ELEKTRONIKA DASAR II
PERCOBAAN VIII
DIFERENSIATOR OP AMP
DISUSUN OLEH
NIM : E1Q016044
KELAS B
UNIVERSITAS MATARAM
2018
PERCOBAAN VIII
DIFERENSIATOR OP AMP
A. Pelaksanaan praktikum
1. Tujuan : - Menyusun rangkaian Op-Amp sebagai rangkaian
diferensiator dan memahami karakteristik
pengoperasiannya.
- Mempelajari hasil proses diferensiasi pada
keluaran dengan memberi masukan gelombang
kotak, segitiga dan sinusoidal.
2. Hari,tanggal : Senin, 04 Juni 2018
3. Tempat : Laboratorium Fisika FKIP, Universitas Mataram.
B. Landasan Teori
Penguat diferensial bias mengukur maupun memperkuat isyarat-isyarat kecil
yang terbenam dalam isyarat-isyarat yang jatuh lebih besar. Empat tahanan presisi
(1%) dan sebuah OP-AMP membentuk sebuah penguat diferensial. Terminal
masukannya ada dua,masukan bertanda (-),dan masukan (+),dihubungan dengan
terminal OP-AMP yang terdekat. Jika E1 diganti oleh sebuah hubungan singkat,E2
menghadapi penguat pembalik dengan gain sebesar –m. Karena itu tegangan
keluaran akibat E2 akan terbagi diantara R dan mR untuk menerapkan tegangan
sebesar E1 m/(1+m) pada masukan (+) OP-AMP tersebut agar dapat terhubung
singkat(Coughlin, 1982 : 161-162).
Fungsi dari suatu penguat diferensial ( disingkat DIFF AMP ) pada umumnya
adalah untuk memperkuat selisih antara dua sinyal. Kebutuhan akan DIFF AMP
timbul dalam banyak proses pengukuran fisis yang memerlukan tanggapan dari dc
sampai ukurun mega hertz. Sistem ini juga merupakan tahapan dasar dari suatu
penguat operasional terpadu dengan masukan diferensial. Setiap sinyal yang
merupakan sinyal sekutu bagi kedua masukannya tidak akan mempengaruhi
tegangan keluarannya (Milmen,1993:133).
Sinyal input ke Differensiator atau Pembeda diterapkan pada kapasitor. Lalu
kapasitor memblokir setiap muatan DC sehingga tidak ada arus ke titik penjumlahan
penguat, X menghasilkan tegangan output nol. Kapasitor hanya membiarkan
perubahan tegangan input tipe AC melewati dan frekuensi yang tergantung pada laju
perubahan sinyal input, seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini yang
menunjukkan sebuah rangkaian Op Amp:
V
dinyatakan dalam satuan (Blocher,2003:169-170).
mV
Pada frekuensi yang lebih tinggi, reaktansi kapasitor jauh lebih rendah
sehingga menghasilkan gain yang lebih tinggi dan tegangan keluaran yang lebih
tinggi dari penguat pembeda. Namun, pada frekuensi tinggi rangkaian differensiator
op-amp menjadi tidak stabil dan akan mulai terombang-ambing. Hal ini terutama
disebabkan oleh efek orde pertama, yang menentukan respon frekuensi rangkaian
op-amp yang menyebabkan respon orde kedua yang, pada frekuensi tinggi
memberikan tegangan keluaran yang jauh lebih tinggi dari yang diharapkan. Untuk
menghindari hal ini, gain frekuensi tinggi rangkaian perlu dikurangi dengan
menambahkan kapasitor nilai kecil tambahan ke resistor umpan balik Resistor
feedback(Sutrisno,1987:152).
C. Prosedur Percobaan
1. Rangkaian Diferensitar dengan Gelombang Masukan Kotak
a. Dibuka aplikasi livewire 1.11 pro.
b. Diklik create a circuit.
c. Dibuat rangkaian seperti pada gambar dibawah ini:
ELEKTRONIKA DASAR II
PERCOBAAN V
DISUSUN OLEH
NIM : E1Q016044
KELAS B
UNIVERSITAS MATARAM
2018
PERCOBAAN V
A. Pelaksanaan Praktikum
1. Tujuan : - Membuktikan penguat pada amplifier yang hanya
bergantung pada penguatan eksternal negative
feedback pada input dan output.
B. Landasan Teori
Penguat penjumlah membalik Op-amp ini sebagai dasar rangkaian Op-amp
yang digunakan untuk menjumlahkan dua atau lebih isyarat tegangan, baik tegangan
ac, maupun dc. Tampak masukan disuapkan ke masukan membalik pada Op-amp.
Oleh karena itu, penguat ini disebut sebagai penguat penjumlah membalik inverting
Op Amp. Rangkaian ini tersusun dari empat buah catu daya yang dipasang secara
berdekatan di masing-masing dua masukan dan keluaran agar rangkaian berfungsi
dengan baik( Wahyudi, 2014 : 18 ).
Kita sering menginginkan rangkaian yang dapat menjumlah dua atau lebih
masukan. Dalam hal ini kita dapat menggunakan penjumlah (summer), rankaian
membalik dengan beberapa masukan, masing – masing mempunyai bati tegangan
satu. Gamabaran penguat menjumlah meperlihatkan penjumlah dengan dua masukan.
Karena semua tahanannya berharga sama, maka setiap masukan mempunyai bati
tegangan satu ( Malvino, 1985 : 140).
Oleh karena masukan membalik (-) ada dalam keadaan terhubung singkat
maya dengan masukan tak membalik (+), sedang masukan tak membalik
berhubungan dengan tanah, maka masukan membalik berada pada tanah maya.
Penguat penjumlah ini sering digunakan untuk menjumlahkan atau mencampur
beberapa isyarata suara tanpa saling mengganggu. Alat semacam ini dikenal sebagai
audio, yang digunakan untuk mencampur istarat musik dari berbagai isntrumen da
suara penyanyi melalui mikrofon (Sutrisno,1987: 123 – 124 ).
Penguat penjumlah adalah sebuah untai dasar fleksibel yang merupakan
pengembangan dari konfigurasi untai penguat amplifier inverting. Pengembangan
tersebut dilakukan dengan penambahan beberapa resistor dengan nilai resistansi yang
sama pada terminal input inverting (-). Sebutan lain untuk penguat penjumlah adalah
“summing inverter” atau “voltage adder”. Apabila kita menghendaki “menambahkan
(Add)” sinyal tegangan input lebih dari tiga, maka dapat ditambahkan lagi pada
terminal input inverting op-amp, yaitu dengan menambahkan sinyal tegangan input
yang ke-n(Suyadhi, 2010: 137).
Pada kondisi nilai semua resistansi/impedans (Rin) yang senilai, maka
penambahan penguatan inverting dapat dilakukan. Dengan menggunakan untai
penguat penjumlah ini, kita juga dapat mengubah-ubah skala penguatan. Ini dapat
dilakukan dengan memberikan nilai resistansi/impedansi yang berbeda-beda pada R1,
R2, R3, dan Rn. Penggunaan nilai resistansi yang berbeda-beda pada untai penguat
penjumlah ini sering juga disebut dengan “Scaling Summing Amplifier”, karena
dengan menggunakan nilai resistansi yang bervariasi kita dapat mengubah-ubah skala
penguatan penjumlah(Widodo, 2002: 273).
C. Prosedur Percobaan
1. Dibuka aplikasi livewire 1.11 pro.
2. Diklik new a circuits.
3. Dibuat rangkaian seperti pada gambar dibawah ini:
D. Hasil Pengamatan
Grafik 5.1 Gelombang Keluaran Penjumlah Inverting
DAFTAR PUSTAKA
ELEKTRONIKA DASAR II
PERCOBAAN VI
RANGKAIAN INTEGRATOR
DISUSUN OLEH
NIM : E1Q016044
KELAS B
2018
PERCOBAAN VI
RANGKAIAN INTEGRATOR
A. Pelaksanaan Praktikum
1. Tujuan : - Menyusun rangkaian Op Amp sebagai rangkaian
integrator dan memahami karakteristik
pengoperasiannya.
C. Prosedur Percobaan
1. Dibuka aplikasi livewire 1.11 pro.
2. Diklik new a circuits.
3. Dibuat rangkaian seperti pada gambar dibawah ini:
D. Hasil Pengamatan
Blocher, Richard. Dipl. Phys. 2003. Dasar Elektronika. Yogyakarta : ANDI OFFSET.
Coughlin, Robert. 2001. Penguat Operasional dan Rangkaian Terpadu Linier. Jakarta:
Erlangga.
Shrader. 1991. Komunikasi Elektronika Jilid I Edisi Kelima. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Surjano, dwi Herman. 2009. Elektronika Lanjut. Jember :Cerdas Ulet Kreatif.
LAPORAN PRAKTIKUM
ELEKTRONIKA DASAR II
PERCOBAAN VII
DISUSUN OLEH
NIM : E1Q016044
KELAS B
2018
PERCOBAAN VII
A. Pelaksanaan Praktikum
1. Tujuan : - Membuktikan penguat pada amplifier yang hanya
bergantung pada penguatan eksternal negative
feedback pada input dan output.
B. Landasan Teori
Contoh penggunaan filter ini adalah pada aplikasi audio, yaitu pada peredam
frekuensi tinggi (yang biasa digunakan pada tweeter) sebelum masuk speaker bass
atau subwoofer (frekuensi rendah). Contoh aplikasi low-pass filter pada sinyal digital
adalah memperhalus gambar dengan Gaussian blor. High-pass filter memiliki
banyak aplikasi diantaranya digunakan sebagai bagian dari crossover audio untuk
mengarahkan frekuensi tinggi ke tweeter sementara pelemahan sinyal bass yang
dapat menggangu, atau kerusakan, pembicara. Berdasarkan teori diatas, kita belum
mengetahui bagaimana rangkaian op-amp sebagai rangkaian filter lolos rendah dan
filter lolos tinggi, serta bagaimana hubungan amplitudo dan fase antara isyarat
masukan dengan isyarat keluaran sebagai fungsi frekuensi(Sutanto, 1994).
D. Hasil Pengamatan
Grafik 7.1 Gelombang Keluaran Tapis Lolos Rendah Aktif dengan Frekuensi 1 Hz
Grafik 7.2 Gelombang Keluaran Tapis Lolos Rendah Aktif dengan Frekuensi 2 Hz
Grafik 7.3 Gelombang Keluaran Tapis Lolos Rendah Aktif dengan Frekuensi 3 Hz
Grafik 7.4 Gelombang Keluaran Tapis Lolos Rendah Aktif dengan Frekuensi 4 Hz
Grafik 7.5 Gelombang Keluaran Tapis Lolos Rendah Aktif dengan Frekuensi 5 Hz
DAFTAR PUSTAKA