Anda di halaman 1dari 72

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING NIRKABEL PADA

PARAMATER TRAFO DISTRIBUSI BERBASIS ANDROID

SKRIPSI

MUHAMMAD AKBAR AZHARI


150801026

PROGRAM STUDI FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING NIRKABEL PADA
PARAMATER TRAFO DISTRIBUSI BERBASIS ANDROID

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar


Sarjana Sains

MUHAMMAD AKBAR AZHARI


150801026

PROGRAM STUDI FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PERNYATAAN

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING NIRKABEL PADA


PARAMATER TRAFO DISTRIBUSI BERBASIS ANDROID

SKRIPSI

Saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri, kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing – masing disebutkan sumbernya.

Medan, Agustus 2020

M.Akbar Azhari
150801026

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


i

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ii

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING NIRKABEL PADA


PARAMATER TRAFO DISTRIBUSI BERBASIS ANDROID

ABSTRAK

Telah dirancang alat monitoring trafo untuk mengukur tegangan,arus dan suhu pada
trafo distribusi.Konfigurasi sistem yang meliputi input,proses dan output. Input
berasal dari sensor yang mendeteksi besaran tegangan,arus dan temperatur. Data
tegangan ,arus yang diperoleh dari sensor LM35 dan suhu yang diperoleh dari sensor
ACS712 akan dikalibrasi agar diperoleh nilai sesungguhnya.Ketiga data sensor
tersebut akan siap dimonitor setiap saat yang akan dilakukan oleh pengguna (user)
dengan cara menggunakan smartphone (android) yang terkoneksi pada Bluetooth HC-
05.ATMega8 sebagai mikrokontroler akan melakukan pengiriman data parameter
listrik dan temperature kepengguna (user)

Kata kunci : Trafo Distribusi,LM35,ATMega8,Bluetooth HC-05.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


iii

DESAIGN OF WIRELESS MONITORING PARAMETER


SYSTEM OF DISTRIBUTION TRANSFORMER BASED
ANDROID

ABSTRACT

Wireless monitoring parameter system of distribution transformaterhas been designed


for measure about voltage,current and temperature inside of the transformer.System
configuration are include input,process and output.Input came from sensor which
detect the voltage,current and temperature.Voltages’sdatas,current which is obtain
from LM35 sensor and the temperature which is obtain from ACS712,and will be
calibrated to get the real values.The Data from each sensors will be ready to monitor
by user everytime used their smarthphone (Android operation system) which is
connect with Bluetooth HC-05.ATmega8 as a microcontroller will send the parameter
voltage,current and temperature to the users

Keywords : Distribution Transformator,LM35,ATMega8,Bluetooth HC-05.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


iv

PENGHARGAAN

Alhamdullilah Segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas kasih dan rahmat-Nya
yang senantiasa menyertai penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.Pada
kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih terkhusus kepada kedua orang
tua saya yang telah mendidik dan membesarkan saya sampai saat ini serta abang
tercinta dan kakak tersayang yang selalu memberikan dukungan moral serta doa,
kepercayaan dan semangat selama ini kepada penulis.Dengan sepenuh hati, penulis
juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Perdinan Sinuhaji,MS, sebagai Ketua Departemen Fisika FMIPA
USU.
2. Seluruh Staff,dosen pengajar dan pegawai-pegawai di Departemen Fisika yang
telah memberikan materi selama perkuliahan dan telah membantu serta
memberikan petunjuk dan arahan selama perkuliahan.
3. Bapak Prof.Drs.Kerista Sebayang,MS selaku Pembimbing yang telah membantu
dan memberikan waktu, saran serta dukungan selama bimbingan.
4. Ayahanda (Alm) Affan dan Ibunda Hj.Salbiah selaku orang tua yang telah
membesarkan dan mensupport saya hingga akhir hayat.
5. Kepada Saudara kandung saya Afrisal S.Kom,Fadilla Desiana, yang mana juga
telah mendukung penuh dan selalu menghibur dan memberikan masukan dalam
penulisan skripsi ini.
6. Kepada Sarah Mutiara,S.Si yang telah membantu dan memberikan
masukkannya serta semangat.
7. Kepada Ayu Monawit Sibuea,S.Si,Rio Rinaldo Tarigan,S.Si,Farhan Khalil
Sani,S.Si,Sahrul Azmi,S.Si,Willy Arti,S.Si yang telah sama-sama berjuang
selama ini.
7. Teman-teman dan para sahabat PHYSICS UNITY yang telah menjadi keluarga
kedua..
8. Rekan-rekan asisten Laboratorium Fisika Dasar yang telah memberikan
masukan serta lelucon yang meringankan beban dalam penulisan skripsi ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


v

9. Adik-Adik Stambuk 2016,2017 dan 2018 yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu
10. Untuk rekan-rekan Angkatan Sandi Alam KOMPAS-USU yang telah memberi
saya banyak pengalaman di organisasi tersebut.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyelesaian skripsi ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan dari
para pembaca.

Medan, Agustus 2020

M.Akbar Azhari

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


vi

DAFTAR ISI

Halaman
Persetujuan i
Abstrak ii
Abstract iii
Penghargaan iv
Daftar Isi vi
Daftar Tabel ix
Daftar Gambar x
Daftar Lampiran xi

Bab 1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Batasan Masalah 2
1.4 Tujuan Penelitian 2
1.5 Manfaat Penelitian 2
1.6 Sistematika penulisan 3

Bab 2. Tinjauan Pustaka


2.1 Transformator 4
2.1.1 Fungsi Transformator 5
2.1.2 Prinsip Kerja Transformator 5
2.1.3 Bagian-Bagian Utama Transformator 6
2.2 Pengenalan Mikrokontroler 7
2.3 Mikrokontroler ATMega8 8
2.3.1 Konfigurasi Pin ATMega8 9

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


vii

2.4 Kapasitor 12
2.5 Resistor 12
2.6 Sensor Suhu LM35 13
2.6.1 Karakteristik Sensor LM35 14
2.6.2 Cara Kerja Sensor LM35 14
2.7 Dioda 15
2.8 Sensor Arus ACS712 15
2.8.1 Karakteristik Sensor Arus 16
2.9 Android 17
2.9.1 Karakteristik Android 18
2.10 Bluetooth HC-05 18
2.10.1 Spesifikasi Bluetooth HC-05 20
2.11 Sensor Tegangan 21

Bab 3. Perancangan Sistem


3.1. Waktu dan Tempat 22
3.2 Diagram Blok 22
3.2.1 Penjelasan Fungsi Tiap Blok dari Diagram Blok 23
3.2.2 Penjelasan Diagram Blok 24
3.3 Sensor Tegangan 24
3.4 Sensor Arus ACS712 25
3.5 Mikrokontroler ATMega8 25
3.6 Bluetooth HC-05 26
3.7 Sensor LM35 27
3.8 Prosedur penelitian 27

Bab 4. Hasil dan Pembahasan


4.1 Hasil 28
4.2 Pengujian Kontroller ATMega8 29
4.3 Pengujian Catu Daya Sistem 30
4.4 Pengujian Sensor Arus 31
4.5 Pengujian Sensor Tegangan 38

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


viii

4.6 Pengujian Sensor Suhu LM35 41


4.7 Pengujian Adapter Bluetooth HC-05 48
4.8 Pengujian Secara Keseluruhan 49

Bab 5. Kesimpulan dan Saran


5.1 Kesimpulan 52
5.2 Saran 52
Daftar Pustaka
Lampiran

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ix

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Halaman


Tabel 2.1 Konfigurasi Pin ATMega8 Port B 10
Tabel 2.2 Konfigurasi Pin ATMega8 Port C 11
Tabel 2.3 Konfigurasi Pin ATMega8 Port D 12
Tabel 2.4 Karakteristik Sensor Arus 17
Tabel 4.1 Data Tegangan Hasil Pengukuran pada Port 29
ATMega8
Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Rangkaian Catu daya 31
Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Sensor Arus Dengan Catudaya 31

Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Data ADC 33

Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Konstanta Kalibrasi Arus 35

Tabel 4.6 Hasil Pengukuran Sensor Arus 37

Tabel 4.7 Hasil Pengukuran Sensor Tegangan 38

Tabel 4.8 Hasil Pengukuran Kalibrasi Sensor Tegangan 41

Tabel 4.9 Hasil Pengukuran Sensor Suhu dengan Sensor 42


Tegangan

Tabel 4.10 Hasil Pengukuran Kalibrasi Sensor Suhu dengan 47


Sensor Tegangan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


x

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Judul Halaman


Gambar 2.1 Bagian-Bagian Trafo Distribusi 5
Gambar 2.2 Bentuk Fisik ATMega8 9
Gambar 2.3 Bentuk Fisik Kapasitor 12
Gambar 2.4 Bentuk Fisik Resistor 13
Gambar 2.5 Bentuk Fisik LM35 14
Gambar 2.6 Bentuk Fisik Dioda 15
Gambar 2.7 Rangkaian Sensor Arus 16
Gambar 2.8 Logo Android 18
Gambar 2.9 Bentuk Fisik Bluetooth HC-05 19
Gambar 2.10 Rangkaian Pembagi Tegangan 21
Gambar 3.1 Diagram Blok 22
Gambar 3.2 Rangkaian ATMega8 dengan Sensor Arus ACS712
dan Sensor Tegangan 24
Gambar 3.3 Rangkaian Sensor Arus ACS712 25
Gambar 3.4 Rangkaian Mikrokontroler ATMega8 26
Gambar 3.5 Rangkaian ATMega8 dengan Bluetooth HC-05 26
Gambar 3.6 RangkaianATMega8 dengan Sensor Suhu LM35 27
Gambar 4.1 Grafik Volt-vs-Arus 32
Gambar 4.2 Grafik Arus-vs-ADC 34
Gambar 4.3 Grafik Kalibrasi Arus-vs-ADC 36
Gambar 4.4 Grafik Vin-vs-Vout 39
Gambar 4.5 Grafik Suhu-vs-Vout 48
Gambar 4.6 Tampilan pada Android User 50
Gambar 4.7 Rangkaian Keseluruhan Alat 51

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


xi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


xii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman


Lampiran
I. Program Lengkap 53

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem monitoring merupakan sebuah konsep untuk memantau data suatu sistem
yang sedang bekerja secara real time.Monitoring dapat dilakukan secara dekat
maupun jarak jauh.Pada umumnya komponen monitoring adalah input yaitu sensor-
sensor, prosesor atau kalibrator dan komponen output seperti display dan sebagainya.
Monitoring jarak dekat dapat dilakukan secara langsung dengan alat ukur
konvensional, namun untuk trafo distribusi yang pada umumnya berada di ketinggian
tertentu akan sulit untuk melakukan monitoring langsung. Solusi yang dikemukakan
untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan monitor tanpa kabel atau nirkabel.
Dengan demikian proses mengukur dapat dilakukan dibawah trafo tanpa harus
kontak langsung dengan trafo tersebut. Trafo distribusi adalah sebuah trafo yang
digunakan oleh PLN untuk mendistribusikan daya listrik kepelanggan .Masalah yang
sering dihadapi sebuah trafo distribusi adalah pembebanan.Pembebanan lebih dapat
merusak trafo distribusi tersebut.Sebuah gagasan untuk mengatasi masalah membaca
parameter sistem distribusi adalah dengan mengembangkan sistem monitoring secara
nirkabel.Dengan sistem ini pengukuran dapat dilakukan tanpa kontak langsung dengan
trafo.Data akan dikirim kepada user melalui Bluetooth misalnya arus,tegangan,daya
dan temperatur (suhu) dari jarak jauh dengan menggunakan adapter bluetooth..
Rancangan dibangun berbasis kan sebuah mikrokontroler AVR yaitu ATmega8
sebagai pengendali utama.Sensor arus dan sensor tegangan dibutuhkan untuk
membaca parameter dasar listrik.Sensor suhu digunakan untuk mendeteksi temperatur
sistem distribusi.Sebagai pengirim data digunakan sebuah Bluetooth HC05 yang dapat
dihubungkan dengan Android pengguna (user).Adapun topik pembahasan akan
dituang pada sebuah penulisan laporan dengan judul “RANCANG BANGUN
SISTEM MONITORING NIRKABEL PADA PARAMATER TRAFO
DISTRIBUSI BERBASIS ANDROID”

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang masalah sebelumnya, maka penulis merumuskan
beberapa hal yang menjadi masalah dalam penelitian ini. Diantaranya:
1. Bagaimana memonitor atau memantau parameter sebuah system distribusi
yaitu arus,tegangan,dan suhu secara nirkabel.
2. Bagaimana merancang rangkaian sensor dan kontrol untuk membaca
parameter daya.
3. Bagaimana membuat program control untuk kalibrasi data sensor dan
mengirim data via smartphone.

1.3 Batasan Masalah


Untuk mendapatkan suatu hasil penelitian dari permasalahan yang ditentukan, maka
perlu ada pembatasan masalah penelitian :
1. Pembahasan cara kerja alat secara umum sebagai alat pemantau dan tidak
membahas tentang trafo distribusi secara mendalam.
2. Membahas penggunaan sensor arus dan sensor tegangan serta kontroler
ATmega8 dan Bluetooth HC05.
3. Rancangan menggunakan aplikasi Code Vision Avr versi 3.27 sebagai editor
dan kompiler program.

1.4 Tujuan Penelitian


1. Merancang sebuah sistem monitoring parameter trafo distribusi secara
nirkabel.
2. Merancang rangkaian yaitu sensor,kontroler dan system koneksi bluetooh.
3. Membuat program aplikasi sebagai pengontrol sistem monitoring yang dibuat.

1.5 Manfaat Penelitian


1. Parameter tegangan arus dan daya sebuah trafo distribusi dapat dipantau lebih
mudah secara efisien.
2. Dilengkapi dengan pemberitahuan akan beban lebih melalui smartphone
sehingga dapat mencegah kerusakan pada trafo.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3

1.6 Sistematika Penulisan


Untuk memberi gambaran dalam mempermudah serta memahami tentang sistematika
kinerja dari alat “RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING NIRKABEL
PADA PARAMATER TRAFO DISTRIBUSI BERBASIS ANDROID” ,maka
penulis menulis proposal dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB 1 : PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisikan mengenai latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penulisan, batasan masalah, serta sistematika penulisan.
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan untuk
pembahasan dan cara kerja dari rangkaian teori pendukung itu antara lain
tentang sensor arus ACS712, sensor suhu LM35, mikrokontroler
ATMega8, dan lain-lain.
BAB 3 : PERANCANGAN ALAT
Pada bab ini akan dibahas perancangan dari alat ,yaitu diagram blok dari
rangkaian, skematik dari masing-masing rangkaian dan diagram alir.
BAB 4 : HASIL DAN ANALISIS
Pada bab ini berisikan tentang pengujian alat dan juga analisa data yang
diperoleh dari pengujian alat yang dibuat.
BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan penutup yang meliputi tentang kesimpulan dari
pembahasan yang dilakukan dari penelitian ini serta saran yang berkaitan
dengan seluruh proses perancangan dan pembuatan tugas akhir ini.
DAFTAR PUSTAKA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Transformator
Trafo atau transformator adalah suatu peralatan listrik yang dapat
memindahkan energi listrik atau memindahkan dan mengubah energi listrik bolak-
balik dari satu level ke level tegangan yang lain melalui kinerja satu gandengan
magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.Pada umumnya
transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat dari besi berlapis dan dua buah
kumparan yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder .Kedua kumparan ini tidak
terhubung secara langsung. Satu-satunya hubungan antara kedua kumparan adalah
fluks magnetik bersama yang terdapat dalam inti. Salah satu dari kedua kumparan
transformator tadi dihubungkan kesumber daya listrik bolak-balik dan kumparan
kedua (serta ketiga jika ada) akan mensuplai daya ke beban. Kumparan transformator
yang terhubung kesumber daya dinamakan kumparan primer sedangkan yang
terhubung ke beban dinamakan kumparan sekunder,jika terdapat kumparan ketiga
dinamakan kumparan tersier. Pemakaian transformator pada tenaga listrik adalah yang
tidak bisa dihindarkan.Transformator yang sangat sederhana dan hanal itu merupakan
salah satu sebab penting bahaw arus bolak-balik sangat banyak dipergunakan untuk
pembangkit dan penyaluran tenaga listrik.Pada penyaluran tenaga listrik terjadi
kerugian sebesar 𝐼 2 𝑅 watt, kerugian ini akan banyak berkurang apabila tegangan
dinaikkan. Dengan demikian saluran-saluran tenaga listrik senantiasa mempergunakan
tegangan yang tinggi.
Tegangan yang paling tinggi di Indonesia pada saat ini adalah 500 kv yaitu
sama dengan 500.000 volt. Hal ini dilakukan terutama untuk mengurangi kerugian
energi yang terjadi. Dan menaikkan tegangan listrik di pusat listrik dari tegangan
generator yang biasanya berkisar antara 6-20 kv pada awal saluran transmisi, dan
menurukannya pada ujung saluran itu ketegangan yang lebih rendah, dilakukan
dengantransformator.Transformator yang dipakai pada jaringan tenaga listrik
merupakan transformator tenaga. Disamping itu ada jenis – jenis transformator lain
yang banyak dipergunakan, dan yang pada umumnya merupakan transformator yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5

jauh lebih kecil.Misalnya transformator yang dipakai dirumah tangga, yang dipakai
pada lampu TL, pesawat radio, televisedan berbagai alat elektronika lainnya.

Gambar 2.1. Bagian - Bagian Trafo Distribusi

2.1.1 Fungsi Transformator

Fungsi transformator pada sistem tenaga listrik adalah hal yang tidak bisa
dihindarkan. Transformator digunakan untuk menaikkan tegangan dari generator ke
transmisi dankemudian diturunkan lagi di jaringan distribusi. Tujuan dinaikkannya
tegangan transmisi adalah untuk menurunkan rugi-rugi ohmic pada transmisi.

2.1.2 Prinsip Kerja Transformator


Prinsip kerja transformator adalah transformator terdiri atas dua kumparan
(primer dan sekunder ) yang bersifat induktif, yang terpisah secara elektris namun
berhubungan secara magnetis melalui jalur yang memiliki reluktansi rendah. Apabila
kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak – balik, karena
kumparan tersebut membentuk jaringan tertutup mengalirlah arus primer, maka fluks
bolak – balik muncul dalam inti (core) yang dilaminasi..Akibat adanya fluks
dikumparan primer, maka di kumparan primer terjadi induksi (self induction) dan
terjadi pula induksi di kumparan sekunder karena pengaruh induksi dari kumparan
primer ( Mutual induction) yang menyebabkan timbulnya fluks magnet di kumparan
sekunder, serta arus sekunder jika rangkaian sekunder dibebani, sehingga energi listrik
dapat ditransfer keseluruhan ( secara magnetis).Tujuan utama menggunakan inti

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6

(core) pada transformator adalah untuk mengurangi reluktansi (tahanan magnetis) dari
rangkaian magnetis.

2.1.3 Bagian-Bagian Utama Transformator


2.1.3.1 Inti
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, yang ditimbulkan oleh
arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempeng-lempengan besi tipis
berisolasi, untuk mengurangi panas ( sebagai rugi-rugi besi ) yang ditimbulkan oleh
eddy current. Dalam bentuk tipe transformator konstruksi intinya terbuat dari besi
yang berupa laminasi-laminasi. Menurut konstruksi intinya, maka ada dua jenis
transformator yaitu :
1. Transformator Tipe Inti ( Core Type)
Memiliki lilitan yang mengelilingi inti besi yang terlaminasi. Dalam tipe ini
terlihat bahwa lilitan primer mengelilingi satu kaki inti, sedangkan lilitan
sekunder mengelilingi kakai lainnya.
2. Transformator TipeCangkang
Memiliki lilitan yang mengelilingi inti yang berada ditengah-tengah.
2.1.3.2 Kumparan (Lilitan)
Beberapa lilitan kawat berisolasi membentuk suatu kumparan. Kumparan
tersebut diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap kumparan lain dengan
isolasi padat seperti karton, pertinax dan lain-lain.Umumnya pada trafo terdapat
kumparan primer dan sekunder. Bila kumparan primer dihubungkandengan tegangan /
arus bolak-balik maka pada kumparan tersebut timbul fluksi yang menginduksikan
tegangan, bilapada rangkaian sekunder ditutup (rangkaian beban).Maka akan mengalir
arus pada kumparan ini.Jadi kumparan sebagai alat transformasi tegangan dan
arus.Bila ditinjau dari segi belitannya, maka jenis transformator adalah :

1. Jenis Kosentris
Yaitu susunan pada primer dan sekunder berupa silindris yang dibatasi berupa vernis
atau kertas pelindung lain yang mengikuti bentuk silindris dan umumnya belitan
tegangan rendah ditempatkan dekat inti.

2. Jenis Berlapis
Yaitu susunan masing-masing pada lengan (limb) yang berbeda.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7

2.1.3.3 Tangki

Pada umumnya bagian-bagian trafo yang terendam minyak trafo berada


(ditempatkan) dalam tangki. Untuk menampung pemuaian minyak trafo, tangki
dilengkapi dengan konservator.

2.1.3.4 Bushing

Hubungan antara kumparan trafo ke jaringan luar melalui sebuah bushing yaitu
sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai
penyekat antara konduktor tersebut dengan tangki trafo.(Warman,1996)

2.2 Pengenalan Mikrokontroler

Sebuah komputer mikro memiliki tiga komponen utama: unit pengolah pusat
(CPU=central processing unit), memori dan sistem input/output (I/O) untuk
dihubungkan dengan perangkat luar. CPU, yang mengatur sistem kerja komputer
mikro, dibangun oleh sebuah mikroprosesor. Memori terdiri atas EEPROM untuk
menyimpan program dan RAM untuk menyimpan data. Sistem I/O bisa dihubungkan
dengan perangkat luar misalnya sebuah keyboard dan sebuah monitor, bergantung
pada aplikasinya. Apabila CPU, memori dan sistem I/O dibuat dalam sebuah chip
semikonduktor, maka inilah yang dinamakan mikrokontroler.
Mikrokontroler merupakan sebuah prosesor yang digunakan untuk
kepentingan kontrol. Meskipun mempunyai bentuk yang jauh lebih kecil dari suatu
komputer pribadi dan komputer mainframe, mikrokontroler dibangun dari
elemenelemen dasar yang sama. Seperti umumnya komputer, mikrokontroler adalah
alat yang mengerjakan instruksi–instruksi yang diberikan kepadanya. Artinya, bagian
terpenting dan utama dari suatu sistem terkomputerisasi adalah program itu sendiri
yang dibuat oleh seorang programer. Program ini mengisntruksikan komputer untuk
melakukan tugas yang lebih kompleks yang di inginkan oleh programmer. Beberapa
fitur yang umumnya ada di dalam mikrokontroler adalah sebagai berikut:
1. ROM (Read Only Memory)
ROM berfungsi untuk tempat penyimpanan variable. Memori ini bersifat
volatile yang berarti akan kehilangan semua datanya jika tidak memdapat catu
daya.
2. RAM (Random Access Memory)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


8

RAM digunakan oleh mikrokontroler untuk tempat penyimapan program yang


akan diberikan oleh user
3. Register
Merupakan tempat penyimpanan nilai – nilai yang akan digunakan dalamproes
yang telah disediakan oleh mikrokontroler.
4. (SFR) Special Function Register
Merupakan register khusus yang berfungsi untuk mengatur
jalanyamikrokontroler. Register ini terletak pada RAM.
5. Input dan Output Pin
Pin input adalah bagian yang berfungsi sebagai penerima signal dari luar,
pinini dapat dihubungkan ke berbagai media inputan seperti keypad, sensor,
dansebagainya. Pin output adalah bagian yang berfungsi untuk
mengeluarkansignal dari hasil proses algoritma mikrokontroler.
6. Interupt
Interupt adalah bagian mikrokontroler yang berfungsi sebagai bagian
yangdapat melakukan interupsi, sehinga ketika program utama sedang
berjalan,program utama tersebut dapat di interupsi dan menjalankan program
instrupsi terlebih dahulu.
Beberapa interupt pada umumnya adalah sebagai berikut :
1. Interupt eksternal
Interupt akan terjadi bila ada inputan dari pin interupt.
2. Interupt timer
Interupt akan terjadi bila waktu tertentu telah tercapai.
3. Interupt serial
Interupt yang terjadi ketika ada penerimaan data dari komunikasi serial.

2.3 Mikrokontroler ATMega8


Mikrokontroler AVR ATMega8 merupakan CMOS dengan konsumsi
rendah,mempunyai 8-bit proses data (CPU) berdasarkan arsitektur AVR RISC.Dengan
mengeksekusi instruksi dalam satu (siklus) clocktunggal,ATmega8 memiliki
kecepatan data rata-rata (throughputs) mendekati 1 MIPS per MHz,yang
memungkinkan perancang sistem dapat mengoptimalkan konsumsi daya dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


9

kecepatan pemrosesan.AVR merupakan seri mikrokontroler CMOS 8-bit buatan


Atmel,berbasis arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computer).Hampir semua
instruksi dieksekusi dalam satu situs clock.AVR mempunyai 32 register general-
purpose,timer/counter fleksibel dengan compare mode,interrupt internal dan
eksternal,serial USART,Programmable Watchdog Timer (PWM),dan mode power
saving.Beberapa diantaranya mempunyai ADC dan PWM internal.AVR juga
mempunyai In-System Programmable Flash on-chip yang mengijinkan memori
program untuk deprogram ulang dalam sistem menggunakan hubungan serial SPI.

2.3.1 Konfigurasi Pin ATMega8


ATMega8 memiliki 3 buah port utama yaitu PORTB,PORTC dan PORTD
dengan total input/output sebanyak 23 pin.PORT tersebut dapat difungsikan sebagai
input/output digital atau difungsikan sebagai periperal lainnya.

Gambar 2.2 Bentuk Fisik ATMega8

1. Port B
PortB merupakan jalur data 8 bit yang dapat difungsikan sebagai
input/output.Selain itu PORTB juga dapat memiliki fungsi alternatif seperti
dibawah ini
a. ICP1 (PB0),berfungsi sebagai Timer Counter 1 input capture pin.
b. OC1A (PB1),OC1B (PB2) dan OC2 (PB3),dapat difungsikan
sebagai keluaran PWM (Pulse Width Modulation).
c. MOSI(PB3),MISO(PB4),SCK(PB5),SS(PB2),merupakan jalur
komunikasi SPI.Selain itu pin ini juga berfungsi sebagai jalur
pemograman serial (ISP).
d. TOSC1(PB6) dan TOSC2(PB7) dapat difungsikan sebagai sumber
clock external untuk timer.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


10

e. XTAL1(PB6) dan XTAL2(PB7) merupakan sumber clock utama


mikrokontroler.
Tabel 2.1 Konfigurasi Pin ATMega8 Port B

2. Port C
Port C merupakan jalur data 7 bit yang dapat difungsikan sebagai
input/output digital.Fungsi alternatif PORTC antara lain yaitu
a. ADC 6 channel (PC0,PC1,PC2,PC3,PC4,PC5),dengan resolusi
sebesar 10bit.ADC dapat digunakan untuk mengubah input yang
berupa tegangan analog menjadi data ditigal.
b. 12C (SDA dan SDL),merupakan salah satu fitur terdapat pada
PORTC.12C digunakan untuk komunikasi dengan sensor atau
device lain yang memiliki komunikasi data tiper 12C seperti sensor
kompas,accelerometer nunchuck,dll.
c. RESET,merupakan salah satu pin penting di
mikrokontroller,RESET dapat digunakan untuk merestart
program.Pada Atmega8 pin RESET digabungkan dengan salah satu
pin IO (PC6).Secara default PC6 ini di disable dan diganti menjadi
pin RESET.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


11

Tabel 2.2 Konfigurasi Pin ATMega8 Port C

3. Port D
Port D merupakan jalur data 8bit yang masing-masing pinnya juga dapat
difungsikan sebagai input/output.Sama seperti PORTB dan
PORTC,PORTD juga memiliki fungsi alternatif seperti dibawah ini
a. USART (TXD dan RXD),merupakan jalur data komunikasi serial
dengan sinyal TTL.Pin TXD berfungsi untuk mengirimkan data
serial,sedangkan RXD kebalikannya yaitu sebagai pin yang
berfungsi untuk menerima data serial.
b. Interrupt (INT0 dan INT1),merupakan pin dengan fungsi khusus
sebagai interupsi hardware.Interupsi biasanya digunakan sebagai
selaan dari program,misalkan pada saat program berjlana kemudian
terjadi interupsi hardware/software maka program utama akan
berhenti dan akan menjalakan program interupsi.
c. XCK,dapat difungsikan sebagai sumber clock external untuk
USART,namum juga dapat memanfaatkan clock dari CPU,sehingga
tidak perlu membutuhkan external clock.
d. T0 dan T1,berfungsi sebagai masukan counter external untuk timer
1 dan timer 0.
e. AIN0 dan AIN1,keduanya merupakan masukan input analog
komparator.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


12

Tabel 2.3 Konfigurasi Pin ATMega8 Port D

(Atmel,2013)

2.4 Kapasitor
Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik.
Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu
bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara vakum,
keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka
muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki elektroda metalnya dan
pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu
lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutup negatif dan sebaliknya
muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutup positif karena terpisah oleh bahan
elektrik yang non-konduktif.Muatan elektrik ini “tersimpan” selama tidak ada
konduktif pada ujung- ujung kakinya.

Gambar 2.3 Bentuk Fisik Kapasitor

2.5 Resistor
Resistor komponen pasif elektronika yang berfungsi untuk membatasi arus
listrik yang mengalir. Berdasarkan kelasnya resistor dibagi menjadi 2 yaitu : Fixed
Resistor dan Variable Resistor dan umumnya terbuat dari karbon film atau metal film,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


13

tetapi tidak menutup kemungkinan untuk dibuat dari material yang lain. Pada dasarnya
semua bahan memiliki sifat resistif namun beberapa bahan tembaga perak emas dan
bahan metal umumnya memiliki resistansi yang sangat kecil. Bahan–bahan tersebut
menghantar arus listrik dengan baik, sehingga dinamakan konduktor.Kebalikan dari
bahan yang konduktif, bahan material seperti karet, gelas, karbon memiliki resistansi
yang lebih besar menahan aliran elektron dan disebut sebagai insulator.

Gambar 2.4 Bentuk Fisik Resistor

2.6 Sensor Suhu LM35


Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk
mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan.Sensor suhu
LM35 yang dipakai berupa komponen elektronika yang di produksi oleh National
Semiconductor.LM35 memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan jika
dibandingkan dengan sensor suhu yang lain,LM35 juga mempunyai keluaran
impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah
dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus serta tidak memerlukan penyetelan
lanjutan.Meskipun tegangan sensor ini dapat mencapai 30 Volt akan tetapi yang
diberikan kesensor adalah sebesar 5 Volt,sehingga dapat digunakan dengan catu daya
tunggal dengan ketentuan bahwa LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60𝜇A hal
ini berarti LM35 mempunyai kemampuan menghasilkan panas (self-heating) dari
sensor yang dapat menyebabkan kesalahan pembacaan yang rendah yaitu kurang dari
0,5 °C pada suhu 25 °C.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


14

Gambar 2.5 Bentuk Fisik LM35

2.6.1 Karakteristik Sensor LM35


LM35 tersebut memiliki beberapa karakteristrik yaitu :
1. Memiliki sensitivitas suhu dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu
10 mVolt/°C,sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celsius.
2. Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5°C pada suhu 25 °C.
3. Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 °C sampai + 150 °C.
4. Bekerja pada tegangan 4 Volt sampai 30 Volt.
5. Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 𝜇A.
6. Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari
0,1°C pada udara diam.
7. Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.
8. Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± 1⁄4 °C .

2.6.2 Cara Kerja Sensor LM35


Sensor LM35 bekerja dengan mengubah besaran suhu menjadi besaran
tegangan.Tegangan ideal yang keluar dari LM35 mempunyai perbandingan 100°C
setara dengan 1 Volt.Sensor ini mempunyai pemanasan sendiri (self-heating) kurang
dari 0,1 °C,dapat dioperasikan dengan menggunakan power supply tunggal dan dapat
dihubungkan antarmuka (interface) rangkaian kontrol yang sangat mudah.LM35
sebagai sensor suhu yang teliti dan terkemas dalam bentuk Integrated Circuit (IC)
dimana output tegangan keluaran sangat linear terhadap perubahan suhu.Sensor ini
berfungsi sebagai pengubah dari besaran fisis suhu ke besaran tegangan yang
memiliki koefisien sebesar 10mV/°C yang berarti bahwa kenaikan suhu 1°C maka
akan menjadi kenaikan tegangan sebesar 10mV.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


15

2.7 Dioda
Dioda adalah komponen aktif dua kutub yang pada umumnya bersifat
semikonduktor, yang memperbolehkan arus listrik mengalir ke satu arah (kondisi
panjar maju) dan menghambat arus dari arah sebaliknya (kondisi panjar mundur).
Dioda sebenarnya tidak menunjukkan karakteristik kesearahan yang sempurna,
melainkan mempunyai karakteristik hubungan arus dan tegangan kompleks yang tidak
linear dan seringkali tergantung pada teknologi atau material yang digunakan serta
parameter penggunaan. Beberapa jenis dioda juga mempunyai fungsi yang tidak
ditujukan untuk penggunaan penyearahan. Berbagai jenis dioda yang dibuat sesuai
dengan fungsinya tanpa meninggalkan karakteristik serta spesifikasinya, seperti dioda
penyearah (rectifier), dioda emisi cahaya (LED), dioda Zenner, photodioda, dioda
Schottky dan dioda signal.
Dioda Schottky adalah salah satu dioda yang memiliki tegangan maju
(forward bias) yang lebih rendah daripada dioda umumnya yaitu berkisar antara 0,2
hingga 0,4 Volt. Dioda Schottky banyak digunakan pada rangkaian switching
berkecepatan tinggi seperti power supply switching dan rangkaian detektor radio
frekuensi tinggi. (Branko Dokic, 2015).Adapun dioda signal yang digunakan dalam
frekuensi tinggi atau sebagai clipping dan switching pada aplikasi yang berhubungan
dengan sinyal pulsa durasi singkat. Dioda signal yang paling umum digunakan adalah
1N4148 yang dibungkus dengan kaca dengan pita hitam yang menandakan terminal
katoda.

Gambar 2.6 Bentuk Fisik Dioda

2.8 Sensor Arus ACS712


ACS712 merupakan suatu IC terpaket yang mana berguna sebagai sensor
arusmenggantikan transformator arus yang relative besar dalam hal ukuran.Pada
prinspnya ACS712 sama dengan sensor efek hall lainnya yaitu dengan memanfaatkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


16

medan magnetic sekitar arus kemudian dikonversi menjadi tegangan yang lnier
dengan perubahan arus.Nilai variable dari sensor merupakan input untuk
mikrokontroler yang kemudian diolah.Keluaran dari sensor ini masih berupa sinyal
tegangan AC,agar dapat diolah oleh mikrokontroler maka sinyal tegangan AC ini
disearahkan oleh rangkaian penyearah

Gambar 2.7 Rangkaian Sensor Arus

2.8.1 Karakteristik Sensor Arus


ACS712 atau Hall Effect current sensor adalah sensor yang berfungsi
mendeteksi aliran arus listrik yang melewatinya. Hall effect allegro ACS712
merupakan sensor yang presisi sebagai sensor arus AC atau DC dalam pembacaan
arus didalam dunia industri, otomotif, komersil dan sistem-sistem komunikasi. Pada
umumnya aplikasi sensor ini biasanya digunakan untuk mengontrol motor, deteksi
beban listrik, switched-mode power supplies dan proteksi beban berlebih. Sensor ini
dipasang seri dengan beban yang akan diukur. Sensor ini memiliki pembacaan dengan
ketepatan yang tinggi, karena didalamnya terdapat rangkaian low-offset linear Hall
dengan satu lintasan yang terbuat dari tembaga.
Cara kerja sensor ini adalah arus yang dibaca mengalir melalui kabel tembaga
yang terdapat didalamnya yang menghasilkan medan magnet yang di tangkap oleh
integrated Hall IC dan diubah menjadi tegangan proporsional. Ketelitian dalam
pembacaan sensor dioptimalkan dengan cara pemasangan komponen yang ada
didalamnya antara penghantar yang menghasilkan medan magnet dengan hall
transducer secara berdekatan. Persisnya, tegangan proporsional yang rendah akan
menstabilkan Bi CMOS Hall IC yang didalamnya yang telah dibuat untuk ketelitian
yang tinggi oleh pabrik. Berikut terminal list dan gambar pin out ACS712.(Allegro
Microsystem).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


17

Tabel 2.4 Karakteristik Sensor Arus

2.9 Android
Android adalah sistem operasi untuk handphone yang berbasis linux. Android
menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi
mereka sendiri untuk digunakan oleh bermacam peranti bergerak. Android
merupakan salah satu sistem operasi yang banyak digunakan saat ini. Hal ini
didukung dengan support-nya beberapa vendor besar, seperti Samsung, HTC, LG
yang menggunakan sistem operasi ini. Sehingga menjadikan android lebih cepat
popular dibandingkan system operasi smartphone lainnya.. Android menyediakan
platform terbuka bagi para pengembang buat menciptakan aplikasi mereka sendiri
untuk digunakan oleh bermacam peranti bergerak. Awalnya, Google Inc. membeli
Android Inc,pendatang baru yang membuat 8 peranti lunak untuk ponsel.
Kemudian untuk mengembangkan Android, dibentuklah Open Handset Alliance,
konsorsium dari 34 perusahaan peranti keras, peranti lunak, dan telekomunikasi,
termasuk Google, HTC, Intel, Motorola,Qualcomm, T-Mobile, danNvidia.
Pada saat perilisan perdana Android, 5 November 2007, Android bersama di
dunia ini terdapat dua jenis distributor sistem operasi Android. Pertama yang
mendapat dukungan penuh dari Google atau Google Mail Services (GMS) dan kedua
adalah yang benar–benar bebas distribusinya tanpa dukungan langsung Google atau
dikenal sebagai Open Handset Distribution (OHD).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


18

Gambar 2.8 Logo Android

2.9.1 Karakteristik Android

Andorid merupakan subset perangkat lunak untuk perangkat mobile yang


meliputi sistem operasi, middleware, dan aplikasi unit yang di-release oleh Google.
Pada tulisan sebelumnya, kita mengenal SDK (Software Development Kit). SDK
adalah suatu tools dan API yang diperlukan untuk mengembangkan aplikasi pada
platform atau linkungan Android. Pengembangan aplikasi Android menggunakan
bahasa pemrograman Java. Seperti kita ketahui, SDK ini dikembangkan oleh
OHA (Open Handsate Alliance). Organisasi OHA ini terdiri atas Google, Intel,
Motorola, Qualcomm, T-Mobile, dan NVIDIA. SDK dapat kita gunakan pada
beberapa IDE (Integrated Development and Environment) – software untuk
membuat suatu program.(Winarno,2012)

2.10 Bluetooth HC05


Bluetooth adalah protokol komunikasi wireless yang bekerja pada frekuensiradio
2.4 GHz untuk pertukaran data pada perangkat bergerak seperti pada,laptop, HP, dan
lain-lain. Salah satu hasil contoh modul Bluetooth yang palingbanyak digunakan
adalah tipe HC-05.ModulBluetooth HC-05 merupakan modul Bluetooth yang bisa
menjadi slave ataupun master, hal ini dibuktikan dengan bisa memberikan notifikasi
untuk melakukan pairing keperangkat lain, maupun perangkat lain tersebut yang
melakukan pairing ke module Bluetooth HC-05. Untuk mengeset perangkatBluetooth
dibutuhkan perintah-perintah AT Command yang mana perintah AT Command
tersebut akan di respon oleh perangkat Bluetooth jika modul Bluetooth tidak dalam
keadaan terkoneksi dengan perangkat lain.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


19

Gambar 2.9 Bentuk Fisik Bluetooth HC-05

Keterangan pinout di atas adalah sebagai berikut:


1. EN fungsinya untuk mengaktifkan mode AT Command Setup pada modul HC-
05. Jika pin ini ditekan sambil ditahan sebelum memberikan tegangan ke
modul HC-05, maka modul akan mengaktifkan mode AT Command Setup.
Secara default, modul HC-05 aktif dalam mode Data.
2. Vcc adalah pin yang berfungsi sebagai input tegangan. Hubungkan pin ini
dengan sumber tegangan 5V.
3. GND adalah pin yang berfungsi sebagai ground. Hubungkan pin ini dengan
ground pada sumber tegangan.
4. TX adalah pin yang berfungsi untuk mengirimkan data dari modul ke
perangkat lain (mikrokontroler). Tegangan sinyal pada pin ini adalah 3.3V
sehingga dapat langsung dihubungkan dengan pin RX pada arduino karena
tegangan sinyal 3.3V dianggap sebagai sinyal bernilai HIGH pada arduino.
5. RX adalah pin yang berfungsi untuk menerima data yang dikirim ke modul
HC-05. Tegangan sinyal pada pin sama dengan tegangan sinyal pada pin TX,
yaitu 3.3V. Untuk keamanan, sebaiknya gunakan pembagi tegangan jika
menghubungkan pin ini dengan mikrokontroller yang bekerja pada tegangan
5V.Pembagi tegangan tersebut menggunakan 2 buah resistor.Resistor yang
digunakan sebagai pembagi tegangan pada tutorial ini adalah 1K ohm dan 2K
ohm. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada bagian implementasi koneksi
antara modul HC-05 dan mikrokontroller.
6. STATE adalah pin yang berfungsi untuk memberikan informasi apakah modul
terhubung atau tidak dengan perangkat lain.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


20

Seperti dijelaskan di atas, modul HC-05 memiliki dua mode kerja yaitu mode
AT Command dan mode Data.Modul HC-05 menggunakan mode data secara default.
Berikut ini adalah keterangan untuk kedua mode tersebut:
1. AT Command.
Pada mode ini, modul HC-05 akan menerima instruksi berupa perintah AT
Command. Mode ini dapat digunakan untuk mengatur konfigurasi modul HC-
05.Perintah AT Command yang dikirimkan ke modul HC-05 menggunakan
huruf kapital dan diakhiri dengan karakter CRLF (\r\n atau 0x0d 0x0a dalam
heksadesimal).

2. Mode Data
Pada mode ini, modul HC-05 dapat terhubung dengan perangkat bluetooth
lain dan mengirimkan serta menerima data melalui pin TX dan RX.
Konfigurasi koneksi serial pada mode ini menggunakan baudrate: 9600 bps,
data: 8 bit, stop bits: 1 bit,parity: None, handshake: None. Adapun password
default untuk terhubung dengan modul HC-05 pada mode Data adalah 0000
atau 1234.

2.10.1 Spesifikasi Bluetooth HC-05

Spesifikasi Bluetooth HC-05 adalah sebagai berikut:


a. Protokol Bluetooth : Spesifikasi Bluetoothv2.0+EDR
b. Frekuensi : 2.4GHz ISMband
c. Modulasi : GFSK(Gaussian Frequency ShiftKeying)
d. Emisi daya : 4dBm, Class 2
e. Sensitivitas : 0-84dBm at 0.1% BER
f. Kecepatan Asinkronus : 2.1Mbps(Max) / 160 kbps
g. Kecepatan Sinkronus :1Mbps/1Mbps
h. Security : Authentication andencryption
i. Profil : Bluetooth serialport
j. Power supply : +3.3VDC 50mA
k. Working temperature : -20 ~ +75 Centigrade
l. Dimensi : 3.57cm x1.52cm

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


21

2.11 Sensor Tegangan


Sensor tegangan ini digunakan untuk mengukur tegangan AC,sebelum
masukkerangkaian elektronika tegangan diturunkan menggunakan transformator
tegangan.Dengan perbandingan tegangan dari 220 ke 5 Volt AC kemudian
disearahkan dengan rangkaian jembatan diode untuk mengubah tegangan AC ke
tegangan DC,dikarenakan tegangan yang disearah masih banyak mengandung ripple
tegangan maka digunakan kapasitor untuk filter tegangan setelah itu masuk
kerangkaian pembagi tegangan untuk menurukan tegangan,tegangan yang dihasilkan
tidak lebih dari 5 Vol DC sebagai inputan ke mikrokontroler. Regresi adalah pengukur
hubungan dua variabel atau lebih yang dinyatakandengan bentuk hubungan atau
fungsi.
Untuk menentukan bentuk hubungan (regresi) diperlukan pemisahan yang
tegas antara variabel bebas yang sering diberisimbul X dan variabel tak bebas dengan
simbul Y. Pada regresi harus ada variable yang ditentukan dan variabel yang
menentukan atau dengan kata lain adanya ketergantungan variabel yang satu dengan
variabel yang lainnya dan sebaliknya. Kedua variabel biasanya bersifat kausal atau
mempunyai hubungan sebab akibatyaitu saling berpengaruh. Sehingga dengan
demikian, regresi merupakan bentuk fungsi tertentu antara variabel tak bebas Y
dengan variabel bebas X atau dapatdinyatakan bahwa regresi adalah sebagai suatu
fungsi Y = f(X).

Gambar 2.10 Rangkaian Pembagi Tegangan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


22

BAB 3

PERANCANGAN SISTEM

3.1 Waktu dan Tempat


Pembuatan Rancang Bangun Sistem Monitoring Pada Parameter Trafo
Distribusi Berbasis Android dilakukan pada bulan April 2019 sampai Agustus 2019 di
Universitas Sumatera Utara.

3.2 Diagram Blok


Untuk mempermudah dalam mempelajari dan memahami cara kerja alat ini, maka
sistem perancangan dibuat berdasarkan diagram blok dimana tiap blok mempunyai
fungsi dan cara kerja tertentu.Adapun diagram blok dari sistem yang dirancang adalah
sebagai berikut.

Gambar 3.1 Diagram Blok

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


23

3.2.1 Penjelasan Fungsi Tiap Blok dari Diagram Blok


1. Blok Sensor tegangan
Sebagai sensor untuk mengukur tegangan AC yang dihasilkan.
2. Blok ACS712
Sensor untuk mendeteksi besar arus yang mengalir lewat terminal blok
menggunakan current sensor yang memanfaatkan efek hall..
3. Blok LM35
Sebagai pengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk
tegangan.
4. Blok ATmega8
Pada sistem ini menggunakan mikrokontroler tipe ATMega8,merupakan
chip yang didalamnya tertanam program yang penulis buat.
5. Blok software
Sebagai editor yang sekaligus menyediakan kompiler untuk mikrokontroler
ATMega8 dengan menggunakan bahasa C,dan menggunakan software
CodeVision AVR
6. Blok Bluetooth HC05
Untuk komunikasi serial wireless (nirkabel) yang mengkonversi port
serial ke Bluetooth danakan pengirim data ke Smartphone pengguna.
7. Kumparan Lilitan Primer
Sensor tegangan akan ditempatkan pada kumparan primer.Banyaknya lilitan
pada kumparan primer akan menentukan besar tegangan pada trafo.
8. Kumparan Lilitan Sekunder
Sensor arus akan ditempatkan pada kumparan sekunder.Banyaknya lilitan
pada kumparan primer akan menentukan besar arus pada trafo.
9.Body Trafo
Sensor suhu akan ditempatkan pada bagian Body Trafo,dimana sensor suhu
akan mendeteksi kenaikan suhu akibat pengaruh dari lingkungan ataupun
dari trafo itu sendiri.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


24

3.2.2 Penjelasan Diagram Blok


Blok diagram sistem diperlihatkan pada gambar diatas. Dimana gambar di atas
menjelaskan konfigurasi sistem yaitu input,proses dan output.Input berasal dari sensor
yang mendeteksi besaran tegangan,arus dan temperatur.Data tegangan dan arus
dikalibrasi menjadi nilai sebenarnya kemudian diproses untuk menghitung daya
sebenarnya,sedangkan temperatur diperoleh dari sensor LM35 yang juga harus
melalui proses kalibrasi agar diperoleh nilai sesungguhnya.Sampai tahap ini ketiga
data sensor dan satu data daya hasil perhitungan siap dimonitor setiap saat.Permintaan
data dilakukan oleh user dengan cara melihat melalui aplikasi yang telah terinstall di
smartphone pengguna.Merespon panggilan tersebut mikrokontroler akan melakukan
pengiriman data ke user melalui aplikasi Bluetooth Electronic, data parameter listrik
dan temperatur akan ditransfer ke Bluetooth HC05 untuk dikirim melalui Smartphone.

3.3 Sensor Tegangan


Sensor tegangan ini digunakan untuk mengukur tegangan AC,sebelum masuk
kerangkaian elektronika tegangan diturunkan menggunakan transformator
tegangan.Dengan perbandingan tegangan dari 220 ke 5 Volt AC kemudian
disearahkan dengan rangkaian jembatan diode untuk mengubah tegangan AC ke
SW1

SW -SPST
U2

tegangan DC,dikarenakan tegangan yang disearah masih banyak mengandung ripple


V1
L1
1
7805

VI VO
3
Out 5V
GND

220VAC
C2

tegangan maka digunakan kapasitor untuk filter tegangan setelah itu masuk
10uF/50V
2

BR1 1N4002
C1
5V 220u/50V

kerangkaian pembagi tegangan untuk menurukan tegangan,tegangan yang dihasilkan


1 U5
HC1

tidak lebih dari 5 Vol DC sebagai inputan ke mikrokontroler.


27.0

2
BLUETOOTH

VOUT

U4
3 R5 23
PC0/ADC0 PB0/ICP1
14

HC-05
LM35

Bluetooth
22k 24 15
PC1/ADC1 PB1/OC1A
25 16
PC2/ADC2 PB2/SS/OC1B
26 17
PC3/ADC3 PB3/MOSI/OC2
27 18
PC4/ADC4/SDA PB4/MISO
28 19
PC5/ADC5/SCL PB5/SCK
1 9
PC6/RESET PB6/TOSC1/XTAL1
10
PB7/TOSC2/XTAL2 5V
2
PD0/RXD
3
PD1/TXD

GND
TXD
4 Key
Vcc
R4 C5 5
PD2/INT0
10k 220u PD3/INT1
6
PD4/T0/XCK
11
PD5/T1
12 21
PD6/AIN0 AREF
13 20
PD7/AIN1 AVCC
ATMEGA8

Sumber Arus
5V

U1
1/2 8
IP+ VCC
7
VIOUT
6
FILTER 5V
3/4 5
IP- GND
ACS712ELCTR-20A-T

U3:A
C3
11

Beban 3 D1
1
2
100n DIODE
LM324
4

R1 C4
12.2u R3
100k 100k

R2 RV
1M

10K

Gambar 3.2 Rangkaian ATmega8 dengan Sensor Arus ACS712 dan Sensor
Tegangan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BR1 1N4002
C1
5V 220u/50V

25

1 U5

27.0

3.4 Sensor Arus ACS712 VOUT


2

U4
Sensor arus ACS712 ini merupakan modul sensor
3 LM35
R5 mendeteksi besar arus yang 23
PC0/ADC0
22k 24
PC1/ADC1
25
PC2/ADC2
mengalir lewat terminal blok menggunakan current sensor yang memanfaatkan efek 26
27
PC3/ADC3
PC4/ADC4/SDA
28
PC5/ADC5/SCL
1
Hall.Besar arus maksimum yang dapat dideteksi sebesar 20 A dimana tegangan pada 2
PC6/RESET

PD0/RXD
3
PD1/TXD
4
pin keluaran akan berubah secara linear mulai dari 2,5
R4Volt, untukC5
10k
kondisi tidak ada
220u
5
6
PD2/INT0
PD3/INT1
PD4/T0/XCK
11
PD5/T1
arus hingga 4,5 Volt pada arus sebesar +20A atau 0,5V pada arus sebesar -20A 12
13
PD6/AIN0
PD7/AIN1
ATMEGA8

Sumber Arus
5V

U1
1/2 8
IP+ VCC
7
VIOUT
6
FILTER 5V
3/4 5
IP- GND
ACS712ELCTR-20A-T

U
C3

11
Beban 3

2
100n
LM3

4
R1
100k

Gambar 3.3 Rangkaian Sensor ACS712 R2 RV


1M

10K

3.5 Mikrokontroler ATMega8


Konroler yang digunakan dalam rancangan ini adalah kontroler tipe AVR
ATMega8. Pada rangkaian PinD.1 digunakan sebagai input dari sensor HC05,PinC.4
digunakan sebagai input dari sensor AC712,PinC.3 digunakan sebagai input dari
sensor LM35 dan PinC.5 digunakan sebagai penghubung ke rangkaian sensor
tegangan dan trafo stepdown.
Dari gambar dibawah dapat dijelaskan secara fungsional konfigurasi pin
ATmega8 sebagai berikut :
1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya
2. GND merupakan pin ground.
3. Port B (PB0..PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus
yaitu Timer/Counter,komparator analog dan SPI.
4. Port C (PC0..PC6) merupakan pin I/O duah arah dan pin fungsi khusus
yaitu TWI,komparator analog dan Timer Oscilator.
5. Port D (PD0..PD7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus
yaitu komparator analog,interupsi eksternal dan komunikasi serial.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


U2
7805
Out 5V
1
VI VO
3 26

GND
C2
10uF/50V

2
BR1 1N4002
C1
6. Reset merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroler.
220u/50V

7. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal.


8. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC. HC1
BLUET

9. AREF merupakan pin masukkan tegangan referensi ADC


U4
R5 23
PC0/ADC0 PB0/ICP1
14
22k 24 15
PC1/ADC1 PB1/OC1A
25 16
PC2/ADC2 PB2/SS/OC1B
26 17
PC3/ADC3 PB3/MOSI/OC2
27 18
PC4/ADC4/SDA PB4/MISO
28 19
PC5/ADC5/SCL PB5/SCK
1 9
PC6/RESET PB6/TOSC1/XTAL1
10
PB7/TOSC2/XTAL2 5V
2
PD0/RXD
3
PD1/TXD
4

Key
R4 C5 5
PD2/INT0
10k 220u PD3/INT1
6
PD4/T0/XCK
11
PD5/T1
12 21
PD6/AIN0 AREF
13 20
PD7/AIN1 AVCC
ATMEGA8

5V

VCC
8 Gambar 3.4 Rangkaian Mikrokontroler ATmega8
7
IOUT
6
LTER 5V
5
GND
ELCTR-20A-T 3.6 Bluetooth HC-05
U3:A
C3
11

Bluetooth adalah protokol komunikasi wireless


3 D1
yang bekerja pada frekuensiradio
1

2.4 GHz untuk pertukaran data pada perangkat bergerak seperti pada,laptop, HP, dan
100n
2
LM324
DIODE
4

lain-lain. Salah satu hasil contoh


R1modul Bluetooth yang palingbanyak
C4 digunakan
R3 12.2u
100k 100k

adalah tipe HC-05.ModulBluetooth HC-05 merupakan modul Bluetooth yang bisa


R2 RV
menjadi slave ataupun master, hal ini dibuktikan dengan bisa memberikan notifikasi
1M

10K

SW1
untuk melakukan pairing keperangkat lain, maupun perangkat lain tersebut yang
SW -SPST
melakukan pairing ke module
U2 Bluetooth HC-05. Untuk mengeset perangkat Bluetooth
7805
L1 Out 5V
1 3
VI VO
V1
dibutuhkan perintah-perintah AT Command C2yang mana perintah AT Command
GND

220VAC

10uF/50V
2

BR1 1N4002

tersebut akan di respon oleh perangkat Bluetooth jika modul Bluetooth tidak dalam
C1
220u/50V

keadaan terkoneksi dengan perangkat lain.


1 U5
HC1
BLUETOOTH HC-05
27.0
www.TheEngineeringProjects.com

2
VOUT

U4
3 R5 23
PC0/ADC0 PB0/ICP1
14
HC-05

LM35
Bluetooth

22k 24 15
PC1/ADC1 PB1/OC1A
25 16
PC2/ADC2 PB2/SS/OC1B
26 17
PC3/ADC3 PB3/MOSI/OC2
27 18
PC4/ADC4/SDA PB4/MISO
28 19
PC5/ADC5/SCL PB5/SCK
1 9
PC6/RESET PB6/TOSC1/XTAL1
10
PB7/TOSC2/XTAL2 5V
2
PD0/RXD
3
PD1/TXD
State
RXD
GND
TXD

4
Key
Vcc

R4 C5 5
PD2/INT0
10k 220u PD3/INT1
6
PD4/T0/XCK
11
PD5/T1
12 21
PD6/AIN0 AREF
13 20
PD7/AIN1 AVCC
ATMEGA8

Sumber Arus
5V

U1
1/2 8
IP+ VCC
7
VIOUT
6
3/4
IP-
FILTER
GND
ACS712ELCTR-20A-T
5
Gambar 3.5 Rangkaian ATmega8 dengan Bluetooth HC-05
5V

U3:A
C3
11

Beban 3 D1
1
2
100n DIODE
LM324
4

R1 C4
12.2u R3
100k 100k

R2 RV UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1M

10K
27

3.7 Sensor LM35


Sensor temperatur yang digunakan pada sistem ini adalah LM35.Sensor LM35
adalah sebuah piranti yang didesain untuk dapat memberikan tegangan keluaran
(output) yang berubah-ubah secara linier seiring dengan perubahan suhu yang terjadi
secara linier.LM35 mempunyai jangkauan temperatur antara 0-150 derajat Celcius
SW1

dengan kenaikan 10mV untuk setiap derajat Celcius.Dengan


SW -SPST
U2 karakteristik LM35 7805
L1 Out 5V
1 3
tersebut maka diperlakukan sinkronisasi antara LM35 dengan ADC yang digunakan
V1
VI VO

GND
220VAC
C2
10uF/50V

2
yaitu ADC internal pada Mikrokontroler
BR1 1N4002
C1
5V 220u/50V

1 U5
HC1
BLUETOOTH HC-05
27.0

www.TheEngineeringProjects.com
2
VOUT

U4
3 R5 23
PC0/ADC0 PB0/ICP1
14

HC-05
LM35

Bluetooth
22k 24 15
PC1/ADC1 PB1/OC1A
25 16
PC2/ADC2 PB2/SS/OC1B
26 17
PC3/ADC3 PB3/MOSI/OC2
27 18
PC4/ADC4/SDA PB4/MISO
28 19
PC5/ADC5/SCL PB5/SCK
1 9
PC6/RESET PB6/TOSC1/XTAL1
10
PB7/TOSC2/XTAL2 5V
2
PD0/RXD
3
PD1/TXD

State
RXD
GND
TXD
4

Key
Vcc
R4 C5 5
PD2/INT0
10k 220u PD3/INT1
6
PD4/T0/XCK
11
PD5/T1
12 21
PD6/AIN0 AREF
13 20
PD7/AIN1 AVCC
ATMEGA8

Gambar 3.6 Rangkaian ATMega8 dengan Sensor Suhu LM35


Sumber Arus
5V

U1
1/2 8
IP+ VCC
7
VIOUT
6
FILTER 5V
3/4 5
IP- GND
3.8 Prosedur Penelitian ACS712ELCTR-20A-T

U3:A
C3
11

Adapun prosedur penelitian pengujian alat rancang bangun iniD1adalah :


Beban 3
1
2
100n DIODE
LM324
1. Hubungkan peralatan monitoring dengan memasang kabel pada terminal
4

C4 R1
12.2u R3
100k
input dan output. 100k

R2 RV

2. Pada terminal output dihubungkan setiap sensor tegangan,sensor arus dan 1M

10K

sensor suhu dengan beban.


3. Hubungkan terminal input pada catu daya dengan daya PLN 220V.
4. Upload program pada peralatan monitoring.
5.Hubungkan perangkat monitoring dengan Smartphone berbasis Android
sebagai media user ke perangkat Bluetooth.
6. Buka aplikasi Bluetooth Electronicyang telah diunduh diperangkat
Smartphone.
7. Perhatikan data yang ditampilkan pada aplikasi tersebut.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


28

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Penelitian menghasilkan suatu konsep pengukuran daya listrik pada sebuah pada
suatu trafo distribusi. Dimana konsep yang dihasilkan adalah mengukur parameter
listrik dan mengolahnya secara digital. Pada umumnya pengukuran listrik
konvensional masih menggunakan cara analog, misalnya mengukur langsung dengan
alat ukur ditempat. Konsep baru ini memberikan banyak keuntungan antara lain biaya
operasional yang lebih rendah dan dapat mengetahui secara cepat jika terjadi kondisi
abnormal pada salah satu trafo distribusi. Rancangan ini menggunakan komponen -
komponen elektronika seperti sensor arus ,sensor tegangan dan kontroler. Sensor
tegangan dan sensor arus merupakan komponen analog yang berfungsi mengubah
besaran analog dari listrik menjadi besaran tegangan analog. Kedua data listrik
kemudian diubah menjadi data digital oleh alat pengubah analog ke digital yaitu ADC.
ADC merupakan bagian dari mikrokontroler ATMega8.
Data hasil konversi yang diolah secara digital melalui program yang dibuat
didalam mikrokontroler. Kalibrasi nilai dilakukan pada program yaitu mengalikan
dengan sebuah konstanta. Cara ini adalah konsep baru yang digunakan sebagai
pengolah data secara digital. Karena dilakukan secara software maka sangat mudah
melakukan kalibrasi nilai yaitu hanya dengan mengganti nilai konstanta diprogram
maka kalibrasi dapat diubah. Selain itu kelebihan konsep pengolahan digital juga
dapat menangani data-data yang tidak linear dari sensor. Pada umumnya nilai sensor
tidak selalu linear sehingga dibutuhkan proses linearisasi yang cukup rumit. Hal ini
dapat dilakukan dengan mudah dengan digital prosessing. Kelebihan lain konsep
pengukuran ini adalah dapat mengukur Parameter listrik tanpa harus kontak langsung
atau dengan kata lain adalah secara nirkabel (wireless). Petugas lapangan PLN dapat
membaca parameter trafo yang sedang bekerja dari jarak dekat namun tidak harus
berhubungan langsung cukup dengan koneksi bluetooth saja.. Petugas cukup
menjalankan aplikasi monitoring pada smartphone dan melakukan koneksimaka data

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


29

akan dikirim oleh rangkaian ke smartphone user. Dengan demikian fungsi monitoring
menjadi sangat efisien dan praktis.

4.2 Pengujian kontroler ATMega 8


Pengujian kontroler dilakukan untuk mengetahui apakah rangkaian kontroler telah
bekerja sesuai program atau tidak.Untuk itu dilakukan perbandingan antara program
yang dibuat dgn hasil pengukuran.Dimana tiap port keluaran diukur dengan voltmeter
kemudian dibandingkan dengan data yang diprogram.Jika terdapat perbedaan logik
maka berarti ada kesalahan dan artinya kontroler belum bekerja dengan baik.
Algoritma program yang ditulis dalam bahasa C adalah sebagai berikut :
DDRB = 0xFF;PORTB = 0xF2;

DDRC = 0xFF;PORTC = 0x55;

DDRD = 0xFF;PORTD = 0xA1;

Tabel 4.1 Data Tegangan Hasil Pengukuran pada Port Mikrokontroler Atmega 8.

Pin Vout(V)
PORT D
2. 4,99
3. 0,0
4. 0,0
5. 0,0
6. 0,0
11. 5,01
12. 0,0
13. 5,00
PORT B
14. 0,01
15. 5,01
16. 0,0
17. 0,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


30

18. 5,01
19. 4,99
20. 5,01
21. 4,99
PORT C
23. 5,01
24. 0,0
25. 5,01
26. 0,0
27. 5,02
28. 0,0

Dengan demikian data logik keluaran tiap port adalah :

PORTB : 11110010

PORTD : 10100001

PORTC : 01010101

Dari data diatas dapat dibandingkan antara data program dengan data
pengukuran dan dapat dilihat adanya kesamaan antara program dan keluaran tiap pin.
Hasil menunjukkan tidak terdapat perbedaan ,sehingga dapat dinyatakan rangkaian
kontroler telah bekerja dgn baik .

4.3 Pengujian Catu Daya Sistem


Catudaya yang digunakan adalah trafo stepdown. Pengujian dilakukan dgn
mengukur tegangan keluaran catu daya saat berbeban dan tanpa beban . Terdapat 2
testpoint output yaitu output setelah penyearah dan output setelah regulator 7805.
Berikut adalah data hasil pengukuran catu daya :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


31

Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Rangkaian Catudaya.


Output dc Output regulator

Tanpa beban 14,6 V 5,03 V

Dgn beban 12,3 V 5,01 V

Dari pengukuran diatas dapat diambil kesimpulan bahwa tegangan yang dihasilkan
telah memenuhi kebutuhan rangkaian yang dibuat yaitu 12V dan 5V.Dengan demikian
pengujian ini dinyatakan berhasil.

4.4. Pengujian Sensor Arus


Sensor arus yang digunakan untuk membaca arus beban adalah ACS712.ACS 712
adalah sensor arus dengan prinsip efek hall. Untuk mengetahui sifat dan karakeristik
sensor diperlukan suatu pengujian .Pengujian dilakukan dgn mengukur karateristik
sensor arus yaitu arus input dan tegangan output sensor. Input sensor adalah arus
beban yang melalui kawat email dari sumber tegangan ke beban. Sedangkan output
sensor adalah besar tegangan yang dihasilkan oleh sensor akibat arus yang melewati
sensor . Tabel berikut adalah hasil pengukuran arus dan tegangan keluaran sensor, dari
data tersebut dapat dicari karakteritik sensor dan konstanta kalibrasinya.
Pengujian menggunakan beban linear yaitu lampu pijar 50 Watt sebanyak 12 buah
yang dihidupkan satu persatu pada tegangan 220V.

Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Sensor arus dengan Catudaya


Arus (A) Vout (V) jumlah lampu
0,22 0,19 1
0,45 0,30 2
0,67 0,41 3
0,91 0,68 4
1,11 0,86 5
1,35 1,22 6
1,58 1,41 7
1,81 1,61 8

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


32

2,12 1,84 9
2,25 2,02 10
2,47 2,26 11
2,69 2,49 12

Volt-vs-Arus
3

2.5

2
Arus (A)

1.5

0.5

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
Volt (V)

Gambar 4.1 Grafik Volt-vs-Arus

Data keluaran tegangan tersebut kemudian dikonversi ke digital oleh adc yang ada
pada atmega 8. Dengan persamaan berikut dapat dihitung data hasil konversi.

𝑉𝑜𝑢𝑡
Data adc = x 1023
Vref

Dimana : Vref = 5V
dan : 1023 adalah jumlah kombinasi 10 bit dari biner.
𝑉𝑜𝑢𝑡1
1) Data 𝑎𝑑𝑐1= x 1023
Vref
0.19 𝑉
Data 𝑎𝑑𝑐1 = x 1023 = 38 V
5V
𝑉𝑜𝑢𝑡2
2) Data 𝑎𝑑𝑐2= x 1023
Vref
0.30 𝑉
Data 𝑎𝑑𝑐2 = x 1023 = 61 V
5V
𝑉𝑜𝑢𝑡3
3) Data 𝑎𝑑𝑐3= x 1023
Vref
0.41 𝑉
Data 𝑎𝑑𝑐3 = x 1023 = 83 V
5V
𝑉𝑜𝑢𝑡4
4) Data 𝑎𝑑𝑐4= x 1023
Vref

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


33

0.68 𝑉
Data 𝑎𝑑𝑐4 = x 1023 = 139 V
5V
𝑉𝑜𝑢𝑡5
5) Data 𝑎𝑑𝑐5= x 1023
Vref
0.86 𝑉
Data 𝑎𝑑𝑐5 = x 1023 = 175 V
5V
𝑉𝑜𝑢𝑡6
6) Data 𝑎𝑑𝑐6= x 1023
Vref
1.22 𝑉
Data 𝑎𝑑𝑐6 = x 1023 = 249 V
5V
𝑉𝑜𝑢𝑡7
7) Data 𝑎𝑑𝑐7= x 1023
Vref
1.41 𝑉
Data 𝑎𝑑𝑐7 = x 1023 = 288 V
5V
𝑉𝑜𝑢𝑡8
8) Data 𝑎𝑑𝑐8= x 1023
Vref
1.61 𝑉
Data 𝑎𝑑𝑐8 = x 1023 = 329 V
5V
𝑉𝑜𝑢𝑡9
9) Data 𝑎𝑑𝑐9= x 1023
Vref
1.84 𝑉
Data 𝑎𝑑𝑐9 = x 1023 = 376 V
5V
𝑉𝑜𝑢𝑡10
10) Data 𝑎𝑑𝑐10= x 1023
Vref
2.02 𝑉
Data 𝑎𝑑𝑐10 = x 1023 = 413 V
5V
𝑉𝑜𝑢𝑡11
11) Data 𝑎𝑑𝑐11= x 1023
Vref
2.26 𝑉
Data 𝑎𝑑𝑐11 = x 1023 = 462 V
5V
𝑉𝑜𝑢𝑡12
12) Data 𝑎𝑑𝑐12= x 1023
Vref
2.49 𝑉
Data 𝑎𝑑𝑐12 = x 1023 = 509 V
5V

Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Data ADC

Arus(A) Vout (V) jumlah lampu 𝑉𝑜𝑢𝑡


Data adc = x 1023
Vref

0,22 0,19 1 38 V
0,45 0,30 2 61 V
0,67 0,41 3 83 V
0,91 0,68 4 139 V
1,11 0,86 5 175 V
1,35 1,22 6 249 V

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


34

1,58 1,41 7 288 V


1,81 1,61 8 329 V
2,12 1,84 9 376 V
2,25 2,02 10 413 V
2,47 2,26 11 462 V
2,69 2,49 12 509 V

Arus-vs-ADC
600
500
400
ADC

300
200
100
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
Arus

Gambar 4.2 Grafik Arus-vs-ADC

Untuk mencari konstanta kalibrasi dapat dilakukan dengan rumus perbandingan yaitu:
𝐷𝑎𝑡𝑎𝐴𝐷𝐶
K = 𝐴𝑟𝑢𝑠𝑆𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎

𝐷𝑎𝑡𝑎𝐴𝐷𝐶1
1) 𝐾1 = 𝐴𝑟𝑢𝑠1
38
𝐾1 = 0.22 = 172.7 A
𝐷𝑎𝑡𝑎𝐴𝐷𝐶2
2) 𝐾2 = 𝐴𝑟𝑢𝑠2
61
𝐾2 = = 135.5 A
0.45
𝐷𝑎𝑡𝑎𝐴𝐷𝐶3
3) 𝐾3 = 𝐴𝑟𝑢𝑠3
83
𝐾3 = 0.67 = 123.8 A
𝐷𝑎𝑡𝑎𝐴𝐷𝐶4
4) 𝐾4 = 𝐴𝑟𝑢𝑠4
139
𝐾4 = 0.91 = 152.7 A

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


35

𝐷𝑎𝑡𝑎𝐴𝐷𝐶5
5) 𝐾5 = 𝐴𝑟𝑢𝑠5
175
𝐾5 = 1.11 = 157.6 A
𝐷𝑎𝑡𝑎𝐴𝐷𝐶6
6) 𝐾6 = 𝐴𝑟𝑢𝑠6
249
𝐾6 = 1.35 = 184.4 A
𝐷𝑎𝑡𝑎𝐴𝐷𝐶7
7) 𝐾7 = 𝐴𝑟𝑢𝑠7
288
𝐾7 = 1.58 = 182.2 A
𝐷𝑎𝑡𝑎𝐴𝐷𝐶8
8) 𝐾8 = 𝐴𝑟𝑢𝑠8
329
𝐾8 = 1.81 = 181.7 A
𝐷𝑎𝑡𝑎𝐴𝐷𝐶9
9) 𝐾9 =
𝐴𝑟𝑢𝑠9
376
𝐾9 = 2.12 = 177.3 A
𝐷𝑎𝑡𝑎𝐴𝐷𝐶10
10) 𝐾10 = 𝐴𝑟𝑢𝑠10
413
𝐾10 = 2.25 = 183.5 A
𝐷𝑎𝑡𝑎𝐴𝐷𝐶11
11) 𝐾11 = 𝐴𝑟𝑢𝑠11
462
𝐾11 = 2.47 = 187 A
𝐷𝑎𝑡𝑎𝐴𝐷𝐶12
12) 𝐾12 = 𝐴𝑟𝑢𝑠12
509
𝐾12 = 2.69 = 189.2 A

Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Konstanta Kalibrasi Arus


Arus(A) 𝑉𝑜𝑢𝑡 Konstanta Kalibrasi
Data adc = x 1023
Vref

0,22 38 172.7 A
0,45 61 135.5 A
0,67 83 123.8 A
0,91 139 152.7 A
1,11 175 157.6 A
1,35 249 184.4 A

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


36

1,58 288 182.2 A


1,81 329 181.7 A
2,12 376 177.3 A
2,25 413 183.5 A
2,47 462 187 A
2,69 509 189.2 A

Kalibrasi Arus-vs-ADC
200
180
160
140
120
ADC

100
80
60
40
20
0
0 100 200 300 400 500 600
Konstanta Kalibrasi Arus

Gambar 4.3 Grafik Kalibrasi Arus-vs-ADC

arus dapat dihitung sebagai berikut:

𝐷𝑎𝑡𝑎𝐴𝐷𝐶
I = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎𝐾𝑎𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑠𝑖

𝐷𝑎𝑡𝑎𝐴𝐷𝐶1
1) I 1 = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎𝐾𝑎𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑠𝑖1
38
I 1= = 0.22 A
172.7
𝐷𝑎𝑡𝑎𝐴𝐷𝐶2
2) I 2 = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎𝐾𝑎𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑠𝑖3
61
I 2= = 0.45 A
135.5
𝐷𝑎𝑡𝑎𝐴𝐷𝐶3
3) I 3 = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎𝐾𝑎𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑠𝑖3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


37

83
I 3= = 0.67 A
123.8
𝐷𝑎𝑡𝑎𝐴𝐷𝐶4
4) I 4 = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎𝐾𝑎𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑠𝑖4
139
I 4= = 0.91 A
152.7
𝐷𝑎𝑡𝑎𝐴𝐷𝐶5
5) I 5 = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎𝐾𝑎𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑠𝑖5
175
I 5= = 1.11 A
157.6
𝐷𝑎𝑡𝑎𝐴𝐷𝐶6
6) I 6 = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎𝐾𝑎𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑠𝑖6
249
I 6= = 1.35 A
184.4
𝐷𝑎𝑡𝑎𝐴𝐷𝐶7
7) I 7 = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎𝐾𝑎𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑠𝑖7
288
I 7= = 1.58 A
182.2
𝐷𝑎𝑡𝑎𝐴𝐷𝐶8
8) I 8 = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎𝐾𝑎𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑠𝑖8
329
I 8= = 1.81 A
181.7
𝐷𝑎𝑡𝑎𝐴𝐷𝐶9
9) I 9 = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎𝐾𝑎𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑠𝑖9
376
I 9 = 177.3 = 1.85 A
𝐷𝑎𝑡𝑎𝐴𝐷𝐶10
10) I 10 = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎𝐾𝑎𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑠𝑖10
413
I 10 = = 2.25 A
183.5
𝐷𝑎𝑡𝑎𝐴𝐷𝐶11
11) I 11 = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎𝐾𝑎𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑠𝑖11
462
I 11 = = 2.47 A
187
𝐷𝑎𝑡𝑎𝐴𝐷𝐶12
12) I 12 = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎𝐾𝑎𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑠𝑖12
509
I 12 = = 2.69 A
189.2

Tabel 4.6 Hasil Pengukuran Sensor Arus


𝐷𝑎𝑡𝑎𝐴𝐷𝐶
I = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎𝐾𝑎𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑠𝑖
𝑉𝑜𝑢𝑡 Konstanta Kalibrasi
Data adc = x 1023
Vref

38 172.7 A 0.22 A
61 135.5 A 0.45 A

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


38

83 123.8 A 0.67 A
139 152.7 A 0.91 A
175 157.6 A 1.11 A
249 184.4 A 1.35 A
288 182.2 A 1.58 A
329 181.7 A 1.81 A
376 177.3 A 1.85 A
413 183.5 A 2.25 A
462 187 A 2.47 A
509 189.2 A 2.69 A

4.5 Pengujian Sensor Tegangan.


Sensor tegangan dibuat dengan rangkaian penurun tegangan dan penyearah
.Sensor memberikan informasi tegangan line PLN yang ada saat itu.Penurunan
dilakukan oleh stepdown dan disearahkan oleh dioda penyearah. Output penyearah
kemudian dibagi oleh resistor pembagi tegangan agar sesuai dengan level pembacaan
adc yaitu 0 hingga 5V. Pengujian sensor dapat dilakukan dengan memberikan variasi
input melalui sebuah auto trafo .Pengukuran dilakukan pada masukan dan keluaran
sensor. Data hasil pengukuran sensor adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7 Hasil Pengukuran Sensor Tegangan.


Vin (PLN) Vout (sensor)
100V 1.01V
110V 1.12V
120V 1.21V
130V 1.30V
140V 1.41V
150V 1.50V
160V 1.61V
170V 1.71V
180V 1.81V

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


39

190V 1.92V
200V 2.02V
210V 2.11V
220V 2.20V
230V 2.31V
240V 2.40V
250V 2.51V

Vin-vs-Vout
2.6
2.4
2.2
Vout (Sensor)

2
1.8
1.6
1.4
1.2
1
100 120 140 160 180 200 220 240 260
Vin (PLN)

Gambar 4.4 Grafik Vin-vs-Vout

Dari hasil pengukuran diatas dapat dilihat bahwa perbandingan nilai input dengan
ouput cukup linear sehingga tidak membutuhkan linearisasi pada program. Konstanta
kalibrasi dapat diperoleh dari perbandingan tersebut yaitu :

𝑉𝑖𝑛
K = 𝑉𝑜𝑢𝑡
𝑉𝑖𝑛1
1) K1 = 𝑉𝑜𝑢𝑡1
100
K1 = 1.01 = 99 V
𝑉𝑖𝑛2
2) K 2 = 𝑉𝑜𝑢𝑡2
110
K 2 = 1.12 = 98.2 V

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


40

𝑉𝑖𝑛3
3) K 3 = 𝑉𝑜𝑢𝑡3
100
K 3 = 1.01 = 99.1 V
𝑉𝑖𝑛4
4) K 4 = 𝑉𝑜𝑢𝑡4
140
K 4 = 1.41 = 99.2 V
𝑉𝑖𝑛5
5) K 5 = 𝑉𝑜𝑢𝑡5
150
K 5 = 1.50 = 100 V
𝑉𝑖𝑛6
6) K 6 = 𝑉𝑜𝑢𝑡6
160
K 6 = 1.61 = 99.3 V
𝑉𝑖𝑛7
7) K 7 = 𝑉𝑜𝑢𝑡7
170
K 7 = 1.71 = 99.4 V
𝑉𝑖𝑛8
8) K 8 = 𝑉𝑜𝑢𝑡8
180
K 8 = 1.81 = 99.4 V
𝑉𝑖𝑛9
9) K 9 =
𝑉𝑜𝑢𝑡9
190
K 9 = 1.92 = 98.9 V
𝑉𝑖𝑛10
10) K 3 = 𝑉𝑜𝑢𝑡10
200
K10 = 2.02 = 99 V
𝑉𝑖𝑛11
11) K11 = 𝑉𝑜𝑢𝑡11
210
K11 = 2.11 = 99.5 V
𝑉𝑖𝑛12
12) K12 = 𝑉𝑜𝑢𝑡12
220
K12 = 2.20 = 100 V
𝑉𝑖𝑛13
13) K13 = 𝑉𝑜𝑢𝑡13
230
K13 = 2.31 = 99.5 V
𝑉𝑖𝑛14
14) K14 =
𝑉𝑜𝑢𝑡14
240
K14 = 2.40 = 100 V

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


41

𝑉𝑖𝑛15
15) K15 = 𝑉𝑜𝑢𝑡15
250
K15 = 2.51 = 99.6 V

Tabel 4.8 Hasil Pengukuran Kalibrasi Sensor Tengangan


Vin (PLN) Vout(sensor) Konstanta Kalibrasi
100V 1.01V 99
110V 1.12V 98.2
120V 1.21V 99.1
130V 1.30V 100
140V 1.41V 99.2
150V 1.50V 100
160V 1.61V 99.3
170V 1.71V 99.4
180V 1.81V 99.4
190V 1.92V 98.9
200V 2.02V 99
210V 2.11V 99.5
220V 2.20V 100
230V 2.31V 99.5
240V 2.40V 100
250V 2.51V 99.6

4.6 Pengujian Sensor Suhu LM35


Pengujian ini dilakukan dengan cara mengukur tegangan keluaran sensor dan suhu
sekitar sensor.Suhu diukur dengan termometer digital sedangkan tegangan dengan
voltmeter digital.Prosedur pengujian adalah dengan manikkan suhu secara bertahap
dan diukur setiap kenaikan suhu tersebut.Berikut adalah hasil pengujian yang
dilakukan pada sensor LM35.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


42

Tabel 4.9 Hasil Pengukuran Sensor Suhu dengan Sensor Tengangan


Suhu ℃ Vout(V)
30.0 0.30
32.0 0.32
34.1 0.34
36.0 0.36
38.1 0.381
40.2 0.40
42.1 0.42
44.0 0.441
46.1 0.46
48.2 0.481
50.0 0.50
52.1 0.521
54.0 0.54
56.1 0.561
58.2 0.582
60.0 0.60
62.1 0.621
64.0 0.642
66.1 0.661
68.2 0.68
70.0 0.701
72.1 0.721
74.0 0.74
76.1 0.761
78.2 0.782
80.0 0.80
80.0 0.80
82.1 0.821

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


43

84.0 0.84
86.1 0.861
88.2 0.882
90.0 0.901
90.0 0.90
92.1 0.921
94.0 0.94
96.1 0.961
98.2 0.980
100.0 0.102

Dari hasil pengukuran diatas dapat dilihat bahwa perbandingan nilai input dengan
output cukup liner sehingga tidak membutuhkan linearisasi pada program.Konstanta
kalibrasi dapat diperoleh dari perbandingan yaitu :

𝑇
K = 𝑉𝑜𝑢𝑡

Yang mana :
K = Konstanta
Vout = tegangan keluaran sensor
T = Suhu sensor
𝑇1
1) K1 = 𝑉𝑜𝑢𝑡1
30.0
K1 = 0.30 = 100 ℃⁄𝑉
𝑇2
2) K 2 = 𝑉𝑜𝑢𝑡2
32.0
K2= = 100℃⁄𝑉
0.32
𝑇3
3) K 3 = 𝑉𝑜𝑢𝑡3
34.1
K 3 = 0.34 = 100.2℃⁄𝑉
𝑇4
4) K 4 = 𝑉𝑜𝑢𝑡4
36.0
K 4 = 0.36 = 100℃⁄𝑉

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


44

𝑇5
5) K 5 = 𝑉𝑜𝑢𝑡5
38.1
K 5 = 0.381 = 100 ℃⁄𝑉
𝑇6
6) K 6 = 𝑉𝑜𝑢𝑡6
40.2
K 6 = 0.40 = 100.5℃⁄𝑉
𝑇7
7) K 7 = 𝑉𝑜𝑢𝑡7
42.1
K 7 = 0.42 = 100.2℃⁄𝑉
𝑇8
8) K 8 = 𝑉𝑜𝑢𝑡8
44.0
K 8 = 0.441 = 99.7℃⁄𝑉
𝑇9
9) K 9 = 𝑉𝑜𝑢𝑡9
46.1
K 9 = 0.46 = 100.2℃⁄𝑉
𝑇10
10) K 3 = 𝑉𝑜𝑢𝑡10
48.2
K10 = 0.481 = 100.2℃⁄𝑉
𝑇11
11) K11 = 𝑉𝑜𝑢𝑡11
50.0
K11 = 0.50 = 100℃⁄𝑉
𝑇12
12) K12 = 𝑉𝑜𝑢𝑡12
52.1
K12 = 0.521 = 100 ℃⁄𝑉
𝑇13
13) K13 = 𝑉𝑜𝑢𝑡13
54.0
K13 = 0.54 = 100℃⁄𝑉
𝑇14
14) K14 = 𝑉𝑜𝑢𝑡14
56.1
K14 = 0.561 = 100 ℃⁄𝑉
𝑇15
15) K15 = 𝑉𝑜𝑢𝑡15
58.2
K15 = 0.582 = 100℃⁄𝑉
𝑇16
16) K16 = 𝑉𝑜𝑢𝑡16
60.0
K16 = 0.60 = 100℃⁄𝑉

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


45

𝑇17
17) K17 = 𝑉𝑜𝑢𝑡17
62.1
K17 = 0.621 = 100℃⁄𝑉
𝑇18
18) K18 = 𝑉𝑜𝑢𝑡18
64.0
K18 = 0.642 = 99.6℃⁄𝑉
𝑇19
19) K19 = 𝑉𝑜𝑢𝑡19
66.1
K19 = 0.661 = 100 ℃⁄𝑉
𝑇20
20) K 20 = 𝑉𝑜𝑢𝑡20
68.2
K 20 = 0.68 = 100.2℃⁄𝑉
𝑇21
21) K 21 = 𝑉𝑜𝑢𝑡21
70.0
K 21 = 0.701 = 99.8℃⁄𝑉
𝑇22
22) K 22 = 𝑉𝑜𝑢𝑡22
72.1
K 22 = 0.721 = 100℃⁄𝑉
𝑇23
23) K 23 = 𝑉𝑜𝑢𝑡23
74.0
K 23 = 0.74 = 100 ℃⁄𝑉
𝑇24
24) K 24 = 𝑉𝑜𝑢𝑡24
76.1
K 24 = 0.761 = 100℃⁄𝑉
𝑇25
25) K 25 = 𝑉𝑜𝑢𝑡25
78.2
K 25 = 0.782 = 100℃⁄𝑉
𝑇26
26) K 26 = 𝑉𝑜𝑢𝑡26
80.0
K 26 = 0.80 = 100℃⁄𝑉
𝑇27
27) K 27 = 𝑉𝑜𝑢𝑡27
80.0
K 27 = 0.80 = 100 ℃⁄𝑉
𝑇28
28) K 28 = 𝑉𝑜𝑢𝑡28
82.1
K 28 = 0.821 = 100 ℃⁄𝑉

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


46

𝑇29
29) K 29 = 𝑉𝑜𝑢𝑡29
84.0
K 29 = 0.84 = 100℃⁄𝑉
𝑇30
30) K 30 = 𝑉𝑜𝑢𝑡30
86.1
K 30 = 0.861 = 100℃⁄𝑉
𝑇31
31) K 31 = 𝑉𝑜𝑢𝑡31
88.2
K 31 = 0.882 = 100℃⁄𝑉
𝑇32
32) K 32 = 𝑉𝑜𝑢𝑡32
90.0
K 32 = 0.901 = 99.8℃⁄𝑉
𝑇33
33) K 33 = 𝑉𝑜𝑢𝑡33
90.0
K 33 = 0.90 = 100 ℃⁄𝑉
𝑇34
34) K 34 = 𝑉𝑜𝑢𝑡34
92.1
K 34 = 0.921 = 100℃⁄𝑉
𝑇35
35) K 35 = 𝑉𝑜𝑢𝑡35
94.0
K 35 = 0.94 = 100℃⁄𝑉
𝑇36
36) K 36 = 𝑉𝑜𝑢𝑡36
96.1
K 36 = 0.961 = 100 ℃⁄𝑉
𝑇37
37) K 37 = 𝑉𝑜𝑢𝑡37
98.2
K 37 = 0.982 = 100.2℃⁄𝑉
𝑇38
38) K 38 = 𝑉𝑜𝑢𝑡38
100
K 38 = 0.102 = 980℃⁄𝑉

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


47

Tabel 4.10 Hasil Pengukuran Kalibrasi Sensor Suhu dengan Sensor Tengangan
Suhu ℃ Vout(V) Konstanta Kalibrasi
30.0 0.30 100 ℃⁄𝑉
32.0 0.32 100 ℃⁄𝑉
34.1 0.34 100.2℃⁄𝑉
36.0 0.36 100 ℃⁄𝑉
38.1 0.381 100 ℃⁄𝑉
40.2 0.40 100.5℃⁄𝑉
42.1 0.42 100.2℃⁄𝑉
44.0 0.441 99.7℃⁄𝑉
46.1 0.46 100.2℃⁄𝑉
48.2 0.481 100.2℃⁄𝑉
50.0 0.50 100 ℃⁄𝑉
52.1 0.521 100 ℃⁄𝑉
54.0 0.54 100 ℃⁄𝑉
56.1 0.561 100 ℃⁄𝑉
58.2 0.582 100 ℃⁄𝑉
60.0 0.60 100 ℃⁄𝑉
62.1 0.621 100 ℃⁄𝑉
64.0 0.642 99.6℃⁄𝑉
66.1 0.661 100 ℃⁄𝑉
68.2 0.68 100.2℃⁄𝑉
70.0 0.701 99.8℃⁄𝑉
72.1 0.721 100 ℃⁄𝑉
74.0 0.74 100 ℃⁄𝑉
76.1 0.761 100 ℃⁄𝑉
78.2 0.782 100 ℃⁄𝑉
80.0 0.80 100 ℃⁄𝑉
80.0 0.80 100 ℃⁄𝑉
82.1 0.821 100 ℃⁄𝑉

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


48

84.0 0.84 100 ℃⁄𝑉


86.1 0.861 100 ℃⁄𝑉
88.2 0.882 100 ℃⁄𝑉
90.0 0.901 99.8℃⁄𝑉
90.0 0.90 100 ℃⁄𝑉
92.1 0.921 100 ℃⁄𝑉
94.0 0.94 100 ℃⁄𝑉
96.1 0.961 100 ℃⁄𝑉
98.2 0.980 100.2℃⁄𝑉
100.0 1.02 980℃⁄𝑉

Suhu-vs-Vout
1.1
1
0.9
0.8
Vout

0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
30 40 50 60 70 80 90 100 110
Suhu

Gambar 4.5 Grafik Suhu-vs-Vout


4.7 Pengujian Adapter Bluetooth HC-05
HC-05 merupakan bluetooth adapter yang bekerja sebagai modem untuk
mengirim dan menerima data menggunakan media radio frekuensi(wireless).
Pengujian dilakukan untuk mengetahui fungsi adapter sebagai pengirim data bekerja
atau tidak.Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan aplikasi dalam
smartphone yaitu bluetooth electronic yang diunduh melalui Google Playstore.Setelan
dilakukan sesuai kode yang dibutuhkan. Program untuk mengirim data dari
mikrokontroler ke bluetooth adapter adalah sebagai berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


49

while(1)

V = read_adc(5); // membaca masukan analog port C.5

printf("*"); //kirim kode start ke bluetooth

printf("V"); //kirim kode inisial

printf("%i",V);// kirim nilai integer dari variabel V

printf("*");// kirim kode stop

delay_ms(1000); // tunda 1 detik

Setelah program diatas di kompile dan diunggah pada kontroler atmega 8 kemudian
dijalankan. Aplikasi bluetooth electronic di smartphone juga dijalankan , setelah
semua koneksi diatur sedemikian sehingga hubungan antara smartphone dengan
rangkaian tersambung maka seketika pada tampilan display aplikasi bluetooth
electronic akan muncul nilai yaitu nilai yang terbaca oleh mikrokontroler melalui
masukan analog. Nilai akan berubah jika masukan tegangan pada masukan tersebut
diubah yaitu mengubah tegangan masuk melalui potensiometer, hasil diatas
menunjukkan bahwa adapter berhasil mengirim data ke smartphone dengan baik.
Jarak maksimal pengujian adalah 30m dengan kondisi tanpa halangan.

4.8 Pengujian Secara Keseluruhan


Setelah semua komponen bekerja , langkah selanjutnya adalah menggabungkan
semua komponen menjadi sebuah rangkaian pembaca arus dan tegangan. Program
lengkap diunggah pada ic mikrokontroler atmega 8. Aktifkan catudaya rangkaian dan
aplikasi pada smartphone. Pertama-tama koneksikan hubungan bluetooth antara
smartphone dengan rangkaian melalui setelan bluetooth pairing. Setelah itu pilih
adapter bluetooth HC05 pada aplikasi bluetooth electronic melalui menu koneksi.
Setelah terhubung, maka display smartphone akan menampilkan data yaitu arus,
tegangan dan suhu. Sampai tahap ini koneksi berhasil dan data telah terkirim pada
smartphone. Tentunya arus bernilai nol karena belum diberikan beban pada outputnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


50

Beban diberikan secara bertahap dengan beberap jenis beban yaitu lampu pijar, setrika
,heater pemanas air dan sebagainya. Arus akan tampil di display sesuai besar beban
yaitu untuk beban lampu 100W arus menunjukkan 0,44A, setrika dengan daya
300Wmembuat arus menjadi 1,33A dan heater dengan daya 1000W memberikan arus
4,47A. Dengan beban-beban tersebut tampilan daya juga berubah sesuai arus yang
mengalir. Tegangan menunjukkan 228V sehingga daya dapatdicaridengan
mengalikan tegangan tersebut dengan arus yang mengalir. Dengan hasil demikian
maka dapat disimpulkan bahwa rancangan sistem telah bekerja sesuai dengan yang
diinginkan yaitu membaca parameter listrik dan menampilkannya pada display
smartphone. Rangkaian disatukan sesuai rancangan seperti pada gambar rangkaian
keseluruhan dibawah ini

Gambar 4.6 Tampilan pada Android User dengan lampu 50 Watt sebagai beban

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


51

SW1

SW -SPST
U2
7805
L1 Out 5V
1 3
VI VO
V1

GND
220VAC
C2
10uF/50V

2
BR1 1N4002
C1
5V 220u/50V

1 U5
HC1
BLUETOOTH HC-05
27.0

www.TheEngineeringProjects.com
2
VOUT

U4
3 R5 23
PC0/ADC0 PB0/ICP1
14

HC-05
LM35

Bluetooth
22k 24 15
PC1/ADC1 PB1/OC1A
25 16
PC2/ADC2 PB2/SS/OC1B
26 17
PC3/ADC3 PB3/MOSI/OC2
27 18
PC4/ADC4/SDA PB4/MISO
28 19
PC5/ADC5/SCL PB5/SCK
1 9
PC6/RESET PB6/TOSC1/XTAL1
10
PB7/TOSC2/XTAL2 5V
2
PD0/RXD
3
PD1/TXD

State
RXD
GND
TXD
4

Key
Vcc
R4 C5 5
PD2/INT0
10k 220u PD3/INT1
6
PD4/T0/XCK
11
PD5/T1
12 21
PD6/AIN0 AREF
13 20
PD7/AIN1 AVCC
ATMEGA8

Sumber Arus
5V

U1
1/2 8
IP+ VCC
7
VIOUT
6
FILTER 5V
3/4 5
IP- GND
ACS712ELCTR-20A-T

U3:A
C3
11

Beban 3 D1
1
2
100n DIODE
LM324
4

R1 C4
12.2u R3
100k 100k

R2 RV
1M

10K

Gambar 4.7 Rangkaian Keseluruhan Alat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


52

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Monitoring parameter listrik secara wireless yaitu arus ,tegangan dan
daya dapat dilakukan dengan bantuan peralatan wirelessseperti
bluetooth adapter dan smartphone android. Data dapat dikirim-terima
oleh kedua piranti tersebut dengan baik sehingga proses monitoring
berjalandengan baik.
2. Rangkaian pembaca arus dan tegangan dapat direalisasikan dengan
bantuan modul ACS712 dan trafo stepdown. Sedangkanuntuk
mengolah data dan kendali dapat digunakan mikrokontroler avr yaitu
atmega 8.
3. Program kontrol untuk aplikasi dapat dibuat dengan bahasa
pemrograman C dengan bantuan perangkat code vision AVR versi
3.27.

5.2 Saran
1. Membutuhkan proses penelitian dan pengembangan lebih lanjut agar
sistem dapat diaplikasikan sebagai alat monitor parameter listrik PLN .
2. Mengembangkan sistem menjadi sistem pemantau jarak jauh
menggunakan media internet.
3. Menambah sensor deteksi fasa untuk mengukur faktor daya sehingga
daya nyata dapat dicari.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


53

DAFTAR PUSTAKA

Dokic, Branko. 2015. Power Electronics Converters And Regulators Third Edition.
New York: Springer International Publishing Switzerland.
Istiyanto, Jazi. 2015. Pengantar Elektronika & Instrumentasi : Pendekatan Projek
Arduino dan Android. Yogyakarta : Andi Publisher.
Iswanto. 2008. Design dan Implementasi Sistem Embedded Mikrokontroller
ATMega8535 dengan Bahasa Basic. Jakarta Timur : Gastra Pustaka
Malvino, Albert Paul. 2000. Prinsip-Prinsip Elektronika Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Microsytem, Allegro. 2013. Fully Integrated,Hall Effect-Based Linear Current
Sensor IC with 2.1 kVRMS Isolation and A Low-Resistance Current
Conductor. Massachusetts : USA.
Putra,Emansa. 2007. Akses Internet GPRS Melalui Laptop Dengan Ponsel
Bluetooth Sebagai Modem. Yogyakarta : Andi Publisher.
Warman, Eddy. 1996. Peningkatan Penggunaan/Pemakaian Serta Manajemen
Trafo Distribusi.USU: F.Teknik PST Arsitektur.
Winarno, Edy.2012. Membuat Sendiri Aplikasi Android Untuk Pemula.Palembang
: Elex Media Komputindo.
https://www.itead.cc/wiki/Serial_Port_Bluetooth_Module_(Master/Slave)_:_HC-50
diakses tanggal 10 Mei 2019
https://ww1.microchip.com diakses tanggal 9 April 2019

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


54

LAMPIRAN

I. Program Lengkap

// Alat ukur penggunaan daya digital


#include <io.h>
#include <delay.h>
#include <alcd.h>
#include <stdio.h>

unsigned int I,V,W,P,k,T;


//float I;
// Voltage Reference: AREF pin
#define ADC_VREF_TYPE ((0<<REFS1) | (0<<REFS0) | (0<<ADLAR))
// Read the AD conversion result
unsigned int read_adc(unsigned char adc_input)
{
ADMUX=adc_input | ADC_VREF_TYPE;
// Delay needed for the stabilization of the ADC input voltage
delay_us(10);
// Start the AD conversion
ADCSRA|=(1<<ADSC);
// Wait for the AD conversion to complete
while ((ADCSRA & (1<<ADIF))==0);
ADCSRA|=(1<<ADIF);
return ADCW;
}
void Arus(void)
{

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


55

if (I < 100){
printf("*I");
printf("0");
printf(",");
printf("%i",I/10 %10 );
printf("%i",I %10 );
printf("*");
}
if (I >= 100){
printf("*I");
printf("%i",I/100 %10 );
printf(",");
printf("%i",I/10 %10 );
printf("%i",I %10 );
printf("*");
}
}
void main(void)
{

// Port B initialization
// Function: Bit7=In Bit6=In Bit5=In Bit4=In Bit3=In Bit2=In Bit1=In Bit0=In
DDRB=(0<<DDB7) | (0<<DDB6) | (0<<DDB5) | (0<<DDB4) | (0<<DDB3) |
(0<<DDB2) | (0<<DDB1) | (1<<DDB0);
// State: Bit7=T Bit6=T Bit5=T Bit4=T Bit3=T Bit2=T Bit1=T Bit0=T
PORTB=(0<<PORTB7) | (0<<PORTB6) | (0<<PORTB5) | (0<<PORTB4) |
(0<<PORTB3) | (1<<PORTB2) | (0<<PORTB1) | (0<<PORTB0);

// Port C initialization
// Function: Bit6=In Bit5=In Bit4=In Bit3=In Bit2=In Bit1=In Bit0=In
DDRC=(0<<DDC6) | (0<<DDC5) | (0<<DDC4) | (0<<DDC3) | (0<<DDC2) |
(0<<DDC1) | (0<<DDC0);

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


56

// State: Bit6=T Bit5=T Bit4=T Bit3=T Bit2=T Bit1=T Bit0=T


PORTC=(0<<PORTC6) | (0<<PORTC5) | (0<<PORTC4) | (0<<PORTC3) |
(0<<PORTC2) | (0<<PORTC1) | (0<<PORTC0);

// Port D initialization
// Function: Bit7=In Bit6=In Bit5=In Bit4=In Bit3=In Bit2=In Bit1=In Bit0=In
DDRD=(0<<DDD7) | (0<<DDD6) | (0<<DDD5) | (0<<DDD4) | (0<<DDD3) |
(0<<DDD2) | (0<<DDD1) | (0<<DDD0);
// State: Bit7=T Bit6=T Bit5=T Bit4=T Bit3=T Bit2=T Bit1=T Bit0=T
PORTD=(0<<PORTD7) | (0<<PORTD6) | (0<<PORTD5) | (0<<PORTD4) |
(0<<PORTD3) | (0<<PORTD2) | (0<<PORTD1) | (0<<PORTD0);

// Communication Parameters: 8 Data, 1 Stop, No Parity


// USART Baud Rate: 9600
UCSRA=(0<<RXC) | (0<<TXC) | (0<<UDRE) | (0<<FE) | (0<<DOR) | (0<<UPE) |
(0<<U2X) | (0<<MPCM);
UCSRB=(0<<RXCIE) | (0<<TXCIE) | (0<<UDRIE) | (1<<RXEN) | (1<<TXEN) |
(0<<UCSZ2) | (0<<RXB8) | (0<<TXB8);
UCSRC=(1<<URSEL) | (0<<UMSEL) | (0<<UPM1) | (0<<UPM0) | (0<<USBS) |
(1<<UCSZ1) | (1<<UCSZ0) | (0<<UCPOL);
UBRRH=0x00;
UBRRL=0x47;
// ADC initialization
ADMUX=ADC_VREF_TYPE;
ADCSRA=(1<<ADEN) | (0<<ADSC) | (0<<ADFR) | (0<<ADIF) | (0<<ADIE) |
(1<<ADPS2) | (0<<ADPS1) | (0<<ADPS0);
SFIOR=(0<<ACME);
while (1)
{

I = read_adc(4);
if (I < 50) {k = 102;}
if (I >= 50) {if (I < 150){k = 138;}}

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


57

if (I >= 150){if (I < 260){k = 172;}}


if (I >= 260){if (I < 360){k = 192;}}
if (I >= 360){if (I < 460){k = 252;}}
if (I >= 460){if (I < 560){k = 234;}}
if (I >= 560){if (I < 660){k = 215;}}
if (I >= 660){if (I < 800){k = 212;}}
if (I >= 800){if (I < 900){k = 210;}}
if (I >= 900){k = 208;}
I = (I * 100)/k;
V = (read_adc(5)*100)/132;
if (I < 260 ) {P = V*I/100;} else {P = (V*(I/10))/10;}
T = read_adc(3)*10/2;
Arus();
printf("*V");
printf("%i",V);
printf("*");
printf("*P");
printf("%i",P);
printf("*");
printf("*T");
printf("%i",T/100 %10 );
printf("%i",T/10 %10 );
printf(",");
printf("%i",T %10 );
printf("*");
delay_ms(1000);
}
}

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai