2018
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/6640
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
6
SKRIPSI
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUANALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
SKRIPSI
DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS DAN MEMENUHUI SYARAT
MENCAPAI GELAR SARJANA SAINS
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUANALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
PERSETUJUAN
Disetujui di,
Medan, Januari 2018
Komisi pembimbing
Dosen Pembimbing 2, Dosen Pembimbing 1,
Disetujui Oleh
Departemen Kimia FMIPA USU
Ketua,
PERNYATAAN
SKRIPSI
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil karya saya sendiri. Kecuali
beberapa
Kutipan dan ringkasan yang masing-masing di sebutkan sumbernya.
Medan, Januari
2018
Ahmad Zaini
Lubis
150822053
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada allah swt yang maha pemurah dan maha
penyayang,
Dengan limpah karunia-nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini
dengan judul
Analisi Kadar Nitrit Pada Nugget Sapi Dengan Cara Spektrofotometri Uv-Vis sesuai
dengan waktu yang telah di tentukan. Skripsi ini disusun sebagai pernyataan untuk
menyelesaikan pendidikan Program Studi Sarjana S1 Kimia Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Sumatera Utara
Penulis menyadari bahwa tersusunnya Tugas Akhir ini tidak terlepas dari
perhatian, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Irsan Efendi Lubis dan Ibunda Mazidah
daulay serta
saudara penulis tersayang , Abdul Wahab dan Siti Khadijah yang telah
memberikan moril
dan serta doa restu demi kesuksesan penulis
2. Bapak Dr. Krista Sebayang,MS selaku Dekan FMIPA USU
3. Ibu Dr. Cut Fatimah Zuhra,M.Si selaku Ketua Departemen Kimia FMIPA
USU
4. Bapak Dr. Firman Sebayang MS selaku kordinator Program Studi Kimia
Ekstensi
FMIPA USU
5. Bapak Drs.Chairuddin M,SC selaku Dosen Pembimbing 1 yang telah dengan
tulus memberikan bimbingan kepada penulis dan bersedia meluangkan
waktu,tenaga,dan pikiran dalam membantu penulis tugas akhir ini
6. Bapak Prof. Harry Agusnar M,SC selaku Dosen Pembimbing 2 yang telah
dengan tulus memberikan bimbingan kepada penulis dan bersedia
meluangkan waktu,tenaga,dan pikiran dalam membantu penulis tugas akhir
ini
7. Teman-teman seperjuangan Kimia Ekstensi stambuk 2015, sahabat tersayang
serta orang terkasih dan seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu yang turut andil dalam membantu penulis sehingga selesainya skripsi
ini.
Pada penulisan Skripsi ini penulis menyadari masih banyak kekurangan dan
kesalahan, maka dengan segala kerendahan hati penulis mengharap kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan Skripsi ini. Akhir kata
penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat khususnya kepada
penulis dan umumnya bagi pembaca.
penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Persetujuan i
Pernyataan ii
Penghargaan iii
Abstrak iv
Abstract v
Daftar Isi vi
DaftarTabel viii
DaftarLampiran xiv
BAB I PENDAHULUAN
Kesimpulan ..................................................................................................................... 29
Saran................................................................................................................................ 29
DAFTAR PUSTAKA
ABSTRAK
Natrium nitrit biasanya digunakan sebagai pengawet pada daging olahan seperti
nugget ayam, namun penggunaan yang berlebihan dan berkepanjangan dapat
menyebabkan efek toksik bagi tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
kadar pengawet natrium nitrit pada daging nugget sapi yang ada di kota Medan
dengan batas yang ditetapkan oleh pemerintah. Analisis kualitatif dilakukan
menggunakan reagen asam sulfanilat dan N-1-naftiletilen-diamonium dan ditandai
dengan terbentuknya warna merah keunguan sedangkan analisis kuantitatif dilakukan
dengan menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 540
nm. Dari hasil penelitian yang diperoleh sampel A dengan kadaluarsa pada tangal 31
Januari 2018 memiliki kadar nitrit 29,5 mg/kg sedangkan pada sample B dengan
kadaluarsa pada tanggal 24 Januari 2018 memiliki kadar nitrit 19,32 mg/kg dan pada
sample C dengan kadaluarsa pada tangal 17 Maret 2018 memiliki kadar nitrit 29,5
mg/kg. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kadar natrium nitrit yang terdapat dalam
masing-masing sampel tidak melebihi batas maksimum penggunaan natrium nitrit
sesuai Permenkes No.722/Menkes/Per/IX/88 tentang bahan tambahan makanan yaitu
125 mg/kg sehingga masih aman untuk dikonsumsi.
ABSTRACT
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
Tabel
4.1. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Nitrit dalam larutan Natrium Nitrit …...
22
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
Tabel
DAFTAR SINGKATAN
BAB 1
PENDAHULUAN
Meskipun tergolong sebagai bahan makanan yang mudah dan cepat dimasak.
Salah satu kebutuhan masyarakat perkotaan saat ini adalah tersedianya bahan
makanan yang praktis, yaitu yang bersifat ready to cook (siap untuk dimasak) dan
ready to eat (siap untuk dimakan). Ready to cook artinya hanya membutuhkan sedikit
waktu untuk menyiapkan dan beku. Makanan dalam bentuk beku memiliki banyak
keunggulan, khususnya terkait dengan upaya penyelamatan nilai gizi dan cita rasa.
Mengingat perubahan pola konsumsi makan masyarakat pada saat ini lebih
menyukai makanan siap saji seperti daging burger dan adanya kemungkinan
penambahan natrium nitrit yang melebihi batas, maka perlu untuk diteliti kadar
natrium nitrit yang terdapat dalam produk daging nugget yang beredar di swalayan
medan.
Hasil penelitian ini juga ditunjang oleh penelitian yang dilakukan Cory (2009)
di Kota Medan menunjukkan bahwa 3 dari 10 sampel daging burger yang diteliti,
yaitu pada kode sampel BI, CII dan EII memiliki kadar nitrit yang tidak memenuhi
syarat kesehatan menurut Permenkes No. 1168/Menkes/Per/X/1999. Kadar nitrit pada
kode sampel BI sebesar 128 mg/kg, CII sebesar 135,2 mg/kg dan pada kode sampel
EII sebesar 160 mg/kg
Alasan saya mengangkat judul ini ialah seiring berkembang zaman banyak
masyarakat memilih makanan yang praktis / cepat saji padahal makanan tersebut
belum tentu menyehatkan oleh sebab tu saya mengagkat judul ini agar memberikan
informasi kemasyarakat dampak positif dan negatif bila makanan tersebut sering di
konsumsi.
1.2. Permasalahan
1. Berapakah kadar nitrit yang terdapat dalam daging nugget yang di produksi
oleh beberapa perusahaan yang beredar dipasaran di kota Medan.
2. Apakah kadar nitrit yang terdapat dalam daging tersebut sesuai dengan
Standart Nasional Indonesia (SNI) No 01-0222-1995 tentang Bahan
Tambahan Makanan?
Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah daging nugget yang
berbeda merek yang beredar di pasaran kota Medan Penentuan kadar nitrit ditentukan
oleh metode spektrofotmetri.
Sebagai bahan masukan bagi Dinas kesehatan dan Balai POM tentang
kandungan nitrit pada produk Nugget di Kota Medan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3) Tepung tapioka
Tepung tapioka yang digunakan tidak berbau apek, tidak kusam dan lembab
sehingga nugget yang dihasilkan warnanya putih bersih, rasanya enak, aromanya
sedap dan teksturnya padat (Lingga, 1986 : 33). Dalam pembuatan nugget, tepung
tapioka berfungsi sebagai bahan tambahan atau bahan pengisi dan bahan perekat
adonan. Bahan pengisi nugget merupakan sumber pati yang ditambahkan dalam
produk untuk menambah bobot produk dengan mensubstitusi sebagian daging
sehingga biaya dapat ditekan (Rahayu, 2007). Fungsi lain dari bahan pengisi adalah
membantu meningkatkan volume produk. Bahan pengisi yang umum digunakan pada
pembuatan nugget adalah tepung (Afrisanti, 2010).
4) Bawang bombay
Bawang bombay merupakan salah satu jenis bawang-bawangan yang bentuknya lebih
besar dari bawang putih atau pun bawang merah. Penggunaan bawang bombay dalam
pembuatan nugget berfungsi sebagai salah satu bumbu yang memberikan rasa lezat
5) Bawang putih
Bawang putih mempunyai aroma yang sangat khas sekali dan merupakan salah satu
bahan yang berfungsi sebagai bumbu yang memberikan rasa gurih dan aroma yang
harum dalam pembuatan nugget. Bau yang khas dari bawang putih berasal dari
minyak volatil yang mengandung komponen sulfur (Palungkun et al, 1992).
Penggunaan bawang putih dalam pembuatan nugget dihaluskan agar bisa tercampur
rata dalam adonan.
6) Lada
Lada atau merica merupakan salah satu bahan yang termasuk dalam bumbu
mempunyai aroma yang khas dan rasa sedikit pedas. Rasa pedas merica disebabkan
oleh adanya zat piperin dan piperanin, serta chavicia yang merupakan persenyawaan
dari piperin dengan alkaloida (Rismunandar, 2003). Penggunaan lada atau merica
dalam pembuatan nugget agar mempunyai rasa sedikit pedas.
7) Garam
Garam merupakan komponen bahan makanan yang ditambahkan dan digunakan
sebagai penegas cita rasa dan bahan pengawet. Penggunaan garam tidak boleh terlalu
banyak karena akan menyebabkan terjadinya penggumpalan (salting out) dan rasa
produk menjadi asin. Konsentrasi garam yang ditambahkan biasanya berkisar 2
sampai 3% dari berat daging yang digunakan (Aswar, 2005).
8) Pala
Pala biasanya berbentuk biji mempunyai aroma yang kuat dan rasa yang khas.
Penggunaan pala dalam pembuatan nugget dalam bentuk bubuk atau biji pala yang
sudah dihaluskan agar pala dapat tercampur rata dalam adonan nugget. Fungsi dari
pala dalam pembuatan nugget yaitu untuk mempertajam rasa dan aroma.
9) Tepung roti
Tepung roti merupakan bahan yang digunakan untuk melapisi bagian luar dari nugget
ampas tahu. Fungsi dari tepung roti yaitu untuk memberikan warna kuning keemasan
dan tekstur renyah diluar setelah dilakukannya penggorengan serta bentuk nugget
menjadi lebih rapi.
4) Pencetakan
5) Pengukusan
Pemaniran merupakan proses yang harus dilakukan dalam pembuatan nugget yang
mempunyai dua tahapan yaitu pencelupan adonan nugget yang sudah dipotong pada
putih telur dan pelumuran tepung roti. Tahapan yang pertama merupakan pencelupan
nugget yang sudah dipotong pada putih telur dengan tujuan agar tepung roti dapat
menempel pada nugget. Pelumuran tepung roti menjadi tahapan yang kedua dan
merupakan bagian yang paling penting dalam proses pembuatan produk pangan beku
dan industri pangan yang lain. Pelumuran tepung roti dapat membuat produk menjadi
renyah, enak dan lezat. Nugget termasuk salah satu produk yang pembuatannya
menggunakan proses pemaniran. Tepung roti yang digunakan sebaiknya tidak tengik,
wadahnya masih dalam keadaan baik, memiliki bau khas tepung, dan waktu
kadaluarsanya masih lama (Yuyun, 2007 : 7).
7) Penggorengan
Penggorengan merupakan proses termal yang umum dilakukan orang dengan
menggunakan minyak atau lemak pangan. Bahan pangan yang digoreng mempunyai
permukaan luar berwarna coklat keemasan. Warna yang muncul disebabkan karena
reaksi pencoklatan (Maillard) (Ketaren, 1986). Reaksi Maillard terjadi antara protein,
asam amino, dan amin dengan gula aldehida dan keton, yang merupakan penyebab
terjadinya pencoklatan selama pemanasan atau penyimpanan dalam waktu yang lama
pada bahan pangan berprotein. Penggorengan awal (pre-frying) adalah langkah yang
terpenting dalam proses aplikasi pemaniran. Tujuan penggorengan awal adalah untuk
menempelkan perekat tepung pada produk sehingga dapat diproses lebih lanjut
dengan pembekuan selanjutnya didistribusikan kepada konsumen. Penggorengan
awal akan memberikan warna pada produk, membentuk kerak pada produk setelah
digoreng, memberikan penampakan goreng pada produk serta berkontribusi terhadap
rasa produk (Fellow, 2000). Penggorengan awal dilakukan dengan menggunakan
minyak mendidih (180-195°C) sampai setengah matang. Suhu penggorengan jika
terlalu rendah, pelapis produk menjadi kurang matang. Jika suhu terlalu tinggi,
pelapis produk akan berwarna gelap dan gosong. Waktu untuk penggorengan awal
adalah sekitar 30 detik. Penggorengan awal dilakukan karena penggorengan pada
produk akhir hanya berlangsung sekitar 4 menit, atau tergantung pada ketebalan dan
ukuran produk (Tanoto, 1994).
8) Pembekuan
Agar tahan lama produk nugget disimpan pada suhu beku. Produk nugget apabila
dikonsumsi dapat langsung digoreng. Untuk lebih jelasnya digambarkan skema
pembuatan nugget berikut ini.
Tepung Tapioka
(Bahan Pengisi / Filler) Penggilingan
Telur Penimbangan
Bahan Pencampuran
Bumbu : Bahan
Bawang putih Adonan
Bawang
bombay Lada
Garam Pencetakan
Pala
(180-195°C, 30 detik )
pembekuan
Kriteria nugget
Kriteria bahan atau produk pangan bersifat tampak secara fisik dan dapat dengan
mudah dikenali, namun demikian ada beberapa sifat lain yang tersembunyi. Kriteria
fisik meliputi warna, rasa, tekstur dan aroma. Sedangkan kriteria yang tersembunyi
meliputi nilai gizi, keamanan mikroba, dan cemaran logam (Kartika, Pudji dan
Wahyu 1988 : 1). Berdasarkan kedua persyaratan tersebut kriteria nugget dapat
dilihat dari syarat mutu nugget yang terdapat didalam SNI 01-6683-2002.
Tabel 2.2.1 syarat mutu nugget
Kriteria uji Satuan Persyaratan
Keadaan :
a. Bau - Normal, sesuai label
b. Rasa - Normal, sesuai label
c. Tekstur - Normal
Benda asing - Tidak boleh ada
Air % b/b Maks 60,0
Protein % b/b Min 12,0
Lemak % b/b Maks 20,0
Karbohidrat % b/b Maks 25,0
Kalsium (Ca) mg / 100 gr Maks 30.0
Bahan tambahan makanan :
a. Pewarna Sesuai dengan SNI 01-0222-1995
b. Pengawet
Cemaran logam :
a. Timbal (Pb) mg/kg Maks 2,0
b. Tembaga (Cu) mg/kg Maks 20,0
c. Seng (Zn) mg/kg Maks 40,0
d. Timah (Sn) mg/kg Maks 40,0
e. Raksa (Hg) mg/ kg Maks 0,03
Cemaran Arsen mg/kg Maks 0,1
Cemaran mikroba :
a. Angka total lempeng Koloni / gr Maks 5x 104
b. Bakteri bentuk koli APM/gr Maks 10
c. Eccherichia coli APM/gr <3
d. Salmonella Koloni / 25 gr Negative
e. Staphilococcus aureus Koloni / gr Maks 102
Sumber: Departemen Perindustrian RI (2002)
Kriteria yang tersembunyi meliputi nilai gizi, keamanan mikroba, dan
cemaran logam diketahui dengan melakukan penelitian laboratorium dan harus sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Departemen Perindustrian. Berdasarkan
kriteria pada tabel 2.2.1 Tentang syarat mutu nugget, kriteria nugget adalah nugget
yang terbuat dari jenis pangan protein dengan bumbu. Tentang keadaan warna,
aroma, tekstur dan rasa dalam keadaan normal.
Daging telah diketahui sebagai bahan yang mudah rusak, hal ini disebabkan karena
komposisi gizinya baik untuk manusia maupun mikroorganisme (Buckle,1990). Daya
simpan daging sapi tanpa diawetkan adalah sekitar 1 – 2 hari (Winarto, 1983).
Nitrat dan nitrit terjadi secara alamiah dalam lingkungan dan juga sengaja
ditambahkan pada beberapa makanan olahan, seperti daging sebagai pengawet dan
pewarna tetap (A dam M. dan Y. Motarjemi, 2004 ). Sifat fisik dari Natrium nitrit
(NaNO2) berbentuk butiran berwarna putih sedangkan Kalium nitrit (KNO2),
Menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen
Mikroorganisme patogen paling berbahaya yang terdapat mengkontaminasi
daging adalah Clostridium botulinum . Nitrit menghambat produksi toksin
Clostridium botulinum dengan menghambat pertumbuhan dan perkembangan spora
dan/atau dengan cara membentuk senyawa penghambat bila nitrit pada daging
dipanaskan. Nitrit juga dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus pada
daging. Pengaruh bakteriostatik nitrit pada Staphylococcus aureus berhubungan
dengan nutrisi sulfur dari mikroorganisme.
1.Membentuk cita rasa
Peranan nitrit yang berhubungan dengan cita rasa daging olahan/awetan bersifat
sebagai antioksidan. Nitrit akan menghambat oksidasi lemak yang akan membentuk
senyawa-senyawa karbonil seperti aldehid, asam-asam dan keton yang menyebabkan
bau dan rasa tengik.
2.Memberi warna merah muda (pink) yang menarik
Penambahan nitrit pada daging olahan terutama bertujuan utuk memberi warna merah
muda (pink) yang menarik. Pigmen dalam otot daging terdiri dari protein yang
disebut mioglobin. Mioglobin dengan oksigen akan membentuk oksimioglobin yang
berwarna merah terang. Warna merah terang dari oksimioglobin tidak stabil, dan
dengan oksidasi berlebihan akan berubah menjadi metmioglobin yang berwarna
coklat. Reaksi ion-ion nitrit dengan zat warna mioglobin yang menghasilkan senyawa
nitrit-mioglobin.
2.3. Dampak Pengawet Nitrit Terhadap Kesehatan
Penggunaan Natrium nitrit sebagai pengawet untuk mempertahankan warna
daging atau ikan ternyata menimbulkan efek yang membahayakan. Nitrit dapat
berikatan dengan amino atau amida dan membentuk turunan nitrosamin yang bersifat
yang digunakan sebagai bahan pengawet adalah racun, tetapi toksisitasnya sangat
ditentukan oleh jumlah yang diperlukan untuk menghasilkan pengaruh atau gangguan
kesehatan atau sakit (Cahyadi, 2006). ADI dinyatakan dalam mg/kg berat badan yang
didefinisikan sebagai jumlah zat kimia yang masuk ke dalam tubuh setiap harinya,
bahkan sampai seumur hidup tanpa menimbulkan gangguan yang berarti bagi
konsumen atau pemakainya. ADI perlu ditetapkan mengingat ada berbagai jenis
bahan tambahan makanan yang dalam dosis tertentu (tinggi) berbahaya bagi
kesehatan, sedangkan dalam dosis rendah aman untuk dikonsumsi (Yuliarti,2007).
Menurut Silalahi dalam Darius (2007) bahwa jumlah asupan harian (ADI) oleh
FAO/WHO untuk 60 kg berat badan adalah 8 mg untuk nitrit.mioglobin bereaksi
dengan nitrogen oksida menghasilkan senyawa nitroso-mioglobin, yang selanjutnya
mengalami perubahan oleh panas dan garam membentuk nitroso-myochromagen
yang mempunyai warna merah muda yang relatif stabil.
Berdasarkan penelitian kadar nitrit yang dilakukan oleh Fuad (2004) terhadap 13
sampel kornet sapi yang beredar di pasar swalayan di Kota Semarang, terdapat 5
merek melebihi standar Permenkes RI No.1168/Menkes/Per/X/1999 yaitu merek
Liberty, B.V.Dak, Pronas, S&W, dan Baliko, dan 8 merek lainnya dibawah standar
yaitu merek Libby's, Milli, Cip, Tornado, ABC, Libby Mc Neil and Libby, Gaga,
Greatwall.
Penelitian yang dilakukan oleh Husni, dkk (2007) terhadap 3 sampel sosis yang dijual
di pasar swalayan di Kota Padang Sumatera Barat, dapat diketahui bahwa ketiga
sampel sosis tersebut mengandung pengawet nitrit.
Dampak Pengawet Nitrit Terhadap Kesehatan
Penggunaan Natrium nitrit sebagai pengawet untuk mempertahankan warna
daging atau ikan ternyata menimbulkan efek yang membahayakan. Nitrit dapat
berikatan dengan amino atau amida dan membentuk turunan nitrosamin yang bersifat
toksik (Muchtadi, 2008). Nitrosamin merupakan zat karsinogenik yang dapat
menimbulkan kanker pada berbagai macam jaringan tubuh (Anwar, 2004).
Nitrit dan nitrat yang berlebihan dalam tubuh dapat menyebabkan methemoglobin
simptomatik. Pada anak-anak dan orang dewasa, nitrat diabsorbsi dan disekresikan
sehingga resiko untuk keracuna nitrat jauh lebih kecil (Utama, 2008).
Menurut Silalahi dalam Darius (2007) bahwa methemoglobin adalah hemoglobin.
yang di dalamnya ion Fe2+ diubah menjadi ion Fe3+ dan kemampuannya untuk
mengangkut oksigen telah berkurang/ Hemoglobin adalah pigmen darah merah yang
berfungsi untuk mengikat oksigen dari paru-paru untuk dialirkan ke seluruh tubuh
kita (Muchtadi, 2008).
Kandungan methemoglobin dalam darah 30-40% dapat menimbulkan gejala klinis
berkaitan dengan kekurangan oksigen dalam darah (hypoxia), karena darah tidak
mampu berperan sebagai pembawa oksigen. Warna darah berubah dari merah normal
menjadi kecokelatan (gelap) (Pranita, 2007). Penderita methemoglobin
(methemoglobinemia) akan menjadi pucat, cianosis (kulit menjadi biru), sesak nafas,
muntah dan shock. Kemudian kematian penderita terjadi apabila kandungan
methemoglobin lebih tinggi dari ± 70 % (Cahyadi, 2006).
Penggunaan nitrit pada produk kornet, sosis, dan produk daging giling lainnya tidak
boleh melebihi 150 ppm. Orang yang mengkonsumsi produk makanan yang
menggunakan pengawet nitrit berlebihan akan mengalami sakit di bagian kepala dan
muka memerah yang muncul dalam 30 menit setelah mengkonsumsi makanan
tersebut (Chandra, 2007). Batas penggunaan nitrit di negara-negara Barat telah
diturunkan dari 150 ppm menjadi hanya 50 ppm saja, karena terbukti adanya
kemungkinan terbentuknya senyawa nitrosamin yang bersifat karsinogenik
(Anwar,2004).
METODE PENELITIAN
Cara kerja
- Tambahkan air panas ke dalam labu ukur hingga labu ukur terisi lebih kurang
300 ml, simpan di atas penangas air selama 2 jam sambil sekali-kali di
goyangkan.
- Di inginkan sampai suhu kamar, encerkan sampai tanda garis dengan air
suling, kocok dan saring
5 g Sampel
Hasil
Data hasil pengukuran transmitansi nitrit dalam larutan Natrium Nitrit dapat
dilihat pada tabel 4.1.dan data hasil pengukuran transmitansi untuk sampel dapat
dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.1. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Nitrit dalam larutan Natrium
Nitrit
Kurva Kalibrasi
4
3.5 y = 3.493x + 0.0155
3 R² = 0.9998
Absorbansi
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Konsentrasi (mg/L)
Dari Persamaan garis regresi dengan metode Least Square tersebut dapat diperoleh
Nilai Konsentrasi rata- rata (X) dan nilai absorbansi rata- rata (Y) dengan persamaan
berikut :
0,378571
= 1,3378
y = ax + b
Dimana :
a = slope
b = intercept
Harga slope dan intercept dapat ditentukan dengan menggunakan metode Least
Square sebagai berikut :
3,4901
= 0.01547
= 0,99983
√
Ᾱ1 = 0,1237
Ᾱ2 = 0,1194
Ᾱ3 = 0,0581
X1 = 0,0309
X2 = 0,0297
X3 = 0,0122
Pada Sampel A:
X=
Pada Sampel B
X = y – 0,0155
3, 493
= 0,1194 – 0,0155
3,493
= 0,0297 mg/ L
Pada Sampel C
Sampel 0504 = y1= 0,0590
y2= 0,0572
y = 0,0590 + 0,0572
2
= 0,0581
4.4. pembahasan
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai kadar nitrit pada
nugget yang dijual di Kota Medan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Seluruh sampel daging nugget yang diperiksa mengandung nitrit dengan kadar
yang bervariasi.
2. Kadar nitrit pada tiga sampel yaitu, Nugget Merek A, Nugget Merek B, dan
Nugget Merek C memenuhi persyaratan berdasarkan Permenkes RI No.
1168/Menkes/Per/X/1999 karena kadarnya tidak melebihi batas maksimum yaitu
sebesar 125 mg/kg.
3. Nugget curah buatan rumahan yang dijual di warung belum tentu tidak baik
dengan nugget bermerek yang dijual di swalayan begitu juga sebaliknya. Dalam
penggunaan kadar nitrit yang berlebihan tidak bisa diliat dari fisik sajakarna tidak
dapat dibedakan
5.2. Saran
1. Kepada BPOM dan Dinas Kesehatan untuk lebih menginformasikan peraturan
tentang penggunaan bahan tambahan makanan dan bahaya penggunaan bahan
tambahan makanan terhadap kesehatan khususnya pada pengawet nitrit kepada
produsen dan masyarakat.
2. Kepada masyarakat diharapkan agar lebih hati-hati dalam membeli daging nugget
sapi atau tidak sering-sering mengonsumsi daging nugget sapi karena jika nitrit
dan pewarna sintetis dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan dapat berbahaya
bagi kesehatan.
3. Kepada Perindustri Perdagangan untuk memberikan informasi kepada masyarakat
dengan mencantumkan kadar nitrit yang digunakan oleh nugget sapi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Fellows, J. P. 2000. Food Processing Technology : Principles and Practise. 2nd Ed.
Woodhead Publ, Lim. England, Cambridge.