1 0.00002 0.00002 0.04 tn
4.17
S 3 0.00220 0.00073 1.67 tn
2.92
S-Linier 1 0.00037 0.00037 0.84 tn
4.17
S-Kuadratik 1 0.00024 0.00024 0.55 tn
4.17
S-Kubik 1 0.00159 0.00159 3.61 tn
4.17
BxS 9 0.00417 0.00046 1.05 tn
2.21
Galat 30 0.01319 0.00044
Total 47 0.02
Keterangan tn: Tidak Nyata
KK : 6,09 %
35

Lampiran 13. Diameter Batang Umur 6 MST (mm)


Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
K0T0 0.38 0.42 0.38 1.17 0.39
K0T1 0.37 0.41 0.38 1.15 0.38
K0T2 0.38 0.43 0.45 1.26 0.42
K0T3 0.38 0.40 0.38 1.16 0.39
K1T0 0.38 0.38 0.41 1.18 0.39
K1T1 0.38 0.39 0.39 1.15 0.38
K1T2 0.43 0.38 0.43 1.23 0.41
K1T3 0.38 0.38 0.38 1.13 0.38
K2T0 0.38 0.41 0.38 1.16 0.39
K2T1 0.36 0.38 0.39 1.13 0.38
K2T2 0.40 0.38 0.37 1.15 0.38
K2T3 0.37 0.43 0.41 1.21 0.40
K3T0 0.37 0.42 0.36 1.14 0.38
K3T1 0.40 0.39 0.38 1.16 0.39
K3T2 0.37 0.40 0.41 1.19 0.40
K3T3 0.38 0.40 0.38 1.16 0.39
Total 6.11 6.37 6.26 18.74
Rataan 0.38 0.40 0.39 0.39

Lampiran 14. Daftar Sidik Ragam Diameter Batang Umur 6 MST (mm)
SK DB JK KT F. Hit F. Tabel
0.05
Blok 2 0.0022 0.0011 2.87 tn
3.22
Perlakuan 15 0.0066 0.0004 1.16 tn
2.04
B 3 0.0006 0.0002 0.50 tn
2.92
B-Linier 1 0.0005 0.0005 1.27 tn
4.17
B-Kuadratik 1 0.0001 0.0001 0.23 tn
4.17
B-Kubik 1 0.0000 0.0000 0.00 tn 4.17
S 3 0.0024 0.0008 2.11 tn
2.92
S-Linier 1 0.0003 0.0003 0.72 tn
4.17
S-Kuadratik 1 0.0003 0.0003 0.73 tn
4.17
S-Kubik 1 0.0018 0.0018 4.87 *
4.17
BxS 9 0.0036 0.0004 1.07 tn
2.21
Galat 30 0.0113 0.0004
Total 47 0.02
Keterangan tn : Tidak Nyata
* : Nyata
KK : 4,98 %
36

Lampiran 15. Diameter Batang Umur 8 MST (mm)


Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
K0T0 0.43 0.47 0.43 1.32 0.44
K0T1 0.42 0.45 0.43 1.30 0.43
K0T2 0.43 0.48 0.50 1.42 0.47
K0T3 0.43 0.44 0.43 1.31 0.44
K1T0 0.43 0.42 0.46 1.31 0.44
K1T1 0.43 0.44 0.44 1.31 0.44
K1T2 0.48 0.43 0.48 1.38 0.46
K1T3 0.43 0.43 0.43 1.28 0.43
K2T0 0.44 0.45 0.43 1.31 0.44
K2T1 0.41 0.43 0.44 1.27 0.42
K2T2 0.45 0.44 0.42 1.31 0.44
K2T3 0.42 0.50 0.46 1.38 0.46
K3T0 0.42 0.47 0.41 1.30 0.43
K3T1 0.45 0.44 0.43 1.32 0.44
K3T2 0.42 0.45 0.46 1.34 0.45
K3T3 0.43 0.45 0.43 1.31 0.44
Total 6.93 7.18 7.05 21.15
Rataan 0.43 0.45 0.44 0.44

Lampiran 16. Daftar Sidik Ragam Diameter Batang Umur 8 MST (mm)
SK DB JK KT F. Hit F. Tabel
0.05
Blok 2 0.00191 0.00096 2.55 tn 3.22
Perlakuan 15 0.00754 0.00050 1.34 tn
2.04
B 3 0.00042 0.00014 0.37 tn
2.92
B-Linier 1 0.00034 0.00034 0.92 tn
4.17
B-Kuadratik 1 0.00007 0.00007 0.18 tn
4.17
B-Kubik 1 0.00001 0.00001 0.02 tn
4.17
S 3 0.00280 0.00093 2.49 tn
2.92
S-Linier 1 0.00046 0.00046 1.23 tn
4.17
S-Kuadratik 1 0.00031 0.00031 0.83 tn
4.17
S-Kubik 1 0.00203 0.00203 5.40 *
4.17
BxS 9 0.00432 0.00048 1.28 tn
2.21
Galat 30 0.01126 0.00038
Total 47 0.02
Keterangan tn : Tidak Nyata
* : Nyata
KK : 4,40 %
37
Lampiran 17. Diameter Batang Umur 10 MST (mm)
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
K0T0 0.51 0.55 0.50 1.55 0.52
K0T1 0.50 0.53 0.51 1.54 0.51
K0T2 0.51 0.56 0.59 1.66 0.55
K0T3 0.52 0.59 0.51 1.61 0.54
K1T0 0.51 0.51 0.54 1.56 0.52
K1T1 0.53 0.52 0.52 1.56 0.52
K1T2 0.56 0.51 0.58 1.65 0.55
K1T3 0.51 0.51 0.51 1.52 0.51
K2T0 0.52 0.60 0.51 1.62 0.54
K2T1 0.50 0.55 0.52 1.57 0.52
K2T2 0.53 0.52 0.54 1.58 0.53
K2T3 0.51 0.58 0.54 1.62 0.54
K3T0 0.50 0.55 0.49 1.54 0.51
K3T1 0.53 0.52 0.51 1.56 0.52
K3T2 0.50 0.53 0.52 1.55 0.52
K3T3 0.51 0.54 0.51 1.56 0.52
Total 8.23 8.64 8.36 25.23
Rataan 0.51 0.54 0.52 0.53

Lampiran 18. Daftar Sidik Ragam Diameter Batang Umur 10 MST (mm)
SK DB JK KT F. Hit F. Tabel
0.05
Blok 2 0.0056 0.0028 4.63 *
3.22
Perlakuan 15 0.0088 0.0006 0.97 tn
2.04
B 3 0.0018 0.0006 0.99 tn
2.92
B-Linier 1 0.0007 0.0007 1.08 tn
4.17
B-Kuadratik 1 0.0003 0.0003 0.54 tn
4.17
B-Kubik 1 0.0008 0.0008 1.34 tn
4.17
S 3 0.0022 0.0007 1.22 tn
2.92
S-Linier 1 0.0004 0.0004 0.69 tn
4.17
S-Kuadratik 1 0.0002 0.0002 0.31 tn
4.17
S-Kubik 1 0.0016 0.0016 2.66 tn
4.17
BxS 9 0.0048 0.0005 0.88 tn
2.21
Galat 30 0.0181 0.0006
Total 47 0.03
Keterangan tn : Tidak Nyata
* :
Nyata KK :
4,67 %
38

Lampiran 19. Jumlah Daun Umur4 MST


Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
K0T0 5.00 4.75 4.50 14.25 4.75
K0T1 4.00 4.75 5.00 13.75 4.58
K0T2 4.00 4.50 4.50 13.00 4.33
K0T3 4.50 4.00 5.25 13.75 4.58
K1T0 4.50 4.00 4.25 12.75 4.25
K1T1 5.00 4.50 4.25 13.75 4.58
K1T2 4.75 4.50 5.00 14.25 4.75
K1T3 4.75 4.50 4.75 14.00 4.67
K2T0 4.50 5.00 5.00 14.50 4.83
K2T1 4.25 4.50 4.25 13.00 4.33
K2T2 4.50 4.50 4.50 13.50 4.50
K2T3 4.00 4.75 4.75 13.50 4.50
K3T0 4.75 5.00 4.50 14.25 4.75
K3T1 4.75 5.25 4.50 14.50 4.83
K3T2 4.25 5.00 4.75 14.00 4.67
K3T3 4.25 4.50 3.75 12.50 4.17
Total 72 74 74 219
Rataan 4 5 5 5

Lampiran 20. Daftar Sidik Ragam Jumlah Daun Umur 4 MST


SK DB JK KT F. Hit F. Tabel
0.05
Blok 2 0.174 0.087 0.72 tn 3.22
Perlakuan 15 1.926 0.128 1.06 tn 2.04
B 3 0.025 0.008 0.07 tn 2.92
B-Linier 1 0.007 0.007 0.05 tn 4.17
B-Kuadratik 1 0.012 0.012 0.10 tn 4.17
B-Kubik 1 0.007 0.007 0.05 tn 4.17
S 3 0.171 0.057 0.47 tn 2.92
S-Linier 1 0.163 0.163 1.35 tn 4.17
S-Kuadratik 1 0.001 0.001 0.01 tn 4.17
S-Kubik 1 0.007 0.007 0.05 tn 4.17
BxS 9 1.730 0.192 1.59 tn 2.21
Galat 30 3.617 0.121
Total 47 5.72
Keterangan tn : Tidak Nyata
* : Nyata
KK : 7,60 %
39

Lampiran 21. Jumlah Daun Umur 6 MST


Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
K0T0 6.00 5.75 5.50 17.25 5.75
K0T1 5.50 6.00 6.00 17.50 5.83
K0T2 5.00 5.75 5.75 16.50 5.50
K0T3 5.50 5.25 6.25 17.00 5.67
K1T0 5.50 5.00 5.50 16.00 5.33
K1T1 6.00 5.50 5.50 17.00 5.67
K1T2 5.75 5.50 6.00 17.25 5.75
K1T3 5.25 5.50 5.75 16.50 5.50
K2T0 5.50 6.25 6.50 18.25 6.08
K2T1 5.25 5.75 5.50 16.50 5.50
K2T2 5.75 6.00 5.50 17.25 5.75
K2T3 5.25 5.75 5.75 16.75 5.58
K3T0 5.75 6.00 5.50 17.25 5.75
K3T1 6.00 6.25 5.50 17.75 5.92
K3T2 5.25 6.50 6.00 17.75 5.92
K3T3 5.25 6.00 5.00 16.25 5.42
Total 88.50 92.75 91.50 272.75
Rataan 5.53 5.80 5.72 5.68

Lampiran 22. Daftar Sidik Ragam Jumlah Daun Umur 6 MST


SK DB JK KT F. Hit F. Tabel
0.05
Blok 2 0.60 0.30 2.29 tn 3.22
Perlakuan 15 1.84 0.12 0.94 tn 2.04
B 3 0.25 0.08 0.65 tn 2.92
B-Linier 1 0.08 0.08 0.58 tn 4.17
B-Kuadratik 1 0.06 0.06 0.49 tn 4.17
B-Kubik 1 0.11 0.11 0.88 tn 4.17
S 3 0.32 0.11 0.81 tn 2.92
S-Linier 1 0.19 0.19 1.46 tn 4.17
S-Kuadratik 1 0.11 0.11 0.81 tn 4.17
S-Kubik 1 0.02 0.02 0.16 tn 4.17
BxS 9 1.27 0.14 1.09 tn 2.21
Galat 30 3.90 0.13
Total 47 6.34
Keterangan tn : Tidak Nyata
KK : 6,35 %
40

Lampiran 23. Jumlah Daun Umur 8 MST


Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
K0T0 7.75 7.75 7.50 23.00 7.67
K0T1 7.50 8.00 8.00 23.50 7.83
K0T2 7.00 7.75 7.75 22.50 7.50
K0T3 7.25 7.25 7.50 22.00 7.33
K1T0 7.50 7.25 7.25 22.00 7.33
K1T1 8.00 7.50 7.50 23.00 7.67
K1T2 7.75 7.50 8.00 23.25 7.75
K1T3 7.25 7.50 7.75 22.50 7.50
K2T0 7.50 8.25 7.75 23.50 7.83
K2T1 7.50 7.75 7.50 22.75 7.58
K2T2 7.75 8.00 7.50 23.25 7.75
K2T3 7.25 7.75 7.75 22.75 7.58
K3T0 7.75 8.00 7.75 23.50 7.83
K3T1 8.25 8.25 7.50 24.00 8.00
K3T2 7.50 8.50 8.00 24.00 8.00
K3T3 7.25 8.00 7.75 23.00 7.67
Total 120.75 125.00 122.75 368.50
Rataan 7.55 7.81 7.67 7.68

Lampiran 24. Daftar Sidik Ragam Jumlah Daun Umur 8 MST


SK DB JK KT F. Hit F. Tabel
0.05
Blok 2 0.565 0.283 3.60* 3.22
Perlakuan 15 2.672 0.178 2.27* 2.04
B 3 0.734 0.245 3.12* 2.92
B-Linier 1 0.600 0.600 7.65* 4.17
B-Kuadratik 1 0.130 0.130 1.66 tn 4.17
B-Kubik 1 0.004 0.004 0.05 tn 4.17
S 3 0.464 0.155 1.97 tn 2.92
S-Linier 1 0.126 0.126 1.61 tn 4.17
S-Kuadratik 1 0.333 0.333 4.25* 4.17
S-Kubik 1 0.004 0.004 0.05 tn 4.17
BxS 9 0.630 0.070 0.89 tn 2.21
Galat 30 2.352 0.078
Total 47 5.589
Keterangan tn : Tidak Nyata
* : Nyata
KK : 3,65 %
41

Lampiran 25. Jumlah Daun Umur 10 MST


Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
K0T0 9.75 9.75 9.50 29.00 9.67
K0T1 9.50 10.00 10.00 29.50 9.83
K0T2 9.00 9.75 9.75 28.50 9.50
K0T3 9.25 9.25 9.50 28.00 9.33
K1T0 9.50 11.25 9.25 30.00 10.00
K1T1 10.00 9.50 9.50 29.00 9.67
K1T2 9.75 9.50 10.00 29.25 9.75
K1T3 9.25 9.50 9.75 28.50 9.50
K2T0 10.50 9.75 10.75 31.00 10.33
K2T1 10.50 9.75 10.50 30.75 10.25
K2T2 10.75 11.00 10.50 32.25 10.75
K2T3 10.25 10.75 10.75 31.75 10.58
K3T0 10.75 11.00 10.75 32.50 10.83
K3T1 11.25 11.25 10.50 33.00 11.00
K3T2 10.50 11.50 11.00 33.00 11.00
K3T3 10.25 10.75 10.75 31.75 10.58
Total 160.75 164.25 162.75 487.75
Rataan 10.05 10.27 10.17 10.16

Lampiran 26. Daftar Sidik Ragam Jumlah Daun Umur 10 MST


SK DB JK KT F. Hit F. Tabel
0.05
Blok 2 0.39 0.19 1.09 tn 3.22
Perlakuan 15 14.85 0.99 5.58* 2.04
B 3 13.22 4.41 24.84* 2.92
B-Linier 1 12.49 12.49 70.39* 4.17
B-Kuadratik 1 0.16 0.16 0.89 tn 4.17
B-Kubik 1 0.58 0.58 3.24 tn 4.17
S 3 0.44 0.15 0.83 tn 2.92
S-Linier 1 0.19 0.19 1.07 tn 4.17
S-Kuadratik 1 0.16 0.16 0.89 tn 4.17
S-Kubik 1 0.09 0.09 0.53 tn 4.17
BxS 9 1.19 0.13 0.74 tn 2.21
Galat 30 5.32 0.18
Total 47 20.56
Keterangan tn : Tidak Nyata
* : Nyata
KK : 4,15 %
42
Lampiran 27. Luas Daun Umur 4 MST
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
K0T0 2.39 2.39 2.33 7.11 2.37
K0T1 2.42 2.36 2.33 7.11 2.37
K0T2 2.39 2.37 2.44 7.20 2.40
K0T3 2.37 2.42 2.33 7.12 2.37
K1T0 2.42 2.31 2.35 7.09 2.36
K1T1 2.45 2.34 2.40 7.19 2.40
K1T2 2.39 2.39 2.38 7.15 2.38
K1T3 2.43 2.40 2.33 7.15 2.38
K2T0 2.41 2.48 2.34 7.23 2.41
K2T1 2.41 2.40 2.36 7.17 2.39
K2T2 2.42 2.37 2.38 7.17 2.39
K2T3 2.38 2.36 2.32 7.06 2.35
K3T0 2.42 2.39 2.44 7.25 2.42
K3T1 2.39 2.45 2.37 7.21 2.40
K3T2 2.43 2.34 2.35 7.12 2.37
K3T3 2.40 2.31 2.28 6.98 2.33
Total 38.49 38.07 37.73 114.28
Rataan 2.41 2.38 2.36 2.38

Lampiran 28. Daftar Sidik Ragam Umur 4 MST


SK DB JK KT F. Hit F. Tabel
0.05
Blok 2 0.0179 0.0089 6.28* 3.22
Perlakuan 15 0.0228 0.0015 1.07 tn 2.04
B 3 0.0004 0.0001 0.10 tn 2.92
B-Linier 1 0.0001 0.0001 0.04 tn 4.17
B-Kuadratik 1 0.0003 0.0003 0.20 tn 4.17
B-Kubik 1 0.0001 0.0001 0.05 tn 4.17
S 3 0.0075 0.0025 1.75 tn 2.92
S-Linier 1 0.0052 0.0052 3.62 tn 4.17
S-Kuadratik 1 0.0020 0.0020 1.43 tn 4.17
S-Kubik 1 0.0003 0.0003 0.20 tn 4.17
BxS 9 0.0149 0.0017 1.16 tn 2.21
Galat 30 0.0427 0.0014
Total 47 0.0834
Keterangan tn : Tidak Nyata
* : Nyata
KK : 1,59 %

42
43

Lampiran 29. Luas Daun Umur 6 MST


Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
K0T0 2.33 2.33 2.39 7.05 2.35
K0T1 2.42 2.37 2.33 7.12 2.37
K0T2 2.39 2.38 2.45 7.22 2.41
K0T3 2.37 2.42 2.33 7.12 2.37
K1T0 2.42 2.32 2.36 7.10 2.37
K1T1 2.45 2.35 2.41 7.20 2.40
K1T2 2.39 2.39 2.38 7.16 2.39
K1T3 2.43 2.40 2.33 7.16 2.39
K2T0 2.42 2.48 2.35 7.25 2.42
K2T1 2.41 2.40 2.38 7.19 2.40
K2T2 2.42 2.37 2.39 7.17 2.39
K2T3 2.39 2.37 2.32 7.07 2.36
K3T0 2.43 2.40 2.44 7.26 2.42
K3T1 2.39 2.45 2.38 7.22 2.41
K3T2 2.43 2.36 2.36 7.14 2.38
K3T3 2.40 2.31 2.28 6.99 2.33
Total 38.48 38.07 37.85 114.40
Rataan 2.40 2.38 2.37 2.38

Lampiran 30. Daftar Sidik Ragam Luas Daun Umur 6 MST


SK DB JK KT F. Hit F. Tabel
0.05
Blok 2 0.01253 0.00627 4.07* 3.22
Perlakuan 15 0.02710 0.00181 1.17 tn 2.04
B 3 0.00127 0.00042 0.28 tn 2.92
B-Linier 1 0.00062 0.00062 0.40 tn 4.17
B-Kuadratik 1 0.00063 0.00063 0.41 tn 4.17
B-Kubik 1 0.00003 0.00003 0.02 tn 4.17
S 3 0.00758 0.00253 1.64 tn 2.92
S-Linier 1 0.00398 0.00398 2.58 tn 4.17
S-Kuadratik 1 0.00343 0.00343 2.23 tn 4.17
S-Kubik 1 0.00017 0.00017 0.11 tn 4.17
BxS 9 0.01825 0.00203 1.32 tn 2.21
Galat 30 0.04620 0.00154
Total 47 0.08583
Keterangan tn : Tidak Nyata
* : Nyata
KK : 1,65 %

43
44

Lampiran 31. Luas Daun Umur 8 MST


Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
K0T0 2.44 2.47 2.39 7.30 2.43
K0T1 2.42 2.37 2.33 7.12 2.37
K0T2 2.40 2.38 2.45 7.22 2.41
K0T3 2.38 2.42 2.33 7.12 2.37
K1T0 2.43 2.32 2.36 7.11 2.37
K1T1 2.45 2.35 2.41 7.20 2.40
K1T2 2.39 2.39 2.38 7.16 2.39
K1T3 2.43 2.41 2.33 7.17 2.39
K2T0 2.42 2.49 2.35 7.25 2.42
K2T1 2.41 2.40 2.38 7.20 2.40
K2T2 2.42 2.37 2.39 7.17 2.39
K2T3 2.39 2.37 2.32 7.08 2.36
K3T0 1.89 2.40 2.44 6.73 2.24
K3T1 2.39 2.46 2.38 7.22 2.41
K3T2 2.42 2.36 2.36 7.14 2.38
K3T3 2.40 2.32 2.28 6.99 2.33
Total 38.07 38.25 37.87 114.18
Rataan 2.38 2.39 2.37 2.38

Lampiran 32. Daftar Sidik Ragam Luas Daun Umur 8 MST


SK DB JK KT F. Hit F. Tabel
0.05
Blok 2 0.0045 0.0023 0.28 tn 3.22
Perlakuan 15 0.0863 0.0058 0.71 tn 2.04
B 3 0.0248 0.0083 1.02 tn 2.92
B-Linier 1 0.0164 0.0164 2.01 tn 4.17
B-Kuadratik 1 0.0053 0.0053 0.65 tn 4.17
B-Kubik 1 0.0032 0.0032 0.39 tn 4.17
S 3 0.0095 0.0032 0.39 tn 2.92
S-Linier 1 0.0001 0.0001 0.01 tn 4.17
S-Kuadratik 1 0.0094 0.0094 1.16 tn 4.17
S-Kubik 1 0.0001 0.0001 0.01 tn 4.17
BxS 9 0.0519 0.0058 0.71 tn 2.21
Galat 30 0.2445 0.0082
Total 47 0.3353
Keterangan tn : Tidak Nyata
KK : 3,80 %
45

Lampiran 33. Luas Daun Umur 10 MST


Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
K0T0 2.44 2.33 2.39 7.17 2.39
K0T1 2.42 2.37 2.33 7.12 2.37
K0T2 2.40 2.38 2.45 7.22 2.41
K0T3 2.38 2.42 2.33 7.12 2.37
K1T0 2.43 2.33 2.36 7.11 2.37
K1T1 2.45 2.35 2.41 7.20 2.40
K1T2 2.39 2.45 2.38 7.22 2.41
K1T3 2.43 2.43 2.33 7.19 2.40
K2T0 2.42 2.48 2.35 7.25 2.42
K2T1 2.41 2.42 2.38 7.22 2.41
K2T2 2.42 2.34 2.39 7.15 2.38
K2T3 2.39 2.37 2.32 7.08 2.36
K3T0 2.43 2.40 2.44 7.27 2.42
K3T1 2.39 2.46 2.38 7.22 2.41
K3T2 2.43 2.36 2.36 7.15 2.38
K3T3 2.40 2.32 2.28 7.00 2.33
Total 38.62 38.18 37.87 114.66
Rataan 2.41 2.39 2.37 2.39

Lampiran 34. Daftar Sidik Ragam Luas Daun Umur 10 MST


SK DB JK KT F. Hit F. Tabel
0.05
Blok 2 0.0177 0.0089 5.38* 3.22
Perlakuan 15 0.0250 0.0017 1.01 tn 2.04
B 3 0.0005 0.0002 0.10 tn 2.92
B-Linier 1 0.0000 0.0000 0.00 tn 4.17
B-Kuadratik 1 0.0005 0.0005 0.29 tn 4.17
B-Kubik 1 0.0000 0.0000 0.02 tn 4.17
S 3 0.0091 0.0030 1.84 tn 2.92
S-Linier 1 0.0064 0.0064 3.90 tn 4.17
S-Kuadratik 1 0.0022 0.0022 1.36 tn 4.17
S-Kubik 1 0.0004 0.0004 0.26 tn 4.17
BxS 9 0.0154 0.0017 1.04 tn 2.21
Galat 30 0.0495 0.0016
Total 47 0.0922
Keterangan tn : Tidak Nyata
* : Nyata
KK : 1,70 %

Anda mungkin juga menyukai