Disusun Oleh :
Kelompok 1
UNIVERSITAS JAMBI
2021
PERCOBAAN 4
1. Proteus
VI. Hasil
NCODER 4 to 2
A3 A2 A1 A0 Y1 Y2
0 0 0 1 0 0
1 0 1 0 0 1
0 1 0 0 1 0
1 0 0 0 1 1
0 0 0 0 0 0
DECODER 2 to 4
I0 I1 D0 D1 D2 D3
0 0 1 0 0 0
0 1 0 1 0 0
1 0 0 0 1 0
1 1 0 0 0 1
VII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami menggunakan Aplikasi proteus untuk
melakukan percobaan rangkaian encoder dan decoder. Encoder Rangkaian
digital yang dapat mengubah bilangan decimal menjadi biner. Encoder dalam
rangkaian digital adalah rangkaian kombinasi gerbang digital yang memiliki
input banyak dalam bentuk line input dan memiliki output sedikit dalam
format bilangan biner. Encoder akan mengkodekan setiap jalur input yang
aktif menjadi kode bilangan biner. Dalam teori digital banyak ditemukan
istilah encoder seperti Desimal to BCD Encoder yang berarti rangkaian
digital yang berfungsi untuk mengkodekan line input dengan jumlah line
input desimal (0-9) menjadi kode bilangan biner 4 bit BCD (Binary Coded
Decimal). Atau 8 line to 3 line encoder yang berarti rangkaian encoder
dengan input 8 line dan output 3 line (3 bit BCD).
Decoder merupakan suatu rangkaian kombinasional yang berfungsi
untuk mengkodekan kembali kode pada proses input menjadi data pada
outputnya. Decoder juga dapat diartikan sebagai suatu rangkaian digital yang
merubah bilangan biner menjadi bilangan decimal dimana Rangkaian logika
decoder menerima input-input dalam bentuk biner dan mengaktifkan salah
satu outputnya sesuai dengan urutan biner inputnya. Pada dasarnya decoder
merupakan kumpulan gerbang logika AND sehingga dapat digunakan sebagai
pembangkit fungsi. Pada umumnya Decoder biasanya memiliki saluran
enable. Saluran enable berfungsi untuk mengaktifkan dan menonaktifkan
decoder. Didalam Decoder Terdapat 2 jenis pengkaktifan yaitu: aktif high dan
aktif low. Pada decoder dengan saluran enable aktif high, jika enable = 0
maka decoder off. Berarti semua saluran output akan bernilai nol. Jika enable
= 1 maka decoder on dan sesuai dengan inputnya, saluran output yang aktif
akan 1, dan yang lainnya 0.
Encoder akan mengkodekan setiap jalur input yang aktif menjadi kode
bilangan biner. Dalam teori digital banyak ditemukan istilah encoder seperti
Desimal to BCD Encoder yang berarti rangkaian digital yang berfungsi untuk
mengkodekan line input dengan jumlah line input desimal (0-9) menjadi kode
bilangan biner 4 bit BCD (Binary Coded Decimal). Atau 8 line to 3 line
encoder yang berarti rangkaian encoder dengan input 8 line dan output 3 line
(3 bit BCD). Rangkaian Decoder merupakan suatu rangkaian kombinasional
yang berfungsi untuk mengkodekan kembali kode pada proses input menjadi
data pada outputnya. Decoder juga dapat diartikan sebagai suatu rangkaian
digital yang merubah bilangan biner menjadi bilangan decimal dimana
Rangkaian logika decoder menerima input-input dalam bentuk biner dan
mengaktifkan salah satu outputnya sesuai dengan urutan biner inputnya. Pada
dasarnya decoder merupakan kumpulan gerbang logika AND sehingga dapat
digunakan sebagai pembangkit fungsi. Pada umumnya Decoder biasanya
memiliki saluran enable. Saluran enable berfungsi untuk mengaktifkan dan
menonaktifkan decoder. Didalam Decoder Terdapat 2 jenis pengkaktifan
yaitu: aktif high dan aktif low. Pada decoder dengan saluran enable aktif
high, jika enable = 0 maka decoder off. Berarti semua saluran output akan
bernilai nol. Jika enable = 1 maka decoder on dan sesuai dengan inputnya,
saluran output yang aktif akan 1, dan yang lainnya 0.
Cara kerja decoder adalah membaca kode dari rangkaian logika yakni
bilangan-bilangan biner dan mengartikannya ke bilangan desimal. Rangkaian
Decoder akan membaca input dari Enable dan Select lalu akan
mengkonversinya dari biner ke decimal dan mengoperasikan bilangan-
bilangan input tersebut dengan gerbang logika, maka hasil dari kombinasi
inputnya berupa 1 atau 0. Karena pada rangkaian Decoder menggunakan
polaritas aktif Low maka jika outpunya 0 (Low) lampu LED akan menyala,
jika outputnya 1 (High) maka lampu LED akan padam, dan hasilnya sesuai
dengan data hasil praktikum.
Pada percobaan pertama yaitu rangkaian encoder dilakukannya
praktikum dengan proteus, rangkaian encoder 4 to 2 menggunakan IC OR
74LS32,pertama mendapatkan hasil ketika inputan diberikan logika 1 dan
A1, A2 , A3 diberikan logika 0 maka hasil keluarannya = 0.Kedua jika
inputan diberikan logika 0 , dan diberikan logika 1, diberikan logika 0
maka hasil keluarannya =1.Ketiga jika inputan dan diberikan logika
0, diberikan logika 1 , A3 diberikan logika 0 maka hasil keluarannya Y1 = 1
Y2 = 0. Keempat jika inputan , diberikan logika 0 , A3 diberikan logika 1
maka hasil keluarannya dan =1.Kelima jika inputan , diberikan logika
0 maka hasil keluarannya dan = x.Pada percobaan yang dihasilkan sesuai
dengan tabel kebenaran dan sesuai dengan data hasil 7.1.Percobaan yang
dilakukan berhasil pada angka 1 led menyala dan angka 0 led mati.
Pada percobaan kedua yaitu decoder praktikum ini menggunakan
proteus,rangkaian decoder 2 to 4 menggunakan IC AND 74LS08 dan IC
NOT 74LS04,pertama mendapatkan hasil ketika masukan dan = 0 maka
hasil keluarannya =1 dan D1 , D2 , D3 =0.Kedua mendapatkan hasil
ketika masukan = 0 dan I1 = 1 maka hasil keluarannya D0 = 0 dan D1 = 1
dan D2, D3 = 0 . Ketiga mendapatkan hasil ketika masukkan I0 = 1 dan I1 =
0 maka hasil keluarannya D0 , D1 = 0 dan D2 =1 , D3 = 0. Keempat
mendapatkan hasil ketika masukkan I0 dan I1 = 1 maka hasil keluarannya
D0, D1 , D2 = 0 , dan D3 = 1 . Pada percobaan yang dihasilkan dn didapatkan
sesuai dengan tabel kebenaran dan sesuai pada data hasil 7.2.Percobaan yang
dilakukan berhasil pada angka 1 led menyala dan angka 0 led mati.
Rangkaian encoder akan mengkodekan setiap jalur input yang aktif
menjadi kode bilangan biner.Rangkaian decoder ditugaskan untuk menerima
input biner dan mengaktifkan salah satu outputnya sesuai dengan urutan biner
tersebut dan memudahkan menyalakan dalam seven segment.
VIII. Kesimpulan