KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, dengan tersusunnya modul Sistem Kelistrikan
Kapal ini semoga dapat menambah khasanah referensi khususnya di bidang
Teknologi Nautika di angkutan sungai, danau dan penyeberangan di Indonesia.
Isi modul ini sengaja disajikan secara praktis dan lengkap sehingga dapat
membantu para peserta diklat dan dosen pengampu. Adapun penekanan dan
cakupan bidang yang dibahas dalam modul ini sangat membantu dan berperan
sebagai sumbangsih pemikiran dalam mendukung pemecahan permasalahan
yang muncul di dalam pelaksanaan pengawasan keselamatan pelayaran.
Oleh karena itu, modul ini disusun secara integrative meliputi Sistem Kelistrikan
Kapal dan Ilmu Pelayaran yang saling mendukung sehingga skill yang diperlukan
terkait satu dengan lainnya.
Tim penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu pemenuhan materi naskah serta dorongan semangat dalam
penyelesaian modul ini. Kami sangat berharap dan terbuka untuk masukan serta
kritik konstruktif dari para peserta sehingga dimasa datang modul ini lebih
sempurna dan implementatif.
Tim Penulis
1. Indikator Keberhasilan 3
2. Definisi Semikonduktor 3-14
3. Latihan 14
II
3. Latihan 33
PENUTUP 50-51
A. Tes Formatif 50
B. Kunci Jawaban Tes Formatif 51
C. Umpan Balik 51
D. Tindak Lanjut 51
PERISTILAHAN / GLOSARIUM 52
III
DAFTAR GAMBAR
Halaman
MATERI POKOK I SEMIKONDUKTOR
Gambar I.1 Semikonduktor Jenis N (Negatif) 4
I.2 Semikonduktor Jenis P (Positif) 4
I.3 Bentuk Tegangan Barrier 6
I.4 Simbol Dioda 7
I.5 Foreward bias diukur dengan multitester 7
I.6 Perbandingan antara Silicon dan Germanium 8
IV
MATERI POKOK V OPERATIONAL AMPLIFIER (OP-AMP)
Gambar V.1 Block diagram op-amp 35
V.2 Symbol Op-Amp 36
V.3 Komponen Detektor 38
V
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Modul diklat ini merupakan kumpulan materi tentang meteorologi pelayaran yang
bersumber dari beberapa buku acuan. Modul diklat ini sangat diperlukan karena sampai
saat ini belum ada modul ajar yang secara spesifik mempelajari ilmu Sistem kelistrikan
kapal dan hubungannya dengan bidang pelayaran. Dengan modul diklat ini peserta
mampu mengetahui, menjelaskan tentang sistem kelistrikan di atas kapal yang terjadi
dalam dunia pelayaran. Sehingga dalam melaksanakan tugas-tugas sebagai Engineer
dalam pelayaran, peserta dapat meminimalisir kecelakaan-kecelakaan dan memahami
tentang sistem kelistrikan angkutan di perairan yang disebabkan oleh faktor-faktor
tertentu.
2. Deskripsi Singkat
2
MATERI POKOK I
SEMIKONDUKTOR
1. Indikator Keberhasilan
2. Definisi Semikonduktor
2.1 Campuran bahan semi konduktor
Elemen–elemen dasar atom Silicon dan Germanium memiliki empat electron di
orbit terluarnya yang seharusnya menurut ikatan valensinya harus teriisi 8
elektron, ini mengakibatkan ikatan yang sangat kuat pada masing-masing
atomnya karena akan membentuk ikatan kovalen dengan atom-atom tetangganya.
Untuk memepermudah pemahaman, ikatan kovalen atom-atom ini digambarkan
mirip dengan struktur sebuah kristal. ( lihat gambar 2 )
Karena ikatan yang sangat kuat pada atom-atomnya inilah maka pada kristal
murni Germanium dan Silikon adalah merupakan Isolator yang bagus.
Meskipun kristal murni Silikon dan Gemanium adalah isolator yang bagus tetapi
sifat daya hantar listrik/ konduktifitasnya dapat dibentuk dengan mengganti atau
menambahkan sejumlah kecil bahan campuran ( impurities ) sehingga struktur
cristalnya akan berubah. Tindakan mengganti atau menambah dengan bahan
campuran ini disebut Doping.
3
Dengan mengganti satu atom Germanium ( Ge ) dengan atom Arsenic ( Ar ) yang
memiliki jumlah lima electron pada orbit terluarnya, maka akan terjadi surplus
electron, kelebihan satu electron ini bersifat mobile ( mudah bergerak ) dan akan
sangat mudah menjadi pembawa arus bila sebuah tegangan listrik dilewatkan.
Atom Arsenic ( Ar ) ini selanjutnya disebut atom Donor dan campuran
semikonduktor ini disebut Semikonduktor jenis N ( negative ).
G G G G G G Electron
e e e e e e
G G G A G G
e e e r e e
G G G G G G
e e e e e e
G G G G G G
e e e e e e
Hole
G G G B G G
e e e e e
G G G G G G
e e e e e e
Gambar I.2 Semikonduktor Jenis P (Positif)
4
2.2 P – N Junction ( Gabungan Positif – Negatif )
Garis yang merupakan tempat gabungan antara tipe P dan tipe N ini disebut garis
gabungan atau junction, sedangkan Depletion layer adalah daerah dimana terjadi
perpindahan/ loncatan electron ke hole melewati junction, panjang atau luasnya
daerah depletion layer tidak dapat bertambah terus menerus tetapi akan berhenti
setelah terbentuk voltage barrier atau setelah sampai pada titik saturasi/ jenuh
sehingga tidak ada lagi pergerakan baik hole maupun electron melewati junction.
Tegangan barrier ( Voltage Barrier ) ini merupakan efek yang bersifat lokal
sehingga meskipun terbentuk tegangan tapi tidak dapat dideteksi/ diukur pada
ujung-ujung semikonduktornya.
5
Negatif ion Positif ion
Junction
+++ - + - - -
+++ - + - - -
P N
Depletion layer
Voltage Barrier ± 0.3 – 0.7 volt
Gambar I.3 Bentuk Tegangan Barrier
Voltage Barrier bersifat isolator yang memisahkan dua jenis tipe semikonduktor
P dan N yaitu hole pada tipe P ( positif ) tidak akan bisa lagi melewati depletion
layer menuju tipe N demikian juga electron pada tipe N ( Negative ).
6
A K
P N
+ -
H L
Forward bias ( ada aliran listrik )
L H
Reversed bias ( tidak ada aliran )
Gambar I.4 Simbol Dioda
P N
+ -
Pada saat dialiri tegangan listrik dengan forward bias maka tegangan masuk akan
dikurangi dengan besarnya tegangan barrier sebesar rata-rata 0.6 volt ( untuk Silicon
0.6 v, untuk Germanium 0.3 Volt ) ini disebut voltage drop. Hal ini terjdi karena
tegangan masuk mula-mula harus menghilangkan tegangan pada depletion layer yang
bersifat reverse. Kejadian ini seperti halnya sebuah kapasitor yang dicharge.
7
IF Ge
Si
1 mA
Break down point
VR ● VF
Ge 0.3v 0.6 v
Arus bocor Voltage drop
Si
reverse bias/ IR
Breakdown voltage
Pada saat dioda diberikan Reverse bias arus tetap bisa mengalir tetapi sangat kecil
yang disebut aliran arus bocor ( minority carrier ), karena terlalu kecil biasanya
arus bocor ini dapat dihilangkan/ dinggap tidak ada. Tetapi apabila tegangannya
dinaikkan atau reverse voltage meningkat sampai breakdown point maka akan
terjadi breakdown voltage / tegangan breakdown.
Terjadinya breakdown disebabkan oleh dua efek mekanisme yang komplek dan
berhubungan erat dengan bentuk fisik semikonduktor yaitu
1. Efek longsor ( Avalance effect )
Reverse bias menyebabkan terjadinya aliran arus bocor yang merupakan
minority carrier melewati daerah depletion layer. Apabila tegangan
meningkat maka kecepatan minority carrier semakin cepat sampai akhirnya
mampu menumbuk atom-atom yang memiliki electron valensi cukup kuat
menyebabkan electron terlepas dari ikatan kovalennya. Elektron yang
terlepas bersifat komulatif menyebabkan aliran yang cukup besar berupa
kenaikan arus balik secara tiba-tiba.
8
2. Efek Zener ( Zener effect )
Lebar dari depletion layer pada dioda didesain dengan perhitungan yang
matang dan teliti, penggunaan tegangan yang berlebihan akan menimbulkan
medan listrik melebihi kapasitas pada daerah ini sehingga akan dapat
merusak ikatan kovalen pada atom-atomnya.
2.4 Klasifikasi Dioda
Biasa dipakai pada power supply untuk merubah arus AC menjadi arus DC.
Pada tegangan balik yang melebihi kapasitas akan menyebabkan tegangan
breakdown sehingga dioda dapat terbakar/ rusak.
9
2. Dioda Zener
Simbol dari dioda zener adalah seperti dibawah ini
Pada saat elektron mengalir melewati junction menuju hole akan terjadi
perubahan status energi dari satu level ke level yang lebih rendah, sisa energi
ini merupakan energi extra yang harus dikeluarkan. Untuk jenis dioda silicon,
extra energi yang dikeluarkan ini berbentuk panas. Untuk jenis dioda gallium
arsenide extra energi dikeluarkan dalam bentuk panas dan sinar infra merah,
dengan melakukan doping pada gallium arsenide dengan beberapa jenis
material akan diperoleh dioda LED dengan warna yang dapat dilihat
4. Dioda Schottky
10
Pada saat dioda diberikan tegangan foreward bias maka terjadi aliran arus
( current carrier ) melewati junctionnya, pada dioda idial bila kemudian tiba-
tiba tegangan dibalik menjadi reverse bias maka aliran arus harus segera
berhenti dengan cepat, hal ini tidak bisa terjadi pada dioda biasa ( P-N
junction ) karena untuk memblok arus yang mengalir, sebuah dioda harus
membuat lapisan depletion layer terlebih dahulu. Diperlukan waktu beberapa
saat tidak hanya untuk membentuk lapisan depletion layer tetapi juga
menghilangkan current carrier yang masih tersisa. Efek ini tidak masalah
untuk dioda dengan frequency rendah misalnya 60 Hz. Tetapi sangat
berpengaruh pada frequency dengan kecepatan tinggi.
Dioda schottky/ dioda barrier menggunakan sebuah chip silicon type N yang
digabungkan dengan metal platinum dimana terbentuk semikonduktor type N
dengan metal platinum/ metal barrier. Pada saat terjadi foreward bias
elektron dari kathoda harus punya cukup energi melewati barrier ke metal
anoda, setelah sampai dimetal platinum, elektron akan bergabung dengan
sejumlah besar elektron bebas yang akan meningkatkan energinya. Apabila
terjadi reverse bias maka dioda akan berhenti mengalirkan elektron dengan
cepat tidak perlu membentuk lapisan depletion layer dulu. Elektron sisa tidak
akan bisa kembali karena tidak cukup enegi untuk melewati barrier.
AC + -
11
b. Dioda sebagai penyearah gelombang pada power supply
L
+
C1 C2
AC
+ +
IN OUT
c. Dioda signal
a. Dioda dipakai untuk mendapatkan nilai maximum suatu signal masukan
2v
4v
6v 10 v
8v
10v
Sifat dari dioda, akan terjadi forward bias bila tegangan lebih tinggi pada anoda
masuk ke tegangan rendah pada katoda artinya tegangan yang lebih tinggi akan
menjadi tegangan output, sehingga dengan metode ini dapat dipakai untuk
memperolah nilai maximum dari suatu nilai input misalnya temperatur exhaust
gas.
12
b. Dioda dipakai untuk mendapatkan nilai minimum suatu signal masukan
12 v
R1
2v
4v
6v 2v
8v
10v
Dengan tegangan 12 v akan terjadi forward bias terhadap tegangan 10v, 8v,
6v, 4v, 2v, sehingga tegangan paling kecil akan menjadi output maximal
karena input 2v memiliki selisih tegangan terhadap tegangan foreward 12v
paling besar yaitu 8v.
Perhatikan nilai signal masukan dibawah ini berikut :
12v – 2v = 10v
12v – 4v = 6v
12v – 6v = 8v
12v – 8v = 4v
12v – 10v = 2v
Dari daftar diatas tegangan 10v adalah dominan sehingga input 2v dengan
selisih tegangan paling besar adalah outputnya.
c. Dioda dipakai untuk system logic ( gerbang OR )
A
C
B R
Signal masuk berupa signal logic analog dengan on- off 0 dan 1, dimana 0 adalah
0 v dan 1 adalah 6 v sehingga diperoleh table kebenaran sbb.
Arus masuk dari A=1 dan B= 0 akan diteruskan oleh dioda D1dengan
keluarannya C=1, arus masuk dari B=1 dan A=0 akan diteruskan oleh dioda D2
dengan keluarannya C=1,
Arus masuk dari A=1 dan B=1 akan diteruskan oleh dioda D1 dan D2 dengan
keluaran C=1, bila tidak ada arus masuk maka C=0.
13
A B C
0 0 0
1 0 1
0 1 1
1 1 1
3. LATIHAN
1) Sebutkan jenis-jenis diode ?
2) Jelaskan tentang Semikonduktor?
3) Jelaskan apa yang dimaksut dengan Forward bias dan Reversed Bias ?
4) Mencoba cara mengetahui diode dengan multitester ?
5) Membuat rangkaian diode sebagai penyearah gelombang ?
14
MATERI POKOK II
TRANSISTOR
1. Indikator Keberhasilan
2. Definisi
2.1 Transistor
Transistor merupakan jenis semikonduktor, terdiri dari atas tiga bagian/ layer
yang merupakan gabungan antara dua jenis dioda yang digabungkan menjadi satu
sehingga sebuah transistor dapat merupakan jenis PNP atau NPN. Sedangkan
ketiga bagian/ layer tadi disebut, Basis, Collector dan Emitter
Emitter ++ - ++ Collector E - - + - - C
++ - ++ - - + - -
Base B
15
Pada bagian basis dibuat sangat tipis ( kira-kira 0.0025 cm ) dan doping dari
emitter harus lebih besar daripada bagian basisnya. Hubungan Emitter- Basis
merupakan foreward bias dimana hole dialirkan kedalam basis. Seharusnya hole
akan keluar melalui basis, tetapi karena basis dibuat tipis dan juga karena ada
pengaruh tegangan negatif yang dipasang pada hubungan Collector- Basis maka
akhirnya sebagian besar hole akan mengalir ke collector menjadi arus collector
( Ic ).
Perhatikan Transistor PNP dibawah ini !
Ie + + - + + Ic
+ + - + +
+ Ib
- V E-B V C-B
16
Collector-Basis lebih besar daripada tegangan basis-emitter maka curret carrier
akan mengalir juga melalui collector yang mengandung banyak elektron menjadi
arus collector ( Ic ).
Dikatakan sebuah transistor adalah Bipolar, karena electron dan hole keduanya
bertindak dalam proses mengalirnya arus. Pada bagian N mengandung electron
bebas yang bermuatan negatif berfungsi sebagai current carrier, sedang bagian P
mengandung banyak hole yang bermuatan positif yang juga berfungsi sebagai
current carrier. Kedua carrent carrier ini membentuk polaritas, karena ada dua (
bi ) maka disebut bipolar. Karena transistor terbentuk dari gabungan antara dua
dioda ( P-N Junction ) maka disebut juga Bipolar Junction Transistor ( BJT ).
Perlu diingat bahwa current carrier pada sebuah transistor dapat berupa Electron
maupun Hole !
Selain terdapat bipolar transistor, ada juga jenis transistor yang memiliki satu
polaritas saja disebut Uni-polar transistor. Transistor jenis ini tidak dipakai
sebagai amplifier/ penguat, penggunaan uni-polar transistor biasanya sebagai
timing dan control application, terdiri dari satu bagian besar semikonduktor type
N dan sangat kecil bagian type P yang diletakkan ditengah-tengah. Dalam praktek
sehari-hari lebih dikenal sebagai Uni- junction Transistor ( UJT ). ( lihat gambar
II.3 )
Base 2 Base 2
Emitter
Emitter
P Zone
Base 1 Base 1
17
2.2 Fungsi Transistor
1. Transistor sebagai Swicth
Gabungan base-Emitter merupakan foreward bias, maka pada keadaan ini
dikatakan resistansi ( Rbe) antara base-emitter sangat rendah, kemudian
gabungan antara collector-base adalah reverse bias maka dalam keadaan ini
resistansi ( Rcb ) antara collector-base sangat tinggi.
Perbedaan resistansi ini membuat transistor dapat berfungsi sebagai power
gain. Coba pikirkan mengapa transistor disebut juga transfer resistor !
Bila digambarkan dua resistansi tadi (Base-Emitter) dan (Collector-base)
adalah seperti dibawah ini
C
Rcb Ic
I
B
Rbe Ie
E
18
terbuka ( tidak ada tegangan Collector –Basis ) maka tidak akan ada arus yang
keluar dari emitter ke collector. Ada tidaknya arus atau besar kecilnya arus
( Ic ) tergantung dari arus basis.
Vin RL Vout
RL
Vin Vout
RL
19
Tiga jenis konfigurasi pada transistor ini memiliki karakteristik sebagai berikut :
Common base Common emitter Comon collector
Power gain Ada Ada Ada
Voltage gain Ada Tidak ada ( < 1 ) Ada
Current gain Tidak ada ( < 1 ) Ada Ada
Input impedansi Sangat rendah Sangat tinggi Menengah
Output impedansi Sangat tinggi Sangat rendah Menengah
Pembalik phase Tidak ada Tidak ada Ada
Aplikasi RF amplifier Isolation amplifier Semua aplikasi
RL VRL
RB1
Vout
Vin VCE
VBE
Vc
VB = VRB RB2 RE VE =VRE
20
VE = Ie x Re
Dimana
Ie = Ic + Ib
Ib Sangat kecil harganya 0.021 A, sehingga bisa diabaikan, maka rumus
akan menjadi
Ie = Ic
Atau bila ditulis harga sebenarnya adalah
Ie = Ic + ( 0.021A ) …………
Ic = Arus kolektor
IB = Arus base
IE = Arus Emitter
Vc = Tegangan kolektor
VB = Tegangan basis
VE = Tegangan emitter
Vcc = tegangan jepit kolektor
VCE = Tegangan jepit kolektor emitter
VEE = Tegangan jepit emitter
VBE = Tegangan jepit basis emitter
VCB = Tegangan jepit collector basis
3. LATIHAN
1) Sebutkan Jenis Transistor dan jelaskan ?
2) Jelaskan apa itu Transistor ?
3) Apa perbedaan NPN dan PNP ?
4) Gambarkan Transistor NPN dan PNP?
5) Sebutkan dan jelaskan kegunaan Transistor ?
21
MATERI POKOK III
SILICON CONTROL RECTIFIER (SCR)
1. Indikator Keberhasilan
2. Definisi SCR
Anoda Anoda
P
Gate
N Gate
P
N
Cathoda Cathoda
(a) (b)
Konstruksi SCR Simbol SCR
Gambar III.1. Konstruksi dan symbol SCR
22
SCR dapat dianalogikan sebagai gabungan dari dua transistor PNP dengan NPN yang
dihubungkan secara langsung seperti gambar dibawah ini ;
Anoda
Tr 1
Gate
Tr 2
Cathoda
Konstruksi NPNP disebut Cathoda controled SCR akan mempunyai tegangan gate
negatif, sedangkan PNPN disebut Anoda controled SCR akan mempunyai
tegangan gate positif
Perhatikan rangkaian SCR sebagai switch dibawah ini
Rload
Anoda
PNP
Tr 1
switch Gate
+ Tr 2 NPN
Rg
- Source
Cathoda
23
a. Meskipun tegangan sudah dihubungkan pada anoda dan cathoda tetapi
sebelum switch dihubungkan tidak akan ada aliran arus ( current carrier ),
ini sesuai dengan sifat transistor bahwa apabila tidak ada foreward bias
pada basis-emitter maka tidak akan ada aliran arus pada colector, kondisi
SCR sedang OFF
b. Pada saat switch on dihubungkan maka akan mengalir arus ke gate masuk
ke kaki basis Tr2. Karena terjadi foreward bias pada basis emitter Tr2
maka akan mengalir arus dari emitter ke collector Tr2 yang juga sekaligus
merupakan arus basis pada Tr1. Arus basis pada Tr1 merupakan foreward
bias sehingga akan membuka aliran arus dari emitter ke collector pada
Tr1, demikian akhirnya kedua transistor saling mempengaruhi dikatakan
SCR dalam kondisi ON dan arus mengalir dari emiter Tr1 ( anoda ) ke
emieter Tr2 ( cathoda ).
c. Meskipun switch on pada gate kemudian diputuskan ternyata pada Tr 2
masih terjadi foreward bias pada basis- emiternya karena arus basis Tr2
berasal dari arus Collector TR1 bukan lagi dari gate. Demikian pula arus
basis pada Tr1 berasal dari arus collector Tr2. akibatnya arus collector Tr
2 yang sekaligus arus basis Tr 1 akan tetap mengalir, sehingga pada Tr 1
pun akan terjadi foreward bias pada basis-emiternya demikian kedua
transisitor terintegrasi untuk saling mempengaruhi, sehingga dikatakan
SCR tetap pada kondisi ON meskipun switch gate diputus.
d. Untuk membuat kondidsi SCR dalam keadaan OFF maka harus dilakukan
pemutusan arus pada salah satu kaki-kaki anoda atau cathodanya.
24
SCR 1 SCR 2
Main terminal 1 Gate terminal
2
N N
P
P gate 1
N N
Main terminal 2
Adalah jenis SCR yang memiliki dua arah / bi-directional current carrier
seperti halnya triac tetapi tidak memiliki gate yaitu hanya memiliki dua
terminal Anoda dan Cathoda saja sehingga dapat di supply dengan tegangan
positif maupun negative
25
+I
Vp+
negatif resistance
-V +V
Vp -
-I
(a) (b)
Simbol DIAC Kurva karakteristik
Gambar III. 5. Simbol dan curva Diac
Fungsi DIAC yaitu bersama-sama TRIAC dipasang sebagai gate triggering device
( pemicu arus gate ).
Karakterisik dari DIAC adalah memiliki sifat tahanan negatif artinya bahwa pada
saat tegangan baik positif maupun negatif mencapai tegangan break over ( break
over point ), maka diac dengan cepat merubah level tahanan tinggi menjadi
tahanan rendah untuk menaikan arus yang melewatinya, sehingga arus trigger
gate pada TRIAC dapat tercapai. Pada kurva karakteristik terlihat bahwa setelah
mencapai breakover point positif atau negatif, arus akan meningkat secara tajam
dikarenakan tahanan negatif turun dengan cepat.
3. LATIHAN
1) Jelaskan apa itu SCR ?
2) Gambarkan konstruksi dan Symbol SCR ?
3) Sebutkan Prinsip kerja SCR ?
4) Jelaskan dang gambarkan Kontruksi dan symbol Triac?
5) Sebutkan jenis jenis SCR dan jelaskan ?
26
MATERI POKOK IV
POWER SUPPLY / POWER RECTIFIER
1. Indikator Keberhasilan
R load
AC D2
27
b. Full wave rectifier dengan bridge rectifier / jembatan wheatston dioda
D
AC +
C R load
+
D
AC R load
Vrms Vp
Vav
0 45 90
28
Vp = tegangan peak / tegangan puncak
Vrms = tegangan effetif ( Root Mean Square )
Vav = tegangan average / rata-rata
Vp adalah tegangan puncak tercapai pada saat penghantar memotong garis-garis
gaya magnet tegak lurus ( 90˚ )
Vrms / tegangan effektif adalah tegangan yang terukur / tegangan yang dapat
dipakai atau dimanfaatkan
Vrms = Vp = 0.707 Vp
2
Vav adalah tegangan rata-rata yaitu pada setengah gelombang dimulai dari Vo
sampai Vp kemudian turun dari Vp kembali ke Vo kalau dihitung dengan sudut
ternyata terdiri dari 2 x 90º, sehingga sama dengan 1/2 lingkaran/ 180˚ dimana
180˚ = π., maka Vav dapat dihitung sebagai
Vav = 2 Vp = 0.637 Vp
π
Vav = 0.637 x Vrms
0.707
Vav = 0.9 x Vrms
Dengan Step down trafo tegangan AC pada power supply dapat diturunkan ke
tegangan yang diinginkan, baru kemudian dirubah menjadi tegangan DC dengan
menggunakan rangkaian penyearah.
29
RIPPLE = AC x 100%
DC
D
AC +
C R load
VRLoad
Vripple
Vo
VRLoad
Vripple
Vo
30
Pada rangkaian filter Kapasitor berperan sebagai current bank yaitu menyimpan
energi kemudian melepaskannya, sehingga pada saat power supply memberikan
tegangan out put menuju puncak (Vp) ke load/ tahanan, maka pada capasitor juga
sedang tejadi charging/pengisian. Pada saat tegangan output dari tegangan puncak
menuju ke tegangan nol (Vo), capasitor akan melepaskan tegangan yang
disimpan ke load, akibatnya adalah hasil dari tegangan out put power supply akan
relatif stabil / rata.
Nilai efektifitas dari Capasitor tergantung dari tiga factor
1. Ukuran / capasitas capasitor
2. Besarnya tahanan / beban
3. Waktu antara puncak gelombang.
31
merupakan setengah dari waktu yang diperlukan untuk satu gelombang atau ½ .
Perioda
Vp-p
VRLoad
Vripple
Vo
VRLoad
Vripple
Vo
32
C = I x T
Vp-p
Dimana C = capasitas capasitor ( F )
I = Arus beban ( A )
T = Perioda ( detik )
Vp-p = Tegangan ripple peak to peak ( V )
3. LATIHAN
1) Jelaskan tentang Power suplay ?
2) Power suplay dibedakan menjadi berapa dan jelaskan ?
3) Gambarkan gelombang arus AC dan DC ?
4) Jelaskan perbedaan arus AC dan DC ?
5) Gambarkan rangkaian full wave rectifier ?
33
MATERI POKOK V
OPERATIONAL AMPLIFIER (OP-AMP)
1. Indikator Keberhasilan
2. Difinisi OP-Amp
Sebuah Op-amp memerlukan catu/ tegangan supply positif dan negatif, hal ini
menyebabkan keluaran Op-amp dapat berayun pada harga positif maupun negatif,
sesuai dengan signal masukan yang juga berupa signal positif ( non inverting )
dan signal negatif ( Inverting ).
34
Sebenarnya kalau diuraikan lagi sebuah op-amp merupakan kombinasi dari
beberapa jenis amplifier yang disusun betingkat-tingkat ( tiga bagian ), tingkat
pertama adalah defferential amplifier memiliki common mode rejection dan
impedansi masukan tinggi. Kemudian tingkat kedua adalah jenis differential
amplifier menggunakan out put tingkat pertama sebagai masukan, memiliki
kemampuan common mode rejection dan penguatan tegangan. Yang terakhir
adalah tingkat ketiga merupakan sebuah rangkaian common collector/ emmiter
follower dengan satu out put terminal memiliki kemampuan memberikan signal
keluaran impedansi rendah. ( Lihat gambar V.1 )
Karena hanya satu terminal maka tegangan keluarannya akan berupa signal satu
phase, inilah mengapa signal masukan ada dua yaitu inverting dan non inverting.
Signal inverting akan dibelokkan phasenya 180º terhadap output terminal. Signal
noninverting akan sephase dengan terminal output.
+V
Inverting
Penguat
Penguat differential Penguat dengan
differential
impedansi masukan keluaran
penguatan
tinggi impedansi rendah
tegangan
Non inverting Output
-V
Gambar V.1. Blok diagram op-amp
2.2 Simbol dan karakteristik Op-amp
Simbol op-amp standart dinyatakan dengan sebuah segitiga. Terminal-terminal
masukan terdiri dari terminal inverting/ membalik dinyatakan dengan tanda minus
(-). Tegangan AC maupun DC yang masuk sebagai signal pada terminal ini akan
dibelokkan 180º pada keluarannya. Terminal tidak membalik dinyatakan dengan
tanda positif (+), dimana tegangan AC maupun DC yang masuk sebagai signal
pada terminal ini akan sepahse dengan keluarannya.
35
+V Terminal catu teg. negatif
-V
Terminal catu tegangan positf.
Terminal kompensasi/ pengaturan off set.
Gambar V.2. Simbol Op-Amp
a - X ………………X = Maximum
b +
36
3. Penguatan terkotrol
R2
Input R1 „e1
X…………….R2/R1
„e2
4. Penguatan satu
X …………..X = 1
Masukan 1
Idialnya penguatan Op-amp adalah tak terhingga, namun dalam kenyataannya
penguatan suatu Op-amp memiliki harga maximum/ saturasi. Pada loop terbuka
merupakan jenis Op-amp yang menghasilkan penguatan yang tidak setabil, artinya
bahwa apabila ada perbedaan sedikit saja pada signal masukan maka tegangan
keluaran akan berayun menuju level maximum ( level tegangan operasi/ catu )
yaitu kira-kira 90 % dari tegangan catu karena ada tegangan jatuh didalam OP-
amp maka tidak bisa sama 100 % dari tegangan catu.
Sifat tegangan keluaran dapat berupa tegangan saturasi positif (+) atau negatif (-)
tergantung dari signal masukan pada kaki invertingnya, kalau signal masukan
lebih positif dari signal non invertingnya maka keluarannya akan menuju saturasi
positif, sebaliknya bila signal pada invertingnya lebih negatif dari signal non
invertingnya, maka keluarannya akan menuju saturasi negatif.
37
2.3 . Fungsi dan Aplikasi Penguatan Op-Amp
1. Op-Amp sebagai Detector.
+15 v
a x
R1
-
+
38
keluaran akan bersifat negatif yang berarti nilainya lebih kecil dari 0/ ground atau
terjadi foreward bias pada LED merah dan reverse bias pada LED hijau.
Untuk mengatur berapa tegangan masuk yang diinginkan maka tegangan referensi
dapat diatur dengan merubah harga R1 maupun R2nya yang berfungsi sebagai
voltage devider/ pembagi tegangan.
Vin R1 v1
Vout
v2
v1 = v2 = 0 ……………………..Op-amp idial
Vin – v1 = I in
R1
39
R1
V1 R6
R2
V2
R3 v1
V3 - Vout
R4 +
V4 v2
R5
V5
Input 1
V1 – v1 + V2 – v1 + V3 – v1 + V4 – v1 + V5 – v1 = v1 - Vout
R1 R2 R3 R4 R5 R6
( ( V1 – v1 + V2 – v1 + V3 – v1 + V4 – v1 + V5 – v1 ) . R6) – v1 = - Vout
R1 R2 R3 R4 R5
Maka
Vout = 0 – ( (V1-0 + V2-0 + V3-0 + V4-0 + V5-0 ). R6 )
R1 R2 R3 R4 R5
Vout = - R6 ( V1 + V2 + V3 + V4 + V5 )
R1 R2 R3 R4 R5
Untuk menjaga kesetabilan sebuah penguat op-amp, tegangan catu pada op-amp
harus dibuat sesetabil mungkin dimana antara sisi kutup positif dan sisi kutup
negatifnya harus memiliki perbandingan yang sama.
Tegangan catu op-amp dapat diperoleh dengan menggunakan dua buah baterai
yang mempunyai tegangan sama dan dihubungkan serie dimana ditengah-
tengahnya merupakan sisi groundnya. Dapat juga dengan menggunakan rangkaian
power supply/ rectifier, jenis center tap transformator.
Kedua jenis tegangan catu op-amp dapat digambarkan seperti dibawah ini :
40
1. Menggunakan dua baterai ( battery dual supply )
+ Vcc
+
- Vee
AC
-Vee
3. LATIHAN
1) Jelaskan pengertian dari OP-Amp ?
2) Sebutkan tiga rangkaian dasar Op-Amp ?
3) Gambarkan Simbol Op-Amp ?
4) Sebutkan Fungsi Penguat Op-Amp ?
5) Aplikasikan Rangkaian Detektor ?
41
MATERI POKOK VI
ELEKTRONIKA DASAR
1. Indikator Keberhasilan
a. Komponen Aktif
Komponen elektronika yang apabila dialiri arus akan menghasilkan tenaga
berupa penguatan maupun mengatur tegangan.
Contoh :
- Dioda
- SCR ( Silicon Control Rectifier )
- Transistor
- I.C
b. Komponen Pasif
Komponen elektronika yang apabila dialiri listrik tidak menghasilkan tenaga/
perubahan tegangan ataupun penguatan.
Contoh :
- Resistor
- Capasitor
- Transformator
42
Fungsi komponen elektronica meliputi :
1. Resistor
Penghantar arus listrik untuk memperkecil arus listrik dan membagi arus
listrik dalam rangkaian.
a. Resistor tetap ( Nilai besarannya sudah ditentukan oleh pabrik )
- Resistor keramic ( dengan kode warna )
- Resistor kertas ( dengan kode warna )
2. Capasitor
Komponen elektronika yang mampu menyimpan arus dan tegangan listrik
untuk sementara waktu.
Fungsinya adalah :
1. Sebagai penghubung/ kopling
2. Memisahkan arus bolak-balik dari arus searah
3. sebagai filter yang dipakai pada rangkaian catu daya
4. Sebagai pembangkit frekuensi
5. Menghilangkan bouncing ( loncatan bunga api )
6. Menghemat daya listrik dalam rangkaian lampu TL
3. Dioda
Bekerja bila dialiri arus AC
Berfungsi sebagai penyearah arus dimana kutub ( + ) dihubungkan ke anoda
dan kutub ( - ) dihubungkan ke katoda.
43
4. Transistor
Kependekan dari Transfer Resistor adalah bahan semikonduktor yaitu bahan
yang tidak bisa menghantarkan arus listrik menjadi bahan penghantar/
setengah penghantar
5. IC
Merupakan gabungan dari Transistor, Dioda, Resistor, Capasitor, dan
komponen lain yang berintegrasi antara satu dengan yang lain berbentuk
Chip.
44
Baca sekala Iceo, jika jarum multitester tidak berada dalam zona
kebocoran / leak zone atau jarum penunjuk mendekati sekala maksimal
maka transistor tidak bagus, bila tidak berada dalam zona kebocoran maka
transistor dalam keadaan bagus.
2 div
T
4 div
$
45
1. Untuk mengetahui tegangan puncak
E = div x V/div
Kalau misalnya pada setting botton ( tombol pengatur ) di pilih 1
div = 10 vp-p, maka diperoleh tegangan puncak
E = 2 div x 10Vp-p / div
E = 20 Vp-p
2. Mencari frequensi / sweep time ( penyekap waktu )
f = 1/T ( banyaknya gelombang tiap detik )
Contoh :
Tahanan dengan kode warna Coklat, Hitam, Merah dan Emas
Coklat =1
Hitam =1
Merah = 100
Emas = Toleransi 5 %
46
Sehingga menjadi :
1100 + 55 = 1155 Ohm atau
1100 - 55 = 1045 Ohm
IN
AC 220 V
2K5
SCR GE-C15C
1N4004
1K
50μF 50v
2μf 50v
100
1N4004
220
OUT
LAMP/ MOTOR AC 220V
47
b. Digital Counter
C1 0.001Μf clc Le
Dis Mr
MC 14553
D C B A
Vcc
D C B A
MC 14543
g f e d c b a
R1-R7= 1K
g f e d c b a
R8 R9 R10
1K 1K 1K
Q1
Q1-Q3=RS2023 Q2
Q3
Vcc 9v
48
3. LATIHAN
1) Sebutkan komponen Aktif Elektronika ?
2) Sebutkan komponen Pasif Elektronika ?
3) Gambarkan dan aplikasikan rangkaian Dimmer ?
4) Sebutkan nilai resistor dari cincin berwarna Kuning, Ungu, Coklat, Emas ?
5) Sebutkan fungsi dari Capasitor ?
49
PENUTUP
A. Tes Formatif
1. Merah, kuning, cokelat, emas tentukan nilai resistor yang benar ?
a. 220 5%
b. 240 5%
c. 250 5%
d. 2k4 5%
2. 470 10% tentukan warna cincin resistor :
a. Kuning coklat ungu Emas
b. Hijau kuning merah perak
c. Hitam merah hijau emas
d. Kuning Ungu Cokelat Perak
3. Berikut ini komponen elektronika aktif, Kecuali :
a. Dioda
b. SCR
c. Transistor
d. Resistor
4. Mana komponen elektronika pasif :
a. Capasitor
b. Ic
c. Transistor
d. Diode
5. Yang termasuk Alat untuk ukur komponen elektonika adalah :
a. Mistar
b. micrometer
c. Multitester
d. Barometer
50
B. Kunci Jawaban Tes Formatif
1. b
2. d
3. d
4. a
5. c
C. Umpan Balik
Cocokkan hasil jawaban dengan kunci jawaban yang disediakan pada modul ini. Hitung
jawaban anda yang kedapatan benar. Kemudian gunakan rumus untuk mengetahui tingkat
pemahaman terhadap materi. Perhatikan dan cocokkan hasil jawaban anda dengan hasil
perhitungan sesuai rumus dengan hasil pencapaian prestasi belajar sebagaimana data pada
kolom di bawah ini.
Apabila tingkat pemahaman anda dalam memahami materi yang sudah dipelajari mencapai
91 % s.d 100% : Amat Baik
81% s.d 90,00% : Baik
71% s.d 80,99% : Cukup
61% s.d 70,99% : Kurang
Bila tingkat pemahaman belum mencapai 81% ke atas (kategori “Baik”), maka disarankan
mengulangi materi.
D. Tindak Lanjut
Apabila siswa telah menguasai modul ini dengan sebaik-baiknya, serta telah mengerjakan
seluruh bentuk latihan / tes di tiap bab sesuai dengan kriteria yang ditentukan dengan baik,
maka pihak Instansi diklat dapat merekomendasikan penilaian yang membantu proses
kelulusan dalam jenis diklat yang diikuti.
Namun apabila siswa tersebut gagal dalam ujian, maka ia harus mengulanginya kembali
sehingga mencapai penilaian yang diinginkan.
51
GLOSARIUM
PNP : Positif-negatif-positif
IC : Integrated Circuit
52