Anda di halaman 1dari 81

SISTEM PENGONTROLAN NUTRISI TANAMAN HIDROPONIK

BERBASIS IOT

SKRIPSI

SHELLA GESTIKA
151401039

PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER


FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020

Universitas Sumatera Utara


SISTEM PENGONTROLAN NUTRISI TANAMAN HIDROPONIK
BERBASIS IOT

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh


ijazah Sarjana Ilmu Komputer

SHELLA GESTIKA
151401039

PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER


FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
PERNYATAAN

SISTEM PENGONTROLAN NUTRISI TANAMAN HIDROPONIK


BERBASIS IOT

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing telah disebutkan
sumbernya.

Medan, 14 Desember 2020

Shella Gestika
151401039

ii
Universitas Sumatera Utara
UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Allah SWT yang selalu memberikan kesehatan, ketabahan, kekuatan,


kasih sayang, karunia serta rahmat-Nya kepada penulis yang atas izin-
Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini ditengah pandemi Covid-
19 dan di saat teman-teman seperjuangan telah selesai berjuang.
Terimakasih karena berkat rahmat-Nya, penulis dapat bertahan untuk
tetap berjuang menyelesaikan apa yang telah di mulai. Walau di tengah
jalan ada rasa khawatir, cemas, takut karena tidak akan ada kata akhir
dari kata mulai ini.
2. Kemudian kepada orangtua penulis, Ayahanda Gaib dan Ibunda Netty
Siahaan yang selalu mendoakan, membantu penulis untuk dapat
menginjak bangku perkuliahan serta kasih sayang kepada penulis.
3. Bapak Dr. Poltak Sihombing, M.Kom.,M.Sc. selaku Ketua Program
Studi S1 Ilmu Komputer Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi
Informasi Universitas Sumatera Utara dan dosen Pembimbing I yang
telah memberikan bimbingan, kritik, motivasi dan saran kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Heriyance, ST.,M.Kom selaku dosen Pembimbing II yang telah


memberikan bimbingan, kritik, motivasi dan saran kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Dr. Maya Silvi Lydia, B.Sc., M.Sc. selaku dosen Pembimbing
Akademik yang telah memberikan nasihat, arahan dan motivasi kepada
penulis selama menempuh perkuliahan.
6. Bapak Dr.Syahril Efendi, S.Si,MIT selaku dosen Penguji I yang telah
memberikan masukan, saran dan motivasi kepada penulis dalam
melengkapi kekurangan dari skripsi ini.

iii
Universitas Sumatera Utara
7. Bapak M.Andri Budiman, ST.M.Comp.Sc, M.E.M. selaku dosen
Penguji II yang telah memberikan masukan, saran, motivasi dan
semangat kepada penulis dalam melengkapi kekurangan dari skripsi ini.
8. Seluruh Dosen dan Staf Pegawai di Program Studi S1 Ilmu Komputer
Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Sumatera
Utara.
9. Teman seperjuangan Joshua, Dormen, Roy, Ekal, Raka, Mufri, Sobir,
Ezra yang selalu berbagi keceriaan dan bertukar pikiran bersama
penulis. Dan terima kasih juga untuk teman seperjuangan di tengah
pandemi Covid-19 yang masih berjuang bersama-sama. Dukungan
moral kalian sangat membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

10. Teman-teman Kom C angkatan 2015 Ilmu Komputer Universitas


Sumatera Utara yang sudah menjadi teman sekelas selama kurang lebih
tiga tahun dan memberikan kisah dan pengalaman hidup kepada penulis.
11. Teman-teman keluarga besar Mahasiswa Ilmu Komputer Universitas
Sumatera Utara stambuk 2015 yang telah memberikan makna bahwa
proses lulus setiap orang berbeda kepada penulis.
12. Dan semua pihak yang telah membantu, baik membantu moral dan
dukungan semangat, maaf tidak dapat dituliskan satu per satu.

Semoga Allah SWT selalu memberikan berkat karunia dan kasih sayang-
Nya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, semangat,
perhatian, motivasi, serta dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pribadi, keluarga, organisasi
dan negara.

Medan, 14 Desember 2020

Penulis

iv
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK

Kecanggihan teknologi membuat manusia lebih membutuhkan koneksi


internet yang dapat mempermudah pekerjaan manusia. Salah satunya adalah
dalam dunia pertanian yaitu Hidroponik. Hidroponik merupakan media
bercocok tanam yang dapat dilakukan dengan memanfaatkan lahan sempit
atau terbatas dan tanpa menggunakan tanah. Pada tanaman hidroponik
dibutuhkan nutrisi agar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Nutrisi pada
tanaman hidroponik sangat berperan penting untuk proses pertumbuhan
tanaman. Salah satu nutrisi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
nutrisi AB-Mix. Cairan nutrisi AB-Mix yang telah tercampur dengan air
akan di kontrol menggunakan modul Wifi ESP8266. Kemudian data atau
nilai nutrisi akan dikirimkan menggunakan modul Wifi ESP8266 ke website
dengan teknologi Internet of Thing (IoT). Untuk tanaman yang digunakan
dalam penelitian ini adalah tanaman selada yang memiliki nilai nutrisi
sekitar 560 – 840 dalam satuan PPM (Part Per Million). Dari hasil penelitian
ini, di dapatkan persentase error nilai rata-ratanya sebesar 3,910. Hasil ini
di dapat melalui percobaan antara perbandingan dari hasil keluaran cairan
nutrisi pada sensor TDS EC Meter dengan TDS Meter. Proses menjalankan
sistem ini menggunakan metode logika if else, dimana logika if else tersebut
akan mengirimkan data atau perintah ke website melalui teknologi Internet
of Thing (IoT).

Kata kunci : Modul WiFi ESP8266, Sensor TDS EC Meter, Relay,


Arduino, TDS Meter, IoT.

v
Universitas Sumatera Utara
HYDROPONIC NUTRIET CONTROL SYSTEM BASED IOT

ABSTRACT

The sophistication of technology makes humans need internet connections


that make human work easier. One is in the agricultural world of
hydroponics. Hydroponics is a medium of agriculture that can be made up
of narrow or limited land and without soil. Hidroponics require nourishment
in order for plants to grow property. Nutrition in hydroponics plays a major
role in the growth of plants. One of the nutrients used in this research is AB-
Mix nutrition. The nutrient liquid AB-Mix mixed with water will be
controlled using the ESP8266 Wifi Module. Then the nutritional data or
value will be transmitted using the ESP8266 Wifi Module to the web
technology of thing (IoT). For the plants used in this study, the plant lettuce
has a nutritional value of about 560-840 in PPM (part per million). Based
on this study, we have a margin of error atan average of 3,910. This result
is in the can through a trial between the ratio of the output of nutrients on
the TDS Sensor EC Meters to the TDS Meters. The process of operating
this system involves the logic of if else, where if else’s logic would transmit
data or commands to websites via the internet technology of thing (IoT).

Keywords: Modul WiFi ESP8266, Sensor TDS EC Meter, Relay,


Arduino.

vi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI

Halaman
Persetujuan ii
Pernyataan iii
Ucapan Terimakasih iv
Abstrak vi
Abstract vii
Daftar Isi viii
Daftar Tabel xi
Daftar Gambar xii
Daftar Lampiran xv
BAB 1 Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Batasan Masalah 2
1.4 Tujuan Penelitian 3
1.5 Manfaat Penelitian 3
1.6 Metode Penelitian 3
1.7 Sistematika Penulisan 5
BAB 2 Landasan Teori 7
2.1 Mikrokontroler 7
2.2 Manfaat Mikrokontroler 8
2.3 Perkembangan Mikrokontroler 9
2.4 Jenis-jenis Mikrokontroler 9
2.5 Modul Relay 11

vii
Universitas Sumatera Utara
2.6 Media Tanam Hidroponik 11
2.7 Cairan Nutrisi 12
2.8 Internet of Things 13
2.9 ESP8266 15
2.10 Sejarah NodeMCU 16
2.11 Sensor Larutan Nutrisi 20
2.12 Logika If Else 22
2.13 Penelitian yang Relevan 23
BAB 3 Analisis dan Perancangan 25
3.1 Analisis Sistem 25
3.1.1 Analisis Masalah 25
3.1.2 Analisis Kebutuhan 26
3.1.2.1 Kebutuhan Fungsional 27
3.1.2.2 Kebutuhan Non-fungsional 27
3.1.3 Diagram Umum 27
3.1.4 Pemodelan Sistem 28
3.1.4.1 Diagram Use Case 28
3.1.4.2 Diagram Activity 30
3.1.5 Flowchart 31
3.2 Perancangan Sistem 32
3.2.1 Perancangan Perangkat Keras 33
3.2.1.1 Main Board (ESP8266) 33
3.2.1.2 Sensor Larutan Nutrisi 34
3.2.1.3 Relay 35
3.2.2 Perancangan Perangkat Lunak 36
BAB 4 Implementasi dan Pengujian 37
4.1 Implementasi Sistem 37

viii
Universitas Sumatera Utara
4.1.1 Konstruksi Utama 37
4.1.2 Sensor TDS EC Meter 38
4.1.3 Relay 38
4.1.4 Pompa 39
4.1.5 Daya Listrik 39
4.2 Penggabungan Perangkat Keras 40
4.2.1 Experimentas Setup 40
4.3 Pembuatan Perangkat Lunak 41
4.3.1 Perangkat Lunak Arduino 41
4.3.2 Perangkat Lunak Internet of Things 42
4.3.2.1 Menu Utama 42
4.3 Pengujian Sistem 43
4.4.1 Pengujian Sensor TDS EC Meter 43
4.4.2 Pengujian Pompa 51
4.4.3 Pengujian Modul WiFi ESP8266 51
BAB 5 Kesimpulan dan Saran 53
5.1 Kesimpulan 53
5.2 Saran 53
Daftar Pustaka 55

ix
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Tabel Binary Operator 22
Tabel 2.2 Tabel Relational Operator 23
Tabel 3.1 Naratif Use Case Komputer dengan Esp8266 30
Tabel 3.2 Rancangan Board Modul Wifi Esp8266 34
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Sensor TDS EC Meter dan TDS Meter 44
Tabel 4.2 Pengujian yang dilakukan pukul 13:00 45
Tabel 4.3 Pengujian yang dilakukan pukul 14:00 45
Tabel 4.4 Pengujian yang dilakukan pukul 15:00 46
Tabel 4.5 Pengujian yang dilakukan pukul 16:00 47
Tabel 4.6 Pengujian yang dilakukan pukul 17:00 47
Tabel 4.7 Pengujian yang dilakukan pukul 18:00 48
Tabel 4.8 Pengujian yang dilakukan pukul 19:00 49
Tabel 4.9 Hasil pengujian larutan nutrisi 50

x
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Diagram Mikrokontroler 7
Gambar 2.2 Gambar tabel PPM sayuran daun 13
Gambar 2.3 Posisi pin-pin dari ESP-12E 18
Gambar 2.4 Skematik posisi Pin NodeMCU Devkit v1 19
Gambar 2.5 Skematik posisi Pin NodeMCU Devkit v2 20
Gambar 2.6 Skematik posisi Pin NodeMCU Devkit v3 20
Gambar 2.7 Sensor Larutan Nutrisi 21
Gambar 3.1 Diagram Ishikawa 26
Gambar 3.2 Diagram Umum 28
Gambar 3.3 Use case Diagram Sistem Pengontrolan Nutrisi 29
Gambar 3.4 Diagram Activity 31
Gambar 3.5 Flowchart Sistem 32
Gambar 3.6 Bentuk Fisik ESP8266 33
Gambar 3.7 Sensor Larutan Nutrisi 35
Gambar 3.8 Relay 35
Gambar 3.9 Rancangan Layout Website 36
Gambar 4.1 PCB dengan Modul WiFi ESP8266 37
Gambar 4.2 Sensor TDS EC Meter 38
Gambar 4.3 Relay 39
Gambar 4.4 Pompa dengan Relay 39
Gambar 4.5 Kabel USB 40

xi
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.6 Perangkat Keras Sistem 40
Gambar 4.7 Experimental setup Wadah Penampung Cairan Nutrisi 41
Gambar 4.8 Sensor TDS EC Meter 41
Gambar 4.9 Source Code Arduino 42
Gambar 4.10 Layout yang telah terkoneksi dengan jaringan WiFi 43
Gambar 4.11 Output data dari hasil terkoneksi dengan jaringan WiFi 44
Gambar 4.12 Output data dari hasil terkoneksi dengan jaringan WiFi 45
Gambar 4.13 Output data dari hasil terkoneksi dengan jaringan WiFi 46
Gambar 4.14 Output data dari hasil terkoneksi dengan jaringan WiFi 46
Gambar 4.15 Output data dari hasil terkoneksi dengan jaringan WiFi 47
Gambar 4.16 Output data dari hasil terkoneksi dengan jaringan WiFi 48
Gambar 4.17 Output data dari hasil terkoneksi dengan jaringan WiFi 48
Gambar 4.18 Grafik Perbandingan Sensor TDS EC Meter dan TDS Meter 49
Gambar 4.19 Genangan air pada tanaman selada 50
Gambar 4.20 Tanaman Selada 51

xii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Listing Program A
Curriculum Vitae H

xiii
Universitas Sumatera Utara
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Teknologi semakin berkembang pesat dari tahun ke tahun, salah


satunya dapat terlihat pada dunia pertanian. Perkembangan tersebut
mengakibatkan lahan bercocok tanam semakin berkurang, terkhusus pada
daerah sekitar perkotaan. Dengan jumlah penduduk yang terus meningkat,
membuat kebutuhan akan pangan juga meningkat. Sehingga ada beberapa
inovasi yang muncul untuk menambah produktivitas tanaman. Hidroponik
merupakan salah satu inovasi yang cukup familiar dilingkungan
masyarakat. Pengertian hidroponik sendiri yakni media bercocok tanam
yang menggunakan air dan tanpa menggunakan tanah. Dengan metode
hidroponik, kita dapat memanfaatkan lahan sempit yang berada di sekitar
kita, sangat cocok untuk mereka yang tinggal di daerah perkotaan.

Salah satu hal yang paling penting dalam proses hidroponik agar tumbuhan
tumbuh dengan baik adalah dengan pemberian nutrisi. Nutrisi dibutuhkan
agar tumbuhan dapat tumbuh dengan baik. Dengan memperhatikan waktu
dari nutrisi yang akan ditambahkan ke dalam tanaman, itu akan membuat
hasil panen lebih maksimal.

Dari penelitian sebelumnya yang dibuat oleh Nadia Al Karina dalam jurnal
yang berjudul “Perancangan Sistem Alir Larutan Nutrisi Otomatis pada
Tanaman Hidroponik dengan Mikrokontroler Arduino Uno Berbasis
Android” penelitian ini membuat sebuah alat alir larutan nutrisi ke tanaman
hidroponik secara otomatis menggunakan mikrokontroler Arduino Uno
yang dapat mengalirkan larutan nutrisi secara otomatis dengan logika if else
serta mengirimkan data berupa ketinggian larutan dan suhu sekitar tanaman
ke smart phone android yang terhubung. Penelitian lainnya oleh
Muhammad Ikhlas, Sony Sumaryo, Estananto yang berjudul “Perancangan

1
Universitas Sumatera Utara
Kendali Nutrisi pada Hidroponik NFT dengan Metode PID” dalam
penelitian ini menggunakan sensor EC untuk mengukur nutrisi yang
terkandung dalam air dan mengalirkan air ke bak penampungan dengan
menggunakan metode PID.

Dari penelitian diatas, maka pada judul yang saya ajukan ini adalah saya
akan membuatnya dengan menggunakan ESP8266 karena ESP8266 ini
merupakan modul wifi dimana modul wifi ini berfungsi untuk
berkomunikasi melalui jaringan internet yang sama. Dan hasil output dari
penelitian ini berupa nilai dari cairan nutrisi yang di dapat melalui sensor
TDS EC Meter dan TDS Meter, kemudian akan di tampilkan melalui layar
handphone Android atau komputer yang dikirim menggunakan ESP8266.

1.2. Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan diselesaikan dalam penelitian ini terkait dari latar
belakang diatas adalah :
1. Bagaimana cara mengontrol cairan nutrisi di tanaman hidroponik
dengan menggunakan modul ESP8266.
2. Bagaimana cara mengirimkan data dari software arduino ke website
menggunakan modul ESP8266.
3. Bagaimana perbandingan hasil keluaran cairan nutrisi pada sensor TDS
EC Meter dan TDS Meter.

1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Penelitian ini menggunakan ESP8266 sebagai pengontrol dan modul


komunikasi wifi antara komponen lain dan internet.
2. Bahasa pemrograman yang digunakan dalam penelitian ini adalah C
dengan software atau perangkat lunak bernama Arduino IDE.
3. Tampilan atau interface menggunakan bahasa pemrograman HTML
yang akan di program menggunakan software Arduino.

2
Universitas Sumatera Utara
4. Untuk koneksi internet harus berada dalam satu jaringan yang sama dan
maksimal 4 perangkat yang dapat terhubung.
5. Tanaman yang digunakan dalam penelitian adalah selada.
6. Cairan nutrisi untuk tanaman telah tercampur dengan air.
7. Link untuk mengakses berupa IP Address (Internet Protocol) dari Modul
WiFi ESP8266.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari Penelitian ini yakni sebagai berikut :

1. Mengontrol cairan nutrisi pada tanaman hidroponik agar tanaman


dapat menghasilkan hasil panen yang baik.
2. Mengirimkan data ke website menggunakan ESP8266.
3. Melihat perbedaan antara TDS Meter dengan sensor TDS EC Meter
yang diimplementasikan menggunakan Modul WiFi ESP8266.

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bisa mempermudah seorang petani dalam


melakukan media tanam hidroponik dimana saat mengontrol air yang berisi
nutrisi pada tanaman berbasis IoT.

1.6. Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Studi Literatur

Tahap ini penelitian dimulai dengan cara mencari referensi yang


diperlukan dalam penelitian. Pada bagian ini bertujuan untuk
mendapatkan informasi dan data yang diperlukan untuk penulisan

3
Universitas Sumatera Utara
skripsi ini. Referensi yang digunakan dapat berupa buku, jurnal, artikel,
situs internet yang berkaitan dengan penelitian ini.

2. Pengumpulan dan Analisa Data

Dengan dilakukannya pengumpulan dan analisa yang diperlukan dalam


penelitian sehingga dapat dirancang Ishikawa Diagram, diagram alir
(flowchart), dan Diagram Use Case.

3. Perancangan Sistem

Merancang sistem sesuai dengan rencana yang telah ditentukan, yaitu


meliputi perancangan desain sistem, hardware, dan software. Untuk
perancangan sistem akan dirancang berdasarkan batasan masalah yang
telah disebutkan penulis.

4. Implementasi

Pada tahap ini, perancangan sistem dibuat menggunakan perangkat


lunak yang bernama Arduino, dimana bahasa pemrograman yang
digunakan dalam perangkat lunak tersebut adalah bahasa C.

5. Pengujian

Tahap pengujian dilakukan dengan menjalankan sistem yang telah


dibuat.

6. Dokumentasi
Pada tahap ini, penelitian yang telah dilakukan, didokumentasikan mulai
dari tahap analisa sampai kepada pengujian dalam bentuk laporan
penelitian (skripsi).

4
Universitas Sumatera Utara
1.7. Sistematika Penulisan

Untuk sistematika dalam menulis skripsi terdiri atas beberapa hal yakni
bagian utama, yang terdiri dari beberapa bab-bab berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang dari penelitian yang akan dilakukan
yang berjudul “Sistem Pengontrolan Nutrisi Tanaman Hidroponik
Berbasis IoT”, ada juga beberapa hal yang akan terlampir seperti
tujuan dari penelitian, batasan masalah untuk penelitian dan manfaat
serta metode dan sistematika dalam penulisan skripsi.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab ini berisi penjelasan secara umum mengenai ESP8266, relay,


sensor TDS EC Meter, IoT, dan penelitian yang relevan serta
beberapa teori yang mendukung dalam penelitian.

5
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

Bab ini berisi analisis terhadap masalah yang terdapat pada


penelitian dan perancangan sistem sebagai solusi dari permasalahan
tersebut.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Bab ini berisi implementasi dari sistem yang telah dirancang di bab
sebelumnya. Implementasi dan pengujian dilakukan berdasarkan
dari rancangan yang telah disebutkan.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab terakhir akan dilampirkan kesimpulan dari hasil penelitian


yang telah dilakukan dan beberapa saran yang bertujuan untuk jika
ada yang akan melakukan penelitian lebih lanjut.

6
Universitas Sumatera Utara
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Mikrokontroler

Mikrokontroler merupakan salah satu dari bagian sistem komputer yang


mempunyai bentuk lebih kecil dibandingkan dengan komputer pribadi serta
dibangun berdasarkan elemen-elemen dasar yang sama. Sederhananya
adalah dengan menggunakan mikrokontroler, user dapat melihat output
berdasarkan apa yang diinput dan program apa yang dikerjakan.

Mikrokontroler dapat diprogram secara berulang kali karena mikrokontroler


merupakan IC (Integrated Circuit) single chip yang didalamnya terkandung
RAM (Random Access Memory), ROM (Read Only Memory),
microprosessor, dan piranti I/O (Input/Output) yang saling terkoneksi.
Dibawah ini merupakan gambar dari blok diagram yang terdapat pada
mikrokontroler yang dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 2.1. Diagram Mikrokontroler (Atmel Official Website)

7
Universitas Sumatera Utara
Dalam sistem terkomputerisasi ada bagian terpenting yakni sebuah program.
Jadi dapat dikatakan bahwa mikrokontroler ini memiliki input dan output
serta kendali program yang dapat dihapus atau ditulis secara khusus. Secara
umum dapat disebut sebagai “pengendali kecil” maksudnya adalah sebuah
sistem yang memerlukan komponen pendukung untuk dapat direduksi atau
diperkecil sehingga dapat dikendalikan.

2.2. Manfaat Mikrokontroler

Salah satu kit mikrokontroler berbasis ATmega328 adalah arduino uno.


Untuk menjalankannya cukup dengan sambungkan power supply atau kabel
USB ke PC, maka Arduino Uno sudah siap untuk di program lebih lanjut.
Beberapa hal yang dimiliki Arduino Uno yakni 14 pin digital input dan
output, ICSP header, 6 analog input, koneksi USB, sebuah resonator
keramik 16MHz, sebuah tombol reset, dan colokan power input.

Mikrokontroler sering dijumpai di sekeliling kita seperti televisi,


handphone, DVD, MP3 player, AC dan lain-lain. Mikrokontroler digunakan
untuk pengendalian robot mainan ataupun robot industri. Mikrokontroler
juga digunakan dalam produk atau alat yang dapat dikendalikan secara
otomatis seperti pada mesin sistem kantor, remote control, sistem kontrol
mesin, peralatan rumah tangga, dan alat berat. Dengan penggunaan
mikrokontroler ini, maka :

1. Sistem elektronika menjadi lebih ringkas.


2. Perangkat lunak mudah dimodifikasi karena rancangan sistem elektronik
yang lebih cepat dari sistem.
3. Gangguan pada sistem dapat dengan mudah ditelusuri.

Namun demikian, tidak sepenuhnya mikrokontroler dapat mereduksi


komponen, diperlukan komponen eksternal seperti sistem minimal yang

8
Universitas Sumatera Utara
dengan rangkaian eksternal tersebut mikrokontroler dapat beroperasi.
Sistem minimal yang dimaksud adalah komponen lain atau rangkaian
mikrokontroler untuk menjalankan aplikasi.

2.3. Perkembangan Mikrokontroler

Pada tahun 1974, mikrokontroler untuk pertama kali diperkenalkan oleh


Texas Instrument dalam seri TMS 1000. Ini merupakan mikrokontroler 4 bit
pertama. Kemudian di 1971 muncul mikrokontroler berbentuk sebuah chip
dan telah dilengkapi dengan RAM dan ROM. Kemudian muncul
mikrokontroler dari keluarga MCS 48 di tahun 1976, dan menjadi populer
dengan sebutan 8748 yang merupakan mikrokontroler 8 bit.

Dipasar banyak beredar varian dari keluarga MCS51 (CISC) yakni


mikrokontroler 8 bit yang dikeluarkan oleh Atmel dalam seri AT89Sxx, dan
juga mikrokontroler AVR dari mikrokontroler RISC dalam seri
ATMEGA8535. Dengan mikrokontroler tersebut, pengguna yang
merupakan pemula sudah dapat membuat sistem yang berguna untuk
kebutuhan sehari-hari seperti radio frekuensi, pengendali peralatan rumah
tangga jarak jauh menggunakan remote control televisi, membuat jam
digital, termometer digital dan lain sebagainya.

2.4. Jenis-jenis Mikrokontroler

Terdapat 2 jenis mikrokontroler secara teknis. Pembagian ini berdasarkan


kompleksitas intruksi-intruksi yang diterapkan di mikrokontroler tersebut.
Pembagian itu terdiri dari RISC dan CISC.

RISC merupakan singkatan dari Reduced Instruction Set Computer yang


artinya memiliki fasilitas yang banyak tetapi intruksi yang terbatas.
Sebaliknya CISC adalah singkatan dari Complex Intrusction Set Computer,
dimana intruksi yang dimiliki lebih lengkap dan memiliki fasilitas yang
cukup. Ada beberapa jenis mikrokontroler yang umum digunakan yakni :

9
Universitas Sumatera Utara
1. Keluarga MCS51
Mikrokontroler ini merupakan keluarga dari CISC dan sebagian besar
intruksinya dieksekusi dalam 12 siklus clock. Berdasarkan arsitekur
Harvad, mikrokontroler ini memiliki kemampuan pemrosesan boolean
yakni operasi logika tingkatan bit secara langsung dan efisien dalam
register internal dan RAM. Oleh sebab itu, MCS51 merupakan rancangan
awal PLC (Programmable Logic Control).

2. AVR
AVR merupakan mikrokontroler RISC 8 bit dan merupakan singkatan
dari Mikrokontroler Alv and Vegard’s Risc processor. Mikrokontroler ini
sering digunakan dalam bidang instrumentasi dan elektronika.
3. PIC
PIC merupakan singkatan dari Programmable Interface Controller yang
berkembang menjadi Programmable Intelligent Computer. PIC dibuat
oleh Microchip yang merupakan keluarga mikrokontroler yang
berarsitektur Harvard. Di kalangan developer, PIC cukup populer karena
ketersediaan dan penggunaannya luas, biaya yang rendah, pemrograman
melalui hubungan serial pada komputer dan database aplikasi yang besar.
4. Arduino
Arduino memiliki chip mikrokontroler jenis AVR dari perusahaan Atmel,
serta arduino juga memiliki rangkaian elektronik yang open source.
5. ARM Cortex-M0
Advanced RISC Machine merupakan singkatan dari ARM. Memiliki
arsitektur set intruksi 32 bit RISC (Reduced Instruction Set Computer)
yang dikembangkan oleh ARM Holdings.

10
Universitas Sumatera Utara
2.5. Modul Relay

Modul relay merupakan sebuah komponen yang digunakan untuk menjadi


pemutus arus atau menjadi saklar penghubung yang dikontrol menggunakan
sinyal listrik yang memiliki arus yang kecil.

Prinsip kerja modul relay secara umum adalah sama dengan kontraktor
magnet yaitu berdasarkan kemagnetan yang didapat dari kumparan coil yang
telah diberikan arus listrik. Kumparan coil merupakan sebuah komponen
yang telah tersusun menjadi lilitan kawat. Saat lilitan kawat tersebut
mendapatkan energi listrik, maka akan terlihat gaya elektromagnet yang
menarik armature berpegas dan contract menutup.

2.6. Media Tanam Hidroponik

Hidroponik merupakan teknik penanaman menggunakan media tanah yang


penggunaannya dapat dilakukan pada lahan yang sempit, serta memiliki
kuantitas dan kualitas produk lebih tinggi dan bersih. Tetapi, sistem
hidroponik membutuhkan modal yang cukup besar.

Menurut Sutiyoso (2004), hidroponik memiliki beragam sistem antara lain


sistem substrat, Nutriet Film Technique (NFT), Floating Raft Hydroponic
atau Hidroponik Rakit Apung, kombinasi NFT-Rakit Apung, Aeoroponik
dan kombinasi Aeroponik-Rakit Apung. Sedangkan di Indonesia, ada
beberapa model dasar yang dikembangkan antara lain : Sistem sumbu (Wick
System), Kultur air (Water Culture), Pasang surut (Ebb and Flow), Irigasi
tetes (Drips System), NFT (Nutriet Film Technique), DFT (Deep Flow
Technique), Rakit apung (Floating) dan Kultur udara/kabut (Aeroponic).

Untuk kasus ini akan menggunakan sistem hidroponik dari DFT karena
termasuk sistem ini cukup banyak dilakukan. Pada sistem Hidroponik DFT
ini, peletakan akar tanaman pada lapisan air berkisar 4-6 cm. Keunggulan
dari sistem ini adalah tanaman tidak akan kering atau layu ketika sistem

11
Universitas Sumatera Utara
tidak bekerja karena pasokan listrik mati, nutrisi selalu tersedia dalam
jumlah yang cukup dan tidak selalu membutuhkan listrik selama 24 jam.

2.7. Cairan Nutrisi

Agar tanaman dapat tubuh dengan baik dibutuhkan nutrisi untuk


menghasilkan zat-zat yang dibutuhkan tumbuhan. Ada berbagai macam
nutrisi yang dapat digunakan, salah satunya adalah AB-Mix. Nutrisi yang
terkandung pada AB-Mix adalah nitrogen, phospor, kalium, kalsium dan
mangan.

Adapun manfaat dari AB-Mix yang dibagi menjadi unsur hara mikro dan
unsur hara makro. Pada unsur hara makro bagi tanaman, AB memiliki
manfaat sebagai berikut :

1. Unsur nitrogen, agar proses pertumbuhan tanaman menjadi vegetatif.


2. Phospor, digunakan pada tanaman untuk proses pembentukan benih,
akar, buah dan bunga.
3. Kalium, pada tanaman berguna untuk karbohidrat dan pemenuhan air
dan ke seluruh bagian tanaman.
4. Magnesium, dibutuhkan pada tanaman ketika fotosintesis.
5. Kalsium, dibutuhkan untuk menjaga kekuatan pada dinding sel dan
proses pertumbuhan akar.
6. Sulfur, dibutuhkan untuk pembuatan protein.
Selain unsur diatas, ada unsur lain yakni unsur mikro, AB-Mix juga
mengandung unsur hara mikro yang gunanya adalah sebagai berikut :

1. Boron, berguna dalam perkembangan sel tanaman.


2. Zinc, berperan untuk mengaktifkan enzim tanaman saat fotosintesis.
3. Besi, digunakan dalam pembuatan protein dan juga proses fotosintesis.
4. Tembaga, berperan pada saat reproduksi tanaman dan fotosintesis.
5. Unsur Mo, dibutuhkan pada proses fiksasi nitrogen.
6. Klor, digunakan dalam proses fotosintesis.

12
Universitas Sumatera Utara
Kepekaan sebuah nutrisi dilihat dari nilai PPM (Part Per Million) dan
penambahan atau peningkatan nutrisi tersebut berdasarkan umur tanaman,
semakin tua usia tanaman maka semakin tinggi pula nilai PPM yang
dibutuhkan. PPM merupakan satuan yang digunakan pada konsentrasi
larutan atau kelimpahan partikel yang sangat kecil. Pada penelitian ini akan
menggunakan tanaman selada, dimana nilai PPM dari selada adalah 560 -
840. Setiap tumbuhan seperti sayuran daun memiliki nilai ppm yang
berbeda-beda. Adapun terlampir pada Gambar 2.2 berikut ini.

Gambar 2.2. Gambar tabel PPM sayuran daun (sumber :


hidroponikpedia.com)

2.8. Internet of Things

Internet of Things merupakan sebuah konsep dimana terdapat objek yang


akan mentransfer data melalui jaringan tanpa perlu interaksi antara manusia
dengan perangkat komputer. Menurut (Burange dan Misalkar, 2015)
Internet of Things (IOT) adalah struktur di mana objek, orang disediakan
dengan identitas eksklusif dan kemampuan untuk pindah data melalui
jaringan tanpa memerlukan dua arah antara manusia ke manusia yaitu
sumber ke tujuan atau interaksi manusia ke komputer. Untuk menghasilkan
interaksi mesin tanpa campur tangan manusia dibutuhkan argumentasi

13
Universitas Sumatera Utara
pemrograman, ini cara Internet of Things bekerja. Manusia dalam Internet
of Things bertugas untuk mengatur dan mengawas dari mesin-mesin yang
bekerja secara langsung.

Pada mulanya internet dikenal pada tahun 1989. Seorang peneliti bernama
John Romkey di tahun 1990 membuat sebuah perangkat pemanggang roti
yang dapat dijalankan melalui internet. Awal kepopuleran IoT muncul di
tahun 1999 yakni dengan ditemukannya sebuah mesin berbasis Radio
Frequency Identification (RFID). Sebuah perusahaan meluncurkan IPSO di
tahun 2008 untuk memasarkan IP dalam jaringan “Smart Object” yang
bertujuan untuk mengaktifkan internet of things itu sendiri. Dengan
berkembangnya infrastruktur internet tersebut, akan ada berbagai macam
benda nyata yang dapat terkoneksi dengan internet, tidak hanya komputer
atau smartphone saja. Sebagai contohnya adalah mesin produksi, mobil,
benda nyata yang telah terhubung ke dalam jaringan lokal atau global,
peralatan yang dikenakan manusia (wearables).

Ada beberapa unsur yang membentuk Internet of Things yakni kecerdasan


buatan, konektivitas, sensor, dan pemakaian perangkat berukuran kecil.
Pengendalian otomatis atau nirkabel merupakan metode yang digunakan
pada Internet of Things. Pengimplementasian Internet of Things biasanya
mengikuti keinginan developer untuk mengembangkan aplikasi yang
diciptakan si developer. Untuk penelitian ini, penulis mengimplementasikan
Internet of Things untuk mengontrol nutrisi pada tanaman hidroponik
menggunakan modul ESP8266. Dimana data yang didapat dari sensor
larutan nutrisi dikirimkan ke website menggunakan modul ESP8266 dan
saling terhubung menggunakan internet. Banyak manfaat yang di dapat
ketika menggunakan Internet of Things, salah satunya yakni pekerjaan yang
dilakukan menjadi cepat, mudah dan efisien.

Internet of things telah di terapkan ke berbagai macam bidang seperti


pertanian, energi, lingkungan, otomatisasi rumah, medis dan kesehatan,
serta transportasi. Internet of things akan meningkatkan perekonomian dan

14
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan kehidupan warga negara (Mário Campolargo, 2013). Internet
of things memiliki potensi untuk mengubah dunia seperti pernah dilakukan
oleh internet, bahkan mungkin lebih baik (Ashton, 2009).

2.9. ESP8266

ESP8266 adalah sebuah modul wifi yang membuat koneksi TCP/IP dan
berguna sebagai perangkat tambahan dalam mikrokontroler. Modul wifi ini
memiliki tiga mode wifi yaitu Station, Access Point dan Both (Keduanya)
serta membutuhkan daya sekitar 3.3 Volt. Modul wifi ini dapat dijalankan
sendiri tanpa menggunakan mikrokontroler apapun karena sudah memiliki
perlengkapan layaknya mikrokontroler yakni ada prosesor, GPIO yang
jumlah pinnya tergantung dari jenis ESP8266 dan juga memiliki memori..

Untuk pemrogramannya sendiri, kita dapat menggunakan putty sebagai


terminal control untuk AT Command dan ESPlorer untuk Firmware berbasis
NodeMCU. Selain itu, bisa juga memprogram perangkat ini dengan
menggunakan Arduino IDE dengan menambahkan library modul ESP8266
di board manager. Ada juga beberapa macam jenis ESP8266 yang terdiri
dari :

1. ESP8266 Module Series


Pada bagian ini, ada berbagai macam model mulai dari esp-01 sampai esp-
14. Pada semua seri tersebut tidak ada tambahan board dan hanya
dilengkapi modul saja, oleh sebab itu boardnya harus dibuat sendiri.

2. Wemos
Pada bagian ini terdapat perbedaan dari perangkat ESP8266 di series
sebelumnya yakni di wemos sudah terdapat board. Perangkat ini juga telah
embeded dengan board dan usb uart, jadi tidak terlalu sulit dalam
memasangkan board dan menyediakan usb loader untuk upload program
pada perangkat ESP8266 tersebut.

15
Universitas Sumatera Utara
3. NodeMCU
Keistimewaan dari NodeMCU ini adalah perangkat yang lebih detail dari
wemos dan board yang digunakan lebih nyaman. ESP yang terpasang
pada perangkat ini menggunakan ESP-12E. Dan untuk penelitian ini
penulis menggunakan NodeMCU.

4. ESPDuino
Bentuk ESPDuino jika dilihat sekilas akan terlihat mirip dengan ardunio.
Akan tetapi, perangkat ini hanya memiliki board desain yang mirip
dengan perangkat arduino, meski begitu perangkat ini tetap original
ESP8266 tanpa ada chip tambahan dari arduino uno. Dan secara fungsi,
perangkat ini memiliki fungsi yang sama dengan wemos dan NodeMCU.

Spesifikasi ESP8266 :

Tegangan : 3.3V
Konsumsi Arus : 10uA - 170mA
Flash Memory : 16MB max (512K normal)
Prosesor : Tensilica L106 32 bit
Kecepatan Prosesor : 32K + 80K
GPIOs (General Purpose : 17 (dapat berlipat ganda dengan
Input/Output) fungsi lain)
Analog ke Digital : 1 input dengan 1024 langkah (10
bit) resolusi
802.11 support : b/g/n/d/e/i/k/r
Koneksi maksimum TCP : 5

2.10. Sejarah NodeMCU

NodeMCU merupakan platform Internet of Things yang open source. Pada


penelitian ini akan menggunakan ESP8266 yang merupakan bagian dari
NodeMCU. Secara umum, istilah NodeMCU sebenarnya mengacu pada
firmware yang digunakan dari pada perangkat keras development kit. Yang
terdiri dari perangkat keras berupa System On Chip ESP8266 dari ESP8266

16
Universitas Sumatera Utara
buatan Espressif System, juga firmware yang digunakan, yang menggunakan
bahasa pemrograman scripting Lua.

Board arduino-nya ESP8266 dapat dianalogikan sebagai NodeMCU.


Terdapat sebuah board yang memiliki berbagai fitur seperti mikrokontroler
dan akses terhadap WiFi serta chip komunikasi USB ke serial. Dengan kabel
charging atau kabel data USB, kita sudah dapat melakukan pemrograman.

30 Desember 2019 merupakan sejarah lahirnya NodeMCU bertepatan


dengan munculnya ESP8266. ESP8266 merupakan SoC WiFi yang
terintegrasi dengan prosesor tensilica mulai diproduksi oleh Espressif
System selaku pembuat ESP8266. Pada 13 Oktober 2014 Hong meng-
commit file pertama nodemcu-firmware ke Github. Dua bulan kemudian
project tersebut dikembangkan ke platform perangkat keras ketika Huang R
meng-commit file dari board ESP8266, yang diberi nama devkit v.0.9.

Karena jantung NodeMCU adalah ESP8266 (khususnya seri ESP-12,


termasuk ESP-12E) maka fitur-fitur yang dimiliki NodeMCU akan kurang
lebih sama dengan ESP-12 (juga ESP-12E untuk NodeMCU v.2 dan v.3).
Beberapa fitur tersebut antara lain :

1. 10 Port GPIO dari D0 - D10

2. Funsionalitas PWM

3. Antarmuka I2C dan SPI

4. Antarmuka 1 Wire

5. ADC

17
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3. Posisi pin-pin dari ESP-12E

Gambar berikut menjelaskan fungsi pin yang terdapat pada ESP-12E

1. RST : Berfungsi mereset modul


2. ADC : Analog digital converter dengan rentang
tegangan masukan 0-1v, dengan skup nilai
digital 0-1024
3. EN : chip enable, active high
4. IO16 : GPIO16, untuk membangung chipset dari mode
deep sleep
5. IO14 : GPIO14; HSPI_CLK
6. IO12 : GPIO12; HSPI_MISO
7. IOI3 : GPIO13; HSPI_MOSI; UART0_CTS
8. VCC : Catu daya 3.3V (VDD)
9. CS0 : Chip selection
10. MISO : Slave output, main input
11. IO9 : GPIO9
12. IO10 : GPIO10
13. GND : Ground
14. RXD : UART0_RXD; GPIO3
15. TXD : UART0_TXD; GPIO1

18
Universitas Sumatera Utara
Adapun beberapa versi NodeMCU sebagai berikut :

1. Generasi pertama/board v.0.9 (biasa disebut V1)


Berdimensi 47mm x 31mm dan memiliki inti ESP-12 dengan flash
memory berukuran 4MB. Berikut pinout dari board v.0.9.

Gambar 2.4. Skematik posisi Pin NodeMCU Devkit v1

2. Generasi kedua/board v.1.0 (biasa disebut V2)


Generasi kedua adalah pengembangan dari versi sebelumnya dengan chip
yang ditingkatkan dari sebelumnya ESP12 menjadi ESP12E. Dan IC
Serial diubah dari CHG340 menjadi CP2120.

19
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.5. Skematik posisi Pin NodeMCU Devkit v2

3. Generasi ketiga/board v.1.0 (biasa disebut V3 Lolin)


Versi ini diciptakan oleh produsen LoLin dengan perbaikan minor
terhadap V2 dan memiliki antarmuka USB yang lebih cepat.

Gambar 2.6. Skematik posisi Pin NodeMCU Dev Kit v3

2.11. Sensor Larutan Nutrisi

Sensor larutan nutrisi ini digunakan untuk mengetahui nilai Electrical


Conductivity (EC) dari larutan nutrisi. Nilai ppm dihitung dari EC larutan,

20
Universitas Sumatera Utara
dimana EC merupakan penghantar listrik yang ada pada cairan. Nilai EC
atau ppm di dapat dari pengukuran perlawanan antara dua pin steker ketika
steker terendam dalam cairan.

Gambar 2.7. Sensor Larutan Nutrisi

Spesifikasi :

1. Water quality probe, TDS conductivity, water quality testing tds probe

2. Tripartite-joints G14 PE interface

3. Probe diameter : 6.35mm

4. Insulation resistance >50M

5. Medium temperature 0-70C

6. Operating voltage-Working current -HX socket plug : 2P pitch 2.54mm

21
Universitas Sumatera Utara
2.12. Logika If Else

Pada ilmu komputer, ada beberapa jenis logika yang bisa digunakan. Salah
satu logika yang digunakan dalam penelitian ini adalah logika if else. Untuk
pengertian logika sendiri yakni merupakan suatu pemikiran yang identik
dengan nalar dan akal. Pada logika if else, pemikiran ini digunakan untuk
melihat suatu kondisi apakah kondisi tersebut benar atau tidak. Logika if
else memiliki ciri khas untuk menyeleksi suatu pernyataan. Adapun di
perlukannya operator dalam menyeleksi suatu pernyataan. Pengertian
operator sendiri yakni sebuah simbol atau tanda yang terdapat pada sebuah
data untuk mendapatkan sebuah hasil. Berikut ini adalah beberapa jenis
operator yang biasa digunakan dalam logika if else :

1. Binary Operator
Untuk pengoperasian pada binary operator biasanya digunakan untuk
mengoperasikan dua buah operand (data). Binary operator ini berbentuk
variabel atau konstanta, dimana pengertian variabel sendiri adalah nilai
yang dapat berubah dan tidak tetap, sedangkan konstanta kebalikan dari
pengertian variabel yakni memiliki nilai tetap dan tidak dapat di ubah.
Tabel 2.1 Binary Operator
Operator Operasi
* Perkalian
DIV Pembagian bulat
/ Pembagian real
MOD Modulus
+ Pertambahan
/ Pengurangan

2. Relational Operator
Operator ini biasanya digunakan untuk menghasilkan sebuah pernyataan
yang memiliki keluaran true atau false.

22
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2 Relational Operator
Operator Operasi
= Sama dengan
<> Tidak sama dengan
> Lebih besar dari
>= Lebih besar sama dengan dari
< Lebih kecil dari
<= Lebih kecil sama dengan dari
IN Seleksi dari anggota himpunan

Logika if else merupakan bagian dari struktur pemilihan dalam logika


komputer. Oleh karena itu pernyataan dapat diproses jika sebuah kondisi
telah terpenuhi atau tidak terpenuhi. Hal itu terjadi jika pada setiap baris
algoritma telah berjalan. Artinya logika if else dapat menghasilkan
pernyataan pengambilan keputusan berdasarkan operand dan akan di proses
ketika algoritma tersebut akan dikerjakan.

2.13. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan


oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Dian Pancawati dan Andik Yulianto (2016) pada penelitian berjudul


“Implementasi Fuzzy Logic Controller Untuk Mengatur PH Nutrisi pada
Sistem Hidroponik Nutriet Film Technique (NFT)” menjelaskan bahwa
bagaimana merancang sistem kontrol PH nutrisi otomatis dengan
menerapkan metode Fuzzy Logic Controller menggunakan sistem
kontrol Arduino Mega2560 dengan Analog pH Meter Kit sebagai
masukan, serta solenoid valve sebagai aktuator pada sistem kontrol
tersebut.
2. Muhammad Ikhlas, Sony Sumaryo dan Estananto (2018) pada penelitian
berjudul “Perancangan Kendali Nutrisi pada Hidroponik NFT (Nutriet

23
Universitas Sumatera Utara
Film Technique) dengan Metode PID”. Hasil akhir dari perancangan
sistem ini adalah nutrisi tersebut akan mengalir pada Hidroponik dan
dapat dikontrol dengan mengukur nilai EC serta dengan menggunakan
kandungan A dan B mix yang bernilai 3 ms/cm.
3. Yuga Hadfridar Putra, Dedi Triyanto, dan Suhardi (2018) pada
penelitian yang berjudul “Sistem Pemantauan dan Pengendalian Nutrisi,
Suhu, dan Tinggi Air pada Pertanian Hidroponik Berbasis Website”
menjelaskan bahwa sistem pemantau dan pengendali diterapkan pada
sistem hidroponik dengan metode NFT.
4. Wahyu Rilo Pambudi (2018) pada penelitian yang berjudul “Prototype
Sistem Pemeliharaan Otomatis pada Pertanian Hidroponik
Menggunakan Metode Aeroponik”. Pada penelitian ini kuantitas nutrisi
dikontrol menggunakan flow sensor.
5. Sotyohadi, Wahyu Surya Dewa, I Komang Somawirata (2020) pada
penelitian yang berjudul “Perancangan Pengatur Kandungan TDS dan
PH pada Larutan Nutrisi Hidroponik Menggunakan Metode Fuzzy
Logic”. Pada penelitan ini fuzzy logic digunakan melalui arduino uno
dan output yang dihasilkan di tampilkan menggunakan LCD.

24
Universitas Sumatera Utara
BAB III
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1. Analisis Sistem


Untuk membangun sebuah sistem, diperlukan analisis sistem untuk
membantu dalam proses perancangan sebuah sistem. Menurut Al Fatta,
analisis sistem adalah teknik pemecahan masalah yang menguraikan bagian-
bagian komponen dengan mempelajari seberapa bagus bagian-bagian
komponen tersebut bekerja dan berinteraksi untuk mencapai tujuan mereka.
Adapun dalam fungsi analisis sistem tersebut dapat memilih metode
alternatif yang dimana kita dapat memecahkan masalah pada sistem. Pada
tahapan ini akan dilakukan pembagian menjadi bagian-bagian kecil yang
lebih sederhana dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah yang akan
diselesaikan. Dari hasil identifikasi tersebut akan diperoleh gambaran dari
sebuah komponen yang akan digunakan sebagai acuan perancangan sistem.

3.1.1. Analisis Masalah


Sebuah masalah dapat terjadi karena masalah memiliki sebab dan akibat.
Untuk menganalisis masalah tersebut, maka digunakan diagram ishikawa
atau dikenal dengan fishbone diagram yang berbentuk seperti tulang ikan.
Diagram ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1968 oleh Koaru
Ishikawa. Dengan menggunakan diagram ini, dapat menunjukkan penyebab
dari masalah yang terjadi serta dapat mengidentifikasi faktor-faktor tersebut
sehingga memberikan efek kedalam masalah yang akan diselesaikan.

Di zaman ini, kita dapat memanfaatkan teknologi untuk mempermudah


tugas kita. Salah satunya adalah dengan cara memanfaatkan teknologi di
bidang pertanian. Di februari 2017, menurut Badan Pusat Statistik (BPS)
mencatat bahwa penduduk Indonesia paling banyak bekerja di sektor
pertanian. Penduduk yang bekerja pada sektor pertanian berjumlah 39,68

25
Universitas Sumatera Utara
juta atau 31,86 persen dari jumlah penduduk yang jumlahnya 124,54 juta
orang menurut Kepala BPS Suhariyanto pada Jum’at, 5 Mei 2017. Dari data
tersebut membuktikan bahwa pertanian merupakan pekerjaan yang cukup
banyak di lakukan. Dan untuk mempermudah pekerjaan tersebut,
dimanfaatkan teknologi salah satunya adalah dengan menggunakan sistem
pengontrolan nutrisi tanaman. Pada diagram ishikawa di Gambar 3.1 akan
menjelaskan tentang implementasi dari sistem pengontrolan nutrisi tanaman
hidproponik berbasis Internet of Thing.

Gambar 3.1. Diagram Ishikawa

3.1.2. Analisis Kebutuhan


Analisis kebutuhan terbagi atas dua bagian, yakni analisis kebutuhan
fungsional dan analisis kebutuhan non-fungsional. Pada tahapan ini
dibutuhkan untuk mendukung kinerja sistem yang dibuat, apakah sesuai
kebutuhan atau belum sesuai, karena kebutuhan sistem ini akan mendukung
tercapainya tujuan.

26
Universitas Sumatera Utara
3.1.2.1. Analisis Kebutuhan Fungsional
Kebutuhan yang terdiri dari proses-proses yang akan disediakan pada
sistem, seperti bagaimana sistem akan bereaksi terhadap input tertentu atau
bagaimana cara perilaku sistem terhadap situasi tertentu disebut kebutuhan
fungsional. Adapun kebutuhan fungsional dalam penelitian ini mencakup
beberapa hal berikut ini :

a. Sistem harus memiliki ESP8266 sebagai modul komunikasi wifi antara


mikrokontroler dan internet.
b. Sistem harus memiliki kuota internet untuk menjalankan sistem tersebut.
c. Sistem harus memiliki smartphone atau komputer agar user dapat
mengontrol sistem yang telah dibuat.

3.1.2.2. Analisis Kebutuhan Non-fungsional

Kebutuhan non-fungsional merupakan kebutuhan yang digunakan sebagai


pendukung agar sistem berjalan dengan lancar. Berikut beberapa kebutuhan
non-fungsioanl agar sistem dapat berfungsi dengan baik antara lain, sebagai
berikut :
a. Sistem dapat terhubung dengan internet dengan menggunakan modul
ESP8266.
b. Sistem dapat membaca larutan nutrisi menggunakan sensor larutan
nutrisi.
c. Sistem menggunakan bahasa C untuk memprogram ESP8266.
d. Sistem haruslah user friendly agar user dapat dengan mudah
menggunakan sistem tersebut.
e. Sistem membutuhkan power supply sebagai sumber tegangan.

3.1.3. Diagram Umum

Diagram umum dari penelitian ini diberikan seperti pada Gambar 3.2.
Cara kerja sistem sesuai dengan diagram umum adalah sebagai berikut ini :

27
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.2. Diagram Umum
Cara kerja sistem sesuai dengan diagram umum adalah sebagai berikut ini :
1. Relay digunakan sebagai delay time untuk memompa larutan nutrisi agar
air nutrisi dapat mengalir.
2. Sensor larutan nutrisi untuk mengecek nilai nutrisi dalam satuan PPM.
3. Modul ESP8266 sebagai modul wifi atau penghubung yang dapat
mengkomunikasikan relay ke website.

3.1.4. Pemodelan Sistem

Pada penelitian ini akan menggunakan pemodelan sistem yang dimana


sistem ini berguna untuk menggambarkan atau merancang sistem sebelum
memasuki tahap coding. Diagram yang akan digunakan adalah Use case dan
activity diagram, yang akan di bahas selanjutnya.

3.1.4.1. Diagram Use Case

Pada diagram Use Case ini mendeskripsikan interaksi sistem yang dibuat
untuk mempermudah user memahami kegunaan sistem tersebut. Diagram
use case juga bermanfaat untuk mengetahui fungsi dari sebuah komponen
yang digunakan dalam sebuah sistem dan siapa yang berhak menggunakan
fungsi tersebut. Diagram use case diberikan seperti pada Gambar 3.3.

28
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.3. Use case Diagram Sistem Pengontrolan Nutrisi Tanaman

29
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1. Naratif Use Case Proses Menghubungkan Komputer dengan
Esp8266

Nama Use case Menghubungkan komputer dengan Esp8266


Actors Petani Hidroponik
Description Use case ini menghubungkan komputer menggunakan
Esp6266
Pre-Condition Komputer sudah terhubung dengan koneksi internet
Kegiatan pengguna Respon system
Mengkoneksikan alat Menampilkan data di
dengan modul komputer dan
Basic Flow
WiFi Esp8266 menghubungkan
komputer dengan
Esp8266
Alternate Flow Actor tidak mengkoneksikan Sistem tidak terhubung
internet dengan komputer
Post-Condition Sistem terhubung dengan komputer pengguna

3.1.4.2. Diagram Activity

Diagram activity adalah sebuah diagram yang menjelaskan proses kerja


sistem dari awal sampai akhir aktifitas yang dilakukan oleh pengguna.
Proses kerja sistem pengontrolan nutrisi tanaman hidroponik diawali dengan
menghidupkan sistem dengan cara menghubungkan dengan power supply
sehingga sistem dapat melakukan perintah melalui komputer yang
digunakan user. Dimana proses ini akan menampilkan interface kepada user,
agar mudah mengontrol nutrisi tanaman.

Diagram activity tersebut akan terlihat seperti pada Gambar 3.4 berikut ini.

30
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.4. Diagram Activity

3.1.5. Flowchart

Flowchart adalah bagan atau suatu diagram alir yang mempergunakan


simbol atau tanda untuk menyelesaikan suatu masalah (Sariadin Siallagan,
2009). Simbol pada flowchart berfungsi untuk menggambarkan proses
tertentu, sedangkan proses tertentu tersebut digambarkan dengan garis
penghubung. Kegunaan dari flowchart adalah untuk mempermudahkan
dalam melakukan proses pengecekan pada bagian yang terlupakan dalam
anilisi masalah.

31
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.5. Flowchart Sistem

3.2. Perancangan Sistem

Di tahap perancangan sistem akan terdapat 2 tahap yaitu perancangan sistem


pada perangkat keras dan perancangan sistem pada perangkat lunak.
Perangkat keras yang dimaksud ini yakni berupa komponen fisik yang akan
digunakan untuk membentuk rangkaian elektronik sistem.

Perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk membuat sistem
terdiri atas beberapa bagian utama yaitu sirkuit utama (main board), sensor,
relay dan pompa untuk menjalankan larutan nutrisi. Perancangan antarmuka
dilakukan sebaik mungkin agar user dapat dengan mudah
mengoperasikannya. Kemudian perancangan perangkat keras dirancang
sesimpel mungkin untuk tidak mengganggu proses pertumbuhan tanaman.

32
Universitas Sumatera Utara
Dalam perancangan sistem ada 2 hal yang perlu diperhatikan yaitu,
perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak yang akan
dirincikan sebagai berikut.

3.2.1. Perancangan Perangkat Keras

Pada sistem pengontrolan nutrisi tanaman hidroponik berbasis IoT (Internet


of Things), terdapat komponen utama dalam sistem ini agar dapat berjalan
sesuai dengan yang diharapkan, yaitu modul ESP8266, sensor larutan nutrisi
dan relay.

3.2.1.1. Main Board (ESP8266)

Komponen utama dalam sistem ini adalah ESP8266 sebagai main board,
karena alat ini akan menjadi inti yang akan menghubungkan satu komponen
dengan komponen lain.

Gambar 3.6. Bentuk Fisik ESP8266

Rangkaian ESP8266 pada robot beserta komponen-komponen yang


terhubung dapat dilihat pada Tabel berikut.

33
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2. Rancangan Board Modul Wifi ESP8266

Nama
No Banyak Fungsi Keterangan
Barang

1 ESP8266 1 Prosesor Utama

· Sensor larutan
Tegangan Positif nutrisi
2 VCC 2
(5V)
· Relay

· Sensor larutan
Tegangan Negatif
3 GND 2 nutrisi
(0V)
· Relay

Mengeluarkan
4 D1 1 Relay
tegangan (Output)

Mendapatkan Sensor Larutan


5 A0 1
tegangan (Input) Nutrisi

3.2.1.2. Sensor Larutan Nutrisi


Agar dapat menampilkan nilai larutan nutrisi, maka dibutuhkan sensor yang
dapat menampilkan nila tersebut.

34
Universitas Sumatera Utara
Sensor yang digunakan pada sistem ini adalah TDS EC Meter.

Gambar 3.7. Sensor Larutan Nutrisi

(Sumber :https://ecs7.tokopedia.net/img/cache/700/product-
1/2018/5/30/374410/374410_de7d26e9-9f21-4a6d-acd4-
552c478bf692_800_800.jpg)

3.2.1.3. Relay

Relay berfungsi sebagai saklar atau switch listrik. Pada sistem ini, relay
digunakan untuk menggerakkan pompa.

Gambar 3.8. Relay


(Sumber :https://www.botshop.co.za/wp-content/uploads/2016/09/1-Channel-
Relay-Module.jpg)

35
Universitas Sumatera Utara
3.2.2. Perancangan Perangkat Lunak
Perangkat lunak yang digunakan pada sistem ini adalah sebuah program dari
website. Program ini memiliki kemampuan untuk menghubungkan sistem
dengan website dengan menggunakan modul ESP8266.

Gambar 3.9. Rancangan Layout Website

Keterangan :

1. Menampilkan nilai dari jumlah padatan terlarut


2. Button yang berisi perintah ON
3. Button yang berisi perintah OFF

36
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Pada tahap ini dilakukan implementasi sistem sesuai pada analisis dan
perancangan yang sudah ditentukan dan kemudian melakukan pengujian
sistem.

4.1. Implementasi Sistem

Pada tahap implementasi sistem dilakukan pembuatan sistem yang sesuai


dengan rancangan. Di tahap ini dibagi menjadi dua sub bagian, yakni
konstruksi perangkat keras dan konstruksi perangkat lunak.

4.1.1. Konstruksi Utama

Kerangka utama dari sistem ini berupa sebuah modul WiFi ESP8266 karena
ini akan menjadi pengontrol utama. Kemudian ada PCB yang berguna
sebagai tempat penghubung antara sensor dan modul WiFi ESP8266. Pada
Gambar 4.1 menunjukkan bentuk fisik dari papan protoboard yang telah
terhubung ke modul WiFi ESP8266.

Gambar 4.1. PCB dengan Modul WiFi ESP8266

37
Universitas Sumatera Utara
Fungsi untuk PCB (Printed Circuit Board) atau biasa disebut Papan Sirkuit
Cetak ini berguna untuk menghubungkan semua komponen elektronik
menjadi satu kesatuan rangkaian elektronika.

4.1.2. Sensor TDS EC Meter

Alat ini digunakan sebagai sensor Nutrisi yang diletakkan di kerangka


utama. Terdapat tiga kabel yang akan dihubungkan dengan modul WiFi
ESP8266, yaitu terdiri dari kabel power, kabel ground, dan kabel output.
Kabel output pada sensor ini akan terhubung ke pin A0 pada modul WiFi
ESP8266. Di bawah ini adalah gambar 4.2 yang menunjukkan bentuk fisik
dari sensor EC Meter untuk Nutrisi.

Gambar 4.2. Sensor TDS EC Meter

4.1.3. Relay

Pada relay, penggunaan perangkat ini bertujuan untuk mengatur waktu atau
kecepatan pompa. Perangkat ini memiliki tiga kabel yang terdiri dari ground,
power, dan output. Pada output relay, pin D1 yang terdapat pada modul WiFi
ESP8266 akan dihubungkan. Gambar 4.3 dibawah ini menunjukkan bentuk
fisik dari relay.

38
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3. Relay

4.1.4. Pompa

Pompa ini diletakkan di dalam wadah berisi cairan larutan nutrisi. Nantinya
pompa akan bekerja sesuai dengan intruksi dari relay yang telah terkontrol
waktu atau kecepatannya. Gambar 4.4 dibawah ini menunjukkan bentuk
fisik dari pompa yang telah terhubung ke relay.

Gambar 4.4. Pompa dengan relay

4.1.5. Daya Listrik

Alat ini menggunakan kabel usb yang biasa digunakan pada charging
handphone. Guna dari kabel usb ini untuk menghantarkan arus listrik dan
menjalankan sistem. Adapun gambar 4.5 di bawah ini merupakan bentuk
fisik dari kabel USB.

39
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.5. Kabel USB

4.2. Penggabungan Perangkat Keras

Perangkat keras dihubungkan diimplementasikan dengan ESP8266 dan


perangkat lainnya yang telah dipaparkan diatas. Pada ESP8266 bertindak
sebagai komponen sistem utama, karena komponen ini akan memproses data
dan proses input/output yang terjadi di unit ini. Gambar 4.6 dibawah ini
menunjukkan penggabungan seluruh komponen perangkat keras yang
dibutuhkan oleh sistem.

Gambar 4.6. Perangkat Keras Sistem

4.2.1. Experimental Setup

Gambar 4.7. dibawah ini menunjukkan experimental setup, yaitu alat dan
bahan yang diperlukan dalam percobaan dibawah ini.

40
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.7. Experimental setup Wadah Penampung Cairan Nutrisi

Gambar 4.8. Sensor TDS EC Meter

4.3. Pembuatan Perangkat Lunak

Pada tahap pembuatan perangkat lunak, tahap ini dibagi menjadi dua yaitu
perangkat lunak Arduino dan perangkat lunak Internet of Things.

4.3.1. Perangkat Lunak Arduino

Papan ESP8266 diprogram menggunakan Bahasa pemrograman C dan


aplikasi Arduino sebagai compiler-nya. File program dari compiler nya
berekstensi .ino yang kemudian ditanamkan pada ESP8266 melalui kabel
USB. Gambar 4.8 dibawah ini merupakan tampilan dari Arduino IDE.

41
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.9. Source code Arduino

4.3.2. Perangkat Lunak Internet of Things

Pada perangkat lunak ini akan menampilkan informasi dari pemrograman


yang telah dilakukan melalui perangkat lunak Arduino. Implementasinya
menampilkan halaman activity. Berikut adalah rinciannya:

4.3.2.1. Menu Utama

Menu utama adalah tampilan yang berisikan informasi jumlah padatan


terlarut dengan satuan PPM dan dua button yang berfungsi untuk
menjalankan dan menghentikan sistem. Untuk mengoperasikannya
pengguna harus mengkoneksikan komputer dengan WiFi atau koneksi
internet yang sama dengan sistem yang dibuat. Gambar 4.9 menunjukkan
layout dari menu utama yang telah terkoneksi dengan jaringan WiFi yang
sama.

42
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.10. Layout yang telah terkoneksi dengan jaringan WiFi

4.4. Pengujian Sistem

Pengujian sistem dilakukan agar dapat mengetahui apakah sistem yang telah
dibuat akan bekerja sesuai dengan analisis dan perancangan sistem yang
telah dilakukan sebelumnya dan untuk mengetahui apakah sistem telah
bekerja dengan baik atau tidak. Pada sistem ini, akan mengontrol larutan
nutrisi yang telah tercampur dengan air menggunakan modul ESP8266.
Dimana akan menghasilkan output berupa nilai dari perbandingan antara
sensor TDS EC Meter dengan TDS Meter. Pada tahap ini, pengujian yang
dilakukan mencakup pengujian sensor TDS EC Meter, pengujian relay dan
pengujian konektifitas modul WiFi ESP8266.

4.4.1. Pengujian Sensor TDS EC Meter

Sensor TDS EC Meter merupakan komponen utama yang dipakai dalam


menentukan jumlah padatan larutan cairan nutrisi Hidroponik. TDS
singkatan dari Total Dissolved Solids yang artinya jumlah padatan terlarut.
Sedangkan EC singkatan dari Electrical Conductivity yang artinya
konduktivitas listrik. Sensor ini bekerja dengan cara menampilkan nilai

43
Universitas Sumatera Utara
melalui proses program yang dilakukan di software arduino. Pengujian
dilakukan apakah sensor dapat mendeteksi jumlah padatan larutan cairan
nutrisi atau tidak, yang perbandingannya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1. Hasil Pengujian Output Sensor TDS EC Meter dengan TDS Meter

Banyak Nilai Sensor


Jam Nilai TDS Meter
Pengujian TDS EC Meter

1 13:00 824 812

2 14:00 829 807

3 15:00 830 809

4 16:00 833 802

5 17:00 837 787

6 18:00 825 779

7 19:00 826 771

Berikut adalah dokumentasi dari hasil pengujian yang ada pada tabel :

1. Pengujian pada pukul 13:00

Gambar 4.11. Output data dari hasil terkoneksi dengan jaringan WiFi

44
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2. Pengujian yang dilakukan pada pukul 13:00

Waktu Nilai TDS Meter Nilai Sensor TDS EC Meter


Pukul 13:00 812 824

Berdasarkan data pada tabel 4.2 diatas menunjukkan nilai TDS dari masing-
masing sensor bernilai 812 dan 824.

2. Pengujian pada pukul 14:00

Gambar 4.12. Output data dari hasil terkoneksi dengan jaringan WiFi

Tabel 4.3. Pengujian yang dilakukan pada pukul 14:00

Waktu Nilai TDS Meter Nilai Sensor TDS EC Meter


Pukul 14:00 807 829

Berdasarkan data pada tabel 4.3 diatas menunjukkan nilai TDS dari masing-
masing sensor bernilai 807 dan 809.

45
Universitas Sumatera Utara
3. Pengujian pada pukul 15:00

Gambar 4.13. Output data dari hasil terkoneksi dengan jaringan WiFi

Tabel 4.4. Pengujian yang dilakukan pada pukul 15:00

Waktu Nilai TDS Meter Nilai Sensor TDS EC Meter


Pukul 15:00 809 830

Berdasarkan data pada tabel 4.4 diatas menunjukkan nilai TDS dari masing-
masing sensor bernilai 809 dan 830.

4. Pengujian pada pukul 16:00

Gambar 4.14. Output data dari hasil terkoneksi dengan jaringan WiFi

46
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5. Pengujian yang dilakukan pada pukul 16:00

Waktu Nilai TDS Meter Nilai Sensor TDS EC Meter


Pukul 16:00 802 833

Berdasarkan data pada tabel 4.5 diatas menunjukkan nilai TDS dari masing-
masing sensor bernilai 802 dan 833.

5. Pengujian pada pukul 17:00

Gambar 4.15. Output data dari hasil terkoneksi dengan jaringan WiFi

Tabel 4.6. Pengujian yang dilakukan pada pukul 17:00

Waktu Nilai TDS Meter Nilai Sensor TDS EC Meter


Pukul 17:00 787 827

Berdasarkan data pada tabel 4.6 diatas menunjukkan nilai TDS dari masing-
masing sensor bernilai 787 dan 827.

47
Universitas Sumatera Utara
6. Pengujian pada pukul 18:00

Gambar 4.16. Output data dari hasil terkoneksi dengan jaringan WiFi

Tabel 4.7. Pengujian yang dilakukan pada pukul 18:00

Waktu Nilai TDS Meter Nilai Sensor TDS EC Meter


Pukul 18:00 779 825

Berdasarkan data pada tabel 4.6 diatas menunjukkan nilai TDS dari masing-
masing sensor bernilai 779 dan 825.

7. Pengujian pada pukul 19:00

Gambar 4.17. Output data dari hasil terkoneksi dengan jaringan WiFi

48
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8. Pengujian yang dilakukan pada pukul 19:00

Waktu Nilai TDS Meter Nilai Sensor TDS EC Meter


Pukul 19:00 771 826

Berdasarkan data pada tabel 4.7 diatas menunjukkan nilai TDS dari masing-
masing sensor bernilai 771 dan 826.

Gambar 4.18. Grafik Perbandingan nilai dari Sensor TDS EC Meter


dengan TDS Meter

Dari grafik diatas menampilkan nilai antara sensor TDS EC Meter dengan
TDS Meter. Untuk sensor TDS EC Meter dikontrol menggunakan modul
ESP8266. Sedangkan TDS Meter digunakan untuk membandingkan nilai
antara keduanya. Hasil perbandingan ini membuktikan bahwa sensor TDS
EC Meter hampir mendekati nilai dari TDS Meter. TDS Meter adalah alat
yang telah di rancang untuk mengukur nilai ppm dari suatu tumbuhan. TDS
Meter tidak menggunakan koneksi internet, tetapi menggunakan baterai.
Sedangkan untuk sistem yang saya rancang menggunakan modul wifi
ESP8266 untuk mengontrol sensor TDS EC Meter.

49
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9. Hasil Pengujian Nilai larutan Nutrisi

Banyak Nilai Sensor Nilai TDS


Jam Persentase error
Pengujian TDS EC Meter Meter

1 13:00 824 812 12 1,456

2 14:00 829 807 22 2,653

3 15:00 830 809 21 2,530

4 16:00 833 802 31 3,721

5 17:00 837 787 40 4,778

6 18:00 825 779 46 5,575

7 19:00 826 771 55 6,658

Rata-rata 32,57 3,910

Dari tabel diatas menunjukkan perbandingan antara TDS Meter dengan


Sensor TDS EC Meter yang menunjukkan rata-rata dari adalah
32,57 dan pada persentase error nilai rata-ratanya sebesar 3,910.

50
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.19. Genangan air pada tanaman selada

Gambar 4.20. Tanaman Selada

4.4.2. Pengujian Pompa

Pompa yang digunakan ini memiliki tegangan 220 Volt. Guna dari pompa
ini adalah untuk menjalankan dan menghentikan aliran cairan nutrisi melalui
website. Pada gambar 4.9 terlihat ada dua button yang bertuliskan ON dan
OFF.

4.4.3. Pengujian Modul WiFi ESP8266

Tujuan dari Modul WiFi ini adalah akan mengkoneksikan seluruh


komponen dengan jaringan internet yang sama dengan output tampilan
website. Link atau alamat untuk membuka website ini menggunakan alamat
IP yang telah ditentukan oleh user melalui program. Proses output yang di
dapat diperoleh dari sensor TDS EC Meter yang telah terkoneksi dengan
jaringan internet. Jaringan internet ini diperoleh dari modul WiFi ESP8266.

Jika dibandingkan dengan penelitian terdahulu, terdapat beberapa perbedaan


yakni :

1. Pada penelitian yang berjudul “Perancangan dan pembuatan kontrol


monitoring suhu secara otomatis dalam budidaya jamur tiram berbasis

51
Universitas Sumatera Utara
Arduino Uno” oleh Tri Puji Astuti. Perbedaan ini terlihat pada
mikrokontroler yang digunakan atau pengendali yang menjalankan
semua komponen tersebut. Alat tersebut bekerja dengan bantuan
Smartphone Android yang telah disetting oleh pengguna dengan cara
mengaktifkan Bluetooth dan membuka Aplikasi Virtuino.
2. Penelitian yang berjudul “Perancangan sistem air larutan nutrisi otomatis
pada tanaman Hidroponik dengan mikrokontroler Arduino Uno Berbasis
Android” oleh Nadia Al Karina. Perbedaan ini terlihat pada output nya
di tampilkan menggunakan LCD.
3. Penelitian yang berjudul “Sistem pengontrolan PH nutrisi otomatis pada
rangkaian Hidroponik Deep Flow Technique (DFT)” oleh Eleazar
Reymond Gea. Perbedaan ini terlihat pada komponen yang mengontrol
PH air di tangki dengan cara mengirim nilai PH ke device android
menggunakan bluetooth.

Dari tiga perbandingan judul sebelumnya, penelitian yang saya buat berjudul
“Sistem pengontrolan Nutrisi berbasis Internet of Things (IOT)”. Internet of
things yang dimaksud disini adalah bagaimana penggunaan modul WiFi
ESP8266 yang diimplementasikan dengan komponen lain seperti sensor
TDS EC Meter, relay dan pompa. Kemudian output yang dihasilkan
menampilkan nilai yang diperoleh dari sensor TDS EC Meter yang
dikirimkan menggunakan modul WiFi ESP8266. Nilai yang di dapat
tersebut dikontrol menggunakan modul WiFi, sehingga user atau pengguna
dapat menggunakan sistem ini menggunakan koneksi internet yang telah
terhubung sebelumnya dengan jaringan yang sama.

52
Universitas Sumatera Utara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pada pembahasan dan hasil dari penelitian tersebut, maka
diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Seluruh komponen alat pengontrol nutrisi tanaman Hidroponik dapat


berjalan sesuai perencanaan.
2. Cairan nutrisi yang di kontrol menggunakan TDS EC Meter dengan TDS
Meter mendapatkan persentase error dengan nilai rata-ratanya sebesar
3,910.
3. Alat akan tetap bekerja selama terhubung dengan arus listrik, saat tidak
terhubung dengan aliran listrik maka larutan cairan nutrisi tetap
tergenang di pipa sekitar 1/3 bagian pipa.
4. Data yang ditampilkan di website mengandalkan kekuatan sinyal dari
Hotspot Wifi menggunakan jaringan yang sama untuk mengirimkan data
larutan cairan nutrisi.

5.2. Saran
Berdasarkan penelitian tersebut, ada beberapa saran yang dapat digunakan
untuk penelitian atau pengembangan dari hasil penelitian ini agar penelitian
ini dapat dikembangkan lebih lanjut, yakni:

1. Pada penelitian ini, data yang diambil adalah jumlah padatan terlarut dan
membandingkan nilai dari sensor TDS EC Meter dengan TDS Meter.
Diharapkan untuk pengembangan selanjutnya dapat menggunakan
sensor lain dan membandingan dengan sensor lain juga.
2. Pada penelitian ini, sistem yang ditampilkan menggunakan website yang
dapat dibuka melalui browser Handphone atau Laptop dengan tampilan
interface yang di program menggunakan HTML dan link berupa IP.
Diharapkan pada penelitian lanjutan, link untuk mengakses dapat
menggunakan hosting.

53
Universitas Sumatera Utara
3. Pada penelitian ini, sensor yang digunakan adalah sensor TDS EC Meter,
diharapkan ada sensor lain yang dapat digunakan untuk penelitian
lanjutan.

54
Universitas Sumatera Utara
Daftar Pustaka

Hidroponikuntuksemua. 2017. Cara Mengecek Nutrisi Tanaman Cabe


Hidroponik di http://hidroponikuntuksemua.com (di akses 24 Januari
2019).

Sihombing Poltak. Karina N A. Tarigan J T. Syarif M I. 2018. Design of


Automated Hydroponic Nutrition Plants System Using Arduino Uno
Microcontroller Based on Android. Jurnalof Physics : Conference
Series. 978 012014.

Agus Faudian. 2017. Apa itu Modul ESP8266 di


https://www.nyebarilmu.com (di akses 24 Januari 2019).

Yuda Hadfridar Putra. Dedi Triyanto. Suhardi. 2018. Sistem Pemantauan


dan Pengendalian Nutrisi, Suhu, dan Tinggi Air pada Pertanian
Hidroponik Berbasis Website. Jurnal Koding, Sistem Komputer
Untan. 06(03): 128-138.

Ignatius. 2016. Hidroponik Sistem Deep Flow Technique Sederhana di


http://www.mediahidroponik.com (di akses 24 Januari 2019).

Tresna Widiyaman. 2018. Beginner’s Guide - Belajar ESP8266 IoT dari


Dasar di https://www.warriornux.com (di akses 18 Maret 2019).

Sihombing Poltak. Astuti T P. Herriyance. Sitompul D. 2018.


Microcontroller Based Automatic Temperature Control for Oyster
Mushroom Plants. Jurnal of Physics : Conference Series. 978
012031.

Sihombing Poltak. Y M Siregar. J T Tarigan. I Jaya. A Turnip. Development


of Building Security Integration System Using Sensors,
Microcontroller and GPS (Global Positioning System) Based
Android Smartphone. Jurnal of Physics : Conference Series. 978
012105.

55
Universitas Sumatera Utara
Pancawati Dian. Andik Yulianto. 2016. Implementasi Fuzzy Logic
Controller Untuk Mengatur PH Nutrisi pada Sistem Hidroponik
Nutriet Film Technique (NFT). Jurnal Nasional Teknik Elektro. 5(2).

Rifai Faqih Aulia. 2016. Sistem Pendeteksi dan Monitoring Kebocoran Gas
(Liquefied Petrolum Gas) Berbasis Internet of Things. JISKa. 1(1).

Muhammad ikhlas. Sony Sumaryo. Estananto. 2018. Perancangan Kendali


Nutrisi pada Hidroponik NFT (Mutriet Film Technique) dengan
metode PID. 5(1).

Syahwill, Muhammad. 2013. Panduan Mudah Simulasi dan Praktik


Mikrokontroler Arduino. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Wardoyo, Siswo dan Anggoro Suryo Pramudyo. 2015. Pengantar


Mikrokontroler dan Aplikasi pada Arduino. Yogyakarta : Teknosain.

Ovidiu Vermesan. 2013. Internet of Things: Teknologi Konvergensi untuk


Lingkungan Cerdas dan Ekosistem Terpadu : River Publishers.

56
Universitas Sumatera Utara
LISTING PROGRAM

#include <ESP8266WiFi.h>

const char* ssid = "sayanama"; // Your Wi-Fi Name

const char* password = "nothingbe"; // Wi-Fi Password

int relay = D1; // relay connected to GPIO2 (D1)

int A;

int O;

// Mengatur IP Address ----------------------------------------------------

IPAddress IP(192,168,43,10);

IPAddress NETMASK(255,255,255,0);

IPAddress NETWORK(192,168,43,1);

IPAddress DNS(192,168,43,1);

WiFiServer server(80);

void setup()

Serial.begin(115200); //Default Baudrate

pinMode(relay, OUTPUT);

A
Universitas Sumatera Utara
digitalWrite(relay, HIGH);

// Connect to WiFi network ------------------------------------------------

Serial.println();

Serial.println();

Serial.print("Connecting to ");

Serial.println(ssid);

// Mengatur WiFi ----------------------------------------------------------

WiFi.mode(WIFI_STA); // Mode Station

WiFi.begin(ssid, password); // Mencocokan SSID dan Password

WiFi.config(IP, NETWORK, NETMASK, DNS);

while (WiFi.status() != WL_CONNECTED)

delay(500);

Serial.print(".");

// Print status Connect ---------------------------------------------------

B
Universitas Sumatera Utara
Serial.println("");

Serial.println("WiFi connected");

Serial.println("IP address: ");

Serial.println(WiFi.localIP());

// Start the server -------------------------------------------------------

server.begin(); // Starts the Server

void loop()

WiFiClient client = server.available();

if (!client)

return;

Serial.println("Waiting for new client");

while(!client.available())

C
Universitas Sumatera Utara
{

delay(1);

String request = client.readStringUntil('\r');

Serial.println(request);

client.flush();

int value = HIGH;

if(request.indexOf("/relay=ON") != -1)

digitalWrite(relay, LOW); // Turn relay ON

value = LOW;

if(request.indexOf("/relay=OFF") != -1)

digitalWrite(relay, HIGH); // Turn relay OFF

value = HIGH;

D
Universitas Sumatera Utara
//*------------------HTML Page Code---------------------*//

client.println("HTTP/1.1 200 OK"); //

client.println("Content-Type: text/html");

client.println("");

client.println("<!DOCTYPE HTML>");

client.println("<html>");

client.print("<h2 style=text-align:center;> Sistem Pengontrolan Nutrisi


Tanaman Hidroponik </h2>");

client.print("<b><center> Oleh : Shella Gestika </center></b>");

client.println("<br/><br/>");

client.print("Selamat Datang di Sistem Pengontrolan Nutrisi. Silakan


akses menggunakan jaringan yang sama dengan link ip
192.168.43.10 di komputer anda.");

client.println("<br />");

int sensor = analogRead (A0); // mencetak nilai yang terbaca

client.print("<br>");

client.print("<font color=black><b>--- Jumlah padatan terlarut =


</b></font>");

A = 1024 - sensor;

O = A - 131 ;

E
Universitas Sumatera Utara
client.print (O);

client.print("&ensp; PPM");

client.println("<style> body { background-color: #008B8B; font-family:


Arial, Helvetica, Sans-Serif; Color: #ffffA6; }</style>");

client.println("<style> button { background-color: #FFB6C1; border:


none; color: black; padding: 3px 15px; text-align: center; text-
decoration: none; display: inline-block; font-size: 12px; margin:
4px 2px; cursor: pointer; }</style>");

client.print("<br>");

client.print("<font color=black><b>--- Kondisi = </b></font>");

if(value == LOW)

client.print("ON");

else

client.print("OFF");

client.println("<br><br>");

client.println("Tekan ON untuk menjalankan cairan nutrisi");

client.println("<a href=\"/relay=ON\"\" ><button>ON</button></a>");

F
Universitas Sumatera Utara
client.println("<br>");

client.println("Tekan OFF untuk menghentikan");

client.println("<a href=\"/relay=OFF\"\" ><button


>OFF</button></a><br />");

client.println("</html>");

delay(1);

Serial.println("Client disonnected");

Serial.println("");

G
Universitas Sumatera Utara
SHELLA GESTIKA

Tempat/tanggal lahir : Sungai Buaya, 11 Juli 1997


Alamat : Sungai Buaya Dusun IV Kec. Silinda Kab. Serdang Bedagai
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Email : shellagestika6@gmail.com
No.HP : 0831-3023-7282

PENDIDIKAN FORMAL
SD Swasta Muallaf Alwashliyah Mabar (2004 - 2009)
SMPN 2 Bangun Purba (2009 - 2012)
SMAN 1 Bangun Purba (2012 - 2015)
S1 Universitas Sumatera Utara (2015 - 2020)

PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota Divisi Keputrian UKMI Al-Khuwarizmi USU (2015-2016)
2. Anggota Divisi Litbang (Penelitian dan Pengembangan) Sikonek USU (2017-2018)

SEMINAR
1. Seminar What Will You Be “Motivation to Create Innovation” (2015)
2. Seminar Microsoft “Global Student Technology Competition” (2016)
3. Seminar Industri Kreatif Bersama Digidoy Komik (2016)
4. As Participant in International Seminar “Waste Alert for Sustainable Life” (2017)
5. Seminar Nasional Gamadiksi USU EXPO “Melalui Inovasi Teknologi Untuk
Menciptakan Mahasiswa Kreatif dan Mandiri” (2017)

KEMAMPUAN KOMPUTER
1. Programmer : HTML, C
2. Database : MySQL
3. Desain : Inskcape
4. Software : Ms. Office

H
Universitas Sumatera Utara
I
Universitas Sumatera Utara
J
Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai