Anda di halaman 1dari 8

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Termodinamika membahas tentang sistem keseimbangan (equilibrium), yang


dapat digunakan untuk mengetahui besarnya energi yang diperlukan untuk mengubah
suatu sistem keseimbangan, tetapi tidak dapat dipakai untuk mengetahui seberapa cepat
(laju) perubahan itu terjadi karena selama proses sistem tidak berada dalam
keseimbangan. Suatu sistem tersebut dapat berubah akibat dari lingkungan yang berada di
sekitarnya. Sementara untuk aplikasi dalam materialnya, termodinamika membahas
material yang menerima energi panas atau energi dalam bentuk yang berbeda-beda.
Dalam termodinamika, terdapat hukum-hukum yang menjadi syarat
termodinamika. Di dalam hukum-hukum tersebut terdapat rumus-rumus yang berbeda
pula, sesuai dengan permasalahan yang ada. Ada Hukum 0 Termodinamika atau biasa
disebut sebagai Hukum awal Termodinamika, lalu ada Hukum 1 Termodinamika, Hukum
2 Termodinamika, dan Hukum 3 Termodinamika.
Di dalam Hukum 1 Termodinamika itu sendiri, menjelaskan tentang energi yang
ada dalam suatu sistem dalam termodinamika. Hukum I Termodinamika juga
menjelaskan tentang entalpi. Entalpi adalah istilah dalam termodinamika yang
menyatakan jumlah energi internal dari suatu sistem termodinamika ditambah energi
yang digunakan untuk melakukan kerja. Entalpi juga merupakan transfer panas antara
sistem dan lingkungan yang ditransfer dalam kondisi tekanan konstan (isobarik).

B. RUMUSAN MASALAH
 Apa yang dimaksud dengan entalpi?
 Apa macam – macam perubahan entalpi?
 Apa yang dimaksud hukum Hess?

C. TUJUAN
 Untuk mengetahui  apa yang dimaksud dengan entalpi
 Untuk mengetahui macam – macam perubahan entalpi?
 Untuk mengetahui apa yang dimaksud hokum Hess
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ENTALPI

Entalpi adalah istilah dalam termodinamika yang menyatakan jumlah energi dari


suatu sistem termodinamika. Entalpi terdiri darienergi dalam sistem, termasuk satu dari
lima potensialtermodinamika dan fungsi keadaan,juga volume dan tekanannya
(merupakan besaran ekstensif). Satuan SI dari entalpi adalah joule, namun digunakan
juga satuan British thermal unit dan kalor..
H = U + P.V
Q = H2 – H1
H2 – H1 = m.cp(T2 – T1)
h2 – h1 = cp(T2 – T1)
Entalpi (H) adalah jumlah energi yang dimiliki sistem pada tekanan tetap. Entalpi
(H) dirumuskan sebagai jumlah energi yang terkandung dalam sistem (E) dan kerja (W).
H = E + W

Dengan:
W = P × V

Keterangan:
E = energy (joule)
W = kerja    sistem  (joule)
V = volume (liter)
P = tekanan (atm)
Hukum kekekalan energi menjelaskan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan
tidak dapat dimusnahkan, tetapi hanya dapat diubah dari bentuk energi yang  satu
menjadi bentuk energi yang lain. Nilai energi suatu materi tidak dapat diukur, yang dapat
diukur hanyalah perubahan energi (ΔE). Demikian juga halnya dengan entalpi, entalpi
tidak dapat diukur, kita hanya dapat mengukur perubahan entalpi (ΔH).
ΔH = Hp – Hr
dengan:
ΔH = perubahan entalpi
Hp   = entalpi produk
Hr = entalpi reaktan atau pereaksi
a. Bila H produk > H reaktan, maka ΔH bertanda positif, berarti terjadi penyerapan
kalor dari lingkungan ke sistem.
b. Bila H reaktan < H produk, maka ΔH bertanda negatif, berarti terjadi pelepasan kalor
dari sistem ke lingkungan.

Entalpi dari suatu sistem homogen didefinisikan sebagai:

di mana:

 H = entalpi sistem (joule)


 U = energi dalam (joule)
 P = tekanan dari sistem (Pa)

 V = volume sistem ( )
Entalpi adalah properti ekstensif yang berarti untuk sistem homogen, besarnya
berbanding lurus dengan ukuran sistem. Terkadang digunakan juga entalpi
spesifik h =H/m dengan m adalah massa sistem, atau entalpi molar Hm = H/n,
dengan n adalah jumlah mol (h dan Hm adalah properti intensif. Untuk sistem tak
homogen, entalpi adalah jumlahan entalpi dari beberapa subsistem
dengan k merujuk pada beberapa subsistem. Pada kasus untuk nilai p, T, dan komposisi
yang berbeda-beda maka jumlah menjadi integral:

dengan ρ adalah densitas.

Entalpi H(S,p) dari suatu sistem homogen dapat diturunkan sebagai fungsi


karakteristik S dan tekanan p sebagai berikut: kita mulai dari hukum pertama
termodinamika untuk sistem tertutup

Disini, δQ adalah sejumlah kecil panas yang ditambahkan dalam sistem


dan δW adalah sejumlah kerja yang dilakukan sistem. Untuk sistem homohen
hanya proses reversibel yang dapat berlangsung sehingga hukum kedua
termodinamika menyatakan δQ = TΔS dengan T adalah temperatur
absolut sistem. Jika hanya kerja PV yang ada, δW = pΔV. Sehingga

Menambahkan Δ (pV) di kedua sisi sehingga menjadi

atau

Maka
B. MACAM – MACAM PERUBAHAN ENTALPI

Perubahan entalpi, meliputi :


a. Perubahan Entalpi Pembentukan Standar (ΔHf°) = kalor pembentukan
Adalah perubahan entalpi yang terjadi pada pembentukan 1 mol
senyawa dari unsur-unsurnya pada suhu dan tekanan standar ( 25 C, 1 atm ).
Entalpinya bisa dilepaskan maupun diserap. Satuannya adalah kJ / mol. Bentuk
standar dari suatu unsur adalah bentuk yang paling stabil dari unsur itu pada
keadaan standar ( 298 K, 1 atm ). Jika perubahan entalpi pembentukan tidak
diukur pada keadaan standar maka dinotasikan dengan ΔHf
ΔHf unsur bebas = nol
Dalam entalpi pembentukan, jumlah zat yang dihasilkan adalah 1 mol.
Dibentuk dari unsur-unsurnya dalam bentuk standar.

b. Perubahan Entalpi Penguraian Standar (ΔHd° )


Adalah perubahan entalpi yang terjadi pada penguraian 1 mol
senyawa menjadi unsur-unsur penyusunnya pada keadaan standar. Jika
pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan ΔHd.
Satuannya = kJ / mol. Perubahan entalpi penguraian standar
merupakan kebalikan dari perubahan entalpi pembentukan standar, maka nilainya
pun akan berlawanan tanda. Menurut Marquis de Laplace, “ jumlah kalor yang
dilepaskan pada pembentukan senyawa dari unsur-unsur penyusunnya = jumlah
kalor yang diperlukan pada penguraian senyawa tersebut menjadi unsur-unsur
penyusunnya. “ Pernyataan ini disebut Hukum Laplace.

c. Perubahan Entalpi Pembakaran Standar (ΔHc° )


Adalah perubahan entalpi yang terjadi pada pembakaran 1 mol suatu
zat secara sempurna pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak dilakukan pada
keadaan standar, maka dinotasikan dengan ΔHc. Satuannya = kJ / mol.
d. Perubahan Entalpi Netralisasi Standar (ΔHn° )
Adalah perubahan entalpi yang terjadi pada penetralan 1 mol asam oleh
basa atau 1 mol basa oleh asampada keadaan standar. Jika pengukuran tidak
dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan ΔHn. Satuannya = kJ /
mol.

e. Perubahan Entalpi Penguapan Standar (ΔH°vap)


Adalah perubahan entalpi yang terjadi pada penguapan 1 mol zat dalam
fase cair menjadi fase gas pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak dilakukan
pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan ΔHvap. Satuannya = kJ / mol.

f. Perubahan Entalpi Peleburan Standar (ΔH°fus )


Adalah perubahan entalpi yang terjadi pada pencairan / peleburan 1 mol
zat dalam fase padat menjadi zat dalam fase cair pada keadaan standar. Jika
pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan
dengan ΔHfus. Satuannya = kJ / mol.

g. Perubahan Entalpi Sublimasi Standar (ΔH°sub )


Adalah perubahan entalpi yang terjadi pada sublimasi 1 mol zat dalam
fase padat menjadi zat dalam fase gas pada keadaan standar. Jika pengukuran
tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan ΔHsub.
Satuannya = kJ / mol.

h. Perubahan Entalpi Pelarutan Standar (ΔH°sol )


Adalah perubahan entalpi yang terjadi ketika 1 mol zat melarut dalam
suatu pelarut ( umumnya air ) pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak
dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan ΔHsol. Satuannya = kJ
/ mol.
C. HUKUM HESS

Hukum Hess dikemukakan oleh Germain Henri Hess. Hukum Hess menyatakan


bahwa : "Kalor reaksi yang dibebaskan atau diperlukan pada suatu reaksi tidak
bergantung pada jalannya reaksi, tetapi bergantung pada keadaan akhir (zat-zat
hasil reaksi)". Hukum Hess ini dapat juga dinyatakan sebagai berikut : "Perubahan
entalpi suatu reaksi tetap sama, baik berlangsung dalam satu tahap maupun
beberapa tahap"

Berdasarkan hukum Hess, penentuan ΔH dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu :

1. Perubahan entalpi ( ΔH ) dihitung melalui penjumlahan dari perubahan entalpi


beberapa reaksi yang berhubungan
ΔH = ΔH1 + ΔH2 + ΔH3
2. Perubahan entalpi ( ΔH ) suatu reaksi dihitung berdasarkan selisih entalpi
pembentukan ( ΔHf °) antara produk dan reaktan
Entalpi reaksi standar, ΔH0, adalah perubahan entalpi dari 1 mol reaktan dan produk
pada keadaan standar (105 Pa dan 298.15 K). Entalpi pembentukan standar, ΔHf°,
suatu senyawa adalah entalpi reaksi standar untuk pembentukan senyawa dari unsur-
unsurnya. Karena entalpi adalah fungsi keadaan, entalpi reaksi standar dihitung
dengan mendefinisikan entalpi pembentukan zat sederhana (unsur) bernilai nol.
Dengan demikian:

ΔH =Σ ΔHf(produk) −ΣΔHf° (reaktan)
TUGAS TERMODINAMIKA

ENTALPI

KELOMPOK 1 :

1. Arman Rizal Gunawan ( E1Q015006 )


2. Kadek Essy Novalianti ( E1Q015030 )
3. Rindayu Noviantika ( E1Q015054 )
4. Rizka Sofya ( E1Q015055 )
5. Rosmiati ( E1Q015057)
6. Selva Eka Yolanda ( E1Q015058 )
7. Siti Rosida ( E1Q015063)
8. Sudianah ( E1Q015065 )

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2016

Anda mungkin juga menyukai