Abstrak
2. STUDI PUSTAKA
Dalam modul kali ini total tujuh percobaan telah dilakukan.
Semua percobaan berkaitan dengan perancangan rangkaian 2.1 FPGA
logika dengan software beserta implementasinya pada FPGA.
FPGA merupakan perangkat logika yang dapat
Percobaan-percobaan tersebut adalah mendesain full adder
diprogram melalui software dan biasa
dengan skematik, mendesain full adder dengan pendekatan
dimanfaatkan untuk mengimplementasikan
bahasa VHDL, mendesain 4-bit ripple carry adder dengan
rancangan logika baik yang kecil maupun yang
VHDL, mendesain 4-bit adder dengan skematik, simulasi
cukup besar. Di dalam FPGA terdapat logic blocks
sederhana menggunakan modelsim, membuat testbench, dan
untuk mengimplementasikan fungsi logika. FPGA
melakukan proses tapping sinyal dari sebuah desain. Dari
mempunyai tiga komponen utama, yaitu logic
hasil percobaan ini dapat disimpulkan bahwa gerbang logika
blocks, input/output blocks, dan kawat beserta
memiliki beberapa parameter yang penting yang harus
switches penghubung. Logic block yang paling
diperhatikan. Selain itu, pada modul kali ini juga
umum digunakan dalam FPGA adalah lookup
ditunjukkan pengaplikasian gerbang logika untuk
table (LUT). [2]
rangkaian kombinasional sederhana. Dari hasil percobaan
ini dapat disimpulkan bahwa cara skematik dan VHDL
2.2 ADDER
menghasilkan keluaran yang sama, hanya saja cara VHDL
lebih terstruktur sehingga dalam perancangan rangkaian yang Penjumlahan merupakan operasi dasar dalam
kompleks, cara VHDL lebih efisien. Dalam modul ini juga aritmatika. Dalam rangkaian logika, adder
dilakukan proses simulasi yang dapat memverifikasi merupakan komponen yang sangat penting yang
rangkaian logika yang telah dibuat. Selain itu, dengan sering menjadi salah satu bagian dari rangkaian
testbench, kita dapat melakuka proses verifikasi dengan logika yang lebih kompleks. Dalam percobaan ini,
mengubah nilai input dengan clock. Pada percobaan terakhir, jenis adder yang digunakan adalah full adder. Full
dapat disimpulkan bahwa dengan proses tapping sinyal, kita adder diilustrasikan dalam Gambar 2-1.[1]
dapat mengetahui nilai sinyal antara secara detail sehingga
dapat memudahkan proses troubleshooting.
Kata kunci: VHDL, ripple carry, skematik, FPGA,
full adder.
1. PENDAHULUAN
Mengenal software dan perangkat yang
berhubungan dengan sistem digital merupakan
hal penting jika kita ingin merancang rangkaian
digital. Dalam modul kali ini, praktikan
diperkenalkan dengan software Altera Quartus
dan Modelsim. Kedua software tersebut sangat
berguna bagi insinyur elektro karena dapat
membantu dalam merancang rangkaian logika
Gambar 4-1
karena memiliki fitur yang lengkap. Pada modul
kali ini juga dijelaskan bagaimana cara
mengimplementasikan rancangan logika yang
3. METODOLOGI
telah dibuat dalam software ke FPGA. Dalam modul ini, alat dan komponen yang
Pada laporan ini akan dipaparkan teori dan rumus digunakan adalah komputer yang telah terinstal
yang mendasari percobaan, metodologi praktkum, software Altera Quartus dan Modelsim, FPGA
development board tipe ALTERA DE1, dan kabel
hasil percobaan beserta analisisnya, serta
kesimpulan berdasarkan analisis yang telah dibuat. downloader USB-Blaster. Langkah percobaan-
percobaan akan dijelaskan pada subbab di bawah.
0 0 0 0 0
0 0 1 1 0 Gambar 4-2
Gambar 4-1
Gambar 4-3
Gambar 4-1 menunjukkan hubungan antara
Dari Gambar 4-3 dapat disimpulkan bahwa
seven-segment dengan input dan output.
rangkaian full adder yang telah dibuat secara
Ketika S bernilai nol LED bagian SUM akan skematik berfungsi sesuai dengan yang
menyala. diharapkan karena hasil sama dengan Tabel 4-1.
0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0
1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1
0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0
1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1
Gambar 4-4 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0
A A A A B B B B C S S S S C
0 1 2 3 0 1 2 3 i 1 2 3 0 o
n ut
Gambar 4-5
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB 5
nilai yang sama seperti saat sebelum No Force
diberikan. Ini menunjukkan bahwa No Force
Hasil yang ditunjukkan sama persis dengan hasil
menghentikan clock dan hanya meneruskan sinyal
percobaan sebelumnya seperti yang ditunjukkan
terakhir input. Meskipun demikian, hasil keluaran
pada Gambar 4-5. Ini menunjukkan bahwa cara
tetap sesuai dengan yang diharapkan.
skematik menghasilkan keluaran yang sama
dengan VHDL seperti yang diharapkan.
Dari hasil ini, dapat disimpulkan bahwa cara
skematik dan VHDL menghasilkan keluaran yang
sama seperti yang ditunjukkan oleh hasil simulasi.
Gambar 4-7
Gambar 4-8
Hasil yang ditunjukkan Gambar 4-8 sesuai dengan
Gambar 4-6 yang diharapkan. Pada percobaan ini sebenarnya
Gambar 4-6 menunjukkan apa yang terjadi ketika sama dengan percobaan sebelumnya, hanya saja
setiap sinyal input diberi No Force. Sinyal kita dapat langsung memulai simulasi tanpa
setelah fitur No Force diaktifkan menunjukkan
5. KESIMPULAN
Pemahaman software pendukung perancangan
rangkaian logika merupakan hal yang penting
Gambar 4-9 karena dapat memudahkan kita dalam merancang
rangkaian yang kompleks. Dalam modul kali ini
Gambar 4-9 menunjukkan hasil stimulus kedua. telah dilakukan tujuh percobaan mengenai
Stimulus ini bekerja dengan cara mengganti nilai software yang berkaitan dengan rangkaian logika.
input pada selang tertentu tanpa Pada percobaan pertama dan kedua dapat
mengembalikannya. Nilai a diganti dari nol disimpulkan bahwa perancangan rangkaian full
menjadi satu pada selang 50ps. Nilai b diganti dari adder dengan menggunakan cara skematik dan
nol menjadi satu pada selang 100ps sedangkan VHDL menghasilkan keluaran yang sesuai
nilai cin diganti pada selang 200ps. Stimulus ini dengan harapan. Pada percobaan ketiga dan
kurang baik karena tidak semua kemungkinan keempat juga telah dibuktikan bahwa
input terjadi sehingga stimulus ini tidak dapat perancangan rangkaian 4-bit ripple carry adder
membuktikan secara penuh bahwa rangkaian ini dengan cara skematik dan VHDL juga
bekerja dengan baik. menghasilkan keluaran yang benar. Dari keempat
percobaan tersebut dapat disimpulkan cara
4.7 MELAKUKAN PROSES TAPPING apapun yang digunakan jika langkah yang
SINYAL DARI SEBUAH DESAIN dikerjakan telah sesuai maka hasil keluaran akan
menghasilkan hasil yang sama dan sesuai dengan
referensi. Namun, cara skematik akan menjadi
tidak efisien jika digunakan untuk merancang
rangkaian yang kompleks karena cara tersebut
sangat bergantung pada intuisi visual manusia.
Cara VHDL menjadi sangat efisien ketika
merancang rangkaian yang kompleks karena cara
tersebut lebih terstruktur dibandingkan dengan
cara skematik. Pada percobaan kelima telah
dilakukan simulasi rangkaian full adder, yang
dibuat dengan VHDL, dengan Modelsim. Hasil
simulasi juga menunjukkan hasil yang sesuai
dengan ekspektasi. Namun, ada sedikit fitur yang
dicoba dalam Modelsim, yaitu simulasi dengan
No Force dan Force. Ketika No Force
diaktifkan, maka sinyal setelah fitur tersebut
diaktifkan akan menunjukkan nilai yang sama
seperti saat sinyal sebelum fitur tersebut
diaktifkan. Ketika Force diaktifkan, maka sinyal
yang tersebut akan sama dengan nilai force yang
user berikan. Kemudian, pada percobaan keenam
Gambar 4-9
dilakukan percobaan simulasi dengan testbench.
Testbench digunakan untuk menguji rangkaian
DAFTAR PUSTAKA
[1] Mervin T. Hutabarat, Praktikum Sistem Digital,
Laboratorium Dasar Teknik Elektro, ITB,
2014.
[2] Stephen Brown dan Zvonko Vranesic,
Fundamentals of DIGITAL LOGIC with
VHDL Design, McGraw-Hill, New York,
2009.