KATA PENGANTAR
mengetahui secara pasti bahan yang akan digunakan untuk suatu produksi,
Bahan ajar ini disusun dalm bentuk modul pembelajaran yang berisi
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................. II
PEMBELAJARAN ................................................................................................. XI
1. Pendahuluan ............................................................................................. 11
3
1. Tujuan kegiatan pembelajaran ................................................................ 22
4
3. Lembar Latihan ............................................................................... 78
5
3. Lembar Latihan ............................................................................... 140
6
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Modul ini berisi materi pembelajaran Ilmu Bahan yang diajarkan di semester
3. Modul pembelajaran ini dilengkapi dengan gambar, tabel, untuk lebih
memudahkan peserta didik dalam memahami materi yang dipelajari. Selain
itu, modul ini dilengkapi dengan latihan soal tertulis, dan latihan untuk
praktek yang berfungsi untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap
materi yang sudah dipelajari.
Modul ini digunakan untuk melatih keterampilan peserta didik secara mandiri
memahami tentang Ilmu Bahan Agar mendapatkan hasil belajar yang
maksimal dalam menggunakan modul ini, peserta didik diharapkan untuk
memahami terlebih dahulu setiap materi yang disajikan. Jika peserta didik
sudah paham terhadap isi materi yang disajikan, langkah selanjutnya adalah
mengerjakan latihan dan uji praktek untuk mengetahui tingkat pemahaman
peserta didik. Namun, apabila peserta didik menemui kesulitan dalam
memahami isi materi atau mengerjakan soal, siswa dapat bertanya kepada
Dosen saat dikelas. Setelah peserta didik selesai mengerjakan soal-soal dan uji
praktek Taruna dapat memahami dan mengaplikasikan kedalam rangkaian
Ilmu Bahan pada soal uji praktek. Pada bagian akhir, setiap peserta didik
diberi tugas menulis materi yang sudah dipahami. Untuk menilai pemahaman
peserta didik terkait materi yang sudah dipelajari secara keseluruhan, peserta
didik diberi tugas untuk mengerjakan soal dan Uji praktek.
Semua urutan langkah kerja pada setiap topik kegiatan pembelajaran adalah
individual learning yang harus dilakukan oleh praktikan/ peserta didik,
pembimbing memeriksa setiap langkah kerja yang dilakukan oleh praktikan
7
1. Membantu peserta didik dalam merencanakan proses belajar,
memahami konsep dan praktik baru serta membantu peserta didik
dalam mengakses sumber belajar
2. Menjawab pertanyaan peserta didik
3. Merencanakan proses penilaian dan melaksanakan penilaian
4. Menjelaskan kepada peserta didik tentang sikap pengetahuan dan
keterampilan
8
STANDAR KOMPETENSI
Sub Kompetensi :
9
TUJUAN AKHIR
10
PEMBELAJARAN I
BESI KASAR DARI BIJIH BESI
11
dari bijih besi ditambang digunakan untuk membuat baja. [1] Memang,
telah berpendapat bahwa bijih besi "yang lebih integral untuk ekonomi
global daripada komoditas lainnya, kecuali mungkin minyak". [2]
Banded besi formasi Pelet taconite olahan seperti yang digunakan dalam
industri pembuatan baja, dengan Triwulan US ditampilkan untuk skala.
12
Banded formasi besi (BIF) yang bermetamorfosis batuan sedimen terdiri
dari mineral terutama zat besi dan silika tidur tipis (seperti kuarsa).
Sekarang mineral besi mungkin siderit karbonat, tetapi mereka
digunakan sebagai bijih besi mengandung oksida atau magnetit hematit
[3]. Banded Besi formasi dikenal sebagai taconite di Amerika
Utara.Pertambangan BIF melibatkan menghancurkan formasi kasar dan
penyaringan, diikuti oleh kasar menghancurkan dan fine grinding untuk
menumbuk bijih ke titik di mana magnetit mengkristal dan kuarsa
cukup baik bahwa kuarsa yang tertinggal ketika bubuk yang dihasilkan
lewat di bawah pemisah magnetik. Pertambangan melibatkan
pergerakan jumlah besar bijih dan limbah. Sampah datang dalam dua
bentuk, batuan di tambang (sampah) yang tidak bijih, dan mineral yang
tidak diinginkan yang merupakan bagian intrinsik dari batuan bijih
sendiri (gangue).Para sampah ditambang dan ditumpuk di tempat
pembuangan sampah, dan gangue dipisahkan selama proses benefisiasi
dan dibuang sebagai tailing. Tailing taconite sebagian besar kuarsa
mineral, yang secara kimia inert. Bahan ini disimpan dalam jumlah
besar, kolam menetap air diatur. Parameter ekonomi kunci untuk bijih
magnetit menjadi ekonomi adalah kristalinitas dari magnetit, kelas besi
dalam batuan induk BIF, dan unsur-unsur kontaminan yang ada dalam
magnetit konsentrat. Rasio ukuran dan strip dari sumber daya magnetit
yang paling tidak relevan karena BIF formasi dapat ratusan meter tebal,
dengan ratusan kilometer mogok, dan dapat dengan mudah datang ke
lebih dari 3.000 juta atau lebih, ton bijih yang terkandung. Nilai khas
dari besi di mana pembentukan besi magnetit-banded menjadi bantalan
ekonomi kira-kira 25% Fe, yang umumnya dapat menghasilkan
pemulihan 33% sampai 40% dari magnetit berat, untuk menghasilkan
lebih berkonsentrasi grading Fe 64% oleh berat badan. Besi magnetit
berkonsentrasi bijih khas memiliki kurang dari 0,1% fosfor, silika 3-7%
dan kurang dari 3% aluminium.
Ukuran butir dari magnetit dan derajat Percampuran dengan
groundmass silika menentukan ukuran menggiling batu yang harus
comminuted untuk memungkinkan pemisahan magnetik efisien untuk
memberikan konsentrat magnetit yang tinggi kemurnian. Ini
menentukan input energi yang dibutuhkan untuk menjalankan operasi
penggilingan. Deposito magnetit umumnya paling BIF harus tanah
untuk antara 32 dan 45 mikrometer untuk menghasilkan konsentrat
magnetit silika rendah. Magnetit umumnya berkonsentrasi nilai lebih
dari Fe 63% berat dan fosfor biasanya rendah, aluminium rendah,
titanium rendah dan silika yang rendah dan permintaan harga premium.
Saat ini bijih besi magnetit (taconite) ditambang di Minnesota dan
Michigan di Amerika Serikat, dan Kanada Timur. BIF bantalan magnetit
saat ini ditambang secara luas di Brasil, yang mengekspor jumlah yang
signifikan ke Asia, dan ada besi magnetit industri bijih baru lahir dan
besar di Australia.
13
LATIHAN SOAL
14
PEMBELAJARAN II
LOGAM FERRO DAN NON FERRO
15
Komposisi baja karbon tinggi ditambah nikel atau kobalt, kromatau
tungsten. Sifat rapuh, tahan suhu tinggi tanpa kehilangan kekerasan,
dapat di sepuh keras, dan dimudahkan. Digunakan untuk membuat
mesin bubut dan alat-alat mesin.
16
Asbes dipakai untuk melapapisi rem mobil. Serat Asbes yang murni
dipakai untuk keperluan kimia. Tali Asbes dan kain Asbes banyak
digunakan untuk bermacam-macam keperluan. Misalnya untuk kaus
tangan, baju tahan api, isolasi listrik dan panas, bahan paking, bius
sumbat dan peredam bunyi.
2. karet
karet diperoleh dari geta pohon Hevea brasiliensis yang tumbuh di
daerah tropis. Pohon-pohon itu disayat kulitnya untuk mendapatkan
getah putih yang disebut lateks. Lateks yang diperoleh terdiri dari bola
karet dan air.
Karet tidak dapat menjadi cair, tetapi pada suhu 2000C menjadi
suatu massa kental yang akan memuai pada pemanasan yang lebih
tinggi. Untuk membuat bahan elastis atau kenyal maka karet itu
divulkanisir atau diberi campuran belerang. Karet dapat ditambah
bahan pengisi, misalnya arang kapur, antimon, dan timbel.
Karet tahan terhadap kehausan. Karet sintesis atau karet tiruan
dibuat dari mineral minyak bumi. Karet sintesis lebih tahan terhadap
minyak dan gemuk tetapi kurang tahan terhadap temperature tinggi.
3. Plastik
Kita dapat membagi plastik dalam dua golongan yaitu golongan
“termopolast” dan golongan “termohard”. Sifat dari kedua golongan
plastic tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Termoplast dibentuk dari molekul-molekul panjang, jadi termoplast
adalah bahan yang dapat menjadi plastik oleh pemanasan dan dalam
keadaan ini bahan tersebut dapat dibentuk.
b. Termohard, terbentuk dari molekul-molekul bentuk jaringan besar,
jadi termohard adalah bahan yang dengan pemanasan tidak menjadi
lembek dan tidak dapat cair.
c. UNSUR - UNSUR
Logam ferro juga disebut besi karbon atau baja karbon. Bahan dasarnya
adalah unsur besi (Fe) dan karbon ( C) , tetapi sebenarnya juga mengandung
unsur lain seperti : silisium, mangan, fosfor, belerang dan sebagainya yang
kadarnya relatif rendah. Unsur-unsur dalam campuran itulah yang
mempengaruhi sifat-sifat besi atau baja pada umumnya, tetapi unsur zat
arang (karbon) yang paling besar pengaruhnya terhadap besi atau baja
terutama kekerasannya.
Pembuatan besi atau baja dilakukan dengan mengolah bijih besi di dalam
dapur tinggi yang akan menghasilkan besi kasar atau besi mentah. Besi kasar
belum dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat benda jadi maupun
setengah jadi, oleh karena itu, besi kasar itu masih harus diolah kembali di
dalam dapur-dapur baja. Logam yang dihasilkan oleh dapur baja itulah yang
17
dikatakan sebagai besi atau baja karbon, yaitu bahan untuk membuat benda
jadi maupun setengah jadi.
setelah pembuatan besi selesai, pengujian pun dilakukan, ada uji ketebalan,
uji kekerasan dan salah satunya adalah uji tarik, apakah besi bisa ditarik ?
yaa. kali ini kita akan membahs pengujian tarik sebuah besi
LATIHAN SOAL
18
PEMBELAJARAN III
MEKANIK LOGAM
B. URAIAN MATERI
1. Kekenyal (elasticity)
2. Plastisitas (plasticity)
3. Keuletan (ductility)
Adalah sutu sifat material yang digambarkan seprti kabel dengan aplikasi
kekuatan tarik. Material ductile ini harus kuat dan lentur. Keuletan biasanya
diukur dengan suatu periode tertentu, persentase keregangan. Sifat ini
biasanya digunakan dalam bidan perteknikan, dan bahan yang memiliki sifat
ini antara lain besi lunak, tembaga, aluminium, nikel, dll.
4. Ketangguhan (toughness)
19
5. Kegetasan (brittleness)
Adalah suatu sifat bahan yang mempunyai sifat berlawanan dengan keuletan.
Kerapuhan ini merupakan suatu sifat pecah dari suatu material dengan
sedikit pergeseran permanent. Material yang rapuh ini juga menjadi sasaran
pada beban regang, tanpa memberi keregangan yang terlalu besar. Contoh
bahan yang memiliki sifat kerapuhan ini yaitu besi cor.
6. Kelelahan (fatigue)
7. Melar (creep)
8. Kekerasan (hardness)
9. Kekuatan (strength)
Merupakan kemampuan suatu material untuk menerima tegangan tanpa
menyebabkan material menjadi patah. Berdasarkan pada jenis beban yang
bekerja, kekuatan dibagi dalam beberapa macam yaitu kekuatan tarik,
kekuatan geser, kekuatan tekan, kekuatan torsi, dan kekuatan lengkung.
LATIHAN SOAL
20
g. Melar (creep)
h. Kekerasan (hardness)
i. Kekuatan (strength)
j. Kekakuan (stiffness)
21
PEMBELAJARAN IV
UNSUR-UNSUR PADUAN DAN PENGARUHNYA
PADA BAJA
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menjelaskan unsur-unsur paduan pada baja
2. Menjelaskan pengaruh unsur paduan pada baja
3. Menjelaskan diagram yang terdapat pada materi
B. URAIAN MATERI
a. UNSUR-UNSUR PADUAN LOGAM
1. Belerang (S) dan Fosfor (P)
Unsur-unsur ini lebih sebagai kotoran yang terbawa bijih besi daripada
sebagai paduan. Kandungan belerang dan fosfor harus dibuat sedikit
mungkin, karena mempengaruhi kualitas baja. Dalam jumlah yang banyak
belerang dapat menjadikan baja rapuh dalam keadaan panas, sedangkan
fosfor dapat menjadikan baja rapuh dalam keadaan dingin.
2. Mangan (Mn)
Semua baja mengandung mangan karena sangat diperlukan dalam proses
pembuatan baja. Kandungan mangan lebih kurang 0,6% masih belum bisa
sebagai paduan dan tidak mempengaruhi sifat baja. Dengan bertambahnya
kandungan Mn. suhu kritis diturunkan seimbang. Baja dengan 12% Mn
adalah austenit, karena itu suhu kritisnya di bawah suhu kamar, akibatnya
baja tidak dapat diperkeras. Di samping itu, austenit mempunyai daya tahan
yang sangat tinggi yang hanya dapat dikerjakan mesin dengan pahat Carbide
atau grinding.
3. Nikel (Ni)
Nikel mempunyai pengaruh yang sama seperti mangan, yaitu menurunkan
suhu kritis dan kecepatan pendinginan kritis, memperbaiki kekuatan tarik,
tahan yang besar dan karenanya menaikkan mampu keras. Unsur-unsur Mo,
Cr, W, V, dan Mn mempengaruhi kenaikan mampu keras dari baja. Sementara
itu unsur-unsur Ni, Si, dan Cu tidak mempunyai pengaruh tersebut.
4. Silikon (Si)
Silikon merupakan unsur paduan yang ada pada setiap baja dengan
jumlah kandungan lebih dari 0,4% yang mempunyai pengaruh menaikkan
tegangan tank dan menurunkan kecepatan pendinginan kritis.
22
5. Kromium (Cr)
Kromium menambah kekuatan tank dan keplastisan, menambah maupun
keras, meningkatkan ketahanan terhadap korosi dan tahan suhu tinggi.
1. Pembentukan Karbid
Karbid yang terjadi merupakan ikatan kimia dengan unsur karbon, baja itu
bersifat Betas dan keras, karenanya sangat berguna untuk tahan aus dan
goresan.
23
2. Kelarutan dalam Ferit dan Austenit
Unsur-unsur yang mempunyai bentuk kisi fcc larut secara baik dalam
austenite dan unsur yang mempunyai bentuk kisi bcc larut secara baik dalam
ferit. Cr, Mo, W, V yang mempunyai kisi berbentuk bcc larut lebih balk dalam
ferit daripada dalam austenit. Sementara itu, Cu dan Ni yang mempunyai
bentuk kisi fcc larut lebih balk dalam austenit daripada dalam Ferit.
Mn larut dalam austenit maupun ferit. Unsur yang mempunyai bentuk kisi
bcc dapat membentuk karbid, sedangkan yang mempunyai kisi bentuk fcc
tidak dapat membentuk karbid.
24
Unsur-unsur paduan hampir semuanya menurunkan komposisi
eutectoid. Hal ini disebabkan karena unsur yang menurunkan suhu
transformasi akan mengurangi kelarutan karbon dalam besi dan unsur-unsur
yang menaikkan suhu transformasi akan membentuk karbid-karbid yang
tidak kuat.
4. Kecepatan Transformasi
Penurunan laju transformasi austenite memudahkan pengerasan pada
ukuran yang besar dan karena menaikkan mampu keras yang besar dan
karenanya menaikkan mampu keras. Unsur-unsur Mo, Cr, W, V, dan Mn
mempengaruhi kenaikan mampu keras dari baja. Sementara itu unsurunsur
Ni, Si, dan Cu tidak mempunyai pengaruh tersebut.
LATIHAN SOAL
25
PEMBELAJARAN V
Biji besi merupakan bahan baku dalam pembuatan besi yang dapat berupa
senyawa oksida, korbonat, dan sulfida serta tercampur dengan unsur lain
misalnya silikon. Biji besi diolah dalam tanur atau dapur tinggi untuk
menghasilkan biji kasar. Biji kasar adalah bahan baku untuk pembuatan besi
cor (cast iron), besi tempa (wrought iron), dan baja (stell). Ketiga bahan itu
banyak dipakai dalam bidang teknik.
Baja adalah logam paduan antara besi dan karbon dengan kadar karbonnya
secara teoretis maksimum 1,7%. Besi cor adalah logam paduan antara besi
dengan karbon yang kadarnya 1,7% sampai 3,5%. Besi tempa adalah baja
yang mempunyai kadar karbon rendah.
Dilihat dari kegunaannya maka besi dan baja campuran merupakan tulang
punggung peradaban modern sampai saat ini untuk peralatan transprotasi,
bangunan, pertanian, dan peralatan mesin
Bijih besi didatangkan dari tambang dalam berbagai mutu dan bongkahan
yang tidak sama besar, serta bercampur dengan batu dan tanah liat.
Bongkahan biji dipecah menjadi butiran yang sama besar, dengan ukuran
paling besar 60mm kemudian dimasukkan dalam pemecah biji melalui kisi-
kisi goyang supaya masuknya sama rata.
Dari mesin pemecah biji, besi diantar ke tromol magnet dengan sebuah
talang goyang yang lain. Dalam tromol tersebut bijih besi dipisahkan dari
batu-batu yang tercampur. Bijih besi kemudian dimasukkan ke dalam
instalasi penyaring untuk disortir menurut besarnya, selanjutnya dimasukkan
ke dalam sebuah instalasi pencuci. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 1!
Bijih halus dan butiran yang lebih kecildari 18mm yang datang dari
pemecah bijih diaglomir didalam dapur atau panci sinter.
26
Pada proses sinter selalu ditambahkan debu bijih yang berjatuhan dari
dapur tinggi dan dari instalasi pembersih gas supaya dapat diambil besinya.
Didalam dapur sinter mula-mula diisikan selapis bijih halus dan diatasnya
bijih besi yang akan diaglomir. Bubuk bijih tidak dapat jatuh melalui rangka
bakar karena ditahan oleh biji halus itu. Apabila isi panci telah selesai
dikerjakan panci berputar dan massa dijatuhkan kedalam gerobak melalui
pemecah bergigi yang berputar dan memecah menjadi patongan yang sama
besar.
27
dapat menghemat pemakaian kokas dalam proses dapur tinggi nantinya.
Untuk lebih jelasnya perhatikan ganbar 2!
Bijih besi yang digunakan sebagai bahan mentah dalam memproduksi besi
kasar dapat dibagi dalam 3 kelompok, yaitu
Bijih besi hidrat terdiri dari batu bijih besi cokelat atau limonit (2Fe2O3 3H2O)
dan batu besi sawo matang (Fe2 O3 H2 O)yang mengandung kadar besi
sekitar 20 – 55 %
3. Bijih Besi Karbonat
Bijih besi karbonat adalah bijih besi yang berbentuk pasir, berupa mineral
siderit ( Fe CO3) yang mengandung kadar besi sekitar 30 %.
Bijih besi dapat pula dikelompokkan berdasarkan persentase fosfor ( P) yang
terkandung didalamnya. Unsur fosfor kurang dapat direduksi dalam proses
dapur tinggi sehingga berakibat buruk pada sifat besi kasar. Bijih besi
tersebut dapt dikelompokkan sebagai berikut :
a. Bijih besi yang mengandung fosfor dalam persentase rendah diatas sekitar
0,04%, tetapi bijih besi itu mengandung unsur silikon yang relatif tinggi.
b. Bijih besi yang mengandung unsur fosfor relatif tinggi diatas sekitar 2,5%,
tetapi mengandung unsur silikon yang relatif rendah.
pengolahan bijih besi yang mengandung fosfor membutuhkan biaya yang lebih
mahal. Dalam pengolahan biasanya dicampur dengan bijih besi hematit
untuk memperbaiki kemurnian besi.
Pada umumnya bijih besi yang diolah didalam dapur tinggi mengandung kadar
besi yang tinggi, tidak mudah pecah, dan mempunyai kepekahan yang
sesuai, maksudnya tidak terlampau pekat agar mudah menerima reaksi
kimia. Bijih besi tersebut mempunyai besar ukuran yang sesuai,
mengandung sulfur sekitar 0,2% dan fosfor 2,5%. Walaupun demikian,
kemurniannya tergantung pada jenis yang akan diproduksi.
28
c. BAHAN BAKAR
Bahan bakar yang dapat digunakan dalam peleburan bijih besi yaitu arang
kayu, antrasit, dan kokas. Kokas paling banyak digunakan, karna
mempunyai nilai kalor yang tinggi sekitar 8000kal/kg dan mempunyai
kadar zat arang yang tinggi. Selain itu, kokas bersifat keras, berukuran
besar, dan berpori-pori.
Kokas diperoleh dengan pembakaran batu bara dengan cara tidak sempurna
didalam dapur kokas. Apabila telah digunakan untuk melebur bijih besi
didalam dapur tinggi maka akan keluar sebagai gas bekas yang disalurkan
melalui pipa untuk digunakan sebagai gas lokal industri pengolahan logam.
Kejelekan dari bahan bakar itu adalah banyak menyandung belereng (S)
yang sangat buruk pengaruhnya terhadap proses pembuatan besi ataupun
baja.
d. BATU KAPUR
Batu kapur ( CaO) digunakan sebagai bahan pengikat atau bahan imbuh dari
kotoran dan unsur-unsur yang tidak diinginkan tercampur dalam larutan
besi kasar untuk dijadikan terak. Dalam proses dapur tinggi batu kapur
berguna sebagai bahan pengikat kotoran dan batu ikutan, melindungi besi
dari oksidasi serta mengambil atau mereduksi unsur fosfor dan sulfur dari
cairan besi.
e. UDARA PANAS
Udara panas yang dimasukkan kedalam dapur tinggi digunakan untuk
membakar kokas sehingga menghasilkan gas panas bertemperatur tinggi dan
karbon monoksida (gas CO). Gas panas digunakan untuk melebur bijih besi
dan mereduksi unsur-unsur yang terdapat didalam bijih besi yang telah cair.
Udara panas diperoleh dengan memanaskan udara dingin didalam dapur
cowper (gambar 3). Dapur tersebut menghasilkan udara panas dengan
temperatur sekitar 800-900 derajat celcius. Pada bagian dalam dapur dilapisi
dengan batu tahan api yang dapat dipanaskan dengan gas panas. Batu tahan
api yang telah panas digunakan untuk memanaskan udara dingin yang
dimasukkan kedalam dapur sehingga mencapai temperatur sekitar 800-900
derajat celcius. Setalah itu, udara panas langsung dikeluarkan dari dalam
dapur untuk dimasukkan ke dalam dapur tinggi.
Pada umumnya suatu perusahaan dapur tinggi dilengkapi dengan 3 buah
dapur pemanas udara. Kegunaan dapur tersebut yaitu 1 dapur dipersiapkan
untuk melanyani padur tinggi, sedangkan yang lainnya untuk membuat gas
panas dan diservis.
Pemakaian udara panas didalam dapur tinggi untuk mempercepat proses
reduksi dan menghemat bahan bakar. Kebutuhan udara panas pada dapur
tinggi dapat diperhitungkan dengan cara sebagai berikut :
Misalnya suatu dapur tinggi yang bekerja 24 jam menghasilkan 300 ton
besi kasar yang mengandung karbon sekitar 4%. Selama proses berlangsung,
29
digunakan 350 ton kokas yang mengandung kadar karbon sekitar 80% dan
setiap 1 kg kokas membuat 5 m3 gas panas yang mengandung 60%N dan
udara panas mengandung 80%N.
Hitunglah berapa m3 udara panas yang diperlukan setiap menit! Cara
menghitungnya dapat dilakukan sebagai berikut :
0,8 X 24 X 60
f. DAPUR TINGGI
30
Sistem pemasukan bahan adalah dengan sisitem berputar sehaingga
bahan – bahan dapat tersusun mengelilingi bagian dalam dapur. Dapau itu
juga dilengkapi dengan pipa embus yang berguna untuk menyalurkan
udara panas kedalam dapur.setiap dapur dilengkapi dengan 12 buah pipa
embus yang dihubungkan dengan pipa induk.
Disamping itu, setian dapur dilengkapi dengan kaca tembus berukuran
kecil yang digunakan untuk memeriksa bagian dalam dapur sewaktu
proses pengolahan berlangsung. Denga demikian, proses reduksi yang
terjadi di dalam dapur dapat di nilai dari luar dan penyesuaian kondisi besi
cair dapat dilakukan dengan baik.
Bahan – bahan mentah yang dimasukan ke dalam dapur terlebih dahulu
ditimbang perbandingannya. Setelah itu dibawa dengan kereta kebagian
atas dapur dan langsung ditumpahkan secara otomatis kedalam dapur
melalui lubang pemasukan bahan. Pada waktu proses pengolahan
berlangsung, bagian atas dapur ditutup rapat sehingga tidak dapat dilalui
gas atau udara.
Pada waktu dapur mencapai temperatur tinggi maka akan terjadi proses
peleburan bijih besi dan penyerapan unsur karbon oleh besi cairan,
sehingga akan dihasilkan suatu besi cair yang terdiri dari campuran besi
dan karbon (Fe – C). Temperatur pencarian didalam dapur akan turun
dengan bertambahnya unsur karbon yang bercampur didalam besi cair
dan sebagian besi cair akan turun ke bawah dapur. Saat itulah terjadi
penyerapan unsur karbon berupa karbon monoksida yang sedang naik ke
atas dapur. Saat itulah terjadi penyerapan unsur karbon berupa karbon
monoksida yang sedang naik keatas dapur. Besi karbon aka cair pada
temperatur sekitar 1200 derajat celcius sehingga bijih besi akan terjadi
pelumeran sewaktu berada dibagian bawah kerucut ( diatas daerah tungku
).
Batu kapur (CaO) yang dimasukkan kedalam dapur tinggi berubah menjadi
kapur tohor akibat gas panas yang terdapat didalam dapur. Sewaktu terjadi
proses reduksi didalam dapur, kapur akan mengikat kotoran-kotoran dan
unsur-unsur mineral yang tidak diperlukan dalam pengendapan besi kasar.
Bahan-bahan yang diikat oleh kapur akan menjadi terak cair. Terak yang telah
31
dikeluarkan dari dalam dapur digunakan sebagai jalan lintas kereta api, jalan
raya, bahan pembungkus, dan sebagainya.
Proses peleburan bijih besi digunakan untuk mengubah bijih besi menjadi
besi kasar yang terjadi dengan cara reduksi kimia. Ada dua proses reduksi
kimia yang terjadi didalam dapur yaitu reduksi tidak langsung oleh CO dan
reduksi langsung oleh C. Jadi, reduksi kimia yang terjadi didalam dapur
adalah untuk mereduksi oksida besi, fosfor, sulfur, dan mangan yang
bercampur dalam bijih besi.
32
GAMBAR 6 DIAGRAM PROSES DALAM DAPUR TINGGI
Hasil dapur tinggi yang utama yaitu terak dan besi kasar, disamping itu,
dibagian bawah juga menghasilkan gas dan debu. Gas yanh dihasilkan dari
dalam dapur tinggi adalah gas CO, sebagian untuk memproses reduksi bijih
besi dan sebagian lagi dikeluarkan.
33
1) Karbon dioksida ( CO2) sekitar 8-12%,
2) Karbon monoksida + karbon dioksida (CO + CO2) sekitar 39-40%,
3) Zat lemas ( N2) sekitar 57-58%,
4) Zat air ( H2O) sekitar 2,5 – 3%.
Debu yang dihaslkan dari dalam dapur masih mengandung oksida besi.
1. Terak
Terak yang dihasilkan dalam dapur tinggi mempunyai volume kira – kira 3
kali dari volume besi kasar. Dapur tinggi yang melakukan proses reduksi
dengan sempurna akan menghasilkan terak yang berwarna putih ( putih
keabu – abuan ) atau mendekati warna hijau. Apabila hasil terak dengan besi
sama banyaknya maka terak berwarna hitam menandakan terak mengandung
besi. Terak dapat diproses lebih lanjut untuk dijadikan bahan – bahan sebagai
berikut :
1) Pupuk fosfat dari terak yang mengandung fosfos ( Ca2PO4).
2) Batu tegel yang kualitasnya hampir sama dengan batu alam.
3) Tenunan wol yang dipakai sebagai bahan penutup mesin.
4) Bandungan air.
5) Terak cair yang baru keluar dari dalam dapur tinggi disemprot dengan
air akan menjadi pasir terak. Pasir terak dapat dicampur dengan aspal untuk
mengeraskan jalan raya untuk kendaraan ringan . pasir terak yang digiling
halus dan dicampur dengan semen dapat digunakan untuk bangunan beton
yang bermuatan statis.
2. Besi kasar
Besi kasar adalah logam campuran besi dan karbon yang mengandung
unsur – unsur campuran lainnya di atas 10 %. Besi tersebut dapat dikatakan
logam murni dari besi tuang, yang mempunyai komposisi sebagai berikut.
a. Unsur karbon ( C )
Unsur karbon yang bercampur di dalam besi kasar sekitar 3-4%. Unsur
karbon yang tercampur di dalam besi akan membentuk sementit (
Fe3C),sedangkan beberapa karbon lainnya bercampur dalam bentuk karbon
bebas yang berbentuk grafit. Proporsi campuran karbon bebas tergantung
pada kecepatan pendinginan dan campuran beberapa unsur lainnya.
Pendinginan akan berlangsung cepat dengan unsur campuran sulfur, cara ini
akan menjaga campuran karbon di dalam besi. Sementara itu, dengan unsur
campuran silikon, cenderung untuk menghasilkan besi yang mengandung
karbon bebas. Pada umumnya besi kasar mengandung paduan karbon sekitar
0,1 – 3 % dengan karbon bebas lebih dari 2,7%.
34
mempengaruhi pemilhan sistem pengolahan selanjutnya. Kecuali unsur fosfor,
jumlah relatif dari unsur campuran lainnya dapat dikontrol sewaktu masih di
dalam dapur tinggi. Adapun persentase unsur – unsur campuran logam
lainnya yaitu sebagai berikut :
1) Unsur silikon ( Si ) sekitar 0,4 – 2,5%
2) Unsur sulfur ( S ) sekitar 0,02 – 0,2%
3) Unsur Fosfor ( P ) sekitar 0,04 – 2.5%
4) Unsur Mangan (Mn) sekitar 0,4 – 2.7%.
Sisa dari persentase unsur campuran karbon dan unsur campuran logam
lainnya di dalam besi kasar adalah unsur besi (Fe).
h. KARAKTERISTIK BAHAN LOGAM
1. Sifat Mekanis
Yang dimaksud dengan sifat mekanis suatu logam adalah kemampuan atau
kelakuan logam untuk menahan beban yang diberikan, bai beban statis atau
dinamis pada suhu biasa, suhu tinggi maupun suhu di bawah 0 derajat C.
Beban statis adalah beban yang tetap, baik besar maupun arahnya pada
setian saat, sedangkan beban dinamis adalah beban yang besar dan arahnya
berubah menurut waktu.
Beban statis dapat berupa beban tarik, tekan lentur, puntir, geser, dan
kombinasi dari beban tersebut. Sementara itu, beban dinamis dapat berupa
beban tiba – tiba berubah – ubah , dan beban jalar. Sifat mekanis logam
meliputi kekuatan kekenyalan, keliatan, kekerasan, kegetasan, keuletan,
tahan aus, batas penjalaran, dan kekuatan stess rupture.
Bila suatu logam dibebani beban tarik maka akan mengalami deformasi,
yaitu perubahan ukuran atau bentuk karena pengaruh beban yang dikenakan
padanya. Deformasi ini dapat terjadi secara elastis dan secara plastis.
Deformasi elastis, yaitu suatu perubahan yang segera hilang kembali apabila
beban ditiadakan. Deformasi plastis, yaitu suatu perubahan bentuk yang tetap
ada meskipun beban yang menyebabkan deformasi ditiadakan.
Bahan yang dibebadi secara dinamis akan lelah dan patah, meskipun
dibebani dibawah kekuatan statis. Kelelahan adalah gejala patah dari bahan
disebabkan oleh beban yang berubah – ubah. Kekuatan kelelahan suatu logam
adalah tegangan bolak – balik tertentu yang dapat di tahan oleh logam itu
samapai banyak balikan tertentu. Sementara itu, batas kelelahan adalah
tegangan bolak – balik tertinggi yang dapat ditahan oleh logam itu sampai
banyak balikan tak terhingga.
35
c. Penjalaran
1) Goresan,
2) Menjatuhkan bola baja, dan
3) Penekanan.
f. Sifat Penekanan
Sifat ini hampir sama dengan sifat tarikan, untuk bahan getas besaran sifat
tekanannya cenderung lebih tinggi dari sifat tariknya. Sebagai contoh, besi cor
kelabu sifat tekanannya kira – kira empat kali lebih besar dari sifat tariknya.
Pengujian geser suatu bahan akan sulit dilakukan dengan cara memberi
beban berlawanan pada titik yang berlainan ( tidak terletak pada suatu garis
lurus dan salah satu arah beban ), karena akan terjadi pembengkokan. Yang
lebih praktis adalah memberikan beban puntir pada sumbu suatu bahan yang
berbentuk tabung.
Pada pengujian ini besarnya tegangan geser tidak sama dari pemukaan ke
pusat, tegangan geser di permukaan maksimum dan di sumbu nol.
h. Sifat Redaman logam
Apabila suatu logam sitarik atau ditekan sehingga terjadi deformasi
elastis,kemudian beban tersebut dihilangkan maka energi yang dibutuhkan
untuk mengubah bentuk asal selalu lebih rendah dari pada energi untuk
deformasi elastis, karena penekanan atau tarikan tersebut.
36
Hal itu terjadi karena adanya tahanan dalam. Tahanan dalam adalah
kemampuan logam untuk meredam beban atau getaran tiba – tiba.
Umpamanya besi cor kelabu, walaupun mempunyai kekuatan dan tahanan
kejut yang rendah tetapi mempunyai tahanan redam yang tinggi sehingga
untuk memegang perkakas mesin besi cor kelabu tersebut akan memperoleh
hasil yang lebih baik karena dapat meredam getaran.
i. Sifat Plastis
Sifat plastis adalah kemampuan suatu logam atau bahan dalam keadaan
padat untuk dapat di ubah bentuk yang tetap tanpa pecah. Sifat itu penting
untuk mempertimbangkan dalam pengolahan bentuk suatu logam.
kebanyakan logam pada suhu tinggi mempunyai sifat plastis yang baik dan
cenderung bertambah dengan kenaikan suhu.Logam yang tidak plastis pada
suhu tinggi disebut getas panas, yaitu mudah retak karena deformasi
disebabkan adanya suatu beban pada suhu tersebut. Bila gejala ini terjadi
pada suhu kamar disebut getas dingin.
2. Sifat Fisik
Sifat fisik adalah sifat bahan karena mengalami peristiwa fisika, seperti
adanya pengaruh panas dan listrik.
a. Sifat karena pengaru panas antara lain mencair, perubahan ukuran,
dan struktur karena proses pemanasan.
b. Sifat listrik yang terkenal adalah tahanan dari suatu bahan terhadap
aliran listrik atau sebaliknya sebagai daya hantar listrik.
Sifat pengerjaan logam adalah sifat suatu bahan yang timbul dalam proses
pengolahannya. Sifat itu harus diketahui lebih dahulu sebelum pengolahan
bahan dilakukan. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian mampu las,
mampu mesin, mampu cor, dan mampu keras.
Sifat Kimia
Sifat kimia adalah suatu bahan mencakup kelarutan bahan tersebut
terhadap larutan, basa atau garam, dan pengoksidasian bahan tersebut.
Hampir semua sifat kimia erat hubungannya dengan kerusakan ( deterisasi )
secara kimia. Kerusakan tersebut berupa gejala korosi dan ketahanan bahan
terhadap serangan korosi. Hal ini sangat penting dalam praktek.
LATIHAN SOAL
1. Biji besi diolah dalam tanur atau dapur tinggi untuk
menghasilkan biji kasar. Apa yang dimaksud dengan biji kasar
2. Jelaskan pengertian dari baja
37
3. Jelaskan bahan asal dari besi
4. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis biji besi
5. Sebutkan dan jelaskan karakteristik bahan logam
38
PEMBELAJARAN VI
B. URAIAN MATERI
Baja dapat didefinisikan suatu campuran dari besi dan karbon, dimana
unsur karbon (C) menjadi dasar campurannya. Di samping itu, mengandung
unsur campuran lainnya seperti sulfur (S), fosfor (P), silikon (Si), dan mangan
(Mn) yang jumlahnya dibatasi.
Kandungan karbon di dalam baja sekitar 0,1 – 1,7%, sedangkan unsur lainnya
dibatasi persentasenya. Unsur paduan yang bercampur di dalam lapisan baja,
untuk membuat baja bereaksi terhadap pengerjaan panas atau menghasilkan
sifat-sifat yang khusus.
Sebagai campuran kimia dalam besi, campuran ini disebut sementit (FeC)
yang mengandung 6,67% karbon. Sementit bersifat keras dan rapuh.
Sementit dapat larut dalam besi berupa sementit yang bebas atau tersusun
dari lapisan-lapisan dengan ferit yang menghasilkan struktur “perlit”,
dinamakan perlit karena ketika di "etsa" atau dites dengan jalan goresan dan
dilihat dengan mata secara bebas, perlit kelihatannya seperti karang mutiara.
Perlit adalah gabungan sifat yang baik dari ferit dan sementit.
39
Apabila baja dipanaskan kemudian didinginkan secara cepat maka
keseimbangannya akan rusak dan unsur karbon akan larut dalam bentuk
yang lain. Itulah sifat yang dihasilkan dengan bermacam-macam pemanasan
dan periode pendinginan baja. Sifat dan mikrostruktur itu yang ada dalam
baja sebelum pengerjaan panas (heat treatment) dilakukan.
a. Unsur Fosfor
Unsur fosfor membentuk larutan besi fosfida. Baja yang mempunyai titik cair
rendah juga tetap menghasilkan sifat yang keras dan rapuh. Fosfor dianggap
sebagai unsur yang tidak murni dan jumlah kehadirannya di dalam baja
dikontrol dengan cepat sehingga persentase maksimum unsur fosfor di dalam
baja sekitar 0,05%. Kualitas bijih besi tergantung dari kandungan fosfornya.
b. Unsur Sulfur
Unsur sulfur membahayakan larutan besi sulfida (besi belerang) yang
mempunyai titik cair rendah dan rapuh. Besi sulfida terkumpul pada batas
butir-butirannya yang membuat baja hanya didinginkan secara singkat (tidak
sesuai untuk pengerjaan dingin) karena kerapuhannya. Hal itu juga membuat
baja dipanaskan secara singkat (tidak sesuai untuk pengerjaan panas) karena
menjadi cair pada temperatur pengerjaan panas dan juga menyebabkan baja
menjadi retak-retak. Kandungan sulfur harus dijaga serendah mungkin di
bawah 0,05%.
c. Unsur Silikon
Silikon membuat baja tidak stabil, tetapi unsur ini tetap menghasilkan lapisan
grafit (pemecahan sementit yang menghasilkan grafit) dan menyebabkan baja
menjadi tidak kuat. Baja mengandung silikon sekitar 0,1- 0,3%.grafit
(pemecahan sementit yang menghasilkan grafit) dan menyebabkan baja
menjadi tidak kuat. Baja mengandung silikon sekitar 0,1 - 0,3%.
Unsur Mangan
Unsur mangan yang bercampur dengan sulfur akan membentuk mangan
sulfida dan diikuti dengan pembentukan besi sulfida. Mangan sulfida tidak
membahayakan baja dan mengimbangi sifat jelek dari sulfur. Kandungan
mangan di dalam baja harus dikontrol untuk menjaga ketidakseragaman sifat-
40
sifatnya dari sekumpulan baja yang lain. Baja karbon mengandung mangan
lebih dari 1%
41
Pembuatan baja telah dilakukan di Asia sekitar awal abad ke-14 yang
berdasarkan atas penyerapan karbon sewaktu besi dipanaskan dalam
atmosfer yang kaya dengan karbon. Dalam proses ini besi tempa dibungkus
atau dikelilingi dengan serbuk arang kayu di dalam tromol. Kemudian tromol
ditutup dan dipanaskan untuk beberapa hari sehingga karbon diserap oleh
besi dan membentuk sementit pada permukaan besi tempa. Proses seperti itu
disebut proses segmentasi.
Setelah proses segmentasi selesai maka batangan besi dipanaskan
kembali dan ditempa yang membuat pendistribusian karbon ke arah
melintang, tetapi biasanya pendistribusian yang balk tidak pernah diperoleh.
Proses itu telah herhasil membuat peralatan kecil seperti mata pahat potong,
dan sekarang
pekerjaan seperti itu digunakan proses karburasi sewaktu dilakukan
penyepuhan.
Dalam proses cawan yang merupakan salah satu proses pencampuran dan
43
Besi kasar yang mengandung fosfor rendah diambil karena unsur fosfor tidak
dapat direduksi dari dalam besi kasar apabila tidak diikat dengan batu kapur.
Di sampling Itu, fosfor dapat bereaksi dengan lapisan dapur yang terbuat dari
kuarsa asam, reaksi ini membahayakan atau menghabiskan lapisan konvertor.
Oleh karena itu, sangat menguntungkan apabila besi kasar yang diolah dalam
proses ini adalah besi kasar kelabu yang mengandung silikon sekitar 1,5% -
2%.
Dalam proses ini bahan baku dimasukkan dan dikeluarkan sewaktu konvertor
dalam posisi horizontal (kemiringannya sekitar 30o). Sementara itu, udara
diembuskan dalam posisi vertikal atau disebut juga kedudukan proses.
Dalam konvertor, yang pertama terjadi adalah proses oksidasi unsur silikon
yang, menghasilkan oksida silikon. Kemudian diikuti oleh proses oksidasi
unsur fosfor dan mangan yang menghasilkan oksida fosfor dan oksida
mangan, ditandai dengan adanya bunga api yang berwarna kehijau-hijauan.
Proses oksidasi yang terakhir adalah mengoksidasi karbon. Proses ini
berlangsung disertai dengan suara gemuruh dan nyala api berwarna putih
dengan panjang sekitar 2 meter, kemudian nyala api mengecil. Sebelum nyala
api padam, ditambahkan besi kasar yang banyak mengandung mangan,
kemudian baja cair dituangkan ke dalam panic-panci tuangan dan dipadatkan
dalam bentuk batang-bating baja
2) Proses Thomas
Proses Thomas adalah suatu proses pembuatan baja yang dilakukan di dalam
konvertor yang bagian dalamnya dilapisi dengan batu tahan api dari bahan
karbonat kalsium dan magnesium karbonat (CaCO3 + MgCO3) yang disebut
"dolomit". Proses ini disebut juga proses basa karena lapisan konvertor terbuat
dart dolomit dan hanya mengolah besi kasar putih yang kaya dengan fosfor
(sekitar 1,7 - 2%) dan mengandung unsur silikon rendah (sekitar 0,6 - 0,8%).
44
Proses ini makin baik hasilnya apabila besi kasar yang diolah mengandung
unsur silikon yang sangat rendah.
Dalam proses ini udara diembuskan ke cairan besi kasar di dalam konvertor
melalul pipa saluran udara, sehingga terjadi proses oksidasi di dalam cairan
terhadap unsur-unsur campuran. Pertama kali unsur yang dioksidasi adalah
silikon (Si), kemudian mangan (Mn), dan fosfor (P). Oksidasl unsur fosfor
terjadi cepat sekali, sekitar 3 - 5 menit dan proses oksidasi yang terakhir
adalah unsur karbon disertai suara gemuruh dan nyala api yang tinggi.
Apabila nyala api sudah mengecil dan kemudian padam berarti proses oksidasi
telah selesai.
Proses oksidasi yang terjadi pada unsur-unsur di dalam besi kasar
menghasilkan oksida yang akan dijadikan terak dengan jalan menambahkan
batu kapur ke dalam konvertor. Selanjutnya terak cair dikeluarkan dari dalam
konvertor, diikuti dengan penuangan baja cair ke dalam panel-panel tuangan
kemudian dipadatkan menjadl batangan baja.
3) Proses Siemens Martin
Proses tungku terbuka disebut juga proses Siemens Martin, yang disesuaikan
dengan Hama ahli penemu proses tersebut. Proses ini digunakan untuk
menghasilkan baja yang mengandung karbon sedang dan rendah dengan cara
proses asam atau basa, sesuai dengan sifat lapisan dapurnya. Untuk lebih
jelasnya, perhatikan Gambar 11!
Proses ini berlangsung di dalam dapur tungku terbuka atau dapur Siemen
Martin yang mempunyai kapasitas 150 – 300 ton, bahan bakarnya gas yang
dihasilkan dengan pembakaran kokas di atas tungku atau bahan bakar
minyak. Dapur ini menggunakan prinsip regenerator (hubungan balik) dan
tungku pemanas dapat mencapai temperatur sekitar 900 –1.200°C, tungku
pemanas ini bisa mencapai temperatur tinggi apabila diperlukan, dan pada
waktu yang sama menghemat bahan bakar. Dalam proses ini dapur diisi
dengan besi kasar dan baja bekas, kemudian dicairkan sehingga beberapa
unsur campuran terbentuk menjadi terak di atas permukaan cairan besi,
tambahkan bijih besi atau serbuk besi yang berguna untuk mereduksi karbon,
maka lubang pengeluaran dapur dibuka dan cairan dituangkan ke dalam
panci-panci tuangan.
Baja cair meninggalkan dapur sebelum terak cair dan beberapa terak dapat
45
dicegah meninggalkan dapur sampai seluruh baja cair dikeluarkan,
kemungkinan terak ikut tertuang ke dalam panci yang akan mengapung di
atas baja cair sehingga perlu dikeluarkan dan dituangkan ke dalam panci yang
berukuran kecil.
Baja cair yang telah penuh di dalam panci dituangkan ke dalam cetakan
melalui bagian bawah cetakan, sehingga terak tetap di dalam panci dan
terakhir dikeluarkan. Selain itu, dapat pula dipisahkan dengan cara
menuangnya ke dalam cetakan yang lebih kecil.
Setiap melakukan proses pemurnian besi kasar dan bahan tambahan lainnya
berlangsung selama 12 jam, kemudian diambil sejumlah baja cair sebagai
contoh untuk dianalisis komposisinya. Sementara itu, terak yang dihasilkan
dari proses basa digunakan sebagai pupuk buatan.
46
2) Dapur induksi frekuensi tinggi
Dapur ini terdiri dari Kumiparan yang dililiti kawat mengelilingi cawan batu
tahan api, ketika tenaga yang dialirkan dari listrik, akan menghasilkan arus
listrik yang bersirkulasi di dalam logam yang menyebabkan terjadinya
pencairan. Apabila bahan logam telah cair maka arus listrik membuat gerak
mengaduk (berputar). Kapasitas dari dapur jenis ini adalah 350 kg - 6 ton
pada umumnya dapur ini digunakan untuk memproduksi baja paduan yang
khusus. Perhatikan Gambar 13!
47
3. Jenis Baja Karbon
Baja karbon dapat diklasifikasikan berdasarkan jumlah
kandungan karbonnya. Baja karbon terdiri atas tiga macam, yaitu baja karbon
rendah, sedang, dan tinggi
48
4. Baja Paduan
Baja paduan dihasilkan dengan biaya yang lebih mahal dari baja karbon
karena bertambahnya biaya untuk penambahan pengerjaan yang khusus yang
dilakukan di dalam industri atau pabrik.
Baja paduan dapat didefinisikan sebagai suatu baja yang dicampur dengan
satu atau lebih unsur campuran seperti nikel, kromium, molibden, vanadium,
mangan, dan wolfram yang berguna untuk memperoleh sifat-sifat baja yang
dikehendaki (keras, kuat, dan liat), tetapi unsur karbon tidak dianggap sebagai
salah satu unsur campuran.
Suatu kombinasi antara dua atau lebih unsur campuran memberikan sifat
khas dibandingkan dengan menggunakan satu unsur campuran, misalnya
baja yang dicampur dengan unsur kromium dan nikel akan menghasilkan
baja yang mempunyai sifat keras dan kenyal sifat logam ini membuat baja
dapat dibentuk dengan cara dipalu, ditempa, digiling, dan ditarik tanpa
mengalami patah atau retak-retak. Jika baja dicampur dengan kromium dan
molibden, akin menghasilkan baja yang mempunyai sifat keras yang balk dan
sifat kenyal yang memuaskan serta tahan terhadap panas.
Baja paduan digunakan karena keterbatasan baja karbon sewaktu dibutuhkan
sifat-sifat yang special daripada baja, keterbatasan daripada baja karbon
adalah reaksinya terhadap pengerjaan panas dan kondisinya. Sifat-sifat
special yang diperoleh dengan pencampuran termasuk sifat-sifat kelistrikan,
magnetic, dan koefisien spesifik dart pemuaian panas dan tetap keras pada
pemanasan yang berhubungan dengan pemotongan logam.
49
Pengaruh yang menyeluruh
Pengaruh ini berhubungan dengan kecepatan pendinginan kritis dan
pengerasan lapisan dalam baja. Pengaruh ini dapat dihasilkan dengan
mengubah kecepatan pendinginan kritis menjadi rendah. Potongan yang tipis
akin menjadi struktur yang seragam sewaktu dikeraskan. Kecepatan
pendinginan kritis dapat dikurangi dengan mencampurkan unsur-unsur
kromium, mangan, dan wolfram ke dalam baja.
Baja karbon mempunyai kekuatan yang terbatas dan tegangan pada baja yang
berpenampang besar harus dikurangi, apabila beratnya penting untuk
dipertimbangkan maka perlu digunakan baja dengan kekuatan yang tinggi.
Kekuatan baja dapat dinaikkan dengan menambahkan unsure campuran
seperti nikel dan mangan dalam jumlah yang kecil ke dalam besi dan
menguatkannya.
51
Penyepuhan Baja Nikel
Baja nikel yang disepuh mengandung 0,12% C, 3% Ni, dan 0,45% Mn di mana
pada baja ini mengandung unsur karbon yang rendah sehingga menyebabkan
intinya tidak bereaksi terhadap proses pengerasan yang langsung. Nikel dapat
mencegah terjadinya pertumbuhan butir-butir barn selama proses karburasi,
apabila peralatan yang berukuran kecil dibuat dari baja maka proses
pemurnian kemungkinan diabaikan dan pendinginan baja dilakukan di dalam
air.
Baja nikel yang disepuh mengandung 0,12% C, 5% Ni, dan 0,45% Mn, baja ini
hampir sama dengan baja yang disepuh yang mengandung 3% Ni. Kandungan
nikel yang sedikit lebih tinggi memungkinkan untuk didinginkan dengan
minyak dan membuatnya lebih sesuai untuk dibuat roda gigi dan alai herat.
a. Penitritan Baja
Baja yang dinitrit mengandung unsur-unsur campuran akan menghasilkan
permukaan yang keras. Kandungan kromium sekitar 3% akan menghasilkan
permukaan yang mempunyai kekerasan sekitar 850 HV (kekerasan Vikers).
Baja yang mengandung 1,5% aluminium dan 1,5% kromium akan menaikkan
kekerasan permukaannya menjadi sekitar 1.100 HV. Kandungan karbon baja
ini tergantung pada sifat inti yang diperlukan, sekitar 0,18 – 0,5% C.
52
Baja dengan Mangan Rendah
Baja ini mengandung 0,35% C clan 1,5% Mn dan baja ini termasuk baja
murah tetapi kekuatannya baik. Baja ini dapat didinginkan dengan
minyak karena mengandung unsur mangan sehingga temperatur
pengerasannya rendah dan menambah kekuatan struktur feritnya.
Baja Nikel
Baja ini mengandung 0,3% C, 3% Ni, dan 0,6% Mn serta mempunyai
kekuatan dan kekerasan yang baik, dapat didinginkan dengan minyak karena
mengandung unsur nikel yang membuat temperatur pengerasannya
rendah. Baja ini digunakan untuk poros engkol, batang penggerak dan
penggunaan lain yang hampir sama.
53
2. Baja Tahan Pakai
Berdasarkan unsur-unsur campuran yang larut di dalamnya, baja terdiri dari
dua macam, yaitu baja mangan berlapis austenit dan baja kromium.
54
ditarik, dan dipuntir. Baja yang mengandung 13% kromium digunakan untuk
garpu dan sendok, sedangkan yang mengandung 20% kromium untuk tabung
sinar katoda.
55
merendahkan temperatur transformasi dan penambahan unsur nikel. Kedua
pengerjaan itu akan menghasilkan struktur austenit.
Sejumlah kecil tambahan unsur titanium, aluminium, dan molibdenum
dengan karbon akan menaikkan kekuatan dan memperbaiki ketahanannya
terhadap beban rangkak. Unsur nikel akan membantu penahanan kekuatan
pada temperature tinggi dengan memperlambat atau menahan pertumbuhan
butir-butiran tinggi butir-butiran Yang baru. Ketahanannya terhadap oksidasi
dan serangan kimia dapat diperbaiki dengan menambahkan silikon atau
kromium.
Baja tahan panas dapat dikelompokkan sebagai berikut.
Baja Pegas
Pegas., kendaraan dibuat dari baja yang mengandung sekitar 0,8% C sesuai
dengan sifat-sifatnya yang dibutuhkan dan ditambahkan dengan lebih dan
0,4% Si dan 0,8% Mn. Baja pegas dikeraskan dengan pendinginan air atau
minyak sesuai dengan komposisinya. Pegas katup dibuat dari baja yang sama
dengan pegas kendaraan juga ditambahkan 1,5% Cr dan 0,17% V ke dalam
karbon dan nikel.
57
menitrid pada akhir perlakuan panas. Perlakuan panas terjadi pada
temperatur yang relatif rendah, tidak termasuk proses pendinginan sehingga
tidak terjadi perubahan bentuk atau pecah-pecah. Kandungan karbon yang
rendah pada kulit baja paduan martensit dapat d1hilangkan selama
pemanasan. Kecepatan pemanasan tidak menyebabkan baja martensit mudah
dilas dibandingkan baja paduan berkarbon rendah dan sedang.Baja ini
dihasilkan seperti untuk membuat struktur menjadi kuat dan ringan tetapi
tidak menggantikan baja yang biasa karena biaya pengerjaannya tinggi.
LATIHAN SOAL
58
PEMBELAJARAN VII
LOGAM RINGAN DAN BERAT
b. URAIAN MATERI
a. LOGAM RINGAN
1. Aluminium
60
Paduan material tanpa pemanasan yakni semua bahan yang unsure-
unsur paduannya membentuk larutan padat dalam aluminium. Hal ini
adalah faktor yang menyokong duclity tinggi dan tahan karat yang
baik, karena paduan ini tanpa pemanasan. Apabila kekuatan dan
kekakuan dikehendaki , hanya tercapai bila sejumlah proses dingin
(cold work) dilakukan pada pembentukan akhir.
Paduan mangan hingga 1,5% akan menghasilkan paduan yang sedikit
lebih kuat. Paduan aluminium mangan mempunyai daya tahan karat
yang sangat baik. Daya tahan karat ini meningkat sesuai dengan
kandungan mangan. Perhatikan Gambar 49!.
61
Harus dihindari penggunaan suhu yang terlampau tinggi dalam proses
ini karena apabila hal ini terjadi akan menyebabkan sifat mekaniknya
turun. Oleh Karena itu, diperlukan pemeriksa suhu yang teliti selama
pemanasan.
2. Magnesium (Mg)
Magnesium adalah suatu logam yang mempunyai sifat – sifat dan
dengan aluminium. Loham ini diperoleh dengan cara elektrolisis dari
Magnesit (MgCO3), dolonmit (MgCO3 x CaCO3) atau karnalit (MgC12 x
KC1). Magnesium terutama dipakai sebagai bagian campuran untuk
aluminium. Akan tetapi ada pula paduan kepal magnesium dan paduan
tuang magnesium, dengan A1 (sampai 11%), Zn (sampai 4,5%), Mn
(sampai 2,5%), dan Si (sampai 2%).
Magnesium tidak tahan terhadap asam, tetapi berlawanan dengan
aluminium. Magnesium tahap terhadap alkali dan tahan pula terhadap
kebanyak zat organic, jadi terutama dipakai dalam industry kimia.
Garam-garam magnesium mudah menyala. Untuk memadamkannya
pakailah pasir, jangan sekali – kali memakai.
b. LOGAM BERAT
1. Tembaga (Cu)
Tembaga biasanya diambil dari biji dasar copperbryies (tanah
tambang dimana tembaga bereaksi secara kimiawi dengan besi dan
belerang = CuFeS2). Proses pengolahan logam agak rumit, akan tetapi
yang penting sebagai berikut.
1) Bijih – bijih logam dikonsentarikan, yaitu dilakukan proses basah
untuk menghilangkan lumpur sebanyak mungkin.
2) Konsentrasi ini lalu dipanaskan pada arus udara, sehingga banyak
banyak menghilangkan belerang. Lalu dioksidasikan menjadi terak
yang mengapung di atas cairan murni tembaga sulfide (Cu2S).
3) Tembaga sulfide cair dipasahkan dari terak. Sejumlah tembaga sulfide
dioksidasikan, lalu membentuk reaksi kimia dengan sisa sulfide
menghasilkan tembaga kasar. Tembaga kasar lalu diolah dengan dua
cara, yaitu sebagai berikut.
a. Dicairkan lagi dalam dapur, sehingga kotoran dioksidasikan dan
lepas sebagai terak.
b. Elektrolisis yang menggunakan sebatang tembaga kasar sebagai
anode dan lempengan tipis tembaga murni sebagai katode. Selama
elektrolisis, tembaga anode berkurang perlahan-lahan dan tembaga
dengan kemurnian tinggi termuat pada katode. Tembaga katode
yang terbentuk adalah 99,97% murni.
62
a. Sifat sifat tembaga sifat fisik terpenting pada tembaga adalah daya
penghantar listrik yang sangat tinggi oleh karena itu, sebagaian
besar hasil tembaga digunakan pada industry listrik. Tembaga
dugunakan untuk pelistrikan bila kemurniannya sangat tinggi.
Kandungan kotoran akan mengurangi konduktivitasnya. Hanya
dengan fosfor 0,04% akan mengurangi daya penghantar listrik
sebanyak 25%. Daya hantar panas dan tahan karat pada tembaga
juga tinggi. Hal tersebut membuat tembaga digunakan sebagai
bahan dalam pembuatan radiator, kete, dan perlengkapan
pemanasan yang lain. Tembaga juga bersifat dapat ditempa
(malleable) dan dapat diregangkan (ductile). Pada akhir-akhir ini
biaya produksi tembaga makin meningkat, sehingga untuk
beberapa kemampuan (pelistrikan dan lainnya) telah digantikan
oleh aluminium. Walaupun konduktivitas listrik dan panas pada
aluminium ternyata lebih rendah daripada tembaga.
Tegangan tarik tembaga dirol berat mencapai kira-kira 375 N/mm2.
Sehingga untuk kebutuhan permesinan yang kekuatanya lebih
besar, tembaga harus dalam bentuk paduan.
63
b. Paduan tembaga
Paduan tembaga telah berkurang penggunaannya dari pada waktu
yang lampau. Harga tembaga yang meningkat dengan cepat,
ditambahnya lagi dengan kenyataan bahwa kualitas mengurangi
penggunaan paduan tembaga untuk beberapa kebutuhan.
Selain itu teknik pembuatanya ntelah diperbaiki, sehingga
menyebabkan bahan kurang ductile dapat diapakai. Karena itu baja
ringan yang kualitasnya baik sekarang sering digunakan. Sekalipun
demikian paduan tembaga (kuningan dan perunggu) masih perlu
dipertimbangkan keistimewaannya.
1. Perunggu
mempunyai kadar tembaga (Cu) 78-79%, timah putih (Sn) 22-24%
dan selain itu campuran tambahan lain seperti seng (Zn), timbel
(Pb), aluminium (Al) dan lain-lainnya. Perunggu ialah paduan kepal
atau paduan tuang yang hanya tehadap korosi. Selain itu
mempunyai daya luncur dan daya hantar yang baik untuk arus
listrik.
64
4. Perunggu seng
Perunggu seng ialah perunggu tembaga timah dengan tambahan
seng 2% ampai 7%. Bahan itu dipakai terutama unuk bantalan-
bantalan (campuran tuang).
5. Perunggu aluminium
Perunggu aluminium Ialah campuran tuang dan campuran kepal
dari tembaga dengan aluminium atau aluminium dengan besi dan
bahan tambahan lain (perunggu dua zat). Perunggu dua zat (Al dan
Ni) tahan korosi terhadap bahan kimia tertentu karena itu dipakai
untuk perlengkapan kimia. Perunggu aluminium tidak mempunyai
fungsi dari perunggu bebas seng. Sifat-sifatnya kurang baik, jadi
tidak banyak dipakai, kecuali di negeri-negeri yang miskin akan
timah.
6. Perunggu silicon
Perunggu silicon baik sebagai paduan tuang maupun paduan kepal
mempunyai kadar Si 0,5% sampai 4,5%. Selain dari itu ada
bahan-bahan tambahan dari timah, nikel, besi, dan seng dalam
bermacam-macam persenyawaan. Sebagian dapat dijadikan
misalnya cu poder yang mempunyai tahan tarik dan kekerasan
yang tinggi.
7. Perunggu timbel
Perunggu timbel mepunyai kadar timbel (Pb) 5-35%. Jika perlu
dengan tambahan Sn dan Ni untuk membesar keteguhannya
rendah, sehingga hanya dapat dipakai sebagai blok-blok bantalan
yang berupa lapisan tipis dalam bus bantalan.
8. Loyang
Loyang ialah paduan tembaga dan seng. Beberapa jenis yang
dikenal, yaitu Loyang kepal, Loyang tuang, dan Loyang patri. Pada
Loyang kepal, ada suatu perbedaan antara Loyang untuk pekerjaan
potong dan Loyang canai untuk pelat,kawat, dan pipa yang
mengandung Cu 60-90%, sisanya Zn.
Loyang tuang mempunyai kadar Cu 60- 80%, sisanya Zn. Jika
benda tuang kemudian banyak dikerjakan dengan perkakas potong
maka benda itu dicampur dengan lebih kurang 3% timbel supaya
mudah dikerjakan. Kalau tidak demikian Loyang tuang terlalu
rapuh.
Loyang patri untuk memtri tembaga, perunggu, dan Loyang,
mempunyai kadar Cu 40 -60% sisanya Zn. Tambahan timah atau
perak mempertinggi sifat menjadi cair dari logam patri. Perak (Ag)
menjadikan Loyang patri dapat ditempa. Ada paduan-paduan
dengan kadar 45% Ag untuk kerja halus.
9. Seng
65
Seng dibuat dari biji-bijih seng, yang terpenting diantaranya ialah
seng sulfide (ZnS). Bijih itu ada yang didiang menjadi oksid seng.
Bijih yang telah mengandung oksid seng dan telah kering, tidak
memerlukan pekerjaan pendahuluan itu. Oksida seng yang telah
digiling setelah dicampur dengan zat arang, dimasukkan ke dalam
retor-retor tahan api. Dalam retor-retor seng itu menjadi cair dan
menguap dan diembunkan di dalam sebuah penampung. Seng cair
itu dituang menjadi blok-blok untuk tempat galvanasasi dan
menjadi pelat-pelat tebal yang dicapai.
12. Kuningan
Kuningan merupakan paduan antara tembaga dan 45% seng.
Kadang-kadang juga mengandung sejumlah logam lain terutama
timah putih, timah hitam, aluminium, mangan, dan besi.
Warna kuningan yang mengandung 20% Zn berwarna merah, 20%
sampai dengan 40% Zn berwarna kunig, dan yang mengandung
42% Zn berwarna kuning emas.
Kuningan ada tiga macam yaitu kuningan tuang, kuningan tempa,
dan kuningan solder.
LATIHAN SOAL
1. Sebutkan dan jelaskan yang dimaksud dari logam ringan dan
logam berat
2. Jelaskan pengertian dari elektrolisis aluminium
3. Sebutkan sifat-sifat aluminium
4. Gambarkan diagram keseimbangan tembaga seng
5. Jelaskan kelebihan dan kekurangan dari logam berat dan
logam ringan
67
PEMBELAJARAN IX
BAHAN SINTETIS
B. URAIAN MATERI
a. PENDAHULUAN
Bahan sintetis banyak digunakan pada industri permesinan, dan industri
kecil sampai industri besar. Pengolahan bahan-bahan sintetis lebih murah
dibandingkan dengan bahau yang didapatkan dan pertambangan. Sehingga kalau
ditinjau dan segi ekonomi dan proses, bahan sintetis lebih murah dan lehih cepat
daripada bahan tambang.
Pabrik pengolahan bahan-bahan sintetis bisa ditempatkan di mana saja
dan tidak harus berdekatan dengan bahan asal yang akan diperolehnya. Sehingga
dalam perencanaannya pun tidak terlalu sulit dibanding pabrik yang harus
mengolah bahan-bahan yang berasal dan tambang.
b. JENIS BAHAN
a) PLASTIK
Plastik merupakan bahan yang sangat penting dalam dunia permesinan
dan industri modem. Plastik adalah bahan sintetis berasal dari minyak mineral,
gas alam, atau dibuat dari bahan asal batu bara, batu kapur, udara, air dan juga
dan binatang dan tumbuh-tumbuhan. Pengolahannya biasanya dikerjakan pada
proses panas dan tekanan.
Sifat-sifat plastik pada umumnya adalah sebagai benikut:
1) Tahan korosi oleh atmosfer ataupun oleh beberapa zat kimia.
2) Berat jenisnya cukup rendah, sebagian mengapung dalam air, tetapi unnunnya
lebih berat.
3) Beberapa cukup ulet dan kuat, tetapi kekuatannya di bawah logam. Akan
tetapi karena berat jenis plastik lebih rendah, didapatkan perbandingan yang
menarik antara kekuatan dan berat.
4) Kebanyakan bahan termoplastik mulai melunak pada suhu yang sangat
rendah, sedikit mempunyai wujud yang menarik dan dapat diberi warna, ada
juga yang transparan (tanpa warna).
Sifat mekanik terpenting dari plastik adalah tidak mudah pecah karena
pukulan (tidak rapuh). Beberapa bahan plastik koefisien, geseknya sangat rendah
sehingga seriing digunakan sebagai bantalan kering.
Keburukan-keburukan plastik adalah sebagai berikut:
1) Kecenderungannya memuai yaitu menjadi lebih panjang dengan adanya
beban.
2) Di atas suhu 200°C sifatnya menjadi kurang baik.
68
3) Terjadi perubahan polimer selama pemakaian yang kemungkinan sekali
karena aksi dari sinar ultra violet.
Bahan plastik dibagi dalam dua golongan yaitu plastik termoseting dan
termoplastik.
1. Termoseting
Bahan ini keras dan mempunyai daya tahan panas yang tinggi. Proses
pengerjaan plastik termoseting adalah sebagai benikut.
Bahan baku (resin) berbentuk biji-biji kering dan bahan tambahan
dimasukkan ke dalam cetakan lalu dipanaskan hingga 150°C. Kemudian
ditekan dengan gaya kira-kira 150 atm. Bahan ini akan mencair dan
memenuhi model. Selanjutnya dipanasi lagi hingga bahan tersebut mengeras,
lalu tutup, cetakan dibuka dan benda tersebut diangkat. Proses itu berlangsung
pada temperatur tinggi.
Untuk mendapatkan permukaan benda yang halus cetakan harus dipoles,
terutama digunakan dalam pembuatan alat-alat listrik, tread bushing, dan
bearing hushing.
Bahan-bahan termoseting yaitu sebagai berikut:
a. Fenol Formakiehid
Bahan-bahan tennoseting digunakan secara umum adanya polimer dasar
dari fenol dan formaldehid. Penggabungan dua polimerisasi ini dengan
sejumlah reaksi kondensasi. Hasil polimer murni berwama putih susu
dan lama kelamaan menjadi gelap. Butiran fenolik untuk dicetak lalu
dicampur dengan bahan pewama, untuk mendapatkan wama gelap yang
konstan. Salah satu nama dagang untuk fenolik "Bakelite."
Kadang-kadang butiran fenol diberi pengisi (bahan tambahan) yang
berkisar antara 50-80% dari berat seluruhnya untuk meninglcatkan
kekuatan tumbuk. Pada prinsipnya penggunaan fenol formaldehid untuk
peralatan listrik, pegangan pintu, dan sebagainya. Pemakaian sebagai
laminasi paling banyak untuk isolasi listrik. Beberapa fenolik resin adalah
cold setting, yaitu lem atau perekat untuk pembuatan plywood dan
hardboard.
b. Urea Forinaldehid
Urea resin lebih murah daripada fenolik, warna lebih terang dan macam
wama tak terbatas, di samping itu tidak berbau, tidak ada rasa dari tahan
air. Selain sebagai lem yang tahan basah juga digunakan untuk tutup
botol, peralatan makan, dan sebagainya.
c. Melamiii Forinaldehid
Bahan ini dihasillcan dengan metode yang sama dan mempunyai sifat
yang serupa dengan fenol formaldehid atau urea formaldehid. Sifat- sifat
melamin formaldehid yaitu tidak berbau, tidak ada rasa dan macam
wama talc terbatas, lebih tahan air, tahan alkali, dan tahan panas. Jenis
pemakaiarmya yaitu untulc alat-alat makan, peralatan rumah tangga,
untuk bagian larutan, dan sebagainya.
2. Termoplastik
69
Termoplastik tersusun dari molekul-molekul panjang. Jikalau molekul
panjang itu diumpamakan sebagai sebuah garis yang ditarik dan lcita
letalckan umpamanya dun buah molelcul panjang berdampingan maka
memperlihatkan suatu gambaran dari suatu termoplas dalam keadaan
padat.
Jika termoplas itu dipanaskan, untuk menjaga keseimbangan maka
molekul panjang akan bergerak lebih banyak. Suhu pemanasan
yang menyebabkan proses ini dinarnakan "suhu pelunak". Bila
termoplastik dipanaskan lebih lama, molekul panjang akan bergerak
keluar dari keseimbangannya dan berpindah tempat terhadap satu
sama lain. Suhu pada saat tersebut dinamakan "suhu lumer" dan bahan
menjadi cain.
Antara fasa padat dan cair terdapat fasa antara tambahan, saat itu
bahan berada dalam keadaan hmak. Dalam keadaan itu bahan
dikatalcan plastis. Jadi, termoplastik adalah bahan yang menjadi
plastis lcarena pemanasan dan bentuknya dapat diubah dalam keadaan
plastis itu.
a. Bahan-Bahan Termoplastik
1) Polietilen
Polietilen/politen terjadi dari polimerisasi etiler, polimer dasar
dicampur dengan bermacam-macam tambahan untuk menghasilkan
bahan yang cocok untuk dituang.
Prinsip penambahan adalah sebagai berikut:
a) lebih dan 2% karbon hitam, memperbaiki stabilitas bahan apabila terkena
sinar matahari secara langsung.
b) lebih clan 10% bahan karet mencegah terjadinya pecah pigmen
menghasilkan warna yang diinginkan.
Polietilen mempunyai ketahanan terhadap larutan ldmiavvi, selain itu
ulet dan fleksibel dengan adanya pengaruh suhu. Mempunyai suhu
pelunakan yang rendah dan dapat dicetak dalam bermacam-macam
bentuk. Penggtmaan pokok untuk isolasi listrik, alat-alat dapur,
boneka, dan sebagai lembaran untuk pembungkus.
2) Polivinil Ithlonida (PVC)
Monomer vinil ldorida (CH2, = CH.C1) berasal dari etilen dan siap untuk
polimerisasi dengan penambahan proses untuk menjadi suatu polimer
linear, dengan adanya atom klorin menyebabkan hubungan molekul
dipolanisasikan dan mengaldbatkan gaya tarik yang tak menentu di
antara molekul-molekul. Hal inilah yang menyebablcan material ini
betul-betul keras dan kaku pada suhu biasa. Tambahan- tambahan
yang dicampurkan dengan PVC adalah pigmen untuk mendapatkan
weuna, plasticiser untuk mendapatkan sifat plastik dan filler untuk
mendapatkan suatu sifat atau harga yang lebih murah.
PVC mempunyai sifat yang tahan zat kitnia dan larutan keras, untuk
membuat tangld kimia, pipa-pipa, isolasi kawat listrik, mantel, dan
sebagainya.
70
3) Polistiren
Polistiren dihasilkan dengan penambahan polimenisasi dari stiren
(CH2 = CH.C6H5). Polistiren adalah bahan yang rapuh dan transparan,
dengan mencampurkan bahan-bahan yang lain, suatu polistiren yang
ulet dengan ketahanan tumbuk dapat dihasilkan dan kini sangat lunak
digunakan sebagai bahan cetak.
Untuk menetasillcan bahan cetak dari polistiren yang ulet, polimer
polistiren dasar dicampur dengan 5-25% stiten-butadiene kopolimer
Polistiren tahan asam dan juga sangat bagus sebagai isolator lista,
dan dapat juga dengan mudah dimuaikan seperti busa padat. Polistiren
kebanyalcan digunakan dalarn perlengkapan listrik, bagian dari
refrigerator, tempat makanan, boneka, dan busa padat untuk isolasi
dan paldng. Stiren kopolimer lain yang cukup penting adalah ABS,
yakni polimer tambahan dari stiren, butadien dan akrilonitril. ABS
tahan asam, alkali, dan beberapa larutan minyak mineral keras, dipakai
dalam pembuatan komponen bodi motor, kotak baterai, dan barang
cetakan lainnya.
4) Poliamide dan Poliester
Poliarnide dan poliester dihasilkan dengan reaksi kondensasi
polimerisasi, natna yang umum untuk poliatnide linear adalah nilon.
Nilon termasuk grup bahan yang sangat kuat, ulet, dan juga
mempunyai ketahanan gesekan. Biasanya cukup fleksibel dan dengan
ketahanan tumbuk yang tinggi.
Nilon mempunyai sifat tahan terhadap larutan keras dan zat kimiawi,
selain itu cenderung menyerap air yang menyebabkan berkurangnya
kekuatan dan ketahanan terhadap kejutan.
Prinsip penggunaan nilon untuk dibuat serat dan dicetak untuk
perlengkapan listrik, roda gigi, katup-katup, dan bantalan. Polietilen
71
Gambar : Pembentukan Vakum
72
b) BAHAN ISOLASI
Bahan isolasi adalah bahan yang menyekat, artinya yang tidak
menghantarkan. Bahan isolasi dibedakan atas bahan penyekat listrik, penyekat
suara, penyekat getaran, penyekat papas, penyekat bangunan, dan bahan penyekat
konstruksi bangunan mesin.
73
Tentu sudah dapat dipahami, bahwa untuk bahan penyekat panas dipilih
bahan dengan koefisien daya hantar parkas yang rendah.
b. Daya Tahan Lembap yang Baik
Jikalau bahan isolasi mengambil air dari sekitarnya, koefisien daya hantar panas
dan bahan ini akan jauh lebih tinggi. Dalam bangunan mesin biasanya di
sekeliling isolasi diberi lapisan penutup untuk mencegah pengambilan air
itu. Lapisan penutup itu sekaligus melindungi isolasi dari perusakan oleh tangga
dan sebagainya.
c. Daya Tahan Suhu yang Tinggi
Jikalau harus disekat suatu medium dengan suhu yang tinggi, malca bahan
isolasinya harus juga mempunyai daya tahan terhadap suhu yang tinggi itu.
d. Massa Jenis yang Rendah
Karena bahan isolasi itu, massa dan konstruksi bertambah besar terutama pada
bangunan mesin, sangat penting artinya untuk menjaga supaya
penambahan massa tersebut berada serendah mungkin.
5. Bahan Penyekat Bangunan
Udara diam merupakan zat penyekat panas yang sartgat baik. Udara diam
mempunyai koefisien daya hantar panas yang paling rendah yaitu 0,02 J/det
°C m. Konstruksi dinding berlapis, di mana udara diam terdapat suara yang
baik, juga bekerja sebagai isolasi panas yang sempurna. Bahan penyekat
panas yang lain ialah: kayu, pelat serat kayu, pelat gabus, pelat datnar buatan,
pelat beton batu apung, pelat semen asbes, dan kertas yang dipreparasikan.
6. Bahan Penyekat Konstruksi Bangunan Mesin
Bahan penyekat panas untuk konstruksi bangunan mesin. Di samping ketel
uap, tangki penyimpan nap dan sebagainya dalam bangunan mesin
terutama disekat berbagi macam saluran. Pada saluran nap tujuarmya untuk
menyekat panas, pada saluran air untuk menghindari kondensasi pada saluran
yang sangat mengganggu itu.
Sayang sekali penggunaan udara diam sebagai zat penyekat panas tidak
mungkin dilakukan terhadap saluran. Untuk saluran dapat dipilih bahan
penyekat panas yang mengandung udara diam, karena strulctur serat atau
karena sifat berporinya.
74
Wol terak dan wol kaca mempunyai koefisien daya hantar panas sebesar
0,06 J/det °C m dan tahan suhu sampai 500°C. Wol ini tidak tahan getaran
karena seratnya akan putus dan karena itu koefisien daya hantar panas
meningkat.
Jenis wol ini dipasang di atas kasa logam dan digabung serta
dilindungi oleh sebuah mantel pelat baja, wol itu dapat dikerjakan menjadi
tikar, pelat, dan cetakan.
3. Magnesia
Magnesia diperoleh dengan cara kimia dan magnesit (MgCO3), magnesia
mempunyai koefisien daya hantar panas sebesar 0,07 J/det °C m.
Magnesia tahan suhu sampai 500°C dan massa jenisnya rendah. Untuk
menambah kekuatannya, magnesia itu biasanya dicampur dengan serat
asbes arau diolah menjadi pelat dan cetakan.
4. Tanah Kersik
Tanah kersik ialah bahan galian fosil yang terdiri dan kulit kersik binatang
laut yang kecil-kecil. Tanah kersik mempunyai koefisien daya hantar panas
sebesar 0,07 J/det °C m dan tahan suhu sampai 500°C. Tanah kersik itu
dicampur dengan serat asbes atau diolah menjadi pelat dan cetakan.
5. A s b e s
Asbes adalah zat mineral, asbes mempunyai koefisien daya hantar panas
sebesar 0,12 J/det °C m. Asbes sama sekali tak dapat terbakar dan tahan
suhu sampai 700°C. Asbes dapat ditenun menjadi tali, pita kaos dan
kain, serta dapat juga dikempa menjadi pelat dan cetakan.
d) BAHAN PAKING
Bahan paking ialah bahan yang digunakan untuk perapat ruangan yang
berisi zat cair atau gas. Sifat perapatannya dibedakan atas dua jenis, yaitu:
1. Perapatan statis
Adalah perapatan bagian yang tidak bergerak terhadap satu sama lain.
2. Perapatan dinamis
Adalah perapatan bagian-bagian yang bergerak terhadap satu sama lain.
Perapatan dinamis ini dapat dibedakan dalam dua kelompok, yaitu perapatan
bagian-bagian yang bergerak bolak-balik terhadap satu sama lain dan
perapatan bagian-bagian yang berputar terhadap satu sama lain.
Bahan paking dibedakan dalam kelompok bukan metalik, setengah
metalik, dan metalik.
1. Bahan Paking Bukan Metallic
a. Atat Perapat Statis
1) Kertas dan karton
Kertas dan karton dibuat dan campuran serat yang ditambah dengan
perekat dan bahan pengisi. Sehagai serat digunakan serak kayu (kilcisan
kayu), serat lain tua, atau serat jerami, dan juga serat kertas tua. Karton
jerami yang diperoleh dari serat jerami kurang sesuai
untuk digunakan sebagai bahan pairing. Kertas clan karton digunakan
75
sebagai paking pelat.
2) Fiber
Fiber terdiri dan lapisan-lapisan kertas yang diimpregnasikan
(dijenuhkan) dengan damar buatan. Fiber digunakan sebagai paldng
pelat.
3) Gabus
Gabus berasal clan kulit pohon gabus. Gabus ini diikat berupa pelat dan
digunakan sebagai paking pelat.
b. Alat Perapat Statis dan Dinamis
1) Kulit
Kulit diperoleh dari hewan. Untuk membuat bahan paking ciari kulit. kulit
hewan berturut-turut harus dibersihkan, disamak, clan digemuld. Untuk
menyamak jenis kulit yang berat, kulit tersebut biasanya dipotong
lima, yaitu satu bagian leher, dua bagian perut dan dua krupon (bagian
punggung). Kulit yang berasal dari krupon dinamakan kulit inti. Untuk
penggimaan teknik seperti umpamanya sabuk mesin dan paking biasanya
digunakan kulit inti.
Menyamak ialah suatu proses pengawetan kulit sehingga kemudian kulit
tidak alcan rusak lagi. Penyamakan dilakukan dengan bahan penyamak
tumbuh-tumbuhan, bahan penyamak sintetis atau bah= penyamak
mineral. Kulit yang disamak dengan asam krom mineral dinamakan kulit
horn. Kulit selain dipakai dalam bentuk gelang juga sebagai paking pelat-
pelat, terutama digunakan dalam bentuk manset sebagai paking perapat
untuk batang.
2) Karet
Karet atam dan jenis karet sintetis karena kekenyalannya yang besar
masih termasuk bahan paking yang terbaik. Akan tetapi bahan ini
hanya sesuai untuk media tertentu, yaitu pada suhu, telcanan, dan
kecepatan yang tidak terlampau tinggi.
Karet dipakai sebagai paking pelat dan sebagai paking untuk perapat
batang. Paking pelat ada yang diberi lapisan dalam dari linen dan ada
yang dibuat tanpa lapisan tersebut.
3) Asbes
Asbes adalah sililcat magnesium yang ditemulcan di alam dalarn bentuk
serat. Dalam bentuk itu daya tahan suhunya kira-kira 500°C, akan
tetapi. asbes biasanya diberi campuran karet dari grafit. Asbes
digunakan sebagai paldng pelat dan paking sumbat tabung. Paking
sumbat asbes disediakan dalam berbagai bentuk.
4 ) Politetrafluoreten
Politetrafluoreten atau politetrafluor etilin itu ialah plastik
termoplastis. Dalam keadaan mumi daya tahan kimianya balk dan daya
tahan suhunya kira-kira 260°C akan tetapi, bahan ini sering juga
ditambahlcan kepada asbes sebagai bahan impregnasi.
Politetrafluoreten digtmakan sebagai paldng pelat dan paking sumbat
tabung, dan tersedia dalam berbagai mamun bentuk.
76
c. Alat Perapat Dinamis
Katun dan Rami
Bahan ini berasal dan tumbuh-tumbuhan. Benang kenaf, katun, dan rami
diimpregnasikan dengan bahan pelumas yang dipilih secara khusus dan dijalin
menjadi paking bujur sangkar untuk digunakan sebagai paking sumbat
tabung.
2. Bahan Paking Setengah Metalik
- Mat Perapat Statis
1) Karet dengan kasa tembaga
Karet diberi lapisan dalam dari kasa tembaga dan tersedia dalam bentuk
palet.
2) Asbes dengan kasa tembaga
Paking ini tendiri dari kain asbes yang ditenun dengan tembaga.
Keseluruhannya diimpregnasikan dengan suatu massa tahan panas dan
kemudian diberi grafit pada salah satu sisi atau kedua belah sisinya.
3) Asbes dengan kasa baja
Pada kedua belah sisi kasa baja yang ditenun rapat dan kuat
ditempelkan dengan tekanan tinggi suatu lapisan tipis asbes.
4) Asbes dengan salut tembaga yang tipis
Asbes diberi satu lapisan tipis salut tembaga dan dapat diperoleh sebagai
barang jadi (umpamanya gelang dan paking kepala).
Pilihan bahan
Pilihan bahan untuk paking tergantung pada beberapa hal sebagai berikut:
1) lingkungan (medium),
2) s uh u ,
3) tekanan,
4) kecepatan pada perapatan dinamis, dan
5) jenis konstruksi.
Sebagai lingkungan (medium) dapat dicatat antara lain: air, uap, udara, dan
gas lain, minyak. asam dan alkali, lindi, garam, dan sebagainya. Tentu kita
dapat memahami bahwa medium itu sangat beragam jenisnya.
77
LATIHAN SOAL
78
PEMBELAJARAN X
PERLAKUAN PANAS
PADA BAJA
B. URAIAN MATERI
79
1. Perubahan Bentuk dan Ukuran Butiran Baja
Perubahan bentuk dan ukuran butiran baja dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut.
a. Pengerjaan Dingin
Akibat pengerjaan dingin adalah terjadinya perubahan dalam butiran
baja dan menaikkan kekerasan dan kekuatannya, tetapi mengurangi
kekenyalan baja. Proses ini disebut juga proses pengerjaan pengerasan
(work hardening).
b. Pengerjaan Panas
Dengan cara perlakuan panas (heat treatment) dapat dilakukan
perubahan ukuran dan bentuk butir-butiran baja. Perlakukan panas
pada baja dapat dilakukan sebagai berikut.
Temperatur
Jenis Logam
Pengkristalan Kembali Titik Cair
80
Perunggu 400 900-1.050
Seng 70 419
Timbel 20 327
Timah 20 232
1) Proses pengerjaan pada suhu yang cukup tinggi, yang memanaskan baja
dalam waktu yang cukup lama menyebabkan terjadi pertumbuhan butiran
81
pada baja dalam jumlah kecil. Hal itu membuat baja menjadi kenyal dan
tidak mengalami retak-retak atau patah apabila dikerjakan dalam keadaan
dingin.
1) sistem yang mempunyai sifat dapat larut terbatas sewaktu dalam keadaan
padat tetapi suhu larutan dapat naik dengan pemanasan, dan
2) sistem yang mempunyai sifat dapat larut terbatas sewaktu dalam keadaan
82
padat tetapi larutan akan masuk ke dalam larutan padat secara komplet
sewaktu proporsi dan suhunya sesuai juga terjadi perubahan "allotropik".
a. sistem Pertama
83
logam B pada akhirnya akan menjadi lapisan endapan besi dari larutan
padat. Lapisan tersebut sebagai partikel-partikel halus dari logam B
(partikel yang amat halus dan suatu gabungan antara logam A dan logam
B) yang menambah kekerasan dan kekuatan paduan, tetapi mengurangi
kekenyalannya.
Logam B dengan cepat akan menjadi lapisan endapan dari larutan padat
setelah paduan dilakukan pengerjaan dingin dan akan menjadi komplet
pelarutannya sekitar 3 hari. Lamanya pengerjaan itu diketahui pula
sebagai lamanya pengerasan. Beberapa paduan tidak dikerjakan dalam
waktu yang lama atau dikerjakan dalam waktu yang lama, sehingga
paduan-paduan itu dilakukan pemanasan. Selanjutnya pengendapan dari
larutan itu disebut pengerjaan larutan endapan.
b. Sistem Kedua
Sistem ini mempunyai sifat dapat larut terbatas sewaktu dalam keadaan
padat, tetapi larutan akan masuk ke dalam larutan padat secara komplet
sewaktu dalam proporsi dan suhu yang sesuai. Selain itu juga terjadi
suatu perubahan "allotropik". Apabila suatu logam mengalami perubahan
allotropik (perubahan bentuk fisik) pada suhu tinggi yang sesuai, ketika
bahan kedua campuran dapat masuk ke dalam larutan padat, kedua
bahan itu dapat dibuat menjadi logam paduan yang bereaksi terhadap
pengerjaan panas dan menyebabkan paduan tidak seimbang.
Baja yang terdiri dari campuran besi dan karbon bereaksi terhadap
perlakuan panas. Struktur yang dihasilkan dengan perlakukan panas ini
stabil. Selanjutnya, tidak ada perubahan struktur yang akan terjadi,
84
kecuali kalau paduan dipanaskan kembali untuk mereduksi beberapa
unsur campuran.
Atmosfer di dalam dapur Mofel dapat diperoleh dari udara dan atmosfer di
dalam dapur itu dibatasi. Pembatasan atmosfer dapat dilakukan dengan
85
pembakaran gas kokas di dalam ruangan yang terpisah dengan membatasi
sejumlah udara yang masuk ke dalam dapur. Hasil dari pembakaran yang
berupa gas dimasukkan ke dalam kondensor untuk mengeluarkan
kandungan udara dari
dalam gas. Pada waktu mengeraskan bahan baja potong tinggi (High Speed
Steel = HSS), yang pertama kali dilakukan adalah memanaskannya secari
perlahan-lahan pada suhu tertentu. Selanjutnya dipanaskan secara cepat
untuk mencegah terjadinya pertumbuhan butir-butiran dan lapisan yang
baru pada kulitnya.
Jika sejumlah besar peralatan akan diberi perlakuan panas dengan cara
dipanaskan terus-menerus (dipanaskan pada suhu tetap) dan kemudian
didinginkan maka digunakan dapur yang dapat terus-menerus memanaskan
(dapur pemanas terus-menerus). Dapur ini mempunyai ukuran yang panjang,
sehingga benda kerja yang dipanaskan di dalam dapur disesuaikan dengan
ukuran panjang dapur. Pada pemanasan akhir di dalam dapur (ruangan atas
dapur), suhunya harus dijaga tetap rendah. Kecepatan pemanasan dan
86
pendinginan diatur sesuai sepanjang "daerah" pemanasan di dalam dapur.
Selain itu, juga dilakukan pengaturan kecepatan gerakan (membawa)
peralatan sepanjang "daerah" pemanasan di dalam dapur.
2. Dapur Listrik
87
Dapur pencelupan air garam adalah untuk menghasilkan kecepatan
pemanasan yang sesuai dan tidak terjadi oksidasi di dalam dapur, karena
udara tidak bersinggungan dengan permukaan peralatan. Peralatan yang
sedang di heat treatment terlebih dahulu dipanggang sebelum dicelupkan
ke dalam cairan air garam. Setelah dilakukan proses heat treatment,
peralatan dikeluarkan dari dalam tromol cairan air garam dan dibersihkan
untuk mengeluarkan setiap gamin yang melekat di atas permukaan
peralatan benda kerja.
Sewaktu baja dipanaskan pada suhu di atas 500°C maka akan terjadi
pembebasan sebagian kecil tegangan yang bersisa di dalam baja. Hal itu
menyebabkan berkurangnya sedikit kekerasan dan kekuatan baja.
Sewaktu suhu pemanasan mencapai sekitar 500°C maka akan
berlangsung pengkristalan kembali yang akan menghasilkan butir-butiran
baru yang kecil dan halus. Sekalipun butir-butiran yang telah terbentuk
menjadi kasar dan berukuran besar serta menaikkan kekenyalan baja
tetapi mengurangi kekerasan dan kekuatannya. Apabila pengerjaan
dilakukan pada suhu yang cukup tinggi maka akan dihasilkan baja yang
mempunyai struktur austenit. Dan apabila kecepatan pendinginan cukup
rendah maka akan dihasilkan struktur mikro. Hal itu ditandai dengan
diagram keseimbangan, sekalipun baja tidak seimbang sebelum dilakukan
perlakuan panas. Pada akhir perlakuan panas, sifat-sifat baja akan
88
tergantung pada kandungan karbon, suhu pemanasan, lamanya
pemanasan, dan kecepatan pendinginan baja. Jenis-jenis perlakuan panas
untuk mendapat baja dalam kondisi yang seimbang yaitu pembebasan
tegangan, pemijaran dingin, dan penormalan
89
Beberapa jenis proses annealing yaitu annealing penuh, isotermis, dan
annealing kritis bawah.
1) Annealing penuh
90
pengerjaan dingin dalam proses ini dapat diteruskan (proses ini
biasanya disebut proses annealing). Perlu dipahami bahwa annealing
penuh dilakukan sebelum dimulai proses pengerjaan dingin. Hal itu
akan berpengaruh terhadap bentuk butir-butirannya, tetapi tidak
tersusun secara mikro. Oleh karena itu, tidak diusahakan untuk
membuat perubahan pada susunan mikronya. Baja perlu dipanaskan
pada suhu yang cukup tinggi untuk membuat struktur austenit
maupun didinginkan secara perlahan-lahan.
Dalam proses ini baja dipanaskan pada suhu sekitar 650°C. Suhu
itu cukup tinggi untuk membuat pengkristalan kembali dan struktur
yang seragam. Baja setelah dipanaskan didinginkan secara bebas di
dalam udara. Apabila proses ini digunakan untuk jenis baja karbon
tinggi akan menyebabkan sementit diperkirakan berbentuk bulat.
Sehingga baja itu mudah untuk dibentuk dan dikerjakan mesin
perkakas. Sewaktu baja dikerjakan dengan proses annealing dengan
cara dipanaskan pada suhu tinggi dalam periode yang cukup lama,
berlangsung proses oksidasi. Hal tersebut menyebabkan terjadi
pengelupasan pada bagian lapisan luar.
91
Hanya sewaktu cara ini digunakan, baja perlu dibungkus dalam
tromol dengan bahan yang sesuai.
c. Proses Penormalan Baja (Normalising)
92
Sewaktu baja dipanaskan pada suhu tinggi maka besi akan berubah dari
susunan besi alfa (α) menjadi susunan besi gamma (γ). Dan seluruh unsur
carbon yang terkandung di dalam baja akan menyebar ke seluruh
strukturnya unnik membentuk larutan padat austenit.
a. Pengerasan Baja
93
sifat-sifat baja setelah didinginkan. Tetapi kenaikan kandungan karbon
berhubungan dengan kenaikan kekuatai dan kekerasan sebagai hasl
daripada Pendinginan, hanya kenaikan tersebut akan mengurangi
kekenyalan pada baja. Perhatikan Gambar 25!
3) Pengaruh pendinginan
94
pendinginan kritis, akan terbentuk "troostit". Troostit dan sorbit lebih
keras dan kuat daripada baja yang mempunyai struktur yang seimbang.
Sewaktu struktur besi dibentuk dengan cara pendinginan dari kondisi
austenit, yang dihasilkan adalah struktur perlit yang berbentuk sangat
halus. Struktur tersebut sering disebut lapisan perlit troostit dan perlit
sorbit untuk membedakannya dari struktur yang dibentuk dengan cara
pemanasan kembali martensit.
95
Untuk menjamin perubahan pada baja sekecil mungkin maka perlu
diingat dan diperhatikan adalah cara pengerjaan baja selama
pemanasan dan cara pendinginan yang digunakan. Masalah yang
terjadi dalam proses pengerasan baja dapat dikurangi dalam proses
pengerasan baja dapat dikurangi dengan merencanakan peralatan
secara hati-hati Keseragaman tebal baja akan memungkinkan untuk
didinginkan secara seragam dan cenderung akan mengurangi retak-
retak pada sudutnya.
b. Penyepuhan (Tempering)
96
tersebut dengan cara melihat warna pada lapisan tipis (selaput) oksidanya
yang, dihasilkan dengan pemanasan.
3) Kecepatan pendinginan
Struktur yang terjadi waktu penyepuhan keras baja tergantung dari
kecepatan pendinginan. Pada kecepatan pendinginan yang besar, semua
karbon terkurung dalam kisi kristal feritis. Pada kecepatan pendinginan
yang tidal, begitu besar, tidal, semua karbon tinggal terkurung dalam kisi
hablur feritis, oleh karena itu dapat terjadi berbagai macam struktur
penyepuhan keras. Struktur many yang terjadi pada kecepatan
pendinginan tertentu dapat ditetapkan dengan diagram (Temperature-Time-
97
Transformation) atau diagram SWT (Suhu-WaktuTransformasi).
Tiap jenis baja mempunyai. diagram TTT sendiri. Jadi, yang penting di sini
adalah berapa jauh "hidung" grafik S itu terletak dari sumbu vertikal. Jarak
itu menentukan kecepatan pendinginan kritis. Jika jarak tersebut
bertambah besar, pendinginan dapat dilakukan lebih perlahan-lahan.
Jarak ini bertambah besar, jika baja dialiasi dan sebagai akibatnya
kecepatan pendinginan kritis. Jadi, dengan mengingat jenis bahan yang
digunakan waktu menyepuh keras, kita membedakan baja sepuh keras air,
baja sepuh keras minyak, dan baja sepuh keras udara.
b. Proses Karbonasi
98
panas pada baja itu dapait ditambahkan karbon. Pengerjaan panas ini
dinamakan karbonasi.
panas itu ialah untuk memberi lapisan luar pada benda kerja yang dapat
disepuh keras. Hal ini mungkin karena pada suhu tersebut karbon dapat
meresap ke dalam lapisan luar benda kerja. Karbonasi dinamakan juga
penumpukan karbon atau menyemen. Pengerjaan panas ini digunakan
untuk baja dengan kadar karbon dari 0,1 - 0,2%. Lapisan luar benda kerja
yang telah mengambil karbon dinamakan lapisan karbonasi. Tebalnya
lapisan yang dikarbonasikan dalam lingkungan yang dapat menyerahkan
karbon tergantung dari waktu karbonasi dan dari suhu. Perhatikan
Gambar 30!
Dalam proses ini tidak terjadi pembuatan gas karbon selama berlangsung
pereduksian karbon dari dalam komponen. Selain itu, tidak terjadi
pemasukan udara ke dalam tromol, karena tromol tertutup rapat yang
tutupnya diperkuat dengan tanah hat tahan api.
99
Pada dasarnya bahan-bahan yang digunakan dalam karbonasi yaitu kayu,
tulang, dan kulit arang kayu. Untuk mempercepat proses karbonasi maka
ditambah dengan karbonat barium dan karbonat natrium. Kedua jenis
bahan tambahan tersebut termasuk jenis bahan-bahan pembangkit
tenaga.
Karbonasi ini dilakukan dengan rendaman air garam yang terdiri dari
karbonat natrium (sodium) dan sianida natrium yang dicampur dengan
salah satu bahan klorid natrium atau klorid barium.
100
tetapi, lapisan itu kemungkinan akan retak retak sewaktu dikarbonasi.
Karena itu, peralatan harus dipanaskan kembali dengan cara
pemanggangan di dalam tungku pemanas.
a. Pengerjaan Ind
Pengerjaan inti pertama kali dilakukan dengan cara pemanasan kembali
baja pada suhu sekitar 870°C untuk mernurnikan intinya yang
menghasilkan struktur yang seragam. Selanjutnya, baja didinginkan secara
cepat (tiba tiba) untuk mencegah pertumbuhan butir-butiran baru selama
proses pendinginan. Suhu pemanasan dalam proses ini lebih tinggi
daripada suhu untuk pengerjaan lapisan baja yang mengakibatkan
dihasilkan austenit yang berbentuk kasar. Oleh karena bentuknya kasar
maka sewaktu baja didinginkan tiba-tiba akan dihasilkan martensit yang
luar biasa rapuhnya. Lapisan luar dan lapisan di atas (mendekati) inti
harus dimumikan kembali setelah dilakukan permurnian bagian intinya.
101
b. Pemurnian Lapisan
Pada proses ini baja dipanaskan sekitar 760°C yang didasarkan atas
komposisi lapisannya sewaktu dilakukan pembersihan lapisan dan
dilakukan didinginkan secara penyepuhan pada lapisan di atas inti.
Selanjutnya, baja didinginkan secara tiba-tiba dari suhu tersebut di atas.
Baja seringkali dilakukan pengerjaan terakhir dengan cara disepuh pada
suhu sekitar 200°C untuk mengurangi (melepaskan) tegangan yang terjadi
pada baja yang diakibatkan pendinginan tiba-tiba.
102
Kandungan karbon pada baja yang dinitrid adalah sekitar 0,2 – 0,5% sesuai
dengan sifat-sifat inti yang diperlukan. Dan baja tersebut akan
bereaksi,secara langsung terhadap pengerjaan pengerasan. Peralatan yang
dinitrid diberi pengerjaan panas selarna tingkat awal daripada pengerjaan
mesin, untuk memperbaiki kekuatan intinya.
103
Selama proses nitrid peralatan dimasukkan ke dalam tromol (boles)
tertutup rapat yang hanya dapat memasukkan dan mengeluarkan
amoniak. Selanjutnya, peralatan dipanaskan dari luar dengan gas.
Pada penyelesaian pemanasan, amoniak tetap mengadakan sirkulasi
sampai suhu turun pada sekitar 150°C. Kemudian tromol dibuka dan
dilakukan pendinginan secara lengkap di udara. Setelah pengerjaan
ini, komponen dapat dipukul (ditempa) apabila diperlukan untuk
mengeluarkan lapisan-lapisan tipis yang dihasilkan pada permukaan
komponen.
Cara ini digunakan apabila suatu komponen terbuat dari baja yang secara
langsung dapat dikeraskan, tetapi pengerasannya berlangsung dengan
pemanasan yang amat cepat pada pemanasan intinya. Pemanasan yang
hanya dilakukan pada permukaan komponen mempunyai dua macam cara,
yaitu pengerasan busur nyala dan pengerasan induksi.
104
a. Pengerasan Busur Nyala
Proses ini disebut juga proses pengerasan dalam, waktu yang singkat.
Cara pengerasan busur nyala sesuai untuk pengerasan lapisan sampai lebih
dari 0,8 mm dalamnya dari lapisan permukaan. Suhu busur nyala harus
diatas suhu pencairan baja, agar dalam proses ini dihasilkan pemanasan yang
cepat. Selain itu, kemungkinan dapat terjadi bahaya pencairan setempal
apabila dilakukan pengerasan lapisan yang cukup dalam.
Dalam cara ini baja harus mempunyai kandungan karbon sekitar 0,4 — 0,7%
yang bereaksi terhadap pengerjaan ini. Sehingga untuk memperoleh
kekerasan baja tergantung pada komposist dan kondisi dari baja.
105
dan air pendinginan yang dipercikkan bekerja terus-menerus, dan
permukaan melintang yang dilaluinya menjadi keras. Kecepatan gerakan
unit pemanas dan pendinginan di atas permukaan komponen dapat
dikontrol sehingga dihasilkan kekerasan permukaan komponen yang sesuai
keperluan.
Pemanasan dan pendinginan yang bertahap dapat dilakukan dengan
menggunakan satu unit gabungan yang terdiri dari peralatan busur nyala
dan percikan air. peralatan yang akan dikeraskan ditempatkan di
bawahnya dan dapat bergerak dengar, kecepatan 3 m/detik yang
digerakkan oleh ban transpor.
b. pengerasan Induksi
106
digunakan hampir sama dengan dapur untuk menghasilkan baja paduan.
Tetapi dapur ini dilengkapi dengan silinder air berlubang yang bersatu dengan
kumparan dan berfungsi sebagai unit pendingin. Perhatikan gambar 34!
Proses pengerasan induksi lebih sesuai untuk baja dengan kandungan karbon
sekitar 0,45%. Dalam cara ini suhu yang dihasilkan dapat dikontrol dengan
pengaturan kumparannya, yaitu mengatur jarak antara kumparan dengan
permukaan komponen yang akan dikeraskan.
LATIHAN SOAL
107
PEMBELAJARAN XI
KOROSI DAN CARA MELINDUNGI
B. URAIAN MATERI
a. PENYEBAB KOROSI
Penyabab korosi ada dua macam, yaitu korosi kimia dan korosi elektrolit.
1. Korosi kimia
Logam akan berkarat karena suatu proses yang dapat dikatakan sebagai
suatu proses kimia yang sederhana. Oksigen yang terdapat pada atmosfer
dapat bergabung dengan logam-logam membentuk lapisan oksida pada
permukaannya. Apabila lapisan ini lepas, proses oksidasi dapat dilanjutkan
dan logam secara perlahan-lahan berkarat.
Berkaratnya besi dan baja tidak dalam oksidasi yang sederhana, diperlukan
adanya udara dan air (udara lembab). Besi tidak akan berkarat Pada udara
yang kering dan juga pada air murni. Akan tetapi, apabila udara dan air
bersama-sama, besi dan khususnya baja akan berkarat dengan cepat.
Kecepatan berkarat tidak akan berkurang. Sebab, lapisan dari hasil korosi
yang terbentuk akan lepas sehingga lapisan karat yang baru terbentuk di
bawahnya dan melepaskan lapisan di atasnya.
2. Korosi elektrolit
Korosi elektrolit pada dasarnya adalah korosi kimia juga, walaupun sedikit
lebih kompleks. Kita lihat prinsip suatu sel listrik yang sederhana, terdiri dari
pelat tembaga dan pelat seng , keduanya tercelup dalam larutan asam sulfat.
108
Tetapi begitu mereka dihubungkan suatu arus listrik yang mampu
menyalakan lampu kecil, mengalir membuat suatu rangkaian.
Kita mengerti bahwa suatu arus listrik terdiri dari arus partikel bermuatan
negatif (elektron) mengalir dari seng ke tembaga (atau dari anode ke katode).
Bagian yang harus paling diingat bahwa seng adalah “anodic” terhadap
tembaga. Sehingga apabila logam-logam itu di hubungkan dan di celupkan
kedalam suatu elektrolit, seng akan mengurai atau berkorosi lebih cepat
daripada dicelupkan sendiri dalam elektrolit.
Misalnya, saluran pipa yang terdiri dari pipa besi ringan yang disambung
dengan pipa tembaga dan dialiri air. Karena besi ringan anodic pada tembaga,
baja ringan tersebut akan berkarat dengan cepat adalah bagian yang
berhubunga langsung denan pipa tembaga.
Beberapa logam murni mempunyai daya tahan karat yang baik dari
korosi atmosfer. Akan tetapi logam itu biasanya mahal dan beberapa
diantaranya sifat mekaniknya lemah. Sehingga pelapisan tipis dari satu
diantara logam-logam itu sering digunakan untuk melindungi baja ringan.
Timah murni mempunyai daya tahan korosi yang baik sekali, tidak hanya
dalam atmosfer dan air, akan tetapi juga dalam beberapa cairan dan larutan.
Apa yang terjadi apabila lapisan timah pada baja tergores? Baja ringan
menjadi anodic pada timah sehingga akan terkorosi lebih cepat pada daerah
tergores di banding apabila tanpa timah sama sekali. Dengan demikian, dalam
memberi pelapisan baja ringan harus betul-beetul menyeluruh dan tanpa
pecah.
109
Pengaruh lapisan seng dalam hal yang serupa, di sini seng adalah
anodic pada baja ringan dan dalam hal ini seng yang berkarat lebih dari pada
bajanya. Baja ringan tidak akan berkarat sejauh seng masih terdapat di dekat
goresan.
b. BENTUK KOROSI
1. Korosi menyeluruh
Pada korosi menyeluruh logam dicerna pada seluruh permukaannya.
2. Korosi setempat atau korosi bopeng
Bentuk korosi ini mencerna logam setempat sehingga pada umumnya
muncul bopeng-bopeng kecil dalam bahan.
3. Korosi antargaris kristal
Korosi dalam garis kristal terjadi sepanjang batas hablur, sebagai
akibatnya kristal-kristal terlepas satu sama lain. Bentuk korosi ini
adalah sangat berbahaya oleh karena dari luar tidak nyata.
110
c. PENCEGAHAN KOROSI
Pencegahan korosi pada logam dapat dilakukan dengan dua proses yaitu
proses paduan dan proses pelapisan permukaan.
1. Proses paduan
Hal lain yang menyebabkan tahan korosi yaitu terdapat struktur yang
seragam pada logam. Apabila struktur terdiri dari kristal-kristal dalam
komposisi yang sama maka tidak akan terdapat aksi elektrolitik di
antaranya. Seperti antara ferit dan sementit pada struktur baja karbon
biasa.
2. Pelapisan permukaan
Pemunculan korosi dapat juga di cegah dengan menerapkan suatu
lapisan penutup, lapisan penutup ini dapat terdiri dari berbagai bahan
dan dapat dilapis dengan berbagai cara.
Cat dipakai sebagai pelapis yang sangat umum untuk baja ringan.
Cat tidak hanya melindungi melawan korosi oleh atmosfer, tetapi juga
untuk mendapatkan warna yang menarik, hasil maksimum akan di
dapat apabila pertama-tama baja dicelup fospor. Pencelupan pada obat
asam fosfat, yang tidak hanya melepaskan karat akan tetapi juga
melapisi permukaan baja dengan permukaan yang sedikit kasar dan
padat akan besi fosfat. Hal ini menghasilkan pelindung melawan korosi
111
dan juga sebagai cara pengecatan yang terbaik disamping sebagai
pelapis dasar untuk cat.
3) Bitumen
Bitumen adalah produk minyak bumi. Bitumen dapat digunakan
dengan kuas, dengan cara dicelupkan atau dengan dituangkan. Lapisan
bitumen tidak kuat dan oleh karena itu, sering diperkuat dengan lapisan
tali goni.
4) Lapisan plastik
5) Email
6) Fosfat
Produk digantungkan dalam cairan persenyawaan fosfat yang
dilumerkan. Oleh karena itu, permukaan produk dari baja diubah
112
menjadi fosfat besi dan diatasnya dapat melekat fosfat lainnya dari
cairan. Cara yang demikian, kita sebut difosfatkan, diparkerisdasikan,
diatrementasikan, atau dibonderisasikan. Menfosfatkan tidak memberi
daya tahan korosi tetap dan oleh karena itu, pada umumnya digunakan
sebagai lapisan dasar untuk lapisan cat.
7) Oksida
Tebal lapisan oksida yang terjadi adalah kira kira 0,02 mm dan berpori.
Dalam keadaan berpori ini oksida aluminium dapat menerima bahan
warna. Lapisan pori dapat di tutup dengan cara memasak produk dalam
air murni selama seperempat jam. Jika dalam air tidak kita campurkan
bahan warna maka lapisan oksida menjadi bening seperti kaca.
Cara itu disebut menganodisasikan atau mengeloksasikan yang
dilakukan untuk konstruksi dan alat rumah tangga.
1. Elektroplating (penyepuhan)
Penyepuhan adalah melapiskan logam pada permukaan logam. Emas,
perak, nikel, kromium, tembaga, kadmium, timah, seng, dan beberapa
paduan yang lain dapat dilapisi dengan cara penyepuhan.
113
Tambahan pula tidak terjadi pemanasan pada komponen yang akan dilapisi
sehingga tidak ada resiko kerusakan sifat mekanik yang mungkin akan
terjadi pada perlakuan pemanasan yang lain.
2. Pekerjaan spoker
Pekerjaan spoker adalah pekerjaan logam dengan cara logam yang akan
diterapkan dilumerkan dengan pembakar khusus dan selanjutnya
disemprotkan oleh tekanan nyala api pada produk. Produk yang akan
diolah harus agak kasar.
3. Galvanisasi
4. Serardisasi
Lapisan serardisasi itu keras dan mempunyai ketahanan aus yang baik.
Sambungan las dan patri dapat diserardisasikan dan oleh karena itu,
memperoleh warna yang sama dengan sisa produk. Kita mengserdisasikan
pada umumnya untuk bagian-bagian kecil dari baja seperti baut, mur,
gelang dan sebagainya.
5. Perlindungan katodis
Menurut cara ini logam dikempa atau dicanai pada suhu tinggi, kita
membuat stempel dengan tembaga, nikel, aluminium dan perak.
114
Tangki dalam tanah, tiang jembatan dan sebagainya dapat dilindungi
secara sederhana terhadap korosi. Disini anode pembantu dihubungkan
secara listrik oleh tanah yang lembab atau dihubungkan dengan kawat
tembaga pada konstruksi yang harus dilindungi. Oleh karena magnesium
lebih baik dari baja maka korosi seakan-akan diambil alih oleh magnesium.
Kita memang harus mencoba menanam anode pembantu magnesiun
ditempat yang paling bermanfaat.
LATIHAN SOAL
115
PEMBELAJARAN XII
B. URAIAN MATERI
a. PENDAHULUAN
Mencetak dan menuang adalah suatu cara memberi bentuk benda
kerja. Disebut menuang jika cara pembentukannya dilakukan dengan
penuangan. Jika dilihat dari biaya, cara tersebut akan lebih
menguntungkan dibandingkan dengan cara lain.
Model dan mal biasanya terbuat dari kayu, akan tetapi model
kadang-kadang ada juga yang terbuat dari logam. Pada pembuatan model
harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1). Untuk mencegah penyerapan air dan perubahan bentuk, model itu
harus disusun dari aneka bagian yang direkat, disekrup, atau
116
dipakukan dengan arah serai yang saling bersilang dan harus di lak
dengan warna merah.
2). Model hams dibuat sedikit lebih besar daripada benda tuang yang
diinginkan dengan memperhatikan penyusutan dari bahan yang akan
dituang.
3). Bagian yang akan dikerjakan lebih lanjut setelah dituang harus diberi
tambahan sebesar sampai 10 mm dan harus dilak dengan warna biru.
4). Untuk memudahkan pengeluaran hasil cetakan, model harus tersusun
Jari bagian-bagian yang disentriskan (dipusatkan) satu sama lainnya.
5). Model harus dibuat longgar, agar dapat dikeluarkan dengan mudah
dari lekuk cetakan dengan tidak merusak selubung cetakan.
6). Model harus dapat dikeluarkan dari cetakan, jadi bila perlu harus
terdiri atas dua atau tiga bagian atau lebih. Sementara itu, bagian
konstruksi yang hendak dibuat ialah tunggal, bagian-bagian dari
model satu sama lain dihubungkan dengan pena-pena senter dan pipa-
pipa.
7). Bagian-bagian konstruksi yang mempunyai ruangan kosong harus
ditempatkan sebuah teras. Bagian itu tentu tidak dapat tergantung di
udara, melainkan harus bertumpu pada pasir cetakan.
8). Dinding sisi model sejajar di dalam cetakan yang berdiri tegak lurus
haruslah konis (1 : 20). Jika tidak demikian, model tidak dapat
dikeluarkan dari celakan tanpa merusak cetakan.
117
c. BAHAN CETAKAN DAN BAHAN TERVS
1. Pemilihan Bahan
Dalam memilih dan menggunakan bahan-bahan yang akan dibuat
untuk cetakan hams memperhatikan persyaratan sebagai berikut.
1). Bahan cetakan dan bahan teras harus dapat dikerjakan dengan
mudah menurut bentuk yang diinginkan.
2). Bahan cetakan dan bahan teras harus dapat bertahan terhadap
pengerjaan mengikis dari logam cair yang mengalir ke dalam
(stabilitas mekanis) dan terhadap tekanan logam cair yang mengalir
(berlawanan terhadap tekanan metalostatik).
3). Bahan cetakan dan bahan teras tidak boleh menyerpih atau
menjadi retak karena logam cair yang mengalir ke dalam (stabilitas
termis) tidak boleh masuk ke dalam pori atau rengatan (perlawanan
terhadap penetrasi). Jika logam meresap sampai jauh ke dalam
bahan cetakan atau bahan teras, pada benda tuangan dapat lekat
membakar suatu lapisan pasir yang dinamakan hangus. Dengan
demikian, kita memperoleh benda tuang dengan kulit tuang yang
keras yang sulit dikerjakan.
4). Bahan cetakan dan bahan teras harus dapat membuang gas yang
terjadi waktu pernbuangan. Jika ini tidak terjadi maka dalam benda
tuang akan timbul gelembung-gelembung gas. Dengan menusuk
saluran pembuang gas, bahan cetakan itu dapat membuang gas.
5). Bahan teras hams mempunyai sifat dapat lalu gas yang lebih tinggi,
sebab teras itu seluruhnya dilingkungi oleh logam cair. Oleh karena
itu, teras biasanya diberi saluran pembuang gas. Saluran
pembuang gas itu diperoleh dengan cara menghentakkan batang
besi atau tali (tali jemuran atau tali jerami) ke dalam bahan teras.
Batang besi dan tali setelah cetakan selesai dicabut dari teras,
sedangkan tali jemuran dan tali jerami lumer dan hangus waktu
penuangan.
118
sebagai bahan cetakan untuk benda kerja yang kecil sampai
yang besar. Untuk rnencegah penghangusan, sering
ditambahkan sedikit tepung batu bara pada bahan cetakan.
Untuk alasan yang sama setelah cetakan selesai, biasanya
cetakan tersebut disemprot dengan tepung grafit atau dipoles
dengan cairan grafit, yang dinamakan "penghitaman".
Penyemprotan dengan tepung grafit dilakukan terhadap cetakan
yang tidak dikeringkan, pekerjaan penghitaman dilakukan
terhadap cetakan yang dikeringkan. Dengan demikian, kita juga
memperoleh benda tuang dengan permukaan yang licin. Untuk
memperbesar sifat dapat lalu gas kadang-kadang dimasukkan
jerami atau rami.
2). Pasir minyak terdiri dari pasir kuarsa dengan minyak sebagai
bahan pengikat. Pasir minyak mempunyai sifat yang baik, pasir
ini terutama digunakan sebagai bahan teras untuk benda tuang
yang kecil sampai yang besar. Teras itu setelah diselesaikan,
dikeringkan dan dihitamkan, dan dalam keadaan seperti itu
diletakkan dalam cetakan. Setelah penuangan, bahan pengikat
itu terbakar sehingga teras dapat dengan mudah dikeluarkan
dari benda tuang.
d. PERALATAN CETAKAN
120
GAMBAR 3B. PERALATAN CETAKAN
121
e. CETAKAN
Cetakan dibuat dari pasir dengan menggunakan model, untuk dapat
digunakan sebagai bahan cetakan, pasir itu harus mempunyai sifat-sifat
berikut.
Akhirnya cetakan itu dilumuri dengan grafit atau bubuk arang kayu
supaya pasir tidak lengket hangus pada logam yang panas, sesudah itu
siap untuk dituang. Cetakan yang basah itu memadai untuk kebanyakan
dari benda-benda kecil yang dituang.
122
kurus. Karena itu untuk benda tuang yang tebal dan besar lebih baik
dipakai pasir gemuk.
Tanah napal terdiri dari pasir, tanah Mat, dan persenyawaan besi
yang berwarna kecokelatan. Tanah itu dicampur di dalam paling
pencampur dengan suatu alat penyusut, misalnya potongan jerami, abu
lapuk tumbuhan, pupuk kotoran kuda dan ditambahkan air ke dalamnya.
Di tempat membuat cetakan dengan mal lebih disukai tanah napal. Setelah
pekerjaan menuang selesai, cetakan dibuka kembali dan pasir diangkut ke.
tempat pengolahan pasir. Perhatikan Gambar 38!
Teras-teras juga dibuat dari pasir. Ketiga macam pasir yang tersebut
di atas dapat dipakai, tetapi seringkali dicampur dengan dekstrin atau
minyak cat. Teras minyak itu lebih mudah dilepaskan dari benda yang
dituang, dan selalu dikeringkan dengan baik pada suhu 150 - 200°C.
Teras-teras tanah napal malahan dibakar sampai di dalam sebuah dapur.
Teras-teras itu harus lebih kuat daripada cetakan, karena cetakan
tergantung bebas di atas kedudukan teras. Teras-teras yang besar
diperkuat dengan besi teras yang ditaruh di dalamnya. Pada teras-teras
123
halus yang panjang hal ini malahan belum memadai, karena itu harus
ditempatkan lagi tumpuan teras (lihat Gambar 39).
124
Pembuatan cetakan dilakukan di dalam sebuah rangka cetak.
Rangka cetak itu terbuat dari besi tuang atau baja, juga dari kayu, serta
tidak mempunyai alas dan tutup. Yang ada hanya dinding sisi dan
kebanyakan bentuknya persegi empat (lihat Gambar 41).
Rangka cetak yang kecil sekali ukurannya lebih kurang 350 x 350
mm, yang paling besar mencapai 800 x 1.000 mm dan tebal dinding sisinya
sekitar 6 - 10 mm.
f. PENUANGAN
1. Umum
Besi tuang dibuat dari besi mentah di dalam dapur kubah. yaitu
dengan cara meniup besi tuang cair dari dapur kubah di dalam bejana
Bessemer (lapisan asam), isinya kira-kira 2 ton. Untuk pemisahaan yang
kontinu. baja tuang yang masih cair didatangkan dari tempat
pembuatan baja atau dari dapur Siemen Martin. Pada perusahaan kecil
balok-balok baja tuang dicairkan di dalam dapur lebur.
125
Waktu mulai menuang sumbat tanah napal dikeluarkan dan
logam cair mengalir melalui cerat ke dalam panci tuang yang berdiri di
bawahnya. Panci tuang itu ada yang kecil, disebut panci tangan,
muatannya kira-kira 15 kg besi dan dapat dipikul oleh satu orang.
Perhatikan Gambar 43!
Cetakan yang besar sekali dituang dengan alat bantu panci kerek
yang dibalikkan oleh pemindah ulir dan roda ulir untuk mengatur
kecepatan menuang dengan mudah. Panci tuang terbuat dari baja pelat
yang dilas atau dikeling dan sebelah dalamnya dilapis dengan tanah
napal. Sementara itu, pada panci yang besar sekali dilapis dengan batu
tahan api.
126
1.400°C, loyang dan perunggu pada 1.000 - 1.200°C. Suhu tersebut
cukup tinggi sehingga logam cair dalam panci tuang tidak menjadi
dingin selama waktu menuang. Keberatan ini pada logam-logam ringan.
yang dituang pada suhu 600 - 800°C adalah lebih besar. Lebih lagi pada
campuran aluminium terjadi kulit oksid yang liat pada permukaan
logam. Kulit oksid dibiarkan saja karena melindungi isi panci tuang dari
pendinginan selanjutnya. Logam cair itu dituang melalui cerat panci
tuang. sedangkan kulit oksid itu tinggal pada permukaannya. Kadang-
kadang malahan pancaran tuang ketika. itu membeku dari luar dan kita
seakan-akan menuang sebuah pipa aluminium. Hal tersebut
menguntungkan karena aluminium dengan cara demikian tiba di dalam
cetakan tanpa oksidasi. Terak-terak lepas yang mengapung di atas
logam selama penuangan sebanyak mungkin ditahan dengan bantuan
sendok terak. Perhatikan Gambar 44!
127
pada logam di dalam cetakan, yang dengan demikian pasti terisi dengan
baik. Tetapi bila saluran tuang terlalu panjang maka pasir dihanyutkan
oleh logam yang jatuh di sebelah bawah dan dibawa ke dalam. Jadi, di
dalam cetakan yang terbuat dari pasir haruslah diberi segumpalan pasir
cetakan gemuk atau tanah napal dan ditumbuk baik-baik hingga kuat.
Logam jangan dibiarkan jatuh bebas ke dalam cetakan. Logam itu harus
disalurkan melalui saluran keratan di dalam cetakan atau setidak-
tidaknya harus mengalir ke bawah sepanjang dinding.
Pada tabling yang dituang tegak lurus atau pada silinder, bagian
yang berlebih senntr harus dipakai. Hal itu bertujuan untuk
memperoleh dinding atau liens liens yang baik sampai keatas tanpa
liang susut. yakni mengingat pengolahan kemudian. Bagian yang
berlebih dibuang dengan mesin bubut atau digergaji.
2. Cara Penuangan
a. Menuang ke dalam Kokwil
Yang dimaksudkan adalah menuang ke dalam cetakan logam.
Cetakan logam ini biasanya dibuat dan besi tuang perlitis atau dari
baja tahan panas. Cetakan logam tersebut biasanya tersusun dari
dua bagian lebih. Corona pennant: seringkali dipasang pada bidang
antara bagian-bagian cetakan. Jika diperlukan lubang dalam benda
kerja, lubang itu diperoleh dengan menggunakan teras logam yang
terlepas. Bagian-bagian cetakan disentriskan dengan konstruksi pena
dan kemudian lubang diikat dengan sengkang jepitan. Benda tuang
kokwil mempunyai penyimpanan ukuran yang kecil dan permukaan
yang licin. Strukturnya halus karena pcndinginan yang cepat.
129
c. Penuangan Semprot dan Penuangan Kempa
Pada cara penuangan semprot. sejumlah logam cair
disemprotkan ke dalam sebuah cetakan logam. Pada penuangan
kempa sejumlah logam lunak seperti bubur dikempa ke dalam
sebuah cetakan logam. Gambar 46 menunjukkan cara penuangan
semprot dengan bantuan sebuah mesin dengan portal panas. Logam
cair dalam periuk lumer masuk ke dalam portal injeksi (Gambar a)
LATIHAN SOAL
130
4. Sebutkan jenis-jenis bahan cetakan dan teras
5. Sebutkan macam-macam peralatan cetakan
131
PEMBELAJARAN XIII
MODULUS ELASTISITAS
B. URAIAN MATERI
1. Modulus Young
Jika sebuah tongkat sepanjang LiLi dan luas penampang AA ditarik dengan
gaya luar sebesar FF sehingga panjang tongkat
menjadi LfLf dengan Lf>LiLf>Li maka pada kondisi ini tongkat mengalami
tegangan.
Tegangan tarik (σσ) didefinisikan sebagai gaya (F)(F) persatuan luas (AA) dan
regangan tarik (ee) adalah perbandingan pertambahan panjang (ΔLΔL) dengan
panjang mula-mula (LiLi) saat sebuah benda dikenai gaya.
Tegangan, σ Regangan e== FAΔLLi Tegangan, σ = FA Regangan e= ΔLLi
Tidak semua benda dapat kembali ke bentuk semula setelah dikenal gaya,
Elastisitas benda hanya berlaku sampai suatu batas yaitu batas elastisitas.
Batas elastisitas didefinisikan sebagai tegangan maksimum yang dapat
diberikan ke bahan sebelum bahan mengalami deformasi permanen.
Pada suatu titik benda yang diberi gaya dan mengalami deformasi tidak dapat
kembali kebentuk semula. Titik inilah yang disebut batas elastis. Pada benda
yang elastis. Pada benda yang elastis, perbandingan tegangan dengan
regangannya adalah konstan.
132
Setiap bahan memiliki nilai Modulud Young berbeda-beda Tabel 1
menunjukkan beberapa nilai modulus Young dari beberapa bahan. Seperti
Modulus elastisitas beton bertulang berbeda dengan modulus elastisitas baja
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1
2. Modulus Shear
Tipe deformasi yang lain ketika sebuah objek dikenal gaya adalah saat objek
dikenal gaya yang sejajar dengan luas penampang benda. Misalkan benda
awalnya berbentuk balok kemudian dikenal gaya disalah satu sisinya
kemudian balok menjadi berbentuk prisam jajargenjang. pada kondisi ini
133
Perhatikan gambar diatas, Modulus Shear (SS) disefinisikan sebagai
pebandingan tegangan geser dengan regangan geser. Tegangan geser adalah
gaya yang bekerja persatuan luas, dimana gaya bekerja sejajar dengan luas
penampangnya. Regangan geser adalah perbandingan pergeseran sisi (ΔxΔx
dengan tinggi objek (hh)
SS==F/AΔx/hFxhAxΔxS=F/AΔx/hS=FxhAxΔx
Satuan modulus elastisitas yakni satuan dari Modulus Young dan Modulus
Shear adalah sama yaitu N/m2.N/m2.
3. Modulus Bulk
Tegangan volume adalah gaya persatuan luas dan regangan volume adalah
perbandingan perubahan volume (ΔVΔV) dengan volume mula-mula (Vi)(Vi).
Secara matematis Modulus Bulk (BB) di tuliskan sebagai berikut.
BS==ΔF/AΔV/ViΔPxViΔVB=ΔF/AΔV/ViS=ΔPxViΔV
134
Tabel 1. Nilai Modulus Beberapa Bahan.
LATIHAN SOAL
1. Jelaskan pengertian dari modulus elastisitas
2. Sebutkan dan jelaskan macam-macam dar modulus
135
PEMBELAJARAN XIV
MEKANIKA MATERIAL DAN TEKANAN
B. URAIAN MATERI
Dalam mekanika material, kekuatan material adalah kemampuannya untuk
menahan beban yang diterapkan tanpa kegagalan atau deformasi
plastis . Bidang kekuatan material berhubungan dengan gaya dan deformasi
yang dihasilkan dari aksi mereka pada suatu material. Suatu beban yang
diterapkan pada bagian mekanis akan menginduksi gaya-gaya internal di
dalam bagian yang disebut tegangan ketika gaya-gaya tersebut diekspresikan
berdasarkan unit. Tekanan yang bekerja pada material menyebabkan
deformasi material dalam berbagai cara termasuk menghancurkannya
sepenuhnya. Deformasi material disebut regangan ketika deformasi itu juga
ditempatkan pada satuan satuan. Tegangan dan regangan yang berkembang
dalam komponen mekanis harus dihitung untuk menilai kapasitas beban
komponen tersebut. Ini membutuhkan deskripsi lengkap tentang geometri
elemen, batasannya, beban yang diterapkan pada elemen dan sifat-sifat bahan
yang membentuk elemen tersebut. Beban yang diterapkan mungkin aksial
(tarik atau tekan), atau rotasi (kekuatan geser). Dengan deskripsi lengkap
tentang pemuatan dan geometri anggota, keadaan tegangan dan keadaan
regangan pada titik mana pun dalam anggota dapat dihitung. Setelah keadaan
tegangan dan regangan dalam komponen diketahui, kekuatan (kapasitas
dukung beban) dari komponen tersebut, deformasinya (kualitas kekakuan),
dan stabilitasnya (kemampuan untuk mempertahankan konfigurasi aslinya)
dapat dihitung.
Tegangan yang dihitung kemudian dapat dibandingkan dengan beberapa
ukuran kekuatan anggota seperti hasil bahan atau kekuatan
pamungkas. Lendutan yang dihitung dari anggota dapat dibandingkan dengan
kriteria defleksi yang didasarkan pada penggunaan anggota. Beban tekuk yang
dihitung dari anggota dapat dibandingkan dengan beban yang
diterapkan. Kekakuan dan distribusi massa yang dihitung dari anggota dapat
digunakan untuk menghitung respon dinamis anggota dan kemudian
dibandingkan dengan lingkungan akustik di mana ia akan digunakan.
Kekuatan material mengacu pada titik pada kurva tegangan-regangan teknik
(tegangan luluh) di mana material mengalami deformasi yang tidak akan
sepenuhnya terbalik pada saat pemindahan pembebanan dan sebagai
akibatnya anggota akan mengalami defleksi permanen. Kekuatan utama
136
material mengacu pada nilai maksimum stres yang dicapai. Kekuatan fraktur
adalah nilai tegangan pada fraktur (nilai tegangan terakhir dicatat).
Jenis-jenis pemuatan
Muatan melintang - Pasukan diterapkan tegak lurus terhadap sumbu
longitudinal anggota. Pemuatan melintang menyebabkan anggota menekuk
dan membelok dari posisi semula, dengan regangan tarik dan tekan internal
yang menyertai perubahan kelengkungan anggota.
[1] Pemuatan melintang juga menginduksi gaya geser yang menyebabkan
deformasi geser material dan meningkatkan defleksi melintang anggota.
Pemuatan aksial - Gaya yang diterapkan adalah linier dengan sumbu
longitudinal anggota. Pasukan menyebabkan anggota meregang atau
memendek.
[2] Pembebanan puntir - Aksi puntir yang disebabkan oleh sepasang pasangan
gaya yang disetarakan secara berlawanan dan diarahkan secara eksternal
yang bekerja pada bidang paralel atau oleh pasangan eksternal tunggal yang
diterapkan pada anggota yang ujungnya tetap pada rotasi.
Istilah tekanan
di mana F adalah gaya [N] yang bekerja pada area A [m 2 ]. [3] Area tersebut
dapat berupa area yang tidak terdeformasi atau area yang terdeformasi,
tergantung pada apakah tekanan teknik atau stres yang sebenarnya menarik.
• Tegangan tekan (atau kompresi ) adalah keadaan tegangan yang disebabkan
oleh beban yang diterapkan yang bertindak untuk mengurangi panjang
material (bagian kompresi ) sepanjang sumbu beban yang diterapkan, dengan
kata lain keadaan tegangan yang menyebabkan terjepitnya tekanan.
bahan. Kasus sederhana dari kompresi adalah kompresi uniaksial yang
disebabkan oleh aksi dari gaya dorong yang berlawanan. Kekuatan tekan
untuk bahan umumnya lebih tinggi dari kekuatan tariknya. Namun, struktur
yang dimuat dalam kompresi tunduk pada mode kegagalan tambahan,
seperti tekuk , yang tergantung pada geometri anggota.
137
• Tegangan tarik adalah keadaan tegangan yang disebabkan oleh beban yang
diterapkan yang cenderung memanjang material di sepanjang sumbu beban
yang diterapkan, dengan kata lain tegangan yang disebabkan
oleh menarik material. Kekuatan struktur dengan luas penampang yang sama
yang dimuat dalam tegangan tidak tergantung pada bentuk
penampang. Material yang dimuat dalam tegangan rentan
terhadap konsentrasi tegangan seperti cacat material atau perubahan geometri
yang tiba-tiba. Namun, bahan yang menunjukkan perilaku ulet (sebagian
besar logam misalnya) dapat mentolerir beberapa cacat sementara bahan
rapuh (seperti keramik) dapat gagal jauh di bawah kekuatan material
utamanya.
• Tegangan geser adalah keadaan tegangan yang disebabkan oleh energi
gabungan dari sepasang gaya yang berlawanan yang bekerja sepanjang garis
aksi paralel melalui material, dengan kata lain tegangan yang disebabkan oleh
permukaan material tergelincir relatif terhadap satu sama lain. Contohnya
adalah memotong kertas dengan
• gunting [4] atau tekanan karena pemuatan torsional.
hubungan regangan-
139
Respon statis dasar spesimen di bawah tekanan
• Elastisitas adalah kemampuan suatu material untuk kembali ke bentuk
semula setelah stres dilepaskan. Dalam banyak bahan, hubungan antara
tegangan yang diterapkan berbanding lurus dengan regangan yang dihasilkan
(hingga batas tertentu), dan grafik yang mewakili kedua kuantitas tersebut
adalah garis lurus.
LATIHAN SOAL
1. Jelaskan pengertian dari kekuatan material
2. Jelaskan pengertian dari jenis pemuatan
140
3. Apa yang dimaksud dari :
a. Tegangan tekan
b. Tegangan Tarik
c. Tegangan geser
4. Sebutkan dan jelaskan macam-macam kekuatan tegangan
5. Apa yang dimaksud dengan plastisitas
141
PEMBELAJARAN XV
PELUMAS
B. URAIAN MATERI
Minyak bumi adalah zat cair yang licin dan mudah terbakar yang
terjadi sebagian besar karena hidrokarbon, zat yang terdiri atas hidrogen
dan karbon. Jumlah hidrokarbon dalam minyak berkisar antara 50%
sampai 98%. Sisanya terdiri atas senyawa organik yang berisi oksigen,
nitrogen atau belerang, air, kapur, dan tanah liat.
1) membuang kotoran-kotoran,
2) memisah-misahkan minyak dalam beberapa komponen atau fraksi-
fraksi, dan
3) merengkah fraksi-fraksi menjadi berbagai golongan minyak.
142
Cara pengolahan yang digunakan tergantung pada jenis minyak yang
diingini dan jenis minyak mentah yang tersedia. Adapun cara pengolahan
minyak bumi yaitu dengan cara distilasi dan merengkah.
1. Cara Distilasi
Pembersihan minyak mentah terutama dilaksanakan dengan
metode fraksi-fraksi (penyulingan). Prinsip pembersihan dengan cara
distilasi berdasarkan perbedaan titik didih dari senyawa yang terdapat
dalam minyak mentah, ada bagian ikatan yang dapat cepat menguap
dan ada yang lambat. Pelaksanaan cara ini dilakukan dengan proses
sebagai berikut. Minyak mentah diisikan ke dalam suatu menara fraksi
tertutup, lalu bagian bawah menara dipanasi. Oleh pemanasan ini
bagian minyak yang bertitik didih rendah menguap lebih dahulu dan
memisahkan diri dari pipa uap yang dihubungkan ke puncak menara
kemudian diembunkan di dalam suatu tangki yang dilengkapi dengan
pipa pendingin spiral. Cairan yang mengembun ditampung, itulah
minyak yang mempunyai titik didih pada suhu tersebut.
143
2. Merengkah
Tujuan utama proses ini ialah untuk memperbaiki kualitas bahan
bakar sehingga efisiensi mesin dapat diperbaiki. Untuk itu perbandingan
komponen hidrokarbon diubah dan ukuran serta susunan molekul-
molekulnya diatur. Molekul-molekul yang tidak diinginkan dikeluarkan.
Pelaksanaan ini dilakukan dengan bantuan bahan-bahan kimia
(merengkah katalis) atau dengan penaikan suhu (merengkah termis).
a. Bensin Reguler
Bensin reguler mengandung sedikit tetraethylead karena itu
mempunyai kualitas anti ketukan yang lebih baik dari bensin putih.
Bensin ini dapat dipakai untuk semua mesin kompresi tinggi untuk
kendaraan traktor dan truk pada kondisi biasa.
b. Bensin Premium
Bensin premium mempunyai sifat anti ketukan yang lebih baik dan
dapat dipakai pada mesin kompresi tinggi pada semua kondisi.
144
Sifat-sifat penting yang perlu diperhatikan pada bahan bakar bensin
ialah kecepatan menguap, kualitas pengetukan (kecenderungan
berdetonasi), kadar belerang, ketetapan (kemantapan) penyimpanan,
kadar damar, titik beku, titik embun, titik nyala, dan berat jenis.
1) Kecepatan menguap
Sifat ini mempunyai peranan penting bagi bensin. Yang dimaksud
dengan kecepatan menguap ialah sifat yang menyatakan tentang
mudah tidaknya bensin itu menguap pada kondisi tertentu.
2) Kualitas berdetonasi
Pada akhir kompresi campuran udara dan bahan bakar di dalam
silinder dinyalakan oleh percikan api dari busi, pembakarannya
mulai terjadi di sekitar busi. Permukaan api bergerak menyebar ke
semua arah, dan campuran yang disinggung api segera terbakar.
Makin banyak bagian campuran yang terbakar makin banyak
panas terbentuk, tekanan dan suhu juga naik. Kenaikan suhu
dari bagian campuran yang belum dicapai oleh nyala atau
permukaan api pada suatu saat dapat mencapai keadaan kritis,
sehingga dapat terbakar sendiri. Batas tersebut dinamakan titik
nyala.
3) Bahan tambahan
Untuk menghambat terjadinya ketukan atau detonasi, maka diberi
bahan tambahan. Kegunaan bahan tambahan antara lain sebagai
berikut.
145
(2) Pencegah kerusakan logam, untuk melindungi bensin dari
bahaya yang diakibatkan oleh logam-logam tertentu yang
mungkin terbawa selama proses pembersihan atau di dalam
sistem bahan bakar.
(3) Pencegah pembentukan es, untuk mencegah permukaan es
dalam karburator dan pipa-pipa dingin dari sistem bahan
bakar.
(4) Pembersih (detergent), untuk menjamin agar karburator tetap
bersih.
(5) Senyawa fosfor, untuk melindungi permukaan pengapian.
2. Bahan Bakar Diesel
Bahan bakar motor diesel berkualitas lebih rendah dari bahan
bakar motor bensin. Yang terpenting dalam golongan bahan bakar motor
diesel yaitu minyak gas (gas oil), minyak diesel, dan minyak bakar.
Minyak gas (gas oil) dinamakan solar, digunakan pada motor diesel
putaran tinggi misalnya pada kendaraan bermotor. Minyak itu diperoleh
dengan cara mendistilasi minyak mentah, tepat sesudah penguapan
fraksi bensin dan kerosin. Minyak diesel lebih berat dari minyak gas dan
dipakai pada motor diesel putaran rendah. Minyak bakar lebih berat dari
minyak diesel digunakan pada motor diesel putaran rendah.
146
a. Kualitas Penyalaan
Kecenderungan bahan bakar untuk menyala dengan sendirinya
disebut kualitas penyalaan. Kualitas penyalaan yang baik
menunjukkan kemudahan terbakar sendiri pada suhu yang rendah.
Baik tidaknya kualitas penyalaan diukur dengan menggunakan
bahan bakar standar yaitu cetan-alkan (C16H34) dan alfa
methylnaptalene.
b. Kecepatan Menguap
Derajat kecepatan menguap bahan bakar diesel dinyatakan dengan
suhu ketika 90% bahan bakar sudah mengembun atau tersuling.
c. Residu Karbon
Bila semua bagian yang ringan telah diuapkan dengan pemanasan di
dalam tabung tertutup tanpa pemasukan udara tinggallah sisanya
residu karbon, pengukuran ini dimaksudkan untuk membentuk
kerak atau endapan karbon pada bagian-bagian motor.
d. Viskositas
Ukuran tahanan fluida untuk dapat mengalir dinyatakan dalam
waktu alir (detik) yang dibutuhkan untuk menghabiskan sejumlah
fluida dengan volume tertentu melalui suatu pipa yang mempunyai
ukuran tertentu pada kondisi standar. Dibandingkan dengan waktu
alir murni pada temperatur standar, makin lama waktu untuk
menghabiskannya makin tinggi viskositasnya.
e. Kadar Belerang
Belerang yang dikandung bahan bakar mempunyai akibat merugikan
yang sama seperti motor bensin. Gas belerang dioksida dalam gas
asap dapat merusak logam-logam, terutama bila motor bekerja
dingin. Hal ini terutama tampak pada saluran buang, katup-katup,
dan cincin torak.
f. Kadar Abu
Abu bahan bakar yang ikut masuk ke dalam pompa, nosel, dan
bidang-bidang silinder, menggores bidang tertentu. Lama kelamaan
menjadi aus dan longgar sehingga timbul kebocoran. Abu ini dapat
juga menyumbat kapiler nosel. Kadar abu bahan bakar dapat diukur
dengan cara membakar sejumlah bahan bakar. Abu yang tidak
147
terbakar tinggal sebagai sisa. Kadar abu bahan bakar harus serendah
mungkin.
D. MINYAK PELUMAS
1. Pengertian
Sumber utama pelumas adalah minyak bumi yang merupakan
campuran beberapa organik, terutama hidrokarbon. Segala macam
minyak bumi mengandung parafin (CnH2n–2), siklik parafin (naftena)
(CnH2n) dan aromatik (CnHn), jumlah susunan tergantung sumber
minyaknya.
148
2. Fungsi
Fungsi terpenting dari pelumas adalah
2. menghindari keausan,
149
Pelumasan penuh film 0,001 – 0,005
a. Gesekan Kering
Gesekan kering terjadi bila tidak terdapat bahan pelumas. Jadi,
antara bagian-bagian yang bergerak terjadi kontak langsung.
Perlawanan gesekan adalah akibat dari kaitan berturut-turut dari
puncak bagian-bagian yang tidak rata. Besarnya koefisien gesek
ditentukan oleh jenis permukaan yang saling bergeser, koefisien
gesek antara 0,3 sampai 0,5. Gesekan kering tidak diperbolehkan
dalam peralatan teknik.
150
hal ini tidak terdapat gesekan kering antara bagian-bagian yang
bergerak melainkan suatu gerakan zat cair antara lapisan-lapisan
bahan pelumas.
1) Minyak tumbuh-tumbuhan
Minyak tumbuh-tumbuhan diperoleh dengan cara memeras biji atau
buah. Minyak tumbuh-tumbuhan yang terpenting dalam teknik ialah
minyak lobak (rape oil), minyak biji katun, dan biji risinus.
2) Minyak hewan
Minyak hewan diperoleh dengan cara merebus atau memeras tulang
belulang atau lemak babi. Minyak hewan yang terpenting untuk
keperluan teknik ialah minyak tulang dan minyak ikan. Minyak
tersebut masing-masing diperoleh dari kaki hewan dan dari ikan.
Minyak tumbuh-tumbuhan dan minyak hewan keduanya mempunyai
151
daya lumas yang baik, oleh sebab itu minyak tersebut dinamakan
minyak berlemak. Keburukan dari minyak itu ialah cepat menjadi
tengik yang berarti bahwa minyak menjadi cepat tua. Minyak
tumbuh-tumbuhan dan minyak hewan hampir tidak digunakan
secara tersendiri sebagai minyak pelumas. Akan tetapi karena daya
lumasnya baik sekali maka ditambahkan pada minyak mineral.
3) Minyak mineral
Minyak mineral diperoleh dengan cara distilasi (penyulingan) minyak
bumi secara bertahap. Minyak mineral lebih murah daripada minyak
tumbuh-tumbuhan atau minyak hewan, akan tetapi lebih tahan lama
dari kedua macam minyak tersebut. Hanya saja daya lumas dari
minyak mineral tidak sebaik minyak tumbuh-tumbuhan dan minyak
hewan.
4) Minyak kompon
Minyak kompon itu adalah campuran antara minyak mineral dengan
sedikit minyak tumbuh-tumbuhan atau minyak hewan. Campuran
ini mempunyai daya lumas yang lebih sempurna daripada minyak
mineral.
152
dapat dicegah. Aditif antikorosi memberi lapisan pelindung pada bagian
mesin, dengan demikian dapat dicegah termakannya oleh asam yang
terjadi dalam minyak.
E. GEMUK
Gemuk digunakan bila minyak tidak dapat dipakai. Gemuk adalah
produk padat agak cair, umumnya tersusun dari minyak dan sabun di
samping metode lain membuat gemuk. Kandungan minyak umumnya
antara 75 - 95%. Gemuk lebih tahan karat, tahan oksidasi, tahan udara
lembap dan sebagainya. Kita menggunakan gemuk apabila pemakaian
oli mengalami kesulitan karena tidak ada penutup.
153
Gemuk ini tahan air, akan tetapi tidak tahan suhu tinggi, titik
tetesnya terletak pada 90°C. Gemuk ini sesuai untuk penggunaan
khusus, yang memerlukan perlawanan terhadap daya lempar keluar.
F. PENGGUNAAN PELUMAS
Pelumas dapat digunakan untuk beberapa keperluan, antara lain
sebagai berikut.
1. Oli Mesin
Tersedia dalam dua kualitas, yaitu bermutu rendah dan tinggi.
Yang bermutu rendah diperuntukkan untuk bagian-bagian yang dapat
dilumas dari pot oli. Kualitas yang lebih tinggi diperuntukkan untuk
sistem sirkulasi (pelumasan bantalan, roda gigi transmisi beban ringan)
di mana oli harus berfungsi dalam jangka waktu yang lama, bermutu,
dan tahan oksidasi. Viskositas yang diberikan untuk bantalan
tergantung beberapa faktor, yaitu beban, kebebasan, suhu, kecepatan,
diameter poros, dan sistem pelumasan.
154
3. Oli Silinder Uap
Oli silinder uap harus mempunyai titik nyala yang tinggi dan
tidak mengandung bahan yang mudah menguap pada uap panas.
Minyak mengandung proporsi gemuk tertentu diperbolehkan beremulsi
dengan cairan yang bersifat pelumas yang baik, adhesi pada logam
cukup baik.
4. Oil Motor
Oli motor bensin mengandung pembersih untuk mencegah
mengendapnya kotoran padat dengan menjaganya tetap dalam suspensi.
5. Oli Hidrolik
Dengan alasan keselamatan, cairan hidrolik tidak mudah
menyala, apalagi untuk sistem hidrolik yang bekerja di dekat api.
LATIHAN SOAL
155