Syukur Alhamdulillah tim penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya tim penyusun dapat menyelesaikan Penuntun Praktikum Dasar
Ilmu Tanah ini.
Penuntun Praktikum Dasar Ilmu Tanah ini disusun sebagai pedoman kerja bagi
mahasiswa yang melakukan praktikum pada mata kuliah Dasar Imu Tanah. Dalam
penuntun ini dikemukakan penjelasan secara sederhana mengenai sifat fisika dan kimia
tanah serta aspek-aspek lainnya yang mempunyai hubungan dengan tanah dan
pertumbuhan tanaman.
Penuntun ini disusun sedemikian rupa sehingga mudah difahami dan
dilaksanakan dan diharapkan mahasiswa mampu melakukan analisis-analisis dasar
tentang Ilmu Tanah
Pada kesempatan ini tim penyusun mengucapkan terima kasih kepada pimpinan
beserta staf akademis yang mendukung kelancaran pelaksanaan praktikum ini.
Meskipun pada penuntun ini sudah mengalami revisi dari penuntun tahun-tahurn
sebelumya, tim penyusun menyadari masih perlu masukan untuk perbaikan di masa yang
akan datang. Semoga penuntun yang sederhana ini dapat dimanfatkan oleh mahasiswa
Fakuitas Pertanian UMSU dalam melaksanakan praktikum Dasar Ilmu Tanah.
ii
DAFTAR ISI
iii
f. Kegiatan Pembelajaran ke 6 ................................................... 27
1. Penetapan pH Tanah ......................................................... 27
2. Tujuan Materi Pembelajaran ............................................... 27
3. Materi Pembelajaran ........................................................... 27
4. Tugas/Latihan ..................................................................... 27
5. Evaluasi............................................................................... 27
g. Kegiatan Pembelajaran ke 7 ................................................... 29
1. Penetapan Kebutuhan Kapur Berdasarkan Alumunium
yang Dapat Dipertukarkan................................................... 29
2. Tujuan Materi Pembelajaran ............................................... 29
3. Materi Pembelajaran ........................................................... 29
4. Tugas/Latihan ..................................................................... 29
5. Evaluasi............................................................................... 29
h. Kegiatan Pembelajaran ke 8 ................................................... 32
1. Penetapan Bahan Organik Tanah ...................................... 32
2. Tujuan Materi Pembelajaran ............................................... 32
3. Materi Pembelajaran ........................................................... 32
4. Tugas/Latihan ..................................................................... 32
5. Evaluasi............................................................................... 32
i. Kegiatan Pembelajaran ke 9 ................................................... 34
1. Pengenalan Pupuk .............................................................. 34
2. Tujuan Materi Pembelajaran ............................................... 34
3. Materi Pembelajaran ........................................................... 34
4. Tugas/Latihan ..................................................................... 34
5. Evaluasi............................................................................... 34
j. Kegiatan Pembelajaran ke 10 ................................................. 36
1. Pengamatan Tanah di Lapangan ........................................ 36
2. Tujuan Materi Pembelajaran ............................................... 36
3. Materi Pembelajaran ........................................................... 36
4. Tugas/Latihan ..................................................................... 36
5. Evaluasi............................................................................... 36
iv
I. IDENTITAS
v
I. PENDAHULUAN
A. Deskripsi matakuliah
Mata kuliah Praktikum Dasar Ilmu Tanah ini bertujuan untuk melatih mahasiswa
dalam mengetahui macam- macam jenis tanah, kadar air tanah, kerapatan tanah,
kemasaman tanah, bahan organik tanah serta pengenalan pupuk berdasarkan standart
yang telah ditentukan. Sehingga mahasiswa dapat mengetahui tindakan – tindakan seperti
apa saja dalam meningkatkan produktivitas pertanian secara berkelanjutan. Praktikum ini
ditujukan kepada mahasiswa Fakultas Pertanian Program Studi Agroteknologi pada
semester III. Mata kuliah ini berisi tentang: (1) Pengambilan sampel tanah (2) Penetapan
tekstur, struktur dan konsistensi tanah berdasarkan merasa dengan tanah, (3) Penetapan
air kapasitas lapang (4) Penetapan kadar air kering udara (5) Penetapan bulk density,
partikel density dan ruang pori tanah (6) Penetapan pH (7) Penetapan kebutuhan kapur
berdasarkan alumunium yang dapat dipertukarkan (8) Penetapan bahan organic (9)
Pengenalan pupuk (10) Pengamatan tanah dilapangan. Untuk mencapai tujuan dan isi
materi tersebut digunakan metode pembelajaran Praktik langsung, small group
discussion, simulasi, dan sebagainya. Penilaian (evaluasi) mencakup tiga aspek, yaitu
kognitif, afektif dan psikomotorik.
1
4. Mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan penetapan tekstur tanah metode
merasa dengan tangan.
5. Mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan penetapan struktur tanah metode
merasa dengan tangan..
6. Mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan penetapan konsistensi metode
merasa dengan tangan
7. Mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan penetapan tekstur tanah metode
hydrometer.
8. Mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan penetapan kadar air tanah kering
udara
9. Mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan penetapan kadar air tanah kapasitas
lapang tekstur metode alhricks
10. Mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan penetapan bulk densiti, partikel
densiti dan ruang pori tanah.
11. Mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan penetapan pH tanah colorimetric
12. Mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan penetapan pH tanah elektrometri
13. Mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan penetapan kebutuhan kapur
berdasarkan alumunium yang dapat dipertukarkan
14. Mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan penetapan bahan organik tanah
15. Mahasiswa diharapkan mampu mengenal semua jenis pupuk untuk tanah dan
tanaman.
penuntun.
2
II. PEMBELAJARAN
a. Kegiatan Pembelajaran ke 1
1. Pengambilan Contoh Tanah
2. Tujuan Materi Pembelajaran
a) Mahasiswa diharapkan mampu membedakan teknik pengambilan tanah
agregat utuh dan tanah komposit.
b) Mahasiswa diharapkan mampu mengambil sampel tanah secara agregat utuh.
c) Mahasiswa diharapkan mampu mengambil sampel tanah secara komposit.
3. Materi Pembelajaran
Pengambilan Contoh Tanah
Contoh tanah yang dimaksud dalam Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah adalah
contoh tanah yang akan digunakan sebagai bahan untuk penganalisaan sifat fisik dan
kimia. Disini diperkenalkan dua macam pengambilan contoh tanah, yaitu tanah utuh dan
tanah komposit, yang keduanya dibedakan berdasarkan cara pengambilannya.
Walaupun kedua macam tanah tersebut berbeda, tetapi pengambilannya adalah sama,
yaitu :
1. Bersifat alami, yaitu solum tanah belum terganggu oleh tenaga mekanis, seperti
pengolahan dan pembalikan tanah dengan traktor
2. Bukan bekas penimbunan sampah
3. Bukan merupakan areal yang dipupuk dengan intensif, seperti perkebunan.
4. Berjarak minimum pergudangan dan pabrik.
a. Tanah Agregat Utuh
Tanah agregat utuh adalah tanah yang diambil masih dalam keadaan utuh dan
belum rusak agregatnya serta dapat mewakili bentuk tanah di lapangan.
Pengambilan contoh tanah agregat utuh dimaksudkan sebagai bahan menganalisis
sifat di laboratorium. Sifat fisik tanah yang dianalisis adalah tekstur, struktur, konsistensi
dan warna tanah. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam pengambilan contoh tanah agregat
utuh lihat (Gambar. 1) adalah sebagai berikut:
1. Tentukan lokasi sesuai dengan syarat pengambilan contoh tanah.
2. Ukur contoh tanah yang akan diambil-20 cn x 20 cm x 20 cm.
3
3. Gali dan buang tanah yang ada di samping contoh tanah yang akan diambil dengan
hati-hati.
4. Ambil contoh tanah secara hati-hati dengan cara mamotong bagian bawah
Usahakan agar agregat tanah tetap utuh.
b. Tanah Komposit
Tanah komposit (tanah campuran) adalah pengambilan tanah dari beberapa
contoh yang kemudian dicampurkan menjadi satu.
Pengambilan contoh tanah komposit dimaksudkan sebagai bahan untuk
menganalisis sifat kimia tanah di laboratorium, seperti kadar hara, pH, KTK, dan
kebutuhan kapur.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan contoh tanah komposit adalah
sebagai berikut:
1. Tentukan lokasi pengambilan sesuai dengan syarat pengambilan contoh tanah.
2. Tentukan tempat pengambilan contoh tanah dengan metoda diagonal atau zigzag
(Gambar 2.) pada areal dengan luas minimum 100 m2
3. Bersihkan permukaan tanah dari rerumputan tanpa menghilangkan lapisan tanah.
4. Pada tiap lokasi, pada kedalaman 0-20 cm ambil t1 kg. Banyak sampel per lokasi
paling sedikit 10 sampel.
5. Campurkan tanah-tanah sampel tersebut menjadi satu dan merata.
6. Setelah tanah bercampur, ambil sebanyak 5 kg kemudian kering udarakan selama
seminggu.
7. Ayak dengan ayakan 10 mesh.
4
5
4. Tugas / Latihan
Mengambil sampel tanah agregat utuh panjang 100 cm x 100 cm x 100 cm dengan
syarat dan ketentuan sesuai dengan teknik pengambilan sampel yang dijelaskan.
5. Evaluasi
b. Kegiatan Pembelajaran ke 2
1. Penetapan Tekstur, Struktur dan Konsistensi Tanah Metode Merasa dengan
Tangan
2. Tujuan Materi Pembelajaran
a. Mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan penetapan tekstur tanah metode
merasa dengan tangan.
b. Mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan penetapan struktur tanah
metode merasa dengan tangan..
c. Mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan penetapan konsistensi metode
merasa dengan tangan.
3. Materi Pembelajaran
Penetapan Tekstur, Struktur dan Konsistensi Tanah Metode Merasa dengan Tangan
Pada pengamatam tanah di lapangan, umumnya pararmeter diamati secara visual,
merasa dengan tangan, dan sedikit sekali yang menggunakan alat. Pengamatan secara
merasa dengan tangan umunnya dilakukan terhadap sifat tekstur, struktur dan konsistensi
tanah. Agar hasil pengamatan mendekati yang sebenarnya, maka sebelum pengamatan
secara langsung di lapangan perlu kiranya latihan bagaimana cara merasa ketiga sifat
tanah tersebut.
Untuk ini dapat dilaksanakan dengan cara mengambil contoh tanah agregat utuh
pada waktu pengamatan yang sebenarnya di lapangan tidak merupakan hal yang asing
lagi.
6
Pengamatan Tekstur Tanah
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif antara fraksi pasir, debu dan liat yang
dinyatakan dengan persentase. Pengamatan tekstur tanah dapat dilakukan dengan cara
merasa dengan tangan (Texture by feel) dan analisis mekanis di laboratorium. Ada 12
kelas tekstur tanah menurut USDA, yang dapat ditentukan berdasarkan rasa dan sifatnya
(Tabel 1)
7
Tujuan Praktikum : Untuk menentukan tekstur tanah suatu contoh tanah di lapangan.
Bahan :
1. ± 2 sendok makan contoh tanah
2. Air Cara Kerja:
Cara Kerja
1. Ambil sedikit contoh tanah, bila kering basahi dengan sedikit air. Tempatkan di antara
ibu jari dan telunjuk, kemudian dipirid/buat gerakan maju mundur pada ibu jari dan
3. Coba buat bola tanah dengan cara menggulungnya di kedua telapak tangan (jangan
4. Coba ratakan tanah tersebut dengan cara menekannya di antara ibu jari dan telunjuk :
5. Bagi dua bola tersebut, kemudian membentuk kawat. Pertama buat kawat kasar (± 1
cm) dan kemudian buat kawat yang lebih halus ( ± 0,5 cm) :
8
- Kawat kasar dan halus tidak dapat dibentuk ...................... (Pasir Berlempung)
8. Basahi tanah bila perlu, buat kawat yang lebih halus lagi ( 0,3 cm) dan lekukkan
membentuk ladam kuda. Coba buat cincin yang berdiameter 2,5 cm dari ladam kuda
tadi dengan cara menyatukan kedua ujungnya dan tanpa terjadi rekahan:
9. Bentuk tanah menjadi bola dengan cara menggulungnya di antara ibu jari dan telunjuk,
- Tanah terasa seperti sutra dan tidak mengkilap ................ (Liat berdebu)
9
11. Bentuk tanah kembali menjadi bola dan pirik diantara jari dan tetapkan rasanya:
Struktur menyatakan penyusunan butir-butir primer (pasir, debu dan liat) jadi butir-
butir majemuk (agregat) yang dibatasi satu sama lain oleh bidang-bidang lemah. Dari
agregat ini ditentukan bentuk (tipe), struktur, ukuran (kelas) struktur dan kemantapan
agregat (taraf perkembangan). Tanah terdiri dari 7 bentuk (tipe) struktur tanah.
Selain ketujuh bentuk struktur tanah, ada juga tipe tanpa struktur (structurelss),
yaitu lepas (loose) (L): butir-butir berdiri sendiri, misalnya pasir pantai dan pejal (massive)
Tujuan : Untuk mengetahui struktur suatu tanah sebagai bahan dalam menetapkan
Alat-alat
1. Penggaris
2. Pensil gambar
Cara Kerja :
1. Ambil gumpalan contoh tanah agregat utuh (sedapat mungkin dalam keadaan
2. Pecahkan dengan cara menekan dengan jari atau belah gumpalan tanah seperti
membelah-belah buah jeruk atau lepaskan gumpalan dari tangan dalam posisi,
tersebut terhadap bentuk, ukuran dan jelas tidaknya struktur (Tabel 2, 3 dan 4).
11
12
PENGAMATAN KONSISTENSI
bentuk. Penetapan dilakukan berdasarkan keadaan tanah (basah, lembab atau kering).
Konsistensi tanah ini sangat penting artinya dalam usaha pengolahan tanah. Pada
konsistensi basah konsistensi terdiri dari sifat kelekatan (stickness) dan kekenyalan
menyatakan sifat kohesi tanah atau kesanggupan untuk berubah bentuk oleh gaya
Tujuan : Untuk mengetahui kemampuan tanah terhadap adanya daya perusakan baik
Cara Kerja :
1. Untuk konsistensi dalam keadaan basah (kadar air lebih dari kapasitas lapang)
Ditentukan sifat kelekatan dan plastisitasnya. Ambil sedikit tanah, letakkan di antara ibu
jari dan terlunjuk dan pijit. Tentukan sifat kelekatannya (sesuai dengan Tabel 5)
13
2. Untuk sifat kekenyalannya, ditentukan dengan cara memirik tanah antara ibu jari dan
3. Untuk konsistensi lembab (kadar,air antara titik layu permanen dan kapasitas lapang).
Ditentukan dengan meremas tanah dengan telapak tangan (sesuaikan dengan Tabel 7).
4. Untuk konsistensi kering (kadar air pada titik layu permanien).Ditentukan dengan
meremas/menekan massa tanah dengan telapak tangan (sesuaikan dengan Tabel 8).
14
15
c. Kegiatan Pembelajaran ke 3
1. Penetapan Tekstur Tanah (Analisis Mekanis) Metode Hydrometer
2. Tujuan Materi Pembelajaran
Mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan penetapan tekstur tanah metode
hydrometer.
3. Materi Pembelajaran
PENETAPAN TEKSTUR TANAH (ANALISIS MEKANIS) METODE HYDROMETER
Pada penetapan ini dilakukan penentuan persentase pasir, debu dan liat
terpisahkan satu sama lainnya. Partikel-partikel liat yang berukuran sangat halus akan
mengendap/jatuh dalam waktu yang lebih lama dibandingkan debu atau pasir. Kecepatan
Hydrometer, yang menunjukkan kepadatan atau kepekatan larutan atau berat jenisnya
Tujuan : Untuk menentukan fraksi pasir, debu dan liat sebagai bahan untuk menentukan
16
Bahan-bahan
Larutkan 41,95 g Na4P20, H20 di dalam air dan diencerkan sampai 1000 ml.
Alat-alat :
3. Batang pengaduk
Cara Kerja:
1. Timbang 25 g contoh tanah kering udara yang telah diayak dengan ayakan 10 mesh,
4. Pindahkan ke dalam gelas ukur 500 cc dan tambahkan air sampai tanda 500 ml
5. Kocok 20 kali sebelum pembacaan, bila perlu tambahkan amyl alkohol untuk
7. Biarkan selama 3 jam, kemudian masukkan Hydrometer kembali untuk pembacaan II.
8. Perhitungan
17
9. Tentukan tekstur tanah berdasarkan diagram segitiga USDA (Gambar 4). Cocokkan
hasilnya dengan pengamatan tekstur secara merasa dengan tangan (tekstur by feel).
18
d. Kegiatan Pembelajaran ke 4
1. Penetapan Kadar Air Tanah Kering Udara
2. Tujuan Materi Pembelajaran
Mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan penetapan kadar air tanah kering
udara
3. Materi Pembelajaran
PENETAPAN KADAR AIR TANAH KERING UDARA
Air tanah sangat berguna bagi tanaman sebagai bahan pelarut, dalam proses
pembelahan sel, sebagai pengimbang evapotranspirasi dan mengatur suhu udara tanah.
Oleh sebab itu keberadaan air sangat menentukan.
Dalam keadaan kering udara tanah mempunyai selaput-selaput air yang menjadi
semakin tipis, hingga kekuatan menahan air makin lama tanah terhadap air ini sangat
besar dan tanaman harus mengerahkan bila hendak mengambil air tersebut.
Kadar air tanah kering udara ini berguna dalam percobaan pot di rumah kaca,
untuk mengkonversikan berat tanah kering oven ke berat tanah kering udara.
Tujuan : Untuk mengetahui dan menghitung kadar air tanah, dalam hubungannya dengan
pertumbuhan tanaman.
Alat-alat :
1. Cawan tinmbangan
2. Timbangan analitik/digital
Cara Kerja
2. Masukkan cawan tadi ke dalam oven selama 5 jam pada temperatur 105°C.
19
3. Kemudian, keluarkan dari oven dan masukkan ke eksikator pendingin 10 menit,
lalu timbang beratnya dan ini merupakan berat tanah kering oven.
4. Perhitungan:
Maka:
20
e. Kegiatan Pembelajaran ke 5
1. Penetapan Kadar Air Tanah Kapasitas Lapang (Metode Alhricks)
2. Tujuan Materi Pembelajaran
Mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan penetapan kadar air tanah
kapasitas lapang tekstur metode alhricks.
3. Materi Pembelajaran
PENETAPAN KADAR AIR TANAH KAPASITAS LAPANG (Metode Alhricks)
Kapasitas lapang adalah keadaan tanah dimana air yang ditahan/dipegang oleh
tanah tersebut hanya air hygroskopis dan kapiler, sedangkan air gravitasi telah meresap
ke bawah oleh gaya gravitasi, atau dengan perkataan lain tanah pada saat air gravitasi =
0.
Jumlah air yang tersedia (dapat digunakan) bagi tanaman merupakan jumlah air
yang air tertahan diantara keadaan kapasitas lapang dan titik layu permanen. Pada titik
layu permanen tegangan air sangat tinggi (15 atm) sehingga tanaman tidak dapat
mengambilnya. Sebaliknya jumlah air tersedia yang di atas keadaan kapasitas lapang
umumnya cepat meresap ke bawah dan hilang, sehingga tanaman tidak sempat untuk
mengabsorbsinya.
Penetapan kadar air kapasitas lapang metode Alhricks ini menganggap bahwa air
yang tertahan pada pori-pori tanah dalam kapasitas lapang setelah air graviatsi
merembes, untuk menciptakan keadaan ini maka tanah ditempatkan di atas media pasir
kering dan dijenuhi dengan air, kemudian dibiarkan 24 jam. Dengan anggapan dalam
waktu tersebut air gravitasi telah merembes ke pasir. Sehingga tanah di atas pasir telah
berada dalam keadaan kapasitas lapang. Tujuan : Untuk menentukan kadar air kapasitas
lapang suatu tanah yang berguna dalam percobaan pot di rumah kaca untuk menentukan
21
Alat-alat:
b. Pipa kaca/plastik
Cara Kerja:
tuangkan contoh tanah kering udara yang akan diperiksa setinggi 2/3 beker gelas.
Pipa kaca ini berfungsi untuk mengalirkan udara di pasir, sedangkan pasir berfungsi
3. Siramkan air dengan hati-hati ke permukaan tanah, jangan sampai membasahi pasir
Gambar 3.
4. Tutup dengan plastik untuk mencegah penguapan air dan letakkan di tempat sejuk
selama 24 jam.
5. Setelah itu pindahkan sejumlah tanah dari beker gelas ke cawan timbang. Tanah
9. Perhitungan:
22
Misalkan berat tanah kapasitas lapang = w
maka:
23
f. Kegiatan Pembelajaran ke 6
1. Penetapan Bulk Densiti, Partikel Densiti Dan Ruang Pori Tanah
2. Tujuan Materi Pembelajaran
Mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan penetapan bulk densiti, partikel
densiti dan ruang pori tanah.
3. Materi Pembelajaran
PENETAPAN BULK DENSITI, PARTIKEL DENSITI DAN RUANG PORI TANAH
Ruang pori adalah ruang yang terdapat di antara partikel-partikel tanah dan
agregat- agregat tanah. Ruang pori ini biasanya diisi oleh udara atau air. Tanah yang
bertekstur sedang mempunyai ruang pori total sebesar 50 % dan dianggap baik bagi
pertumbuhan tanaman.
Bulk densiti merupakan berat suatu volume tanah dalam keadaan tidak terganggu.
Bulk densiti dan ruang pori total sangat mudah berubah, misalnya oleh pengolahan tanah.
Selain itu besarnya bulk densiti tanah juga ditentukan oleh tekstur tanah. Contohnya
tanah yang bertekstur halus mempunyai bulk densiti berkisar 0,1 1,3 g/ml atau g/cm3
Untuk penetapan bulk densiti ini diambil tanah yang digunakan adalah tanah yang
utuh (tidak terganggu) yang diambil dengan ring sampel. Dalam praktikum ini tidak
digunakan tanah yang utuh, tetapi digunakan tanah kering udara yang telah diayak,
24
Alat-alat :
2. Timbangan
3. Batang pengaduk
Cara Kerja:
1. Masukkan tanah kering udara yang telah diayak dengan ayakan 10 mesh kedalam
2. Ketok-ketok dengan tangan dinding gelas ukur selama 15 menit sampai tanah tidak
4. Pindahkan volume tanah tersebut seluruhnya ke atas kertas dan timbang beratnya
Cara Kerja :
2. Masukkan perlahan-lahan jumlah tanah tadi (ho 4 pada penetapan bulk densiti )
3. Aduk dengan batang pengaduk dan biarkan selama ± 5 menit agar udara keluar
4. Perhitungan
25
Volume Ruang Pori (VRP)
26
g. Kegiatan Pembelajaran ke 7
1. PENETAPAN pH TANAH
2. Tujuan Materi Pembelajaran
a. Mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan penetapan pH tanah colorimetric
b. Mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan penetapan pH tanah elektrometri
3. Materi Pembelajaran
PENETAPAN pH TANAH
pH tanah adalah suatu uuran aktifitas ion hidrogen dalan larutan tanah. Biasa
dipakai untuk menyatakan suatu tanah asam, basa atau netral. Nilai pH suatu tanah
berhubungan kepada toleransi pertumbuhan tanaman, ketersediaan unsur hara dan
aktifitas organisme tanah. Penetapan pH tanah dapat dilakukan secara colorimetri dan
elektrometri. Penetapan secara kolorimetri menggunakan zat wana atau petunjuk asam
basa yang perubahan warnanya berhubungan dengan aktifitas ion hidrogen. Pengamatan
seperti ini umumnya digunakan untuk pengamatan di lapangan. Sedangkan penetapan
secara elektrometri menggunakan alat pH meter yang dilengkapi dengan elektroda, dan
cara dipakai di laboratorium. Hasil pengukuran pH secara elektrometri ini lobih teliti dan
tepat dibandingkan dengan cara colorimetri.
Ada bebeparapa faktor yang dapat mempengarahi hasil pengukuran pH tanah,
yaitu (a) perbandingan air dengan tanah, (b) kandungan garam dalam tanah dan (c)
keseimbangan CO2 udara dengan CO2 tanah.
Semakin tinggi perbandingan air dengan tanah maka semakin tinggi pH dan
sebaliknya. Jika perbandingan itu terlalu rendah, maka kontak antara larutan tanah
dengan elektroda tidak sempurna, sehingga akan kurang teliti. Perbandingan air dengan
tanah biasanya 1:2,5. Selain air, digunakan juga pelarut KCl, sehingga hasil pengukuran
disebut sebagai pH KCl, dan pH dengan air disebut pH H20. Umumnya pH H20> pH KCI
Tujuan:
1. Untuk menetapkan pH tanah pada berbagai pengenceran.
2. Untuk mengetahui perbandingan pH dengan pH KCI pada konsentrasi yang sama
Bahan:
1. Tanah kering udara 2. H2O dan KCI IN Cara Kerja: 1. Masukkan masing-masing 10 g
tanah kering udara ke dalam 4 buah botol plastik (dapat erlenmeyer 50 atau 00 cc).
27
2. Tambahkan masing-masing 10, 25 dan 50 ml aquadest serta 25 ml KCI 1 N.
3. Tutup dan guncang selama 15 menit.
4. Ukur pH suspensi dengan pH meter dan catat hasil percobaan dalam daftar berikut
No Perlakuan Nilai pH Tanah
28
h. Kegiatan Pembelajaran ke 8
1. Penetapan Kebutuhan Kapur Berdasarkan Alumunium Yang Dapat
Dipertukarkan
2. Tujuan Materi Pembelajaran
Mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan penetapan kebutuhan kapur
berdasarkan alumunium yang dapat dipertukarkan
3. Materi Pembelajaran
PENETAPAN KEBUTUHAN KAPUR BERDASARKAN ALUMUNIUM YANG DAPAT
DIPERTUKARKAN
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menentukan kebutuhan kapur,
diantaranya dengan metode Al yang dapat dipertukarkan (Al dd). Metode ini merupakar
indeks pengapuran yang baik untuk tanah-tanah masam yang terdapat di daerah tropis.
Berdasarkan metode ini, kapur yang diberikan ke tanah equivalen dengan Al dd yang
Tujuan : Untuk menentukan jumlah kapur yang diperlukan guna mengurangi atau
Bahan:
2. Larutan 1 NaCI
3. Aquadest
4. Indikator phenolpthalen
6. Larutan 4 % NaF
29
Alat:
2. corong
5. Pipet 25 ml
6. Buret 10 dan 5 ml
Cara Kerja:
2. Tambahkan 100 ml larutan KCI 1 N kedalamnya dan kemudian kocok dengan shaker
4. selama ± 15 menit.
6. Titrasi memakai 10 ml dengan NaOH 0,1 N sampai timbul warna merah muda yang
7. Setelah itu tambahkan HCl 0,1 N kira-kira 1 tetes sampai warna merah muda bening
8. Tambahkan 10 ml larutan NaF 4 % , warna merah muda akan timbul jika ada AI yang
dapat dipertukarkan.
9. Kemudian titrasi dengan HCI 0,1 N sampai warna merah muda hilang, catat volume
30
Perhitungan:
31
i. Kegiatan Pembelajaran ke 9
1. Penetapan Bahan Organik Tanah
3. Materi Pembelajaran
PENETAPAN BAHAN ORGANIK TANAH
Bahan organik tanah adalah fraksi organic tanah yang berasal dari tanaman,
hewan dan mikroorganisme. Bahan ini tidak terpisah dari tanah, oleh karena tidak semua
terurai menjadi CO2, tetapi membentuk gugusan seperti kompleks ion-ion dll.
Penetapan bahan organik tanah dapat dilakukan dengan beberapa metode, salah
satu diantaranya dapat digunakan secara menyeluruh adalah metode Walkley & Black.
Pada metode ini C organik didestruksi dengan oksidator garam kromat dan asam sulfat,
kelebihan kromat yang tidak mengoksidasi C organik dihitung dengan cara mereduksinya
Bahan:
1. Contoh tanah kering udara yang telah diayak dengan ayakan 10 mesh 1.
2. Larutan K2Cr2O
4. Asam phosphate 85 %
5. Indikator dipenilamine
6. Larutan Naf 4 %
32
Alat:
2. Buret titrasi
Cara Kerja:
1. Timbang 0,1 g atau 0,5 g tanah kering udara, kemudian masukkan ke gelas
erlenmeyer.
selama 30 menit.
4. Tambahkan 100 ml aquadest dan 5 ml H3PO4 85 % , lalu Naf4 % sebanyak 2,5 ml.
biru tua.
6. Titrasi dengan Fe(NH2(SO4)2 0,5 N dari buret hingga warna berubah menjadi hijau.
7. Pada saat yang sama buat juga perlakuan blanko yaitu perlakuan dengan cara yang
8. Perhitungan
Keterangan :
33
j. Kegiatan Pembelajaran ke 10
1. Pengenalan pupuk
tanaman.
3. Materi Pembelajaran
PENGENALAN PUPUK
Pupuk diartikan sebagai bahan organik dan anorganik, baik yang diperoleh dari
alam maupun dibuat (sintesis) yang diberikan kepada sisterm tanah tanaman agar
tersedia bahan yang dibutuhkan tanaman. Dengan perkatan lain, bahwa pupuk
1. Berdasarkan sumbernya
a. Pupuk alam, yaitu pupuk yang diperoleh dari alam seperti pupuk kandang,
kompos dsb.
b. Pupuk buatan yaitu pupuk yang diperoleh secara sintetis/buatan seperti urea,
TSI dsb.
a. Pupuk tunggal, yaitu pupuk yang mengandung satu unsur hara, seperti urea, TSP
dsb.
b. Pupuk majemuk, yaitu pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara, seperti
34
a. Pupuk organik, yaitu pupuk yang bahannya merupakan senyawa karbon (organik)
c. Pupuk hayati (pupuk bio), yaitu pupuk yang mengandung mikroorganisme, yang
4. Berdasarkan Pemberiannya
a. Pupuk akar, yaitu pupuk yang diberikan ke tanaman melalui tanah atau akar TSP,
MOP, dsb
b. Pupuk daun, yaitu pupuk yang diberikan ke tanaman melalui penyemprotan ke daun
Kadar hara dari suatu pupuk telah ditetapakan satuannya. Untuk hara N
dinyatakan dengan % N , hara P dengan % P2O5 , hara K K2O , hara Ca dengan % Cao ,
hara Mg dengan % MgO dan hara S dengan % S . Sementara unsur hara mikro
Pada pupuk majemuk biasanya dinyatakan ratio dari unsur hara yang
35
k. Kegiatan Pembelajaran ke 11
1. Pengamatan Tanah di Lapangan
penuntun.
3. Materi Pembelajaran
PENGAMATAN TANAH DI LAPANGAN
atau survey tanah. Data yang dikumpulkan dari pengamatan dan penyifatan di lapang
merupakan bahan dasar untuk identifikasi, klasifikasi dan interpretasi lahan, atau
a. Pengamatan dengan bor Pengamatan tanah dengan bor dilakukan dengan cara
mengebor tanah pada kedalaman 0-20 cm, 40-60 cm dan 60- 80 cm. Dari masing-
masin sifat tanah antara lain tekstur, warna, konsistensi, karatan dll. Pengamatan tanah
dengan bor ini berguna untuk mengetahui penyebaran jenis tanah di suatu areal.
lubang yang panjang, lebar dan dalamnya masing-masing 150, 100 dan 150 cm. Suatu
profil tanah berukuran mewakili satu unit. Pengamatan profil tanah lebih lengkap dari
pada pengamatan dengan bor. Agar hasil pengamatan bernilai, maka harus
1. Tempat profil yang dipcriksa harus dipilih sehingga dapat dipandang mewakili untuk
36
Parameter yang diamati pada suatu profil antara lain
a. Lokasi profil, meliputi desa, kecamatan dan keterangan lainnya seperti ketinggian dari
muka laut.
b. Keadaan di sekitar profil, meliputi cuaca, lereng, pemanfatan lahan, tanaman yang ada di
sekitar profil.
c. Sifat-sifat tanah di profil, di setiap horizon diamati antara lain batas horizon, warna,
tekstur, struktur, konsistensi, karatan, pH, kedalaman efektif dan corak- corak lainnya.
Penyifatan tanah, baik dengan bor atau dengan profil, haruslah yang objektif sesuai
dengan dasar atau buku untuk sifat-sifat tersebut, misalnya pemeriksaan warma tanah
dilakukan dengan menggunakan buku bagan wana tanah yang dikenal dengan Munsell
Tabel propil
37
IV. PENUTUP
Modul praktikum dasar ilmu tanah ini disusun untuk memudahkan dosen program
studi Agroteknologi dalam melaksanakan pembelajaran yang lebih berkualitas dan dalam
rangka peningkatan kualitas lulusan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara. Agar peningkatan kualitas tersebut dapat tercapai diperlukan penetapan
standar capaian pembelajaran, standar isi, standar proses, dan standar evaluasi
pembelajaran. Keempat standar tersebut harus dikembangkan dalam wujud modul.
Semoga dengan adanya modul praktikum ini kegiatan proses pembelajaran menjadi lebih
berkualitas.
38