Anda di halaman 1dari 12

 

Makalah Metode Pengajaran Kimia

Energetika dan Termokimia


Termokimia

Makalah 

Yulia Dwi Putri

24819301 

PROGRAM STUDI MAGISTER PENGAJARAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2020
 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Termokimia adalah ilmu yang mempelajari reaksi kimia dan perubahan energi yang
terlibat. Dalam mempelajari termokimia, diperlukan definisi “sistem” dan “lingkungan”.

Sistem
sesuatuadalah segala sesuatu yang menjadi fokus perhatian kita. Lingkungan adalah segala
selain sistem.

 
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Sistem dan Lingkungan

Sistem adalah reaksi atau tempat yang dijadikan titik pusat perhatian. Lingkungan adalah
semua hal yang menunjang
menunja ng sistem, atau dengan kata lain, semua hal di luar sistem. Contohnya,
 bila anda melihat segelas air, maka segelas air adalah sistem, sementara ruangan dan semua
lainnya adalah lingkungan.
Ada 3 jenis sistem, berdasarkan transformasi materi dan energinya, yaitu:

1)  Sistem terbuka, yaitu sistem dimana pertukaran materi dan energi keluar masuk sistem
1) 
dapat dilakukan. Contohnya, air dalam gelas terbuka.
2)  Sistem tertutup, dimana hanya ada pertukaran energi atau materi satu arah. Contohnya,
2) 
air panas dalam gelas tertutup, dimana hanya panas (energi) dari dalam gelas yang
 bergerak ke arah lingkungan.
3)  Sistem terisolasi, yaitu dimana tidak terjadi pertukaran materi dan energi sama sekali.
3) 
Contohnya, air dalam termos.

2.2 Entalpi

Entalpi berarti kandungan energi pada suatu benda. Entalpi dilambangkan dengan huruf H
(terkadang dengan h). Kita dapat mengetahui perubahan entalpi pada suatu reaksi dengan:

ΔH = Hproduk - Hreaktan

Dimana semuanya terdapat dalam satuan J atau kal.

Jika dihubungkan entalpi dengan hukum termodinamika yang pertama, maka entalpi secara
global tidak pernah berubah. Energi hanya bergerak, namun tidak bertambah atau berkurang.

Entalpi, H, yaitu fungsi keadaan yang merupakan jumlah dari energi dalam (E) dan hasil kali
dari tekanan (P) dan volum (V) sistem. Pada tekanan konstan, perubahan entalpi, ΔH, yang
terjadi dalam suatu reaksi disebut juga sebagai entalpi reaksi (ΔHrx) memil
memiliki
iki nilai yang sama

dengan kalor reaksi (q).

Entalpi reaksi (ΔHrx) juga merupakan fungsi keadaan, yang nilainya bergantung pada H akhir  dan  dan
Hawal. Dalam suatu reak ssii kimia, “akhir” dan “awal” bisa dinyatakan sebagai “produk” dan
“reaktan”. Jadi, H produk  dapat lebih dari
d ari ataupun
ataupu n kurang
ku rang dari H reaktan sehingga tanda nilai
ΔHrx bergantung pada
pa da apakah kalor diserap atau dilepas oleh sistem reaksi. Reaksi disebut
 bilamana melepas
eksoterm bilamana
eksoterm melepa s kalor sehingga entalpi
enta lpi sistem menurun dan Δ ΔH H rx< 0. Reaksi disebut
endoterm bilamana menyerap kalor sehingga entalpi
e ntalpi sistem meningkat dan ΔH rx> 0.

Gambar 1. Diagram termokimia: entalpi untuk reaksi eksoterm (A) dan endoterm (B)

2.3 Reaksi Eksoterm dan Reaksi Endoterm

Kesetimbangan Reaksi dibagi menjadi dua jenis, sesuai dengan arah perpindahan energi.
Mereka adalah : (a) reaksi eksoterm dan (b) reaksi endoterm. Kita akan membahas yang
 pertama dahulu.
a)  Reaksi Eksoterm
a) 
Reaksi eksoterm, adalah kejadian dimana panas mengalir dari sistem ke lingkungan.
Maka, ΔH < O dan suhu produk akan lebih
le bih kecil dari reaktan. Ciri lain, suhu sekitarnya
akan lebih tinggi dari suhu awal.

Contoh
-> CO2 (g) ΔH=-393.4
C(s)+O2 -> ΔH= -393.4 kJ mol-1

Diagram reaksi eksoterm berupa:


Gambar 2. Diagram reaksi eksoterm

 b)  Reaksi Endoterm


 b) 
Reaksi endoterm adalah kejadian dimana panas diserap oleh sistem dari lingkungan.
Maka, ΔH > 0 dan suhu sekitarnya turun. 
turun. 

Contoh:

· H2(g) + I2(g) -> 2HI(g) ΔH=51.9 kJ mol-1


mol -1
· Ba(OH)2(s) + 2NH4Cl (s) -> BaCl2(l) + 2NH3(g) + 2H2O(l)
· Penguapan
Penguapan Alkohol
Alkohol

Berikut diagram reaksi endoterm:

Gambar 3. Diagram reaksi endoterm

2.4 Kondisi Standar dan Persamaan Termokimia

Semua persamaan termokimia akan dituliskan dengan kondisi standar (STP) sebagai acuannya,
yaitu 1 atm (101.3 kPa) dan 25oC (298 K). Ini digunakan karena unsur pada kondisi ini berada
dalam tingkat paling stabil.

Persamaan termokimia akan menyatakan jumlah mol reaktan dan produk, serta menyatakan
 jumlah energi yang terlibat. SI untuk ΔH adalah kJ mol
mo l -1. 'mol-1' tidak menyatakan jumlah
 penyusun senyawa, namun jumlah per mol dalam persamaan
p ersamaan tersebut, biasanya dengan acuan
mol produk adalah 1. Contoh
- > CO2(g) ΔH= -283 kJ mol-1
CO(g) + 1/2 O2(g) ->
2CO(g) + O2(g) -> 2CO2(g) ΔH= -566 kJ mol-1

2.5 Jenis Perubahan Entalpi Standar

Ada beberapa jenis perubahan entalpi standar, yaitu:

1)  Perubahan Entalpi


1)  Entalpi Pembentukan Standar (ΔH
(Δ Hf )

Bernama lain kalor pembentukan standar yang merupakan perubahan entalpi


ent alpi ketika 1 mol
senyawa terbentuk dari unsur-unsurnya pada kondisi standar.
Persamaan termokimianya adalah:

2)  Perubahan Entalpi Pembakaran Standar (Δ


2)  (ΔH
Hc)

Merupakan perubahan entalpi jika 1 mol suatu zat terbakar sempurna pada kondisi

standar.

Persamaan termokimianya adalah:

3)  Perubahan Entalpi Pengatoman Unsur Standar (Δ


3)  (ΔH
Hat)

Dikenal dengan atomisasi unsur yang merupakan perubahan entalpi jika 1 mol
 berbentuk gas terbentuk dari unsur dalam bentuk fisik pada kondisi standar. Reaksi
 pengatoman akan memiliki ⧋ H positif (endoterm). Hal ini dikarenakan reaksi

memerlukan energi untuk memisahkan atom-atom.

Contohnya, pengatoman unsur hidrogen. Persamaan termokimianya adalah:

4)  Perubahan Entalpi Pengatoman Senyawa Standar (Δ


4)  (ΔH
Hat)

Merupakan perubahan entalpi jika 1 mol senyawa diubah menjadi atom-atom dalam
 bentuk gas dalam keadaan standar.

Misalnya pengatoman metana (CH4), persamaan termokimianya sebagai berikut:

5)  Perubahan Entalpi Pelarutan Standar (Δ


5)  Hl)
(ΔH
Perubahan entalpi apabila 1 mol senyawa diubah menjadi larutannya pada keadaan
standar.
 NaOH(s) → NaOH(aq) ⧋ H  =
 = +50 kJ

6)  Perubahan Entalpi Peleburan Standar (Δ


6)  (ΔH
Hfus)

Merupakan perubahan entalpi pada peleburan 1 mol zat padat menjadi zat cair pada
titik leburnya dan tekanan standar. Misalnya peleburan es.

7)  Perubahan Entalpi Penguapan Standar (Δ


7)  (ΔH
Hvap)

Perubahan entalpi pada penguapan 1 mol zat cair menjadi gas pada titik didihnya dan
tekanan standar. Misal penguapan air dan persamaan termokimianya sebagai berikut:

2.6 Kalorimeter 
2.6 

Kalorimetri adalah cara penentuan kalor reaksi dengan kalorimeter. Kalorimeter merupakan
sistem terisolasi (tidak ada perpindahan materi dan energi dengan lingkungan). Jika dianggap
keseluruhan kalorimeter adalah sistem, maka qsistem = 0. Dengan mengukur perubahan
temperatur (ΔT), dapat dihitung jumlah kalor (q) yang terlibat dalam reaksi di dalam
kalorimeter sebagaimana rumus:

a)  Kalorimeter Bom (Kalorimetri Volume Konstan)


a) 
Gambar 4. Kalorimeter Bom

Pada kalorimeter bom berlaku rumus:

[V konstan]

 b)  Kalorimeter Sederhana (Kalorimetri Tekanan Konstan)


 b) 

Gambar 5. Kalorimeter Sederhana

Pada kalorimeter sederhana berlaku rumus:

[V konstan]

2.7 Hukum Hess

Hukum Hess menyatakan bahwa ketika reaktan terkonversi menjadi produk, nilai perubahan
entalpi dari reaksi tetap sama, baik dengan satu langkah ataupun dengan sederetan langkah.
Dengan kata lain, perubahan entalpi dari keseluruhan proses sama dengan jumlah total
 perubahan entalpi setiap langkah. Perhatikan contoh berikut.

Dalam penerapan hukum Hess, kadangkala persamaan termokimia yang tersedia perlu
dimanipulasi terlebih dahulu. Berikut aturan dalam memanipulasi persamaan termokimia:

1)  Ketika persamaan reaksi dibalik (reaktan menjadi produk, produk menjadi reaktan),
1) 
tanda nilai ΔH juga harus dibalik
diba lik (dari
(dari positif menjadi negatif, dan sebaliknya).

2)  Substansi yang dihilangkan dari


2)  da ri kedua sisi persamaan reaksi harus dalam fase yang
sama.

3)  Jika semua koefisien dari suatu persamaan reaksi dikali atau dibagi dengan faktor
3) 
yang sama, maka nilai ΔH reaksitersebut juga
reaksitersebut juga harus dikali atau dibagi dengan faktor
tersebut.

2.8 Pendekatan Energi Ikatan dan Entalpi Reaksi

Energi ikatan (entalpi ikatan), D, adalah energi yang dibutuhkan untuk memutus ikatan pada 1
mol molekul dalam fase gas.
g as. Entalpi reaksi dapat diestimasi dari total energi ikatan dari ikatan
yang putus dikurangi total energi ikatan dari ikatan yang terbentuk.
Gambar 6. Tabel energi ikatan rata-rata

10

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.   Sistem adalah reaksi atau tempat yang dijadikan titik pusat perhatian. Lingkungan adalah
1.
semua hal yang menunjang sistem,

2.   Entalpi, H, yaitu fungsi keadaan yang merupakan jumlah dari energi dalam (E) dan hasil
2.
kali dari tekanan (P) dan volum (V) system.

Ada beberapa jenis perubahan entalpi standar, yaitu:

1)  Perubahan Entalpi


1)  Entalpi Pembentukan Standar (ΔH
(Δ Hf )

2)  Perubahan Entalpi Pembakaran Standar (Δ


2)  (ΔH
Hc)

3)  Perubahan Entalpi Pengatoman Unsur Standar (Δ


3)  (ΔH
Hat)

4)  Perubahan Entalpi Pengatoman Senyawa Standar (Δ


4)  (ΔH
Hat)

5)  Perubahan Entalpi Pelarutan Standar (Δ


5)  (ΔH
Hl)

6)  Perubahan Entalpi Peleburan Standar (Δ


6)  (ΔH
Hfus)

7)  Perubahan Entalpi Penguapan Standar (Δ


7)  (ΔH
Hvap)

3.   Pendekatan energi ikatan dan entalpi reaksi :Energi ikatan (entalpi ikatan), D, adalah energi
3.
yang dibutuhkan untuk memutus ikatan pada 1 mol molekul dalam fase gas. Entalpi reaksi
dapat diestimasi dari total energi ikatan dari ikatan yang
ya ng putus dikurangi total energi ikatan
dari ikatan yang terbentuk.
11

Daftar Pustaka

Achmad, Hiskia. 2001. Penuntun Belajar Kimia Dasar Kimia Larutan. Bandung : PT Citra

Aditya Bakti

Chang, Raymond. 2007.


2 007. Kimia Dasar Jilid 2 Edisi 3. Jakarta : Erlangga

Utami, B. A. Nugroho C. Saputro, L. Mahardiani, S. Yamtinah, dan B. Mulyani. 2009. Kimia

2 : Untuk SMA/MA Kelas XI, Program Ilmu Alam. Pusat Perbukuan, Departemen

Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 274.


12

Anda mungkin juga menyukai