Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL

DECODER AND ENCODER

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Surochatun Aisyah (A1C319041)

Fitria Anjani (A1C319044)

Maryanti Ningsih (A1C319049)

Fhadira Insani Putri (A1C319061)

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2021
PERCOBAAN 4

I. Judul Praktikum : Decoder and Encoder

II. Tujuan Praktikum :

1. Memahami pengertian dari encoder dan decoder.

2. Mampu membedakan encoder dan decoder.

3. Dapat merangkai rangkaian Decoder (2 to 4) dan Encoder (4 to 2)

III. Landasan teori

Menurut Darmawan (2018 : 60-64) Decoder adalah suatu rangkaian


logika yang berfungsi untuk mengkonversikan kode yang kurang dikenal
manusia kedalam kode yang lebih dikenal manusia. Pengertian decoder
adalah alat yang digunakan untuk dapat mengembalikan proses encoding
sehingga kita dapat melihat atau menerima informasi aslinya. Pengertian
decoder juga dapat diartikan sebagai rangkaian logika yang ditugaskan untuk
menerima input biner dan mengaktifkan salah satu output nya sesuai dengan
urutan biner tersebut. Output dari decoder maksimum adalah 2n jadi dapat
kita bentuk n-to-2n decoder. Jika ingin merangkai decoder dapat kita buat
dengan 3-to-8 decoder menggunakan 2-to-4 decoder. Sehingga, kita dapat
membuat 4- to-16 decoder menggunakan dua buah 3-to-8 decoder.
Sedangkan encoder adalah rangkaian yang memiliki fungsi berkebalikan
dengan decoder. Encoder berfungsi sebagai rangkaian untuk mengkodekan
data input menjadi data bilangan dengan format tertentu. Encoder dalam
rangkaian digital adalah rangkaian kombinasi gerbang digital yang memiliki
input banyak dalam bentuk line input dan memiliki output sedikit dalam
format bilangan biner. Encoder akan mengkodekan setiap jalur input yang
aktif menjadi kode bilangan biner.
Menurut Baria (2015 : 790), rangkaian kombinasional adalah suatu
rangkaian logika yang terdiri beberapa gerbang logika yang memiliki output
yang hanya tergantung input pada saat yang sama. Ada beberapa beberapa
rangkaian kombinasional. Rangkaian kombinasonal merupakan implementasi
fungsi Boole dengan rangkaian NAND-NAND atau dengan rangkaian logika
NOR-NOR. Beberapa contoh rangkian kombinasional adalah rangkaian
penambah penuh (full adder), decoder dan encoder.

Encoder merupakan rangkaian logika yang berfungsi mengubah data


yang ada pada inputnya menjadi kode kode biner pada outputnya. Contoh
encoder oktal ke biner atau disebut juga encoder 8 ke 3, yang berfungsi
mengubah data bilangan oktal pada inputnya menjadi kode biner 3-bit pada
outputnya. Encoder berfungsi mengkonversikan bentuk informasi masukan
ke dalam kode binari. Pada encoder terdapat 2n jalur masukan dan n jalur
keluaran. Keluaran dari encoder berupa bilangan binari yang
merepresentasikan masukan tersebut. Sedangkan decoder merupakan
rangkaian logika yang berfungsi mengode ulang atau menafsirkan kode kode
biner yang ada pada inputnya menjadi data asli pada outpunya, dan fungsinya
merupakan kebalikan dari fungsi encoder (Arifin, 2019 : 79-80).

Menurut Prasetio (2017 : 19-20), decoder merupakan kebalikan dari


encoder. Decoder adalah suatu rangkaian kombinasi yang mengubah suatu
sandi biner dengan n variabel masukan menjadi m saluran keluaran. Dengan
syarat m ≤ 2◦. Gambar rangkaian decoder dengan dua saluran masukan dan
empat saluran keluaran ditunjukkan dalam gambar 2.9 menunjukkan tabel
kebenaran dari rangkaian tersebut.
Menurut Estu (2019 : 231), decoder dapat dibentuk dari susunan
gerbang logika dasar atau menggunakan IC decoder yang telah ada di pasaran
seperti 74LS48, 74LS154,74LS138,74LS155, dan sebagainya. Dengan
menggunakan IC decoder yang telah ada di pasaran, perancang dapat
merancang decoder dengan jumlah bit dan keluaran yang diinginkan. Contoh
merancang sebuah decoder 32 keluaran dengan IC Decoder 8 saluran
keluaran. Dalam contoh digital, decoder sangat sering digunakan sebagai
contoh : untuk decoder matrik, seven segmen, pengontrol traffic light,
pengalamatan memori I/O dan sebagainya.
IV. Alat Dan Bahan

1. Proteus

2. IC OR, AND, NOT pada proteus

3. Logic State dan Logic Probe pada Proteus


V. Prosedur Kerja
Encoder 4 to 2
a. Susun rangkaian seperti pada gambar. Sinyal-sinyal masukan (logic
state) dihubungkan dengan IC OR dan IC OR dihubungkan dengan
sinyal-sinyal keluaran (Logic Probe).

b. Variasikan nilai masukan A3 , A2, A1 dan A0 berurutan seperti


yang tertera pada tabel hasil pengamatan, dan amati
keluarannya. Tuliskan hasil pengamatan pada tabel yang telah
disediakan.
Decorder 2 to 4
a. Susun rangkaian seperti pada gambar. Sinyal-sinyal masukan
(Logic state) dihubungkandengan IC Not dan AND, dan IC
dihubungkan dengan keluaran (Logic Probe).

b. Variasikan nilai masukan I0 dan I1 berurutan seperti yang tertera


pada tabel, dan amati keluarannya. Tuliskan hasil pengamatan pada
tabel yang telah disediakan.

VI. Hasil
NCODER 4 to 2

A3 A2 A1 A0 Y1 Y2

0 0 0 1 0 0

1 0 1 0 0 1

0 1 0 0 1 0

1 0 0 0 1 1
0 0 0 0 0 0

DECODER 2 to 4

I0 I1 D0 D1 D2 D3

0 0 1 0 0 0

0 1 0 1 0 0

1 0 0 0 1 0

1 1 0 0 0 1

VII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami menggunakan Aplikasi proteus untuk
melakukan percobaan rangkaian encoder dan decoder. Encoder Rangkaian
digital yang dapat mengubah bilangan decimal menjadi biner. Encoder dalam
rangkaian digital adalah rangkaian kombinasi gerbang digital yang memiliki
input banyak dalam bentuk line input dan memiliki output sedikit dalam
format bilangan biner. Encoder akan mengkodekan setiap jalur input yang
aktif menjadi kode bilangan biner. Dalam teori digital banyak ditemukan
istilah encoder seperti Desimal to BCD Encoder yang berarti rangkaian
digital yang berfungsi untuk mengkodekan line input dengan jumlah line
input desimal (0-9) menjadi kode bilangan biner 4 bit BCD (Binary Coded
Decimal). Atau 8 line to 3 line encoder yang berarti rangkaian encoder
dengan input 8 line dan output 3 line (3 bit BCD).
Decoder merupakan suatu rangkaian kombinasional yang berfungsi
untuk mengkodekan kembali kode pada proses input menjadi data pada
outputnya. Decoder juga dapat diartikan sebagai suatu rangkaian digital yang
merubah bilangan biner menjadi bilangan decimal dimana Rangkaian logika
decoder menerima input-input dalam bentuk biner dan mengaktifkan salah
satu outputnya sesuai dengan urutan biner inputnya. Pada dasarnya decoder
merupakan kumpulan gerbang logika AND sehingga dapat digunakan sebagai
pembangkit fungsi. Pada umumnya Decoder biasanya memiliki saluran
enable. Saluran enable berfungsi untuk mengaktifkan dan menonaktifkan
decoder. Didalam Decoder Terdapat 2 jenis pengkaktifan yaitu: aktif high dan
aktif low. Pada decoder dengan saluran enable aktif high, jika enable = 0
maka decoder off. Berarti semua saluran output akan bernilai nol. Jika enable
= 1 maka decoder on dan sesuai dengan inputnya, saluran output yang aktif
akan 1, dan yang lainnya 0.
Encoder akan mengkodekan setiap jalur input yang aktif menjadi kode
bilangan biner. Dalam teori digital banyak ditemukan istilah encoder seperti
Desimal to BCD Encoder yang berarti rangkaian digital yang berfungsi untuk
mengkodekan line input dengan jumlah line input desimal (0-9) menjadi kode
bilangan biner 4 bit BCD (Binary Coded Decimal). Atau 8 line to 3 line
encoder yang berarti rangkaian encoder dengan input 8 line dan output 3 line
(3 bit BCD). Rangkaian Decoder merupakan suatu rangkaian kombinasional
yang berfungsi untuk mengkodekan kembali kode pada proses input menjadi
data pada outputnya. Decoder juga dapat diartikan sebagai suatu rangkaian
digital yang merubah bilangan biner menjadi bilangan decimal dimana
Rangkaian logika decoder menerima input-input dalam bentuk biner dan
mengaktifkan salah satu outputnya sesuai dengan urutan biner inputnya. Pada
dasarnya decoder merupakan kumpulan gerbang logika AND sehingga dapat
digunakan sebagai pembangkit fungsi. Pada umumnya Decoder biasanya
memiliki saluran enable. Saluran enable berfungsi untuk mengaktifkan dan
menonaktifkan decoder. Didalam Decoder Terdapat 2 jenis pengkaktifan
yaitu: aktif high dan aktif low. Pada decoder dengan saluran enable aktif
high, jika enable = 0 maka decoder off. Berarti semua saluran output akan
bernilai nol. Jika enable = 1 maka decoder on dan sesuai dengan inputnya,
saluran output yang aktif akan 1, dan yang lainnya 0.
Cara kerja decoder adalah membaca kode dari rangkaian logika yakni
bilangan-bilangan biner dan mengartikannya ke bilangan desimal. Rangkaian
Decoder akan membaca input dari Enable dan Select lalu akan
mengkonversinya dari biner ke decimal dan mengoperasikan bilangan-
bilangan input tersebut dengan gerbang logika, maka hasil dari kombinasi
inputnya berupa 1 atau 0. Karena pada rangkaian Decoder menggunakan
polaritas aktif Low maka jika outpunya 0 (Low) lampu LED akan menyala,
jika outputnya 1 (High) maka lampu LED akan padam, dan hasilnya sesuai
dengan data hasil praktikum.
Pada percobaan pertama yaitu rangkaian encoder dilakukannya
praktikum dengan proteus, rangkaian encoder 4 to 2 menggunakan IC OR
74LS32,pertama mendapatkan hasil ketika inputan diberikan logika 1 dan
A1, A2 , A3 diberikan logika 0 maka hasil keluarannya = 0.Kedua jika
inputan diberikan logika 0 , dan diberikan logika 1, diberikan logika 0
maka hasil keluarannya =1.Ketiga jika inputan dan diberikan logika
0, diberikan logika 1 , A3 diberikan logika 0 maka hasil keluarannya Y1 = 1
Y2 = 0. Keempat jika inputan , diberikan logika 0 , A3 diberikan logika 1
maka hasil keluarannya dan =1.Kelima jika inputan , diberikan logika
0 maka hasil keluarannya dan = x.Pada percobaan yang dihasilkan sesuai
dengan tabel kebenaran dan sesuai dengan data hasil 7.1.Percobaan yang
dilakukan berhasil pada angka 1 led menyala dan angka 0 led mati.
Pada percobaan kedua yaitu decoder praktikum ini menggunakan
proteus,rangkaian decoder 2 to 4 menggunakan IC AND 74LS08 dan IC
NOT 74LS04,pertama mendapatkan hasil ketika masukan dan = 0 maka
hasil keluarannya =1 dan D1 , D2 , D3 =0.Kedua mendapatkan hasil
ketika masukan = 0 dan I1 = 1 maka hasil keluarannya D0 = 0 dan D1 = 1
dan D2, D3 = 0 . Ketiga mendapatkan hasil ketika masukkan I0 = 1 dan I1 =
0 maka hasil keluarannya D0 , D1 = 0 dan D2 =1 , D3 = 0. Keempat
mendapatkan hasil ketika masukkan I0 dan I1 = 1 maka hasil keluarannya
D0, D1 , D2 = 0 , dan D3 = 1 . Pada percobaan yang dihasilkan dn didapatkan
sesuai dengan tabel kebenaran dan sesuai pada data hasil 7.2.Percobaan yang
dilakukan berhasil pada angka 1 led menyala dan angka 0 led mati.
Rangkaian encoder akan mengkodekan setiap jalur input yang aktif
menjadi kode bilangan biner.Rangkaian decoder ditugaskan untuk menerima
input biner dan mengaktifkan salah satu outputnya sesuai dengan urutan biner
tersebut dan memudahkan menyalakan dalam seven segment.

VIII. Kesimpulan

1. Encoder adalah suatu rangkaian logika yang berfungsi untuk


mengkonversikan kode yang lebih dikenal oleh manusia ke dalam
kode yang kurang dikenal manusia. Encoder adalah rangkaian yang
memiliki fungsi berkebalikan dengan decoder. Encoder berfungsi
sebagai rangakain untuk mengkodekan data input mejadi data bilangan
dengan format tertentu.

2. Encoder dalam rangkaian digital adalah rangkaian kombinasi gerbang


digital yang memiliki input banyak dalam bentuk line input dan memiliki
output sedikit dalam format bilangan biner.

3. Rangkaian decoder 2 to 4, terdiri dari 2 input dan 4 output

4. Rangkaian encoder 4 to 2, terdiri dari 4 input dan 2 output


DAFTAR PUSTAKA
Arifin, J., dkk. (2019). Teknik Digital. Yogyakarta : CV. ANDI OFFSET.
Baria, A. M. A., Darlis, D., & Hariyani, Y. S. (2015). Perancangan Dan Realisasi
Modul Praktikum Teknik Digital Dan Komputer Sap-1 Sebagai Sarana
Perkuliahan D3 Teknik Telekomunikasi. eProceedings of Applied
Science, 1(1). 789-796.
Darmawan, M dan Suprihatin. (2018). Sistem Komputer. Jakarta : PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Estu Sinduningrum. (2019). Teori dan praktik rangkaian digital dan gelombang.
Yogyakarta : CV. Budi Utama.
Prasetio , Barlian H., dkk. (2017). Desain Sistem Digital menggunakan FGPA dan
VHDL : Teori dan aplikasi. Malang : UB Press.

Anda mungkin juga menyukai