Energi kinetik adalah energi yang Jumlah energi yang dimiliki oleh suatu zat
berkaitan dengan gerakan molekul- atau sistem disebut energi dalam (internal
molekul sistem, sedangkan bentuk energy) dan dinyatakan dengan lambang E.
energi lain yang tidak berhubungan dengan perubahan energi dalam ( ΔE),
dengan gerak disebut energi yaitu selisih antara energi-energi dalam
produk (EP) dengan energi pereaksi (ER).
potensial.
jika reaksi berlangsung pada sistem tertutup dengan volume tetap, Dinyatakan
dengan qV, maka:
jika reaksi berlangsung dalam sistem terbuka dengan tekanan tetap (tekanan
atmosfer), dinyatakan dengan qP, maka:
Kalor reaksi yang berlangsung pada tekanan tetap dikaitkan dengan sifat lain
dari sistem, yaitu entalpi yang dinyatakan dengan lambang (H).
Besaran untuk menyatakan kalor reaksi yang berlangsung pada tekanan tetap,
yaitu sama dengan perubahan entalpinya.
Karena sebagian besar reaksi berlangsung pada tekanan tetap, yaitu tekanan
atmosfer, maka kalor reaksi biasanya dinyatakan sebagai perubahan entalpi (Δ H).
5. Reaksi Eksoterm dan Endoterm
Perubahan entalpi (Δ H), yaitu selisih antara entalpi produk dengan entalpi
pereaksi (HP – HR) bertanda positif.
Entalpi produk lebih kecil daripada entalpi pereaksi. Oleh karena itu,
perubahan entalpinya bertanda negatif.
( Jika koefisien reaksi dikalikan dua, nilai Δ H reaksi juga harus dikalikan dua).
ENTALPI MOLAR
1. Entalpi Pembentukan Standar (Δ Hf° = Standard Enthalpy of Formation)
Jika pengukuran dilakukan pada keadaan standar (298 K, 1 atm) dan semua
unsur-unsurnya dalam bentuk standar, perubahan entalpinya disebut entalpi
pembentukan standar (Δ Hf°), dinyatakan dalam kilojoule per mol (kJ mol–1). Dua hal
yang perlu diperhatikan berkaitan dengan entalpi pembentukan, yaitu bahwa:
Dibentuk dari
Zat yang dibentuk
unsurnya dalam
adalah 1 mol, dan
bentuk standar.
Entalpi
pembentu
kan dari
beberapa
zat.
2. Entalpi Peruraian Standar (Δ Hc° = Standard Enthalpy of Dissociation)
Jadi, kalor reaksi sama dengan jumlah kalor yang diserap atau yang dilepaskan
larutan, sedangkan kalor yang diserap oleh gelas dan lingkungan diabaikan.
Molekul biner yang terdiri atas tiga atau lebih atom mempunyai dua atau lebih
ikatan. Untuk molekul seperti itu digunakan pengertian energi ikatan rata-rata.
Contoh metana, mengandung 4 ikatan C–H. Pemutusan satu per satu ikatan C–H dari
molekul CH4 memerlukan energi yang berbeda.
Untuk memutuskan keempat ikatan dalam CH4 diperlukan 1664 kJ. Maka =
6. Menentukan Δ H Reaksi Berdasarkan Data Energi Ikatan
Δ H reaksi = energi ikatan pada pereaksi (ikatan yang putus) dikurangi dengan
energi ikatan pada produk (ikatan yang terbentuk).
Contoh
Anode:
serbuk seng
KOROSI BESI
Tambahkan jumlah elektron yang dilepas (pada reaksi oksidasi) dan elektron yang diikat (pada
reaksi reduksi).
Cara Ion
Elektron Setarakan muatan dengan menambahkan ion H+ dalam suasana asam dan ion OH– dalam
suasana basa.
atau
Setengah Setarakan jumlah atom H dengan menambahkan molekul H2O.
Reaksi
Setarakan jumlah elektron yang dilepas dan elektron yang diikat.
Jawab:
Atau dengan cara lain seperti contoh ini
REAKSI ASAM BASA
TEORI ASAM BASA
Teori Asam Basa ARRHENIUS
Asam merupakan zat yang di dalam air dapat melepaskan ion hidrogen (H+).
Basa merupakan zat yang di dalam air dapat melepaskan ion hidroksida (OH–).
Sehingga reaksi yang benar untuk senyawa asam di dalam air adalah sebagai berikut.
HA(aq) + H2O(aq)→ H3O+(aq) + A–(aq)
Asam Ion oksonium
Akan tetapi, ion H3O+ lebih sering ditulis ion H+, sehingga penulisannya menjadi
seperti berikut.
HA(aq) H2O H+(aq) + A–(aq)
Teori Asam Basa Bronsted-Lowry
Dari reaksi di atas terlihat bahwa CH3COOH memberi 1 proton (H+) kepada H2O,
sehingga CH3COOH bersifat sebagai asam dan H2O bersifat sebagai basa.
Bronsted-Lowry menyatakan :
Jika suatu asam memberikan proton (H+), maka sisa asam tersebut berkemampuan
untuk bertindak sebagai basa. Sisa asam tersebut dinyatakan sebagai basa konjugasi.
Demikian pula untuk basa, jika suatu basa dapat menerima proton (H+), maka zat yang
terbentuk berkemampuan sebagai asam disebut asam konjugasi.
Perhatikan reaksi di bawah ini.
Untuk menentukan pH hasil reaksi antara asam dan basa, ada 3 hal yang harus
diperhatikan antara lain :
1. Jika mol H+ = mol OH– maka campuran bersifat netral dan pH = 7
2. Jika mol H+ > mol OH– maka campuran bersifat asam dan pH < 7 (konsentrasi
H+ dalam campuran ditentukan oleh jumlah H+ yang bersisa)
3. Jika mol H+ < mol OH– maka campuran bersifat basa dan pH > 7 (konsentrasi
OH– dalam campuran ditentukan oleh jumlah OH– yang bersisa)
Warna lakmus dlm larutan asam,basa dan
garam
Be 2+ , Mg 2+ , Ca 2+ , Sr 2+ , Sn Hg 2+ , Cd 2+ , Pd 2+ , Pt Pb2+ , Fe 2+ , Co 2+ , Ni
2+ , Mn 2+ , 2+ 2+ , Cu 2+
Zn 2+
Al 3+ , Ga 3+ , In 3+ , Sc 3+ , Cr 3+ Tl 3+ Ru 3+ , Rh 3+ , Ir 3+
, Fe 3+ , Co 3+ ,Y 3+
Th 4+ , Pu 4+ , Ti 4+ , Zr
4+
[VO] 2+ , [VO 2 ] +
Tabel Klasifikasi Basa Keras, Lunak,
dan Intermediet
Basa Keras Basa Lunak Intermediet
F - , Cl - I-, H-, R- Br-
[OH] - , [RO] - , [RCO 2 ] [CN]- , [RS]- , [N3 ]- , [NO2 ] - ,
- ,m[CO ] 2- , [NO ] - , [SCN] [SO3 ] 2-
3 3
3-
[PO 4 ] , [SO 4 ] ,2-
[ClO 4 ] -
H2O, ROH, R2O, CO, RNC, RSH, R2S, C6H5NH2
NH3, RNH2 R3P, R3As,
R3Sb