TUGAS AKHIR
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli
Madya
142408040
Penulis
i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENAIK TEGANGAN DC 5 VOLT MENJADI TEGANGAN DC 24 VOLT
DENGAN METODE SWITCHING
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan merealasasikan sebuah alat yang
memudahkan pemakainya dalam memenuhi kebutuhan tegangan beban (motor). Alat
ini berguna untuk menaikkan tegangan yang dibutuhkan beban saat tegangan
masukan tetap (kurang dari yang dibutuhkan beban). Pada alat ini terdapat
mikrokontroler atmega328 yang berfungsi untuk mengatur seluruh komponen agar
dapat bekerja sesuai program yang sudah diatur. Pada alat tersebut terdapat PWM
yang digunakan untuk memperbesar tegangan dengan mengatur siklus kerja
gelombang menggunakan saklar. Pada alat ini terdapat lcd yang berfungsi untuk
menampilkan tegangan yang dapat diubah oleh PWM, dan terdapat juga led yang
berfungsi untuk lampu tanda bahwa alat siap dijalankan.
ii
This study aims to design and realixe a tool that allows the wearer in meeting the
needs of the load voltage (motor). This tool is useful to raise the required load
voltage when the insert voltage is fixed (less than the load required). On this tool
there is atmega328 microcontroller that serves to manage all components in order to
work according to a program that is set. In the tool there is a PWM used to magnify
the voltage by regulating the wave cycle of work using a switch. In this tool there is a
lcd that serves to display the voltage that can be changed by PWM , and there is also
a led light for the sign that the tool is ready to run.
iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan Penulisan 1
1.3 Perumusan Masalah 2
1.4 Batasan Masalah 2
1.5 Manfaat Penelitian 2
1.6 Sistematika Penulisan 2
iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5.1 Kesimpulan 39
5.1 Saran 39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL
vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I PENDAHULUAN
1) Membuat suatu alat yang dapat digunakan menjadi salah satu sumber
alternatif yang potensial untuk membantu memenuhi kebutuhan energi listrik
2) Melakukan pengujian dan analisa rangkaian yang dirancang.
1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1.3 Perumusan Masalah
Mengingat pembahasan dalam perancangan alat yang dibuat ini dapat meluas, maka
tulisan ini mempunyai batasan masalah sebagai berikut :
1. Alat ini hanya bersifat menjad sumber energy baterai yang berukuran kecil
dimana tegangan keluarannya dapat diubah ubah sesuai kebutuhan
pemakaianya.
2. Alat ini menggunakan mikrokontroler ATMega328
Alat ini dapat digunakan menjd sumber tegangan dengan menggunakan baterai
BAB 1 PENDAHUILUAN
2
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB 2 LANDASAN TEORI
Dalam bab ini akan dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan untuk
pembahasan rencana kerja dari rangkaian, yang meliputi arsitektur dan konstruksi
dari mikrokontroler yang digunakan.
Mengenai kesimpulan yang didapat setelah membuat proyek ini dan saran
yang diberikan demi pengembangan proyek ini dimasa yang mendatang.
3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DC DC Konverter
Switching
Input Dc voltage Element Output Dc voltage
Dasar dari swiching power supply terdiri dari tiga topologi yaitu buck (step-
down), boost (step-up) dan buckboost (step-up/down). Ketiga rangkaian dasar
switching power supply ini merupakan nonisolated dc-dc converter dimana
masukkan dan keluaran dengan grounding yang sama. Pada dasarnya ada dua cara
untuk meregulasi tegangan pada switching power sipply, yaitu dengan Pulse Width
Modulation (PWM) dan Pulse Frequency Modulation (PFM). Pengubah daya DC-
DC (DC-DC Converter) tipe peralihan atau dikenal juga dengan sebutan DC
Chopper dimanfaatkan terutama untuk penyediaan tegangan keluaran DC yang
bervariasi besarannya sesuai dengan permintaan pada beban. Daya masukan dari
proses DC-DC tersebut adalah berasal dari sumber daya DC yang biasanya memiliki
4
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
tegangan masukan yang tetap. Pada dasarnya, penghasilan tegangan keluaran DC
yang ingin dicapai adalah dengan cara pengaturan lamanya waktu penghubungan
antara sisi keluaran dan sisi masukan pada rangkaian yang sama. Komponen yang
digunakan untuk menjalankan fungsi penghubung tersebut tidak lain adalah switch
(solid state electronic switch) seperti misalnya Thyristor, MOSFET, IGBT, GTO.
Secara umum ada dua fungsi pengoperasian dari DC Chopper yaitu penaikan
tegangan dimana tegangan keluaran yang dihasilkan lebih tinggi dari tegangan
masukan, dan penurunan tegangan dimana tegangan keluaran lebih rendah dari
tegangan masukan.
5
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
masukan, konverter buck memerlukan tapis kapasitor yang cukup besar untuk
mencegah terjadinya gangguan interferensi pada rangkaian di sekitarnya. Konverter
dc-dc jenis buck biasanya dioperasikan dengan rasio antara teganan masukan
terhadap keluarannya tidak lebih dari 10. Jika dioperasikan pada rasio tegangan yang
lebih tinggi, saklar akan bekerja terlalu keras sehingga keandalan dan efisiensinya
turun. Untuk rasio yang sangat tinggi, lebih baik kalau kita memilih versi yang
dilengkapi trafo
2.1.2 System Boost Konverter
6
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
gambar 2.6 merupakan rangkaian dasar buckboost konverter yang terdiri dari power
MOSFET sebagai switching komponen. Induktor, dioda, kapasitor filter dan sebagai
beban (RL).
7
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 2.3 Mode CCM
Gambar 2.4 Siklus kerja buckboost konverter baik pada saat switch ON dan OFF
Saat switch on, induktor mendapatkan tegangan dari input dan mengakibatkan
adanya arus yang melewati induktor berdasarkan waktu dan dalam waktu yang sama
kapasitor dalam kondisi membuang (discharge) dan menjadi sumber tegangan dan
arus pada beban.
Saat switch off, tegangan input terputus menyebabkan mulainya penurunan
arus dan menyebabkan ujung dioda bernilai negatif dan induktor mensuplay
kapasitor (charge) dan beban. Jadi pada saat swich on arus beban disuplay oleh
kapasitor, namun pada saat switch off disuplay oleh induktor.
Besar dan kecilnya nilai tegangan output diatur berdasarkan duty cycle (D)
PWM pada switch. Bila D > 0,5 maka output akan lebih dari input. Sedangkan bila D
< 0,5 mak output akan lebh kecil dari input dan Vin = Vout saat D = 0,5.
8
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.1.3.2 Ripple Arus pada Buckboost Konverter
Pada Switching power supply, fungsi dari induktor adalah sebaga
penyimpanan energi dan menentukan nilai ripple arus. Pada Gambar 2.12 merupakan
bentuk elombang arus induktor pada metode CCM dan DCM. Dimana V Imin
merupakan low level dari mode CCM. Arus yang melewati induktor dapat dilihat
dari persamaan berikut:
IL = = = ( ) (2.19)
Lmin = ( )
9
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Medium D
Small D
Time
Periode
Large D
10
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Medium D
Time D
Small D
Time (s)
Period T
Gambar 2.6 Pulse Frequency Modulation (PFM)
Sinyal PWM dapat dibangun dengan banyak cara, bisa menggunakan metode abalog
menggunakan rangkaian op-amp juga bisa dengan menggunakan metode digital.
Dengan metode analog setiap perubahan PWM-nya sangat halus, sedangkan
menggunakan metode digital setiap perubahan PWM dipengaruhi oleh resolusi dari
PWM itu sendiri. Misalkan PWM digital 8 bit berarti PWM tersebut memiliki
resolusi 28 =256, maksudnya nilai keluaran PWM ini memiliki 256. Variasi,
variasinya mulai daro 0-255 yang mewakili duty cycle 0-100% dari keluaran PWM
tersebut. PWM dalam mikrokontroler AVR dibangkitkan oleh timer. Pada
mikrokontroler jeni AVR Atmega 8535 memiliki 3 buah timer di mana 2 timer 8 bit
sebuah timer 16 bit. Proses pembangkitan sinyal PWM pada mikrokontroler AVR.
Terdapat beberapa parameter dimana parameter tersebut mempengaruhi nilai dari
PWM. Parameter ini adalah :
11
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1. Resolusi
Resolusi adalah jumlah variasi perubahan nilai dalam PWM tersebut.
Misalkan suatu PWM memiliki resolusi 8 bit berarti PWM ini memiliki variasi
8
perubahan nilai sebanyak 2 = 256 variasi mulai daro 0-255 perubahan nilai, apabila
diberikan nilai melibihi dari batas resolusi tersebut maka akan terjadi overflow
maksudnya nilai yang diambil adalah sejumlah bit yang disediakan akan diambil
mulai dari bit terendah (LSB). Kebanyakan dalam mikrokontroler 8 bit menggunakan
resolusi timer 8 bit. Pada Gambar 2.12 resolusi PWM digambarkan berawal dari
dasar segitiga dan berakhir pada ujung segitiga.
2. Compare
Compare adalah nilai pembandingyang dijadikan referensi untuk menentukan
besar buty cycle dari PWM. Nilai compare bervariasi sesuai dengan resolusi dari
PWM tersebut. Pada gambar 2.15 nilai compare ditandai dengan garis warna merah,
dimana posisinya diantara dasar segitiga dan ujung segitiga.
3. Clear
Clear digunakan untuk penentuan jenis komporator apakah komporator
inverting atau noninverting. Dari Gambar 2.15 bila PWM ditur pada clear down,
berarti apabila garis segituga berada di bawah garis merah (compare) maka PWM
akan mengeluarkan logika 1. Dan sebaiknya apabila garis segitiga berda di atas garis
merah (compare) maka PWM akan mengeluarkan logika 0. Sehingga lebar
sempitnya logika 1 ditentukan oleh posisi compare, lebar sempitnya logika 1, itulah
yang menjadi nilai keluaran PWM dan kejadian ini terjadi secara harmonik terus-
menerus. Maka dari itu nilai compare inilah yang dijadikan nilai duty cycle PWM.
Clear UP adalah kebalikan (invers) dari Clear Down pada keluaran logikanya. Untuk
lebih jelas silahkan lihat Gambar 2.15 berikut:
4. Prescale
Prescale digunakan untuk menentukan waktu perioda dari pada PWM
tersebu. Prescale bervariasi: 1,8, 32, 64, 128, 256, 1024. Maksud dari prescale adalah
saat prescale 64 di-set berarti timer/PWM akan menghitung 1 kali bila clock di CPU
sudah 64kali, clock CPU adalah clok mikrokontroler itu sendiri (nilai clock
12
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
tergantung dari penggunaan XTAL). Period dari PWM dapat dihitung menggunakan
rumus berikut:
T = (1/Clock CPU ) * Prescale * Resolusi (2.29)
13
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 2.7: Konfigurasi Pin A ATmega328
ATmega328 memiliki 3 buah PORT utama yatu PORTB, PORTC, dan PORTD, dan
PORTD dengan total pin input/output sebanyak 23 pin. PORT tersebut dapat
difungsikan sebagai input/output digital atau difungsikan sebagai periperal lainnya.
1. Port B
Port B merupakan jalur 8 bit yang dapat difungsikan sebagai input/output. Selain itu
PORT B juga dapat memiliki fungsi alternatif seperti di bawah ini:
a. ICPI (PB0), berfungsi sebagai Timer Counter 1 input capture pin.
b. OC1A (PB1), OC1B (PB2) DAN OC2 (PB3) dapat difungsikan sebagai
keluaran PWM (Pulse Width Modulation).
c. MOSI (PB3), MISO (PB4), SCK (PB5), SS (PB2) merupakan jalur
komunikasi SPI.
d. Selain itu pin juga berfungsi sebagai jalur pemograman serial (ISIP).
e. TOSCI (PB6) dan XTAL2 (PB7) merupakan sumber clock utama
mikrokontroler.
2. Port C
14
15
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Timer/Counter pada Mikrokontroler
Ada 3 buah timer yang bersedia pada mikrokontroler ATmega328 dan dapat
dikonfirgurasikan untuk memenuhi kebutuhan penggunaanya fungsi dan ketiga timer
tersebut dapat dilihat pada table 2.4 berikut:
Timer Fungsi Pin Output
Timer 0 Waktu delay dengan satuan Pin 5 dan 6
millisecond
Pengendalian output PWM
Timer 1 Pengendalian output PWM Pin 9 dan 10
Timer 2 Pengendalian output PWM Pin 3 dan 11
Tabel : Timer pada Mikrokontroler
Dari ketiga timer tersebut, hanya 0 yang dilengkapi dengan ISR (Interrupt
Service Rountine) sehingga untuk keperluan PWM (Pulse Width Modulation)
menggunakan timer 1 yang akan mengatur pin 9 dan 10 dan sedangakan timer 2
untuk mengatur pin 3 dan 11.
Hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan timer adalah sebagai
berikut:
1. Inisialisa
Inisialisa dilakukan untuk pertama kali untuk menentukan periode timer
karena secara default bernilai satu detik.
2. Pengatur Periode
Mikrokontroler memiliki periode minimal 1 microdetik atau 1 MHz dan
periode maksimal 8388480 mikrodetil atau 8,3 detik. Pengaturan periode
akan merubah interrupt dan frekuensi kedua output PWM.
3. PWM
Pin output untuk timer 1 adalah pin 9 dan 10 sedangkan timer 2 memiliki
output pin 3 dan 11. Duty cycle yang memiliki adalah 10 bit sehingga dapat
diatur mulai dari 0 sampai 1023.
4. Fungsi Interrupt
16
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pemanggilna fungsi interrupt dalam mikrodetik perlu diperhatikan dalam
penggunaan fungsi interrupt karena akan berjalan pada frekuensi tinggi atau
CPU tidak akan masuk program akan terkunci di fungsi interrupt.
5. Mematikan pin PWM
Dengan mematikan PWM maka pin tersebut dapat digunakan untuk fungsi
yang lain.
Pada pemanfaatan sebagai counter, sinyal input yang dimasukkan dapat
berupa low level atau falling edge trigger. Counter akan mencacah setiap masukkan
yang ada sesuai inisialisasi harga awal dari counter pada nilai hitungan untuk tiap
sampling. Inisialisali harga awal ini berupa nilai preset negatif counter yang diatur
sebelum counter dijalankan. Demikian halnya dengan pemanfaatan timer yang
memerlukan inisialisasi awal berupa konstanta waktu yang menentukan sampai
berapa lama akan terjadi roll over. Penentuan harga preset ini berhubungan dengan
penggunaan frekuensi clock dari sistem penentu waktu sampling dari counter untuk
mencacah suatu pulsa masukan dari luar dengan memanfaatkan kontrol interupsi
yang ada serta pengaturan program.
17
18
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.1.1 Fungsi Tiap Blok
19
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.1.2 Rangkaian Buck boost Konverter
20
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Prisip Kerja Rangkaian
DC DC konverter yang digunakan adalah buckboost konverter dengan
kontrol PWM (Pulse Width Modulation). Buckboost konverter adalah tipe konverter
yang berfungsi meregulasi tegangan input ke tegangan yang lebih rendah atau yang
lebih tinggi levelnya dengan polaritas yang berbeda dengan inputnya. Ada 4
komponen utama yaitu MOSFET sebagai saklar, dioda, induktor, kapasitor sebagai
filter dan resistor yang bisa dianggap sebagai beban. MOSFET digunakan sebagai
power komponen dan kontrol switching yang menggunakan PWM, di mana
switching diaplikasikan dengan perbandingan Ton (waktu saat switch tertutup) dan T
(waktu satu periode pulsa = Ton + Toff), atau diketahui dengan nama Duty cycle
(D).
Perbedaan nilai duty cycle ini akan menyebabkan perubhan juga pada duty
ratio pada komponen lain sehingga menyebabkan perubahan tegangan rata-rata pada
output. Bila D > 0,5 maka nilai tegangan output akan lebih besar dari tegangan input
dan bila D < 0,5 maka tegangan output akan lebih kecil dari tegangan input.
Saat switch on, induktor mendapat tegangan dari input dan mengakibatkan
adanya arus yang melewati induktor berdasarkan waktu dalam waktu yang sama,
kapasitor dalam kondisi membuang(discharge)dan menjadi sumber tegangan dan
arus pada beban. Saat switch off. Tegangan input yang terputus menyebabkan
mulianya penuruna arus dan menyebabkan ujung dioda bernilai negatif dan induktor
mensuplai capasitor (charge) dan beban. Jadi pada saat swtch on arus beban disuplai
oleh kapasitor, namun pada saat switch off disuplai oleh induktor.
21
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.1.3 Rangkaian Load
Load cell adalah sebuah alat uji perangkat listrik yang dapat mengubah suatu
energi menjadi energi lainnya yang biasa digunakan untuk mengubah suatu gaya
menjadi sinyal listrik.Perubahan dari satu system ke system lainnya ini tidak
langsung terjadi dalam dua tahap saja tetapi harus melalui tahap-tahap pengaturan
mekanikal, kekuatan dan energi dapat merasakan perubahan kondisi dari baik
menjadi kurang baik.Pada strain gauge (load cell) atau biasa disebut dengan
deformasi strain gauge. The strain gauge mengukur perubahan yang berpengaruh
pada strain sebagai sinyal listrik, karena perubahan efektif terjadi pada beban
hambatan kawat listrik.
22
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.1.4 Rangkaian PWM Generator
Pulse Width Modulation (PWM) secara umum adalah sebuah cara memanipulasi
lebar sinyal yang dinyatakan dengan pulsa dalam satu periode, untuk mendapatkan
tegangan rata-rata yang berbeda. Bebarapa contoh aplikasi PWM adalah
pemodulasian data untuk telekomunikasi, pengontrolan daya atau tegangan yang
masuk ke beban, regulator tegangan, audio effect dan penguatan, serta aplikasi-
aplikasi lainnya. Aplikasi PWM berbasis mikrokontroller biasanya berupa
pengendalian kecepatan motor DC, pengendalian motor servo, dan pengaturan nyala
terang LED. Oleh karena itu diperlukan pemahaman terhadap konsep PWM itu
sendiri
Prinsip Kerja:
Pulse Width Modulation atau sering di sebut dengan PWM adalah sebuah
teknik yang sering digunakan didalam sistem pengontrolan kecepatan motor dan bisa
mengatasi masalah pada starting motor yang jelek. PWM, bisa di analogikan seperti
kegiatan naik sepeda. Sewaktu mengendarai sepeda, ada saat dimana mengayuh
pedal dan saat relaks atau kondisi santai (tidak mengayuh). Sadar atau tidak, Kita
melakukan dua kondisi tersebut pada saat mengendarai sepeda. Ketika sepeda
melambat, misalkan pada jalan yang agak menanjak atau pada kondisi tertentu
misalkan sewaktu melihat cewek cantik dan ingin mengejarnya, maka kita akan
mengayuh pedal dengan lebih cepat dan kemudian setelah mencapai kondisi yang di
23
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
inginkan atau kita mungkin merasa capek maka kita akan memperlambat ayuhan
pada pedal. Analogi PWM didapat dari perbandingan saat kita mengayuh sepeda dan
melepaskannya. Nilai prosentase kita mengayuh akan berbanding lurus dengan
medan yang kita lalui apakah menanjak, datar, ataukah menurun.Duty cycle adalah
rasio atau perbandingan antara waktu kita mengayuh pedal dan waktu rilek / santai
(waktu ayuh + waktu santai). Duty cycle pada kondisi 100% berarti kita mengayuh
pedal terus saat kita bersepeda / tanpa waktu santai misalkan seperti pembalap
sepeda yang hampir sampai di garis finish, sedangkan kondisi duty cycle 50% berarti
kita mengayuh pedal selama setengah dari waktu total kita mengayuh dalam
bersepeda
3.1.5 Rangkaian MikrokontrolerATmega328
Mikorokntroler adalah sebuah sistem mikroprosesor dimana di dalamnya sudah
terdapat CPU, ROM, RAM, I/O, clock dan peralatan internal lainnya yang sudah
terhubung dan terorganisasi denagn baik oleh pabrik pembuatnya dan dikemas dalam
satu chip yang siap dipakai. Sehingga, dengan demikian kita tinggal memprogram isi
ROM sesuai dengan aturan oleh pabrik pembuatnya. Salah satu controh
mikrokontroler yang banyak beredar di pasaran adalah mikrokontroler ATMega 328.
24
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.1.6 Rangkaian PI Regulator
Konsep dasar penyearah gelombang adalah konsep penyearah gelombang
dalam suatu power supply atau catu daya. Penyearah gelombang (rectifier) adalah
bagian dari power supply / catu daya yang berfungsi untuk mengubah sinyal
tegangan AC (Alternating Current) menjadi tegangan DC (Direct Current).
Komponen utama dalam penyearah gelombang adalah diode yang dikonfiguarsikan
secara forward bias. Dalam sebuah power supply tegangan rendah, sebelum tegangan
AC tersebut di ubah menjadi tegangan DC maka tegangan AC tersebut perlu di
turunkan menggunakan transformator stepdown.
25
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
#include <mega328p.h>
#include <stdio.h>
#include <delay.h>
#include <alcd.h>
26
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ADMUX=adc_input | ADC_VREF_TYPE;
delay_us(10);
ADCSRA|=(1<<ADSC);
ADCSRA|=(1<<ADIF);
return ADCW;
vin = 0;
return vin;
27
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
{
vin = 0;
return vin;
void main(void)
#pragma optsize-
CLKPR=(1<<CLKPCE);
#ifdef _OPTIMIZE_SIZE_
#pragma optsize+
#endif
28
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
// Input/Output Ports initialization
// Port B initialization
// Port C initialization
// Port D initialization
// Timer/Counter 0 initialization
29
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
// Clock value: Timer 0 Stopped
TCNT0=0x00;
OCR0A=0x00;
OCR0B=0x00;
// Timer/Counter 1 initialization
30
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
TCCR1A=(0<<COM1A1) | (0<<COM1A0) | (0<<COM1B1) | (0<<COM1B0) |
(0<<WGM11) | (0<<WGM10);
TCNT1H=0x00;
TCNT1L=0x00;
ICR1H=0x00;
ICR1L=0x00;
OCR1AH=0x00;
OCR1AL=0x00;
OCR1BH=0x00;
OCR1BL=0x00;
// Timer/Counter 2 initialization
ASSR=(0<<EXCLK) | (0<<AS2);
TCNT2=0x00;
31
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
OCR2A=0x00;
OCR2B=0x00;
// INT0: On
// INT1: On
EIMSK=(1<<INT1) | (1<<INT0);
EIFR=(1<<INTF1) | (1<<INTF0);
// USART initialization
// USART disabled
32
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UCSR0B=(0<<RXCIE0) | (0<<TXCIE0) | (0<<UDRIE0) | (0<<RXEN0) |
(0<<TXEN0) | (0<<UCSZ02) | (0<<RXB80) | (0<<TXB80);
DIDR1=(0<<AIN0D) | (0<<AIN1D);
// ADC initialization
// Digital input buffers on ADC0: On, ADC1: On, ADC2: On, ADC3: On
ADMUX=ADC_VREF_TYPE;
33
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ADCSRA=(1<<ADEN) | (0<<ADSC) | (0<<ADATE) | (0<<ADIF) | (0<<ADIE) |
(1<<ADPS2) | (1<<ADPS1) | (1<<ADPS0);
// SPI initialization
// SPI disabled
// TWI initialization
// TWI disabled
// RS - PORTD Bit 0
// RD - PORTD Bit 1
// EN - PORTB Bit 6
// D4 - PORTD Bit 4
// D5 - PORTD Bit 5
// D6 - PORTD Bit 6
// D7 - PORTD Bit 7
// Characters/line: 16
lcd_init(16);
34
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
#asm("sei")
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("Volt DC-to-DC");
while (1)
lcd_puts(buf);
35
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHAN SISTEM
36
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Sebuah rangkaian boost converter yang merupakan DC-DC Converter jenisboost
adalah rangkaian penaik tegangan yang diimplementasikan dalam sistem Pembangkit
Listrik Tenaga Surya sebagai penaik tegangan dari tegangan keluaran panel surya.
Hasil pengujian dari rangkaian boost converter ini adalah merupakan hasil akhir dari
perancangan yang telah direalisasikan. Perancangan awal akan menentukan hasil
akhir dari alat yang dirancang dan dibuat. Jadi hasil percobaan yang telah dilakukan
secara keseluruhan ditentukan oleh hasil dari perancangan. Hasil pengujian ini
meliputi cara kerja sistem rangkaian, hasil pengukuran rangkaian, dan analisa
.
4.2 Pengujian Mikrokontroler atmega328
37
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
delay(1000);
}
Ketika program tersebut berjalan, maka LED yang terhubung pada mikrokontroler
akan tampak berkedip dengan jeda waktu ertentu. Jika sudah dalam keadaan
demikian, maka dapat dikatakan rangkaian tersebut sudah beroperasi dengan baik
35
30
25
20
Vin
15 Vout max
10
0
1 2 3 4 5 6 7
38
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Analisa Data
Pengujian dilakukan pada, frekuensi yang sama, namun sumber teganan yang
bervariasi, untuk mengetahui perbedaan tegangan keluaran antara Vinput yang satu
dengan yang lain, serta tegangan keluaran puncak yang dihasilkan. Pengujian
dilakukan dengan tegangan masukan baterai 1,5V-9V. Pengujian pada alat boost
converter dilakukan tegangannya tidak lebih dari 9 volt, hal ini dilakukan agar
menghindari kerusakan pada komponen-komponen yang terdapat pada alat tersebut.
Pada pengujian tersebut sumber daya dihubungkan pada LCD dengan
tegangan AC 220V, setelah LCD menyala, maka sumber percobaan dihubungkan
menggunakan kabel konduktor, selanjutnya saklar diputar hingga penuh maka kita
dapat melihat tegangan keluaran puncak pada LCD.
39
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
40
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR PUSTAKA
Widodo Budhi Romy, 2009. Embedded System Menggunakan Mikrokontroler dan Pemograman C. Yogyakarta.
Penerbit ANDI
https://www.slideshare.net/sidexabdullah/pulse-width-modulation-38956540
http://robotic-electric.blogspot.co.id/2012/11/pulse-width-modulation-pwm.html
https://budihasian.wordpress.com/2013/10/18/pengenalan-pwm-pulse-width- modulation/
http://jendeladenngabei.blogspot.co.id/2012/11/dc-chopper-konverter-dc-dc.html
https://indone5ia.wordpress.com/2011/09/02/sekilas-mengenai-konverter-dc-dc/
https://globalenergizer.wordpress.com/2014/01/15/tegangan-dc-step/