Anda di halaman 1dari 58

SISTEM KELISTRIKAN KAPAL 5

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, dengan tersusunnya modul Sistem Kelistrikan
Kapal ini semoga dapat menambah khasanah referensi khususnya di bidang
Teknologi Nautika di angkutan sungai, danau dan penyeberangan di Indonesia.
Isi modul ini sengaja disajikan secara praktis dan lengkap sehingga dapat
membantu para peserta diklat dan dosen pengampu. Adapun penekanan dan
cakupan bidang yang dibahas dalam modul ini sangat membantu dan berperan
sebagai sumbangsih pemikiran dalam mendukung pemecahan permasalahan
yang muncul di dalam pelaksanaan pengawasan keselamatan pelayaran.
Oleh karena itu, modul ini disusun secara integrative meliputi Sistem Kelistrikan
Kapal dan Ilmu Pelayaran yang saling mendukung sehingga skill yang diperlukan
terkait satu dengan lainnya.
Tim penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu pemenuhan materi naskah serta dorongan semangat dalam
penyelesaian modul ini. Kami sangat berharap dan terbuka untuk masukan serta
kritik konstruktif dari para peserta sehingga dimasa datang modul ini lebih
sempurna dan implementatif.

Tim Penulis

SISTEM KELISTRIKAN KAPAL I


DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR I
DAFTAR ISI II-III
DAFTAR GAMBAR IV-V
PENDAHULUAN 1-3
A. Latar Belakang 1
B. Deskripsi Singkat 1
B. Tujuan Pembelajaran 1
C. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan 2

MATERI POKOK I SEMIKONDUKTOR 3-14

1. Indikator Keberhasilan 3
2. Definisi Semikonduktor 3-14
3. Latihan 14

MATERI POKOK II TRANSISTOR 15-21


1. Indikator Keberhasilan 15
2. Definisi Transistor 15-21
3. Latihan 21

MATERI POKOK III SILICON CONTROL RECTIFIER (SCR) 22-26


1. Indikator Keberhasilan 22
2. Definisi SCR 22-26
3. Latihan 26

MATERI POKOK IV POWER SUPPLY/POWER RECTIFIER 27-33


1. Indikator Keberhasilan 27
2. Definisi Power Suplay 27-33

II
3. Latihan 33

MATERI POKOK V OPERATIONAL AMPLIFIER (OP-AMP) 34-41


1. Indikator Keberhasilan 34
2. Difinisi Op-Amp 34-41
3. Latihan 41

MATERI POKOK VI ELEKTRONIKA DASAR 42-48


1. Indikator Keberhasilan 48
2. Definisi Elektronika Dasar 42-48
3. Latihan 49

PENUTUP 50-51
A. Tes Formatif 50
B. Kunci Jawaban Tes Formatif 51
C. Umpan Balik 51
D. Tindak Lanjut 51

PERISTILAHAN / GLOSARIUM 52

III
DAFTAR GAMBAR

Halaman
MATERI POKOK I SEMIKONDUKTOR
Gambar I.1 Semikonduktor Jenis N (Negatif) 4
I.2 Semikonduktor Jenis P (Positif) 4
I.3 Bentuk Tegangan Barrier 6
I.4 Simbol Dioda 7
I.5 Foreward bias diukur dengan multitester 7
I.6 Perbandingan antara Silicon dan Germanium 8

MATERI POKOK II TRANSISTOR


Gambar II.1 Simbol Transistor 15
II.2 Circuit Transistor 16
II.3 UNI Junction Transistor 17

MATERI POKOK III SILICON CONTROL RECTIFIER


Gambar III.1 Kontruksi dan symbol SCR 22
III.2 Rangkaian SCR 23
III.3 Prinsip Kerja SCR 23
III.4 Kontruksi dan symbol triac 25
III.5 Simbol dan Curva Diac 26

MATERI POKOK IV POWER SUPLAY/POWER RECTIFIER


Gambar IV.1 Bentuk Gelombang AC 28
IV.2 Rangkaian Full wave rectifier 30
IV.3 Sebelum menggunakan Filter 30
IV.4 Setelah menggunakan filter 30
IV.5 Vp-p untuk full wave rectifier 32
IV.6 Vp-p untuk Half wave rectifier 32

IV
MATERI POKOK V OPERATIONAL AMPLIFIER (OP-AMP)
Gambar V.1 Block diagram op-amp 35
V.2 Symbol Op-Amp 36
V.3 Komponen Detektor 38

V
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Modul diklat ini merupakan kumpulan materi tentang meteorologi pelayaran yang
bersumber dari beberapa buku acuan. Modul diklat ini sangat diperlukan karena sampai
saat ini belum ada modul ajar yang secara spesifik mempelajari ilmu Sistem kelistrikan
kapal dan hubungannya dengan bidang pelayaran. Dengan modul diklat ini peserta
mampu mengetahui, menjelaskan tentang sistem kelistrikan di atas kapal yang terjadi
dalam dunia pelayaran. Sehingga dalam melaksanakan tugas-tugas sebagai Engineer
dalam pelayaran, peserta dapat meminimalisir kecelakaan-kecelakaan dan memahami
tentang sistem kelistrikan angkutan di perairan yang disebabkan oleh faktor-faktor
tertentu.

2. Deskripsi Singkat

Mata diklat ini mengajarkan pengetahuan tentang dasar-dasar Sistem kelistrikan


kapal, semikonduktor, Transistor, silicon control rectifier, Power Supplay, operational
amplifier dan dasar dasar elektronika. Pengetahuan tentang perawatan kapal terhadap
pelayaran. Tata cara di atas kapal. Fenomena-fenomena yang berhubungan dengan sistem
kelistrikan kapal. analisa pengukuran dan membaca diagram sistem kelistrikan kapal
serta pengaruhnya Kelistrikan dalam pelayaran.
3. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Pembelajaran Umum ( TPU )
Setelah selesai proses pembelajaran peserta diharapkan akan mampu memahami
Sistem kelistrikan kapal dengan baik dan benar.

2. Tujuan Pembelajaran Khusus ( TPK )


Setelah selesai pembelajaran peserta dapat :
a. Menjelaskan dengan benar sistem kelistrikan kapal
b. Menjelaskan dengan benar perbaikan dan perawatan sistem kelistrikan kapal.
c. Mengetahui dengan benar fungsi-fungsi komponen kelistrikan kapal.
d. Mengetahui dengan benar fungsi-fungsi dari peralatan diatas kapal

SISTEM KELISTRIKAN KAPAL 1


4. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
1. Semikonduktor
a. Definisi semikonduktor
b. Campuran bahan semikonduktor
c. Gabungan positif-negatif
d. Dioda dan spesial diode
e. Klasifikasi Dioda
f. Jenis-jenis Dioda
2. Transistor
a. Definisi Transistor
b. Fungsi Transistor
c. Mengitung tegangan
3. SCR (Silicon control Rectifier)
a. Definisi SCR
b. Prinsip kerja SCR
c. Klasifikasi SCR
4. Power Supplay
a. Definisi tentang power suplay
b. Rangkaian power suplay
c. Tegangan Maximal
d. Tegangan AC dan DC
5. Operation Amplifier (OP-Amp)
a. Definisi Amplifier
b. Symbol dan karateristik OP-Amp
c. Tegangan Catu Daya pada OP-Amp
6. Elektronika Dasar
a. Komponen Komponen Elektronika
b. Alat Ukur dalam Elektronika
c. Mengenal nilai dan warna pada Resistor

2
MATERI POKOK I
SEMIKONDUKTOR

1. Indikator Keberhasilan

Dengan mempelajari bahasan ini peserta diklat diharapkan dapat :


 Memahami definisi Semikonduktor
 Mengetahui perbedaan perbedaan Dioda
 Memahami Jenis jenis dioda
 Memahami bahan semi konduktor
 Menjelaskan cara ukur diode dengan multitester
 Mengetahui dan mempraktekan penerapan Dioda

2. Definisi Semikonduktor
2.1 Campuran bahan semi konduktor
Elemen–elemen dasar atom Silicon dan Germanium memiliki empat electron di
orbit terluarnya yang seharusnya menurut ikatan valensinya harus teriisi 8
elektron, ini mengakibatkan ikatan yang sangat kuat pada masing-masing
atomnya karena akan membentuk ikatan kovalen dengan atom-atom tetangganya.
Untuk memepermudah pemahaman, ikatan kovalen atom-atom ini digambarkan
mirip dengan struktur sebuah kristal. ( lihat gambar 2 )

Karena ikatan yang sangat kuat pada atom-atomnya inilah maka pada kristal
murni Germanium dan Silikon adalah merupakan Isolator yang bagus.
Meskipun kristal murni Silikon dan Gemanium adalah isolator yang bagus tetapi
sifat daya hantar listrik/ konduktifitasnya dapat dibentuk dengan mengganti atau
menambahkan sejumlah kecil bahan campuran ( impurities ) sehingga struktur
cristalnya akan berubah. Tindakan mengganti atau menambah dengan bahan
campuran ini disebut Doping.

3
Dengan mengganti satu atom Germanium ( Ge ) dengan atom Arsenic ( Ar ) yang
memiliki jumlah lima electron pada orbit terluarnya, maka akan terjadi surplus
electron, kelebihan satu electron ini bersifat mobile ( mudah bergerak ) dan akan
sangat mudah menjadi pembawa arus bila sebuah tegangan listrik dilewatkan.
Atom Arsenic ( Ar ) ini selanjutnya disebut atom Donor dan campuran
semikonduktor ini disebut Semikonduktor jenis N ( negative ).

G G G G G G Electron
e e e e e e
G G G A G G
e e e r e e
G G G G G G
e e e e e e

Gambar I.1 Semikonduktor Jenis N (Negatif)

Apabila untuk menggantikan satu atom Germaniun ( Ge ) dipergunakan atom


dengan tiga electron pada orbit terluarnya misal atom Boron atau Indium maka
akan terjadi kekurangan electron pada ikatan kovalennya sehingga satu tempat
yang seharusnya berisi electron akan kosong, selanjutnya disebut Hole, dikatakan
atom Boron ( B ) adalah atom acceptor ( penerima ).
Bila tegangan diberikan pada campuran ini maka electron tetap akan bergerak
menuju kutub negative tegangan, dan hole akan bergerak ke kutup positive
tegangan, dikatakan hole adalah sebagai pembawa arus ( current carrier ).
Campuran semikonduktor ini disebut Semikonduktor jenis P ( positive )

G G G G G G
e e e e e e
Hole
G G G B G G
e e e e e

G G G G G G
e e e e e e
Gambar I.2 Semikonduktor Jenis P (Positif)

4
2.2 P – N Junction ( Gabungan Positif – Negatif )

Kristal yang sudah didoping dapat berupa semikonduktor jenis P maupun


semikonduktor jenis N, apabila kedua jenis tipe semikonduktor ini digabungkan
yakni setengah bagian adalah tipe P dan setengah bagian yang lain tipe N maka
sebagaimana dua kutub baterai positif dan negatif yang digabungkan akan terjadi
aliran electron dari negatif ke positif.

Garis yang merupakan tempat gabungan antara tipe P dan tipe N ini disebut garis
gabungan atau junction, sedangkan Depletion layer adalah daerah dimana terjadi
perpindahan/ loncatan electron ke hole melewati junction, panjang atau luasnya
daerah depletion layer tidak dapat bertambah terus menerus tetapi akan berhenti
setelah terbentuk voltage barrier atau setelah sampai pada titik saturasi/ jenuh
sehingga tidak ada lagi pergerakan baik hole maupun electron melewati junction.
Tegangan barrier ( Voltage Barrier ) ini merupakan efek yang bersifat lokal
sehingga meskipun terbentuk tegangan tapi tidak dapat dideteksi/ diukur pada
ujung-ujung semikonduktornya.

Bagaimana Voltage barrier terbentuk dapat dijelaskan seperti dibawah ini :


Semikonduktor P adalah semi konduktor yang bermuatan positif pada atom-
atomnya sedangkan semikonduktor N adalah semikonduktor yang bermuatan
negatif karena atom-atomnya kelebihan electron, karena digabungkan maka pada
junction merupakan tempat pertemuan langsung dimana electron bebas akan
mencari dan menuju ke hole pada semikonduktor tipe P dan sebaliknya hole akan
melewati junction menuju ke semikonduktor tipe N. Atom yang ditinggalkan oleh
electron akan bermuatan positif membentuk ion positif sedang atom yang
mendapat electron akan bermuatan negatif membentuk ion negatif. Ion –ion ini
membentuk muatan yang akan mencegah lebih banyak electron berpindah
melewati junction, disebut tegangan barrier/ voltage Barrier.

5
Negatif ion Positif ion
Junction
+++ - + - - -
+++ - + - - -
P N
Depletion layer
Voltage Barrier ± 0.3 – 0.7 volt
Gambar I.3 Bentuk Tegangan Barrier

Voltage Barrier bersifat isolator yang memisahkan dua jenis tipe semikonduktor
P dan N yaitu hole pada tipe P ( positif ) tidak akan bisa lagi melewati depletion
layer menuju tipe N demikian juga electron pada tipe N ( Negative ).

2.3 Dioda dan Special Dioda

Dioda adalah jenis semikonduktor merupakan bentuk gabungan semikonduktor


tipe P dan tipe N ( P- N Junction ). Sifat – sifat dasar dioda dan simbolnya dapat
digambarkan seperti dibawah ini ( gambar 5 ).
Karena sifat-sifat dioda sangat spesifik yaitu apabila diberikan tegangan positif
dari Positif ke Negatif ( P ke N ) maka hole akan mengalir menuju negatif dan
electron mengalir menuju positif sehingga terjadi aliran arus, dikatakan dioda ini
dapat mengalirkan arus yang disebut Foreward bias, disini yang berperan sebagai
pembawa arus adalah Hole ( muatan positif)

6
A K
P N

+ -
H L
Forward bias ( ada aliran listrik )
L H
Reversed bias ( tidak ada aliran )
Gambar I.4 Simbol Dioda

Dioda memiliki kutup pada ujung-ujungnya sehingga untuk mengidentifikasi


ujung-ujung dioda digambarkan simbol seperti anak panah, untuk kutup positif (
bagian P ) disebut Anoda sedangkan untuk kutup negatif ( bagian N ) disebut
kathoda dimana foreward bias adalah mengalir dari anoda ke kathoda ( arus hole)

P N

+ -

Gambar I.5 Foreward bias diukur dengan Multitester

Pada saat dialiri tegangan listrik dengan forward bias maka tegangan masuk akan
dikurangi dengan besarnya tegangan barrier sebesar rata-rata 0.6 volt ( untuk Silicon
0.6 v, untuk Germanium 0.3 Volt ) ini disebut voltage drop. Hal ini terjdi karena
tegangan masuk mula-mula harus menghilangkan tegangan pada depletion layer yang
bersifat reverse. Kejadian ini seperti halnya sebuah kapasitor yang dicharge.

7
IF Ge
Si
1 mA
Break down point
VR ● VF
Ge 0.3v 0.6 v
Arus bocor Voltage drop
Si

reverse bias/ IR
Breakdown voltage

Gambar I.6 Perbandingan antara Silicon dan Germanium

Pada saat dioda diberikan Reverse bias arus tetap bisa mengalir tetapi sangat kecil
yang disebut aliran arus bocor ( minority carrier ), karena terlalu kecil biasanya
arus bocor ini dapat dihilangkan/ dinggap tidak ada. Tetapi apabila tegangannya
dinaikkan atau reverse voltage meningkat sampai breakdown point maka akan
terjadi breakdown voltage / tegangan breakdown.

Terjadinya breakdown disebabkan oleh dua efek mekanisme yang komplek dan
berhubungan erat dengan bentuk fisik semikonduktor yaitu
1. Efek longsor ( Avalance effect )
Reverse bias menyebabkan terjadinya aliran arus bocor yang merupakan
minority carrier melewati daerah depletion layer. Apabila tegangan
meningkat maka kecepatan minority carrier semakin cepat sampai akhirnya
mampu menumbuk atom-atom yang memiliki electron valensi cukup kuat
menyebabkan electron terlepas dari ikatan kovalennya. Elektron yang
terlepas bersifat komulatif menyebabkan aliran yang cukup besar berupa
kenaikan arus balik secara tiba-tiba.

8
2. Efek Zener ( Zener effect )
Lebar dari depletion layer pada dioda didesain dengan perhitungan yang
matang dan teliti, penggunaan tegangan yang berlebihan akan menimbulkan
medan listrik melebihi kapasitas pada daerah ini sehingga akan dapat
merusak ikatan kovalen pada atom-atomnya.
2.4 Klasifikasi Dioda

Dioda dalam penerapannya sehari-hari dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu :


1. Rectifier Dioda ( dioda penyearah )
Rectifier dioda terbuat dari bahan silikon adalah dioda yang dapat merubah
arus AC menjadi arus DC, biasa dipakai pada rangkaian power supply
Karakteristik dari dioda penyearah adalah tahan panas biasanya dilengkapi
dengan baut klem untuk plat pendingin, dioperasikan pada tegangan dan arus
yang cukup besar dan mempunyai frekuensi kerja rendah yaitu antara 50 Hz
sampai 60 Hz

2. Signal Dioda ( dioda signal )


Signal dioda terbuat dari bahan germanium dapat digunakan sebagai
komponen logic pada operasi logika, dapat juga sebagai demodulator pada
signal radio ( Radio Frequensi )
Karakteristik dari signal dioda adalah tidak menimbulkan panas pada saat
dioperasikan karena arus dan tegangan operasinya kecil, dioperasikan pada
kecepatan yang sangat tinggi ( Frequensi tinggi )

2.5 Jenis –jenis Dioda


1. Dioda Rectifier/ penyearah

Biasa dipakai pada power supply untuk merubah arus AC menjadi arus DC.
Pada tegangan balik yang melebihi kapasitas akan menyebabkan tegangan
breakdown sehingga dioda dapat terbakar/ rusak.

9
2. Dioda Zener
Simbol dari dioda zener adalah seperti dibawah ini

Adanya breakdown voltage mengilhami pembuatan dioda zener. Untuk dioda


biasa/ rectifier,tegangan breakdown memang tidak diinginkan, tetapi dengan
mengatur atom- atom dopingnya akan tercapai tegangan breakdown yang
dimanfaatkan sebagai pembatas tegangan sendiri sedangkan tegangan sisanya
akan di tanahkan. Bila dioda zener dengan kapasitas 10 V diberikan tegangan
masuk 12 V maka tegangan keluar adalah 10 V bersifat setabil, sisanya 2V
ditanahkan. Sifat ini dipakai sebagai stabilizer/ pengatur tegangan pada power
supply.

3. LED ( Light Emitting Dioda )

Pada saat elektron mengalir melewati junction menuju hole akan terjadi
perubahan status energi dari satu level ke level yang lebih rendah, sisa energi
ini merupakan energi extra yang harus dikeluarkan. Untuk jenis dioda silicon,
extra energi yang dikeluarkan ini berbentuk panas. Untuk jenis dioda gallium
arsenide extra energi dikeluarkan dalam bentuk panas dan sinar infra merah,
dengan melakukan doping pada gallium arsenide dengan beberapa jenis
material akan diperoleh dioda LED dengan warna yang dapat dilihat

4. Dioda Schottky

10
Pada saat dioda diberikan tegangan foreward bias maka terjadi aliran arus
( current carrier ) melewati junctionnya, pada dioda idial bila kemudian tiba-
tiba tegangan dibalik menjadi reverse bias maka aliran arus harus segera
berhenti dengan cepat, hal ini tidak bisa terjadi pada dioda biasa ( P-N
junction ) karena untuk memblok arus yang mengalir, sebuah dioda harus
membuat lapisan depletion layer terlebih dahulu. Diperlukan waktu beberapa
saat tidak hanya untuk membentuk lapisan depletion layer tetapi juga
menghilangkan current carrier yang masih tersisa. Efek ini tidak masalah
untuk dioda dengan frequency rendah misalnya 60 Hz. Tetapi sangat
berpengaruh pada frequency dengan kecepatan tinggi.

Dioda schottky/ dioda barrier menggunakan sebuah chip silicon type N yang
digabungkan dengan metal platinum dimana terbentuk semikonduktor type N
dengan metal platinum/ metal barrier. Pada saat terjadi foreward bias
elektron dari kathoda harus punya cukup energi melewati barrier ke metal
anoda, setelah sampai dimetal platinum, elektron akan bergabung dengan
sejumlah besar elektron bebas yang akan meningkatkan energinya. Apabila
terjadi reverse bias maka dioda akan berhenti mengalirkan elektron dengan
cepat tidak perlu membentuk lapisan depletion layer dulu. Elektron sisa tidak
akan bisa kembali karena tidak cukup enegi untuk melewati barrier.

2.6 Penerapan Dioda ( Dioda Application )


1. Dioda penyearah
a. Dioda sebagai battery Charging sederhana

AC + -

11
b. Dioda sebagai penyearah gelombang pada power supply

L
+

C1 C2
AC

b. Dioda zener sebagai pengatur tegangan

+ +
IN OUT

c. Dioda signal
a. Dioda dipakai untuk mendapatkan nilai maximum suatu signal masukan

2v
4v
6v 10 v
8v
10v

Sifat dari dioda, akan terjadi forward bias bila tegangan lebih tinggi pada anoda
masuk ke tegangan rendah pada katoda artinya tegangan yang lebih tinggi akan
menjadi tegangan output, sehingga dengan metode ini dapat dipakai untuk
memperolah nilai maximum dari suatu nilai input misalnya temperatur exhaust
gas.

12
b. Dioda dipakai untuk mendapatkan nilai minimum suatu signal masukan

12 v
R1
2v
4v
6v 2v
8v
10v

Dengan tegangan 12 v akan terjadi forward bias terhadap tegangan 10v, 8v,
6v, 4v, 2v, sehingga tegangan paling kecil akan menjadi output maximal
karena input 2v memiliki selisih tegangan terhadap tegangan foreward 12v
paling besar yaitu 8v.
Perhatikan nilai signal masukan dibawah ini berikut :
12v – 2v = 10v
12v – 4v = 6v
12v – 6v = 8v
12v – 8v = 4v
12v – 10v = 2v
Dari daftar diatas tegangan 10v adalah dominan sehingga input 2v dengan
selisih tegangan paling besar adalah outputnya.
c. Dioda dipakai untuk system logic ( gerbang OR )
A
C
B R

Signal masuk berupa signal logic analog dengan on- off 0 dan 1, dimana 0 adalah
0 v dan 1 adalah 6 v sehingga diperoleh table kebenaran sbb.
Arus masuk dari A=1 dan B= 0 akan diteruskan oleh dioda D1dengan
keluarannya C=1, arus masuk dari B=1 dan A=0 akan diteruskan oleh dioda D2
dengan keluarannya C=1,
Arus masuk dari A=1 dan B=1 akan diteruskan oleh dioda D1 dan D2 dengan
keluaran C=1, bila tidak ada arus masuk maka C=0.

13
A B C
0 0 0
1 0 1
0 1 1
1 1 1

3. LATIHAN
1) Sebutkan jenis-jenis diode ?
2) Jelaskan tentang Semikonduktor?
3) Jelaskan apa yang dimaksut dengan Forward bias dan Reversed Bias ?
4) Mencoba cara mengetahui diode dengan multitester ?
5) Membuat rangkaian diode sebagai penyearah gelombang ?

14
MATERI POKOK II
TRANSISTOR
1. Indikator Keberhasilan

Dengan mempelajari bahasan ini peserta diklat diharapkan dapat :


 Memahami definisi Transistor
 Menjelaskan tentang PNP dan NPN
 Mengerti perbedaan Transistor PNP dan NPN
 Memahami fungsi Transistor
 Memahami jenis jenis transistor

2. Definisi
2.1 Transistor
Transistor merupakan jenis semikonduktor, terdiri dari atas tiga bagian/ layer
yang merupakan gabungan antara dua jenis dioda yang digabungkan menjadi satu
sehingga sebuah transistor dapat merupakan jenis PNP atau NPN. Sedangkan
ketiga bagian/ layer tadi disebut, Basis, Collector dan Emitter

2.1 Transistor Bipolar dan Unipolar


Konstruksi dari Transistor adalah sebagai berikut

Emitter ++ - ++ Collector E - - + - - C
++ - ++ - - + - -

Base B

Transistor PNP Transistor NPN


Gambar II.1 Simbol Transistor

15
Pada bagian basis dibuat sangat tipis ( kira-kira 0.0025 cm ) dan doping dari
emitter harus lebih besar daripada bagian basisnya. Hubungan Emitter- Basis
merupakan foreward bias dimana hole dialirkan kedalam basis. Seharusnya hole
akan keluar melalui basis, tetapi karena basis dibuat tipis dan juga karena ada
pengaruh tegangan negatif yang dipasang pada hubungan Collector- Basis maka
akhirnya sebagian besar hole akan mengalir ke collector menjadi arus collector
( Ic ).
Perhatikan Transistor PNP dibawah ini !

Ie + + - + + Ic
+ + - + +
+ Ib
- V E-B V C-B

Gambar II.2. Circuit Transistor


Hole akan mengalir dan bergabung dengan electron didalam basis untuk
membentuk arus Ib, arus Ib sangat kecil ± 0.02 v sehingga kadang-kadang sering
diabaikan. Perbandingan antara Ic dan Ie adalah bersifat konstan yaitu ± 0.98,
perbandingan ini biasa ditulis dengan ( alpha ) α / hFB.
Sesuai hukum kirchof maka akan berlaku
Ie = Ic + Ib
Dimana α / hFB. = Ic/Ie
Penguatan arus ( Current Gain ) biasa disebut β ( betha ) adalah
β / hFB. = Ic/Ib
Secara sistematis proses kerja sebuah transistor PNP adalah sebagai berikut
Emiter memiliki sangat banyak hole sebagai carrent carrier ( pembawa arus ),
dari emitter melalui foreward bias, current carrier ini dialirkan masuk kedalam
basis, karena basis dibuat tipis maka tidak mungkin semua carrent carrier dapat
keluar melalui basis. Pada kaki collector dihubungkan tegangan negatif
membentuk tegangan Collector-Basis yang bersifat reverse bias, hal ini
berpengaruh terhadap aliran current carrier yang ke basis, karena tegangan

16
Collector-Basis lebih besar daripada tegangan basis-emitter maka curret carrier
akan mengalir juga melalui collector yang mengandung banyak elektron menjadi
arus collector ( Ic ).

Dikatakan sebuah transistor adalah Bipolar, karena electron dan hole keduanya
bertindak dalam proses mengalirnya arus. Pada bagian N mengandung electron
bebas yang bermuatan negatif berfungsi sebagai current carrier, sedang bagian P
mengandung banyak hole yang bermuatan positif yang juga berfungsi sebagai
current carrier. Kedua carrent carrier ini membentuk polaritas, karena ada dua (
bi ) maka disebut bipolar. Karena transistor terbentuk dari gabungan antara dua
dioda ( P-N Junction ) maka disebut juga Bipolar Junction Transistor ( BJT ).
Perlu diingat bahwa current carrier pada sebuah transistor dapat berupa Electron
maupun Hole !

Selain terdapat bipolar transistor, ada juga jenis transistor yang memiliki satu
polaritas saja disebut Uni-polar transistor. Transistor jenis ini tidak dipakai
sebagai amplifier/ penguat, penggunaan uni-polar transistor biasanya sebagai
timing dan control application, terdiri dari satu bagian besar semikonduktor type
N dan sangat kecil bagian type P yang diletakkan ditengah-tengah. Dalam praktek
sehari-hari lebih dikenal sebagai Uni- junction Transistor ( UJT ). ( lihat gambar
II.3 )
Base 2 Base 2

Emitter
Emitter
P Zone

Base 1 Base 1

Gambar II.3. Uni Junction Transistor

17
2.2 Fungsi Transistor
1. Transistor sebagai Swicth
Gabungan base-Emitter merupakan foreward bias, maka pada keadaan ini
dikatakan resistansi ( Rbe) antara base-emitter sangat rendah, kemudian
gabungan antara collector-base adalah reverse bias maka dalam keadaan ini
resistansi ( Rcb ) antara collector-base sangat tinggi.
Perbedaan resistansi ini membuat transistor dapat berfungsi sebagai power
gain. Coba pikirkan mengapa transistor disebut juga transfer resistor !
Bila digambarkan dua resistansi tadi (Base-Emitter) dan (Collector-base)
adalah seperti dibawah ini

C
Rcb Ic
I
B
Rbe Ie
E

Secara umum akan mengikuti rumus


P = I2 x R ( dianggap Ic = Ie, α = 1 )
2
Pgain = I x Rcb
I2 x Rbe
Pgain = Rcb
Rb
Memang dalam kenyataannya arus yang mengalir adalah tidak sama tapi
selisihnya sangat kecil sekali sehingga dalam perhitungan dapat dianggap
sama
Sesuai dengan rumus Ie = Ic + Ib
Ie = Ic
Ib sangat kecil sekali sehingga dianggap tidak ada, namun demikian arus yang
relatif sangat kecil ini sangat penting dalam pengoperasian sebuah transistor ,
karena fungsi dari arus basis adalah ibarat kran/ valve/ switch. Pada rangkaian

18
terbuka ( tidak ada tegangan Collector –Basis ) maka tidak akan ada arus yang
keluar dari emitter ke collector. Ada tidaknya arus atau besar kecilnya arus
( Ic ) tergantung dari arus basis.

2. Transistor sebagai Penguat


Transistor sebagai penguat ( amplification ) dapat dirangkaiakan dalam tiga
bentuk konfigurasi yaitu :
a. Common Base ( Basis terbumi )
Basis dihubungkan dengan bumi/ ground
+Vcc

Vin RL Vout

b. Common Emitter ( Emiter terbumi )


Emitter dihubungkan dengan bumi/ ground
+ Vcc

RL

Vin Vout

c. Common Collector ( Colektor terbumi )


Collector dihubungkan dengan bumi/ ground
+Vcc
Vin
Vout

RL

19
Tiga jenis konfigurasi pada transistor ini memiliki karakteristik sebagai berikut :
Common base Common emitter Comon collector
Power gain Ada Ada Ada
Voltage gain Ada Tidak ada ( < 1 ) Ada
Current gain Tidak ada ( < 1 ) Ada Ada
Input impedansi Sangat rendah Sangat tinggi Menengah
Output impedansi Sangat tinggi Sangat rendah Menengah
Pembalik phase Tidak ada Tidak ada Ada
Aplikasi RF amplifier Isolation amplifier Semua aplikasi

2.3 Menghitung tegangan jatuh pada penguat transistor


+ Vcc

RL VRL
RB1
Vout
Vin VCE
VBE
Vc
VB = VRB RB2 RE VE =VRE

VBE = 0.7 V ( VBE adalah tegangan jatuh saat foreward bias )


VB = VBE + VE
Vcc = VRL + VCE + VE
Vc = VCE + VE
VB = RB2 x Vcc
RB1 + RB2
VRL = Ic x RL

20
VE = Ie x Re
Dimana
Ie = Ic + Ib
Ib Sangat kecil harganya 0.021 A, sehingga bisa diabaikan, maka rumus
akan menjadi
Ie = Ic
Atau bila ditulis harga sebenarnya adalah
Ie = Ic + ( 0.021A ) …………

Untuk memudahkan dalam menghitung tegangan-tegangan pada kaki-kaki transistor


maka perlu dikenal terminologi paramaeter pada transistor seperti dibawah ini ;

Ic = Arus kolektor
IB = Arus base
IE = Arus Emitter
Vc = Tegangan kolektor
VB = Tegangan basis
VE = Tegangan emitter
Vcc = tegangan jepit kolektor
VCE = Tegangan jepit kolektor emitter
VEE = Tegangan jepit emitter
VBE = Tegangan jepit basis emitter
VCB = Tegangan jepit collector basis
3. LATIHAN
1) Sebutkan Jenis Transistor dan jelaskan ?
2) Jelaskan apa itu Transistor ?
3) Apa perbedaan NPN dan PNP ?
4) Gambarkan Transistor NPN dan PNP?
5) Sebutkan dan jelaskan kegunaan Transistor ?

21
MATERI POKOK III
SILICON CONTROL RECTIFIER (SCR)

1. Indikator Keberhasilan

Dengan mempelajari bahasan ini peserta diklat diharapkan dapat :


 Memahami definisi SCR (Silicon Control Rectifier)
 Mengetahui prinsip kerja SCR
 Memahami Klasifikasi SCR
 Memahami DIAC

2. Definisi SCR

2.1 SCR konstruksi dan symbol


Silicon Control Rectifier kadang-kadang disebut juga Thyristor, adalah komponen
listrik atau elektronika yang terbuat dari bahan semikonduktor ( silicon ), dimana
memiliki empat bagian/ layer semikonduktor yang tersusun sebagai PNPN atau
NPNP, yang berfungsi sebagai switch karena current carrier mengalir pada satu
arah.
Konstruksi dan simbol dari SCR adalah seperti dibawah ini ;

Anoda Anoda

P
Gate
N Gate
P
N

Cathoda Cathoda

(a) (b)
Konstruksi SCR Simbol SCR
Gambar III.1. Konstruksi dan symbol SCR

22
SCR dapat dianalogikan sebagai gabungan dari dua transistor PNP dengan NPN yang
dihubungkan secara langsung seperti gambar dibawah ini ;

Anoda

Tr 1

Gate
Tr 2

Cathoda

Gambar III.2. Rangkaian SCR

2.1 Prinsip kerja SCR

Konstruksi NPNP disebut Cathoda controled SCR akan mempunyai tegangan gate
negatif, sedangkan PNPN disebut Anoda controled SCR akan mempunyai
tegangan gate positif
Perhatikan rangkaian SCR sebagai switch dibawah ini

Rload
Anoda

PNP
Tr 1

switch Gate
+ Tr 2 NPN
Rg

- Source
Cathoda

Gambar III.3. Prinsip kerja SCR

23
a. Meskipun tegangan sudah dihubungkan pada anoda dan cathoda tetapi
sebelum switch dihubungkan tidak akan ada aliran arus ( current carrier ),
ini sesuai dengan sifat transistor bahwa apabila tidak ada foreward bias
pada basis-emitter maka tidak akan ada aliran arus pada colector, kondisi
SCR sedang OFF
b. Pada saat switch on dihubungkan maka akan mengalir arus ke gate masuk
ke kaki basis Tr2. Karena terjadi foreward bias pada basis emitter Tr2
maka akan mengalir arus dari emitter ke collector Tr2 yang juga sekaligus
merupakan arus basis pada Tr1. Arus basis pada Tr1 merupakan foreward
bias sehingga akan membuka aliran arus dari emitter ke collector pada
Tr1, demikian akhirnya kedua transistor saling mempengaruhi dikatakan
SCR dalam kondisi ON dan arus mengalir dari emiter Tr1 ( anoda ) ke
emieter Tr2 ( cathoda ).
c. Meskipun switch on pada gate kemudian diputuskan ternyata pada Tr 2
masih terjadi foreward bias pada basis- emiternya karena arus basis Tr2
berasal dari arus Collector TR1 bukan lagi dari gate. Demikian pula arus
basis pada Tr1 berasal dari arus collector Tr2. akibatnya arus collector Tr
2 yang sekaligus arus basis Tr 1 akan tetap mengalir, sehingga pada Tr 1
pun akan terjadi foreward bias pada basis-emiternya demikian kedua
transisitor terintegrasi untuk saling mempengaruhi, sehingga dikatakan
SCR tetap pada kondisi ON meskipun switch gate diputus.
d. Untuk membuat kondidsi SCR dalam keadaan OFF maka harus dilakukan
pemutusan arus pada salah satu kaki-kaki anoda atau cathodanya.

2.2 Klasifikasi SCR

1. TRIAC ( Trioda Alternating Current ).

Konstruksi SCR dapat berupa gabungan semikonduktor NPNP ataupun


PNPN. Untuk SCR dengan konstruksi NPNP disebut Anoda Control SCR
dengan tegangan gate negatif, sedangkan untuk konstruksi PNPN disebut
Cathoda Control SCR dengan tegangan gate positif.

24
SCR 1 SCR 2
Main terminal 1 Gate terminal
2
N N
P

P gate 1
N N

Main terminal 2

Gambar III.4. Konstruksi dan symbol Triac

Sebagaimana karakteristik dari SCR sebagai control rectifier, maka sebenarnya


SCR hanya dapat mengalirkan arus (current carrier ) pada satu arah saja. Dengan
mengkombinasikan dua jenis SCR yaitu Anoda control SCR dengan Cathoda
control SCR akan diperoleh bi-directional / dua arah aliran arus ( current carrier )
yang disebut TRIAC. Triac digunakan sebagai control rangkaian listrik AC
dengan rate mencapai 40 A dan tegangan 600 V, dalam menghasilkan tegangan
DC.

2. DIAC ( Dioda Alternating Current ).

Adalah jenis SCR yang memiliki dua arah / bi-directional current carrier
seperti halnya triac tetapi tidak memiliki gate yaitu hanya memiliki dua
terminal Anoda dan Cathoda saja sehingga dapat di supply dengan tegangan
positif maupun negative

25
+I
Vp+
negatif resistance

-V +V

Vp -
-I
(a) (b)
Simbol DIAC Kurva karakteristik
Gambar III. 5. Simbol dan curva Diac

Fungsi DIAC yaitu bersama-sama TRIAC dipasang sebagai gate triggering device
( pemicu arus gate ).
Karakterisik dari DIAC adalah memiliki sifat tahanan negatif artinya bahwa pada
saat tegangan baik positif maupun negatif mencapai tegangan break over ( break
over point ), maka diac dengan cepat merubah level tahanan tinggi menjadi
tahanan rendah untuk menaikan arus yang melewatinya, sehingga arus trigger
gate pada TRIAC dapat tercapai. Pada kurva karakteristik terlihat bahwa setelah
mencapai breakover point positif atau negatif, arus akan meningkat secara tajam
dikarenakan tahanan negatif turun dengan cepat.
3. LATIHAN
1) Jelaskan apa itu SCR ?
2) Gambarkan konstruksi dan Symbol SCR ?
3) Sebutkan Prinsip kerja SCR ?
4) Jelaskan dang gambarkan Kontruksi dan symbol Triac?
5) Sebutkan jenis jenis SCR dan jelaskan ?

26
MATERI POKOK IV
POWER SUPPLY / POWER RECTIFIER

1. Indikator Keberhasilan

Dengan mempelajari bahasan ini peserta diklat diharapkan dapat :


 Memahami definisi Power Suppy
 Mengetahui rangkaian power suplay
 Dapat memahami gambar rangkaian power suplay
 Memahami gelombang AC dan DC
 Menjelelaskan gambar rangkaian full wave rectifier

2. Definisi Power Supplay


2.1 Rangkaian Power Supply
Power Supply adalah komponen listrik / electronika yang dapat merubah energi
listri AC menjadi DC dengan menggunakan rangkaian penyearah/ rectifier
Sebagaimana pembahasan tentang dioda dan semikonduktor, disini peran dioda
sangat penting sebagai komponen penyearah, Sehingga power supply biasa
disebut juga power rectifier.
Power supply dapat dibedakan menjadi ;
1. Full Wave Rectifier
Bentuk gelombang pada arus DC nya adalah gelombang penuh
a. Full wave rectifier dengan trafo center tap
D1

R load
AC D2

27
b. Full wave rectifier dengan bridge rectifier / jembatan wheatston dioda

D
AC +

C R load

2. Half Wave Rectifier

+
D
AC R load

2.2 Tegangan maximal, Tegangan RMS dan Tegangan ripple


Arus DC dari rectifier dalam praktekya tidak boleh disamakan dengan arus yang
keluar dari sebuah baterai, bentuk gelombang dari arus baterai adalah berupa garis
lurus / linier horizontal, sangat berbeda dengan bentuk gelombang dari arus yang
keluar dari power supply / power rectifier, karena arus DC yang keluar dari power
supply masih mengandung unsur AC yang disebut dengan RIPPLE.
Sebelum membahas mengenai ripple, perlu untuk mengetahui karakteristik dari
gelombang AC.

Vrms Vp
Vav
0 45 90

Gambar IV.1. Bentuk gelobang AC

28
Vp = tegangan peak / tegangan puncak
Vrms = tegangan effetif ( Root Mean Square )
Vav = tegangan average / rata-rata
Vp adalah tegangan puncak tercapai pada saat penghantar memotong garis-garis
gaya magnet tegak lurus ( 90˚ )
Vrms / tegangan effektif adalah tegangan yang terukur / tegangan yang dapat
dipakai atau dimanfaatkan
Vrms = Vp = 0.707 Vp
2
Vav adalah tegangan rata-rata yaitu pada setengah gelombang dimulai dari Vo
sampai Vp kemudian turun dari Vp kembali ke Vo kalau dihitung dengan sudut
ternyata terdiri dari 2 x 90º, sehingga sama dengan 1/2 lingkaran/ 180˚ dimana
180˚ = π., maka Vav dapat dihitung sebagai
Vav = 2 Vp = 0.637 Vp
π
Vav = 0.637 x Vrms
0.707
Vav = 0.9 x Vrms
Dengan Step down trafo tegangan AC pada power supply dapat diturunkan ke
tegangan yang diinginkan, baru kemudian dirubah menjadi tegangan DC dengan
menggunakan rangkaian penyearah.

Tegangan AC yang diturunkan tetap mempunyai frequensi yang sama dengan


tegangan inputnya, setelah melewati rangkaian penyearah didapatkan tegangan
rata-rata (Vav) dari tegangan efektifnya (Vrms).

Untuk gelombang penuh diperoleh Vav = 0.9 Vrms


Untuk setengah gelombang Vav = 0.9 x Vrms
2
Timbulnya tegangan ripple karena masih ada unsur AC didalam tegangan DC
sehingga harga ripple biasanya dalam persen adalah

29
RIPPLE = AC x 100%
DC

Arus DC yang masih mengandung unsur AC disebut Pulsating direct current,


arus ini tidak bisa dipakai secara langsung pada peralatan elektronik, karena dapat
menimbulkan suara desau yang akan menggangu fungsi peralatan. Sehingga
ripple harus dihilangkan !
Untuk menghilangkan ripple dipergunakan rangkaian filter yang terdiri dari
komponen Capasitor dan resistor.
Perhatikan gambar dibawah ini ;

D
AC +

C R load

Gambar IV.2. Rangkaian full wave rectifier

VRLoad

Vripple
Vo

Gambar IV.3. Sebelum menggunakan filter

VRLoad
Vripple

Vo

Gambar IV.4. Setelah menggunakan filter

30
Pada rangkaian filter Kapasitor berperan sebagai current bank yaitu menyimpan
energi kemudian melepaskannya, sehingga pada saat power supply memberikan
tegangan out put menuju puncak (Vp) ke load/ tahanan, maka pada capasitor juga
sedang tejadi charging/pengisian. Pada saat tegangan output dari tegangan puncak
menuju ke tegangan nol (Vo), capasitor akan melepaskan tegangan yang
disimpan ke load, akibatnya adalah hasil dari tegangan out put power supply akan
relatif stabil / rata.
Nilai efektifitas dari Capasitor tergantung dari tiga factor
1. Ukuran / capasitas capasitor
2. Besarnya tahanan / beban
3. Waktu antara puncak gelombang.

Ketiga factor ini dapat dirumuskan menjadi sebuah formula


T = R x C ………………..disebut time consrant
Dimana T = Satuan waktu dalam detik
R = Tahanan dalam ohm
C = Capasitas capasitor dalam Farad
Untuk mengisi / charging capasitor diperlukan 63.2 % dari tegangan inputnya
dalam satuan waktu T detik. Pada kondisi ini disebut capasitor berada pada tahap
transient respon, setelah 5 x T detik capasitor akan berada pada kondisi steady
state atau completely charging. Pada tahap transient respon tegangan input akan
jatuh secara signifikan selama T detik tergantung dari capasitas capasitor. Pada
kondisi yang sama pada saat tegangan supply bergerak dari Vp ke Vo ( turun )
capasitor akan mengeluarkan tegangan yang disimpannya ke load selama 5 x T
detik yaitu untuk menggantikan tegangan supply yang akan bergerak dari Vp ke
Vo.

Time constan capasitor ( T ) sebaiknya lebih lama dibandingkan dengan waktu


yang diperlukan tegangan AC dari peak ke peak ( Vp-p )/ puncak ke puncak
sehingga akan menghasilkan ripple yang kecil. Vp-p kalau diperhatikan ternyata

31
merupakan setengah dari waktu yang diperlukan untuk satu gelombang atau ½ .
Perioda

Vp-p

VRLoad

Vripple
Vo

Gambar IV.5. Vp-p untuk full wave rectifier


Time constan ( T ) untuk full wave rectifier dengan half wave rectifier sangat
berbeda. Untuk half wave rectifier diperlukan time constan yang lebih lama ± 2
kali dari pada T pada full wave rectifier.
Vp-p

VRLoad

Vripple
Vo

Gambar IV.6 Vp-p untuk half wave rectifier

Dari keterangan diatas ternyata bahwa time constan ( T ) sangat berpengaruh


sekali terhadap besar kecilnya tegangan ripple, sedangkan panjang pendeknya
time constan sendiri dipengaruhi oleh capasitas capasitor sehingga kita dapat
menggunakan persamaan dibawah ini untuk mencari tegangan ripple

32
C = I x T
Vp-p
Dimana C = capasitas capasitor ( F )
I = Arus beban ( A )
T = Perioda ( detik )
Vp-p = Tegangan ripple peak to peak ( V )

3. LATIHAN
1) Jelaskan tentang Power suplay ?
2) Power suplay dibedakan menjadi berapa dan jelaskan ?
3) Gambarkan gelombang arus AC dan DC ?
4) Jelaskan perbedaan arus AC dan DC ?
5) Gambarkan rangkaian full wave rectifier ?

33
MATERI POKOK V
OPERATIONAL AMPLIFIER (OP-AMP)

1. Indikator Keberhasilan

Dengan mempelajari bahasan ini peserta diklat diharapkan dapat :


 Memahami definisi Op-Amp
 Menjelaskan tentang Op-Amp
 Memahami gambar rangkaian Op-Amp
 Memahami Simbol Op-Amp
 Dapat mengaplikasikan rangkaian Op-Amp

2. Difinisi OP-Amp

2.1 Difinisi Op- Amp


Op-Amp atau penguat operasi adalah komponen elektronika solid state ( kesatuan
padat ) yang mampu mengindera dan menguatkan signal masukan baik DC
maupun AC yang digunakan untuk melaksanakan operasi matematis (
pengurangan, penjumlahan, deferential maupun integral ) pada sistem analog
maupun digital.
Op –Amp terdiri dari tiga rangkaian dasar yaitu ;
1. Penguat diferensial impedansi masukan tinggi.
2. Penguat tegangan penguatan tinggi
3. Penguat keluaran impedansi rendah

Sebuah Op-amp memerlukan catu/ tegangan supply positif dan negatif, hal ini
menyebabkan keluaran Op-amp dapat berayun pada harga positif maupun negatif,
sesuai dengan signal masukan yang juga berupa signal positif ( non inverting )
dan signal negatif ( Inverting ).

34
Sebenarnya kalau diuraikan lagi sebuah op-amp merupakan kombinasi dari
beberapa jenis amplifier yang disusun betingkat-tingkat ( tiga bagian ), tingkat
pertama adalah defferential amplifier memiliki common mode rejection dan
impedansi masukan tinggi. Kemudian tingkat kedua adalah jenis differential
amplifier menggunakan out put tingkat pertama sebagai masukan, memiliki
kemampuan common mode rejection dan penguatan tegangan. Yang terakhir
adalah tingkat ketiga merupakan sebuah rangkaian common collector/ emmiter
follower dengan satu out put terminal memiliki kemampuan memberikan signal
keluaran impedansi rendah. ( Lihat gambar V.1 )

Karena hanya satu terminal maka tegangan keluarannya akan berupa signal satu
phase, inilah mengapa signal masukan ada dua yaitu inverting dan non inverting.
Signal inverting akan dibelokkan phasenya 180º terhadap output terminal. Signal
noninverting akan sephase dengan terminal output.

+V
Inverting
Penguat
Penguat differential Penguat dengan
differential
impedansi masukan keluaran
penguatan
tinggi impedansi rendah
tegangan
Non inverting Output
-V
Gambar V.1. Blok diagram op-amp
2.2 Simbol dan karakteristik Op-amp
Simbol op-amp standart dinyatakan dengan sebuah segitiga. Terminal-terminal
masukan terdiri dari terminal inverting/ membalik dinyatakan dengan tanda minus
(-). Tegangan AC maupun DC yang masuk sebagai signal pada terminal ini akan
dibelokkan 180º pada keluarannya. Terminal tidak membalik dinyatakan dengan
tanda positif (+), dimana tegangan AC maupun DC yang masuk sebagai signal
pada terminal ini akan sepahse dengan keluarannya.

35
+V Terminal catu teg. negatif

Tipe Op-amp/ no. produk


Masukan membalik _
Terminal keluaran
Masukan tidak membalik XXX
+

-V
Terminal catu tegangan positf.
Terminal kompensasi/ pengaturan off set.
Gambar V.2. Simbol Op-Amp

1. Loop terbuka ( Open loop )

a - X ………………X = Maximum
b +

2. Loop tertutup ( Close loop )


Rf

X …………..X < maximum


„e2
Masukan 1

36
3. Penguatan terkotrol
R2

Input R1 „e1
X…………….R2/R1
„e2

4. Penguatan satu

X …………..X = 1

Masukan 1
Idialnya penguatan Op-amp adalah tak terhingga, namun dalam kenyataannya
penguatan suatu Op-amp memiliki harga maximum/ saturasi. Pada loop terbuka
merupakan jenis Op-amp yang menghasilkan penguatan yang tidak setabil, artinya
bahwa apabila ada perbedaan sedikit saja pada signal masukan maka tegangan
keluaran akan berayun menuju level maximum ( level tegangan operasi/ catu )
yaitu kira-kira 90 % dari tegangan catu karena ada tegangan jatuh didalam OP-
amp maka tidak bisa sama 100 % dari tegangan catu.

Sifat tegangan keluaran dapat berupa tegangan saturasi positif (+) atau negatif (-)
tergantung dari signal masukan pada kaki invertingnya, kalau signal masukan
lebih positif dari signal non invertingnya maka keluarannya akan menuju saturasi
positif, sebaliknya bila signal pada invertingnya lebih negatif dari signal non
invertingnya, maka keluarannya akan menuju saturasi negatif.

37
2.3 . Fungsi dan Aplikasi Penguatan Op-Amp
1. Op-Amp sebagai Detector.
+15 v
a x

X = 90% x 15v ………………………….bila a positif (+)


X = 90% x – 15v………………………...bila a negatif (-)
Aplikasi jenis Op-Amp diatas adalah digunakan sebagai Komparator/ pembanding
Misalnya :
- Dipasang pada komponen detector suhu
- Dipasang pada komponen detector tekanan
- Dipasang pada komponen detector level
- Dll.
Contoh Op-amp untuk komponen detector
+Vref
R2

R1
-
+

Vin Hijau Merah

Gambar V.3. Komponen Detector


Apabila ada signal masukan ( Vin ) dari sebuah sensor atau transducer yang
nilainya lebih positif dari tegangan referen ( Vref ) maka tegangan keluaran akan
bersifat positif yang berarti LED hijau akan ON karena terjadi foreward bias,
LED merah OFF karena reverse bias. Apabila tidak ada tegangan masuk atau
nilainya bersifat negatif maka LED merah akan menyala karena tegangan

38
keluaran akan bersifat negatif yang berarti nilainya lebih kecil dari 0/ ground atau
terjadi foreward bias pada LED merah dan reverse bias pada LED hijau.
Untuk mengatur berapa tegangan masuk yang diinginkan maka tegangan referensi
dapat diatur dengan merubah harga R1 maupun R2nya yang berfungsi sebagai
voltage devider/ pembagi tegangan.

2. Op-Amp sebagai Penguat Inverting


a. Satu masukan
R2

Vin R1 v1
Vout
v2

v1 = v2 = 0 ……………………..Op-amp idial
Vin – v1 = I in
R1

v1- Vout = I out


R2
Vin/R1 = - Vout/R2

Vin = - . R2 Tanda negatif menunjukkan penguatan inversi.


Vout R1

b. Lebih dari satu masukan


Dengan mengatur harga R6 dan tahanan signal masukan dapat dipakai
untuk mendapatkan nilai rata-rata dari signal masukan. Coba anda
perhatikan ! Buatlah percobaan dengan menentukan harga harga tahanan.
Jenis penguat inverting lebih dari satu masukan ini dapat dipakai untuk
- Mendapatkan harga rata-rata dari temperatur gas buang mesin diesel
- Mendapatkan harga rata-rata tekanan minyak pelumas masuk mesin
- Dll

39
R1
V1 R6
R2
V2
R3 v1
V3 - Vout
R4 +
V4 v2
R5
V5

Input 1

V1 – v1 + V2 – v1 + V3 – v1 + V4 – v1 + V5 – v1 = v1 - Vout
R1 R2 R3 R4 R5 R6

( ( V1 – v1 + V2 – v1 + V3 – v1 + V4 – v1 + V5 – v1 ) . R6) – v1 = - Vout
R1 R2 R3 R4 R5

Karena v1 = v2 = 0 ( Op-Amp Ideal )

Maka
Vout = 0 – ( (V1-0 + V2-0 + V3-0 + V4-0 + V5-0 ). R6 )
R1 R2 R3 R4 R5

Vout = - R6 ( V1 + V2 + V3 + V4 + V5 )
R1 R2 R3 R4 R5

2.4 Tegangan Catu pada Op-amp

Untuk menjaga kesetabilan sebuah penguat op-amp, tegangan catu pada op-amp
harus dibuat sesetabil mungkin dimana antara sisi kutup positif dan sisi kutup
negatifnya harus memiliki perbandingan yang sama.
Tegangan catu op-amp dapat diperoleh dengan menggunakan dua buah baterai
yang mempunyai tegangan sama dan dihubungkan serie dimana ditengah-
tengahnya merupakan sisi groundnya. Dapat juga dengan menggunakan rangkaian
power supply/ rectifier, jenis center tap transformator.
Kedua jenis tegangan catu op-amp dapat digambarkan seperti dibawah ini :

40
1. Menggunakan dua baterai ( battery dual supply )

+ Vcc
+

- Vee

2. Menggunakan rectifier center tap ( Rectifier dual supply )


+Vcc

AC

-Vee

3. LATIHAN
1) Jelaskan pengertian dari OP-Amp ?
2) Sebutkan tiga rangkaian dasar Op-Amp ?
3) Gambarkan Simbol Op-Amp ?
4) Sebutkan Fungsi Penguat Op-Amp ?
5) Aplikasikan Rangkaian Detektor ?

41
MATERI POKOK VI
ELEKTRONIKA DASAR

1. Indikator Keberhasilan

Dengan mempelajari bahasan ini peserta diklat diharapkan dapat :


 Memahami tentang Elektronika Dasar
 Memahami membaca diagram elektronika
 Memahami menghitung nilai dari resistor
 Memahami dan mengaplikasikan rangkaian elektronika dasar
 Memahami jenis jenis komponen Elektronika

2. Definisi Elektronika Dasar


2.1 Komponen-komponen Elektromika

a. Komponen Aktif
Komponen elektronika yang apabila dialiri arus akan menghasilkan tenaga
berupa penguatan maupun mengatur tegangan.
Contoh :
- Dioda
- SCR ( Silicon Control Rectifier )
- Transistor
- I.C
b. Komponen Pasif
Komponen elektronika yang apabila dialiri listrik tidak menghasilkan tenaga/
perubahan tegangan ataupun penguatan.
Contoh :
- Resistor
- Capasitor
- Transformator

42
Fungsi komponen elektronica meliputi :

1. Resistor
Penghantar arus listrik untuk memperkecil arus listrik dan membagi arus
listrik dalam rangkaian.
a. Resistor tetap ( Nilai besarannya sudah ditentukan oleh pabrik )
- Resistor keramic ( dengan kode warna )
- Resistor kertas ( dengan kode warna )

b. Resistor Tidak tetap ( Nilai resistansinya dapat dirubah-rubah sesuai


kebutuhan )
- Potensiometer
- Trimpot
- LDR
- VDR

2. Capasitor
Komponen elektronika yang mampu menyimpan arus dan tegangan listrik
untuk sementara waktu.
Fungsinya adalah :
1. Sebagai penghubung/ kopling
2. Memisahkan arus bolak-balik dari arus searah
3. sebagai filter yang dipakai pada rangkaian catu daya
4. Sebagai pembangkit frekuensi
5. Menghilangkan bouncing ( loncatan bunga api )
6. Menghemat daya listrik dalam rangkaian lampu TL

3. Dioda
Bekerja bila dialiri arus AC
Berfungsi sebagai penyearah arus dimana kutub ( + ) dihubungkan ke anoda
dan kutub ( - ) dihubungkan ke katoda.

43
4. Transistor
Kependekan dari Transfer Resistor adalah bahan semikonduktor yaitu bahan
yang tidak bisa menghantarkan arus listrik menjadi bahan penghantar/
setengah penghantar

5. IC
Merupakan gabungan dari Transistor, Dioda, Resistor, Capasitor, dan
komponen lain yang berintegrasi antara satu dengan yang lain berbentuk
Chip.

2.2 Alat ukur dalam electronika


1. Multitester
a. Mengetes Dioda
 Atur range selector pada posisi x 1K untuk 0 – 150 μA, x 10 untuk 0 – 15
mA, x 1 untuk 0 – 150 mA
 Hubungkan dioda pada tester, apabila ingin mencari arus maju / foreward
bias hubungkan terminal kabel N pada polaritas positif Dioda dan terminal
kabel P pada polaritas negatif Dioda. Kalau mengetes reverse bias/ arus
balik terminal kabel multitester dihubungkan kebalikannya.
 Baca berapa besarnya arus maju dan arus balik pada sekala LI.
 Baca tegangan maju / linier voltage pada sekala LV bersamaan saat
mengetes arus maju dan arus balik.

b. Mengetes Transistor / Iceo test (leakage current )


 Atur selector range pada x 10 (15 mA) untuk ukuran kecil atau x 1 (150
mA) untuk transistor besar.
 Atur tombol off set pada posisi 0
 Hubungkan tester pada transistor, untuk NPN terminal kabel N pada tester
dihubungkan dengan Collector ( C ) dan terminal kabel P pada Emmiter
( E ). Apabila transistor PNP, hubungkan terminal kabel dengan transistor
pada hubungkan terbalik.

44
 Baca sekala Iceo, jika jarum multitester tidak berada dalam zona
kebocoran / leak zone atau jarum penunjuk mendekati sekala maksimal
maka transistor tidak bagus, bila tidak berada dalam zona kebocoran maka
transistor dalam keadaan bagus.

c. Mengetes DC amplification ( penguatan transistor )


 Hubungkan transistor dengan multitester
 Atur tombol off set pada posisi nol (0).
Untuk transistor NPN. Hubungkan terminal kabel P multitester pada Emmiter (E),
kemudian sambungkan pula hFE test lead pada terminal N multitester,
sambungkan penjempit warna merah pada Collector (C ) dan penjepit warna
hitam pada kaki basis. Demikian pula sebaliknya bila transistor PNP.

d. Baca pada sekala Hfe yang terbaca adalh Ic/Ib.


 Osciloscope
Osciloscope berguna untuk mengukur tegangan DC, tegangan AC, melihat
bentuk signal, bentuk gelombang dan mengukur / menghitung frequensi
Osciloskop memberikan informasi kepada kita secara nyata dalam bentuk
gambar / garis gelombang baik AC maupun DC melalui layar monitor.
Karakteristik gelombang AC yang ditunjukkan pada layar monitor adalah
seperti dibawah ini

2 div
T

4 div
$

45
1. Untuk mengetahui tegangan puncak
E = div x V/div
Kalau misalnya pada setting botton ( tombol pengatur ) di pilih 1
div = 10 vp-p, maka diperoleh tegangan puncak
E = 2 div x 10Vp-p / div
E = 20 Vp-p
2. Mencari frequensi / sweep time ( penyekap waktu )
f = 1/T ( banyaknya gelombang tiap detik )

2.3 Mengenal Harga Resistor dengan Kode Warna

WARNA GELANG 1 GELANG2 GELANG 3


TOLERANSI
HITAM - 0 1 -
COKLAT 1 1 10 -
MERAH 2 2 100 -
ORANYE 3 3 1000 -
KUNING 4 4 10000 -
HIJAU 5 5 100000 -
BIRU 6 6 1000000 -
UNGU 7 7 10000000 -
ABU-ABU 8 8 100000000 -
PUTIH 9 9 1000000000 -
PERAK - - - 10%
EMAS - - - 5%

Contoh :
Tahanan dengan kode warna Coklat, Hitam, Merah dan Emas
Coklat =1
Hitam =1
Merah = 100
Emas = Toleransi 5 %

Maka nilai Tahanan adalah = 11 x 100


= 1100 Ohm atau
= 1 K 1 Ohm
Toleransi 5% = 1100 x 5 %
= 55 Ohm

Toleransi 5 % artinya tahanan dapat diganti dengan ± 55 Ohm

46
Sehingga menjadi :
1100 + 55 = 1155 Ohm atau
1100 - 55 = 1045 Ohm

2.4 Rangkaian Experiment

a. Rangkaian Dimer/ Speed Controler

IN
AC 220 V

2K5
SCR GE-C15C

1N4004
1K

50μF 50v
2μf 50v
100

1N4004
220

OUT
LAMP/ MOTOR AC 220V

47
b. Digital Counter

C1 0.001Μf clc Le
Dis Mr

MC 14553

D C B A

Vcc

D C B A
MC 14543
g f e d c b a

R1-R7= 1K

g f e d c b a

R8 R9 R10
1K 1K 1K

Q1

Q1-Q3=RS2023 Q2

Q3

Vcc 9v

48
3. LATIHAN
1) Sebutkan komponen Aktif Elektronika ?
2) Sebutkan komponen Pasif Elektronika ?
3) Gambarkan dan aplikasikan rangkaian Dimmer ?
4) Sebutkan nilai resistor dari cincin berwarna Kuning, Ungu, Coklat, Emas ?
5) Sebutkan fungsi dari Capasitor ?

49
PENUTUP

A. Tes Formatif
1. Merah, kuning, cokelat, emas tentukan nilai resistor yang benar ?
a. 220 5%
b. 240 5%
c. 250 5%
d. 2k4 5%
2. 470 10% tentukan warna cincin resistor :
a. Kuning coklat ungu Emas
b. Hijau kuning merah perak
c. Hitam merah hijau emas
d. Kuning Ungu Cokelat Perak
3. Berikut ini komponen elektronika aktif, Kecuali :
a. Dioda
b. SCR
c. Transistor
d. Resistor
4. Mana komponen elektronika pasif :
a. Capasitor
b. Ic
c. Transistor
d. Diode
5. Yang termasuk Alat untuk ukur komponen elektonika adalah :
a. Mistar
b. micrometer
c. Multitester
d. Barometer

50
B. Kunci Jawaban Tes Formatif
1. b
2. d
3. d
4. a
5. c

C. Umpan Balik
Cocokkan hasil jawaban dengan kunci jawaban yang disediakan pada modul ini. Hitung
jawaban anda yang kedapatan benar. Kemudian gunakan rumus untuk mengetahui tingkat
pemahaman terhadap materi. Perhatikan dan cocokkan hasil jawaban anda dengan hasil
perhitungan sesuai rumus dengan hasil pencapaian prestasi belajar sebagaimana data pada
kolom di bawah ini.

TP = Jumlah Jawaban Yang Benar X 100%


Jumlah Keseluruhan Soal

Apabila tingkat pemahaman anda dalam memahami materi yang sudah dipelajari mencapai
91 % s.d 100% : Amat Baik
81% s.d 90,00% : Baik
71% s.d 80,99% : Cukup
61% s.d 70,99% : Kurang

Bila tingkat pemahaman belum mencapai 81% ke atas (kategori “Baik”), maka disarankan
mengulangi materi.

D. Tindak Lanjut
Apabila siswa telah menguasai modul ini dengan sebaik-baiknya, serta telah mengerjakan
seluruh bentuk latihan / tes di tiap bab sesuai dengan kriteria yang ditentukan dengan baik,
maka pihak Instansi diklat dapat merekomendasikan penilaian yang membantu proses
kelulusan dalam jenis diklat yang diikuti.
Namun apabila siswa tersebut gagal dalam ujian, maka ia harus mengulanginya kembali
sehingga mencapai penilaian yang diinginkan.

51
GLOSARIUM

PNP : Positif-negatif-positif

NPN : Nrgatif – Positif –Negatif

IC : Integrated Circuit

AC : Alternating current (arus bolak balik )

DC : Direct Current (arus searah)

SCR : Silicon Control Rectifier

Volt : Satuan besaran tegangan listrik

Vcc : Polaritas positive DC power supply

Dioda : Dua Elektroda

TTL : Transistor Transistor Logic

Digital : Digitus (Latin = Jari)

GND Ground pembumian (polaritas negative)

Forward bias Pemberian tegangan arah maju

Biner Sistem bilangan berbasis 2 (bi=dua)

52

Anda mungkin juga menyukai