Anda di halaman 1dari 10

Perbaikan Nilai KIMIA

Termokimia dan Laju Reaksi

Aglito. G. A. Prawoto
XI MIPA
Bab I
Pendahuluan
1. Termokimia
Termokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara energi panas dan energi kimia.
Sedangkan energi kimia didefinisikan sebagai energi yang dikandung setiap unsur atau senyawa.
Energi kimia yang terkandung dalam suatu zat adalah semacam energi potensial zat tersebut. Energi
potensial kimia yang terkandung dalam suatu zat disebut panas dalam atau entalpi dan dinyatakan
dengan simbol H. Selisih antara entalpi reaktan dan entalpi hasil pada suatu reaksi disebut
perubahan entalpi reaksi. Perubahan entalpi reaksi diberi simbol ΔH Termokimia adalah ilmu yang
mempelajari hubungan antara energi panas dan energi kimia. Sedangkan energi kimia didefinisikan
sebagai energi yang dikandung setiap unsur atau senyawa. Energi kimia yang terkandung dalam
suatu zat adalah semacam energi potensial zat tersebut. Energi potensial kimia yang terkandung
dalam suatu zat disebut panas dalam atau entalpi dan dinyatakan dengan simbol H. Selisih antara
entalpi reaktan dan entalpi hasil pada suatu reaksi disebut perubahan entalpi reaksi. Perubahan
entalpi reaksi diberi simbol ΔH.
Termokimia dapat didefinisikan sebagai bagian ilmu kimia yang mempelajari dinamika atau
perubahan reaksi kimia dengan mengamati panas/termalnya saja. Salah satu terapan ilmu ini dalam
kehidupan sehari-hari ialah reaksi kimia dalam tubuh kita dimana produksi dari energi-energi yang
dibutuhkan atau dikeluarkan untuk semua tugas yang kita lakukan. Pembakaran dari bahan bakar
seperti minyak dan batu bara dipakai untuk pembangkit listrik. Bensin yang dibakar dalam mesin
mobil akan menghasilkan kekuatan yang menyebabkan mobil berjalan. Bila kita mempunyai kompor
gas berarti kita membakar gas metan (komponen utama dari gas alam) yang menghasilkan panas
untuk memasak. Dan melalui urutan reaksi yang disebut metabolisme, makanan yang dimakan akan
menghasilkan energi yang kita perlukan untuk tubuh agar berfungsi. Hampir semua reaksi kimia
selalu ada energi yang diambil atau dikeluarkan.

2. Laju Reaksi
Laju reaksi kimia terlihat dari perubahan konsentrasi molekul reaktan atau konsentrasi molekul
produk terhadap waktu. Laju reaksi tidak tetap melainkan berubah terus menerus seiring dengan
perubahan konsentrasi.
Laju (atau kecepatan) menunjukkan sesuatu yang terjadi persatuan waktu. Laju reaksi
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu konsentrasi, suhu, luas permukaan, dan katalis.
Konsentrasi adalah banyaknya zat terlarut di dalam sejumlah pelarut. Semakin banyak zat
terlarut, maka akan semakin besar pula konsentrasi larutan. suatu larutan dengan konsentrasi tinggi
mengandung partikel yang lebih banyak, jika dibandingkan dengan larutan dengan konsentrasi yang
lebih rendah.
Suhu. Peningkatan suhu meningkatkan fraksi molekul yang memiliki energi melebihi energi
aktivasi. Frekuensi tumbukan meningkat dengan meningkatnya suhu, dan diharapkan hal tersebut
sebagai faktor untuk mempercepat suatu reaksi kimia.
Luas permukaan memiliki peranan yang penting dalam laju reaksi. Apabila semakin kecil luas
permukaan, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi semakin
lambat. Begitupun sebaliknya.
Katalis ialah zat yang mengambil bagian dalam reaksi kimia dan mempercepatnya, tetapi ia
sendiri tidak mengalami perubahan kimia yang permanen.
Bab II
Pembahasan
1. Termokimia
A. Pengertian Termokimia
Termokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara energi panas dan energi kimia.
Sedangkan energi kimia didefinisikan sebagai energi yang dikandung setiap unsur atau senyawa.
Energi kimia yang terkandung dalam suatu zat adalah semacam energi potensial zat tersebut. Energi
potensial kimia yang terkandung dalam suatu zat disebut panas dalam atau entalpi dan dinyatakan
dengan simbol H. Selisih antara entalpi reaktan dan entalpi hasil pada suatu reaksi disebut
perubahan entalpi reaksi.Perubahan entalpi reaksi diberi simbol ΔH.
Bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor atau panas suatu zat yang menyertai
suatu reaksi atau proses kimia dan fisika disebut termokimia.Secara operasional termokimia
berkaitan dengan pengukuran dan pernafsiran perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia,
perubahan keadaan, dan pembentukan larutan.
Termokimia merupakan pengetahuan dasar yang perlu diberikan atau yang dapat diperoleh
dari reaksi-reaksi kimia, tetapi juga perlu sebagai pengetahuan dasar untuk pengkajian teori ikatan
kimia dan struktur kimia.

B. Reaksi Eksoterm dan Reaksi Endoterm


Berdasarkan perpindahan energinya atau perubahan entalpinya ada dua jenis reaksi:
a. Reaksi Eksoterm
Reaksi eksoterm yaitu reaksi yang membebaskan kalor, kalor mengalir dari sistem ke
lingkungan (terjadi penurunan entalpi), entalpi produk lebih kecil daripada entalpi pereaksi.
Oleh karena itu, perubahan entalpinya bertanda negatif. Pada reaksi eksoterm umumnya suhu
sistem menjadi naik, adanya kenaikan suhu inilah yang menyebabkan sistem melepas kalor ke
lingkungan.
Reaksi eksoterm: DH = HP - HR < 0 atau DH = (-)
b. Reaksi Endoterm
Reaksi endoterm yaitu reaksi yang memerlukan kalor, kalor mengalir dari lingkungan ke
sistem (terjadi kenaikan entalpi), entalpi produk lebih besar daripada entalpi pereaksi. Oleh
karena itu, perubahan entalpinya bertanda positif. Pada reaksi endoterm umumnya suhu
sistem terjadi penurunan, adanya penurunan suhu inilah yang menyebabkan sistem menyerap
kalor dari lingkungan.
Reaksi endoterm: DH = HP - HR > 0 atau DH = (+)

C. Sistem dan Lingkungan


Dalam termokimia ada dua hal yang perlu diperhatikan yang menyangkut perpindahan energi,
yaitu sistem dan lingkungan. Segala sesuatu yang menjadi pusat perhatian dalam mempelajari
perubahan energi disebut sistem, sedangkan hal-hal yang membatasi sistem dan dapat
mempengaruhi sistem disebut lingkungan.
Berdasarkan interaksinya dengan lingkungan, sistem dibedakan menjaditiga macam, yaitu :
a. Sistem Terbuka
Sistem terbuka adalah suatu sistem yang memungkinkan terjadi perpindahan energi dan
zat (materi) antara lingkungan dengan sistem. Pertukaran materi artinya ada hasil reaksi yang
dapat meninggalkan sistem (wadah reaksi), misalnya gas,atau ada sesuatu dari lingkungan yang
dapat memasuki sistem.
b. Sistem Tertutup
Suatu sistem yang antara sistem dan lingkungan dapat terjadi perpindahan energi,tetapi
tidak dapat terjadi pertukaran materi disebut sistem tertutup.
c. Sistem Terisolasi
Sistem terisolasi merupakan sistem yang tidak memungkinkan terjadinya perpindahan
energi dan materi antara sistem dengan lingkungan.

D. Entalpi
Setiap sistem atau zat mempunyai energi yang tersimpan didalamnya.Energi potensial
berkaitan dengan wujud zat, volume, dan tekanan. Energi kinetik ditimbulkan karena atom–
atom dan molekul-molekul dalam zat bergerak secara acak. Jumlah total dari semua bentuk
energi itu disebut entalpi (H). Entalpi akan tetap konstan selama tidak ada energi yang
masuk atau keluar dari zat. Entalpi (H) suatu zat ditentukan oleh jumlah energi dan semua
bentuk energi yang dimiliki zat yang jumlahnya tidak dapat diukur. Perubahan kalor atau
entalpi yang terjadi selama proses penerimaan atau pelepasan kalor dinyatakan dengan”
perubahan entalpi (Δ H) ”
a. Entalpi Pembentukan Standar (ΔH◦f)
Entalpi pembentukan standar suatu senyawa menyatakan jumlah kalor yang
diperlukan atau dibebaskan untuk proses pembentukan 1 mol senyawa dari unsur-
unsurnya yang stabil pada keadaan standar (STP). Entalpi pembentukan standar diberi
simbol (ΔH◦f ), simbol f berasal dari kata formation yang berarti pembentukan. Contoh
unsur-unsur yang stabil pada keadaan standar, yaitu H 2, O2, C, N2, Ag, Cl2, Br 2, S, Na, Ca,
dan Hg.
b. Entalpi Penguraian Standar (ΔH◦d)
Entalpi penguraian standar suatu senyawa menyatakan jumlah kalor yang
diperlukan atau dibebaskan untuk proses penguraian 1 mol senyawa dari unsure-
unsurnya yang stabil pada keadaan standar (STP). Entalpi penguraian standar diberi
simbol (ΔH◦d) simbol d berasal dari kata decomposition yang berarti penguraian.
c. Entalpi Pembakaran Standar (ΔH◦c)
Entalpi pembakaran standar suatu senyawa menyatakan jumlah kalor yang
diperlukan atau dibebaskan untuk proses pembakaran 1 mol senyawa dari unsur-
unsurnya yang stabil pada keadaan standar (STP). Entalpi penguraian standar diberi
simbol (ΔH◦c) simbol c berasal dari kata combustion yang berarti pembakaran.
d. Entalpi Pelarutan Standar (ΔH◦s)
Entalpi pelarutan standar menyatakan jumlah kalor yang diperlukan atau
dibebaskan untuk melarutkan 1 mol zat pada keadaan standar (STP). Entalpi
penguraian standar diberi simbol (ΔH◦s) simbol s berasal dari kata solvation yang berarti
pelarutan.
E. Aplikasi Termokimia dalam Kehidupan Sehari-hari
a. Gas Elpiji
Penggunaan elpiji pada kompor gas. Utamanya adalah butana bereaksi dengan udara.
C4H10 + Udara –> CO2 + H20 + N2
Untuk mempermudah udara sepenuhnya bergantung dari oksigen.
13
C4H10 + O2 –> 4 CO2 + 5 H2O
2
Untuk reaksi sempurna dengan udara,
C4H10 + (O2 + 3,76 N2) –> CO2 + H20 + 3,76 N2
Penyetaraan,
13 13
C4H10 + (O2 + 3,76 N2) –> 4CO2 + 5H2O + *3,76N2
2 2
Reaksi juga bisa melibatkan bentuk tidak sempurna, misal memerlukan 200% udara.
13 13
C4H10 + 13 (O2 + 3,76 N2) –> 4CO2 + 5H2O + O2 + ( )*3,76N2
2 2
Pembakaran ini pun bisa melibatkan beberapa fraksi, karena elpiji biasanya tidak murni
hanya bahan bakar butana.
b. Termometer
Termometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur suhu.
Cara kerja thermometer:
Ketika temperature naik, cairan dibola tabung mengembang lebih banyak daripada gelas
yang menutupinya. Hasilnya, benang cairan yang tipis dipaksa ke atas secara kapiler. Sebaliknya,
ketika temperature turun, cairan mengerut dan cairan yang tipis ditabung bergerak kembali
turun. Gerakan ujung cairan tipis yang dinamakan meniscus dibaca terhadap skala yang
menunjukkan temperature.
Zat untuk thermometer haruslah zat cair dengan sifat termometrik artinya, mengalami
perubahan fisis pada saat dipanaskan atau didinginkan, misalnya raksa dan alkohol. Zat cair
tersebut memiliki dua titik tetap (fixed points), yaitu titik tertinggi dan titik terendah. Misalnya,
titik didih air dan titik lebur es untuk suhu yang tidak terlalu tinggi. Setelah itu, pembagian
dilakukan diantara kedua titik tetap menjadi bagian-bagian yang sama besar, misalnya
thermometer skala celcius dengan 100 bagian yang setiap bagiannya sebesar 1C.
c. Pembakaran Batu Bara
Batubara banyak dimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar, baik dirumah tangga maupun
industri. PLTU menggunakan batubara untuk menggerakkan turbin sebagai sumber energi arus
listrik. Selain itu, batubara juga dimanfaatkan untuk pembuatan kosmetik dan compac disk
(CD). Kelemahan dari pembakaran batubara adalah dihasilkannya gas SO 2. Untuk
menghilangkan gas SO2 dapat diterapkan proses desulfurisasi. Proses ini menggunakan serbuk
kapur (CaCO3) atau spray air kapur [Ca(OH)2] dalam alat scrubers. Reaksi yang terjadi:
CaCO3(s) + SO2(g) → CaSO3(s) + CO2(g)
Ca(OH)2(aq) + SO2(g) → CaSO3(s) + H2O( l)
Namun, biaya operasional desulfurisasi dan pembuangan deposit padatan kembali
menjadi masalah baru. Untuk meningkatkan nilai dari batubara dan menghilangkan pencemar
SO2, dilakukan rekayasa batubara, seperti gasifikasi dan reaksi karbon-uap. Pada gasifikasi,
molekul-molekul besar dalam batubara dipecah melalui pemanasan pada suhu tinggi (600°C –
800°C) sehingga dihasilkan bahan bakar berupa gas. Reaksinya adalah sebagai berikut.
Batubara(s) batubara cair (mudah menguap) CH4(g) + C(s)
Arang yang terbentuk direaksikan dengan uap air menghasilkan campuran gas CO dan H2,
yang disebut gas sintetik. Reaksinya:
C(s) + H2O(l) CO(g) + H2(g) ΔH = 175 kJ mol–1
Untuk meningkatkan nilai gas sintetik, gas CO diubah menjadi bahan bakar lain. Misalnya,
gas CO direaksikan dengan uap air menjadi CO2 dan H2. Reaksinya:
CO(g) + H2O(g) CO2(g) + H2(g) ΔH = –41 kJ mol–1
Gas CO2 yang dihasilkan selanjutnya dipisahkan. Campuran gas CO dan H2 yang telah
diperkaya akan bereaksi membentuk metana dan uap air. Reaksinya:
CO(g) + 3H2(g) CH4(g) + H2O(g) ΔH = –206 kJ mol–1
Setelah H2O diuapkan, akan diperoleh CH4 yang disebut gas alam sintetik. Dengan
demikian, batubara dapat diubah menjadi metana melalui proses pemisahan batubara cair.

2. Laju Reaksi

A. PENGERTIAN LAJU REAKSI


Laju reaksi atau kecepatan reaksi menyatakan banyaknya reaksi kimia yang berlangsung per satuan
waktu. Laju reaksi menyatakan molaritas zat terlarut dalam reaksi yang dihasilkan tiap detik reaksi.
Perkaratan besi merupakan contoh reaksi kimia yang berlangsung lambat, sedangkan peledakan mesiu
atau kembang api adalah contoh reaksi yang cepat.

B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI


Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Luas Permukaan Sentuh
Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam banyak,sehingga menyebabkan
laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakinkecil luas permukaan bidang sentuh, maka
semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil.
Karakteristik kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh, yaitu semakin halus kepingan itu, maka
semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi; sedangkan semakin kasar kepingan itu, maka
semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi.
2. Suhu
Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu padasuatu reaksi yang
berlangusng dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin aktif bergerak, sehingga tumbukan yang
terjadi semakin sering, menyebabkan lajureaksi semakin besar. Sebaliknya, apabila suhu diturunkan,
maka partikel semakin tak aktif, sehingga laju reaksi semakin kecil.
3. Katalis
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa mengalami
perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai
pereaksi ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan
reaksi padasuhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadappereaksi. Katalis menyediakan
suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan
untuk berlangsungnya reaksi. Katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama : katalis homogen
dan katalis heterogen. Katalis heterogen adalah katalis yang ada dalam fase berbedadengan pereaksi
dalam reaksi yang dikatalisinya, sedangkan katalis homogen berada dalam fase yang sama. Satu contoh
sederhana untuk katalisis heterogenyaitu bahwa katalis menyediakan suatu permukaan di mana
pereaksi-pereaksi (atau substrat) untuk sementara terjerat. Ikatan dalam substrat-substrat menjadilemah
sedemikian sehingga memadai terbentuknya produk baru. Ikatan atara produk dan katalis lebih lemah,
sehingga akhirnya terlepas. Katalis homogen umumnya bereaksi satu atau lebih pereaksi
untuk membentuk suatu perantara kimia yang selanjutnya bereaksi membentuk produk akhir reaksi,
dalam suatu proses yang memulihkan katalisnya. Berikut inimerupakan skema umum reaksi katalitik ,
dimana C melambangkan katalisnya :
Α│C→ΑC ... (1)
B│ΑC→ΑB,C... (2)
Meskipun katalis (C) termakan oleh reaksi 1, namun selanjutnya dihasilkankembali oleh reaksi 2,
sehingga untuk reaksi keseluruhannya menjadi :
Α│B│C→ΑB,C
Beberapa katalis yang pernah dikembangkan antara lain berupa katalis Ziegler- Natta yang digunakan
untuk produksi masal polietilen dan polipropilen. Reaksi katalitis yang paling dikenal adalah proses
Haber ,yaitusintesis amonia.
Menggunakan besi biasa sebagai katalis. Konverter katalitik yang dapatmenghancurkan produk emisi
kendaraan yang paling sulit diatasi, terbuat dari platina dan rodium.
4. Molaritas
Molaritas adalahbanyaknya mol zat terlarut tiap satuan volum zat pelarut.Hubungannya dengan laju
reaksi adalah bahwa semakin besar molaritas suatu zat,makasemakin cepat suatu reaksi berlangsung.
Dengan demikian pada molaritasyang rendah suatu reaksi akan berjalan lebih lambat daripada molaritas
yang tinggi 5. KonsentrasiKarena persamaan laju reaksi didefinisikan dalam bentuk konsentrsi reaktan
makadengan naiknya konsentrasi maka naik pula kecepatan reaksinya. Artinya semakintinggi konsentrasi
maka semakin banyakmolekulreaktan yang tersedia dengandemikian kemungkinan bertumbukan akan
semakin banyak juga sehinggakecepatan reaksi meningkat.

C. Apliksai Laju Reaksi Dalam Industri


1. Industri Pembuatan Amonia
Amonia meruapakan zat kimia yang digunakan sebagai bahan baku pada pupuk dan pabrik peledak.Pada
sushu kamar (25 C) reaksi berlangsung lambat. Untuk mempercepatnyaharus menggunakan
katalis.Katalis ini ditemukan oleh ahli kimia Jerman, Fritz Haber pada 1905. sehingga proses ini
dinamakan Proses Haber.katalis yang digunakan adalah logam besi yang merupakan katalis heterogen.
2. Industri Pembuatan Asam Nitrat
Metode yang sering digunakan dalam industri asam nitrat adalah metode ProsesOstwald, yang
dikembangkan oleh ahli kimia Jerman, Wilhelm Ostwald.
Bahan baku industri asam nitrat adalah amonia. Mula-mula, amonia dibakar pada suhu 800 C. Oksida
NO terbentuk teroksida dengan cepat membentuk NO.
Kemudian gas NO diserap oleh air menghasilkan asam nitrit dan asam nitrat.HNO diubah mnjadi HNO (g)
melalui persamaan,-Gas NO dimasukan kembali ke dalam reaktor dan dioksidasi menjadi NO.
3. Industri Perminyakan
Kebutuhan akan bensin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlahkendaraan bermotor, Itulah
sebabnya perlu dilakukan pengembangan metodedistilasi yang menghasilkan bensin.
Metode yang dikembangkan tersebut, yaitu pemecahan katalis dan alkilasi.-Katalis yang digunakan,
diantaranya asam, oksida alumunium, silikon, dan krom.
4. Industri Roti.
Katalis yang digunakan dalam pembuatan roti adalah enzim zimase yang merupakan bio katalis.
Penambahan zimase dilakukan pada proses peragian pengembangan roti. Ragi ditambahkan kedalam
adonan sehingga glukosa dalam adonanteruraimenjadi etil alkohol dan karbon dioksida. Penguraian
berlangsung dengan bantuan enzim zimase yang dihasilkan ragi.
Pada proses ini, CO berfungsi mengembangkan adonan roti. Banyaknya rongga kecil pada roti
membuktikan terjadinya gelembung CO saat peragian.
Bab III
Penutup

A. Kesimpulan

1. Kesimpulan Termokimia
Singkatnya, materi pembelajaran pada termokimia ini merupakan materi dasar yang
wajib untuk dipelajari dan dipahami secara mendalam. Materi yang secara umum
mencakup Reaksi endoterm, Hukum dalam termokimia, Energi ikatan, dan arah proses
merupakan materi-materi dasar dalam pelajaran kimia yang berguna untuk mempelajari
materi selanjutnya yang tentu saja lebih rumit. Dalam makalah ini materi duraikan secara
singkat agar para pembaca lebih mudah memahaminya.
Didalam termokimia ada istilah sistem dan lingkungan. Sistem yang dimaksud adalah
bagian dari alam yang dipelajari atau yang manjadi pokok perhatian dalam termokimia
yang dipelajari, yaitu perubahan energinya. Sedangkan lingkungan yang dimaksud
adalah segala sesuatu di luar sistem, dengan apa sistem melakukan dan mengadakan
pertukaran energi.
Energi adalah kapasitas atau kemampuan untuk melakukan kerja atau usaha. Energi
hanya dapat diubah bentuknya dari bentuk yang satu dengan yang lainnya. Misalnya
pada pembangkit tenaga uap, perubahan energi dimulai dari energi panas yang terbentuk
di boiler berubah menjadi energi mekanik pada turbin, dan energi mekanik diubah
menjadi energi listrik pada generator.

2. Kesimpulan Laju Reaksi

 Laju menyatakan seberapa cepat atau seberapa lambat suatu proses berlangsung.
 Laju juga menyatakan besarnya pesrubahan yang terjadi dalam satu satuan waktu.
Satuan waktu dapat berupa detik, menit, jam, hari atau tahun.
 Reaksi kimia adalah proses perubahan zat pereaksi menjadi produk. Seiringdengan
bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah zat peraksi semakin sedikit, sedangkan
produk semakin banyak.
 Laju reaksi dinyatakan sebagai laju berkurangnya pereaksi atau laju terbentuknya produk.
 Penerapan laju reaksi dalam industry dapat dilihat pada industry pembuatan amoniak,
pembuatan asam sulfat melalui proses kontak,industri roti, industry perminyakan yang dapat
dilihat dari penggunaan katalis baik biokatalis maupun katalis kimia

B. Saran
Dengan adanya makalah sederhana ini, penyusun mengharapkan agar para pembaca
dapat memahami materi termokimia ini dengan mudah. Saran dari penyusun agar para
pembaca dapat menguasai materi singkat dalam makalah ini dengan baik, kemudian
dilanjutkan dengan pelatihan soal sesuai materi yang berhubungan agar semakin
menguasai materi.

Anda mungkin juga menyukai