IPA KIMIA
UNTUK SMA KELAS XI
BAB
IV TERMOKIMIA
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mengamati dan menganalisis proses terjadinya reaksi eksoterm dan endoterm
serta hubungannya dengan sistem dan lingkungan pada reaksi kimia.
Kata kunci:
2. Memahami entalpi dan perubahan entalpi serta menemukan hubungan antara Sistem terbuka
perubahan entalpi dengan reaksi eksoterm dan endoterm. Sistem tertutup
Sistem terisolasi
3. Melakukan pengukuran dan perhitungan perubahan entalpi secara langsung
Lingkungan
dan menggunakan hukum Hess. Hukum termodinamika
4. Menganalisis hubungan energi ikatan dengan perubahan entalpi pada reaksi Entalpi
Perubahan entalpi
kimia.
Hukum Hess
5. Menganalisis berbagai sumber energi berdasar harga entalpinya dan dapat Energi ikatan
mengambil sikap terhadap efisiensi pemanfaatan sumber energi.
1. Sistem dan Lingkungan
Kemana aliran kalor terjadi dan siapa yang
“menyerap” dan siapa yang “melepas” kalor dalam
reaksi kimia perlu ditetapkan secara jelas yaitu
“sistem” dan “lingkungan”.
Sistem merupakan bagian dari semesta yang
menjadi pusat perhatian, dalam reaksi kimia sistem
ini biasanya mencakup zat-zat yang terlibat dalam
reaksi kimia. Sedangkan yang dimaksud lingkungan
adalah bagian di luar sistem yang dapat
mempengaruhi atau menerima akibat dari adanya
perubahan yang terjadi dalam sistem. Antara sistem
dan lingkungan terdapat pembatas (boundary) yang
bersifat nyata atau tidak nyata
1. Sistem dan Lingkungan
Dalam termokimia dikenal ada tiga jenis system yaitu system terbuka, system tertutup dan system
terisolasi.
2. Entalpi dan Perubahan Entalpi
Entalpi (heat, H) merupakan kandungan kalor/panas (heat, H) dari suatu zat, yang khas untuk setiap zat. Zat yang
berbeda wujud dan komposisinya akan berbeda harga entalpinya. Pada setiap reaksi kimia akan selalu diikuti dengan
adanya perubahan entalpi.
Harga mutlak (yang sebenarnya) entalpi suatu zat tidak dapat diketahui, tetapi perubahan harga perubahan entalpi
(rH) dapat diukur dari perubahan suhu yang terjadi. Perubahan entalpi merupakan fungsi keadaan artinya besarnya
perubahan entalpi (rH) ditentukan oleh keadaan akhir dan keadaan awal dan tidak dipengaruhi bagaimana
prosesnya.
rH = Hkeadaan akhir – Hkeadaan awal
Besarnya perubahan entalpi sama dengan perubahan kalor yang terjadi pada tekanan tetap (qp)
rH = qp
Entapi merupakan sifat ekstensif suatu zat (sistem) jadi harganya tergantung dari jumlah zat, entalpi 2 mol air dua
kali lebih besar dari entalpi 1 mol air.
3. Reaksi Eksoterm
dan Endoterm
Untuk memahami apa yang dimaksud
dengan reaksi eksoterm dan endoterm,
lakukan kegiatan eksperimen berikut ini
4. Perubahan Entalpi (H), Reaksi
Eksoterm dan Endoterm
5. Persamaan Termokimia
Persamaan termokimia merupakan persamaan reaksi yang
disertai informasi tentang jumlah mol zat pereaksi dan hasil
reaksi (ditunjukkan oleh koefisien persamaan reaksi), dan
perubahan entalpi ( H) yang menyertai reaksi tersebut.
Contoh :
a. Pada reaksi pembentukan 1 mol air (H2) dari gas hidrogen
dan gas oksigen dilepaskan kalor 285,5 kJ. Persamaan
termokimianya dituliskan:
H2(g) + O2(g) H2O(l) H = - 285,5 kJ
Reaksinya eksoterm (sistem melepas kalor) berarti entalpi
awal sistem lebih besar daripada entalpi akhir sistem atau ,
maka diagram energinya,
5. Persamaan Termokimia
b. Proses penguapan air merupakan proses endoterm, pada
proses penguapan tersebut diperlukan energi sebesar 44 kJ,
persamaan termokimianya adalah,
H2O(l) H2O(g) H = + 44 kJ
Kalor sebesar 44 kJ diserap oleh air sehingga air berubah
menjadi uap air maka H_(H_2 O(l) )< H_(H_2 O(g)) gambar
diagram energinya adalah,
5. Persamaan Termokimia
1. seorang siswa mereaksikan logam (pita) magnesium
dengan larutan HCl dengan reaksi:
Penyelesaian :
massa C dalam 1000 gram arang (48%) = Artinya pada pembakaran 1 mol karbon
48/100 x 1000 gram dibebaskan kalor 393,5 kJ
Perubahan entalpi dari reaksi di atas tidak bisa ditentukan secara langsung dengan bom kalorimeter, sebab
hasil pembakarannya tidak bisa murni gas CO, tetapi akan selalu disertai terjadinya gas CO 2.
Untuk menentukan perubahan entalpi yang tidak dapat ditentukan secara langsung dapat digunakan
Hukum Hess yang menyatakan bahwa, perubahan entalpi suatu reaksi hanya tergantung pada keadaan
awal (zat-zat pereaksi) dan keadaan akhir (zat-zat hasil reaksi) dari suatu reaksi dan tidak tergantung
bagaimana jalanya reaksi. Hal ini dapat dilakukan karena pada dasarnya reaksi kimia dapat berlangsung
dalam beberapa tahap.
8. Energi Ikatan
Pada reaksi kimia terjadi dua proses, pertama ikatan pada senyawa yang bereaksi
putus menjadi atom atau gugus molekul, dan selanjutnya terjadi proses
penggabungan kembali dari atom atau gugus molekul untuk membentuk susunan
baru. Pada proses pemutusan ikatan diperlukan energi atau kalor (endoterm) dan
pada proses pembentukan ikatan dilepaskan energi atau kalor (eksoterm).
Energi ikatan adalah energi atau kalor yang diperlukan untuk memutuskan ikatan
dalam suatu molekul gas menjadi atom - atom atau gugus dalam keadaan gas.
Data energi ikatan dapat untuk memperkirakan harga perubahan entalpi dari suatu
reaksi kimia, dimana harga perubahan entalpi (H) suatu reaksi merupakan selisih
antara kalor yang diperlukan dalam pemutusan ikatan dengan kalor yang dilepaskan
pada penggabungan ikatan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan bahan bakar antara lain, ketersediaan (mudah
didapat), harga dan faktor lingkungan. Bahan bakar fosil mudah tersedia tetapi ada keterbatasan
karena tidak dapat diperbaharui dan dari sisi lingkungan kurang baik karena akan menghasilkan gas
rumah kaca terutama gas CO2 yang berpengaruh pada perubahan iklim dan pemanasan global.
Selain gas CO2 juga dihasilkan gas pencemar NOx dan SOx yang dapat menimbulkan hujan asam.