Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM VIRTUAL

ELEKTRONIKA DASAR II

PERCOBAAN VIII

DIFERENSIATOR OP AMP

DISUSUN OLEH

NAMA : MUHAMMAD KHULAIFI

NIM : E1Q016044

KELAS B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2018
PERCOBAAN VIII

DIFERENSIATOR OP AMP

A. Pelaksanaan praktikum
1. Tujuan : - Menyusun rangkaian Op-Amp sebagai rangkaian
diferensiator dan memahami karakteristik
pengoperasiannya.
- Mempelajari hasil proses diferensiasi pada
keluaran dengan memberi masukan gelombang
kotak, segitiga dan sinusoidal.
2. Hari,tanggal : Senin, 04 Juni 2018
3. Tempat : Laboratorium Fisika FKIP, Universitas Mataram.
B. Landasan Teori
Penguat diferensial bias mengukur maupun memperkuat isyarat-isyarat kecil
yang terbenam dalam isyarat-isyarat yang jatuh lebih besar. Empat tahanan presisi
(1%) dan sebuah OP-AMP membentuk sebuah penguat diferensial. Terminal
masukannya ada dua,masukan bertanda (-),dan masukan (+),dihubungan dengan
terminal OP-AMP yang terdekat. Jika E1 diganti oleh sebuah hubungan singkat,E2
menghadapi penguat pembalik dengan gain sebesar –m. Karena itu tegangan
keluaran akibat E2 akan terbagi diantara R dan mR untuk menerapkan tegangan
sebesar E1 m/(1+m) pada masukan (+) OP-AMP tersebut agar dapat terhubung
singkat(Coughlin, 1982 : 161-162).
Fungsi dari suatu penguat diferensial ( disingkat DIFF AMP ) pada umumnya
adalah untuk memperkuat selisih antara dua sinyal. Kebutuhan akan DIFF AMP
timbul dalam banyak proses pengukuran fisis yang memerlukan tanggapan dari dc
sampai ukurun mega hertz. Sistem ini juga merupakan tahapan dasar dari suatu
penguat operasional terpadu dengan masukan diferensial. Setiap sinyal yang
merupakan sinyal sekutu bagi kedua masukannya tidak akan mempengaruhi
tegangan keluarannya (Milmen,1993:133).
Sinyal input ke Differensiator atau Pembeda diterapkan pada kapasitor. Lalu
kapasitor memblokir setiap muatan DC sehingga tidak ada arus ke titik penjumlahan
penguat, X menghasilkan tegangan output nol. Kapasitor hanya membiarkan
perubahan tegangan input tipe AC melewati dan frekuensi yang tergantung pada laju
perubahan sinyal input, seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini yang
menunjukkan sebuah rangkaian Op Amp:

Gambar 8.1 Rangkaian Diferensiator

Pada frekuensi rendah, reaktansi kapasitor adalah "Tinggi" sehingga menghasilkan


gain rendah ( Rƒ/Xc ) dan tegangan keluaran rendah dari op-amp(Hayt, 2002 : 234).
Sifat dari OP-AMP ideal adalah voltase pada keluaran hanya tergantung dari
selisih antara kedua masukan dan penguatan diferensialnya tak berhingga.
Sebenarnya penguatan diferensial memiliki nilai yang berhingga.Penguatan
diferensiator biasa disebut AD.Besar AD biasanya dalam orde = 105.Tetapi ada juga
tipe khusus dengan penguatan AD sampai = 1017.Dalam buku penguatan ini biasanya
disebut sebagai large signal voltage gan ( penguatan voltase sinyal besar ) dan

V
dinyatakan dalam satuan (Blocher,2003:169-170).
mV
Pada frekuensi yang lebih tinggi, reaktansi kapasitor jauh lebih rendah
sehingga menghasilkan gain yang lebih tinggi dan tegangan keluaran yang lebih
tinggi dari penguat pembeda. Namun, pada frekuensi tinggi rangkaian differensiator
op-amp menjadi tidak stabil dan akan mulai terombang-ambing. Hal ini terutama
disebabkan oleh efek orde pertama, yang menentukan respon frekuensi rangkaian
op-amp yang menyebabkan respon orde kedua yang, pada frekuensi tinggi
memberikan tegangan keluaran yang jauh lebih tinggi dari yang diharapkan. Untuk
menghindari hal ini, gain frekuensi tinggi rangkaian perlu dikurangi dengan
menambahkan kapasitor nilai kecil tambahan ke resistor umpan balik Resistor
feedback(Sutrisno,1987:152).
C. Prosedur Percobaan
1. Rangkaian Diferensitar dengan Gelombang Masukan Kotak
a. Dibuka aplikasi livewire 1.11 pro.
b. Diklik create a circuit.
c. Dibuat rangkaian seperti pada gambar dibawah ini:

Gambar 8.2 Rangkaian Diferensiator Op Amp


dengan Gelombang Masukan Kotak
d. Diberikan tegangan masukan 5 V dengan frekuensi 1 Hz.
e. Diberikan bentuk gelombang masukan kotak pada sinyal generator.
f. Dibuat grafik dengan menggunakan menu graph.
g. Diklik f9 untuk menjalankan rangkaian dan diamati gelombang yang
terbentuk.

2. Rangkaian Diferensitar dengan Gelombang Masukan Segitiga


a. Diklik ctrl + N untuk membuka lembaran baru pada lembar kerja livewire
1.11 pro.
b. Dibuat rangkaian seperti pada gambar dibawah ini:

Gambar 8.3 Rangkaian Diferensiator Op Amp


dengan Gelombang Masukan Segitiga
c. Diberikan tegangan masukan 5 V dengan frekuensi 1 Hz.
d. Diberikan gelombang masukan segitiga pada sinyal generator.
e. Dibuat grafik dengan menggunakan menu graph.
f. Diklik f9 untuk menjalankan rangkaian dan diamati gelombang yang
terbentuk.
3. Rangkaian Diferensiator dengan Gelombang Masukan Sinusoidal
a. Diklik ctrl + N untuk membuka lembaran baru pada lembar kerja livewire
1.11 pro.
b. Dibuat rangkaian seperti pada gambar dibawah ini:

Gambar 8.4 Rangkaian Din ferensiator Op Amp


dengan Gelombang Masukan Sinusoidal
c. Diberikan tegangan masukan 5 V dengan frekuensi 1 Hz.
d. Diberikan gelombang masukan segitiga pada sinyal generator.
e. Dibuat grafik dengan menggunakan menu graph.
f. Diklik f9 untuk menjalankan rangkaia n dan diamati gelombang yang
terbentuk.
D. Hasil Pengamatan
Grafik 8.1 Gelombang Keluaran Kotak
Grafik 8.4 Gelombang Keluaran Segitiga

Grafik 8.4 Gelombang Keluaran Sinusoidal


DAFTAR PUSTAKA

Blocher, Richard Dipl Phys.2003. Dasar Elektronika.Yogyakarta: ANDI OFFSET.


Coughlin, Roberth F & Frederick F. 1982. Rangkain Terpadu Linear. Jakarta :
Erlangga.
Hayt, William H. 2002. Rangkaian Listrik Edisi ke-6 Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Milmam dan Halkias. 1993. Elektronika TerpaduJilid 2. Jakarta : PT Gelora Aksara.
Sutrisno. 1987. Elektronika 2. Bandung : ITB.
LAPORAN PRAKTIKUM

ELEKTRONIKA DASAR II

PERCOBAAN V

PENGUAT PENJUMLAH INVERTING

DISUSUN OLEH

NAMA : MUHAMMAD KHULAIFI

NIM : E1Q016044

KELAS B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2018
PERCOBAAN V

PENGUAT PENJUMLAH INVERTING

A. Pelaksanaan Praktikum
1. Tujuan : - Membuktikan penguat pada amplifier yang hanya
bergantung pada penguatan eksternal negative
feedback pada input dan output.

- Mengoperasikan Op Amp penjumlah membalik.

2. Hari,tanggal : Senin, 04 Juni 2018


3. Tempat : Laboratorium Fisika FKIP, Universitas Mataram.

B. Landasan Teori
Penguat penjumlah membalik Op-amp ini sebagai dasar rangkaian Op-amp
yang digunakan untuk menjumlahkan dua atau lebih isyarat tegangan, baik tegangan
ac, maupun dc. Tampak masukan disuapkan ke masukan membalik pada Op-amp.
Oleh karena itu, penguat ini disebut sebagai penguat penjumlah membalik inverting
Op Amp. Rangkaian ini tersusun dari empat buah catu daya yang dipasang secara
berdekatan di masing-masing dua masukan dan keluaran agar rangkaian berfungsi
dengan baik( Wahyudi, 2014 : 18 ).
Kita sering menginginkan rangkaian yang dapat menjumlah dua atau lebih
masukan. Dalam hal ini kita dapat menggunakan penjumlah (summer), rankaian
membalik dengan beberapa masukan, masing – masing mempunyai bati tegangan
satu. Gamabaran penguat menjumlah meperlihatkan penjumlah dengan dua masukan.
Karena semua tahanannya berharga sama, maka setiap masukan mempunyai bati
tegangan satu ( Malvino, 1985 : 140).
Oleh karena masukan membalik (-) ada dalam keadaan terhubung singkat
maya dengan masukan tak membalik (+), sedang masukan tak membalik
berhubungan dengan tanah, maka masukan membalik berada pada tanah maya.
Penguat penjumlah ini sering digunakan untuk menjumlahkan atau mencampur
beberapa isyarata suara tanpa saling mengganggu. Alat semacam ini dikenal sebagai
audio, yang digunakan untuk mencampur istarat musik dari berbagai isntrumen da
suara penyanyi melalui mikrofon (Sutrisno,1987: 123 – 124 ).
Penguat penjumlah adalah sebuah untai dasar fleksibel yang merupakan
pengembangan dari konfigurasi untai penguat amplifier inverting. Pengembangan
tersebut dilakukan dengan penambahan beberapa resistor dengan nilai resistansi yang
sama pada terminal input inverting (-). Sebutan lain untuk penguat penjumlah adalah
“summing inverter” atau “voltage adder”. Apabila kita menghendaki “menambahkan
(Add)” sinyal tegangan input lebih dari tiga, maka dapat ditambahkan lagi pada
terminal input inverting op-amp, yaitu dengan menambahkan sinyal tegangan input
yang ke-n(Suyadhi, 2010: 137).
Pada kondisi nilai semua resistansi/impedans (Rin) yang senilai, maka
penambahan penguatan inverting dapat dilakukan. Dengan menggunakan untai
penguat penjumlah ini, kita juga dapat mengubah-ubah skala penguatan. Ini dapat
dilakukan dengan memberikan nilai resistansi/impedansi yang berbeda-beda pada R1,
R2, R3, dan Rn. Penggunaan nilai resistansi yang berbeda-beda pada untai penguat
penjumlah ini sering juga disebut dengan “Scaling Summing Amplifier”, karena
dengan menggunakan nilai resistansi yang bervariasi kita dapat mengubah-ubah skala
penguatan penjumlah(Widodo, 2002: 273).
C. Prosedur Percobaan
1. Dibuka aplikasi livewire 1.11 pro.
2. Diklik new a circuits.
3. Dibuat rangkaian seperti pada gambar dibawah ini:

Gambar 5.1 Rangkaian Penguat Penjumlah Inverting


4. Diberikan tegangan 5 volt dengan frekuensi 1 Hz pada masukan.
5. Dibuat grafik dengan menggunakan menu graph.
6. Diklik f9 untuk menjalankan rangkaian.
7. Diamati bentuk gelombang keluaran dan dicatat pada hasil pengamatan.

D. Hasil Pengamatan
Grafik 5.1 Gelombang Keluaran Penjumlah Inverting
DAFTAR PUSTAKA

Malvino, Paul A. 1985. Prinsip-prinsip Elektronika Edisi Ke-3 Jilid 2. Jakarta :


Erlangga.
Sutrisno. 1987. Elektronika 2. Bandung : ITB.
Suyadhi, Aufiq Dwi. Septian.2010, Buku Pintar Robotika. ANDI Offset, Yogyakarta
Widodo. Thomas. Sri. 2002. Elektronika Dasar. Jakarta: Salemba Teknika.
Wahyudi. 2017. Elektronika Dasar 2. Mataram : FKIP PRESS.
LAPORAN PRAKTIKUM

ELEKTRONIKA DASAR II

PERCOBAAN VI

RANGKAIAN INTEGRATOR

DISUSUN OLEH

NAMA : MUHAMMAD KHULAIFI

NIM : E1Q016044

KELAS B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MATARAM

2018

PERCOBAAN VI
RANGKAIAN INTEGRATOR
A. Pelaksanaan Praktikum
1. Tujuan : - Menyusun rangkaian Op Amp sebagai rangkaian
integrator dan memahami karakteristik
pengoperasiannya.

- Mempelajari hasil proses integrasi pada pengeluaran

dengan memberi masukan gelombang kotak,

segitiga dan sinusoidal.

2. Hari,tanggal : Senin, 04 Juni 2018


3. Tempat : Laboratorium Fisika FKIP, Universitas Mataram.
B. Landasan Teori
Multivibrator bergetar bebas dengan dicirikan oleh adanya kapasitor pada
rangkaian Op-Ampnya. Jika kapasitor dihubungkan dalam untaian umpan baliknya,
rangkaian itu digolongkan sebagai sebuah integrator. Keunggulan rangkaian jenis
integrator adalah bahwa kapasitor umpan balik diisi oleh arus tetap yang dapat
dikendalikan dengan mudah oleh suatu sumber tegangan yang terground. Sebelum
mempelajari pemakaian integrator akan kita periksa bagaimana arus pengisi tetap
mengendalikan tegangan kapasitor dan juga bagaimana tegangan kapasitor dapat
digunakan untuk menunjukkan waktu yang telah lewat (Coughlin, 2001: 67).
Integrator adalah sebuah rangkaian yang membentuk suatu operasi
matematika yang disebut integrasi. Aplikasi yang paling terkenal dalam suatu
integrator adalah dalam menghasilkan suatu lereng dari tegangan keluaran yang
menaikkan atau menurunkan tegangan. Integrator kadang-kadang disebut Integrator
Miller berdasarkan nama penemunya. Pemahaman tentang rangkaian-rangkaian
integrator praktis dapat diperoleh dengan pertama-tama mengamati dan menganalisis
perilaku dari sebuah rangkaian ideal. Adalah merupakan suatu integrator penguat
opersional. Seperti yang dilihat bahwa komponen umpan baliknya adalah kapasitor
yang menggantikan resistor (Malvino, 2004: 250).
Prinsip kerja yang pertama adalah berkaitan batas-batas titik penjumlahan
penguat ideal. Semua arus dari sumber-sumber sinyal yang masuk menuju termal
masukan pembalik dari sebuah penguat ideal harus keluar menuju lintasan umpan
negatif rangkaian. Tegangan keluar penguat hanya akan mengambil suatu nilai
tertentu yang diperlukan untuk menjaga agar terminal masukan pembalik berada pada
potensial yang aman dengan potensial terminal masukan nonpembalik. Hal ini akan
dapat mencegah terjadinya akumulasi atau penumpukan muatan pada terminal
masukan, pembalik Op-Amp (Blocher,2003: 172).
Rangkaian integrator banyak digunakan dalam “komputasi sinyal analog”
dimana rangkaian ini banyak membantu menyelesaikan persamaan integral. Namun
demikian untuk maksud tersebut diperlukan penguat dengan stabilitas DC yang
sangat baik, tidak seperti halnya rangkaian penguat pada umumnya dimana perubahan
sedikit pada masukan akan diperkuat oleh penguatan lingkar-terbuka. Rangkaian
integrator aktif dengan op-amp ini juga berasal dari rangkaian penguat inverting
dengan tahanan umpan baliknya diganti dengan kapasitor. Riak (ripple) merupakan
sesuatu yang tidak diinginkan, karenanya harus diusahakan untuk direduksi sekeci
mungkin. Salah sat metode yang biasa digunakan untuk mereduksi amplitude riak
keluaran dari sebuah catu daya yaitu dengan memperbesar konstanta waktu pelepasan
muatannya (Surjano, 1986: 364).
Filter dalam bidang elektronika adalah suatu rangkaian yang berfungsi untuk
mengambil/melewatkan tegangan output pada frekuensi tertentu yang diinginkan dan
untuk melemahkan/membuang ke ground tegangan output pada frekuensi tertentu
yang tidak diiginkan. Filter dalam elektronika dibagi dalam dua kelompok yaitu filter
pasif dan filter aktif. Untuk membuat suatu filter pasif dapat digunakan komponen
pasif (R, L, C). Sedangkan untuk membuat filter aktif diperlukan rangkaian R, L, C
dan transistor atau Op-Amp(Shrader,1991:123).

C. Prosedur Percobaan
1. Dibuka aplikasi livewire 1.11 pro.
2. Diklik new a circuits.
3. Dibuat rangkaian seperti pada gambar dibawah ini:

Gambar 6.1 Rangkaian Integrator

4. Diberikan tegangan 5 volt dengan frekuiensi 1 Hz pada masukan.


5. Diberikan Gelombang masukan kotak, segitiga dan sinusoidal pada masukan.
6. Dibuat grafik dengan menggunakan menu graph.
7. Diklik f9 untuk menjalankan rangkaian.
8. Diamati bentuk gelombang keluaran dan dicatat pada hasil pengamatan.

D. Hasil Pengamatan

Grafik 6.1 Gelombang keluaran Integrator


DAFTAR PUSTAKA

Blocher, Richard. Dipl. Phys. 2003. Dasar Elektronika. Yogyakarta : ANDI OFFSET.

Coughlin, Robert. 2001. Penguat Operasional dan Rangkaian Terpadu Linier. Jakarta:

Erlangga.

Malvino, Paul A. 2004. Prinsip-prinsip Elektronika. Jakarta : Salemba Teknika.

Shrader. 1991. Komunikasi Elektronika Jilid I Edisi Kelima. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Surjano, dwi Herman. 2009. Elektronika Lanjut. Jember :Cerdas Ulet Kreatif.
LAPORAN PRAKTIKUM

ELEKTRONIKA DASAR II

PERCOBAAN VII

TAPIS LOLOS RENDAH AKTIF

DISUSUN OLEH

NAMA : MUHAMMAD KHULAIFI

NIM : E1Q016044

KELAS B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MATARAM

2018

PERCOBAAN VII

TAPIS LOLOS RENDAH AKTIF

A. Pelaksanaan Praktikum
1. Tujuan : - Membuktikan penguat pada amplifier yang hanya
bergantung pada penguatan eksternal negative
feedback pada input dan output.

- Mengoperasikan Op Amp penjumlah membalik.

2. Hari,tanggal : Senin, 04 Juni 2018


3. Tempat : Laboratorium Fisika FKIP, Universitas Mataram.

B. Landasan Teori

Terdapat berbagai macam rangkaian-rangkaian elektronik yang sangat penting


dalam memfungsikan alat-alat elektronik seperti handpone, tv, laptop, dan lain
sebagainya. Salah satu rangkaian yang terdapat dalam rangkaian elektronik adalah
rangkaian tapis/filter. Sebuah tapis/filter merupakan sebuah jaringan yang didesain
agar dapat melewatkan isyarat pada daerah frekuensi tertentu. Daerah frekuensi
dimana isyarat dapat diloloskan disebut pita lolos (pass band) dan daerah frekuensi
dimana isyarat ditolak disebut pita henti (stop band). Filter dengan pita lolos pada
frekuensi rendah disebut filter lolos rendah, sedangkan untuk pita lolos frekuensi
tinggi disebut filter lolos tinggi(Anonim,2015: 109).

Contoh penggunaan filter ini adalah pada aplikasi audio, yaitu pada peredam
frekuensi tinggi (yang biasa digunakan pada tweeter) sebelum masuk speaker bass
atau subwoofer (frekuensi rendah). Contoh aplikasi low-pass filter pada sinyal digital
adalah memperhalus gambar dengan Gaussian blor. High-pass filter memiliki
banyak aplikasi diantaranya digunakan sebagai bagian dari crossover audio untuk
mengarahkan frekuensi tinggi ke tweeter sementara pelemahan sinyal bass yang
dapat menggangu, atau kerusakan, pembicara. Berdasarkan teori diatas, kita belum
mengetahui bagaimana rangkaian op-amp sebagai rangkaian filter lolos rendah dan
filter lolos tinggi, serta bagaimana hubungan amplitudo dan fase antara isyarat
masukan dengan isyarat keluaran sebagai fungsi frekuensi(Sutanto, 1994).

Fungsi rangkaian filter untuk menyaring, menahan atau melewatkan frekuensi


tertentu. Rangkaian filter dapat dibuat dari komponen pasif maupun aktif. LPF (Low
Pas Filter) atau filter lolos rendah akan melewatkan frekuensi rendah atau dengan
kata lain low pass filter akan memberikan tegangan keluaran yang konstan dari DC
hingga frekuensicutoff (frekuensi 0,707 atau frekuensi-3dB). Pada prinsipnya,
rangkaian tapis lolos rendah ini, menghambat keluarnya sinyal dengan frekuensi
tertentu akibat dari masukan yang diberikan. Tapis lolos rendah merupakan
rangkaian tapis yang melewatkan sinyal berfrekuensi rendah dan menahan dan
menghambat sinyal berfrekuensi tinggi(Wijaya,2012: 54)

Untuk sinyal listrik, low-pass filter direalisasikan dengan meletakkan


kumparan secara seri dengan sumber sinyal atau dengan meletakkan kapasitor secara
paralel dengan sumber sinyal. Contoh penggunaan filter ini adalah pada aplikasi
audio, yaitu pada peredaman frekuensi tinggi (yang biasa digunakan pada tweeter)
sebelum masuk speaker bass atau subwoofer (frekuensi rendah). Kumparan yang
diletakkan secara seri dengan sumber tegangan akan meredam frekuensi tinggi dan
meneruskan frekuensi rendah, sedangkan sebaliknya kapasitor yang diletakkan seri
akan meredam frekuensi rendah dan meneruskan frekuensi tinggi. Komponen
rangkaian Low Pass Filter berupa komponen induktor (L) dan kapasitor (C).
Rangkaian ini juga berfungsi sebagai filter harmonisa pada sistem distribusi yang
menjaga agar gelombang tegangan atau arus tetap sinusoidal (Tooley,2003: 214)

Untuk sinyal listrik, low-pass filter direalisasikan dengan meletakkan


kumparan secara seri dengan sumber sinyal atau dengan meletakkan kapasitor secara
paralel dengan sumber sinyal. Contoh penggunaan filter ini adalah pada aplikasi
audio, yaitu pada peredaman frekuensi tinggi (yang biasa digunakan pada tweeter)
sebelum masuk speaker bass atau subwoofer(frekuensi rendah). Kumparan yang
diletakkan secara seri dengan sumber tegangan akan meredam frekuensi tinggi dan
meneruskan frekuensi rendah, sedangkan sebaliknya kapasitor yang diletakkan seri
akan meredam frekuensi rendah dan meneruskan frekuensi tinggi(Widodo,2002: 93).
C. Prosedur Percobaan
1. Dibuka aplikasi livewire 1.11 pro.
2. Diklik new a circuits.

3. Dibuat rangkaian seperti pada gambar dibawah ini:

Gambar 7.1 Rangkaian Tapis Lolos Rendah Aktif


4. Diberikan tegangan 5 volt dengan frekuensi masing-masing 1 Hz, 2 Hz, 3 Hz, 4
Hz dan 5 Hz pada masukan.
5. Diberikan gelombang masukan kotak pada rangkaian tersebut.
6. Dibuat grafik dengan menggunakan menu graph.
7. Diklik f9 untuk menjalankan rangkaian.
8. Diamati dan dicatat pada hsil pengamatan

D. Hasil Pengamatan
Grafik 7.1 Gelombang Keluaran Tapis Lolos Rendah Aktif dengan Frekuensi 1 Hz
Grafik 7.2 Gelombang Keluaran Tapis Lolos Rendah Aktif dengan Frekuensi 2 Hz

Grafik 7.3 Gelombang Keluaran Tapis Lolos Rendah Aktif dengan Frekuensi 3 Hz

Grafik 7.4 Gelombang Keluaran Tapis Lolos Rendah Aktif dengan Frekuensi 4 Hz
Grafik 7.5 Gelombang Keluaran Tapis Lolos Rendah Aktif dengan Frekuensi 5 Hz
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. Penuntun Praktikum Elektronika Dasar. Kendari:

Universitas Halu Oleo.

Sutanto. 1994. Rangkaian Elektronika. Jakarta: Universitas Indonesia.

Wijaya, Sastra Kusuma. 2012. Diktat Elektronika I. Jakarta: Universitas Indonesia.

Tooley, Michael.2003. Rangkaian Elektronik Prinsip dan Aplikasi. Jakarta : Erlangga.

Widodo, sri Thomas. 2002. Elektronika Dasar. Jakarta : salemba Teknika.

Anda mungkin juga menyukai