Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL PROYEK AKHIR

ELEKRONIKA 1

SENSOR SUARA(TEPUK) PADA LAMPU LED

Kelompok 16

1. Yogi Daniel Sirait (14S16001)

2. Kartini Afriani (14S16050)

3. Pascal Sitanggang (14S16052)

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


INSTITUT TEKNOLOGI DEL
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat serta hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah rangkain laser yang berjudul
“PEMANFAATAN SENSOR TEPUK SEBAGAI SAKLAR LAMPU OTOMATIS” dapat
terselesaikan.

Makalah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik apabila tidak ada dukungan
dan bimbingan dari berbagai pihak, maka dari itu kami mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Nur Kholis, ST., MT selaku dosen pengampu Mata Kuliah Bengkel
Elektronika yang telah membagikan ilmu dan pengalamannya, motivasi kuat
dalam setiap pertemuan, serta telah dengan sabar dalam membimbing
2. Ayahanda dan Ibunda beserta Kakak-Adik kami, yang senantiasa
mencurahkan doa, restu dan limpahan kasih sayangnya yang tak terhingga
sampai kapanpun.
3. Dan untuk sahabat-sahabat di S1 Pend. Teknik Elektro 2011 yang telah
membantu, terima kasih kalian telah menjadi bagian dari penyemangat kami.

Kami menyadari bahwa makalah rangkaian ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, saran dan kritikan yang berkonstruktif sangat diharapkan sebagai
bahan pertimbangan untuk penulisan selanjutnya.

Surabaya, 12 mei 2014

Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi dewasa ini begitu pesat hampir di seluruh aspek
kehidupan, salah satunya di bidang teknologi elektronika. Kemajuan teknologi
elektronika dan aplikasinya telah memberi banyak keuntungan bagi kehidupan
manusia. Otomatis ini sudah menjadi kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan perkembangan peralatan menggunakan sistem otomatisasi
diharapkan mampu memberikan berbagai kemudahan khususnya di bidang bisnis.
Dalam usaha peningkatan mutu pelayanan para pelaku bisnis di berbagai aspek
memberikan media peralatan untuk memberikan kemudahan bagi konsumennya,
terutama diaplikasikan pada bidang bisnis properti. Dengan adanya alat sensor
tepuk sebagai saklar lampu otomatis, diharapkan memberikan nilai lebih bagi para
konsumen.
Sesuai dengan namanya, alat ini berfungsi untuk menerangi dalam ruang
dengan sistem otomatis. Sehingga diharapkan alat ini dapat mempermudah
konsumen dalam menyalakan lampu tanpa harus menekan tombol on atau off
pada saklar. Saklar otomatis ini bersifat higienis dan tidak merusak dinding pada
rumah. Arti higienis disini adalah saklar tidak menyebarkan kuman. Sebagai
contoh saat tangan kita kotor dan ingin menyalakan lampu, tentu saja pertama kali
kita akan memegang saklar itu dan menyalakan saklar lampu untuk mengalirkan
arus sehingga dapat mengeluarkan cahaya dan menerangi ruangan tersebut.Pada
saklar lampu yang konvensional tersebut, kuman akan berada pada saklar lampu
karena saat pertama kali yang dilakukan setiap orang jika ingin menyalakan lampu
adalah memegang saklar lampu itu dan menyalakan tombol on dan tombol off
untuk mematikan lampu. Kuman yang menempel pada saklar kranakan makin
banyak jika saklar lampu jarang dibersihkan. Masalah tersebut dapat diatasi
dengan merancang suatu saklar lampu yang akan berkerja secara otomatis jika ada
tepukkan sekali untuk menyalakan lampu dan sebaliknya tepukkan dua kali untuk
mematikan lampu. Dan sensor tepuk ini juga dapat merawat dinding rumah tanpa
kita menempatkan saklar pada suatu sudut dinding di dalam maupun di luar
rumah sehingga dapat menjaga dinding rumah.
Saklar otomatis ini menggunakan prinsip sensor tepuk pada tangan yang
menerima suara dari laser. Saat suara tepuk pada tangan terdengar sekali maka
lampu akan menyala dan sebaliknya apabila suara tepuk dua kali dengan cepat
tanpa ada jarak suara lama pada tepuk maka lampu akan mati. Dengan alat ini
diharapkan dapat mengurangi pemborosan listrik dan tidak berkuman atau
higienis.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat ditarik rumusan masalah:
1. Bagaimana unjuk kerja dari sensor tepuk sebagai saklar lampu otomatis?
2. Bagaimana rancang bangun sensor tepuk sebagai saklar lampu otomatis?

C. Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah :
1. Merancang dan membuat suatu rangkaian elektronika agar saklar dapat bekerja
secara otomatis.
2. Membuat alat yang dapat membantu manusia dalam menyalakan lampu dan
mematikan lampu tanpa menyentuh.
3. Memberdayakan saklar konvensional dengan menambahkan alat kontrol untuk
mengendalikan saklar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Singkat
1. SCR FIR3D
Silicon Controlled Rectifier ( SCR ) adalah salah satu komponen yang mirip
dengan transistor karena memiliki tiga buah kaki. Tapi kaki pada SCR tidak
sama dengan kaki yang terdapat pada transistor. Kaki yang terdapat pada SCR
terdiri dari ; A = Anoda, G = Gate, K = Katoda. Jadi jelaslah bahwa fungsi
SCR ini beda dengan transistor.
SCR ini memiliki berbagai macam daya dan kekuatan, misalnya saja SCR
yang memiliki daya dan kekuatan sebesar 100 V / 2A. Ini berartii SCR tersebut
hanya bisa dipakai tidak lebih dari 2 Ampere atau sama dengan tak lebih dari
200 Watt. Fungsi SCR adalah sebagai pengatur daya dan juga sebagai saklar
arus yang otomatis.
Dengan karakteristik yang serupa tabung thiratron, maka SCR atau
Tyristor (Therystor) masih termasuk keluarga semikonduktor. Kaki gate (G)
adalah sebagai pengendalinya. Sebetulnya SCR terbuat dari bahan campuran P
dan N. SCR berisi bahan-bahan yang terdiri dari PNPN (Positif Negatif Positif
Negatif) dan biasanya disebut sebagai PNPN Trioda.
2. Resistor
Pengertian resistor adalah salah satu komponen elekronika yang berfungsi
sebagai penahan arus yang mengalir dalam suatu rangkaian dan berupa
terminal dua komponen elektronik yang menghasilkan tegangan pada terminal
yang sebanding dengan arus listrik yang melewatinya sesuai dengan hukum
Ohm (V = IR). Sebuah resistor tidak memiliki kutub positif dan negatif, tapi
memiliki karakteristik utama yaitu resistensi, toleransi, tegangan kerja
maksimum dan power rating. Karakteristik lainnya meliputi koefisien
temperatur, kebisingan, dan induktansi. Ohm yang dilambangkan dengan simbol
Ω(Omega) merupakan satuan resistansi dari sebuah resistor yang bersifat
resistif. Resistor banyak sekali kegunaanya dalam rangkaian elektronika,
misalnya :
Sebagai
pengham
bat arus
listrik
Sebagai
pembagi
tegangan
Sebagai
pengama
n arus
berlebih
Sebagai
pembagi
arus
3. Transistor
Transistor adalah komponen elektronika yang memegang peranan penting.
Untuk mengenalnya dibutuhkan sejumlah pengetahuan dasar. Transistor
banyak dibutuhkan atau hampir semua rangkaian elektronika
membutuhkannya. Meskipun dalam rangkaian elektronika itu ada IC, namun
transistor tak bisa ditinggalkan. Misalnya pada pesawat penerima radio
transistor, pesawat pemancar, dan lain sebagainya, semuanya butuh transistor.
Ada 2 jenis transistor yaitu transistor tipe P – N – P dan transistor jenis N – P
– N. Transistor NPN adalah transistor positif dimana transistor dapat bekerja
mengalirkan arus listrik apabila basis dialiri tegangan arus positif. Sedangkan
transistor PNP adalah transistor negatif,dapat bekerja mengalirkan arus apabila
basis dialiri tegangan negatif.

Gambar 2.3. Simbol transistor.


Dalam dunia elektronika, fungsi transistor ini adalah sebagai berikut:
Sebagai sebuah penguat (amplifier).
Sirkuit pemutus dan penyambung (switching).
Stabilisasi tegangan (stabilisator).
Sebagai perata arus.
Menahan sebagian arus.
Menguatkan arus.
Membangkitkan frekuensi rendah maupun tinggi.
Modulasi sinyal dan berbagai fungsi lainnya.
4. Dioda

Gambar 2.4. Simbol Dioda.


Dioda adalah komponen aktif semi konduktor yang terdiri dari
persambungan (junction) P-N. Sifat dioda yaitu dapat menghantarkan arus pada
tegangan maju dan menghambat arus pada tegangan balik. Dioda berasal dari
pendekatan kata dua elektroda yaitu anoda dan katoda. Dioda semi
konduktor hanya melewatkan arus searah saja (forward), sehingga banyak
digunakan sebagai komponen penyearah arus. Secara sederhana sebuah dioda
bisa kita asumsikan sebuah katup, dimana katup tersebut akan terbuka
manakala air yang mengalir dari belakang katup menuju kedepan, sedangkan
katup akan menutup oleh dorongan aliran air dari depan katup.

Dioda disimbolkan dengan gambar anak panah yang pada ujungnya terdapat
garis yang melintang. Simbol tersebut sebenarnya adalah sebagai perwakilan
dari cara kerja dioda itu sendiri. Pada pangkal anak panah disebut juga sebagai
anoda (kaki positif = P) dan pada ujung anak panah disebut sebagai katoda
(kaki negative = N).
Fungsi Dioda:
1. Sebagai penyearah, untuk dioda bridge
2. Sebagai penstabil tegangan (voltage regulator), untuk dioda zener
3. Pengaman / sekering
4. Sebagai rangkaian clipper, yaitu untuk memangkas / membuang level sinyal
yang ada di atas atau di bawah level tegangan tertentu.
5. Sebagai rangkaian clamper, yaitu untuk menambahkan komponen DC kepada
suatu sinyal AC
6. Sebagai pengganda tegangan.
7. Sebagai indikator, untuk LED (light emiting diode)
8. Sebagai sensor panas, contoh aplikasi pada rangkaian power amplifier
9. Sebagai sensor cahaya, untuk dioda photo
10. Sebagai rangkaian VCO (voltage controlled oscilator), untuk dioda varactor

6. Sensor Suara (Mic Condenser)

Sensor suara adalah sensor yang cara kerjanya merubah besaran suara
menjadi besaran listrik, dan dipasaran sudah begitu luas penggunaannya.
Komponen yang termasuk dalam Sensor suara yaitu electric condenser
microphone atau mic kondenser.

ECM atau Electric Condenser Microphone atau biasa juga disebut mic
kondenser adalah microphone yang terbuat dari lempeng konduktor tipis
membentuk sebuah kapasitor yang dapat berubah-ubah nilai kapasitasnya
sesuai dengan getaran suara yang diterima.

7. IC Timer NE 555

IC timer 555 atau sering disebut dengan IC 555 adalah salah satu IC
yang sangat populer. Populer disini karena banyak sekali kegunaan dari IC ini,
dan banyak orang tertarik menggunakannya dengan berbagai fungsi yang ada
didalamnya. Bagi penggemar elektronika pastinya sudah banyak tau dan tidak
asing lagi dengan IC yang satu ini. IC ini pertama kali diperkenalkan
oleh signetics corporation sebagai SE555/NE555 dan disebut “The IC Time
Machine” yang merupakan mesin timer pertama dan dikomersialkan. Sampai
saat ini, sudah berpuluh-puluh tahun, IC ini masih tetap populer walaupun
sudah banyak variasinya. Ada yang membuat versi CMOS nya, contohnya dari
Motorola MC1455 yang cukup populer juga karena sering digunakan. Seperti
yang kita ketahui bahwa rangkaian dengan transistor berteknologi CMOS
sangat sedikit dalam hal konsumsi daya, dengan kata lain tidak boros energy,
selain itu CMOS juga lebih cepat dalam hal switching dari high ke low dan juga
sebaliknya(responsenya cepat, secara logika rangkaian tidak ada time
constant). Selain NE555, saat ini banyak dipasaran adalah dari National yaitu
LM555. Adapun 556 yang merupakan versi dual dari 555. Kalau pada 555
terdapat 8-pin dalam packagenya, 556 tampil dengan 14-pin. Akan tetapi
IC556 ini tidak mudah untuk didapatkan. Toko komponen elektronik berskala
kecil biasanya tidak menyimpan stok IC yang satu ini.
Fungsi dari IC555 bisa bermacam-macam, karena dapat menghasilkan
sinyal pendetak/sinyal kotak. Tergantung kreativitas saja untuk merangkainya,
beberapa diantaranya adalah sebagai clock untuk jam digital, hiasan
menggunakan lampu LED, menyalakan 7-segment dengan rangkaian astable,
metronome dalam industry music, timer counter, atau dengan lebih dalam
mengutak-atik lagi dapat memberikan PWM (pulse width modulation) yang
mengatur frekuensi sinyal logika high untuk mengatur duty cycle yang
diinginkan.

B. Skema Rangkaian

Daftar Komponen:
Lampu Tepuk komponen
R1 = Resistor 27k
R2 = Resistor 6k8
R3 = Resistor 470k
R4 = 47k
R5 = 10k
R6, R7 = 15k
C1 = 203
C2 = 103
C3 = 104
C4 = 4.7 uF /16volt
C5 = 470 uF / 25volt
D1, D2, D3, D4, D5 = 1N4007
Diode zener 1N4733A 5volt
Tr1 = Fcs 9013
IC1 = NE 555
IC2 = CD 4017
SCR atau FIR3D

Microphone : Mic Condensor kaki dua

Rangkaiannya :
Menggunakan Software Dip Trace v 2.3.10

Layout PCB pada software DipTrace :


C. Layout PCB Dari Sisi Bawah Dan Atas :

D. Hasil Rangkaian:

Foto papan PCB sebelum di solder dengan timah Foto papan PCB dari atas

Foto sebelum
sesudah di tepuk
E. Analisis Rangkaian

a. R1=27K, R2=6K8 fungsinya adalah sebagai penurun tegangan yang masuk pada
kaki kondensor sebesar 3 volt dan emitor pada kaki transistor tidak kurang dari
0,7 volt agar transistor dapat aktif,
b. sedangkan C1=203 dan R3 =470k berfungsi sebagai pembangit frekuensi dengan
bantuan transistor 1
c. R4=47K dan C4= 4.7uF/16v sebagai pembagi tegangan sekaligus filter yang akan
masuk pada IC1 = NE 555 yaitu sebesar 5volt
d. R5= 10K sebagai pembagi tegangan yang masuk pada transistor agar tidak ada
arus balik besar yang akan masuk pada IC
e. R6,R7=15k adalah rangkaian seri yang berfungsi sebagai penurun tegangan
f. C2=103 berfungsi sebagai filter yang akan masuk pada pin 2.
g. C3=104 dan C4= 4.7uF berfungsi sebagai kopling sekaligus untuk mencegah
percikan api saat switch dinyalakan.
h. C5=470uF/25v berfungsi mencegah percikan api serta sebagai penyimpan
muatan agar tegangan yang masuk pada rangkaian stabil.
i. D1,D2,D3,D4,D5 = 1N4007 berfungsi sebagai penyearah dan sebagai regulator
(penstabil tegangan)
j. D ZENER = 5V1 fungsi utamanya sebagai penstabil tegangan ,agar tegangan yg
masuk ke IC tidak terlalu tinggi sehingga awet dan tidak rusak karena kelebihan
tegangan.
k. TR1=FCS 9013 sebagai penguat dari sensor suara yang dihasilkan oleh kondensor.
l. IC1=NE 555 digunakan sebagai Time Delay Generator , IC ini akan bekerja jika ada
suara tepuk 1 kali, jika ada tepuk 2 kali secara bersamaan, maka akan di
terjemahkan dan disamakan dengan 1 tepuk saja serta untuk membentuk pulsa
clock, yang berfungsi sebagai timer untuk menghasilkan denyutan (pulse) sebagai
penggerak IC 4017.
m. IC2= CD 4017 sebagai pengendali output ke lampu.
n. SCR= FIR3D / 2P4M sebagai pengatur daya dan juga sebagai saklar arus yang
otomatis, Tyristor ini mampu bekerja pada tegangan tinggi sampai 400volt
(sesuai data sheet).
o. MIC = MIC KONDENSOR 2 KAKI berfungsi sebagai sensor suara agar dapat
menangkap suara tepuk dari luar.

Cara Kerja Rangkaian


Ketika ada suara tepuk maka kondensor akan menangkap getaran dan
mengubahnya menjadi sinyal listrik, sinyal listrik yang masih kecil ini
diperkuat oleh Transistor TR1 FCS 9013, hasilnya dimasukkan ke capasitor c2
untuk di filter dan dimasukkan ke IC NE 555 untuk mendapatkan delay sinyal
1 tepukan saja, jika sinyal sudah besar kapasitor c4 akan terisi dan
tegangannya akan tinggi, yang kemudian masuk pada IC2 CD 4017 yang kalau
mendapatkan tegangan akan selalu mengubah status outputnya. Pada output
IC CD 4017 dipasangkan penguat Tyristor FIR3D tipe 2P4M sebagai switch
untuk menghidupkan lampu.
Hasil pengukuran
Pengukuran dilakukan di output rangkaian tepatnya pada kaki lampu.
Pada saat pertama kali disambungkan dengan tegangan 220v lampu langsung
menyala, dikarenakan pada saat offline Transistor FIR3D bernilai 1. Kemudian
selanjutnya jika ada tepukan 1 kali lampu akan mati dan kami ukur dengan
multimeter tidak ada tegangan yang mengalir, dan selanjutnya pada saat ada
tepukan sekali lagi pada output terdapat tegangan 220v.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil uji coba diketahui bahwa rangkaian switch dapat membuat saklar
bekerja secara otomatis. Mengalirkan arus sehingga mengeluarkan cahaya saat
dibutuhkan dan berhenti ketika tidak dibutuhkan. Dengan demikian merupakan
suatu penghematan energi listrik. Namun manfaat yang paling utama dari alat ini
yaitu higienis dan menjaga dinding untuk tidak di lubangi sebagai tempat saklar.
Kita dapat menyalakan lampu tanpa harus memegang saklar tombol on dan off.
Pada saklar biasa, kuman dapat menumpuk pada tombol saklar on-off. Namun
pada saklar otomatis ini hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan lagi. Setelah cahaya
yang dikeluarkan untuk ruangan tersebut mencukupi dan tidak di butuhkan lagi
seperti ketika pagi hari kita tidak perlu menekan tombol off pada saklar tetapi
hanya dengan menepuk tangan secara dua kali dengan cepat maka lampu akan
mati dengan sendirinya begitu sebaliknya apabila kita menepuk tangan sekali
maka lampu akan menyala dengan sendirinya karena pada rangkaian ini
menggunakan sensor mic condensor yang berguna untuk menangkap suara tepuk
pada tangan dari kita.
B. Saran
Jika ada kekurangan dalam penulisan makalah ini, penulis bersedia menerima
kritik dan saran dari pembaca. Karena Sensor tepuk sebagai saklar lampu otomatis
ini merupakan sistem yang sederhana tentunya sistem ini mempunyai beberapa
keunggulan. Tapi tidak menutup kemungkinan jika dikemudian hari ingin lebih
dikembangkan. Pengembangan – pengembangan yang bisa dilakukan yaitu
diantaranya:
1. Menambahkan remote control sebagai input data saat dilakukan setting manual
agar bisa dikendalikan dengan jarak jauh.

C. Daftar Pustaka
 Subo, btp. 2011. "Rangkaian lampu tepuk. Antaranews. Diakses dari
http://subobtp.blogspot.com/2011/02/lampu-tepuk-menyalakan-atau-
mematikan.html pada 24 april 2014.

Anda mungkin juga menyukai