• Keramik biasanya material yang kuat, dan keras dan juga tahan korosi. Sifat-sifat
ini bersama dengan kerapatan yang rendah dan juga titik lelehnya yang tinggi,
membuat keramik merupakan material struktural yang menarik.
• Aplikasi struktural keramik maju termasuk komponen untuk mesin mobil dan
struktur pesawat. Misalnya, TiC mempunyai kekerasan 4 kali kekerasan baja.
Jadi, kawat baja dalam struktur pesawat dapat diganti dengan kawat TiC yang
mampu menahan beban yang sama hanya dengan diameter separuhnya dan 31
persen berat. Semen dan tanah liat adalah contoh yang lain, keduanya dapat
dibentuk ketika basah namun ketika kering akan menghasilkan objek yang lebih
keras dan lebih kuat. Material yang sangat kuat seperti alumina (Al2O3) dan
silikon karbida (SiC) digunakan sebagai abrasif untuk grinding dan polishing.
• Keterbatasan utama keramik adalah kerapuhannya, yakni kecenderungan untuk
patah tiba-tiba dengan deformasi plastik yang sedikit. Ini merupakan masalah
khusus bila bahan ini digunakan untuk aplikasi struktural. Dalam logam,
elektron-elektron yang terdelokalisasi memungkinkan atom-atomnya berubah-
ubah tetangganya tanpa semua ikatan dalam strukturnya putus. Hal inilah yang
memungkinkan logam terdeformasi di bawah pengaruh tekanan. Tapi, dalam
keramik, karena kombinasi ikatan ion dan kovalen, partikel-partikelnya tidak
mudah bergeser. Keramiknya dengan mudah putus bila gaya yang terlalu besar
diterapkan.
• Faktur rapuh terjadi bila pembentukan dan propagasi keretakan yang cepat.
Dalam padatan kristalin, retakan tumbuh melalui butiran (trans granular) dan
sepanjang bidang cleavage (keretakan) dalam kristalnya. Permukaan tempat
putus yang dihasilkan mungkin memiliki tekstur yang penuh butiran atau kasar.
Material yang amorf tidak memiliki butiran dan bidang kristal yang teratur,
sehingga permukaan putus kemungkinan besar mulus penampakannya.
Kekuatan tekan penting untuk keramik yang digunakan untuk struktur seperti
bangunan. Kekuatan tekan keramik biasanya lebih besar dari kekuatan tariknya.
Untuk memperbaiki sifat ini biasanya keramik di-pretekan dalam keadaan
tertekan.
Sifat Hantaran Listrik
• Sifat listrik bahan keramik sangat bervariasi. Keramik dikenal sangat baik
sebagai isolator. Beberapa isolator keramik (seperti BaTiO3) dapat dipolarisasi
dan digunakan sebagai kapasitor.
• Keramik lain menghantarkan elektron bila energi ambangnya dicapai, dan oleh
karena itu disebut semikonduktor. Tahun 1986, keramik jenis baru, yakni
superkonduktor temperatur kritis tinggi ditemukan. Bahan jenis ini di bawah
suhu kritisnya memiliki hambatan = 0. Akhirnya, keramik yang disebut sebagai
piezoelektrik dapat menghasilkan respons listrik akibat tekanan mekanik atau
sebaliknya.
• Sering pula digunakan bahan yang disebut dielektrik. Bahan ini adalah isolator
yang dapat dipolarisasi pada tingkat molekular. Material semacam ini
digunakan untuk menyimpan muatan listrik. Kekuatan dielektrik bahan adalah
kemampuan bahan tersebut untuk menyimpan elektron pada tegangan tinggi.
Bila kapasitor dalam keadaan bermuatan penuh, hampir tidak ada arus yang
lewat. Namun dengan tegangan tinggi dapat mengeksitasi elektron dari pita
valensi ke pita konduksi. Bila hal ini terjadi arus mengalir dalam kapasitor, dan
mungkin disertai dengan kerusakan material karena meleleh, terbakar atau
menguap. Medan listrik yang diperlukan untuk menghasilkan kerusakan itu
disebut kekuatan dielektrik.
• Beberapa keramik mempunyai kekuatan dielektrik yang sangat besar.Porselain
misalnya sampai 160 kV/cm. Sebagian besar hantaran listrik dalam padatan
dilakukan oleh elektron. Di logam, elektron penghantar dihamburkan oleh
vibrasi termal meningkat dengan kenaikan suhu, maka hambatan logam
meningkat pula dengan kenaikan suhu.
• Sebaliknya, elektron valensi dalam keramik tidak berada di pita konduksi,
sehingga sebagian besar keramik adalah isolator. Namun, konduktivitas
keramik dapat ditingkatkan dengan memberikan ketakmurnian. Energi termal
juga akan mempromosikan elektron ke pita konduksi, sehingga dalam keramik,
konduktivitas meningkat (hambatan menurun) dengan kenaikan suhu.
• Beberapa keramik memiliki sifat piezoelektrik, atau kelistrikan tekan. Sifat ini
merupakan bagian bahan "canggih" yang sering digunakan sebagai sensor.
Dalam bahan piezoelektrik, penerapan gaya atau tekanan dipermukaannya akan
menginduksi polarisasi dan akan terjadi medan listrik, jadi bahan tersebut
mengubah tekanan mekanis menjadi tegangan listrik. Bahan piezoelektrik
digunakan untuk tranduser, yang ditemui pada mikrofon, dan sebagainya.
• Dalam bahan keramik, muatan listrik dapat juga dihantarkan oleh ion-ion. Sifat
ini dapat diubah-ubah dengan merubah komposisi, dan merupakan dasar
banyak aplikasi komersial, dari sensor zat kimia sampai generator daya listrik
skala besar. Salah satu teknologi yang paling prominen adalah sel bahan bakar.
Kemampuan penghantaran ion didasarkan kemampuan keramik tertentu untuk
memungkinkan anion oksigen bergerak, sementara pada waktu yang sama tetap
berupa isolator. Zirkonia, ZrO2, yang distabilkan dengan kalsia (CaO), adalah
contoh padatan ionik.
Refractory (Material Tahan Panas)
• Refractory bila diterjemahkan secara bebas adalah Material Tahan Panas. Karena
panas sering dihubungkan dengan api, maka dapat disebut juga material tahan
api. Bahan utama penyusun Refractory serupa dengan keramik, yaitu unsur-
unsur tanah yang dimurnikan. Unsur utama refractory biasanya adalah alumina
atau Al2O3 dan silica SiO2. unsur penunjang tambahan antara lain MgO, Zircon
(ZrO2) dan Fe2O3.
• Bahan atau material refractory adalah suatu jenis material yang mempunyai
kemampuan menahan suhu panas amat tinggi tanpa kehilangan sifat
ketahanannya (tidak akan melunak atau mencair). Bahan keramik adalah salah
satunya. Material refractory mempunyai sifat-sifat mekanik dan elektrik yang
unik. Umumnya bersifat sebagai termal insulator. Pada tabel periodik, material
ini terdapat di kelompok IV dalam tabel dan mempunyai struktur kristal intan
dan face center cubic. Material refractory memiliki derajat keporosan yang rendah
sehingga resistansi berkurang sehingga bahan ini menjadi sangat padat.
• Refractory banyak digunakan dan dibutuhkan di industri yang menggunakan
Furnace, Klin atau dapur peleburan, seperti industri gelas, kaca, steel, aluminium
dan pembakaran seperti industri keramik, sebagai bahan penyekat antara
produk yang bersuhu tinggi dengan udara luar, atau sebagai wadah tempat
produk mengalami proses peleburan. Material ini juga cocok dipakai untuk
pesawat ulang alik, oven-furnace, dan clay building material. Untuk tiap aplikasi,
material penyusunnya berbeda-beda, misalkan untuk gelas banyak
menggunakan alumina, silika, zircon; sedang untuk steel mengandung banyak
magnesium.
• Pembuatannya ada beberapa cara, yaitu seperti proses pembuatan batu bata.
Adukan material dimasukkan ke cetakan, atau seperti membuat pudding, cairan
dituang ke dalam cetakan, lalu dibiarkan dingin, selanjutnya dibakar pada suhu
sekitar 1250 Deg Celcius hingga mengeras. Untuk refractory yang berupa semen,
biasanya dipakai untuk menambal atau menambah ketebalan refractory tersebut,
material langsung digunakan di bagian yang ingin disekat.
• Suhu tinggi akan menghantar panas lalu terserap atau terabsorbsi kepada bahan
refractory ini kemudian diserap, disimpan oleh padatan antara lain dalam bentuk
vibrasi (getaran) atom atau ion penyusun padatan tersebut. Penyusun padatan
tersebut terdiri dari ikatan yang kuat dan atom-atom yang ringan sehingga
getaran-getaran atom-atomnya akan berfrekuensi tinggi dan karena ikatannya
kuat maka getaran yang besar tidak akan menimbulkan gangguan yang terlalu
banyak pada kisi kristalnya. Sehingga “teredam” dan “tidak ikut panas”.
Zeolit
• Zeolit merupakan mineral yang terdiri dari kristal alumino silikat terhidrasi
yang mengandung kation alkali atau alkali tanah dalam kerangka tiga dimensi.
Ion-ion logam tersebut dapat diganti oleh kation lain tanpa merusak struktur
zeolit dan dapat menyerap air secara reversibel. Zeolit biasanya ditulis dengan
rumus kimia oksida atau berdasarkan satuan sel kristal M2/nO Al2O3 a SiO2 b
H2O atau Mc/n {(AlO2)c(SiO2)d} b H2O. Dimana n adalah valensi logam, a dan b
adalah molekul silikat dan air, c dan d adalah jumlah tetrahedra alumina dan
silika. Rasio d/c atau SiO2/Al2O bervariasi dari 1-5.
• Mineral zeolit telah dikenal sejak tahun 1756 oleh Cronstedt ketika menemukan
Stilbit yang bila dipanaskan seperti batuan mendidih (boiling stone) karena
dehidrasi molekul air yang dikandungnya. Pada tahun 1954 zeolit diklasifikasi
sebagai golongan mineral tersendiri, yang saat itu dikenal sebagai molecular sieve
materials.
• Mineral alam zeolit yang merupakan senyawa alumino-silikat dengan struktur
sangkar terdapat di Indonesia dalam jumlah besar dengan bentuk hampir murni
dan harga murah. Mineral zeolit mempunyai struktur “framework” tiga dimensi
dan menunjukkan sifat penukar ion, absorpsi, “molecular sieving” dan katalis
sehingga memungkinkan digunakan dalam pengolahan limbah industri dan
limbah nuklir.
Menurut proses pembentukannya zeolit dapat
digolongkan menjadi dua kelompok yaitu :
• Zeolit alam; Zeolit alam banyak dijumpai dalam lubang-lubang batuan lava, dan
dalam batuan sedimen. Kristalinitas zeolit alam pada umumnya rendah, tidak
stabil dan biasanya ditemukan dalam keadaan tercampur dengan mineral-
mineral tanah yang lain. Oleh sebab itu, kemampuan zeolit alam sebagai
adsorben dan katalis menjadi relatif rendah. Untuk meningkatkan aktivitas
zeolit tersebut biasanya dilakukan dengan cara aktivasi fisik maupun kimia.
• Zeolit sintetis; Zeolit sintetis direkayasa oleh manusia secara proses kimiawi
karena sifat zeolit yang unik yaitu susunan atom maupun komposisinya dapat
dimodifikasikan, maka para peneliti berupaya untuk membuat zeolit sintetis
yang mempunyai sifat khusus sesuai dengan keperluannya.
• Struktur zeolit yang berpori merupakan karakter yang mendukung pada
berbagai macam penggunaan zeolit. Dimana pori-pori tersebut dalam keadaan
normal terisi molekul-molekul air dan kation yang dapat dipertukarkan dan
memiliki ukuran tertentu. Untuk memaksimalkan kemampuan yang dimiliki
zeolit dapat dilakukan dengan aktivasi.
• Proses aktivasi zeolit dapat dilakukan baik secara kimia maupun secara fisika.
Aktivasi secara kimia dilakukan dengan menggunakan larutan asam kuat
ataupun basa kuat dengan tujuan untuk menghilangkan pengotor dari
permukaan pori, dan mengatur kembali letak atom yang dapat dipertukarkan.
Sedangkan aktivasi secara fisika dilakukan dengan pemanaasan pada
temperatur 300ºC sampai 400ºC yang akan mengeluarkan molekul air dalam
pori. Pelepasan molekul air oleh zeolit akan menyebabkan muatan listrik meluas
ke dalam pori dan akan efektif berinteraksi dengan molekul yang akan
diabsorpsi.
Peranan zeolit dalam berbagai bidang antara lain :
• Dalam bidang nuklir zeolit digunakan untuk : dekontaminasi air pendingin
reaktor, penyerapan gas radioaktif reaktor Chernobiel yang terbakar, pemisahan
radionuklida hasil fisi dalam air kolam penyimpanan bahan bakar nuklir,
menyerap gas RuO4 pada suhu 50ºC, memisahkan logam berat (Pb, Cu, Cd, Zn,
Co, Ni, dan Hg), serta memisahkan 99% ammoniak atau ammonium dari limbah
industri.
• Sebagai drying agent dari senyawa organik, zeolit dapat digunakan untuk :
• Proses pemurnian metil klorida dalam industri karet.
• Pemurnian fraksi alkohol, metanol, benzena, xylene, LPG, LNG, pada industri
petrokimia.
• Penyerap klorin, bromin, dan fluorin.
• Menurunkan humiditas ruangan.
• Zeolit digunakan dalam proses penyerapan gas seperti :
• Gas mulia, antara lain Ar, Kr, dan gas He.
• Gas rumah kaca (NH3, CO2, SO2, SO3, dan NOx).
• Gas organik CS2, CH4, CH3CN, CH3OH, termasuk pirogas dan fraksi etana
(etilen).
• Pemurnian udara bersih mengandung O2.
• Penyerapan gas N2 dari udara sehingga meningkatkan kemurnian oksigen
diudara.
• Campuran filter pada rokok.
• Penyerapan gas dan penghilangan warna dari cairan gula pada pabrik gula.
•Bidang pertanian dan lingkungan
Zeolit digunakan sebagai soil conditioning yang dapat mengontrol dan menaikkan pH tanah serta
kelembaban tanah.
Penambahan zeolit pada pupuk kandang ternyata juga akan meningkatkan proses nitrifikasi.
Pada saat ini bidang pertanian merupakan pemakai zeolit terbesar di Indonesia.
Di samping untuk slow release fertilizer zeolit juga digunakan sebagai carrier pestisida/herbisida
dan fungisida.
Dalam bidang peternakan zeolit juga digunakan sebagai food suplement pada ternak ruminasia
dan non ruminasia masing-masing dengan dosis 2,5-5% dari rasio pakan perhari yang dapat
meningkatkan produktivitas baik susu, daging, telur, laju pertumbuhan
serta memperbaiki kondisi lingkungan kandang dari bau yang tidak sedap. Dalam hal fauna laut,
zeolit berperan sebagai pengontrol pH air dan penyerap gas H2S, filter air masuk ke tambak,
pengontrol kandungan alkali, oksigen dan perbaikan lahan dasar tambak melalui penyerapan
logam berat Pb, Fe, Hg, Sn, Bi, dan As.
Komposit Polimer
• Bahan komposit merupakan suatu bahan campuran yang terbuat dari dua atau
lebih bahan logam, keramik atau polimer dengan tidak terjadi ikatan secara
kimia. Sedangkan komposit polimer adalah komposit dengan matriks dari
bahan polimer dengan bahan pengisi (filler) bahan jenis lain. Sifat bahan
komposit merupakan paduan dari sifat-sifat bahan pendukungnya.
• Matriks adalah bahan dasar pembentuk bahan komposit yang mengikat pengisi
dengan tidak terjadi ikatan secara kimia. Bahan yang umumnya dipergunakan
sebagai bahan matriks pada komposit adalah polimer, logam, dan keramik.
Setiap bahan tersebut memiliki sifat fisik dan mekanik tertentu. Bahan komposit
polimer cukup luas dipakai.
• Bahan matrik polimer memiliki struktur yang lebih komplek dibandingkan
dengan bahan keramik atau logam. Hal ini disebabkan jumlah atom pembentuk
yang jauh lebih besar dibandingkan dengan senyawa yang berat atomnya
rendah. Umumnya suatu polimer dibangun oleh satuan struktur yang tersusun
secara berulang diikat oleh gaya tarik menarik yang kuat dimana setiap atom
dari pasangan terikat menyumbangkan satu elektron untuk membentuk
sepasang elektron.
• Matriks polimer yang mempunyai berat molekul besar dan berikatan kovalen,
memiliki sifat-sifat yang berbeda dari bahan organik yang berikatan kovalen,
tetapi mempunyai berat molekul rendah. Bahan dengan berat molekul rendah
berubah menjadi cair dengan viskositas rendah atau menguap bila dipanaskan,
sedangkan untuk bahan polimer mencair sangat kental dan tidak menguap.
• Komposit polimer yang akan dibahas dipusatkan pada polimer polipropilena
dengan berbagai bahan pengisi. Bahan pengisi (filler) adalah bahan yang
ditambahkan ke dalam matriks untuk mengurangi jumlah volume matriks
dalam material komposit. Murahnya harga bahan pengisi akan menyebabkan
harga produk akhir menjadi semakin rendah, sehingga dari sisi ekonomi akan
menguntungkan produsen dan konsumen.
• Polipropilena adalah polimer yang terbentuk dari struktur satuan (monomer)
propilena. Polimer ini mudah diproses, mempunyai sifat tahan terhadap panas,
titik leleh tinggi, densitas rendah, tembus cahaya, dapat diberi zat pewarna dan
termasuk kelompok polimer yang paling ringan diantara bahan polimer,
mempunyai sifat mekanik yang baik seperti kekuatan tarik, ketahanan terhadap
benturan dan goresan, namun penghantar panas dan listriknya rendah. Dari
sifat dan biaya prosesnya relatif murah, mudah diperoleh di pasaran, serta dapat
didaur ulang. Sehingga polipropilena dapat dijadikan pilihan bahan dasar
pembuatan komposit berbasis polimer.
• Polipropilena banyak dipakai sebagai bahan dalam produksi karung plastik,
peralatan meja makan, keranjang, peralatan kamar mandi, botol plastik, dan
lain-lain. Penggunaan yang luas ini karena kemampuan cetaknya yang baik,
permukaannya yang licin mengkilat dan tembus cahaya.
• Sifat akhir bahan komposit yang dihasilkan sangat bergantung pada
karakteristik filler, yang meliputi konsentrasi, bentuk dan ukuran, distribusi
partikel dan terbentuknya adesi antar muka bahan matrik pengisi. Produk
komposit polimer banyak dikonsumsi masyarakat, sehingga mendorong dunia
industri terkait untuk memasarkan produk tersebut yang sebesar-besarnya.
• Berikut ini adlah matriks polipropilena dengan berbagai bahan pengisi:
• Komposit polipropilena/ serbuk kayu gergaji: dengan [enambhan bahan pengisi
kuat tarik, titik leleh, suhu dekomposisi dan derajat kristalinitas mengalami
penurunan.
• Komposit polipropilena/pasir: konduktivitas panas komposit polipropilena/
pasir semakin meningkat dengan bertambahnya volume partikel pengisi, tetapi
kekuatan tarik mengalami penurunan.
• Komposit polipropilena/ RHA (Rice Husk Asb): menghasilkan kekuatan tarik
yang menurun seiring dengan penambahan bahan pengisi dikarenakan
penyebaran dari bahan pengisi dari matriks polimer kurang homogen.