Anda di halaman 1dari 20

TERMOKIMIA

NAMA KELOMPOK :

❖ ACHTONI AKBAR AL GHIFARI


❖ ANGGI SEPTIANA PUTRI
❖ AULIA RAHMI
❖ AYU WIDYA PRABAWANI
❖ INDAH NOVITA
❖ HEKMAH FAJRI FEBRIYANI
❖ KARTIKA PUTRI ADIWINJATI
TERMOKIMIA

Termokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari


perubahan energi kalor pada suatu reaksi kimia. Termokimia berasal
dari kata (termos = suhu; chemos = kimia).

A. Energi dan Entalpi

1. Hukum Kekekalan Energi

Berdasarkan Hukum Kekekalan Energi, energi tidak dapat


dimusnahkan atau diciptakan. Artinya, kita tidak dapat membuat
energi, akan tetapi kita dapat mengubah bentuk energi.

2. Entalpi dan Perubahan Entalpi

Kalor yang dimiliki oleh suatu bahan atau zat dinyatakan


dengan istilah entalpi dan dilambangkan dengan huruf H (berasal
dari kata heat yang artinya panas)
Entalpi suatu zat tidak dapat diukur, kecuali jika zat tersebut
mengalami perubahan wujud atau bereaksi dengan zat lain, barulah
entalpi zat dapat diketahui.
Entalpi yang terukur pada saat zat tersebut mengalami
perubahan disebut Perubahan entalpi (ΔH) .
Perubahan air menjadi es merupakan perubahan wujud zat
dari cair menjadi padat.
H2O (l) H2O (s)
Persamaan ΔH dapat dituliskan sebagai berikut
ΔH = H H2O (s) – H H2O (l)
ΔH= H hasil – H pereaksi

3. Sistem dan Lingkungan

Sistem: sekumpulan elemen atau unsur yang saling


memengaruhi antara yang satu dengan yang lainnya.
Misalnya tabung reaksi yang berisi larutan yang
bereaksi.
Lingkungan: segala sesuatu diluar sistem.
Jenis Kriteria Contoh
sistem
Terbuka Energi maupun materi dapat Larutan dalam
keluar-masuk sistem tabung raksi terbuka
Tertutup Hanya energi yang dapat Larutan dalam
keluar-masuk sistem tabung reaksi
tertutup
Terisolasi Baik energi maupun materi Air panas dalam
tidak dapat keluar-masuk termos
sistem

B. REAKSI EKSOTERM – ENDOTERM

Berdasarkan perubahan entalpinya, reaksi kimia dibagi jadi


dua jenis, yaitu reaksi eksoterm dan reksi endoterm.

• Reaksi eksoterm
Yaitu reaksi yang membebaskan panas. Pada reaksi eksoterm
terjadi perpindahan panas dari sistem ke lingkungan, sehingga suhu
lingkungan naik.
Contoh: kapur sirih bila dimasukkan dalam air maka air akan
mendidih.

• Reaksi endoterm
Yaitu reaksi yang menyerap panas. Pada reaksi endoterm
tejadi perpindahan panas dari lingkungan ke dalam sistem, sehingga
suhu lingkungan turun.
Contoh: serbuk NH4Cl dimasukkan ke dalam larutan NaOH
maka larutan akan menjadi dingin.

Reaksi Eksoterm Reaksi Endoterm


• System melepas kalor ke • Sistem menyerap kalor
lingkungan. dari lingkungan.
• System menjadi dingin. • System jadi panas.
• Lingkungan jadi panas. • Lingkungan jadi dingin.
ΔHakhir
• ΔH bernilai negative (-). • ΔH bernilai positif (+).
• ΔHakhir < ΔHawal, dan • ΔHakhir > ΔHawal, dan
ΔHakhir < 0 ΔHakhir > 0

C. BEBERAPA MACAM ENTALPI
1. Entalpi standar: merupakan entalpi pada keadaan standar, yaitu
tekanan 1 atm dan temperatur 0oC. Perubahan entalpi standar
dilambangkan dengan ΔHo

• .Indikasi standar yang dimaksud dalam perubahan entalpi standar


adalah
a. Gas,padatan murni maupun cairan memiliki tekanan tepat 1 bar,
Larutan memiliki konsentrasi tepat 1M pada tekanan 1 bar
b. Suhu spesifik 250 C atau 298 K
c. Volume 1 mol zat dalam keadaan standar (STP) yaitu 22,4
liter/mol.

• Hal yang perlu diperhatikan pada pengukuran entalpi pembentukan


standar :
a. Nilai perubahan entalpi pembentukan standar (ΔH°f) unsur
adalah 0
b. Umumya, senyawa pada entalpi pembentukan bertanda negatif
(–), yang menunjukan kestabilan unsur. Besar ΔH tetap sama
ketika reaksinya dibalik, yang berubah tandanya.
c. Reaksi yang disetarakan dengan bilangan pengali maka yang
dikalikan adalah keseluruhan termasuk besaran ΔH juga harus
dikalikan dengan bilangan pengali yang sama.
d. Perubahan entalpi reaksi dapat dihitung dari entalpi
pembentukan reaktan dan produknya.

• Ketentuan membuat persamaan termokimia reaksi pembentukan


standar:
a. Zat yang terbentuk selalu ada di bagian produk (kanan)
b. Koefisien zat yang dibentuk selalu bernilai satu, untuk
mengubahnya dengan mengubah koefisien zat di bagian reaktan
(sebelah kiri)
c. Mengidentifikasi atom penyusun senyawa, kemudian dibuat
unsur pembentuknya sesuai dengan yang ada di alam.

Contoh: H2 (g) + ½ O2 (g) H2O(l)


ΔHo = -285,83 kJ/mol.

2. Entalpi pembentukan: Perubahan entalpi pembentukan merupakan


perubahan entalpi dalam proses pembentukan senyawa dari unsur-
unsurnya. Dilambangkan dengan ΔHof.
Contoh: C (s) + O2 (g) CO2 (g)
ΔHof = -393,51 kJ/mol
3. Entalpi Reaksi:
I. Reaksi pembakaran (ΔH°c)
Merupakan perubahan entalpi pada pembakaran 1 mol zat dari
unsurnya yang paling stabil pada keadaan standar.
Contoh: C6H12O6 (aq) + 6O2 (g) 6CO2(g) + 6H2O(l)
ΔH= -2820 kkal

II. Reaksi Penetralan


perubahan entalpi yang diperlukan atau dilepaskan untuk
menetralkan 1 mol asam oleh basa atau 1 mol basa oleh asam yang
diukur pada keadaan standar.

Contoh: HCN (aq) + KOH (aq) KCN(aq) + H2O(l)


ΔHO = -12 kJ/mol

III. Reaksi Pelarutan


Perubahan entalpi pelarutan satu mol senyawa membentuk unsur
unsurnya pada keadaan standar.
Contoh : HCl(g) HCl (aq)
ΔH= -75,14 kJ

IV. Reaksi penguraian


Merupakan perubahan entalpi yang terjadi pada penguraian 1 mol
senyawa menjadi unsur-unsur penyusunnya pada keadaan standar.
Perubahan entalpi penguraian standar merupakan kebalikandari
perubahan entalpi pembentukan standar, maka nilainya pun akan
berlawanan tanda.

Jika ΔH°f H2O(g) = -285,85 kJ/mol


maka ΔH°d H2O (g) = +285,85 kJ/mol.

Contoh : CO2 (g) C(s) + O2(g)


ΔH= +94 kkal

V. Reaksi peleburan
Perubahan entalpi peleburan standart yaitu perubahan entalpi yang
diperlukan atau dilepaskan pada saat 1 mol zat fase padat berubah
menjadi fase cair pada keadaan standar.

Contoh : H2O(s) H2O(l)


ΔH= +6,01 kkal
C. PENENTUAN KALOR REAKSI
Dapat dilakukan dengan 4 cara, yaitu Kalorimeter, Hukum Hess, Entalpi
pembentukan Standar, dan Energi Ikatan.

1. KALORIMETER
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur
jumlah kalor yang terlibat dalam suatu perubahan atau reaksi kimia.

❖ TIPE KALORIMETER

a. Kalorimeter bom
Kalorimeter bom adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor
(nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran sempurna (dalam O
2 berlebih) suatu senyawa , bahan makanan ,bahan bakar. Sejumlah
sampel ditempatkan pada tabung beroksigen yang tercelup dalam medium
penyerap kalor (kalorimeter), dan sampel akan terbakar oleh api listrik dari
kawat logam terpasang dalam tabung.
Contoh kalorimeter bom adalah kalorimeter makanan.

Kalorimeter makanan adalah alat untuk menentukan nilai kalor zat


makanan karbohidrat, protein, atau lemak.
❖ Alat ini terdiri dari sebuah tabung kaca yang tingginya kurang
lebih 19 cm dan garis menengahnya kurang lebih 7,5 cm.
❖ Bagian dasarnya melengkung ke atas membentuk sebuah
penyungkup. Penyungkup ini disumbat dengan sebuah sumbat
karet yang berlubang di bagian tengah.
❖ Bagian atas tabung kaca ini ditutup dengan lempeng ebonit yang
bundar. Di dalam tabung kaca itu terdapat sebuah pengaduk,
yang tangkainya menembus tutup ebonit, juga terdapat sebuah
pipa spiral dari tembaga.
❖ Ujung bawah pipa spiral itu menembus lubang sumbat karet pada
penyungkup dan ujung atasnya menembus tutup ebonit bagian
tengah.
❖ Pada tutup ebonit itu masih terdapat lagi sebuah lubang, tempat
untuk memasukkan sebuah termometer ke dalam tabung kaca.
Tabung kaca itu diletakkan di atas sebuah keping asbes dan
ditahan oleh 3 buah keping. Keping itu berbentuk bujur sangkar
yang sisinya kurang lebih 9,5 cm.
❖ Di bawah keping asbes itu terdapat kabel listrikyang akan
dihubungkan dengan sumber listrik bila digunakan.
❖ Di atas keping asbes itu terdapat sebuah cawan aluminium. Di
atas cawan itu tergantung sebuah kawat nikelin yang
berhubungan dengan kabel listrik di bawah keping asbes. Kawat
nikelin itulah yang akan menyalakan makanan dalam cawan bila
berpijar oleh arus listrik.
❖ Dekat cawan terdapat pipa logam untuk mengalirkan oksigen.

2. Kalorimeter larutan[
Kalorimeter larutan adalah alat yang digunakan untuk mengukur
jumlah kalor yang terlibat pada reaksi kimia dalam sistem larutan. Pada
dasarnya, kalor yang dibebaskan/diserap menyebabkan perubahan suhu pada
kalorimeter. Berdasarkan perubahan suhu per kuantitas pereaksi kemudian
dihitung kalor reaksi dari reaksi sistem larutan tersebut. Kini kalorimeter
larutan dengan ketelitian cukup tinggi dapat diperoleh dipasaran.

❖ BENTUK KALORIMETER

Beker aluminium dan gelas plastik jenis polistirin (busa) dapat digunakan
sebagai kalorimeter sederhana dengan termometer sebagai pengaduk.
Keuntungan menggunakan gelas plastik sebagai kalorimeter adalah murah
harganya dan setelah dipakai dapat dibuang. Kalorimeter yang biasa
digunakan di laboratorium fisika sekolah berbentuk bejana biasanya silinder
dan terbuat dari logam misalnya tembaga atau aluminium dengan ukuran 75
mm x 50 mm (garis tengah). Bejana ini dilengkapi dengan alat pengaduk
dan diletakkan di dalam bejana yang lebih besar yang disebut mantel/jaket.
Mantel/jaket tersebut berguna untuk mengurangi hilangnya kalor karena
konveksi dan konduksi
❖ RUMUS KALORIMETER

Qlarutan= m. c. ΔT
Qkalorimeter = C . ΔT
Keterangan :
Q = kalor (joule)
M = massa air (gram)
C = kalor jenis air (J g-1 0c-1)
ΔT = Kenaikan suhu larutan (di dalam kalorimeter).

2. HUKUM HESS
Tidak semua reaksi dapat ditentukan kalornya melalui
percobaan,karena itu untuk menentukan kalor reaksi jenis ini dilakukan
secara semiempirik.Diantara cara semiempirik yang dapat digunakan adalah
dengan Hukum Hess.Hukum Hess ditemukan oleh kimiawan Swiss
bernama Germain H pada tahun 1840. Hukum Hess merupakan hukum
yang menyatakan bahwa perubahan entalpi total tidak tergantung pada
banyaknya terhadap reaksi-reaksi.
Hukum ini mempunyai pemahaman yang sama dengan hukum
kekekalan energy,yang juga dipelajari di hukum pertama
termodinamika.Hukum Hess dapat digunakan untuk mencari keseluruhan
energy yang dibutuhkan untuk melangsungkan reaksi kimia.

Diagram diatas menjelaskan bahwa untuk mereaksikan A menjadi D


dapat menempuh jalur B maupun C,dengan perubahan entalpi yang sama
( H1+H2 = H3+H4 )
Beberapa aturan untuk perhitungan hukum hess :
1. Hrks(3) = Hrks(1) + Hrks(2)

2. Hrks(reaksi balik) = -Hrks(reaksi kedepan)


3. Hrks = n . Hrks(1)

Pada diagram diatas, jelas jika C(s) + 2H2(g) + O2(g) direaksikan menjadi
CO2(g) + 2H2(g) mempunyai perubahan entalpi sebesar -393,5 kJ.
Walaupun terdapat reaksi dua langkah, tetap saja perubahan entalpi akan
selalu konstan (-483,6 kJ + 90,1 kJ = -393,5 kJ).

3. ENERGI IKATAN
Energi ikatan (Bahasa Inggris: bond energy) merupakan perubahan
entalpi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan tertentu dalam satu mol
molekul gas" [1] Semakin tinggi tingkat energi ikatan maka semakin sulit
pula ikatan tersebut untuk dilepaskan karena dibutuhkan lebih banyak energi
yang diperlukan untuk melepaskannya.
Pengukuran :
• Monoatomik

Salah satu contoh energi ikatan adalah energi ikatan molekul hidrogen yang
ditentukan dengan melakukan percobaan yaitu
H2(g)→H(g) + H(g) ΔH° = 436,4 kJ
Persamaan tersebut menunjukan pemutusan ikatan kovalen dalam satu mol
molekul gas H2 memerlukan 436,4 kJ energi.
• Diatomik
Energi ikatan juga dapat diukur untuk molekul diatomik yang kedua
atomnya berbeda, seperti HCl
HCl(g) → H(g) + Cl(g) ΔH°[1] =431,9 kJ
• Poliatomik
Pengukuran ikatan kovalen dalam molekul poliatomik lebih sulit untuk
dilakukan. Misalnya pengukuran menunjukan bahwa energi yang
dibutuhkan untuk memutuskan ikatan O-H yang pertama pada H2O berbeda
dengan energi yang dibutuhkan untuk memutuskan ikatan O-H yang kedua.
H2O → H(g) + OH(g) ΔH° = 502 kJ
OH(g) → H(g) + O(g) ΔH° = 427 kJ

pada setiap tahap diatas satu ikatan O-H putus tetapi pemutusan pertama
berbeda dengan pemutusan yang kedua, perbedaan antara kedua ΔH°
menunjukan bahwa ikatan O-H telah mengalami perubahan, karena
perubahan dalam lingkungan kimia. sehingga untuk molekul poliatomik
digunakan energi ikatan rata-rata .
Hal tersebut membuat kita dapat mengukur energi ikatan O-H dalam 10
molekul poliatomik yang berbeda dan memperoleh energi ikatan O-H rata-
rata dengan membagi jumlah energi ikatan tersebut dengan 10.

TABEL ENERGI IKATAN

Jika suatu energi ikatan tinggi maka ikatan tersebut kuat dan molekulnya
akan cenderung lebih stabil dan kurang reaktif. Senyawa yang lebih reaktif
memiliki energi ikatan yang yang umumnya lebih rendah. Contohnya
senyawa dari golongan Halogen

4. ENTALPI PEMBENTUKAN STANDAR


Entalpi pembentukan standar dapat juga digunakan untuk menghitung H
reaksi (ΔH R ). Zat-zat pereaksi mengurai membentuk unsur-unsurnya,
kemudian unsur-unsur hasil uraian tersebut membentuk zat baru.
Rumus yang digunakan adalah :
ΔH R = Σ ΔH f hasil reaksi – Σ ΔH f pereaksi
Secara matematis, perubahan entalpi (ΔH) dapat diturunkan sebagai berikut.
H = E + W (1)
Pada tekanan tetap:
ΔH = ΔE + PΔV (2)
ΔE = q + W (3)
W sistem = –PV (4)

Substitusi persamaan (3) dan (4) dalam persamaan (2):


H = (q + W) + PΔV
H = (q – PΔV) + PΔV
H=q
SOAL, JAWABAN DAN PEMBAHASAN (PILIHAN GANDA)

1. Jika reaksi antara logam Barium dengan Asam Klorida encer di


campurkan ked alam tabung reaksi yang tersumbat dengan rapat, gas
Hidrogen di dalam sistem tidak dapat meninggalkan sistem. Akan tetapi
perambatan kalor meninggalkan sistem tetap terjadi melalui dinding pada
tabung reaksi. Pada percobaan ini termasuk ke dalam…

a. Sistem terbuka
b. Perubahan entalpi
c. Sistem tertutup
d. Perubahan energy dalam
e. Sistem terisolasi
Jawaban: C
Pembahasan:
Pada percobaan tersebut termasuk ke dalam sistem tertutup, karena
pada percobaan tersebut dapat terjadi perpindahan kalor yang di tandai
dengan keluarnya kalor pada dinding tabung reaksi. Sedangkan gas
Hidrogen yang bertindak sebagai materi tidak dapat meninggalkan sistem.

2. Pernyataan di bawah ini yang termasuk ke dalam reaksi Endoterm


adalah…..

a. Besi berkarat
b. Pembuatan es batu dan air
c. Air mengalir
d. Ledakan bom
e. Pembakaran kayu

Jawaban: B
Pembahasan:
Jika suatu reaksi kimia dengan sistem menyerap kalor
lingkungannya maka di sebut dengan reaksi endoterm. Pada pembuatan es
batu dan air terjadi kenaikan energy potensial zat-zat yang bereaksi/terjadi
penurunan energy kinetic sehingga suhu sistem turun.

3. Proses reaksi di alam yang berlangsung spontan seperti pertunjukan


kembang api merupakan salah satu contoh dari reaksi……
a. Reaksi kimia
b. Reaksi eksoterm
c. Reaksi endoterm
d. Reaksi sistem terbuka
e. Reaksi perubahan entalpi

Jawaban: B
Pembahasan:
Pertunjukkan kembang api merupakan salah satu contoh dari reaksi
eksoterm, karena sistem melepaskan kalor. Pada kasus ini suhu campuran
reaksi akan naik dan energy potensial dari zat-zat kimia yang bersangkutan
akan turun sehingga sistem melepaskan kalor ke lingkungan.

4. Suatu campuran antara air panas dan gula yang di masukkan ke dalam
gelas, menyebabkan gelas menjadi panas. Pada peristiwa ini reaksi apakah
yang terjadi...
a. Reaksi eksoterm
b. Reaksi endoterm
c. Reaksi eksoterm & endoterm
d. Reaksi perubahan entalpi
e. Reaksi perubahan entalpi standar

Jawaban: A
Pembahasan:
Pada reaksi antara air panas dengan gula yang menyebabkan gelas
menjadi panas merupakan contoh dari reaksi eksoterm, karena reaksi
eksoterm di tandai dengan kenaikan suhu (keadaan gelas yang menjadi
tempat terjadinya reaksi menjadi panas).

5. Pernyataan yang benar di bawah ini mengenai hukum Hess adalah......

a. Entalpi hanya tergantung pada keadaan awal reaksi


b. Entalpi hanya bergantung pada keadaan akhir reaksi
c. Entalpi hanya bergantung pada keadaan awal & akhir reaksi, maka
perubahan entalpi tidak tergantung pada jalannya reaksi (proses)
d. Entalpi bergantung pada keadaan awal & akhir reaksi, dan juga
bergantung pada jalannya reaksi (proses)
e. Entalpi tidak bergantung pada keadaan awal & akhir reaksi, tetapi
hanya bergantung pada jalannya reaksi (proses)

Jawaban: C
Pembahasan:
Menurut hukum Germain Henry Hess pada tahun 1840, yang di
dasarkan pada fakta bahwa entalpi adalah fungsi keadaan. Artinya,
perubahan panas kalor dari suatu reaksi hanya bergantung pada keadaan
awal & keadaan akhir dari reaksi tersebut dan tidak bergantung pada
jalannya reaksi (proses).

6. Jika sepotong logam Barium direaksikan dengan Asam klorida encer pada
sistem terbuka dengan reaksi:

Ba+2HCl→ BaCl2 + H2

Pada reaksi tersebut sistem melepas kalor sebesar 150 kj dan


menghasilkan gas yang akan menyebabkan terjadinya perubahan volume,
sistem ini juga melakukan kerja sebesar 45 kj. Perubahan energy dalam
dalam proses tersebut adalah….

a. -195 kj
b. +185 kj
c. -162,8 kj
d. +195 kj
e. +162,7 kj

Jawaban: A
Pembahasan:
Dik:

• q = -150 kj (menjadi negatif karena melepas kalor)


• w = 45 kj (menjadi negative karena sistem melakukan kerja)
Dit: ∆ U

Jawab:

∆ U = q+w
= -150 kj +(-45 kj)
= -195 kj

7. Pernyataan di bawah ini berturut-turut tentang akibat terjadinya


penyerapan kalor oleh sistem dan akibat sistem melepaskan kalor ke
lingkungan adalah......

a. Adanya kenaikan suhu pada reaksi eksoterm dan adanya penurunan


suhu pada reaksi endoterm.
b. Adanya penurunan suhu pada reaksi endoterm dan adanya kenaikan
suhu pada reaksi eksoterm
c. Adanya kenaikan suhu pada reaksi endoterm dan adanya penurunan
suhu pada reaksi eksoterm
d. Adanya penurunan suhu pada reaksi eksoterm dan adanya kenaikan
suhu pada reaksi endoterm
e. Semua jawaban a,b,c & d salah

Jawaban: B
Pembahasan:
Pada reaksi endoterm, adanya penurunan suhu sistem yang
mengakibatkan terjadinya penyerapankalor oleh sistem. Sedangkan pada
reaksi eksoterm, adanya kenaikan suhu yang mengakibatkan sistem
melepaskan kalor ke lingkungannya.

8. Sistem dapat mengalami perubahan karena berbagai hal, diantaranya


akibat......

a. Perubahan tekanan, perubahan volume/ perubahan kalor


b. Perubahan suhu & perubahan jumlah zat
c. Kelebihan jumlah zat
d. Penambahan zat lain
e. Penambaan katalis

Jawaban: A
Pembahasan:
Sistem dapat mengalami perubahan karena berbagai hal, di
antaranya akibat perubahan tekanan, perubahan vlume & perubahan tekanan
dapat di sertai pula perubaan kalor, demikian pula sebaliknya.

9. Reaksi termokimia terbagi menjadi….


a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5

Jawaban : B
Pembahasan :
Reaksi termokimia terbagi menjadi dua,yaitu eksoterm dan endoterm

10. Berapa kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 50 g air dari 25°C
menjadi 60°C? (Diketahui kalor jenis air, c = 4,18 J g–°C–1).
a. -7,315 kJ
b. +7,315 kJ
c. -73,15 kJ
d. +73,15 kJ
e. -7315 kJ

Jawaban: B
Pembahasan:
Kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 50 g air adalah sebesar 50
kali 1 g air. Kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu sebesar 35°C
adalah sebanyak 35 kali kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1°C.
Jadi, kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 50 g air dari 25°C
menjadi 60°C (ΔT = 35°C) adalah

Q = m c ΔT
= 50 g × 4,18 J g–1°C–1 × 35°C
= 7,315 kJ
SOAL JAWABAN DAN PEMBAHASAN (ESSAY)

1) Sebanyak 25 ml (25 gram) larutan NH 4 OH 1 M suhunya 20 o C di


campurkan dengan 25 ml (25 gram) larutan HNO 2 1 M suhunya 20o C
dalam calorimeter gelas plastic, ternyata suhu campuran naik menjadi 27,5
o
jika kalor jenis larutan di anggap sama dengan kalor jenis air yaitu 4,18
Jg -1 c -1 . Di bawah ini perubahan entalpi reaksi yang terjadi……
Pembahasan:
Dik:
25 ml NH 4 OH 1 M = 0,025 L
25 ml HNO 2 1 M = 0,025 L

c = 4,18 Jg -1 c -1
∆T = T 2 -T 1 = 27,5-20 = 7,5 0 C
Dit: ∆ H

Jawaban:
NH4OH+HNO 2 → NH4NO 2 +H2O
n NH4OH = M.V
= 1× 0.025
=0.025L
n HNO2 = M.V
= 1× 0.025
=0.025L

Q = m.c.∆ T
=50 g ×4,18 Jg -1 c -1 ×7,5 0 C
= 1567,5 J
= -1567,5 J
= -1,5675 KJ

2) Diketahui:
∆ Hf 0 CO2 = -393,509 KJ/mol
∆Hf 0 O 2 = 0
∆Hf 0 C = 716,682 KJ/mol
Hitunglah perubahan entalpi pembakaran!
Pembahasan:
Untuk menentukan perubahan entalpi pembakaran, maka reaksi pembakaran
harus di tuliskan:

2C (g) +2O 2(g) 2CO 2(g)


Nilai perubahan entalpi dari reaksi di atas dan dapat di cari dengan hukum
Hess, dengan rumus:
∆H= ∆Hf 0 sesudah -∆Hf 0 sebelum
= (2 ∆Hf CO 2 ) - (2∆Hf C + 2∆Hf O 2 )

= (2(-393,509))-(2×716,682+2×0)
= 787,018-1433,364
= -646,346 KJ/mol

3) Bila diketahui energi ikatan rata-rata N-H pada NH3 = 391 kJ/mol, H-H
= 435 Kj/mol, energi ikatan rata-rata rangkap tiga N= 946 kJ/mol, maka
entalpi pembentukan gas NH3 adalah….
Pembahasan :
N2 + 3H2 2NH3
ΔH = Σ energi ikatan rata2 reaktan – Σ energi ikatan rata2 produk
= (1 (946 kJ/mol + 3 (435 kJmol) – (2×3 (391 kJ/mol))
= 946 kJ/mol + 1305 kJ/mol – 2346 kJ/mol
= 2251 kJ/mol – 2346 kJ/mol
ΔH = – 95 kJ/mol (ini untuk 2 mol NH3)
ΔH untuk 1 mol = -95 kJ/mol/ 2mol = – 47,5 kJ/mol

4) 50 mL NaOH 0,1 M direaksikan dengan 50 mL CH3COOH 0,1 M


dalam kalorimeter yang terbuat dari aluminium (dengan kalor jenis
aluminium = 9,0 kJ/ oC) Reaksi ini mengalami kenaikan suhu 4 oC .
Bila kalor yang diserap aluminium diabaikan, hitunglah kalor reaksinya
(Berat jenis larutan dianggap 1 g/mL, c = 4,18 J/g oC)
Penyelesaian :
Diketahui :
V NaOH = 50 mL
[NaOH] = 0,1 M
V CH3COOH = 50 mL

[CH3COOH] = 0,1 M
C kalorimeter = 9,0 kJ/ oC
ΔT = 4 oC
ρ larutan = 1 g/mL
kalor yang diserap aluminium diabaikan
Ditanyakan : q.
Jawab :
Vtotal = 50 ml + 50 ml = 100 ml
m = Vtotal = 1 g/mL x 100 mL = 100 g
q = m x c x ΔT
= 100 g x 4,18 J/g oC x 4 oC
= 1672 J
Jadi, kalor reaksinya sebesar 1672 J.

5) pembentukan entalpi pembakaran dari H 2 S(g), bila entalpi


pembentukan H2S, H2O, dan SO 2 , berturut-turut = 20,6 kJ/mol; -
241,81 kJ/mol; dan – 296,81 kJ/mol.
Pembahasan :
Reaksi pembakaran H 2 S adalah :
H 2 S(g) + ½ O 2 (g) → H 2 O(g) + SO 2 (g)
ΔH R = [ΔH f H 2 O(g) + ΔH f SO 2 (g)] – [ΔH f H 2 S + ΔH f O 2 ]
= [- 241,81 + (- 296,81)] kJ – [(-20,6) + 0] kJ
= 518,02 kJ
Jadi, entalpi pembakarannya adalah 518,02 Kj
DAFTAR PUSTAKA
Rahayu,nurhayati dan Giriarso,jodhi
pramuji.2011.Gagasmedia.Jakarta:Rangkuman kimia SMA.
Fadhli,syamlawi.1997.PT. Gelora Aksara Pratama.Intisari Materi dan
Pembahasan Soal-soal EBTANAS Kimia SMU.
Respati.1992.PT. Rineka Cipta.Jakarta:Dasar-Dasar Ilmu Kimia

Anda mungkin juga menyukai