Anda di halaman 1dari 10

Persamaan Termokimia dan Jenis Perubahan

Entalpi Standar
RG Squad, ketika kamu mempelajari ilmu tentang perubahan kalor (panas)
suatu zat yang melibatkan proses kimia dan fisika, maka disebut dengan
termokimia. Nah, dari sini kita membutuhkan persamaan termokimia untuk
menginformasikan reaksi tersebut khususnya yang terkait jumlah mol reaktan,
produk, serta jumlah energi. Namun, tetap harus memperhatikan penulisan
koefisien dan fase zatnya. Kenapa? Sebab akan mempengaruhi perubahan
entalpi (⧋H). Wah, apa tuh ya? Kita bahas bersama yuk!

Entalpi adalah banyaknya energi yang dimiliki sistem (U) dan kerja (PV)
sehingga bisa dituliskan H = U + PV. Sedangkan perubahan entalpi yaitu
kalor reaksi dari suatu reaksi pada tekanan tetap. Supaya entalpi dapat
dihitung, maka pengukurannya harus dilakukan pada suhu serta tekanan
tertentu. Menurut para kimiawan, suhu 25°C dan tekanan 1 atm adalah
ukuran yang tepat untuk menilai entalpi.

Suatu perubahan entalpi yang diukur dengan ukuran standar akan disebut
perubahan entalpi standar. Satuannya bernama kilo Joule (kJ) dalam
Sistem Internasional (SI). Penulisan besarnya entalpi reaksi dalam
persamaan reaksi dilakukan dengan dengan menuliskan simbol perubahan
entalpi (⧋H) dibelakang persamaan reaksi. Misalnya:

A(s) + B(aq) → C(aq) ⧋H = + x kJ

Sampai di sini bisa dimengerti, Squad? Sekarang kita lanjut membahas


antara termokimia dengan perubahan entalpi ya!

Contoh:
Reaksi 1 merupakan pembakaran 1 mol gas CO dan reaksi 2 merupakan
pembakaran 2 mol gas CO dengan ⧋H reaksi yang meripakan kelipatan
koefisiennya.

Fase zat yang berbeda akan menghasilkan ⧋H yang berbeda pula.

Jenis-jenis Perubahan Entalpi Standar

Ada beberapa jenis perubahan entalpi standar, yaitu:

Bernama lain kalor pembentukan standar yang merupakan perubahan entalpi


ketika 1 mol senyawa terbentuk dari unsur-unsurnya pada kondisi standar.

Persamaan termokimianya adalah:

Merupakan perubahan entalpi jika 1 mol suatu zat terbakar sempurna pada
kondisi standar.
Persamaan termokimianya adalah:

Dikenal dengan atomisasi unsur yang merupakan perubahan entalpi jika 1


mol berbentuk gas terbentuk dari unsur dalam bentuk fisik pada kondisi
standar. Reaksi pengatoman akan memiliki ⧋H positif (endoterm). Hal ini
dikarenakan reaksi memerlukan energi untuk memisahkan atom-atom.

Contohnya, pengatoman unsur hidrogen. Persamaan termokimianya adalah:

Merupakan perubahan entalpi jika 1 mol senyawa diubah menjadi atom-atom


dalam bentuk gas dalam keadaan standar.

Misalnya pengatoman metana (CH4), persamaan termokimianya sebagai


berikut:

Perubahan entalpi apabila 1 mol senyawa diubah menjadi larutannya pada


keadaan standar.
NaOH(s) → NaOH(aq) ⧋H = +50 kJ

Merupakan perubahan entalpi pada peleburan 1 mol zat padat menjadi zat
cair pada titik leburnya dan tekanan standar. Misalnya peleburan es.

Perubahan entalpi pada penguapan 1 mol zat cair menjadi gas pada titik
didihnya dan tekanan standar. Misal penguapan air dan persamaan
termokimianya sebagai berikut:

Termokimia
Termokimia adalah ilmu yang mempelajari reaksi kimia dan perubahan energi yang terlibat.
Dalam mempelajari termokimia, diperlukan definisi “sistem” dan “lingkungan”. Sistem
adalah segala sesuatu yang menjadi fokus perhatian kita. Lingkungan adalah segala
sesuatu selain sistem.
Hukum pertama termodinamika menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan ataupun
dimusnahkan. Implikasi hukum ini pada energi dalam sistem, yaitu perubahan
energi dalam, ΔE sama dengan penjumlahan kalor (q) yang diserap atau dilepas sistem
dengan kerja (w) yang dilakukan atau diterima sistem.
Persamaan Termokimia dan Entalpi
Persamaan termokimia adalah persaman reaksi setara yang menyertakan kalor reaksi
(entalpi reaksi) — yang menunjukkan hubungan antara massa dan energi. Contoh
persamaan termokimia:
2H2(g) + O2(g) → 2H2O(g) ΔH= −483,6 kJ
Entalpi, H, yaitu fungsi keadaan yang merupakan jumlah dari energi dalam (E) dan hasil kali
dari tekanan (P) dan volum (V) sistem. Pada tekanan konstan, perubahan entalpi, ΔH, yang
terjadi dalam suatu reaksi disebut juga sebagai entalpi reaksi (ΔHrx) memiliki nilai yang
sama dengan kalor reaksi (q).
Entalpi reaksi (ΔHrx) juga merupakan fungsi keadaan, yang nilainya bergantung pada
Hakhir dan Hawal. Dalam suatu reaksi kimia, “akhir” dan “awal” bisa dinyatakan sebagai
“produk” dan “reaktan”. Jadi, Hproduk dapat lebih dari ataupun kurang dari Hreaktan sehingga
tanda nilai ΔHrx bergantung pada apakah kalor diserap atau dilepas oleh sistem reaksi.
Reaksi disebut eksoterm bilamana melepas kalor sehingga entalpi sistem menurun dan
ΔHrx< 0. Reaksi disebut endoterm bilamana menyerap kalor sehingga entalpi sistem
meningkat dan ΔHrx> 0.

Diagram termokimia: entalpi untuk reaksi eksoterm (A) dan endoterm (B)
(Sumber: Silberberg, Martin S. 2009. Chemistry: The Molecular Nature of Matter and
Change (5th edition). New York: McGraw Hill)
Kalorimetri
Kalorimetri adalah cara penentuan kalor reaksi dengan kalorimeter. Kalorimeter merupakan
sistem terisolasi (tidak ada perpindahan materi dan energi dengan lingkungan). Jika
dianggap keseluruhan kalorimeter adalah sistem, maka qsistem = 0. Dengan mengukur
perubahan temperatur (ΔT), dapat dihitung jumlah kalor (q) yang terlibat dalam reaksi di
dalam kalorimeter sebagaimana rumus:
Kalorimeter bom (kalorimetri volum konstan)

Kalorimeter bom
(Sumber: Gilbert, Thomas N. et al. 2012. Chemistry: The Science in Context (3 rd edition).
New York: W. W. Norton & Company, Inc.)
Pada kalorimeter bom berlaku rumus:

[V konstan]

Mau latihan soal? Yuk jawab pertanyaan di Forum StudioBelajar.com


Kalorimeter sederhana (kalorimetri tekanan konstan)

Termokimia: Kalorimeter sederhana


(Sumber: Petrucci, Ralph H. et al. 2011. General Chemistry: Principles and Modern
Applications (10th edition). Toronto: Pearson Canada Inc.)
Pada kalorimeter sederhana berlaku rumus:

[V konstan]

Entalpi Pembentukan Standar dan Reaksi

Entalpi pembentukan standar, ΔHf°, didefinisikan sebagai perubahan entalpi dalam reaksi
pembentukan 1 mol senyawa dari unsur-unsur penyusunnya pada keadaan standar
(tekanan 1 atm, temperatur 298 K). Entalpi pembentukan standar dari unsur-unsur dalam
bentuk paling stabil (seperti C (grafit), H2 (g), N2 (g), Ca (s)) didefinisikan sama dengan 0.
Dari nilai-nilai entalpi pembentukan standar, dapat dihitung nilai entalpi reaksi standar,
ΔHrx°, yaitu perubahan entalpi dalam reaksi pada keadaan standar.

Sebagai contoh, pada reaksi hipotetis berikut di mana a, b, c, dan d adalah koefisien
stoikiometrik,

aA + bB → cC + dD

Hukum Hess

Hukum Hess menyatakan bahwa ketika reaktan terkonversi menjadi produk, nilai
perubahan entalpi dari reaksi tetap sama, baik dengan satu langkah ataupun dengan
sederetan langkah. Dengan kata lain, perubahan entalpi dari keseluruhan proses sama
dengan jumlah total perubahan entalpi setiap langkah. Perhatikan contoh berikut.

Dalam penerapan hukum Hess, kadangkala persamaan termokimia yang tersedia perlu
dimanipulasi terlebih dahulu. Berikut aturan dalam memanipulasi persamaan termokimia:

1. Ketika persamaan reaksi dibalik (reaktan menjadi produk, produk menjadi reaktan),
tanda nilai ΔH juga harus dibalik (dari positif menjadi negatif, dan sebaliknya).
2. Substansi yang dihilangkan dari kedua sisi persamaan reaksi harus dalam fase yang
sama.
3. Jika semua koefisien dari suatu persamaan reaksi dikali atau dibagi dengan faktor
yang sama, maka nilai ΔH reaksitersebut juga harus dikali atau dibagi dengan faktor
tersebut.
Pendekatan Energi Ikatan dan Entalpi Reaksi

Energi ikatan (entalpi ikatan), D, adalah energi yang dibutuhkan untuk memutus ikatan
pada 1 mol molekul dalam fase gas. Entalpi reaksi dapat diestimasi dari total energi ikatan
dari ikatan yang putus dikurangi total energi ikatan dari ikatan yang terbentuk.
Tabel energi ikatan rata-rata
(Sumber: Brown, Theodore L. et al. 2015. Chemistry: The Central Science (13 th edition).
New Jersey: Pearson Education, Inc.)
Contoh soal

Estimasilah nilai pembakaran berikut dari data energi ikatan rata-rata pada tabel di
atas.

Jawab:

ΔH = ∑D(reaktan) − ∑D(produk)

= [12D(C−H) + 2D(C−C) + 7D(O=O)] –[8D(C=O) + 12D(O−H)]

= [12(413 kJ) + 2(348 kJ) + 7(495 kJ)] – [8(799 kJ) + 12(463 kJ)]

= 9117 kJ – 11948 kJ
ΔH = −2831 kJ

Anda mungkin juga menyukai