Anda di halaman 1dari 7

, perubahan entalpinya juga harus dikali (dibagi).

Jika persamaan itu dibalik, maka


tanda perubahan entalpi harus dibalik pula (yaitu menjadi -ΔH). Selain itu, dengan
menggunakan hukum Hess, nilai ΔH juga dapat diketahui dengan pengurangan entalpi
pembentukan produk-produk dikurangi entalpi pembentukan reaktan. Secara matematis,
untuk reaksi-reaksi lainnya secara umum kegunaan dengan mengetahui ΔHf (perubahan
entalpi pembentukan) dari reaktan dan produknya, dapat diramalkan perubahan entalpi
reaksi apapun, dengan rumus ΔH=ΔHfP-ΔHfR, perubahan entalpi suatu reaksi juga dapat
diramalkan dari perubahan entalpi pembakaran reaktan dan produk, dengan rumus ΔH=-
ΔHcP+ΔHcR, konsep dari hukum Hess juga dapat diperluas untuk menghitung perubahan
fungsi keadaan lainnya, seperti entropi dan energi bebas, kedua aplikasi ini amat berguna
karena besaran-besaran tersebut sulit atau tidak bisa diukur secara langsung, sehingga
perhitungan dengan hukum Hess digunakan sebagai salah satu cara menentukannya.
Untuk perubahan entropi: ΔS = Σ (ΔSf produk) – Σ (ΔSf reaktan), ΔS = Σ (ΔS produk) –
Σ (ΔS reaktan). Untuk perubahan energi bebas: ΔG = Σ (ΔGf produk) – Σ (ΔGf reaktan),
ΔG = Σ(ΔG produk) - Σ(ΔG reaktan).

8. Penentuan ΔH Reaksi

Hukum Hess menyatakan bahwa perubahan entalpi tidak tergantung pada berapa
banyak tahapan reaksi, tetapi tergantung pada keadaan awal dan akhir. Dengan kata lain,
untuk suatu reaksi keseluruhan tertentu, perubahan entalpi selalu sama, tak peduli apakah
reaksi itu dilaksanakan secara langsung ataukah secara tak langsung dan lewat tahap-
tahap yang berlainan. Rumus yang dapat dipakai yaitu: Ada tiga cara yang dapat
digunakan untuk mencari ΔH reaksi dengan hukum Hess ini, yaitu cara diagram, siklus,
dan cara persamaan reaksi.

 Diagram
Perhitungan dengan cara diagram adalah dengan memperhatikan keadaan
awal, keadaan akhir, dan tanda panah reaksi (atas atau bawah).
 Siklus
Cara siklus hampir sama dengan cara diagram, namun bentuknya lebih
fleksibel dibandingkan diagram. Cara Persamaan Reaksi, Cara ini dapat dipakai
jika diagram atau siklusnya tidak diketahui. Penentuan cara ini memerlukan
ketelitian dalam menentukan apakah suatu reaksi tetap, dibalik, atau dikalikan
karena akan mempengaruhi hasilnya.
Ada cara lain untuk menentukan ΔH reaksi dengan menghitung energi ikatan rata-
ratanya. Energi ikatan rata-rata adalah energi rata-rata yang diperlukan untuk
memutuskan satu mol ikatan antar atom dalam fase gas.

Data energi ikatan rata-rata: C-H = 410 kJ/mol C-O = 351 kJ/mol O-H = 460 kJ/mol
C=C = 607 kJ/molC-C = 343 kJ/mol. Perubahan entalpi yang dikaitkan dengan reaksi
pembentukan satu mol senyawa disebut entalpi pembentukan standar ΔH°f.

9. Energi Ikatan

Energi ikatan adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan kimia dalam 1
mol suatu molekul / senyawa berwujud gas menjadi atom-atomnya. Lambang energi
ikatan = D H–nya ditentukan dengan menggunakan energi Suatu reaksi yang ikatan,
maka atom-atom yang terlibat dalam reaksi harus berwujud gas. Berdasarkan jenis dan
letak atom terhadap atom-atom lain dalammolekulnya, dikenal 3 jenis energi ikatan
yaitu:

1) Energi Atomisasi.
Adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan semua ikatan 1 mol
molekul menjadi atom-atom bebas dalam keadaan gas. Energi atomisasi = jumlah
seluruh ikatan atom-atom dalam 1 mol senyawa.
2) Energi Disosiasi Ikatan.
Adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan salah 1 ikatan yang
terdapat pada suatu molekul atau senyawa dalam keadaan gas.
3) Energi Ikatan Rata-Rata.
Adalah energi rerata yang diperlukan untuk memutuskan ikatan atom-atom
pada suatu senyawa (notasinya = D). Energi ikatan suatu molekul yang berwujud
gas dapat Hf dan energi ditentukan dari data entalpi pembentukan standar ikat
unsur-unsurnya.
Prosesnya melalui 2 tahap yaitu:
o Penguraian senyawa menjadi unsur-unsurnya.
o Pengubahan unsur menjadi atom gas.

Reaksi kimia pada dasarnya terdiri dari 2 proses:


 Pemutusan ikatan pada pereaksi.
 Pembentukan ikatan pada produk reaksi.

Pada proses pemutusan ikatan = memerlukan energi. Pada proses pembentukan ikatan
= membebaskan energi.

10. Jenis-Jenis Kalor.

Setiap sistem atau zat mempunyai energi yang tersimpan didalamnya. Energi
potensial berkaitan dengan wujud zat, volume, dan tekanan. Energi kinetik ditimbulkan
karena atom–atom dan molekul-molekul dalam zat bergerak secara acak. Jumlah total
dari semua bentuk energi itu disebut entalpi (H). Sedangkan kalor adalah bentuk energi
yang berpindah dari suhu tinggi kesuhu rendah. Jika suatu benda menerima / melepaskan
kalor maka suhu benda itu akan naik/turun atau wujud benda berubah. Kalor jenis (c)
adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan1 gram atau 1 kg zat sebesar
1ºC (satuan kalori/gram.ºC atau kkal/kg ºC). Kalor yang digunakan untuk
menaikkan/menurunkan suhu tanpa mengubah wujud zat: Q = kalor yang di
lepas/diterima, H = kapasitas kalor, Dt = kenaikan/penurunan suhu, m = massa benda, c=
kalor jenis.

Kalor yang diserap/dilepaskan (Q) dalam proses perubahan wujud benda: Q=m.L, m
= massa benda (kg), L = kalor laten (kalor lebur, kalor beku. kalor uap, kalor embun,
kalor sublim, kalor lenyap) Jadi kalor yang diserap atau yang dilepas pada saat terjadi
perubahan wujud benda tidak menyebabkan perubahan suhu benda (suhu benda
konstan).

 Kalor Pembentukan Standar.


Adalah nama lain dari perubahan entalpi yang terjadi pada pembentukan 1mol
senyawa dari unsur-unsurnya pada suhu dan tekanan standar ( 25 oC, 1 atm ).
Entalpinya bisa dilepaskan maupun diserap. Satuannya adalah kJ / mol. Bentuk
standar dari suatu unsur adalah bentuk yang paling stabil dari unsur itu pada
keadaan standar ( 298 K, 1 atm ). Jika perubahan entalpi pembentukan tidak
diukur pada keadaan standar maka Hf dinotasikan dengan Catatan : Hf unsur
bebas = nol. Dalam entalpi pembentukan, jumlah zat yang dihasilkan adalah 1
mol. Dibentuk dari unsur-unsurnya dalam bentuk standar.
 Kalor Penguraian Standar.
Adalah nama lain dari perubahan entalpi yang terjadi pada penguraian 1mol
senyawa menjadi unsur-unsur penyusunnya pada keadaan standar. Jika
pengukuran tidak dilakukan pada keadaan Hd. Satuannya = kJ / mol. Perubahan
standar, maka dinotasikan dengan entalpi penguraian standar merupakan
kebalikan dari perubahan entalpi pembentukan standar, maka nilainyapun akan
berlawanan tanda. Menurut Marquis de Laplace, “jumlah kalor yang dilepaskan
pada pembentukan senyawa dari unsur-unsur penyusunnya = jumlah kalor yang
diperlukan pada penguraian senyawa tersebut menjadi unsur-unsur penyusunnya”.
Pernyataan ini disebut Hukum Laplace.
 Kalor Pembakaran Standar.
Adalah nama lain dari perubahan entalpi yang terjadi pada pembakaran 1 mol
suatu zat secara sempurna pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak dilakukan
pada keadaan standar, maka Hc Satuannya = kJ /mol.
 Kalor Netralisasi dinotasikan dengan Standar
Adalah nama lain dari perubahan entalpi yang terjadi pada penetralan 1 mol
asam oleh basa atau 1 mol basa oleh asam pada keadaan standar. Jika pengukuran
tidak dilakukan pada keadaan standar, maka Hn Satuannya= kJ / mol.
 Kalor Penguapan dinotasikan dengan Standar.
Adalah nama lain dari perubahan entalpi yang terjadi pada penguapan 1 mol
zat dalam fase cair menjadi fase gas pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak
dilakukan pada keadaan standar, maka Hvap Satuannya = kJ / mol.
 Kalor Peleburan dinotasikan dengan Standar
Adalah nama lain dari perubahan entalpi yang terjadi pada pencairan
/peleburan 1 mol zat dalam fase padat menjadi zat dalam fase cair pada keadaan
standar. Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan Hfus. Satuannya = kJ /
mol.
 Kalor standar, maka dinotasikan dengan Sublimasi Standar
Adalah perubahan entalpi yang terjadi pada sublimasi 1 mol zat dalam fase
padat menjadi zat dalam fase gas pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak
dilakukan pada keadaan standar, Hsub. Satuannya = kJ/ mol.
 Kalor Pelarutan maka dinotasikan dengan Standar
Adalah nama lain dari perubahan entalpi yang terjadi ketika 1 mol zat melarut
dalam suatu pelarut (umumnya air) pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak
dilakukan pada keadaan standar, maka Hsol. Satuannya = kJ / mol.
BAB. III. PENUTUP

A. Kesimpulan.

Singkatnya, materi pembelajaran pada termokimia ini merupakan materi dasar yang
wajib untuk dipelajari dan dipahami secara mendalam. Materi yangsecara umum
mencakup termodinamika I, kalor reaksi, kerja, H reaksi, energi ikatan, dan entalpi,
kalorimeter, hukum Hess, penentuan jenis -jenis kalor merupakan materi-materi dasar
dalam pelajaran kimia yang berguna untuk mempelajari materi selanjutnya yang tentu
saja lebih rumit. Dalam makalah ini materi diuraikan secara singkat agar para pembaca
lebih mudah memahaminya.

B. Saran.

Dengan adanya makalah sederhana ini, penyusun mengharapkan agar para pembaca
dapat memahami materi termokimia ini dengan mudah. Saran dari penyusun agar para
pembaca dapat menguasai materi singkat dalam makalah ini dengan baik, kemudian
untuk menyempurnakan makalah ini penyusun mengharapkan kritik dan saran yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

Michel Purba. 2007. Kimia. Jakarta: Departemen Pendidikan


Pista Kimia IIA. CV. Setia Aji Depdiknas. Drs. Unggul Sudarmo, M.Pd. 2006. Jakarta.
Departemen Pendidikan

Brady, James .E. 1999. Kimia Universitas Azas & Struktur Jilid 1, Edisi ke-5. Jakarta :
Binarupa Aksara

Kleinfelter, Wood. 1989.Kimia Untuk Universitas Jilid 1.ed.6.Jakarta :Erlangga

Rahayu,Nurhayati,dan Jodhi Pramuji G.2009.Rangkuman KimiaSMA.Jakarta : Gagas


Media

Sutresna,Nana. 2007.Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas XI.Jakarta :Grafindo Media


Pratama

Kuliah Kimia Dasar I oleh Pak Umar

free.vlsm.org/v12/sponsor/.../0281%20Fis-1-4d.htm

http://blog.ums.ac.id/vitasari/files/2009/06/kuliah-11_panas-reaksi.pdf

http://elearning.gunadarma.ac.id/doc

modul/pengantar_kimia/Bab_8

http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Hess

http://id.wikipedia.org/wiki/Kalorimeter

http://www.scribd.com/doc/20100823/Kalorimeter

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_fisika1/termokimia/pengertian-
termokimia/dhan_di@rocketmail.com / dhanshei.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai