ON
B P
TS D
ISI
HUKUM DAN ATURAN NEGARA PANTAI, dll.
02
UU No. 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran
PENGENALAN DAN PEMBAHASAN GLOBAL
03 RPM
SERTIFIKASI, PERIZINAN, DAN PERSETUJUAN DALAM
PENATAAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI SUNGAI
DAN DANAU Pengawakan Kapal
04 RPerPres.
PELAYARAN RAKYAT
KECELAKAAN KAPAL
05
06 PENANGANAN HUKUM
MASA KOLONIAL BELANDA
Permasalahan:
• Setiap wilayah di Indonesia dipisahkan oleh laut bebas
• Kapal-kapal asing bebas berlayar di wilayah perairan laut lepas
DJUANDA 1957)
DEKLARASI DJUANDA
JURISDIKSI
Pasal 2: NEGARA DI LAUT
TERITORIAL
MARITIME ZONE
J.G STARKE
Ketentuan di Laut Lepas
Pasal 87 Pasal 88
Kebebasan di Penggunaan laut
laut lepas lepas untuk tujuan
damai
PASAL 24
KEWAJIBAN NEGARA PANTAI
TERHADAP HAK LINTAS DAMAI
STATUS HUKUM KAPAL PERANG
PASAL 25 ATAU KAPAL NEGARA
HAK NEGARA PANTAI TERKAIT HAK
LINTAS DAMAI
PASAL 30: “If any warship does not comply with the laws and regulations of the
coastal State concerning passage through the territorial sea and disregards
PASAL 27 any request for compliance therewith which is made to it, the coastal State may
JURISDIKSI KRIMINAL DI ATAS KAPAL require it to leave the territorial sea immediately.”
YANG SEDANG LINTAS DAMAI PASAL 31: “The flag State shall bear international responsibility for any loss or
damage to the coastal State resulting from the non-compliance by a warship or
other government ship operated for non-commercial purposes with the laws
and regulations of the coastal State concerning passage through the territorial
sea or with the provisions of this Convention or other rules of international law.”
PASAL 32: “With such exceptions as are contained in subsection A and in
articles 30 and 31, nothing in this Convention affects the immunities of
warships and other government ships operated for non-commercial purposes.”
SELAT Adalah selat yang terletak di antara
dua atau lebih negara-negara
INTERNASIONAL HAK LINTAS TRANSIT
PASAL 37: “This section applies to straits which are used for international
navigation between one part of the high seas or an exclusive economic zone
and another part of the high seas or an exclusive economic zone.”
PASAL 38:
• In straits referred to in article 37, all ships and aircraft enjoy the right of
transit passage, which shall not be impeded; except that, if the strait is
formed by an island of a State bordering the strait and its mainland, transit
passage shall not apply if there exists seaward of the island a route
through the high seas or through an exclusive economic zone of similar
convenience with respect to navigational and hydrographical
GLOBAL TRADE characteristics.
• Transit passage means the exercise in accordance with this Part of the
PRESENTATION
freedom of navigation and over flight solely for the purpose of continuous
and expeditious transit of the strait between one part of the high seas or
an exclusive economic zone and another part of the high seas or an
LOREM IPSUM DOLOR SIT AMET exclusive economic zone. However, the requirement of continuous and
expeditious transit does not preclude passage through the strait for the
purpose of entering, leaving or returning from a State bordering the strait,
subject to the conditions of entry to that State.
• Any activity which is not an exercise of the right of transit passage through
a strait remains subject to the other applicable provisions of this
Convention.
ZONA EKONOMI EKSKLUSIF
PASAL 57
“The exclusive economic zone
shall not extend beyond
200 nautical miles from the
baselines from which the
breadth of the territorial sea is
measured.”
PASAL 55
4
D In cases of arrest or detention of
foreign vessels the coastal
State shall promptly notify the
flag State, through appropriate
channels, of the action taken
and of any penalties
subsequently imposed.
KASUS ILLEGAL FISHING DI ZEE INDONESIA
Analisis anda!
JURISDIKSI PIDANA TABRAKAN KAPAL ATAU INSIDEN
PELAYARAN LAINNYA
01
seas, involving the penal or competence or licence shall alone
02
disciplinary responsibility of the be competent, after due legal
master or of any other person in process, to pronounce the
the service of the ship, no penal withdrawal of such certificates,
or disciplinary proceedings may even if the holder is not a national
be instituted against such person
PASAL 97 of the State which issued them.
except before the judicial or
administrative authorities either of No arrest or detention of the
the flag State or of the State of ship, even as a measure of
which such person is a national. investigation, shall be ordered
03
by any authorities other than
those of the flag State.
PEMBAJAKAN DI LAUT
PASAL 101
Piracy consists of any of the following acts:
any illegal acts of violence or detention, or any act of depredation,
committed for private ends by the crew or the passengers of a private ship
or a private aircraft, and directed:
1 i. on the high seas, against another ship or aircraft, or against persons or
property on board such ship or aircraft;
ii. against a ship, aircraft, persons or property in a place outside the
jurisdiction of any State;
80%
70%
20% 80%
FINAL ARBITRASE
Perundang-undangan:
1. Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran, Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64.
2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir.
3. Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
4. Undang-undang No. 15 tahun 2016 tentang Pengesahan Maritime Labour (Konvensi
Ketenagakerjaan Maritim).
5. Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 61
Tahun 2009 Tentang Kepelabuhan
6. Peraturan Pemerintah Nomor No. 22 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 Tentang Angkutan Di Perairan
7. Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Angkutan
Penyeberangan
8. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Kenavigasian
9. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM. 26 Tahun 2012
Tentang Penyelenggaraan Angkutan Penyeberangan
10.Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor : PM 25 Tahun 2015
Tentang Standar Keselamatan Transportasi Sungai, Danau Dan Penyeberangan.
11.Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor : PM 20 Tahun 2015
tentang Standar Keselamatan Pelayaran
12.Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor : PM 84 Tahun 2013
tentang Perekrutan Dan Penempatan Awak Kapal
UU No. 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran
Kapal yang telah didaftarkan
Pengertian dasar istilah dalam Daftar Kapal Indonesia
dapat dijadikan jaminan utang
BAB I dengan pembebanan hipotek
BAB VI
KETENTUAN UMUM (1) atas kapal.
Pelayaran dikuasai oleh HIPOTEK DAN PIUTANG-PELAYARAN
YANG DIDAHULUKAN (60-66)
negara dan pembinaannya
dilakukan oleh Pemerintah
2. Asas manfaat
dan kepentingan BAB V
BAB III
umum ANGKUTAN DI PERAIRAN (6-59)
RUANG LINGKUP BERLAKUNYA
3.memperlancar UNDANG-UNDANG (4) Tatanan Kepelabuhanan Nasional
arus perpindahan BAB IV diwujudkan dalam rangka
orang dan/atau penyelenggaraan pelabuhan yang
barang melalui
PEMBINAAN andal dan berkemampuan tinggi,
perairan dengan • semua kegiatan angkutan di perairan, (5) menjamin efisiensi, dan mempunyai
mengutamakan kepelabuhanan, keselamatan dan daya saing global untuk menunjang
dan melindungi keamanan pelayaran, serta perlindungan pembangunan nasional dan daerah
angkutan di lingkungan maritim di perairan Indonesia;
Jenis Angkutan di Perairan yang ber-Wawasan Nusantara.
perairan dalam • semua kapal asing yang berlayar di (angkutan laut, sungai dan
rangka BAB II perairan Indonesia; dan danau; dan penyeberangan. BAB VII
memperlancarASAS DAN TUJUAN • semua kapal berbendera Indonesia yang KEPELABUHANAN (67-115)
kegiatan (2-3) berada di luar perairan Indonesia.
perekonomian BAB VIII KESELAMATAN DAN KEAMANAN PELAYARAN (116-123)
nasional Keselamatan dan keamanan pelayaran meliputi keselamatan dan keamanan angkutan di perairan, pelabuhan, serta perlindungan lingkungan maritim.
BAB IX KELAIKLAUTAN KAPAL (124-171)
Setiap pengadaan, pembangunan, dan pengerjaan kapal termasuk perlengkapannya serta pengoperasian kapal di perairan Indonesia harus memenuhi persyaratan
keselamatan kapal.
BAB X KENAVIGASIAN (172-206)
Pemerintah bertanggung jawab untuk menjaga keselamatan dan keamanan pelayaran dengan menyelenggarakan Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran sesuai dengan
perkembangan teknologi.
LANJUTAN UU NO. 17 TAHUN 2008 TENTANG PELAYARAN
BAB XVSISTEM INFORMASI PELAYARAN (269-
BAB XISYAHBANDAR (207-225) 273)
BAB XIXKETENTUAN PIDANA (284-336)
Syahbandar melaksanakan fungsi Sistem informasi pelayaran mencakup pengumpulan, Setiap orang yang mengoperasikan kapal asing
keselamatan dan keamanan pelayaran pengolahan, penganalisisan, penyimpanan, penyajian, untuk mengangkut penumpang dan/atau barang
yang mencakup, pelaksanaan, pengawasan serta penyebaran data dan informasi pelayaran antarpulau atau antarpelabuhan di wilayah
dan penegakan hukum di bidang angkutan perairan Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
di perairan, kepelabuhanan, dan BAB XVIPERAN SERTA MASYARAKAT (274-275) Pasal 8 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara
perlindungan lingkungan maritim di paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling
Dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan pelayaran
pelabuhan. banyak Rp600.000.000,00 (enam ratus juta
secara optimal masyarakat memiliki kesempatan yang
BAB XII PERLINDUNGAN LINGKUNGAN rupiah).
sama dan seluas-luasnya untuk berperan serta dalam
MARITIM (226-243) kegiatan pelayaran.
Penyelenggaraan perlindungan lingkungan BAB XXKETENTUAN LAIN-LAIN (337-340)
maritim dilakukan oleh Pemerintah. Ketentuan ketenagakerjaan di bidang pelayaran
BAB XVIIPENJAGAAN LAUT DAN PANTAI dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-
(SEA AND COAST GUARD) (276-281) undangan di bidang ketenagakerjaan.
BAB XIIIKECELAKAAN KAPAL SERTA
PENCARIAN DAN PERTOLONGAN (244-260) Untuk menjamin terselenggaranya keselamatan
dan keamanan di laut dilaksanakan fungsi
Bahaya terhadap kapal dan/atau orang BAB XXIKETENTUAN PERALIHAN (341-346)
penjagaan dan penegakan peraturan perundang-
merupakan kejadian yang dapat Kapal asing yang saat ini masih melayani kegiatan
undangan di laut dan pantai.
menyebabkan terancamnya keselamatan angkutan laut dalam negeri tetap dapat melakukan
kapal dan/atau jiwa manusia. BAB XVIIIPENYIDIKAN (282-283) kegiatannya paling lama 3 (tiga) tahun sejak
BAB XIVSUMBER DAYA MANUSIA (261- Selain penyidik pejabat polisi Negara Republik Undang-Undang ini berlaku.
268) Indonesia dan penyidik lainnya, pejabat pegawai BAB XXIIKETENTUAN PENUTUP (347-355)
Penyelenggaraan dan pengembangan negeri sipil tertentu di lingkungan instansi yang
sumber daya manusia di bidang pelayaran Peraturan Pemerintah dan peraturan pelaksanaan
lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang
dilaksanakan dengan tujuan tersedianya lainnya dari Undang-Undang ini ditetapkan paling
pelayaran diberi wewenang khusus sebagai
sumber daya manusia yang profesional, lambat 1 (satu) tahun sejak Undang-Undang ini
penyidik sebagaimana dimaksud dalam Undang-
kompeten, disiplin, dan bertanggung jawab berlaku.
Undang ini.
serta memenuhi standar nasional dan
internasional.
RANCANGAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA
• BAB I KETENTUAN UMUM
• BAB II SERTIFIKASI KAPAL
SERTIFIKASI, PERIZINAN, DAN • BAB III SERTIFIKASI AWAK KAPAL
PERSETUJUAN DALAM • BAB IV SURAT PERNYATAAN NAKHODA
PENATAAN • BAB V PELABUHAN SUNGAI DAN DANAU
PENYELENGGARAAN • BAB VI PENGAWASAN
• BAB VII KETENTUAN PERALIHAN
TRANSPORTASI SUNGAI DAN • BAB VIII KETENTUAN PENUTUP
DANAU
01 TENTANG ISI 02
Meliputi Peralatan
Persyaratan keselamatan
teknis dan kapal sungai
administrasi dan danau
Persyaratan teknis dan administrasi
meliputi:
ISI
30%
Lampu Senter;
EMERGENCY Pengeras suara;
Petunjuk keselamatan pelayaran.
FACTORS?
kategorisasi
Nahkoda
• juru mesin untuk kapal dari GT 7
sampai dengan GT 35; dan
• juru mesin kapal sungai dan danau
lebih dari GT 35.
• berusia sekurang-kurangnya 18 tahun; kategorisasi
• bisa membaca dan menulis;
• sehat jasmani dan rohani dengan surat keterangan dokter;
• memiliki sertifikat Basic Safety Training kapal sungai dan • nakhoda kapal sungai dan danau
danau; untuk ukuran kurang dari GT 7;
• memiliki sertifikat kecakapan kapal sungai dan danau • nakhoda kapal sungai dan danau dari
tingkat IV/V (diberikan keterampilan penanganan situasi GT 7 sampai dengan GT 35; dan
darurat dan pemadaman kebakaran tingkat advance). Juru Mesin • nakhoda kapal sungai dan danau
lebih dari GT 35.
1. berumur sekurang-kurangnya 18 tahun (<GT 7&/ GT 7- GT 35)
Sedang > GT 35 21 thn.);
2. bisa membaca dan menulis;
3. sehat jasmani dan rohani dengan surat keterangan dokter;
4. memiliki sertifikat Basic Safety Training kapal sungai dan danau;
5. memiliki sertifikat kecakapan kapal sungai dan danau tingkat dasar;
PROSEDUR PERMOHONAN
KAPAL
SURAT PERNYATAAN NAKHODA
03
02 Bentuk Surat Pernyataan
01
Nakhoda sebagaimana
dimaksud pada ayat (2)
tercantum dalam Lampiran II
Setiap kapal sungai dan danau Penyerahan Surat
yang tidak terpisahkan dari
yang akan berlayar wajib Pernyataan
peraturan ini.
memenuhi persyaratan Nakhoda
kelaikan kapal berupa:
Q
A
Paling sedikit 5% (lima persen) dari masing-
masing belanja barang yang dibiayai APBN,
APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota yang Perusahaan swasta berskala besar
memerlukan angkutan laut/sungai, wajib yang barang-barangnya diangkut
diangkut Kapal Pelra Kapal Pelra mendapat insentif
Q fiskal.
A
Paling sedikit 5% (lima persen) dari
volume barang yang dikelola
BUMN dan BUMD serta PT Penggunaan Kapal Pelra
(Persero) yang memerlukan sebagaimana dimaksud ayat (1)
angkutan laut/sungai wajib dan (2) pasal ini dilaksanakan
diangkut kapal Pelra. dengan perjanjian kerja.
PASAL 6 DAN 7
Pelaksanaan Pasal 5
mempertimbangkan
kelancaran,
Kapal Pelra, ABK,
keaamanan, dan
barang-barang, dan
keselamatan barang,
penumpang pariwisata
serta tujuan afirmatif
yang diangkut Kapal
untuk pemberdayaan
Pelra wajib
Pelayaran Rakyat dan
diasuransikan.
ekonomi masyarakat
pesisir dan pulau-
pulau kecil.
2019
Pengaturan
Pemerintah menunjuk mengenai
BUMN asuransi untuk pelaksanaan Pasal 5
menerima dan Pasal 6
pengasuransian ditetapkan bersama
sebagaimana oleh mentri yang
dimaksud ayat (1) membidangi
pasal ini. keuangan dan
perdagaangan.
BAB IV PASAL 8 Pemerintah memberikan kemudahan modal untuk pengadaan Kapal Pelra
denganketentuan sebagai berikut:
MODAL USAHA • Pemerintah menyediakan dana sebesar 35% (tiga puluh lima persen), dan menjamin 65% (enam puluh lima
persen) pinjaman dari bank BUMN dari jumlah modal yang diperlukan untuk pengadaan kapal beserta
peralatan perlengkapan di kapal
• Dana sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini adalah untuk mengadakan dengan cara membeli atau
membangun kapal baru beserta peralatan perlengkapannya, sehingga akan bertambah 1000 kapal baru pada
akhir tahun nggaran 2020.
• Setelah kapal berusia lima tahun, pengusaha kapal mengembalikan dana yang 35% yang berasal dari
Pemerintah kepada Pemerintah dengan mencicil selama 5 tahun tanpa tambahan bunga.
• Kemudahan modal sebagaimana dimaksud ayat (1) dan (2) dapat dilanjutkan setelah tercapai penambahan
1000 kapal baru, termasuk untuk peremajaan kapal.
PASAL 9
• Kemudahan modal sebagaimana dimaksud pasal 8 diperuntukan bagi pewaris kapal pelayaran rakyat
• Kemudahan modal usaha sebagaimana dimaksud pasal 8 dan ayat (1) pasal 9 pelaksanaannya dibantu
oleh PELRA dengan mengerjakan penyiapkan data dan adminiistrrasi anggota PELRA penerima program
dan melakukan pemantauan serta evaluasi,
Bab V
SARANA DAN PRASARANA
Pemerintah menetapkan,
membangun, mengoperasikan,
Pelabuhan Pelra memiliki status dan memelihara Pelabuhan
sebagai Pelabuhan Pelayaran Pelayaran Rakyat Nasional.
Rakyat Nasional, Pelabuhan
Pelabuhan Pelra dapat dilengkapi Pelayaran Rakyat Provinsi,
dengan sarana untuk Pelabuhan Pelayaran Rakyat
pengangkutan barang khusus, Kabupaten/Kota.(lihat
Pelabuhan Pelra memiliki dan atau sarana untuk
kelengkapan sarana untuk sandar kewenangan kab/kota/prop)
sandar/tambat kapal layar
dan bongkar-muat kapal, bermotor (yacht) (asing?) bukan
pergudangan, perkantoran, Kapal Pelra.
tempat beribadah agama,
SPBU/APMS, listrik, air
minum/bersih, sanitasi, dan
sarana lain untuk kegiatan terkait
dengan Pelayaran Rakyat
BAB VI
PENGEMBANGAN KAPASITAS
Pasal
72.5%
Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan
Pemerintah Kabupaten/Kota yang memiliki
15 Pelabuhan Pelra melakukan sebagai
berikut:
Membentuk lembaga Memberikan beasiswa Mengembangkan teknologi tepat Mengembangkan pola-pola usaha,
pelaksana teknis untuk pendidikan/pelatihan bagi guna untuk meningkatkan kinerja dan kerjasama untuk meningkatkan
mengelola Pelabuhan Pelra. Pewaris Kapal Pelra, Anak Buah Pelayaran Rakyat, termasuk usaha kecil dan menengah
Kapal Pelra, dan masyarakat teknologi pelabuhan, Kapal Pelra, masyarakat pesisir dan pulau-pulau
umum yang berminat dalam dan kemasan pengangkutan. Mengembangkan lembaga
kegiatan Kapal Pelra. keuangan untuk penyediaan modal
usaha.
KECELAKAAN
TRANSPORTASI SUNGAI,
DANAU DAN
PENYEBERANGAN
(TSDP)
45
LAW IMPACT
wilayah abu-abu.
48
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
KECELAKAAN KAPAL
a. Faktor teknis
- Kekurang cermatan didalam desain kapal
- Penelantaran perawatan kapal sehingga mengakibatkan kerusakan
kapal atau bagian-bagian kapal yang menyebabkan kapal mengalami
kecelakaan, terbakarnya kapal
a. Faktor alam
Faktur cuaca buruk; badai, gelombang yang tinggi yang dipengaruhi oleh
musim/badai, arus yang besar, kabut yang mengakibatkan jarak pandang
yang terbatas.
WHO Yang Terlibat Kecelakaan dan Korban Nakhoda/Pengemudi Kapal,
Kecelakaan ABK, Penumpang
» Keempat, membenahi dan menegakan regulasi pelayaran secara ketat, karena menyangkut
keselamatan jiwa. Diantaranya memastikan implementasi ISM Code lewat pengawasan secara
berkala bagi kapal-kapal yang melakukan pelayaran pada jalur-jalur tradisional hingga antar pulau.
Menetapkan prosedur operasi standar (SOP) dan penanganan yang ketat terhadap bahan berbahaya
yang dimuat maupun kendaraan yang masuk kapal. Termasuk menerapkan mekanisme
pengawasan yang ketat dalam penggunaan tiket kapal (termasuk pelayaran rakyat) pada jalur
tradisional maupun antar pulau dengan membuat manifes penumpang yang jelas.
» Kelima, merestorasi dan meningkatkan kualitas infrastruktur keselamatan transportasi perairan
(laut, danau, sungai dan penyeberangan) maupun antar pulau, baik infrastruktur keras (pelabuhan,
kapal dan fasilitas pendukungnya) maupun soft-infrastructure (regulasi, kebijakan, dan tatakelola).
54
Tanggal 9 Juli 2020, telah ditandatangani kesepakatan bersama antara Ditjen Hubdat dengan
Badan Pengembangan SDM Perhubungan tentang Pendidikan dan pelatihan kompetensi SDM
di bidang transportasi darat khususnya Transportasi SDP. Kesepakatan tersebut berisi 8 jenis
diklat yang akan diselenggarakan di Politeknik Transportasi SDP Palembang.
TAMBAHAN MATERI
PEMBAJAKAN LAUT?
Pembajakan di laut lepas dapat dikategorikan ke
dalam kejahatan lintas batas negara. Pelaku
pembajakan dapat melibatkan orang-orang
dengan kewarganegaraan berbeda yang
terorganisir, rapi dan dikendalikan dari negara
mana saja, karena itu serangan terhadap kapal
dapat terjadi dimana saja dan pelaku penyerangan
?
bisa melarikan diri kemana saja. Di era modern
ini, bajak laut mempersenjatai diri dengan
senapan dan peluncur roket dan berkeliaran di
lautan dengan perahu ringan bermanuver
kecepatan tinggi yang didukung oleh “kapal
induk”, yang memungkinkan untuk melancarkan
serangan dari jarak hingga 500 mil laut (Chalk,
TEACH A COURSE 57
P Pa P P
P sa
as a er
al a l4
at
ay s
4 s at
al
ur
3 (1 a
8 a ) 5 n
UU
K l No
34
8 p
U U e
H 4 Ta
hu
m
n U
P 3 20 er
Di 04 K
ia 9 Te
nta el
in
nc ta
a K ng
ten a h
tar
m
U u Ln
1 ka
re H
a
nas
ion ta
o
m
na al or
n
m P Ind
oe
Si
27
Ta
el nsi
ak P a st hu
“K
uk id ew
e n
an m 19
a ena
83
pe ng
P
m n an N
Pe er o
ba a nyi ta m
ja dik
ka
P an ha or
n e An
gk
na 92
n Ta
di nj ata
hn
la n L
ut ar La
au
20
ut 15
a t
COURSE OUTLINE
TEACH A COURSE 58
PASAL 438 KUHP
1
dengan pidana penjara paling lama lima belas
tahun, barang siapa masuk bekerja menjadi
nakoda atau menjalankan pekerjaan itu di
sebuah kapal, padahal diketahuinya bahwa
kapal itu diperuntukkan atau digunakan untuk
melakukan perbuatan-perbuatan kekerasan di
lautan bebas terhadap kapal lain atau
terhadap orang dan barang di atasnya, tanpa
mendapat kuasa untuk itu dari sebuah negara
yang berperang atau tanpa masuk angkatan
laut suatu negara yang diakui;
TEACH A COURSE 59
2 dengan pidana penjara
paling lama dua belas
tahun, barang siapa
mengetahui tentang
tujuan atau penggunaan
kapal itu, masuk bekerja
menjadi kelasi kapal
tersebut atau dengan
suka rela terus
menjalankan pekerjaan
tersebut setelah hal itu
diketahui olehnya,
ataupun termasuk anak
buah kapal tersebut.
TEACH A COURSE 60
PASAL 439 KUHP
1. Diancam karena
melakukan pembajakan di tepi
laut dengan pidana penjara
paling lama lima belas tahun,
barang siapa dengan memakai
kapal melakukan perbuatan
kekerasan terhadap kapal lain
atau terhadap orang atau
barang di atasnya, di perairan
Indonesia.
2. Yang dimaksud dengan
wilayah laut Indonesia yaitu
wilayah "Territoriale zee en
maritieme kringen ordonantie,
S. 1939 – 442.”
TEACH A COURSE 61
PASAL 4 AYAT (1)
1. Untuk mengelola kedaulatan
negara, mempertahankan keutuhan wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia,
dan melindungi segenap bangsa dan seluruh
tumpah darah Indonesia dari ancaman dan
gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara
di wilayah Laut, dibentuk sistem pertahanan laut.
2. Sistem pertahanan laut sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diselenggarakan oleh kementerian
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang pertahanan dan Tentara Nasional
Indonesia.
3. Sistem pertahanan laut sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
TEACH A COURSE 63
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1983
TENTANG PELAKSANAAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA (“PP
27/1983”)
Membahas tentang kewenangan penyidikan oleh TNI
Angkatan Laut
Pasal I
Beberapa ketentuan dalam: Peraturan Pemerintah Nomor
27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 36, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3258)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 58 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 90,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5145) diubah sebagai berikut:
TEACH A COURSE 64
KASUS YANG TERJADI
DOBO MALUKU
Dari 32 orang yang melompat ke laut saat berusaha menyelamatkan diri, dua orang di
antaranya meninggal dunia. Sementara 11 orang lainnya selamat dengan bantuan KM
Pebulang.
“Jumlah ABK yang berada di KM Mina Sejati saat ini 13 orang ditambah tiga orang
pelaku,” katanya.
Tim KRI Teluk Lada telah berhasil menemukan posisi KM Mina Sejati. Namun, hingga
kini personel belum bisa mengevakuasi ABK yang disandera di kapal nyaris tenggelam.
TEACH A COURSE 65
KEBIJAKAN TNI AL
AKSI PEMBAJAKAN ITU TERJADI DI PERAIRAN LAUT DOBO, KABUPATEN KEPULAUAN ARU.
"INFORMASI YANG KAMI TERIMA DARI KANTOR KOORDINATOR POS SAR TUAL BAHWA KM MINA
SEJATI YANG DINAKHODAI KO AWI DIDUGA DIBAJAK OLEH TIGA ORANG ANAK BUAH KAPALNYA
SENDIRI," KATA MUSLIMIN DI AMBON.
66
hank You